Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“STRATEGI DAKWAH”
Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok Mata Kuliah
Ilmu Dakwah

Dosen Pengampu :

Ibu Ari Ulfa Puspita, M.Pd.I

Di Susun Oleh:
Angga Sohibul Huda (2001011018)
Aulia Nindi Puspita Anggraini (2001011023)
Mas Adatul Afifah (2001011063)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“STRATEGI DAKWAH” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Ibu Ari Ulfa Puspita, M.Pd.I pada mata kuliah Ilmu Dakwah. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pendidikan islam
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ari Ulfa Puspita, M.Pd.I
selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Dakwah yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Metro, 20 September 2022


Penulis

ii
Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i


DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 3


A. Pengertian Strategi Dakwah ............................................................ 3
B. Strategi Yang Dipakai Dalam Penyampaian Dakwah .................... 5
C. Tehnik Penyampaian Dakwah ........................................................ 7
D. Ayat dan Hadis Tentang Strategi Dakwah ...................................... 8

BAB III PENUTUP ................................................................................... 11


A. Kesimpulan ..................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dakwah merupakan kewajiban bagi umat Islam baik secara
perorangan maupun secara berkelompok. Urgensi dari suatu dakwah ialah
untuk meluruskan cara pandang dan menyerukan kebaikan kepada
manusia. Oleh karena itu, dakwah memiliki makna penting dan peran yang
sangat urgen bagi kehidupan manusia yang lebih beradab dan islami.
Seseorang yang telah mengimani Islam akan terdorong untuk
menyampaikan ajaran Islam kepada orang lain. Seorang muslim yang
imannya telah mendalam, merasa berbahagia jika hidupnya telah
disediakan untuk membela keyakinan itu.

Dalam kehidupan didunia, manusia tentunya tidak dapat


terpisahkan dan terlepas dari agama. Hal ini dikarenakan agama sangat
inhern didalam kehidupam social manusia dengan segala hal yang ada
didalam kehidupan manusia itu sendiri. Islam sebagai agama universal
telah berkembang ke berbagai penjuru dan tidak lain karena adanya
dakwah Islamiyah. Perkembangan dakwah islam dari masa ke masa
mengalami pasang surut, akan tetapi jika mengamati perjalanan historis
dakwah Islam, kita akan sampai pada suatu kesimpulan bahwa
perkembangan dakwah islam berjalan dengan menakjubkan.

Dakwah pada dasarnya adalah merupakan suatu aktifitas yang


dilakukan untuk mengubah masyarakat jahiliah menjadi masyarakat
modern yang lebih baik berdasarkan pada aturan dan perintah Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW menyuruh kepada manusia untuk berdakwah dan
menyerukan agam Islam. Tentu saja dalam melakukan dakwah ada
beberapa cara dan strategi yang perlu dilakukan agar bisa mencapai tujuan
yang dinginkan.

Strategi merupakan suatu seni menggunakan kecakapan dan


sumber daya suatu organisai untuk mencapai tujuan tertentu. Begitu pula
dengan dakwah harus ada beberapa rencana yang tersusun untuk dapat
mencapai tujuan dakwah tersebut. Bagaimana Teknik dan cara
penyampaian dakwah, serta dalil-dalil yang membahas tentang strategi
dakwah akan dibahas dalam pembahasan kali ini.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari strategi dakwah?
2. Apa saja strategi yang dipakai dalam penyampaian dakwah?
3. Apa tehnik penyampaian pesan dalam dakwah?
4. Apa saya ayat dan hadis yang membahas tentang strategi dakwah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari strategi dakwah.
2. Untuk mengetahui strategi apa saja yang dipakai dalam penyampaian
dakwah.
3. Untuk mengetahui tehnik apa saja yang digunakan dalam penyampaian
pesan dawah.
4. Untuk mengetahui ayat dan hadis apa saja yang membahas tentang
strategi dakwah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Dakwah


