OLEH :
2023
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
3.2 Strategi Dakwah dan Peran Strategis Ikhwanul Muslimin dalam Kehidupan Umat ........... 9
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Perkembangan Islam secara kaffah atau menyeluruh adalah cita-cita besar bagi
setiap kaum muslimin yang beriman. Kebangkitan kepemimpinan Islam menjadi
kerinduan terdalam dari para pejuang dakwah yang masih bertahan sampai saat ini.
Kejayaan Kekhalifahan Turki Utsmani bertahun-tahun lalu masih menjadi role model
berdirinya negara Islam yang sejahtera di seluruh lapisan dunia. Eksistensi agama Islam
saat ini memang belum sekuat posisi Islam di masa lalu, tapi tak dapat dipungkiri gerakan
dan cita-cita menegakkan nilai-nilai Islam masih terus memiliki nafas di banyak
golongan masyarakat dunia, baik besar maupun kecil.
Dalam beberapa tahun ini, banyak gerakan Islam yang dibentuk dan bisa menjadi
cermin untuk pembelajaran bagi generasi berikutnya. Salah satu gerakan Islam yang
dinilai cukup berhasil dan memiliki basis kekuatan yang berpengaruh besar adalah
gerakan Islam Ikhwanul Muslimin. Gerakan ini didirikan oleh seorang tokoh yang
namanya terkenal hingga sekarang, yakni Hassan Al-Banna yang berasal dari Mesir.
Gerakan ini hadir melalui keprihatinan yang mendalam akan kondisi umat Islam saat itu
yang posisinya melemah semenjak keruntuhan Kekhalifahan Islam yang berhasil diraih
oleh Sultan Muhammad Al-Fatih 1453.
1
Meski begitu, banyak sepak terjang yang harus dilalui Ikhwanul Muslimin dan
para pengikutnya dalam memperjuangkan dakwah terutama dalam memerangi berbagai
kebijakan pemerintah yang jauh dari kemaslahatan masyarakat dan jauh dari nilai-nilai
Islam karena kecondongannya pada negara barat yang menjajah. Dalam makalah ini,
akan dijelaskan lebih lanjut mengenai startegi dakwah yang dilakukan Ikhwanul
Muslimin dari sejak berdirinya sampai sekarang ketika mereka berusaha menegakkan
agama Islam melalui setiap lini kehidupan masyarakat, terutama jalur politik melalui
berbagai kebijakan pemerintahannya yang berpihak pada kesejahteraan rakyat.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Eksistensi Ikhwanul Muslimin yang begitu pesat memberi dampak yang sangat
signifikan antara gerakan Islam dan pemerintah yang selama ini seringkali dianggap sulit
bersatu. Ikhwanul Muslimin menunjukkan bahwa andil peran dalam pemerintahan bisa
menjadi salah satu kekuatan yang begitu besar dalam menegakkan Islam. Hal ini terbukti
dengan gerakan mereka yang strategis hingga mampu memberi pengaruh dan peran
3
dalam pemeritahan, seperti ikut serta dalam mengubah bentuk pemerintahan di Mesir
yang sebelumnya berupa kerajaan menjadi negara republik.
Selain beberapa kebijakan di atas, salah satu peran yang digalakkan oleh
Ikhwanul Muslimin di tahun 1938 adalah mengajak pelajar atau mahasiswa di dalam dan
di luar Mesir untuk menyebarkan dan membersamai dakwah mereka melalui pembinaan
agama. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa Ikhwanul Muslimin sangat menghargai peran
mahasiswa dan memperhatikan kegiatan mereka. Di tahun ini pula, mereka
mengembangkan tim dakwah keliling yang semakin melebarkan sayap Ikhwanul
Muslimin sampai menimbulkan kekhawatiran dari pemerintah Mesir disebabkan oleh
kekritisan mereka terhadap kebijakan pemerintah yang tak berpihak pada umat.
4
1941, dihentikannya penerbitan majalah, bahkan Hassan Al-Banna ditahan selama satu
bulan bersama sekretarisnya. Meski begitu, gerakan Ikhwanul Muslimin tak pernah surut
bahkan terus berkembang pesat terutama untuk mengkritisi berbagai kebijakan
pemeritahkan terhadap penjajahan Inggris yang dinilai tidak menguntungkan masyarakat.
