Anda di halaman 1dari 31

SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM MASA KEBANGKITAN

(PEMBAHARUAN/MODERNISASI)
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam

Dosen Pengampu: Saiful Bahri, MPd

Semester/ Kelas: 3/B

Disusun oleh kelompok 8:

1. Indah Putri Aryanti 2211100291


2. Salimatul Fuah 2211100369
3. Wicani Saputri 2211100214

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt atas segala rahmat-Nya sehingga ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Selaku dosen
Deri Firmansah, M.Pd kami dalam Mata kuliah Media Pembelajaran.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makallah
agar menjadi lebih baik lagi.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh kaena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran positif dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 27 September 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ............................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2
A. Pengertian Pembaharuan Dalam Islam ........................................................................... 2
B. Latar Belakang Pembaharuan Islam ............................................................................... 3
C. Dasar, tujuan dan model gerakan pembaharuan/ kebangkitan islam .............................. 4
D. Peta Wilayah Dam Tokoh-Tokoh Gerakan Pembaharuan islam ..................................... 9
E. Dampak Dan Perkembangan Gerakan Pembaharuan/Kebangkitan Islam .................... 20
BAB III.................................................................................................................................... 25
PENUTUP............................................................................................................................... 25
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 26

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembaharuan dalam islam dikenal juga dengan modernisasi islam, yang mempunyai tujuan
untuk menyesuaikan ajaran yang terdapat dalam agama dengan ilmu pengetahuan dan filsafat
modern, tetapi perlu diingat bahwa dalam islam ada ajaran yang tidak bersifat mutlak, yaitu
penafsiran dari ajaran-ajaran yang bersifat abadi dari masa ke masa. Dengan kata lain
pembaharuan mengenai ajaran-ajaran yang bersifat mutlak tak dapat diadakan karena sudah
tak bisa lagi diganggu gugat seperti pada hukum-hukum yang tercantum dalam al-Qur’an.

Pembaharuan dapat dilakukan dengan meninjau kembali beberapa aspek yang memang
memerlukan untuk diperbaharui seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern
yang mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti sekarang ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pembaharuan dalam islam?
2. Apa faktor yang melatar belakang lahirnya Gerakan pembaharuan/kebangkitan
islam?
3. Apa saja Dasar, tujuan dan model gerakan pembaharuan/ kebangkitan islam
4. Bagaimana Peta wilayah dan tokoh tokoh gerakan pembaharuan islam
5. Apa saja Dampak dan perkembangan gerakan pembaharuan/ kebangkitan islam

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian pembaharuan dalam islam
2. Untuk mengetahui yang melatar belakang lahirnya Gerakan
pembaharuan/kebangkitan islam
3. Untuk mengetahui dasar,tujuan dan model Gerakan pembaharuan/kebangkitan islam
4. Untuk mengetahui peta wilayah dan tokoh Gerakan pembaharuan/kebangkitan islam
5. Untuk mengetahui dampak dan perkembangan Gerakan pembaharuan/kebangkitan
islam

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembaharuan Dalam Islam


Hakikat pembaharuan merujuk kepada makna kata tajdid, kemudian muncul
berbagai istilah yang dipandang memiliki relevansi makna dengan pembaruan, yaitu
modernisme, reformisme, puritanisme, revivalisme dan fundamentalisme. Di samping
kata tajdid, ada istilah lain dalam kosa kata Islam tentang kebangkitan atau pembaruan, yaitu
ishlah. Kata tajdid biasa diterjemahkan sebagai pembaharuan dan kataishlahsebagai
perubahan. Kedua kata tersebut secara bersama-sama mencerminkan suatu tradisi yang
berlanjut, yaitu suatu upaya menghidupkan kembali keimanan Islam beserta praktik-
praktiknya dalam komunitas kaum muslimin.1

Berkaitan hal tersebut, maka pembaruan dalam Islam bukan dalam hal yang
menyangkut dengan dasar atau fundamental ajaran Islam; artinya bahwa pembaruan Islam
bukanlah dimaksudkan untuk mengubah, memodifikasi, ataupun merevisi nilai-nilai dan
prinsip-prinsip Islam supaya sesuai dengan selera jaman, melainkan lebih berkaitan dengan
penafsiran atau interpretasi terhadap ajaran-ajaran dasar agar sesuai dengan kebutuhan
perkembangan, serta semangat jaman.2

Menurut Harun Nasution, Pembaharuan Islam adalah fikiran dan gerakan untuk
menyesuaikan faham-faham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan
oleh pengetahuan dan teknologi modern.3

1
Moch. Sya’roni Hasan jurnal “Upaya Pembaruan Oleh Para Modernis Islam Pada Bidang Agama,
Pendidikan, Politik Dan Ekonomi” hal 2
2
Fauzi, “Pembaharuan Islam (Memahami Makna, Landasan, dan Substansi Metode)“ dalam jurnal
Studi dan Budaya, (Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2004) hal. 1
3
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemimkiran dan Gerakan, Jakarta:Bulan
Bintang, 2017. Hal 11-12

2
B. Latar Belakang Pembaharuan Islam
Pemikiran pembaharuan atau modernisasi dunia Islam timbul terutama karena adanya
kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat. Dengan adanya kontak itu, umat Islam abad
XIX mulai menyadari bahwa mereka telah mengalami kemunduran dibandingankan dunia
Barat yang pada saat itu mulai menemukan titik kemajuan peradaban.

Sebelum periode modern, hubungan atau kontak antara Islam dan Barat sebenarnya
sudah terjadi, terlebih antara Kerajaan Utsmani (yang mempunyai daerah kekuasaan di daratan
Eropa) dengan beberapa negara Barat. Namun kontak dengan kebudayaan Barat ini semakin
intens saat jatuhnya kekuatan Mesir oleh Napoleon Bonaparte dari Perancis, disusul dengan
imperialisasi Barat terhadap negara-negara muslim lainnya. Kondisi itu akhirnya membuka
pemikiran pemuka-pemuka intelektual dan pemerintahan Islam di Mesir untuk segera
mengadakan upaya-upaya pembaharuan.

Di antara hal-hal yang mendorong lahirnyanya gerakan pembaharuan dan modernisasi


Islam adalah:
1. Adanya sifat jumud (stagnan) yang telah membuat umat Islam berhenti berpikir
dan berusaha.
Selama umat Islam masih bersifat jumud dan tidak mau berpikir
(berijtihad) maka mereka tidak mungkin mengalami kemajuan. Kemajuan
masyarakat hanya akan bisa tercapai melalui pengkajian ilmu pengetahuan yang
terus menerus untuk kemudian diaplikasikan dalam teknologi terapan dan
kehidupan sosial yang nyata demi kemajuan masyarakat. Untuk itulah maka
perlu diadakan upaya pembaharuan dengan memberantas sikap jumud dan
menggerakkan kembali tradisi ijtihad di kalangan umat Islam.
2. Persatuan di kalangan umat Islam mulai terpecah belah.
Umat Islam tidak akan mengalami kemajuan apabila tidak ada
persatuan dan kesatuan yang diikat oleh tali ukhuwah Islamiyah. Karena itu
maka lahirlah suatu gerakan pembaharuan yang berupaya memberikan inspirasi
kepada seluruh umat Islam untuk bersatu dan melawan imperialisme Barat.
3. Hasil adanya kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat.
Dengan adanya kontak ini mereka sadar bahwa mereka mengalami
kemunduran dibandingkan Barat. Terutama pasca terjadinya peperangan antara
kerajaan Utsmani dengan kerajaan Eropa, di mana pada masa-masa sebelumnya
kerajaan Utsmani selalu menang dalam peperangan namun saat itu mengalami

3
kekalahan. Hal ini membuat tokoh-tokoh kerajaan Utsmani berupaya
menyelidiki rahasia kekuatan militer Eropa. Ternyata rahasianya adalah “sistem
militer modern” yang dimiliki Eropa, sehingga,pembaharuan dalam dunia Islam
pun salah satunya dipusatkan pada bidang militer.
4. Meski demikian, pembaharuan dalam Islam berbeda dengan renaissance dalam
dunia Barat.