Strategi merupakan istilah yang sering diartikan sebagai “taktik”.
Sementara itu secara konseptual strategi dapat dipahami sebagai suatu garis
besar haluan dalam bentuk tindakan atau bertindak untuk mencapai sasaran
yang telah ditentukan. Starategi juga dapat diartikan dan juga bisa dipahami
sebagai segala cara dan daya untuk menghadapi sasaran yang telah ditentukan
dalam kondisi tertentu untuk memperoleh hasil yang diharapkan secara
maksimal.1

Kata strategi pada mulanya merupakan suatu istilah atau kata yang diambil
dari kalangan militer, yang merujuk pada pemanfaatan dana, daya dan
peralatan yang tersedia untuk memenangkan pertempuran. Akan tetapi
dewasa ini sesuai dengan perkembangan kehidupan pada abad modern, istilah
tersebut ternyata tidak hanya digunakan dalam istilah militer saja, akan tetapi
juga digunakan oleh berbagai organisasi non militer tak terkecuali di
dalamnya, yaitu organisasi masyarakat seperti Nahdlatul Ulama’ (NU) di
dalam pengembangan dakwahnya. Hal tersebut tiada lain dikarenakan
dakwah merupakan suatu aktifitas untuk mengajak manusia menuju suatu
tujuan, yang mana dalam esensi ini adalah tujuan yang lain dan tidak bukan
yaitu menuju jalan Allah SWT. Esensi ini tertuang dalam QS An-Nahl ayat
125. 2 Sementara pengertian strategi menurut beberapa ahli adalah:
1. Stiphanie K. Marrus (1995) menurutnya strategi didefinisikan sebagai
suatu proses penentuan rencana pada pemimpin puncak yang berfokus
pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara
atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
2. Hamel dan Prahalad (1995) strategi merupakan tindakan yang bersifat
incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para
pelanggan dimasa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu
dimulai dari apa yang terjadi. 3

1
Primary, Awaludin, Paragdima Dakwah Humanis : Strategi Dan Metose Dakwah Prof.
KH. Saifuddin Zuhri, (Semarang; Rosadi, 2005) , hlm.50
2
M. Ridho Syabibi, Metodologi Ilmu Dakwah, Kajian Ontologis Dakwah Ikhwan As-
Safa, (Yogyakarta: Sinar Grafika,2008), hlm.13-15.
3
Husein Umar, Strategic Management in Action, ( Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
Utama,2001) ,hlm 35.

3
3. Karl Van Calusewitz strategi diartikan sebagai suatu seni bagi tantara
dalam sebuah pertempuran.
4. Druccer strategi adalah mengajarkan suatu yang benar.

Dari pemaparan di atas, dapat diambil beberapa pengertian tentang strategi


yaitu: strategi dapat diartikan sebagai kerangka atau rencana yang
mengintegrasikan tujuan-tujuan (goals), kebijakankebijakan (policies) dan
tindakan atau program organisasi. Strategi adalah suatu cara bagaimana suatu
organisasi dapat mencapai suatu tujuan yang diinginkan pada masa yang akan
datang. Strategi adalah pola tindakan dan alokasi sumber daya yang dirancang
untuk mencapai tujuan organisasi.4

Dakwah bila kita tinjau dari perspektif etimologi yaitu berasal dari bahasa
Arab (da’a, yad’u, da’watan) 5 yaitu: Kata tersebut secara leksikal memiliki
arti seruan, panggilan dan ajakan. Adapun terminologi dakwah seperti
diungkapkan oleh para ahli adalah sebagai berikut:6
1. Syekh Ali Mahfud dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin beliau
mengungkapkan: Yang berarti dakwah adalah mengajak manusia
untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk (Al-Huda),
menyuruh mereka berbauat baik dan melarang mereka dari perbutan
yang jelek agar mereka mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.
2. Menurut syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, dakwah adalah mengajak
seseorang agar beriman kepada Allah dan apa yang dibawa oleh para
Rosul dengan membenarkan apa yang mereka beritakan, dan
mengikuti apa yang mereka perintahkan.
3. Abu Bakar Aceh beliau mengungkapkan: dakwah adalah perintah
mengadakan seruan kepada semua manusia untuk kembali dan hidup
sepanjang ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh
kebijaksanaan dan nasehat yang baik.
4. H. M. Thoha Yahya Omar. Dakwah adalah mengajak manusia dengan
cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan
untuk kemaslahatan dan kebahagiaan di dunia dan di akherat.
5. Abdul Karim Zaidan. Dakwah adalah merupakan panggilan ke jalan
Allah.

