MUHAMMAD ANTARIKSAWAN
KOMISARIAT AL-QUD
KAMDA OGAN
2023
Kata pengantar
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Alhamdulillah puji syukur ke hadirat Allah swt, yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, karena nikmat dari-Nya lah sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Studi Strategi Dakwah
Kontemporer Di Indonesia Nahdatul Ulama Dan Muhammadiyah Dalam
Perfektif Pemanfaatan Media Masa”. Tak lupa pula shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah saw, beserta keluarga, sahabat, dan kita para
pengikutnya yang Insya Allah senantiasa Istiqomah di jalan-Nya.
Muhammad antariksawan
DAFTRA ISI
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Secara etimologis dakwah berasal dar bahasa arab yang berarti seruan , ajakan
panggilan ( ismail nasution, 2021).
Islam agama rahmatan lil ‘alamin harus mampu memberikan kontribusi dan
solusi terhadap perkembangan dan perubahan masyarakat modern. Selama ini
peradaban Islam, mengalami stagnan bahkan Islam menjauh dari hiruk- pikuk
dunia sains. Kalau kita menengok ke belakang, justru Islam sebagai pelopor
terhadap temuan-temuan sains yang kemudian dikembangkan oleh peradaban
Barat.
Ilmu pengetahuan dan peradaban dunia sekarang ini, kiblatnya berada pada
peradaban Barat dan seakan-peradaban Islam akan mengalami stagnan tanpa
kemajuan yang signifikan untuk kemaslahatan umat. Kemunduran sains dalam
Islam dipicu oleh pemasungan pemikiran umat Islam dengan ditutupnya pintu
ijtihad ditambah lagi wacana epistemologi keilmuan Islam klasik yang berpola
Ghazalian (mazhab Al-Ghazali) yang belakangan lebih dominan. Tidak heran
kalau prestasi temuan di bidang iptek kalah jauh dari orang Barat, bahkan dalam
dunia Muslim temuan sains hampir tidak dikatakan tidak ada.
Mengahadapi hal tersebut maka para ulama membuat gerakan yang bisa
memberikan pembaharuan pemahaman islam dalam kehidupan bermasyrakat
dengan menyesuaikan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang pesat.
Tentu dengan berbagai strategi dakwah yang kekinian atau kontemporer.
TINJAUAN PUSTAKA
I. Konsep Dakwah
a. Pengertian dakwah
Dakwah (Arab: دعوة, da‘wah; "ajakan") adalah kegiatan yang bersifa menyeru,
mengajak dan memanggil manusia untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai
dengan akidah, akhlak dan syariat Islam secara sadar dan terencana.Tujuanutama
dari dakwah adalah mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
b. Tinjauan termologi
Banyak ahli atau pakar yang berusaha mendefinisikan dakwah dan mereka
bervariasi dalam mengungkapkannya. Di antara para ahli tersebut adalah:
Dakwah artinya setiap usaha atau aktivitas dengan lisan atau tulisan yang
bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan
menaati Allah SWT sesuai dengan garis-garis aqidah dan syari’ah serta
akhlakIslamiyah.
Dakwah ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang
benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan di dunia
dan akhirat.
c. Unsur-unsur dakwah
Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat dalam setiap
kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah da’i (pelaku dakwah), mad’u (mitra
dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah (media dakwah), thariqah (metode),
dan atsar (efek dakwah).
Secara umum kata da’i ini sering disebut dengan sebuatn mubaligh (orang
yang menyampaikan ajaran Islam), namun sebenarnya sebutan ini konotasinya
sangat sempit, karena masyarakat cenderung mengartikannya sebagai orang yang
menyampaikan ajaran Islam melalui lisan, seperti penceramah agama, khatib
(orang yang berkhotbah), dan sebagainya.
Mad’u yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia penerima
dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang
beragama Islam maupun tidak: atau dengan kata lain, manusia secara keseluruhan.