Jika renaissance Barat muncul dengan cara “menyingkirkan” peran agama dari
kehidupan masyarakat, maka pembaharuan Islam sebaliknya, yakni untuk tujuan
memperkuat prinsip dan ajaran Islam itu sendiri demi kemashlahatan dunia secara
lebih luas. Pada saat dunia Islam mengalami kemunduran, bangsa Barat justru
mengalami kemajuan dan berhasil melakukan ekspansi wilayah perdagangan baru.
Meski jalur strategis perdagangan yang selama itu menjadi jalur internasional telah
dikuasai oleh umat Islam sehingga bangsa Barat sulit melakukan transaksi-transaksi
perdagangan melalui jalur tersebut, namun dengan didukung oleh kesuksesan
Christoper Columbus (1492M) yang berhasil menemukan benua Amerika, juga
Vasco da Gama yang berhasil menemukan jalur ke Timur melalui Tanjung Harapan
pada tahun 1498M,4

C. Dasar, tujuan dan model gerakan pembaharuan/ kebangkitan islam


1. Dasar Gerakan pembaharuan/ kebangkitan islam

Gerakan pembaharuan atau kebangkitan Islam adalah upaya untuk mereformasi dan
memperbarui ajaran Islam agar sesuai dengan perkembangan zaman. Tujuannya bukan
untuk mengubah teks Al-Qur'an dan Hadis, tetapi untuk menyesuaikan penafsiran terhadap
ajaran-ajaran dasar dengan kondisi kontemporer. Gerakan ini muncul sebagai respons
terhadap berbagai krisis dan tantangan yang dihadapi umat Islam seperti dominasi Barat
dan masalah internal. Tokoh-tokoh terkenal seperti Muhammad bin Abdul Wahab,
Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Sayyid Ahmad Khan telah memainkan
peran penting dalam gerakan pembaharuan Islam di berbagai negara Gerakan pembaharuan
Islam dapat dibagi menjadi beberapa tahapan berdasarkan periode dan karakteristiknya.
Tahapan pertama (abad ke-18 sampai pertengahan abad ke-19 M) ditandai oleh munculnya
gerakan-gerakan pembaharuan yang bersifat lokal dan terbatas pada bidang politik, militer,
dan administrasi. Tahapan kedua (awal abad ke-20 sampai pertengahan abad ke-20 M)

4
Moh. Sulaiman, “Sejarah Kebudayaan Islam untuk MA kelas” 11. Hlm. 5-6

4
ditandai oleh munculnya gerakan-gerakan pembaharuan yang bersifat global dan
mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, dan ideologi. Tahapan ketiga (pertengahan
abad ke-20 sampai sekarang) ditandai oleh munculnya gerakan-gerakan pembaharuan yang
bersifat kontemporer dan beragam pada bidang pemikiran, spiritualitas, seni, dan media
dan Pembaruan dalam Islam dikatakan secara historis baru terlaksana mulai dari abad ke-
18 Masehi, sedangkan gerakan purifikasi atau pemurnian Islam telah ada sejak
sebelumnya5

2. Tujuan Gerakan pembaharuan/kebangkitan islam

Pembaruan pendidikan Islam secara umum dilakukan oleh umat Islam dalam rangka
mengatasi atau memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat Islam, sehingga umat Islam
kembali kepada zaman kejayaannya sebagaimana dijumpai di zaman klasik (abad ke-7 s.d. 13
M.), atau hidup yang sesuai dengan nilai-nilai dan ajaran sebagaimana yang dijumpai di dalam
Al-Qur'an dan as-Sunnah. Tujuan pembaruan pendidikan Islam ini secara lebih khusus dapat
dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut.

Modernisasi dalam hidup keagamaan di Barat mempunyai tujuan untuk menyesuaikan


ajaran-ajaran yang terdapat dalam agama Katolik dan Protestan dengan ilmu pengetahuan dan
falsafah modern. Permba- ruan dalam Islam mempunyai tujuan yang sama. Tetapi dalam pada
itu perlu diingat bahwa dalam Islam ada ajaran-ajaran yang bersifat mutlak yang tak dapat
diubah-ubah. Yang dapat diubah hanyalah ajaran-ajaran yang tidak bersifat mutlak, yaitu
penafsiran atau interpretasi dari ajaran- ajaran yang bersifat mutlak itu. Dengan lain kata,
pembaruan mengenai ajaran-ajaran yang bersifat mutlak tak dapat diadakan. Pembaruan da-
pat dilakukan mengenai interpretasi atau penafsiran dalam aspek-aspek teologi, hukum, politik,
dan seterusnya dan mengenai Lembaga

Pembaruan yang terjadi di zaman pertengahan, khususnya zaman tiga kerajaan Besar.
Kerajaan Usmani (Ottoman Empire di Turki, Kera- jaan Safawi di Persia dan Kerajaan Mughal
di India ditujukan untuk membawa kemajuan dalam bidang politik dan militer, sedangkan per-
hatian terhadap ilmu pengetahuan masih kurang sekali. Hal ini dila- kukan, karena masalah
yang dihadapi umat Islam pada waktu itu adalah kelemahan dalam bidang politik dan militer

5
Nashir,Header,Tajdid, "Gerakan Pembaruan dalam Ajaran Islam",6
Desember,2023,https://www.kompas.com/stori/read/2022/01/05/150000379/tajdid-gerakan-pembaruan-
dalam-ajaran-islam?page=all

5
sebagaimana yang terlihat dari semakin berkurangnya wilayah kekuasaan Islam, serta selalu
me- ngalami kekalahan dalam peperangan

Tujuan pembaruan pendidikan Islam yang dilakukan di Indonesia adalah sebagai reaksi
atau respons progressif dan kreatif terhadap ke- bijakan pemerintah Hindia Belanda yang
bersifat diskriminatif dan membatasi gerak langkah pendidikan Islam. Hal ini terlihat dari
konten pembaruan pendidikan Islam yang dilakukan dengan mengadopsi mo- del pendidikan
yang dilakukan kolonial Belanda, yaitu pendidikan formal dalam bentuk kelas, yang dilengkapi
dengan gedung, kelas, kurikulum bidang umum di samping bidang agama, manajemen, mutu
lulusan, uji- an, evaluasi dan sebagainya yang terstandar berdasarkan kerangka ilmu pendidikan
yang bersifat akademik

Pembaruan pendidikan Islam di Indonesia atau di dunia Islam lainnya bertujuan bukan
hanya sekadar agar lulusan pendidikan Islam terbina segenap potensi yang dimilikinya (fisik,
pancaindra, akal, hati nurani, dan spiritual) untuk mampu melakukan mobilitas vertikal dan
horizontal dengan menjadi orang yang berilmu, memiliki hubungan yang luas, posisi strategis
dan sejahtera hidupnya, melainkan juga seba- gai sarana untuk memperjuangkan terwujudnya
misi ajaran Islam, yaitu menyebarkan rahmat bagi seluruh alam. Dengan demikian, tujuan pem-
baruan pendidikan Islam mengandung nilai ibadah dan pengabdian yang mulia bagi kemajuan
umat manusia di seluruh dunia sebagaimana pernah diwujudkan dalam sejarah Islam di zaman
klasik6

