Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Abdulloh Hadziq, S.Pd.I., M.Pd.I.

Disusun Oleh :
1. Fatimatuz Zahra (203111205)
2. Fadila Putri Rahmanti (203111206)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID
SURAKARTA
TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisaselesai pada waktunya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang
telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan
para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Surakarta, 22 Maret 2022

(Penulis)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2

DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4


A. Latar Belakang ...................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 6


A. Pengertian Pembaharuan Pendidikan Islam .......................................... 6
B. Latar Belakang Pembaharuan Pendidikan Islam .................................. 6
C. Masa Pembaharuan Pendidikan Islam .................................................. 7
D. Eksistensi Pendidikan Islam di Indonesia ............................................. 8
E. Kondisi Obyektif Pendidikan Islam di Indonesia ................................. 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 13


A. Kesimpulan .......................................................................................... 13
B. Saran ..................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Islam secara khusus tidak dapat disamakan dengan makna
pendidikan secara umum. Pendidikan Islam dikenal dan diyakini oleh penganut
agama Islam sebagai suatu kegiatan pendidikan yang bersumber dari pokok ajaran
Islam (al-Quran) dan al-Hadits sebagai penjelasnya. Pendidikan Islam yang mulai
dirintis sejak turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW mengalami
pasang dan surut seiring dengan perjalanan panjangnya melintasi ruang dan waktu
hingga masa sekarang.
Hal tersebut bergantung pada bagaimana pelaku sejarah pada masanya itu
melaksanakan proses pendidikan. Puncak kejayaan pendidikan Islam dimulai
dengan berkembang luasnya lembaga-lembaga pendidikan Islam dan madrasah-
madrasah formal di berbagai pusat kebudayaan Islam. Hal ini dipengaruhi oleh jiwa
dan semangat kaum muslimin pada waktu itu yang sangat dalam penghayatan dan
pengamalannya terhadap ajaran Islam. Dengan demikian, dalam sebuah lembaga
pendidikan pasti terjadi pertumbuhan dan perkembangan, dan ini sama halnya
dengan pendidikan Islam.
Perkembangan pendidikan islam disatu sisi menunjukan potensi fleksibilitas
pendidikan islam sesuai dengan tuntutan zaman, namun disisi lain perkembangan
ini mendatangkan tantangan yang amat beragam. Hal yang demikian sering
diperparah oleh politik pendidikan dari suatu rezim, sehingga selama berpuluh-
puluh tahun lembaga pendidikan nasional itu berkembang atas inisiatif dan
dukungan masyarakat.kemudian kebijakan pengembangan pendidikan agama islam
pada masa depan harus diorientasikan pada target keunggulan, mengingat tantangan
kompetisi baik pendidikan pada tingkat lokal maupun global yang semakin keras.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pembaharuan pendidikan Islam ?
2. Bagaimana latar belakang pembaharuan pendidikan Islam ?
3. Bagaimana masa pembaharuan pendidikan Islam?
4. Bagaimana eksistensi pendidikan islam di Indonesia?
5. Bagaimana kondisi obyektif pendidikan islam di Indonesia?

4
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pembaharuan pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui latar belakang pembaharuan pendidikan Islam
3. Untuk mengetahui masa pembaharuan pendidikan Islam
4. Untuk mengetahui eksistensi pendidikan Islam di Indonesia.
5. Untuk mengetahui kondisi obyektif pendidikan Islam di Indonesia.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembaharuan Pendidikan Islam


Lahirnya modernisasi atau pembaharuan di sebuah tempat akan selalu beriringan
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat itu. Modernisasi
atau pembaharuan bisa diartikan apa saja yang belum dipahami, diterima, atau
dilaksanakan oleh penerima pembaharuan, sesungguhnya lebih merupakan upaya atau
usaha perbaikan keadaan baik dari segi cara, konsep, dan serangkaian metode yang bisa
diterapkan dalam rangka menghantarkan keadaan yang lebih baik.
Menurut Harun Nasution modernisasi dalam masyarakat barat mengandung arti
pikiran, aliran, gerakan, dan usaha untuk mengubah paham-paham, adat istiadat, institusi-
institusi lama dan sebagainya untuk disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan
oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.1
Dapat disimpulkan bahwa pembaharuan pendidikan Islam adalah suatu upaya
melakukan proses perubahan kurikulum, cara, metodologi, situasi dan kondisi pendidikan
Islam dari yang tradisional kearah yang lebih rasional, dan professional sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat itu.
B. Latar Belakang Pembaharuan Pendidikan Islam
Terpuruknya nilai-nilai pendidikan dilatar belakangi oleh kondisi internal islam yang
tidak lagi menganggap ilmu pengetahuan umum sebagai satu kesatuan ilmu yang harus
diperhatikan. Selanjutnya, ilmu pengetahuan lebih banyak diadopsi bahkan dimanfaatkan
secara komprehensif oleh barat yang pada waktu itu tidak pernah mengenal ilmu
pengetahuan. Berikut faktor yang mendorong terjadinya proses pembaharuan pendidikan
islam :
1. Faktor internal yaitu, faktor kebutuhan pragmatis umat islam yang sangat memerlukan
satu system pendidikan islam yang betul-betul bisa dijadikan rujukan dalam rangka
mencetak manusia-manusia muslim yang berkualitas, bertaqwa, dan beriman kepada
Allah.
2. Faktor eksternal adanya kontak islam dengan barat juga merupakan faktor terpenting
yang bisa kita lihat. Adanya kontak ini paling tidak telah menggugah dan membawa