Bahkan, pada tahun 1946, Ikhwanul Muslimin semakin menaruh perhatian pada kegiatan
mahasiswa yang mereka beri sponsor seperti Universitas al-Azhar dan lain sebagainya
agar mereka menumbuhkan nilai-nilai nasionalisme dan melawan penjajahan Inggris
terhadap Mesir.
Pada akhir tahun 1948, terjadi peristiwa mengejukan dengan terbunuhnya an-
Nuqrasyi Pasha yang menjadikan pemerintah menuduh Ikhwanul Muslimin sebagai
pelakunya. Pembunuhan ini mengakibatnya tersulutnya emosi para pengikut an-Nuqrasyi
sehingga mereka berjanji akan membalas dengan pembunuhan Hassan Al-Banna.
Akhirnya, pada bulan Februari 1949, Hassan Al-Banna wafat karena dibunuh. Tahun
berikutnya, melalui pergantian kabinet ke an-Nuhas, ia membebaskan Ikhwanul
Muslimin dengan menetapkan bahwa pembubaran organisasi ini tidak sah dan tidak
beralasan.
5
Dalam dua pemerintahan oleh Ahmad Mahir Pasha dan al-Nuqrasyi Pasha yang
gagal karena melawan Ikhwanul Muslimin, pemimpin selanjutnya yakni Ismail Shidqi
Pasha mencoba jalan strategi lain dengan berusaha menerima aspirasi para aktivis di
Ikhwanul Muslimin dan mengadakan kerja sama.
Periode kedua ialah pasca-revolusi yang terbagi menjadi tiga era pemerintahan.
Era pertama dipimpin oleh Gamal Abdunnasser yang pada awalnya mendapat dukungan
dari Ikhwanul Muslimin. Seiring waktu, Gamal ternyata malah menunjukkan sifat aslinya
yang ternyata tidak berniat mendirikan negara Islam tetapi malah menumpas dan
membungkam gerakan Ikhwanul Muslimin dan gerakan keagamaan lainnya.
Era kedua dipimpin oleh Sadat yang justru memanfaatkan Islam untuk
menyingkarkan bekas pengaruh kekuasaan kubu Nasser dan kelompok kiri. Namun, sikap
asli Sadat juga akhirnya kelihatan melalui kebijakannya yang memenjarakan seribu lebih
masyarakat terutama dari aktivis Islam, pengacara, dosen, wartawan, dokter, dan lain
sebagainya.
Era ketiga dipimpin oleh Husni Mubarak dengan strategi dan semangat yang lebih
baru tanpa gerakan konfrontasi dan penindasan seperti sebelumnya. Di tahun
kepemimpinannya, ia menentang keras pihak yang menggunakan kekerasan untuk
mengkritik pemerintah. Ia bersikap lebih hati-hati dan memandang Ikhwanul Muslimin
merupakan bukti bangkitnya Islam yang mampu memiliki peran dalam negara (Farida,
2014).
6
BAB 3
PEMBAHASAN
Di Indonesia, gerakan dakwah Hassan Al-Banna memberi pengaruh yang besar terhadap
pergerakan mahasiswa muslim Indonesia sekitar tahun 1980-1990-an. Dengan dakwah
harakinya, Hassan Al-Banna mencoba menggalakkan perubahan melalui aksi nyata yang
berdampak positif bagi kemajuan umat demi tercapainya cita-cita kejayaan Islam seperti di
masa lampau. Prinsip gerakan dakwah Hassan Al-Banna ia letakan pada sebuah organisasi
pergerakan Islam yakni Ikhwanul Muslimin yang bersandar dan mencari sumber langsung
dari Al-Qur‟an dan sunnah Rasulullah saw.
7
3.1.2 Dakwah ‘Alamiyah
Hassan Al-Banna yang selalu berusaha berpatokan pada Al-Qur‟an dan sunnah juga
menegaskan kembali prinsip dakwah yang digalang oleh Rasulullah saw. mengenai
pembebasan mengenai peraturan suku dan ras yang mengikat dan tidak adil. Baginya,
dakwah harus disampaikan kepada seluruh umat tanpa dikekang oleh tali ras, suku, maupun
kedudukan. Setiap manusia dipandang sama di hadapan Allah dan hanya iman dan ketaatan
merekalah yang membedekannya.
