Anda di halaman 1dari 18

STUDI GERAKAN IKHWANUL MUSLIMIN

DALAM STRATEGI DAKWAH DAN


POLITIK IQOMATUDDIN

OLEH :

LISSYA PRAMAISHELLA PUTRI

PENGURUS KOMISARIAT AL-QUDS

PENGURUS DAERAH OGAN

2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Alhamdulillahirobbil „aalamiin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. sehingga saya
dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul
“Studi Gerakan Ikhwanul Muslimin dalam Strategi Dakwah dan Politik Iqomatuddin” ini
disusun untuk memenuhi salah satu penugasan dalam alur pendaftaran Daurah Marhalah 2
KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) Daerah Ogan.
Makalah ini penulis susun semaksimal mungkin dengan bantuan berbagai referensi dari
penulis lain sehingga dapat selesai meski hasilnya masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran sebagai masukan yang membangun dari para
pembaca untuk hasil yang lebih baik lagi di masa yang mendatang.
Semoga makalah ini dapat menjadi ajang pembelajaran yang bermanfaat memperluas
wawasan kita bagi kebangkitan Islam dan memotivasi para pembaca sekalian untuk bersemangat
membangun peradaban muslim sejati. Kebenaran hanya milik Allah, jika ada kesalahan itu murni
berasal dari kekeliruan penulis. Terima kasih. Wassalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tanjung Batu, 09 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2

1.3 Tujuan .................................................................................................................................. 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 3

2.1 Berdirinya Ikhwanul Muslimin ............................................................................................ 3

2.2 Gerakan Dakwah Ikhwanul Muslimin ................................................................................. 4

2.3 Periode Pergerakan Ikhwanul Muslimin .............................................................................. 5

BAB 3 PEMBAHASAN ................................................................................................................ 7

3.1 Karakteristik dan Prinsip Gerakan Dakwah Hassan Al-Banna ............................................ 7

3.2 Strategi Dakwah dan Peran Strategis Ikhwanul Muslimin dalam Kehidupan Umat ........... 9

3.3 Politik Iqomatuddin (Penegakan Agama) .......................................................................... 11

BAB 4 PENUTUP ....................................................................................................................... 13

4.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 13

4.2 Saran ................................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 15

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan Islam secara kaffah atau menyeluruh adalah cita-cita besar bagi
setiap kaum muslimin yang beriman. Kebangkitan kepemimpinan Islam menjadi
kerinduan terdalam dari para pejuang dakwah yang masih bertahan sampai saat ini.
Kejayaan Kekhalifahan Turki Utsmani bertahun-tahun lalu masih menjadi role model
berdirinya negara Islam yang sejahtera di seluruh lapisan dunia. Eksistensi agama Islam
saat ini memang belum sekuat posisi Islam di masa lalu, tapi tak dapat dipungkiri gerakan
dan cita-cita menegakkan nilai-nilai Islam masih terus memiliki nafas di banyak
golongan masyarakat dunia, baik besar maupun kecil.

Dalam beberapa tahun ini, banyak gerakan Islam yang dibentuk dan bisa menjadi
cermin untuk pembelajaran bagi generasi berikutnya. Salah satu gerakan Islam yang
dinilai cukup berhasil dan memiliki basis kekuatan yang berpengaruh besar adalah
gerakan Islam Ikhwanul Muslimin. Gerakan ini didirikan oleh seorang tokoh yang
namanya terkenal hingga sekarang, yakni Hassan Al-Banna yang berasal dari Mesir.
Gerakan ini hadir melalui keprihatinan yang mendalam akan kondisi umat Islam saat itu
yang posisinya melemah semenjak keruntuhan Kekhalifahan Islam yang berhasil diraih
oleh Sultan Muhammad Al-Fatih 1453.