1
Haidar putra daulay dan Nurgaya pasa, Pendidikan Islam dalam Lintasan Sejarah, (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2014), hlm. 155.

6
perubahan pragmatik umat islam untuk belajar terus menerus kepada barat, sehingga
ketertinggalan yang selama ini dirasakan akan bisa terminimalisir.2
C. Masa Pembaharuan Pendidikan Islam
Setelah warisan filsafat dan ilmu pengetahuan Islam diterima oleh bangsa Eropa dan
umat Islam sudah tidak memperhatikannya lagi maka secara berangsur-angsur telah
membangkitkan kekuatan di Eropa dan menimbulkan kelemahan di kalangan umat Islam.
Secara berangsur-angsur tetapi pasti, kekuasaan umat Islam ditundukkan oleh kekuasaan
bangsa Eropa.
Sebenarnya kesadaran akan kelemahan dan ketertinggalan kaum muslimin dari bangsa-
bangsa Eropa dalam berbagai bidang kehidupan ini, telah timbul mulai abad ke 11 H/17
M dengan kekalahan-kekalahan yang diderita oleh kerajaan Turki Usamani dalam
peperangan dengan negara-negara Eropa. Kekalahan-kekalahan tersebut mendorong raja-
raja dan pemuka-pemuka kerajaan untuk menyelidiki sebab-sebab kekalahan mereka dan
rahasia keunggulan lawan. Mereka mulai memperhatikan kemajuan kebudayaan Eropa,
terutama Perancis yang merupakan pusat kemajuan kebudayan Eropa pada masa itu dan
mengirim duta-duta untuk mempelajari kemajuan Eropa, terutama di bidang militer dan
kemajuan Ilmu pengetahuan.
Dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan modern dari Barat, untuk pertama kali
dalam dunia Islam dibuka suatu percetakan di Istambul pada tahun 1727 M. Guna
mencetak berbagai macam buku ilmu pengetahuan yang diterjemahkan dari buku-buku
ilmu pengetahuan barat, Al-Qur’an dan ilmu-ilmu pengetahuan agama lainnya.
Penduduk Mesir oleh Napoleon Bonaparte tahun 1798 M, adalah merupakan tonggak
sejarah bagi umat Islam untuk mendapatkan kembali kesadaran akan kelemahan dan
keterbelakangan mereka. Ekspedisi Napoleon tersebut bukan hanya menunjukkan akan
kelemahan umat Islam, tetapi juga sekaligus menunjukkan kebodohan mereka. Ekspedisi
Napoleon tersebut disamping membawa pasukan tentara yang kuat, juga membawa
pasukan ilmuwan dengan seperangkat peralatan ilmiah, untuk mengadakan penelitian di
Mesir. Inilah yang memuka mata kaum muslimin akan kelemahan dan
keterbelakangannya, sehingga akhirnya timbul berbagai macam usaha pembaharuan
dalam segala bidang kehidupan, untuk mengejar ketertinggalan dan keterbelakangan
3
mereka, termasuk usaha-usaha di bidang pendidikan. Menurut pendapat Afiful Ikhwan

2
Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), hlm. 164-165
3
Afiful Ikhwan, integrasi Pendidikan Islam (Nilai-Nilai Islami dalam Pembelajaran), Ta’allum Jurnal, Volume.
2, Nomer. 2, November 2014: 179-194, hlm. 184