Secara umum Al-Qur’an menjelaskan ada tiga tipe mad’u, yaitu: mukmin,
kafir dan munafik. Dari ketiga klasifikasi besar ini, mad’u kemudian
dikelompokkan lagi dalam berbagai macam peneglompokan. Misalnya, orang
mu’min dibagi mejadi tiga, yaitu: dzalim linafsih, muqtashid, dan sabiqun
bilkhairat. Kafir bisa dibagi menjadi kafir zimmi dan kafir harbi. Mad’u atau mitra
dakwah terdiri dari berbagai macam golongan manusia.
Pada dasarnya, materi dakwah tidak lan adalah Al Qur’an dan Al Hadits
sebagai sumber utama yang meliputi: aqidah, syariah, dan akhlak dengan berbagai
macam cabang ilmu yang diperoleh darinya
Karena sangat luasnya ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits,
maka da’i harus cermat dan mampu dalam memilih materi yang akan disampaikan
kepada mad’udengan mempertimbangkan situasi dan kondisi masyarakat
Kata metode telah menjadi bahasa Indonesia yang memiliki pengertian ”suatu
cara yang bisa ditempuh atau cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai
dan menyelesaikan suatu tujuan, rencana sistem, tata pikir manusia”. Sedangkan
dalam metodologi pengajaran ajaran Islam disebutkan bahwa metode
adalah”suatu cara yang sistematis yang umum teritama dalam mencari kebenaran
ilmiah.
d. Tujuan Dakwah
Tujuan dakwah merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Dengan
tujuan itulah dapat dirumuskan suatu landasan tindakan dalam pelaksanaan
aktivitas dakwah
Tujuan dakwah secara umum adalah megubah perilaku sasaran dakwah agar
mau menerima ajaran Islam dan mengamalkannya dalam dataran kenyataan
kehidupan sehari-hari baik yang bersangkutan dengan masalah pribadi, keluarga,
maupun sosial kemasyarakatannya, agar terdapat kehidupan yang penuh dengan
keberkahan samawi dan keberkahan ardhi (al-A’raf:96).
Kata strategi selalu diartikan atau disejajarkan dengan kata cara. Strategi
kemudian berarti cara untuk menyelesaikan sesuatu. Dalam konteks ini padanan
kata cara untuk strategi tidaklah melulu salah karena memang strategi adalah cara
Hal yang membedakan antara strategi dan cara dalam arti harfiah adalah
bahwa strategi mempunyai arti yang luas dan kompleks. Kata cara dapat
dipergunakan dalam banyak kondisi tetapi strategi adalah cara untuk
menyelesaikan sesuatu secara jangka panjang.
Ini kemudian berarti bahwa strategi adalah kegiatan yang dilakukan organisasi
untuk mencapai tujuan yang telah ada atau aksi dalam organisasi untuk mencapai
performance terbaiknya
Strategi ini dalam segala hal digunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Tujuan tidak akan mudah dicapai tanpa strategi, karena pada dasarnya
segala tindakan atau perbuatan itu tidak terlepas dari strategi. Adapun tentang
taktik, sebenarnya merupakan cara yang digunakan, dan merupakan bagian dari
strategi.
Faktor-faktor ini dapat bersumber dari dalam maupun dari luar diri sang
pengambil keputusan strategi apa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan semula. Oleh karena itu sangat penting pula untuk
diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi diambilnya suatu strategi,
termasuk dalam penetapan strategi dakwah sebuah organisasi.
1. Lingkungan: Lingkungan tidak pernah berada pada suatu kondisi yang tetap
dan tidak berubah. Perubahan yang terjadi pada lingkungan berpengaruh
sangat kuat dan luas kepada segala sendi kehidupan manusia. Sebagai individu
dan masyarakat, tidak hanya pada cara berpikir tetapi juga tingkah laku,
kebiasaan, kebutuhan, dan pandangan hidup.
Dari pemaparan di atas terlihat jelas bahwa faktor yang mendominasi untuk
mempengaruhi ditetapkannya suatu organisasi ialah faktor yang berasal dari
lingkungan, baik lingkungan di luar organisasi maupun lingkungan di dalam
organisasi itu sendiri.