Gerakan Ikhwanul Muslimin berusaha untuk menegakkan nilai-nilai Islam yang


murni sesuai pedoman Al-Qur‟an dan ajaran sunnah Rasulullah saw. tanpa adanya
intervensi atau campur tangan manusia yang banyak menafsirkan asal sesuai nafsu dan
akal terbatas duniawinya. Gerakan ini berkembang sangat pesat dan meluas hingga ke
belahan dunia dan menunjukkan bahwa kerinduan akan nilai-nilai Islam yang murni
seperti di zaman Rasulullah saw. dan para pemimpin selanjutnya yang adil akan mengisi
kehausan di dunia yang begitu kering saat ini.

1
Meski begitu, banyak sepak terjang yang harus dilalui Ikhwanul Muslimin dan
para pengikutnya dalam memperjuangkan dakwah terutama dalam memerangi berbagai
kebijakan pemerintah yang jauh dari kemaslahatan masyarakat dan jauh dari nilai-nilai
Islam karena kecondongannya pada negara barat yang menjajah. Dalam makalah ini,
akan dijelaskan lebih lanjut mengenai startegi dakwah yang dilakukan Ikhwanul
Muslimin dari sejak berdirinya sampai sekarang ketika mereka berusaha menegakkan
agama Islam melalui setiap lini kehidupan masyarakat, terutama jalur politik melalui
berbagai kebijakan pemerintahannya yang berpihak pada kesejahteraan rakyat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu gerakan Ikhwanul Muslimin dan tujuan berdirinya?
2. Bagaimana strategi dakwah dan politik iqomatuddin Ikhwanul Muslimin untuk
menegakkan nilai-nilai Islam secara menyeluruh di kalangan kaum muslimin?

1.3 Tujuan Penulisan


3. Untuk mengetahui apa itu gerakan Ikhwanul Muslimin dan tujuan berdirinya
4. Untuk mengetahui strategi dakwah dan politik iqomatuddin Ikhwanul Muslimin
dalam menegakkan nilai-nilai Islam secara menyeluruh di kalangan kaum muslimin

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Berdirinya Ikhwanul Muslimin


Ikhwanul Muslimin adalah sebuah gerakan Islam yang sangat terkenal dalam
usahanya menegakkan nilai-nilai Islam yang murni bersumber dari Al-Qur‟an dan sunnah
Rasulullah saw. di dalam kehidupan masyarakat Islam. Gerakan ini berdiri di Mesir,
tepatnya di kota Ismailiyah pada bulan Maret tahun 1928. Tercetusnya gerakan ini
bermula dari datangnya enam orang pemuda Mesir kepada Hassan Al-Banna setelah
mereka mendengar ceramahnya mengenai pembentukan sebuah perkumpulan Islam.

Alhasil, berdirilah Ikhwanul Muslimin yang memiliki arti „saudara-saudara


Muslim‟ yang saat didirikan memiliki nama Jam‟iyat al-Ikhwan al-Muslimin. Dalam
bahasa Inggris, organisasi ini disebut sebagai Moslem Brotherhood atau Moslem
Brethern. Pemimpin Ikhwanul Muslimin, yakni Hassan Al-Banna, sangat terkenal dengan
ilmu dan perannya sehingga gerakan ini bisa berkembang dan meluas dengan sangat
cepat bahkan menjadi basis yang berpengaruh pada kekuatan politik di Mesir dan menjadi
inspirasi bagi gerakan-gerakan Islam lainnnya (Adhar & Musyarif, n.d.).

Gerakan Ikhwanul Muslimin diterima banyak masyarakat karena dianggap


mampu membaca keinginan dan kebutuhan masyarakat lewat dakwah dan aksi nyatanya.
Gerakan ini pun tidak hanya bergerak di bidang sosial dan ekonomi, tapi juga sampai ke
politik dengan prinsip yang dikemukakan oleh Hassan Al-Banna bahwa mereka juga akan
berperan dalam bidang politik selama hal itu diperuntukkan untuk kepentingan dan
kemaslahatan umat. Besarnya kekuatan Ikhwanul Muslimin menjadikan gerakan ini
mampu memiliki 2.000 cabang dalam kurun waktu 20 tahun saja (1929-1949).