4
Tripomo, MT, Managemen Strategi, (Bandung: Rekayasa Sains, 2005), hlm.17.
5
M. Munir, Wahyu Ilahi, Managemen Dakwah (Jakarta:Kencana, 2006),hlm.17
6
Aminuddin Sanwar, Pengantar Ilmu Dakwah, (Semarang: Fakultas Dakwah, 1986),
hlm.2-3.

4
Strategi dakwah adalah perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan dakwah tertentu. Ada dua hal yang perlu
diperhatikan:
1. Strategi merupakan rencana tindakan (rangkaian tindakan dakwah)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya atau kekuatan. Dengan demikian, strategi merupakan proses
penyusunan rencana kerja, belum sampai ketindakan.
2. Strategi disusun untuk mencapai tujan tertentu. Artinya, arah dari
semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.
Oleh karena sebab itu, sebelum menentukan strategi perlu
dirumuskan tujuan yang jelas serta dapat diukur keberhasilannya. 7
Dari penjelasan di atas, strategi dakwah dapat diartikan sebagai suatu
proses dalam mengatur, mengarahkan, dan menentukan cara daya dan upaya
untuk menghadapi sasaran dakwah dalam situas dan kondisi tertentu agar apa
yang menjadi tujuan dan sasaran dakwah dapat tercapai secara maksimal.
Dengan kata lain strategi dakwah merupakan siasat, taktik atau cara yang
dirancang secara sistematik dan terarah yang ditempuh dalam rangka
mencapai tujuan dakwah. Hal demikian tentunya mengindikasikan
bahwasanya keberadaan daripada apa yang dinamakan sebagai strategi
dakwah adalah mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu organisasi
dakwah.

B. Strategi Yang Dipakai Dalam Penyampaian Dakwah


Sesuai dengan tuntutan pembangunan umat saat ini, gerakan dakwah
hendaknya tidak hanya terfokus pada masalah masalah agama semata, tetapi
mampu memberikan solusi terhadap tuntutan realitas yang dihadapi umat saat
ini. Umat Islam pada lapisan bawah, tidak sanggup menghubungkan secara
tepat isi dakwah yang sering didengar melalui dakwah bi al-Lisan dengan
realitas yang begitu sulitnya kehidupan ekonomi sehari-hari. Untuk gerakan
dakwah dituntut secara maksimal agar mampu melakukan dakwah dalam
bentuk nyata (bi al Hal).8

Terkait dengan upaya konkrit untuk menjadikan dakwah turut


menyelesaikan berbagai problematika umat saat ini, mengutip pandangan
Amrullah Ahmad ia memperkenalkan sebuah teori, yang ia sebut dengan teori
tahapan dakwah. Dalam teori tahapan dakwah, Amrullah Ahmad berusaha
menjelaskan dengan kerangka dakwah sebagaimana yang telah dilakukan

7
Aziz, Ali Moh, Ilmu Dakwah, (Jakarta:Presada Media Grup, 2009), hlm.349.
8
Hamdan Daulay, Dakwah di Tengah Persoalan Budaya dan Politik (Yogyakarta:
LESFI,2001), hlm.7.