Karena strategi adalah suatu alat untuk mencapai suatu tujuan, maka strategi
juga memiliki beberapa sifat:
Tahap awal yang dilakukan oleh Rasul menghasilkan kekuatan yang sangat
tangguh, seperti adanya bantuan dan dorongan dana yang besar dari istrinya
(Khadijah), dan memperoleh motivasi dari Abu Bakar Siddiq, seorang tokoh
masyarakat yang sangat berpengaruh serta disegani.
Kita benar-benar yakin bahwa keberhasilan Rasul itu tidak terlepas dari
bimbingan dan petunjuk Allah. Ketika menerima wahyu pertama, beliau tidak
langsung mengislamkan seluruh warga Quraisy, tetapi memulainya dengan sabar
dari keluarga terdekatnya, meskipun Beliau kerap menerima berbagai hasutan,
hinaan, siksaan, bahkan usaha-usaha pembunuhan dan penjegalan. Semua itu
merupakan pelajaran yang sangat berharga yang diberikan oleh Rasulullah SAW,
tentang perlunya penggunaan strategi.
2. Pola pikir dan wawasan yang luas tersebut akan mempengaruhi umat Islam
dalam hal kepribadian, sehingga tidak mudah larut terbawa watak tradisional
emosional dan sikap-sikap negatif lainnya, termasuk tidak menghargai
pendapat orang lain-lain. Dari situlah terwujud persaudaraan Islam (ukhuwah
Islamiah) akan terwujud.
a. Sejarah NU
Nahdlatul Ulama (NU, bahasa Arab: ضةَ نَ ْه ْ translit. nahḍatul
العلَ َما ْء,
‘ulamā', har. 'Kebangkitan Para Ulama';) adalah organisasi
keagamaan Islam Indonesia didirikan oleh Hasyim Asy'ari, kepala pesantren di
Jawa Timur. NU memiliki anggota berkisar dari 40 juta (2013) hingga lebih dari
95 juta pada Tahun (2021) yang menjadikannya sebagai organisasi Islam terbesar
di dunia. NU juga merupakan badan amal yang mengelola pondok pesantren,
sekolah, perguruan tinggi, dan rumah sakit serta mengorganisir masyarakat untuk
membantu peningkatan kualitas hidup umat Islam.
b. Dasar pemikiran NU
Nahdlatul Ulama menganut firkah ahlussunah wal-jama'ah, yaitu sebuah pola
pikir yang mengambil jalan tengah antara nash (Al-Qur'an dan hadis) dengan akal
(ijmak dan qiyas). Oleh sebab itu sumber hukum Islam bagi warga NU tidak
hanya Al-Qur'an maupun Sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal
ditambah dengan realitas empiris.
a. Sejarah muhammadiyah
Pada tanggal 18 November 1912 (8 Zulhijah 1330 H), Ahmad Dahlan—
pejabat pengadilan Keraton Yogyakarta dan seorang Ulama Muslim terpelajar
lulusan dari Makkah—mendirikan organisasi Muhammadiyah di Kampung
Kauman, Yogyakarta. Ada beberapa motif yang melatarbelakangi berdirinya
gerakan ini. Di antara yang penting adalah keterbelakangan masyarakat Muslim,
banyaknya muslim yang masih menyukai klenik dan banyaknya Kristenisasi di
kawasan penduduk miskin. Ahmad Dahlan, yang banyak dipengaruhi oleh
reformis Mesir Muhammad Abduh, menganggap modernisasi dan pemurnian
agama dari praktik sinkretis sangat vital dalam reformasi agama. Oleh karena itu,
sejak awal Muhammadiyah sangat perhatian dalam memelihara tauhid dan
menyempurnakan monoteisme di masyarakat.