Eksistensi Ikhwanul Muslimin yang begitu pesat memberi dampak yang sangat
signifikan antara gerakan Islam dan pemerintah yang selama ini seringkali dianggap sulit
bersatu. Ikhwanul Muslimin menunjukkan bahwa andil peran dalam pemerintahan bisa
menjadi salah satu kekuatan yang begitu besar dalam menegakkan Islam. Hal ini terbukti
dengan gerakan mereka yang strategis hingga mampu memberi pengaruh dan peran

3
dalam pemeritahan, seperti ikut serta dalam mengubah bentuk pemerintahan di Mesir
yang sebelumnya berupa kerajaan menjadi negara republik.

Pada tahun 1950-an, Ikhwanul Muslimin juga berhasil membina hubungan


dengan anggota Perwira Bebas Mesir yang mana hal ini sangat berdampak pada posisi
kedudukan mereka yang lolos dari risiko pembubaran karena mereka dikelompokkan
sebagai sebuah gerakan jamaah dan bukan gerakan politik atau partai politik. Meski
begitu, sepak terjang gerakan ini dalam menegakkan nilai-nilai Islam sangat panjang dan
penuh perjuangan. Tak jarang mereka difitnah, hendak dibubarkan, bahkan sampai
dibunuh. Semua ancaman dan tantangan ini tak menjadikan mereka surut dalam
menjalankan dakwah sampai saat ini.

2.2 Gerakan Dakwah Ikhwanul Muslimin


Muktamar pertama atau musyawarah nasional pertama Ikhwanul Muslimin
diadakan di Kota Ismailiah pada tahun 1931. Dua tahun berikutnya, tepatnya di bulan
Mei 1933, mereka mulai aktif menerbitkan majalah untuk menampung dan
menyebarluaskan aspirasi anggotanya yang begitu tajam dan kritis. Pada tahun 1935,
muktamar nasional yang ketiga diadakan di Kairo dan mengahasilkan berbagai
keputusan-keputusan yang penting seperti mendirikan percetakan dan surat kabar
Ikhwanul Muslimin, rancangan strategi dakwah Ikhwanul Muslimin, sikap mereka
terhadap pihak lain, serta pembentukan tata administratif dan keuangan.

Selain beberapa kebijakan di atas, salah satu peran yang digalakkan oleh
Ikhwanul Muslimin di tahun 1938 adalah mengajak pelajar atau mahasiswa di dalam dan
di luar Mesir untuk menyebarkan dan membersamai dakwah mereka melalui pembinaan
agama. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa Ikhwanul Muslimin sangat menghargai peran
mahasiswa dan memperhatikan kegiatan mereka. Di tahun ini pula, mereka
mengembangkan tim dakwah keliling yang semakin melebarkan sayap Ikhwanul
Muslimin sampai menimbulkan kekhawatiran dari pemerintah Mesir disebabkan oleh
kekritisan mereka terhadap kebijakan pemerintah yang tak berpihak pada umat.

Berbagai tekanan dari pemerintah akhirnya harus dirasakan oleh Ikhwanul


Muslimin mulai dari Hassan Al-Banna yang dipindahkan secara paksa ke Qona pada

4
1941, dihentikannya penerbitan majalah, bahkan Hassan Al-Banna ditahan selama satu
bulan bersama sekretarisnya. Meski begitu, gerakan Ikhwanul Muslimin tak pernah surut
bahkan terus berkembang pesat terutama untuk mengkritisi berbagai kebijakan
pemeritahkan terhadap penjajahan Inggris yang dinilai tidak menguntungkan masyarakat.
Bahkan, pada tahun 1946, Ikhwanul Muslimin semakin menaruh perhatian pada kegiatan
mahasiswa yang mereka beri sponsor seperti Universitas al-Azhar dan lain sebagainya
agar mereka menumbuhkan nilai-nilai nasionalisme dan melawan penjajahan Inggris
terhadap Mesir.