3. Model Gerakan pembaharuan/kebangkitan islam

Pertama menjalin kerjasama dengan barat tokoh pembaruan Islam berpandangan pada
dasarnya kekuatan dan kesejahteraan dialami barat adalah hasil perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern yang mereka capai. Maka untuk mengembalikan kekuatan
dan kejayaan umat Islam sumber kekuatan ini harus dikuasai kembali untuk mengembalikan
itu harus melalui pendidikan karena pola pendidikan barat dipandang sukses dan efektif maka
harus menirunya pembaruan pendidikan pola barat mulai timbul di Turki Usmani akhir abad
ke-11 Hijriyah atau 17 masehi setelah mengalami kekalahan peperangan dengan berbagai
negara Eropa Timur pada masa itu

Kedua memperbaiki sistem pendidikan madrasah membangun sistem pendidikan yang


berkualitas menjadi sebuah keharusan untuk mencapai kemajuan dan keluar dari keterpurukan

6
Abdudin nata,”pembaruan Pendidikan islam”,( Jakarta:prenadamedia group,2019)hal 14-15

6
pada rasa merupakan satu-satunya lembaga pendidikan untuk yang ada di Kerajaan Usmani di
madrasah hanya diajarkan pengetahuan agama sedangkan pengetahuan umum tidak diajarkan
madrasah dibenahi sistem mulai dari guru metode kurikulum evaluasi sampai pada peningkatan
sarana dan prasarana dilakukan dengan baikPerbaikan sistem pendidikan madrasah tampak
jelas dengan memasukkan corak dan model pendidikan barat dan madrasah oleh Muhammad
Ali Pasha dan Muhammad Abdul di Mesir bagi Muhammad Ali Pasya agar mutu pendidikan
madrasah berkualitas yang mendatangkan tenaga ahli untuk mengembangkan sistem dan
manajemennya dan mempercayakan pengawasan sekolah kepada orang berat guru yang
didatangkan dari barat dan Eropa sementara Muhammad Abduh Muhammad memasukkan
ilmu modern ke universitas Al Azhar agar ulama Islam mengerti kebudayaan modern dan
dengan demikian dapat mencari penyelesaian yang baik bagi persoalan dalam zaman modern

Ketiga mengembangkan research dengan mengirimkan duta Islam ke Eropa dan barat yang
bertujuan untuk meneliti penyebab kemajuan hasil research yang didapat di barat dan Eropa
itu dikaji dan dikembangkan oleh kerajaan untuk mencari formula bagi kebangkitan kembali
Islam di masa dating

Keempat mendirikan lembaga terjemah dan percetakan kedua lembaga ini didirikan untuk
mengembangkan kemajuan ilmu pengetahuan yang selama ini dilupakan karya besar yang
berkembang di Eropa dan Barat diterjemahkan secara sistematis dan kontinu untuk dapat
dipelajari oleh umat Islam sembari mempelajari dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang
terkandung di dalamnya dalam kehidupan Masyarakat Karya muslim modern ini misalnya
dapat dilihat pada apa yang dilakukan oleh Muhammad Ali Pasha di Mesir dan Sultan Ahmad
3 mendirikan percetakan di Istanbul pada 1727 m masehi sebagai cara untuk mempermudah
akses buku pengetahuan dicetak buku tenaga ilmu kedokteran ilmu pasti astronomi sejarah
kitab hadits fiqih ilmu kalam dan tafsir

Kelima menyediakan beasiswa belajar di Eropa dan Barat pemilihan beasiswa ini menjadi
program prestisius dari penguasa kala itu dengan mengirimkan pelajar untuk belajar di Eropa
dan Barat para pelajar dituntut untuk mempelajari kemajuan ilmu pengetahuan di Eropa dan
Barat dan setelah mereka kembali diharapkan dapat menerapkan ilmunya untuk membangun
peradaban dan kemajuan umat Islam usaha itu dapat dilihat pada Sultan Mahmud 2 yang
mengirimkan lebih kurang 150 pelajar ke luar negeri antara lain ke Inggris Perancis Rusia dan
Australia Muhammad Ali Pasha juga mengirimkan siswa untuk belajar ke Itali Prancis Inggris
dan Australia menurut statistik antara tahun 1823 dan 1814 sekitar 311 pelajar dikirim ke Eropa

7
Keenam mendirikan sekolah modern berbeda dengan pembenahan kurikulum pendidikan
madrasah sebelumnya mendirikan sekolah modern dilakukan untuk mewujudkan lembaga
pendidikan yang berkualitas bagi umat Islam meniru lembaga pendidikan modern ini adalah
untuk mempelajari pelajaran umum yang berkembang di Eropa dan Barat serta sistemnya di
tata sedemikian rupa dengan manajemen berkualitas tujuan yang utama adalah menyediakan
pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat muslim dan menjajarkan lembaga pendidikan
Islam dengan pendidikan yang ada di barat misalnya Muhammad Ali Pasha di Mesir
mendirikan sekolah modern seperti sekolah militer pada tahun 1815 sekolah kedokteran pada
tahun 1827 sekolah apoteker pada tahun 1829 sekolah pertambangan pada tahun 1839 sekolah
pertanian pada tahun 1836 dan sekolah penerjemah pada tahun 1836 Sultan Mahmud 2 di Turki
juga mendirikan dua sekolah modern yaitu sekolah pengetahuan umum dan tebi ulum sastra
juga seperti yang dilakukan oleh Sayyid ahmadhan di India yang mendirikan lembaga
pendidikan modern yaitu sekolah inggris di muara dapat tahun 1860 masehi tahun 1864 sekolah
modern di gazebo dan pada tahun 1878 mendirikan rumah Medan college MAOC tujuan
mengajarkan ilmu pengetahuan modern tanpa mengabaikan pendidikan agama

Ketujuh integrasi ilmu pengetahuan di lembaga pendidikan pembaruan pendidikan yang


dilakukan oleh tokoh yang selama ini mengambil alih sistem model dan filosofis dari barat dan
Eropa melahirkan benih dan dikotomi sekolah dan juga ilmu pengetahuan di satu sisi bertahan
pendidikan madrasah tradisional sementara di sisi lain juga berkembang lembaga pendidikan
modern ditemukan juga ilmu pengetahuan agama Islam dipelajari di madrasah sementara ilmu
pengetahuan umum juga berkembang di sekolah-sekolah modern

Pada sekolah modern ini dipelajari berbagai bidang ilmu pengetahuan baik pengetahuan
agama maupun pengetahuan umum Turki Muhammad Ali Pasha Muhammad Abduh Mesir dan
Sayyid Ahmad Khan India kelima tokoh ini mengusung upaya reformasi dan modernisasi
pendidikan Islam untuk mengajar ketertinggalan umat Islam dari bangsa Eropa dan Barat.
Supaya Mereka terlihat dengan pembenahan sistem pendidikan manajemen memasukkan ilmu
modern dalam kurikulum mengembangkan pemikiran rasionalis dan mendirikan sekolah
modern untuk mendorong kemajuan umat Islam7

7
Syahraini tambak, “kebangkitan Pendidikan islam:melacak isu historis kebangkitan kembali pendidikan
islam” jurnal al-hikmah vol.12, no 2 (oktober 2015) hlm 193-197

8
D. Peta Wilayah Dam Tokoh-Tokoh Gerakan Pembaharuan islam
1. Peta wilayah Gerakan pembaharuan islam

Gerakan pembaharuan kebangkitan Islam melibatkan berbagai wilayah di dunia,


termasuk Indonesia. Ada beberapa wilayah di Indonesia yang menjadi pusat gerakan
pembaharuan Islam. Berikut adalah beberapa peta wilayah gerakan pembaharuan
kebangkitan Islam di Indonesia:

a. Jawa: Jawa menjadi salah satu pusat gerakan pembaharuan Islam di Indonesia.
Banyak tokoh-tokoh pembaharu Islam berasal dari Jawa, seperti Ahmad
Soorkati yang dikenal sebagai pengusung ide pembaharuan pendidikan di
kalangan masyarakat Islam di Indonesia.
b. Sumatera: Sumatera juga menjadi wilayah yang penting dalam gerakan
pembaharuan Islam di Indonesia. Beberapa tokoh pembaharu Islam berasal dari
Sumatera, seperti Syekh Abdurrauf As-Singkili dan Syekh Muhammad Arsyad
Al-Banjari.
c. Sulawesi: Sulawesi juga memiliki peran penting dalam gerakan pembaharuan
Islam di Indonesia. Salah satu tokoh pembaharu Islam asal Sulawesi adalah
Syekh Yusuf Al-Makassari, yang dikenal karena perjuangannya melawan
penjajahan Belanda.
d. Kalimantan: Kalimantan juga memiliki sejarah gerakan pembaharuan Islam
yang cukup signifikan. Salah satu tokoh pembaharu Islam asal Kalimantan
adalah Pangeran Diponegoro, yang memimpin perlawanan terhadap penjajahan
Belanda.
e. Nusa Tenggara: Nusa Tenggara juga memiliki peran dalam gerakan
pembaharuan Islam di Indonesia. Salah satu tokoh pembaharu Islam asal Nusa
Tenggara adalah Syekh Yusuf Kecere, yang dikenal karena perjuangannya
melawan penjajahan Belanda.