5
oleh Rasulullah saw. dan para sahabatnya. Dalam teori tahapan dakwah, Nabi
saw. berdakwah menempuh tiga tahapan yakni:
1. Tahap takwin (tahap pembentukan). Pada masa ini ialah tahap
pembentukan masyarakat dakwah dalam bentuk internalisasi dan
sosialisasi ajaran tauhid. Tahap ini dimulai dari keluarga terdekat, lalu
masyarakat umum.
2. Tahap tanzim (tahap penataan). Yaitu tahap ini merupakan hasil
internalisasi dan sosialisasi yang telah dilakukan pada tahap pertama.
Tahap ini adalah bentuk institusionalisasi Islam, yang diawali oleh
Nabi saw. berhijrah dari Mekah ke Madinah. Jika dalam tahap takwin
proses dakwah adalah proses pengganti ide batil, sedang dalam tahap
tanzim, pembebasan itu benar-benar dalam pengertian pemutusan
secara fisik dan non fisik dari tata penyembahan terhadap berhala
menuju tata sosial tauhid.
3. Tahap utama. Yaitu tahap pelepasan dan kemandirian. Tahap ini
direpresentasikan dalam penyelenggaraan haji wada'. Yakni ketika
masyarakat Islam binaan Nabi saw. telah siap menjadi masyarakat
yang mandiri, sehingga siap meneruskan gerakan dakwah yang telah
dilakukan oleh Rasulullah saw.

Mencermati ketiga tahapan dakwah yang telah dikemukakan di atas dapat


diargumentasikan bahwa dalam mendakwahkan ajaranIslam pada tataran
proses harus melalui tahapan yang bersifat dinamis. Artinya, seorang dai
tidak bisa memaksakan mad'u untuk menerima ajaran Islam secara sporadis
dan spontan, akan tetapi harus ada kompromi antara apa yang diingin dai dan
apa yang dibutuhkan mad'u. Untuk mengkompromikan ini, maka dibutuhkan
strategi yang jitu di dalam melaksanakan gerakan dakwah tersebut.

Karena itu, terkait dengan hal ini Moh. Ali Aziz, menyatakan dakwah
membutuhkan strategi yang tepat. Karena strategi dakwah adalah
perencanaan yang memuat rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan dakwah tersebut. Oleh karena itu ia menawarkan tiga strategi dakwah
yaitu:9
1. Strategi tilawab, artinya mitra dakwah (mad'u) diminta untuk
mendengarkan penjelasan dari mubalig, atau mad'u membaca
sendiri pesan yang ditulis oleh mubalig tersebut.10 Dalam konteks
strategi model ini, dakwah lebih dipraktekkan dalam bentuk

9
Prof. Dr. Moh Aziz. Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), hlm67-66.
10
QS al-Mulk/67:23

6
ceramah, yaitu ada pembicara dan ada yang mendengarkan
pembicaraan tersebut.
2. Strategi tazkiyah (menyucikan jiwa). Jika strategi tilawab melalui
indra pendengaran dan penglihatan, maka strategi tazkiyah melalui
aspek kejiwaan. Karena, salah satu misi dakwah adalah
menyucikan jiwa manusia. Kotoran jiwa dapat menimbulkan
berbagai penyakit, baik penyakit hati maupun badan. Sasaran
strtegi ini bukan pada jiwa yang bersih tetapi jiwa yang kotor.
Parameter jiwa yang kotor di antaranya, dilihat dari gejala jiwa
yang tidak stabil, keimanan yang tidak istiqamah, seperti serakah,
kikir, sombong dan sebagainya.
3. Strategi ta'lim. Strategi ini hampir sama dengan strategi tilawah,
akan tetapi strategi ta'lim lebih mendalam dilakukan secara formal
dan sistematis. Strategi lebih tepat jika dikatan sebagai strategi
dakwah melalui pendidikan formal, yang memiliki kurikulum,
diajarkan secara kontinu dengan tujuan tertentu.

Dari ketiga strategi dakwah di atas, strategi tilawah dan tazkiyah, lebih
mengisyaratkan dakwah tersebut dapat dilakukan dalam bentuk tablig (bi al-
Lisan), sebagaimana yang telah dilakukan Nabi saw. pada tahap awal ketika
Islam didakwahkan di Mekah, selanjutnya strategi ta'lim, mengisyaratkan
dakwah dapat dilakukan dengan cara yang lebih kongkrit, formal dan
sistematis. Dakwah dalam konteks ini dapat dikelompokkan ke dalam dakwah
bi al-Hal.