Ikhwanul Muslimin dengan keberanian dan pondasi kekuatannya yang semakin


besar telah membuat takut negara-negara adidaya seperti Inggris, Perancis, dan Amerika
sehingga mereka meminta Duta Besar Inggris di Mesir untuk membuat permohonan
kepada Kepala Pemerintahan Mesir saat itu, yakni an-Nuqrasyi Pasha agar membubarkan
gerakan Ikhwanul Muslimin, menyita seluruh kekayaan mereka, menangkap, memfitnah,
dan menyiksa aktivisnya agar meninggalkan gerakan tersebut.

Pada akhir tahun 1948, terjadi peristiwa mengejukan dengan terbunuhnya an-
Nuqrasyi Pasha yang menjadikan pemerintah menuduh Ikhwanul Muslimin sebagai
pelakunya. Pembunuhan ini mengakibatnya tersulutnya emosi para pengikut an-Nuqrasyi
sehingga mereka berjanji akan membalas dengan pembunuhan Hassan Al-Banna.
Akhirnya, pada bulan Februari 1949, Hassan Al-Banna wafat karena dibunuh. Tahun
berikutnya, melalui pergantian kabinet ke an-Nuhas, ia membebaskan Ikhwanul
Muslimin dengan menetapkan bahwa pembubaran organisasi ini tidak sah dan tidak
beralasan.

2.3 Periode Pergerakan Ikhwanul Muslimin

Hubungan antara pergerakan Ikhwanul Muslimin dengan pemerintahan Mesir


dibagi menjadi dua periode, yakni periode pra-evolusi dan pasca-evoluasi. Pada masa
pra-evolusi, sering terjadi perlakuan keras dari pemerintah Mesir kepada Ikhwanul
Muslimin dengan terjadinya konspirasi, penindasan, yang berujung demonstrasi.
Kekuatan Ikhwanul Muslimin yang begitu besar dan kritis terhadap pemerintah
menjadikan mereka kerap kali tak disambut hangat dalam pemerintahan.

5
Dalam dua pemerintahan oleh Ahmad Mahir Pasha dan al-Nuqrasyi Pasha yang
gagal karena melawan Ikhwanul Muslimin, pemimpin selanjutnya yakni Ismail Shidqi
Pasha mencoba jalan strategi lain dengan berusaha menerima aspirasi para aktivis di
Ikhwanul Muslimin dan mengadakan kerja sama.

Sayangnya, hal ini meski menguntungkan pemerintah ternyata malah berbalik


merugikan gerakan Ikhwanul Muslimin karena mereka mendapat serangan dan fitnah
oleh partai Wafd dan komunis yang menuding mereka pro pemerintah. Tudingan keras
ini sangat bertentangan dengan sikap asli Ikhwanul Muslimin yang selalu kritis terhadap
berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.

Periode kedua ialah pasca-revolusi yang terbagi menjadi tiga era pemerintahan.
Era pertama dipimpin oleh Gamal Abdunnasser yang pada awalnya mendapat dukungan
dari Ikhwanul Muslimin. Seiring waktu, Gamal ternyata malah menunjukkan sifat aslinya
yang ternyata tidak berniat mendirikan negara Islam tetapi malah menumpas dan
membungkam gerakan Ikhwanul Muslimin dan gerakan keagamaan lainnya.

Era kedua dipimpin oleh Sadat yang justru memanfaatkan Islam untuk
menyingkarkan bekas pengaruh kekuasaan kubu Nasser dan kelompok kiri. Namun, sikap
asli Sadat juga akhirnya kelihatan melalui kebijakannya yang memenjarakan seribu lebih
masyarakat terutama dari aktivis Islam, pengacara, dosen, wartawan, dokter, dan lain
sebagainya.

Era ketiga dipimpin oleh Husni Mubarak dengan strategi dan semangat yang lebih
baru tanpa gerakan konfrontasi dan penindasan seperti sebelumnya. Di tahun
kepemimpinannya, ia menentang keras pihak yang menggunakan kekerasan untuk
mengkritik pemerintah. Ia bersikap lebih hati-hati dan memandang Ikhwanul Muslimin
merupakan bukti bangkitnya Islam yang mampu memiliki peran dalam negara (Farida,
2014).