Hassan Al-Banna selalu menasihati para aktivis dakwah agar berjalan di atas akal dan
tidak terhasut oleh emosi semata. Setiap muslim hendaknya menggunakan akal untuk
bersemangat mencari kebaikan dan melihat setiap peristiwa dengan pandangan yang
menyeluruh dari berbagai aspek dan pertimbangan.
8
Dalam berdakwah akal dan pemikiran yang logis dengan berlandaskan pada nilai-nilai
Islam yang lembut tetapi tegas akan mampu diterima masyarakat. Dengan penyampaian yang
jelas dan bahasa yang mudah dipahami dalam keseharian objek dakwahnya penting untuk
selalu diutamakan.
Dalam dakwahnya, tindakan nyata (action) dari para pelaku dakwah yang bekerja untuk
umat dan kebangkitan Islam adalah nilai yang sangat diutamakan. Dalam perjalanan
dakwahnya, Hassan Al-Banna telah membina berbagai sisi kehidupan yang penting bagi
masyarakat sehingga pengaruh gerakannya begitu terasa bagi masyarakat bahkan jauh lebih
baik daripada tindakan pemerintah itu sendiri (Hadisaputra, 2017).
3.2 Strategi Dakwah dan Peran Strategis Ikhwanul Muslimin dalam Kehidupan Umat
Strategi dakwah dan peran yang digalakkan Ikhwanul Muslimin sejak berdirinya hingga
saat ini memiliki konsep yang tak lekang oleh zaman karena berpatokan pada Al-Qur‟an dan
hadist Rasulullah saw. Adapun konsep pergerakan strategi dakwah Ikhwanul Muslimin
adalah sebagai berikut.
Akidah atau keimanan seseorang menjadi tolak ukur dan pondasi yang paling kokoh bagi
keberadaan kaum muslimin yang hendak membangun dan menegakkan nilai-nilai Islam di
negaranya. Pembentukan akhlak, pemahaman akan ke-tahuid-an, Al-Qur‟an, dan sunnah
adalah hal-hal pertama yang harus dibentuk pada diri seorang muslim.
Pada tahap pertama fase dakwahnya, Hassan Al-Banna membuat prioritas dakwah di
abad ke-19 yang berfokus kepada hal-hal sebagai berikut.
1. Pembentukan jati diri muslim sejati (binaa’ al-fard al-muslim)
2. Terbangunnya rumah tangga dan keluarga muslim (binaa’ al-usroh al-muslimah)
3. Terbentuknya masyarakat muslim (binaa’ al-mujtama’ al-muslim)
9
4. Penyatuan umat Islam/berdirinya pemerintahan Islami (tauhid al-ummahu al-Islamiyyah)
(Husain bin Muhammad bin Ali Jabir, 2001)
10
rakyat Palestina membebaskan diri dari penjajahan. Selain itu, berbagai upaya perbaikan
masyarakat juga terus menerus dilakukan, seperti membangun sarana kesehatan, lapangan
pekerjaan, dan lain sebagainya bagi warga Mesir yang bahkan dianggap jauh lebih dirasakan
oleh masyarakat daripada sikap dan kebijakan pemerintah Mesir sendiri (Musyarif, 2017).
Ikhwanul Muslimin hadir sebagai wadah yang efektif untuk mempersatukan aspirasi
masyarakat dalam bidang sosial dan politik melalui berbagai kebijakan dan perannya yang
berdampak baik bagi masyarakat. Gerakan ini berhasil mempersatukan setiap orang di
berbagai kalangan, mulai dari wartawan, mahasiswa, dosen, insinyur, dokter, dan lain
sebagainya untuk mencapai tujuan yang satu yakni penegakkan syariat Islam di muka bumi.
Perannya dalam membangun akidah dan kebutuhan umat akan fasilitas kesehatan,
pendidikan, panti asuhan, pabrik, dan lain sebagainya telah memberi titik terang terhadap
kebangkitan negara oleh kaum muslimin.