C. Tehnik Penyampaian Dakwah


Dalam praktiknya agar strategi yang diterapkan oleh sebuah organisasi
dapat berhasil maksimal dan tidak terjadi ketimpangan kebijakan, maka
antara rencana strategis (renstra) dan rencana operasional (renop) haruslah
berjalan sejajar guna mewujudkan visi dan misi dari strategi yang ditargetkan
tersebut. Untuk mewujudkan hal tersebut, tentunya dibutuhkan dibutuhkan
tehnik-tehnik dalam penetapan strategi yang dimaksud. Dalam bukunya,
Hadari Nawawi menyebutkan tehnik-tehnik yang biasa digunakan antara lain:
11

1. Teknik Matrik Faktor Internal dan Eksternal (The Internal and


Eksternal Factor Matrix), yaitu penyusunan strategi dengan cara
menganalisa dan mengevaluasi untuk mengetahui kelemahan dan

11
Hadari Nawawi, Managemen Strategik: Organisasi Non Profit Bidang Pemerintah
dengan Iluatrasi di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta: Gajahmada University Press,2005), hlm.174-
177.

7
kekuatan serta mengkaji peluang dan hambatan yang dihadapi dalam
melaksanakan suatu misi, baik yang bersumber dari dalam atau luar
organisasi.
2. Teknik Matrik Memperkuat dan Mengevaluasi Posisi (The Strengh
Position and Evaluation Matrix), yaitu penyusunan strategi dengan
cara mencocokkan sumber daya internal yang dimiliki (kinerja
organisasi) untuk memperkuat posisi dengan peluang yang ada, dan
mengatasi atau menghindari resiko eksternal.
3. Teknik Matrik dari Kelompok Konsultas Boston (The Boston
Consulting Group matrik), yaitu penyusunan strategi dengan cara
menetapkan strategi yang berbeda-beda untuk setiap biro atau
departemen sebagai satu unit kesatuan.

Dalam penyusunan suatu strategi dakwah, selain memerlukan suatu


tekhnik penyusunan strategi seperti yang tersebut diatas, disisi lain juga harus
mempertimbangkan tahapan-tahapan penyusunannya. Tahapan-tahapan
dalam penyusunan strategi dakwah dimaksudkan agar lebih mudah dalam
melakukan manajemen atas strategi dakwah yang akan diterapkan.

Adapun tahapan-tahapan dalam penyusunan strategi seperti yang


dikemukakan oleh Triton PB dapat dikelompokkan kedalam enam tahapan
penyusunan strategi. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Seleksi yang mendasar dan kritis terhadap permasalahan. Seleksi
tersebut biasanya dilakukan berdasarkan faktor internal dan faktor
eksternal yang menjadi penyebab permasalahan.
2. Menetapkan tujuan dasar dan sasaran strategi. Tujuan dasar dan
sasaran yang hendak dicapai oleh suatu organisasi hendaknya tidak
bertentangan dengan arah, cakupan, dan presfektif jangka panjang
suatu organisai, dikarenakan tujuan dan sasaran merupakan acuan yang
menjadi dasar pengukiran berhasilnya strategi yang diterapkan.
3. Menyusun perencanaan tindakan (action plan).
4. Menyusun rencana penyumberdayaan.
5. Mempertimbangkan keunggulan.
6. Mempertimbangkan keberlanjutan.12

D. Ayat dan Hadis Tentang Strategi Dakwah

12
Triton PB, Marketing Strategic; Meningkatkan Pangsa Pasar dan Daya Saing
(Yogyakarta: Tugu Publiser,2018), hlm.17.

8
Strategi pendekatan dakwah, secara global disebutkan dalam Alquran,
Firman Allah :

‫و اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬W َ َّ‫ ۗنُ اِ َّن َرب‬W‫الَّتِ ْي ِه َي اَحْ َس‬WWِ‫ ا ِد ْلهُ ْم ب‬W‫نَ ِة َو َج‬W‫ ِة ْال َح َس‬Wَ‫ ِة َو ْال َموْ ِعظ‬W‫ع اِ ٰلى َسبِي ِْل َربِّكَ بِ ْال ِح ْك َم‬
َ Wُ‫ك ه‬ ُ ‫اُ ْد‬
)125 :16/‫ ( النحل‬١٢٥ ‫ْن‬Wَ ‫ض َّل ع َْن َسبِ ْيلِ ٖه َوهُ َو اَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِدي‬ َ