6
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik dan Prinsip Gerakan Dakwah Hassan Al-Banna

Hassan Al-Banna sebagai pendiri Ikhwanul Muslimin telah memberikan pengaruh


yang sangat luas bukan hanya di negara Mesir dan negara Timur tengah lainnya, tapi juga
sampai ke penjuru dunia termasuk Indonesia. Gerakan dakwah yang ia dan aktivisnya
lakukan tak luput dari perasaan ingin terlepas dari penjajahan serta krisis moral dan akhlak
dalam menegakkan syariat Islam di negaranya.

Di Indonesia, gerakan dakwah Hassan Al-Banna memberi pengaruh yang besar terhadap
pergerakan mahasiswa muslim Indonesia sekitar tahun 1980-1990-an. Dengan dakwah
harakinya, Hassan Al-Banna mencoba menggalakkan perubahan melalui aksi nyata yang
berdampak positif bagi kemajuan umat demi tercapainya cita-cita kejayaan Islam seperti di
masa lampau. Prinsip gerakan dakwah Hassan Al-Banna ia letakan pada sebuah organisasi
pergerakan Islam yakni Ikhwanul Muslimin yang bersandar dan mencari sumber langsung
dari Al-Qur‟an dan sunnah Rasulullah saw.

Dalam pergerakannya, dakwah Hassan Al-Banna dalam Ikhwanul Muslimin memiliki


prinsip dan karakteristik sebagai berikut.

3.1.1 Dakwah Rabbaniyah

Dalam prinsipnya, Hassan Al-Banna berpandangan bahwa sebelum memulai gerakan


apapun, yang harus terlebih dahulu dipahami dan diajarkan kepada setiap individu muslim
adalah mengenai Tuhannya, Allah SWT. yang Esa dan membangun kedekatan dengan Sang
Khalik. Dalam dakwahnya ia menenkankan hubungan kepada Allah sebagai landasan nomor
satu agar setiap pribadi muslim tidak tergoda dan termakan oleh kefanaan dunia. Gerakan
Ikhwanul Muslimin selalu menyatakan ‘Allah Ghoyatuna’ atau „Allah adalah tujuan kami‟
dalam setiap perilaku mereka sedari tidur hingga terbangun lagi dalam medan dakwah.

7
3.1.2 Dakwah ‘Alamiyah

Hassan Al-Banna yang selalu berusaha berpatokan pada Al-Qur‟an dan sunnah juga
menegaskan kembali prinsip dakwah yang digalang oleh Rasulullah saw. mengenai
pembebasan mengenai peraturan suku dan ras yang mengikat dan tidak adil. Baginya,

dakwah harus disampaikan kepada seluruh umat tanpa dikekang oleh tali ras, suku, maupun
kedudukan. Setiap manusia dipandang sama di hadapan Allah dan hanya iman dan ketaatan
merekalah yang membedekannya.

3.1.3 Dakwah Syumul

Ikhwanul Muslimin berusaha menjalankan dakwah secara menyeluruh dengan tidak


hanya berfokus pada satu aspek, tetapi tetap memperhatikan keseluruhan aspek lainnya.
Dalam gerakan ini, setiap lini kehidupan mendapatkan perhatian yang penting mulai dari
ekonomi, sosial, politik, kesehatan, dan lain sebagainya. Gerakan ini menyadari bahwa Islam
telah mengatur segalanya secara detail dan bisa diterapkan dalam keseharian seorang muslim
di dalam kehidupannya sebagai seorang pribadi, keluarga, hingga masyarakat.

3.1.4 Dakwah Ilmiyah

Hassan Al-Banna lahir di keluarga yang sangat mengedepankan ilmu pengetahuan.