Peta wilayah gerakan pembaharuan kebangkitan Islam di Indonesia terdiri dari


berbagai wilayah di Indonesia yang menjadi pusat pergerakan dan penyebaran ide-ide
pembaharuan Islam.8

8
Soegijanto Padmo,"gerakan pembaharuan Islam Indonesia dari masa ke masa:sebuah pengantar" jurnal
humaniora, vol.19,no 2 (Juni 2007) 156

9
2. Tokoh- tokoh Gerakan pembaharuan islam

Tokoh-tokoh yang memelopori gerakan pembaharuan dunia Islam, antara lain:


Muhammad bin Abdul Wahab, Syah Waliyullah, Muhammad Ali Pasya, Al Tahtawi, Jamaludin
Al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Rida, Sayyid Ahmad Khan, dan Sultan Mahmud II

a. Muhammad bin Abdul Wahab

Di Arabia timbul suatu aliran Wahabiyah, yang mempunyai pengaruh pada


pemikiran pembaharuan di abad ke-19. Pencetusnya ialah Muhammad bin Abdul
Wahab (1703-1787) yang lahir di Uyainah, Nejd, Arab Saudi. Setelah menyelesaikan
pelajarannya di Madinah ia pergi merantau ke Basrah dan tinggal di kota ini selama
empat tahun. Selanjutnya ia pindah ke Bagdad dan di sini ia menikah dengan seorang
wanita kaya. Lima tahun kemudian, setelah istrinya meninggal dunia, ia pindah ke
Kurdistan, selanjutnya ke Hamdan, dan ke Isfahan, Di Kota Isfahan, ia sempat
mempelajari filsafat dan tasawuf. Setelah bertahun-tahun merantau, ia akhirnya
kembali ketempat kelahirannya di Nejed
Pemikiran yang dicetuskan Muhammad bin Abd Wahab untuk memperbaiki
kedudukan umat Islam timbul bukan sebagai reaksi terhadap suasana politik seperti
yang terdapat di Kerajaan Utsmani dan Kerajaan Mughal, tetapi sebagai reaksi terhadap
paham tauhid yang terdapat di kalangan umat Islam di waktu itu. Kemurnian paham
tauhid mereka telah dirusak oleh ajaran-ajaran tarekat yang semenjak abad ketiga belas
memang tersebar luas di dunia Islam.
Soal tauhid memang merupakan ajaran paling dasar dalam Islam. Oleh karena itu,
tidak mengherankan kalau Muhammad bin Abd Wahhab memusatkan perhatian pada
soal ini, la berpendapat seperti berikut.
1) Yang boleh dan harus disembah hanyalah Allah Swt., dan orang yang
menyembah selain Allah Swt. telah menjadi musyrik dan boleh
dibunuh
2) Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut paham tauhid yang
sebenarnya karena mereka meminta pertolongan bukan lagi dari Allah,

10
tetapi dari syekh atau wali dari kekuatan gaib. Orang Islam demikian
juga telah menjadi musyrik
3) Menyebut nama nabi, syekh, atau malaikat sebagai perantara dalam
doa juga merupakan syirik.
4) Meminta syafa'at selain dari kepada Allah Swt. adalah juga syirik.
5) Bernazar kepada selain dari Allah Swt. juga syirik.
6) Memperoleh pengetahuan selain dari al-Qur'an, hadis dan gias
(analogi) merupakan kekufuran.
7) Tidak percaya kepada qada dan qadar Allah Swt. juga merupakan
kekufuran
8) Demikian pula menafsirkan al-Qur'an dengan tawal (interpretasi bebas)
adalah kufur.

Pemikiran-pemikiran Muhammad bin Abd Wahhab yang mempunyai


pengaruh pada perkembangan pemikiran pembaharuan di abad ke-19 antara lain
seperti berikut.

a) Hanya al-Qur'an dan hadislah yang merupakan sumber asli


dari ajaran-ajaran Islam. Pendapat ulama tidak merupakan
sumber.
b) Taklid kepada ulama tidak dibenarkan.
c) Pintu ijtihad terbuka dan tidak tertutup
b. Syah Waliyullah

Syah Waliyullah dilahirkan di Delhi pada tanggal 21 Februari 1703 M. la


mendapatkan pendidikan dari orang tuanya, Syah Abd Rahim, seorang sufi dan ulama
yang memiliki madrasah. Setelah dewasa, ia kemudian turut mengajar di madrasah itu.
Selanjutnya, ia pergi naik haji dan selama satu tahun di Hejaz ia sempat belajar pada
ulama-ulama yang ada di Mekkah dan Madinah. Ia kembali ke Delhi pada tahun 1732
dan meneruskan pekerjaannya yang lama sebagai guru. Di samping itu, ia gemar

11
menulis buku dan banyak meninggalkan karya-karyanya, di antaranya buku Hujjatullah
Al-Baligah dan Fuyun Al-Haramain.
Di antara penyebab yang membawa kepada kelemahan dan kemunduran umat Islam
menurut pemikirannya adalah sebagai berikut.
1) Terjadinya perubahan sistem pemerintahan Islam dari sistem kekhalifahan
menjadi sistem Kerajaan
2) Sistem demokrasi yang ada dalam kekhalifahan diganti dengan sistem
monarki absolut.
3) Perpecahan di kalangan umat Islam yang disebabkan oleh berbagai
pertentangan aliran dalam Islam.
4) Adat istiadat dan ajaran bukan Islam masuk ke dalam keyakinan umat Islam

Di zaman Syah Waliyullah, penerjemahan al-Qur'an ke dalam bahasa asing


masih dianggap terlarang. Tetapi, ia melihat bahwa orang di India membaca al-
Qur'an dengan tidak mengerti isinya, Pembacaan tanpa pengertian tak besar
faedahnya untuk kehidupan duniawi mereka. la melihat perlu al-Qur'an
diterjemahkan ke dalam bahasa yang dapat dipahami orang awam. Bahasa yang
dipilihnya ialah bahasa Persia yang banyak dipakai di kalangan terpelajar Islam
India di ketika itu. Penerjemahan al-Qur'an ke dalam bahasa Persia
disempurnakan Syah Waliyullah di tahun 1758. Terjemahan itu pada mulanya
mendapat tantangan, tetapi lambat laun dapat juga diterima oleh masyarakat.
Karena masyarakat telah mau menerima terjemahan, putranya kemudian
membuat terjemahan ke dalam bahasa Urdu, bahasa yang lebih umum dipakai
oleh masyarakat Islam India daripada bahasa Persia.