Artinya : “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan


pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.
(An-Nahl/16:125)”

Sebagaimana telah disebutkan dalam ayat di atas, jelas ada tiga strategi
yang dilakukan untuk melaksanakan dakwah, yaitu
1. Hikmah (dengan kebijaksanaan);
2. Mau'izhah Hasanah (Nasihat-nasihat yang baik);
3. Mujadalah bil lati hiya ahsan (Diskusi dengan cara yang baik).

Adapun hadis yang menjelaskan tentang strategi dakwah adalah

- Strategi dakwah Al-Hikmah

Memperlakukan seseorang dengan kondisinya. Dalam Al-sa’di, hendaknya


kegiatan dakwah, baik kepada sesama muslim atau kepada orang kafir,
menyeru ke jalan yang lurus serta berisi ilmu yang bermanfaat dan amal
shaleh dengan cara hikmah , yakni sesuai dengan keadaan dan pemahaman
seseorang dan derajat kepatuhanya. Termasuk dalam hikmah adalah
berdakwah dengan ilmu tidak dengan kejahilan.

’’Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan


kepada kami Syu'aib dari Az Zuhriy berkata: telah mengabarkan kepada saya
Humaid bin 'Abdurrahman bahwa Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata:
Ketika kami sedang duduk bermajelis bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam tiba-tiba datang seorang laki-laki lalu berkata: "Wahai Rasulullah,
binasalah aku". Beliau bertanya: "Ada apa denganmu?" Orang itu menjawab:
"Aku telah berhubungan dengan isteriku sedangkan aku sedang berpuasa."
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: "Apakah kamu
memiliki budak, sehingga kamu harus membebaskannya?" Orang itu
menjawab: "Tidak". Lalu Beliau bertanya lagi: "Apakah kamu sanggup bila

9
harus berpuasa selama dua bulan berturut-turut?" Orang itu menjawab:
"Tidak." Lalu Beliau bertanya lagi: "Apakah kamu memiliki makanan untuk
diberikan kepada enam puluh orang miskin?" Orang itu menjawab: "Tidak."
Sejenak Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam terdiam. Ketika kami masih dalam
keadaan tadi, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam diberikan satu keranjang
berisi kurma, lalu Beliau bertanya: "Mana orang yang bertanya tadi?" Orang
itu menjawab: "Aku." Maka Beliau berkata: "Ambillah kurma ini lalu
bershadaqahlah dengannya." Orang itu berkata: "Apakah ada orang yang
lebih faqir dariku, wahai Rasulullah. Demi Allah, tidak ada keluarga yang
tinggal diantara dua perbatasan, yang dia maksud adalah dua gurun pasir,
yang lebih faqir daripada keluargaku." Mendengar itu Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam menjadi tertawa hingga tampak gigi seri Beliau. Kemudian Beliau
berkata: "Kalau begitu berilah makan keluargamu dengan kurma ini."

Dalam dakwah hikmah dilarang untuk menyampaikan ajaran-ajaran parsial


sebelm yang esensial baik dengan maksud karena keinginan akan hidayah
mad’u yang terlalu menggebu apalagi untuk tujuan politik yang kotor