Baginya, ilmu menjadi corak kebangkitan yang utama dalam penegakkan agama Islam.
Dengan ilmu, umat muslim bisa memiliki kekuatan untuk menguasi berbagai pengetahuan
dan teknologi secara menyeluruh. Keseimbangan antara ilmu dunia dan akhirat akan
menyelamatkan umat muslim di tengah guncangan peradaban yang semakin bebas saat ini.

3.1.5 Dakwah Aqlaniyah (Rasional)

Hassan Al-Banna selalu menasihati para aktivis dakwah agar berjalan di atas akal dan
tidak terhasut oleh emosi semata. Setiap muslim hendaknya menggunakan akal untuk
bersemangat mencari kebaikan dan melihat setiap peristiwa dengan pandangan yang
menyeluruh dari berbagai aspek dan pertimbangan.

8
Dalam berdakwah akal dan pemikiran yang logis dengan berlandaskan pada nilai-nilai
Islam yang lembut tetapi tegas akan mampu diterima masyarakat. Dengan penyampaian yang
jelas dan bahasa yang mudah dipahami dalam keseharian objek dakwahnya penting untuk
selalu diutamakan.

3.1.6 Dakwah Amaliyah

Dalam dakwahnya, tindakan nyata (action) dari para pelaku dakwah yang bekerja untuk
umat dan kebangkitan Islam adalah nilai yang sangat diutamakan. Dalam perjalanan
dakwahnya, Hassan Al-Banna telah membina berbagai sisi kehidupan yang penting bagi
masyarakat sehingga pengaruh gerakannya begitu terasa bagi masyarakat bahkan jauh lebih
baik daripada tindakan pemerintah itu sendiri (Hadisaputra, 2017).

3.2 Strategi Dakwah dan Peran Strategis Ikhwanul Muslimin dalam Kehidupan Umat
Strategi dakwah dan peran yang digalakkan Ikhwanul Muslimin sejak berdirinya hingga
saat ini memiliki konsep yang tak lekang oleh zaman karena berpatokan pada Al-Qur‟an dan
hadist Rasulullah saw. Adapun konsep pergerakan strategi dakwah Ikhwanul Muslimin
adalah sebagai berikut.

3.2.1 Konsep Akidah

Akidah atau keimanan seseorang menjadi tolak ukur dan pondasi yang paling kokoh bagi
keberadaan kaum muslimin yang hendak membangun dan menegakkan nilai-nilai Islam di
negaranya. Pembentukan akhlak, pemahaman akan ke-tahuid-an, Al-Qur‟an, dan sunnah
adalah hal-hal pertama yang harus dibentuk pada diri seorang muslim.

3.2.2 Konsep Dakwah

Pada tahap pertama fase dakwahnya, Hassan Al-Banna membuat prioritas dakwah di
abad ke-19 yang berfokus kepada hal-hal sebagai berikut.
1. Pembentukan jati diri muslim sejati (binaa’ al-fard al-muslim)
2. Terbangunnya rumah tangga dan keluarga muslim (binaa’ al-usroh al-muslimah)
3. Terbentuknya masyarakat muslim (binaa’ al-mujtama’ al-muslim)

9
4. Penyatuan umat Islam/berdirinya pemerintahan Islami (tauhid al-ummahu al-Islamiyyah)
(Husain bin Muhammad bin Ali Jabir, 2001)

3.2.3 Konsep Pendidikan


Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, pendidikan menjadi sektor yang sangat
penting untuk dikembangkan oleh gerakan Ikhwanul Muslimin yang mana mereka turut
melibatkan pelajar dan mahasiswa dengan cara membekali mereka dengan akhlak dan
pemahaman yang baik serta turut serta memberikan sponsor kepada universitas-universitas
ternama di Mesir dan sekitarnya sebagai wujud kepedulian mereka terhadap kegiatan para
mahasiswa.