c. Muhammad Ali Pasya

Muhammad Ali Pasya lahir di Kawala, Yunani pada tahun 1765 M adalah seorang
keturunan Turki dan meninggal di Mesir pada tahun 1849 M. Sebagaimana raja-raja
Islam lainnya, Muhammad Ali juga mementingkan soal yang bersangkutan dengan
militer, la yakin bahwa kekuasaannya hanya dapat dipertahankan dan diperbesar
dengan kekuatan militer. Di samping itu, ia mengerti bahwa di belakang kekuatan

12
militer mesti ada kekuatan ekonomi yang sanggup membelanjai pembaharuan dalam
bidang militer, dan bidang-bidang yang bersangkutan dengan urusan militer. Jadi, ada
dua hal yang penting baginya, kemajuan ekonomi dan kemajuan militer. Kedua hal
tersebut menghendaki ilmu-ilmu modern yang telah dikenal orang di Eropa.
Ide dan gagasan Muhammad Ali Pasya yang sangat inovatif pada zamannya antar
lain bahwa, untuk mendirikan sekolah-sekolah modern dan memasukkan ilmu-ilmu
modern dan sains ke dalam kurikulum. Sekolah-sekolah inilah yang kemudian yang
dikenal sebagai sekolah modern di Mesir pada khususnya dan dunia Islam pada
umumnya.
Saat itu Mesir masih mempunyai sistem pendidikan tradisional, yaitu kuttab,
masjid, madrasah, dan jami' al-Azhar. Sementara itu ia melihat jika ia memasukkan
kurikulum modern ke dalam lembaga pendidikan tradisional tersebut, sangat sulit. Oleh
karena itulah, ia mengambil jalan alternatif dengan cara mendirikan sekolah modern di
samping madrasah-madrasah tradisional yang telah ada pada masa itu masih tetap
berjalan.
d. Al-Tahtawi

Rifa’ah Baidawi Rafi’Al-Tahtawi demikian nama lengkapnya. Ia lahir pada


tahun 1801 M di Tahta, suatu kota yang terletak di Mesir bagian selatan dan meninggal
di Kairo pada tahun 1873 M. Ketika Muhammad Ali mengambil alih seluruh kekayaan
di Mesir, harta orang tua Al-Tahtawi termasuk dalam kekayaan yang dikuasai itu. Ia
terpaksa belajar di masa kecilnya dengan bantuan dari keluarga ibunya. Ketika berumur
16 tahun, ia pergi ke Kairo untuk belajar di Al-Azhar. Setelah lima tahun menuntut
ilmu, ia selesai dari studinya di Al-Azhar pada tahun 1822 M.
Beberapa pemikirannya tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut.
1) Ajaran Islam bukan hanya mementingkan soal akhirat, tetapi juga soal hidup di
dunia. Umat Islam juga harus memperhatikan kehidupan dunia.
2) Kekuasaan raja yang absolut harus dibatasi oleh syariat, raja harus
bermusyawarah dengan ulama dan kaum intelektual.
13
3) Syariat harus diartikan sesuai dengan perkembangan modern.
4) Kaum ulama harus mempelajari filsafat dan ilmu pengetahuan modern agar
syariat dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat modern.
5) Pendidikan harus bersifat universal, misalnya wanita harus memperoleh
pendidikan yang sama dengan kaum pria. Istri harus menjadi teman dalam
kehidupan intelektual dan sosial.
6) Umat Islam harus dinamis dan meninggalkan sifat statis

e. Jamaludin Al-Afgani

Jamaludin lahir di Afghanistan pada tahun 1839 dan meninggal dunia di


Istambul pada tahun 1897. Ketika baru berusia dua puluh dua tahun, ia telah menjadi
pembantu bagi Pangeran Dost Muhammad Khan di Afghanistan. Di tahun 1864 ia
menjadi penasihat Sher Ali Khan. Beberapa tahun kemudian, ia diangkat oleh
Muhammad A’zam Khan menjadi perdana menteri. Dalam pada itu, Inggris mulai
mencampuri soal politik dalam negeri Afghanistan dan dalam pergolakan yang terjadi
Al-Afgani memilih pihak yang melawan golongan yang disokong Inggris. Pihak
pertama kalah dan Al-Afgani merasa lebih aman meninggalkan tanah tempat lahirnya
dan pergi ke India di tahun 1869.
Beberapa pemikiran Jamaludin Al-Afgani tentang pembaruan Islam adalah
sebagai berikut.
1) Kemunduran umat Islam tidak disebabkan karena Islam tidak sesuai
dengan perkembangan zaman dan perubahan kondisi. Kemunduran itu
disebabkan oleh berbagai faktor.
2) Untuk mengembalikan kejayaan pada masa lalu dan sekaligus
menghadapi dunia modern, umat Islam harus kembali kepada ajaran Islam
yang murni dan Islam harus dipahami dengan akal serta kebebasan.
3) Corak pemerintahan otokrasi dan absolut harus diganti dengan
pemerintahan demokratis. Kepala negara harus bermusyawarah dengan
pemuka masyarakat yang berpengalaman.
4) Tidak ada pemisahan antara agama dan politik. Pan Islamisme atau rasa
solidaritas antarumat Islam harus dihidupkan kembali.
14
f. Muhammad Abduh

Muhammad Abduh dilahirkan di Mesir pada tahun 1849 M. Bapaknya bernama


Abduh Hasan Khaerullah, berasal dari Turki yang telah lama tinggal di Mesir. Ibunya
berasal dari bangsa Arab yang silsilahnya meningkat sampai ke suku bangsa Umar Ibn
Al-Khattab.
Pada tahun 1866 M, Muhammad Abduh meneruskan studinya ke Al-Azhar.
Sewaktu masih belajar di Al-Azhar, Jamaludin Al-Afghani datang ke Mesir dalam
perjalanan ke Istambul. Di sinilah Muhammad Abduh untuk pertama kalinya bertemu
dengan Jamaludin Al-Afghani. Dalam pertemuan itu, Jamaludin Al-Afghani
mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai arti beberapa ayat al-Qur’ān. Kemudian,
ia berikan tafsirannya. Perjumpaan ini meninggalkan kesan yang baik dalam diri
Muhammad Abduh.
Ketika Jamaludin Al-Afghani datang pada tahun 1871 untuk menetap di Mesir,
Muhammad Abduh menjadi muridnya yang paling setia. Ia mulai belajar falsafat di
bawah pimpinan Jamaludin Al-Afghani. Di masa ini, ia telah mulai menulis karangan-
karangan untuk harian Al-Ahram yang pada waktu itu baru saja didirikan.
Pada tahun 1877, studinya selesai di Al-Azhar dengan mendapat gelar Alim. Ia
mulai mengajar, pertama di Al-Azhar, kemudian di Dar Al-Ulum dan juga di rumahnya
sendiri. Di antara buku-buku yang diajarkannya ialah buku akhlak karangan Ibn
Miskawaih, Mukaddimah Ibn Khaldun, dan sejarah Kebudayaan Eropa karangan
Guizot, yang diterjemahkan Al-Tahtawi ke dalam bahasa Arab pada tahun 1857.
Sewaktu Jamaludin Al-Afghani diusir dari Mesir pada tahun 1879 karena dituduh
mengadakan gerakan menentang Khedewi Tawfik, Muhammad Abduh yang juga
dipandang turut campur dalam soal ini, dibuang keluar kota Kairo. Tetapi di tahun 1880
ia boleh kembali ke ibu kota dan kemudian diangkat menjadi redaktur surat kabar resmi
pemerintah Mesir.
Adapun ide-ide pembaruan Muhammad Abduh yang membawa dampak positif

15
bagi pengembangan pemikiran Islam adalah sebagai berikut.
1) Pembukaan pintu ijtihad. Menurut Muhammad Abduh, ijtihad merupakan dasar
penting dalam menafsirkan kembali ajaran Islam.
2) Penghargaan terhadap akal. Islam adalah ajaran rasional yang sejalan dengan
akal sebab dengan akal, ilmu pengetahuan akan maju.
3) Kekuasaan negara harus dibatasi oleh konstitusi yang telah dibuat oleh negara
yang bersangkutan.