Metodelogi dakwah menurut surat an-Nahl ayat 125 yang pertama adalah
bil hikmah, hikmah dalam al-qur’an disebutkan sebanyak 20 kali, Toya yahya
mengartikan hikmah adalah meletakan sesuatu pada tempatnya dengan
berfikir, berusaha menyusun dan mengatur dengan cara yang sesuai keadaan
zaman dengan tidak bertentangan dengan larangan tuhan. Pada hadist di atas,
menjelaskan tentang seorang pemuda dengan segala kejujurannya
menghampiri Rasulullah SAW. Dan bertanya tentang hukum yang harus dia
tanggung karena telah berhubungan badan dengan istrinya pada siang hari di
bulan suci Ramadhan. Pemuda ini dengan penuh kesadaran bahwa apa yang
telah ia perbuat melanggar ketentuan agama.Rasulullah SAW.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Strategi dakwah dapat diartikan sebagai suatu proses dalam mengatur,
mengarahkan, dan menentukan cara daya dan upaya untuk menghadapi
sasaran dakwah dalam situas dan kondisi tertentu agar apa yang menjadi
tujuan dan sasaran dakwah dapat tercapai secara maksimal. Dengan kata lain
strategi dakwah merupakan siasat, taktik atau cara yang dirancang secara
sistematik dan terarah yang ditempuh dalam rangka mencapai tujuan dakwah.
Hal demikian tentunya mengindikasikan bahwasanya keberadaan daripada
apa yang dinamakan sebagai strategi dakwah adalah mempunyai peran yang
sangat penting dalam suatu organisasi dakwah. Strategi yang digunakan
dalam penyampaian dakwah itu sendiri terdapat tiga yaitu:
1. Strategi tilawab
2. Strategi tazkiyah
3. Strategi ta'lim.

Dalam penyampaiannya ada tekhik yang digunakan antara lain Teknik


Matrik Faktor Internal dan Eksternal, Teknik Matrik Memperkuat dan
Mengevaluasi Posisi (The Strengh Position and Evaluation Matrix), Teknik
Matrik dari Kelompok Konsultas Boston (The Boston Consulting Group
matrik).
B. Saran

Dari kesimpulan di atas penulis memberikan saran kepada penulis sendiri


dan para pembaca sekalian untuk dapat memahami serta menghayati dan
mengambil pelajaran dari setrategi dakwah, terutama tatacara untuk berdakwah
dan senantiasa memberikan teguran ketika melihat sesuatu yang menyimpamg
bdari ajaran islam dan kita bias memakai tatacara dakwah seperti yang sudah di
jelaskan di atas. Sehingga hal tersebut dapat menjadi bahan evaluasi bagi diri
kita tentang bagaimana perjuangan kita untuk agama islam pada saat ini
sudahkah kita lakukan dengan benar? Pertayaan akan bisa kita jawab sendiri
ketika memahami materi di atas.

11
DAFTAR PUSTAKA
Awaludin, Primary, Paragdima Dakwah Humanis : Strategi Dan Metose
Dakwah Prof. KH. Saifuddin Zuhri, Semarang; Rosadi, 2005.

Syabibi , M. Ridho, Metodologi Ilmu Dakwah, Kajian Ontologis Dakwah


Ikhwan As-Safa, Yogyakarta: Sinar Grafika, 2008.

Umar Husein , Strategic Management in Action, Jakarta: PT.Gramedia


Pustaka Utama, 2001.

MT , Tripomo, Managemen Strategi, Bandung: Rekayasa Sains, 2005.

Ilahi Wahyu , M. Munir, Managemen Dakwah, Jakarta:Kencana, 2006.

Sanwar, Aminuddin , Pengantar Ilmu Dakwah, Semarang: Fakultas


Dakwah, 1986.

Ali Moh , Aziz, Ilmu Dakwah, Jakarta:Presada , Media Grup, 2009.

Daulay, Hamdan , Dakwah di Tengah Persoalan Budaya dan Politik ,


Yogyakarta: LESFI,2001.

Nawawi, Hadari, Managemen Strategik: Organisasi Non Profit Bidang


Pemerintah dengan Iluatrasi di Bidang Pendidikan, Yogyakarta: Gajahmada
University Press, 2005.

PB, Triton, Marketing Strategic; Meningkatkan Pangsa Pasar dan Daya


Saing, Yogyakarta: Tugu Publiser, 2018.

Aziz , Prof. Dr. Moh , Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2004.

12

Anda mungkin juga menyukai