3.2.4 Konsep Ekonomi


Dalam gerakannya, Ikhwanul Muslimin mencoba terlebih dahulu untuk memberantas
garis kemiskinan di negaranya dan membebaskan Mesir dari monopoli penjajahan asing.
Baginya, selama kemiskinan belum diberantas, maka negara tidak akan mempunyai
kekuatan untuk lepas dari ketergantungan terhadap pihak asing atau negara lain yang datang
hanya untuk memanfaatkan negeri dan penduduk mereka.

3.2.5 Konsep Politik


Dalam perkembangannya, Ikhwanul Muslimin mencoba membangkitkan semangat
nasionalisme penduduk negerinya agar bersemangat dalam membebaskan diri dari belenggu
penjajahan pihak luar terutama yang hendak menjatuhkan kebangkitan Islam. Nasionalisme
yang diusung oleh Ikhwanul Muslimin tidaklah lepas dari nilai-nilai agama melainkan
sebuah pergerakan untuk menegakkan agama Islam seperti perjuangan Rasulullah saw.
dahulu beserta perjuangan para al-Khulafa‟ al-Rasyidin di masa dahulu.

3.2.6 Konsep Sosial


Dalam gerakannya, Ikhwanul Muslimin berusaha untuk menjaring setiap lini masyarakat
tanpa terkecuali untuk bersama-sama membangun peradaban, kemanusiaan, dan akses yang
lebih baik bagi masyarakat muslim, baik di dalam maupun di luar negeri. Hal ini juga
terbukti melalui keterlibatan Ikhwanul Muslimin memerangi Israel dan membela perjuangan

10
rakyat Palestina membebaskan diri dari penjajahan. Selain itu, berbagai upaya perbaikan
masyarakat juga terus menerus dilakukan, seperti membangun sarana kesehatan, lapangan
pekerjaan, dan lain sebagainya bagi warga Mesir yang bahkan dianggap jauh lebih dirasakan
oleh masyarakat daripada sikap dan kebijakan pemerintah Mesir sendiri (Musyarif, 2017).

3.3 Politik Iqomatuddin (Penegakkan Agama)

Ikhwanul Muslimin hadir sebagai wadah yang efektif untuk mempersatukan aspirasi
masyarakat dalam bidang sosial dan politik melalui berbagai kebijakan dan perannya yang
berdampak baik bagi masyarakat. Gerakan ini berhasil mempersatukan setiap orang di
berbagai kalangan, mulai dari wartawan, mahasiswa, dosen, insinyur, dokter, dan lain
sebagainya untuk mencapai tujuan yang satu yakni penegakkan syariat Islam di muka bumi.
Perannya dalam membangun akidah dan kebutuhan umat akan fasilitas kesehatan,
pendidikan, panti asuhan, pabrik, dan lain sebagainya telah memberi titik terang terhadap
kebangkitan negara oleh kaum muslimin.

Nilai-nilai kehidupan bercirikan Islam yang selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari seperti rendah hati, gemar bersedekah, kritis dalam menuntut ilmu, berani, dan berjiwa
nasionalisme yang tinggi untuk membebaskan diri dari penjajahan telah menarik hati begitu
banyak umat muslim di penjuru Mesir dan dunia yang merindukan hadirnya perdamaian dan
keadilan sesuai ajaran Islam.

Hassan Al-Banna melalui gerakan Ikhwanul Musliminnya mendapat kesimpulan bahwa


dalam menegakkan negara yang Islami seperti di masa Rasulullah saw. dan para pengikutnya
yang luar biasa adalah dengan terlebih dahulu membangun basis ditegakkannya agama Islam
dan syariat-syariatnya secara menyeluruh dalam kehidupan keseharian umat muslim di
seluruh dunia. Adapun untuk mencapai kembali eksistensi kekhalifahan Islam yang sudah
pudar ialah melalui berbagai langkah berikut ini.

a. Menjalin kerjasama yang sempurna antar negara-negara Islam di dunia terkait berbagai
sisi kehidupan, seperti wawasan sosial, ekonomi, dan sebagainya;

11
b. Membentuk dan mengadakan berbagai pertemuan untuk menjalin peraturan dan
kerjasama yang terikat antar negara-negara tersebut secara politik;
c. Menyatukan bangsa-bangsa muslim melalui persatuan yang utuh hingga dikemudian hari
dapat mengangkat satu imam yang sama sebagai pemersatu agama dan bangsa di seluruh
dunia (Hadisaputra, 2017).