Dalam catatan Adaby Darban, ahli sejarah dari UGM kelahiran Kauman,
nama ”Muhammadiyah” pada mulanya diusulkan oleh kerabat dan sekaligus
sahabat Kyai Ahmad Dahlan yang bernama Muhammad Sangidu, seorang Ketib
Anom Kraton Yogyakarta dan tokoh pembaruan yang kemudian menjadi
penghulu Kraton Yogyakarta, yang kemudian diputuskan Kyai Dahlan setelah
melalui salat istikharah (Darban, 2000: 34). Pada masa kepemimpinan Kyai
Dahlan (1912–1923), pengaruh Muhammadiyah terbatas di karesidenan-
karesidenan seperti: Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, dan Pekajangan, sekitar
daerah Pekalongan sekarang. Selain Yogya, cabang-cabang Muhammadiyah
berdiri di kota-kota tersebut pada tahun 1922. Pada tahun 1925, Abdul Karim
Amrullah membawa Muhammadiyah ke Sumatra Barat dengan membuka cabang
di Sungai Batang, Agam. Dalam tempo yang relatif singkat, arus gelombang
Muhammadiyah telah menyebar ke seluruh Sumatra Barat, dan dari daerah inilah
kemudian Muhammadiyah bergerak ke seluruh Sumatra, Sulawesi,
dan Kalimantan. Pada tahun 1938, Muhammadiyah telah tersebar ke seluruh
Indonesia.
IV Media Masa
PEMBAHASAN
PR, sesuai dengan peran dan fungsinya, bertindak sebagai komunikator yang
mewakili organisasi untuk menyampaikan atau menyebarluaskan pelbagai
informasi kepada publik yang dijadikan sasaran, baik publik internal maupun
publik ekstrenal (Ruliana, 2014:177). Oleh karena itu, dalam Ilmu Komunikasi
PR merupakan suatu metode komunikasi dan telah menjadi begian dari objek
studi ilmu komunikasi.
Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media
massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria
sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik
yang memenuhi kriteria media massa adalah radio, televisi, film, media on-line
(internet).
LTNNU sebagai penyedia media dan informasi, akan menjadi “corong” bagi
setiap aktifitas NU, baik secara struktural maupun kultural. LTNNU juga akan
menjadi penjaga data dan informasi sekaligus rujukan bagi segenap warga NU
dan seluruh masyarakat pada umumnya yang ingin memperoleh informasi tentang
NU.
Dari banyaknya media massa yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana dakwah,
melalui media TV, radio, majalah, koran ataupun website, untuk saat ini LTNNU
lebih memilih fokus merawat dan mengembangkan website resmi milik PCNU.
Namun LTNNU juga banyak bekerja sama dengan media lain sebagai jalan
alternatif untuk tetang berdakwah lewat media massa.
Hadirnya akses internet merupakan media yang tidak bisa dihindari karena
sudah menjadi peradaban baru dalam dunia informasi dan komunikasi tingkat
global. Dengan adanya akses internet, maka sangat banyak informasi yang dapat
dan layak diakses oleh masyarakat intenasional, baik untuk kepentingan pribadi,
pendidikan, bisnis, dan lain-lain. Di mana munculnya jaringan internet dianggap
sebagai sebuah revolusi dalam dunia komunikasi informasi.
Dari banyaknya ragam media online, Website dinilai paling efektif dalam
menyebarkan informasi juga sebagai media dakwah organisasi Nahdlatul Ulama.
Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media
massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria
sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik
yang memenuhi kriteria media massa adalah radio, televisi, film, media on-line
(internet).
Media elektronik dibagi menjadi dua yaitu media audio berupa Radio dan
media audio-visual berupa televisi. Organisasi Muhammadiyah Jepara dalam hal
pemanfaatan media elektronik pernah menggunakan media Radio sebagai sarana
media dakwah. Radio milik Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM)
Menu yang ada sekarang masih berjumlah sekitar 150 menu yang terdiri
dari Menu Header, Menu samping dan Menu Footer. Tipe menu ada yang statis
(seperti Profil, Sejarah, dll.) dan menu dinamis (berita, agenda, pengumuman,
forum, bacaan se-hari-hari, download materials, dll.).
PENUTUP
Setelah penulis melakukan penelitian terhadap strategi pemanfaatan media
massa pada organisasi Islam Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah Jepara, ada
beberapa kesimpulan bahwa media massa yang digunakan dua organisasi ini
adalah ; media massa cetak, media massa elektronik dan media massa online.
Berikut kesimpulan dalam kajian ini:
Hamzah, Fahri. 2010. Negara, Pasar, dan Rakyat. Jakarta: Faham Indonesia
Nasution, I., Kom, S., & Sos, M. (2021). Studi Ilmu Dakwah Kontemporer. Cv.
Pusdikra Mitra Jaya.