Nilai-nilai kehidupan bercirikan Islam yang selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari seperti rendah hati, gemar bersedekah, kritis dalam menuntut ilmu, berani, dan berjiwa
nasionalisme yang tinggi untuk membebaskan diri dari penjajahan telah menarik hati begitu
banyak umat muslim di penjuru Mesir dan dunia yang merindukan hadirnya perdamaian dan
keadilan sesuai ajaran Islam.
a. Menjalin kerjasama yang sempurna antar negara-negara Islam di dunia terkait berbagai
sisi kehidupan, seperti wawasan sosial, ekonomi, dan sebagainya;
11
b. Membentuk dan mengadakan berbagai pertemuan untuk menjalin peraturan dan
kerjasama yang terikat antar negara-negara tersebut secara politik;
c. Menyatukan bangsa-bangsa muslim melalui persatuan yang utuh hingga dikemudian hari
dapat mengangkat satu imam yang sama sebagai pemersatu agama dan bangsa di seluruh
dunia (Hadisaputra, 2017).
12
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ikhwanul Muslimin dalam pelaksanaannya telah memberikan pengaruh yang sangat besar
bagi gerakan muslim lain di wilayah Mesir dan seluruh dunia. Aksi dan tujuannya untuk
menegakkan kembali syariat Islam secara menyeluruh di seluruh dunia lewat proses dan
strategi yang pasti dan nyata telah membuat gerakan ini menjadi sumber dan patokan bagi
gerakan lain yang menginginkan tercapainya tujuan yang sama. Gerakan yang berazaskan Al-
Qur‟an dan hadist yang murni dari Allah SWT. dan Rasulullah saw. membuat seluruh
kebijakan mereka terasa dekat dengan rakyat yang merindukan kebangkitan Islam dan sosok
pemimpin yang satu di seluruh dunia.
Dalam peran yang diambilnya di tengah masyarakat, mereka tidak menyebarkan dakwah
hanya kepada golongan tertentu, tetapi berdakwah pada setiap bagian dan kedudukan
masyarakat di segala profesi dan status sosialnya. Selain itu, gerakan ini juga menuntut
keutamaan ilmu pengetahuan dan tauhid serta telah melibatkan banyak pelajar dan mahasiswa
agar dapat dibentuk menjadi pribadi muslim yang sejati sehingga kelak dapat membentuk
keluarga muslim, lalu melahirkan masyarakat muslim sampai akhirnya pemerintahan Islam
dapat berdiri dengan tegak di muka bumi Allah ini.
Dalam gerakannya, Ikhwanul Muslimin telah memberi pengaruh yang sangat signifikan
terhadap gerakan mahasiswa dan partai politik di Indonesia yang merindukan pemahaman
ilmu dan Islam yang mendalam serta penegakkan nilai-nilai Islam dalam lingkungan
masyarakat mereka.
4.2 Saran
Gerakan dan perjalanan Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh Hassan Al-Banna
semoga dapat terus menjadi inspirasi dan diimplementasikan oleh para penerus generasi
bangsa Indonesia, terutama dari golongan mahasiswa yang lepas dari perjalanannya di
kampus akan menempuh dunia yang lebih luas dan menaruh manfaat lebih banyak kepada
lingkungannya. Prioritas akan mengakui ke-Esaan Allah semoga dapat selalu menjadi
13
pembimbing dalam melangkah untuk menegakkan dan menghidupkan kembali kejayaan
Islam yang telah lama menghilang.
Tentulah makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karen itu, penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharapkan banyak kritik dan saran serta
koreksi dari pembaca sekalian yang luas ilmunya daripada penulis. Semoga makalah ini dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik bagi kita semua.
14
DAFTAR PUSTAKA
Adhar, & Musyarif. (n.d.). Pendidikan Islam Ikhwanul al-Muslimin (telaah pemikiran Hassan
Al-Banna).
Farida, U. (2014). Peran Ikhwanul Muslimin Dalam Perubahan sosial Politik Di Mesir. Jurnal
Penelitian, 8(1), 45–70.
Husain bin Muhammad bin Ali Jabir. (2001). Menuju Jamaatul Muslimin.
15