g. Rasyid Rida

Rasyid Rida adalah murid Muhammad Abduh yang terdekat. Ia lahir pada tahun
1865 di Al-Qalamun, suatu desa di Lebanon yang letaknya tidak jauh dari Kota Tripoli
(Suria). Menurut keterangan, ia berasal dari keturunan Al-Husain, cucu Nabi
Muhammad saw. Oleh karena itu, ia memakai gelar Al-Sayyid di depan namanya.
Semasa kecil, ia dimasukkan ke madrasah tradisional di al-Qalamun untuk belajar
menulis, berhitung dan membaca al-Qur’ān. Pada tahun 1882, ia meneruskan pelajaran
di Madrasah Al-Wataniah Al-Islamiah (Sekolah Nasional Islam) di Tripoli. Di
Madrasah ini, selain dari bahasa Arab diajarkan pula bahasa Turki dan Perancis, dan di
samping pengetahuan-pengetahuan agama juga pengetahuan-pengetahuan modern.
Sekolah ini didirikan oleh Al-Syaikh Husain Al-Jisr, seorang ulama Islam yang
telah dipengaruhi oleh ide-ide modern. Di masa itu sekolah-sekolah misi Kristen telah
mulai bermunculan di Suria dan banyak menarik perhatian orang tua untuk
memasukkan anak-anak mereka belajar di sana. Dalam usaha menandingi daya tarik
sekolah-sekolah misi inilah, maka Al-Syaikh Husain Al-Jisr mendirikan Sekolah
Nasional Islam tersebut. Karena mendapat tantangan dari pemerintah Kerajaan
Utsmani, umur sekolah itu tidak panjang.
Beberapa pemikiran Rasyid Rida tentang pembaruan Islam adalah sebagai
berikut.
1) Sikap aktif dan dinamis di kalangan umat Islam harus ditumbuhkan.
2) Umat Islam harus meninggalkan sikap dan pemikiran kaum Jabariyah.
16
3) Akal dapat dipergunakan untuk menafsirkan ayat dan hadis tanpa
meninggalkan prinsip umum.
4) Umat Islam menguasai sains dan teknologi jika ingin maju.
5) Kemunduran umat Islam disebabkan banyaknya unsur bid’ah dan
khurafat yang masuk ke dalam ajaran Islam.
6) Kebahagiaan dunia dan akhirat diperoleh melalui hukum yang
diciptakan Allah Swt.
7) Perlu menghidupkan kembali sistem pemerintahan khalifah.
8) Khalifah adalah penguasa di seluruh dunia Islam yang mengurusi
bidang agama dan politik.
9) Khalifah haruslah seorang mujtahid besar dengan bantuan para ulama
dalam menerapkan prinsip hukum Islam sesuai dengan tuntutan zaman.

h. Sayyid Ahmad Khan

Setelah hancurnya Gerakan Mujahidin dan Kerajaan Mughal sebagai akibat dari
Pemberontakan 1857, muncullah Sayyid Ahmad Khan untuk memimpin umat Islam India,
yang telah kena pukul itu untuk dapat berdiri dan maju kembali sebagai di masa lampau. Ia
lahir di Delhi pada tahun 1817 dan menurut keterangan berasal dari keturunan Husein, cucu
Nabi Muhammad melalui Fatimah dan Ali. Neneknya, Sayyid Hadi, adalah pembesar istana di
zaman Alamghir II (1754‒1759). Ia mendapat didikan tradisional dalam pengetahuan agama
dan di samping bahasa Arab, ia juga belajar bahasa Persia. Ia orang yang rajin membaca dan
banyak memperluas pengetahuan dengan membaca buku dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan. Sewaktu berusia 18 tahun, ia masuk bekerja pada Serikat India Timur. Kemudian,
ia bekerja pula sebagai hakim. Tetapi, pada tahun 1846, ia pulang kembali ke Delhi untuk
meneruskan studi.

Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa peningkatan kedudukan umat Islam India
dapat diwujudkan hanya dengan bekeija sama dengan Inggris. Inggris telah merupakan
penguasa yang terkuat di India dan menentang kekuasaan itu tidak akan membawa kebaikan
bagi umat Islam India. Hal ini akan membuat mereka tetap mundur dan akhirnya akan jauh

17
ketinggalan dari masyarakat Hindu India. Pemikiran Sayyid Ahmad Khan tentang pembaruan
Islam adalah sebagai berikut:

1) Kemunduran umat Islam disebabkan tidak mengikuti perkembangan zaman


dengan cara menguasai sains dan teknologi.
2) Ia berpendirian bahwa manusia bebas berkehendak dan berbuat sesuai dengan
sunatullah yang tidak berubah. Gabungan kemampuan akal, kebebasan manusia
berkehendak dan berbuat, serta hukum alam inilah yang menjadi sumber kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
3) Sumber ajaran Islam hanyalah al-Qur’ān dan hadis.
4) Ia menentang taklid dan perlu adanya ijtihad sehingga umat Islam dapat
berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
5) Ia berpendapat satu-satunya cara untuk mengubah pola pikir umat Islam dari
keterbelakangan adalah pendidikan.

i. Sultan ahmud II

Pembaharuan di Kerajaan Utsmani abad ke 19, sama halnya dengan pembaharuan di Mesir,
juga dipelopori oleh Raja. Kalau di Mesir Muhammad Ali Pasyalah raja yang memelopori
pembaharuan, di Kerajaan Utsmani, raja yang menjadi pelopor pembaharuan adalah Sultan
Mahmud II.

Mahmud lahir pada tahun 1785 dan mempunyai didikan tradisional, antara lain
pengetahuan agama, pengetahuan pemerintahan, sejarah dan sastra Arab, Turki dan Persia. Ia
diangkat menjadi Sultan pada tahun 1807 dan meninggal pada tahun 1839.

Di bagian pertama dari masa kesultanannya, ia disibukkan oleh peperangan dengan


Rusia dan usaha menundukkan daerah-daerah yang mempunyai kekuasaan otonomi besar.
Peperangan dengan Rusia selesai pada tahun 1812 dan kekuasaan otonomi daerah akhirnya

18
dapat ia perkecil kecuali kekuasaan Muhammad Ali Pasya di Mesir dan satu daerah otonomi
lain di Eropa.

Setelah kekuasaannya sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Utsmani bertambah kuat,


Sultan Mahmud II melihat bahwa telah tiba masanya untuk memulai usaha-usaha pembaharuan
yang telah lama ada dalam pemikirannya. Sebagaimana sultan-sultan lain, hal pertama yang
menarik perhatiannya ialah pembaharuan di bidang militer.

Sultan Mahmud II banyak melakukan gerakan pembaruan dalam dunia Islam, yaitu
sebagai berikut.

1) Menerapkan sistem demokrasi dalam pemerintahannya.


2) Menghapus pengultusan sultan yang dianggap suci oleh rakyatnya.
3) Memasukkan kurikulum umum ke dalam lembaga-lembaga pendidikan madrasah.
4) Mendirikan sekolah Maktebi Ma’arif yang mempersiapkan tenaga-tenaga
administrasi, dan Maktebi Ulum’i edebiyet yang mempersiapkan tenaga-tenaga ahli
penerjemah.
5) Mendirikan sekolah kedokteran, militer dan teknik.

j. Muhammad Iqbal

Muhammad Iqbal berasal dari keluarga golongan menengah di.Punjab dan lahir di Sialkot
pada tahun 1876. Untuk meneruskan studi ia kemudian pergi ke Lahore dan belajar di sana
sampai ia memperoleh gelar kesarjanaan M.A. Di kota itulah ia berkenalan dengan Thomas
Arnold, seorang Orientalis, yang menurut keterangan, mendorong pemuda Iqbal untuk
melanjutkan studi di Inggris. Pada tahun 1905, ia pergi ke negara ini dan masuk ke Universitas
Cambridge untuk mempelajari falsafat. Dua tahun kemudian, ia pindah ke Munich di Jerman,
dan di sinilah ia memperoleh gelar Ph.D. dalam tasawuf. Tesis doktoral yang diajukannya
berjudul: The Development of Metaphysics in Persia (Perkembangan Metafisika di Persia).