12
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Ikhwanul Muslimin dalam pelaksanaannya telah memberikan pengaruh yang sangat besar
bagi gerakan muslim lain di wilayah Mesir dan seluruh dunia. Aksi dan tujuannya untuk
menegakkan kembali syariat Islam secara menyeluruh di seluruh dunia lewat proses dan
strategi yang pasti dan nyata telah membuat gerakan ini menjadi sumber dan patokan bagi
gerakan lain yang menginginkan tercapainya tujuan yang sama. Gerakan yang berazaskan Al-
Qur‟an dan hadist yang murni dari Allah SWT. dan Rasulullah saw. membuat seluruh
kebijakan mereka terasa dekat dengan rakyat yang merindukan kebangkitan Islam dan sosok
pemimpin yang satu di seluruh dunia.
Dalam peran yang diambilnya di tengah masyarakat, mereka tidak menyebarkan dakwah
hanya kepada golongan tertentu, tetapi berdakwah pada setiap bagian dan kedudukan
masyarakat di segala profesi dan status sosialnya. Selain itu, gerakan ini juga menuntut
keutamaan ilmu pengetahuan dan tauhid serta telah melibatkan banyak pelajar dan mahasiswa
agar dapat dibentuk menjadi pribadi muslim yang sejati sehingga kelak dapat membentuk
keluarga muslim, lalu melahirkan masyarakat muslim sampai akhirnya pemerintahan Islam
dapat berdiri dengan tegak di muka bumi Allah ini.
Dalam gerakannya, Ikhwanul Muslimin telah memberi pengaruh yang sangat signifikan
terhadap gerakan mahasiswa dan partai politik di Indonesia yang merindukan pemahaman
ilmu dan Islam yang mendalam serta penegakkan nilai-nilai Islam dalam lingkungan
masyarakat mereka.

4.2 Saran
Gerakan dan perjalanan Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh Hassan Al-Banna
semoga dapat terus menjadi inspirasi dan diimplementasikan oleh para penerus generasi
bangsa Indonesia, terutama dari golongan mahasiswa yang lepas dari perjalanannya di
kampus akan menempuh dunia yang lebih luas dan menaruh manfaat lebih banyak kepada
lingkungannya. Prioritas akan mengakui ke-Esaan Allah semoga dapat selalu menjadi

13
pembimbing dalam melangkah untuk menegakkan dan menghidupkan kembali kejayaan
Islam yang telah lama menghilang.
Tentulah makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karen itu, penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharapkan banyak kritik dan saran serta
koreksi dari pembaca sekalian yang luas ilmunya daripada penulis. Semoga makalah ini dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik bagi kita semua.

14
DAFTAR PUSTAKA

Adhar, & Musyarif. (n.d.). Pendidikan Islam Ikhwanul al-Muslimin (telaah pemikiran Hassan
Al-Banna).

Farida, U. (2014). Peran Ikhwanul Muslimin Dalam Perubahan sosial Politik Di Mesir. Jurnal
Penelitian, 8(1), 45–70.

Hadisaputra, S. (2017). Kontektualisasi Pemikiran Dakwah Hasan Al-Banna. Aqlania, 8(1), 1.


https://doi.org/10.32678/aqlania.v8i01.1019

Husain bin Muhammad bin Ali Jabir. (2001). Menuju Jamaatul Muslimin.

Musyarif, M. (2017). Hasan Al-Banna Al-Ikhwan Al-Muslimun. KURIOSITAS: Media


Komunikasi Sosial Dan Keagamaan, 10(1), 91–104. https://doi.org/10.35905/kur.v10i1.588

15

Anda mungkin juga menyukai