19
Ada tahun 1908 ia berada kembali di Lahore dan di samping pekerjaannya sebagai
pengacara, ia menjadi dosen falsafat. Bukunya The Reconstruction of Retigious Thought in
Islam adalah hasil ceramah-ceramah yang diberikannya di beberapa universitas di India.
Kemudian, ia memasuki bidang politik dan pada tahun 1930, ia dipilih menjadi Presiden Liga
Muslimin. Di dalam perundingan Meja Bundar di London, ia turut dua kali mengambil
bahagian. Ia juga menghadiri Konferensi Islam yang diadakan di Yerusalem. Pada tahun 1933,
ia diundang ke Afghanistan untuk membicarakan pembentukan Universitas Kabul. Dalam usia
62 tahun, ia Berbeda dengan pembaharu-pembaharu lain, Muhammad Iqbal adalah penyair dan
filosof. Tetapi, pemikirannya mengenai kemunduran dan kemajuan umat Islam mempunyai
pengaruh pada gerakan pembaruan dalam Islam.Pemikiran Muhammad Iqbal tentang
pembaruan Islam adalah sebagai berikut.

1) Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad
tetap terbuka.
2) Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia
mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam meninggal di
tahun 1938.
3) Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam
berpikir.
4) Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai
perkembangan zaman.
5) Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
6) Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian
terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.9

E. Dampak Dan Perkembangan Gerakan Pembaharuan/Kebangkitan Islam

1. Dampak Gerakan pembaharuan/kebangkitan islam


Gerakan pembaruan di negara-negara timur tengah tidak hanya tersebar di
lingkungan mereka sendiri, namun juga meluas hingga ke Nusantara. Pengaruh-
pengaruhnya antara lain sebagai berikut:

9
Mustahdi,”Pendidikan agama islam dan budi pekerti”,(buku sekolah elektronik (BSE), Januari 2007),Hal
169-179

20
a. Gerakan Paderi
Gerakan pembaruan yang dilakukan oleh Al-Afghani dan Muhammad
bin Abdul Wahab sampai juga ke Indonesia terutama terhadap tokoh-tokoh
seperti H. Miskin (Kab. Agam, Sumbar), H. Abdul Rahman (Kab. Lima
Puluh Kota, Sumbar), H. Salman Faris (Kab. Tanah Datar, Sumbar).
Mereka dikenal dengan nama H. Miskin, H. Probang dan H. Sumanik.
Sepulang dari tanah suci mereka terilhami oleh pemikiran Muhammad bin
Abdul Wahab. Mereka pulang dari tanah suci pada tahun 1803 M dan
sebagai pengaruh pemikiran para pembaru Timur Tengah tersebut adalah
timbulnya gerakan Paderi. Gerakan tersebut bermaksud ingin
membersihkan ajaran Islam yang telah bercampur baur dengan perbuatan
perbuatan yang bukan Islam. Hal ini me-nimbulkan bertentangan antar
golongan adat dan golongan Paderi
b. Munculnya Organisasi Modern
Munculnya berbagai organisasi dan kelembagaan Islam modern di
Indonesia pada abad ke-20, baik yang bersifat keagamaan, politik maupun
ekonomi. Beberapa Organisasi tersebut adalah: Jamiatul Khair (1905 M).
Muhammadiyah (18 November 1912). Al-Irsyad (1914 M). Persatuan
Islam (1923 M). Serikat Dagang Islam (1911 M). Nahdlatul Ulama/NU (13
Januari 1926 M), Matla'ul Anwar (1905 M). Pergerakan Tarbiyah/PERTI
(1928 M). Persatuan Muslim Indonesia/PERMI (22 Mei 1930 M), dan
Majelis Islam Ala Indonesia (1937 M).
c. Jamiatul Khair
Pada tahun 1901 M. beberapa tokoh dari para ulama asal Arab dan para
pemuda Alawiyin berinisiatif mendirikan sebuah organisasi modern
pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial dan pendidikan
berdasarkan Islam. Hal tersebut dimaksudkan untuk menyaingi politik
pendidikan yang di dirikan oleh pemerintah kolonial Belanda yang hanya
diperuntukan bagi anak- anak pejabat pemerintah serta mereka yang
bersimpati terhadap pemerintah kolonial Belanda
Organisasi ini merupakan organisasi pendidikan tertua di Jakarta yang
terbuka untuk setiap muslim. Para pendirinya antara lain Sayyid Muham
mad Al-Fakir bin Abdurrahman Al-Mansyur. Sayyid Muhammad bin Abdur
rahman bin Syihab, Sayid Idrus hin Ahmad bin Syihab. Abu Bakar bin Mu
21
hammad Al-Habsyi, dan Syechan bin Ahmad Syahab. Di tangan ulama
ulama inilah Jamiatul Khair berkembang pesat. Bidang kegiatan organisasi
ini me liputi: Pertama, pendirian dan pembinaan satu sekolah pada tingkat
dasar Kedua, pengiriman anak-anak muda ke Turki untuk melanjutkan
pelajaran Tampilnya Jamiatul Khair sebagai organisasi keagamaan yang
berorientasi pada pembaruan pendidikan Islam terasa sangat penting karena
organisasi ini merupakan organisasi modern di masyarakat. Kemodernan
organisasi ini terlihat dalam mata pelajaran yang diajarkan bersifat umum,
keseluruhan ke giatannya didasarkan pada sistem Barat. Bahasa pengantar
yang digunakan adalah bahasa Indonesia atau bahasa Melayu.
Sebenarnya pada tahun 1901. Jamiatul Khair belum mendapat izin dari
pemerintah Belanda karena dianggap merugikan kepentingan pihak
Belanda. Hingga akhirnya pada tanggal 17 Juli 1905, organisasi ini
mendapat pengakuan dari pemerintah Belanda, dengan catatan tidak
diperbolehkan mendirikan cabang-cabang lain di luar Jakarta. Salah satu
tujuan dari organisasi ini adalah mengembangkan pendidikan agama Islam
dan bahasa Arab Karena sekolah sekolah ini kekurangan tenaga pengajar,
maka didatangkan tenaga pengajar agama dan bahasa Arab dari luar (dan
Jawa pada umumnya) serta daerah sekitarnya, seperti H. Muhammad
Mansur dari Padang, Selain itu, sekolah ini juga mendirikan perpustakaan
dengan mendatangkan berbagai majalah dan harian dari Timur Tengah
(Kairo, Istambul dan Beirut).
d. Muhammadiyah
Muhammadiyah sering disebut sebagai gerakan pembaruan sial
keagamaan (sosio-religius) Hal ini karena Muhammadiyah telah berperan
dalam perubahan kehidupan sosial keagamaan di Indonesia sejak awal
berdiri nya Muhammadiyah berdiri pada tanggal 18 November 1912 M.
bertepatan dengan tanggal 18 Dzulhijjah 1330 H. Perintis berdirinya
Muhammadiyah
adalah KH. Ahmad Dahlan Ahmad Dahlan dilahirkan di Yogyakarta
pada tahun 1809 dengan nama Muhammad Darwis Ayahnya bernama KIH
Ali Bakar bin Kyai Sulaiman, seorang khatib di masjid besar kesultanan
Yogyakarta Ibunya bernama Siti Aminah, putri KH fhrahim, penghulu
Kesultanan Yogyakarta.
22
Pada mulanya, Muhammadiyah hanya sebuah kelompok kecil yang
mempunyai misi bertentangan dengan kebiasaan penduduk bumiputra yang
masih bersifat tradisional dalam praktik kegamaannya Bagi kaum reformis-
modernis, perubahan tidak terbatas pada persoalan-persoalan ritual-
ubudiyah, tetapi juga meliputi semua aspek kehidupan sosial kemasyara
katan. Dalam prakteknya, Muhammdiyah menekan kan pentingnya
kesalehan hidup yang didasarkan pada berbagai kewajiban yang dinyatakan
di dalam Al-Qur'an dan hadis Nahi, tapi menolaksistem filsafatdan sistem
hukum kewarisaan muslim zaman pertengahan dan otoritas para wali untuk
digantikan dengan pelaksanaan ijtihad atau penalaran individu dalam
berbagai urusan keagamaan
e. Nahdatul Ulama (NU)
Nahdatul Ulama (NU) adalah organisasi yang besar di Indonesia yang
berdiri di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926 M, mulanya hanya sebuah
kepanitian yang disebut Komite Hijaz. Kalangan ulama waktu itu
menetapkan KH. Hasyim Asy'ari sebagai tokoh pendiri NU sekaligus Ketua
Umum. Pendiri NU yang lain adalah KH. Abdul Wahab Hasbullah, lahir di
Jombang pada bulan Maret 1888 M. serta KH. Bisri, lahir di Taju Jawa
Tengah pada tahun 1887. Beliau belajar agama di pondok pesantren seperti
Tebu Ireng, Bangkalan Madura dan belajar di Mekah.
Dalam bidang fiqih, NU menganut empat imam mazhab, walau dalam
prakteknya mengikuti mazhab imam Syafi'i. Dalam bidang kalam meng-
anut juga paham Ahlus Sunnah wal Jama'ah, sebuah pola pikir yang
merupakan jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum
ekstrem naqli (skripturalis). Sumber pemikiran bagi NU tidak hanya Al-
Qur'an dan As-Sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditam-
bah dengan realitas empiris. Cara berpikir seperti itu merujuk pada pemikir
terdahulu, seperti Abu Hasan al-Asy'ari dan Abu Mansur al-Maturidi dalam
bidang teologi.
Tujuan organisasi NU ini adalah menegakkan ajaran Islam menurut
paham Ahlu Sunnah wal Jamaah di tengah-tengah kehidupan masyarakat,
di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu terdapat
usaha organisasi yang dilakukan, yaitu:

23
1) Bidang agama, melaksanakan dakwah islamiah dan
meningkatkan rasa persaudaraan yang berpijak pada semangat
persatuan dan persaudaraan
2) Bidang pendidikan, menyelenggarakan pendidikan yang sesuai
dengan nilai-nilai Islam, untuk membentuk muslim yang
bertakwa, berbudi luhur dan berpengetahuan luas
3) Bidang sosial budaya, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta
kebudayaan yang sesuai dengan nilai keislaman dan
kemanusiaan.
4) Bidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan untuk
menikmati hasil pembangunan dengan berkembangnya ekonomi
mengutamakan rakyat
5) Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat
luas. NU berusaha mengabdi dan menjadi yang terbaik bagi
masyarakat.10
2. Perkembangan Gerakan pembaharuan/ kebangkitan islam

Gerakan pembaharuan kebangkitan Islam telah mengalami perkembangan yang signifikan,


dengan berbagai tokoh dan gerakan yang mencoba mengadaptasi nilai-nilai Islam dengan
konteks zaman modern. Tokoh-tokoh seperti Muhammad Abduh dan Rashid Rida di awal abad
ke-20 mendorong wacana pembaharuan untuk menghadapi tantangan modernitas.

Pada abad ke-20 dan ke-21, gerakan Islamisme, seperti Ikhwanul Muslimin di Mesir dan
Revolusi Islam di Iran, juga merupakan bagian dari upaya pembaharuan. Mereka mengusung
gagasan tentang penerapan syariah sebagai solusi bagi berbagai masalah sosial dan politik

Namun, ada pula gerakan yang lebih moderat seperti Nahdlatul Ulama di Indonesia dan
model pembaharuan di Malaysia, yang berusaha memadukan nilai-nilai Islam dengan sistem
demokratis dan prinsip-prinsip kemajuan sosial.

Secara keseluruhan, perkembangan gerakan pembaharuan kebangkitan Islam


mencerminkan diversitas pendekatan dan pandangan terhadap bagaimana Islam dapat
berinteraksi dengan dunia modern11

10
Imam subchi,ma,”Sejarah kebudayaan islam”,( semarang:PT.karya toha putra,2016) hal 13-16
11
Syahraini tambak,”kebangkitan Pendidikan islam:melacak isu historis kebangkitan Kembali Pendidikan
islam” jurnal al-hikmah vol.12, no 2(oktober 2015)hlm 192-193

24
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Masa kebangkitan kebudayaan Islam, terutama melalui gerakan pembaharuan atau


modernisasi, mencerminkan usaha untuk mengadaptasi nilai-nilai Islam dengan perkembangan
zaman. Gerakan ini menekankan pentingnya pendidikan, ilmu pengetahuan, dan harmoni
antara agama dan kemajuan. Selama periode ini, tokoh-tokoh seperti Muhammad bin Abdul
Wahab,Syah Waliyullah,Muhammad Ali Pasya,. Al-Tahtawi,Jamaludin Al-Afgani,Muhammad
Abduh,Rasyid Rida,Sayyid Ahmad Khan,Sultan Mahmud II dan Muhammad Iqbal

Tapi tokoh yang berperan dalam merespons tantangan zaman dengan menggabungkan ajaran
Islam dengan elemen-elemen kemajuan. Hal ini mengarah pada perkembangan pendidikan,
ilmu pengetahuan, dan penekanan pada rasionalitas dalam pemahaman agama. Meskipun
beragam interpretasi dan respon, kebangkitan kebudayaan Islam pada masa itu mencerminkan
usaha untuk menjembatani tradisi dengan tuntutan modernitas Al-Afghani dan Muhammad
Abduh .

25
DAFTAR PUSTAKA

Abudin nata, Pembaruan pendidikan Islam di indonesia . (2019). (n.p.): Prenada Media.
Feisal ghozaly,(2017) Pendidikan agama islam dan budi pekerti,buku sekolah elektronik( BSE)
Hasan, M. S. R. (2014). Upaya Pembaruan Oleh Para Modernis Islam Pada Bidang Agama,
Pendidikan, Politik Dan Ekonomi. Urwatul Wutsqo, 3(2).
Imam subchi, Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah Kelas XII. (n.d.). (n.p.): Toha
Putra.
Islam, S., & Noorliza, K. (2017). Fauzi. F. b., & Soliman, SM,“A review on green supply chain
aspects and practices: Management and Marketing,” Challenges for the Knowledge
Society, 12(1), 12-36.
Moh sulaiman.( 2020).sejarah kebudayaan islam . 11. 11. 5-6
Munir, M. (2017). Nurcholish Madjid dan Harun Nasution Pengaruh Pemikiran
Filsafatnya. PETITA, 2, 60.
Nashir,Haedar,(2010 Tajdid, gerakan pembaharuan dalam ajaran Islam , diakses pada 6
Desember 2022 https://www.kompas.com/stori/read/2022/01/05/150000379/tajdid-
gerakan-pembaruan-dalam-ajaran-islam?page=all
Padmo, S. (2007). Gerakan pembaharuan Islam Indonesia dari masa ke masa: Sebuah
pengantar. Jurnal Humaniora, 19(2), 151-160
Subchi, I. Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah Kelas XII. Toha Putra.
Tambak, S. (2015). Kebangkitan Pendidikan Islam: Melacak Isu Historis Kebangkitan
Kembali Pendidikan Islam. Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan, 12(2),
182-199.

26
27

Anda mungkin juga menyukai