7
tugas pendidikan islam dapat ditinjau dari tiga pendekatan: Pertama pendidikan sebagai
pengembangan potensi. Kedua pewarisan budaya. Ketiga, interaksi antara potensi dan
budaya. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa tugas pendidikan Islam adalah
membantu pembinaan anak didik pada ketakwaan dan berakhlak.
Analisis Fakta Sejarah
Pemikiran pembaharuan Islam terjadi sekitar pada abad ke 17 M. Pemikiran
pembaharuan di dalam tubuh Islam sendiri didasari atas kesadaran kaum muslimin akan
ketertinggalan mereka dalam berbagai bidang terutama dalam bidang pendidikan
dibandingkan dengan orang-orang Barat. Para pemikir Islam salah satunya adalah Sultan
Mahmud II berusaha untuk mengadakan perubahan dalam kurikulum madrasah dengan
menambahkan pengetahuan-pengetahuan umum kedalamnya yang semula hanya
mengajarkan pengetahuan agama. Yang inspirasinya seolah-olah mengadopsi pemikiran-
pemikiran dari Barat, akan tetapi sebenarnya merupakan ajaran Islam yang murni yang
menghendaki keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat.
Adapun pemikir-pemikir muslim yang lain mengemukakan tema pembaharuan dengan
opini/ide dasar yaitu :

1. Mengembalikan ajaran Islam kepada unsur aslinya, dengan bersumberkan Al-Qur’an


dan Al-Hadist, dan membuang segala bid’ah, khurafat, tahayul dan mistik.

2. Menyatakan dan membuka kembali pintu ijtihad.

Menurut golongan berfikir usaha pembaharuan pendidikan yang berorientasi pada


nasionalisme berusaha memperbaiki kehidupan umat Islam dengan memperhatikan situasi
dan kondisi objektif umat Islam yang bersangkutan. Dalam usaha mereka bukan semata
mengambil unsur-unsur budaya Barat yang sudah maju, tetapi juga mengambil unsur dari
budaya warisan bangsa yang bersangkutan. Ide kebangsaan inilah yang akhirnya
menimbulkan timbulnya usaha merebut kemerdekaan dan mendirikan pemerintahan
sendiri dikalangan pemeluk Islam.
Sebagai akibat dari pembaharuan dan kebangkitan kembali pendidikan Islam ini,
terdapat kecenderungan dualisme sistem pendidikan Islam di kebanyakan negara muslim,
yaitu perpaduan antara sistem pendidikan modern dan sistem pendidikan tradisional

Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia


D. Eksistensi Pendidikan Islam Di Indonesia

8
Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan
kehidupan manusia. John Dewey menyatakan bahwa pendidikan sebagai salah satu
kebutuhan, fungsi sosial sebagai bimbingan, sarana pertumbuhan yang mempersiapkan
dan membukakan serta membentuk disiplin hidup.4Pendidikan dalam pandangan yang
sebenarnya adalah suatu sistem pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat
mengarahkan kehidupannya sesuai dengan cita-cita islam, sehingga dengan mudah ia
dapat membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran islam.5 Bermula dari para penganjur
agama ini yang mendekati masyarakat dengan cara persuasif dan memberikan
pengertian tentang dasar-dasar agama islam, sekaligus dengan memanfaatkan lembaga-
lembaga, dan langgar mulailah secara bertahap berlangsungnya pengajaran umum
mengenai tulis baca Al-Qur’an dan wawasan keagamaam pelembagaan pesantren untuk
pelaksanaan pendidikan bagi umat islam diperkirakan muncul abad ke-13 dan mencapai
perkembangan yang optimal pada abad ke-18.6 Gairah umat islam mendalami ajaran
agamanya terus meningkat kemudian disusul dengan adanya pelancongan (rihlah
ilmiah) sebagai kelulusan pesantren melanjutkan pendidikan kebeberapa pusat kajian
islam di timur tengah. Peristiwa ini tidak saja menambah wawasan keilmuan mereka,
akan tetapi juga menambah pengalaman dan inpirasi mereka dalam gerakan
modernisasi pendidikan di timur tengah, sekaligus menjadi pemrakarsa pendirian
madrasah-madrasah di indonesia. Pada dasarnya eksistensi dan perkembangan
pendidikan islam indonesia berasal dari proses interaksi misi islam dengan tiga kondisi:
pertama, interaksi islam dengan budaya lokal pra islam telah melahirkan pesantren.
Meskipun pandangan ini masih kontroversial, tetapi pelembagaan pesantren
bagaimanapun tidak bisa dilepaskan dari proses akulturasi islam dalam konteks budaya
asli (indigenius). Kedua, interaksi misi pendidikan islam dengan tradisi timur tengah
modern telah menghasilkan lembaga madrasah. Dan ketiga, interaksi islam dengan
politik pendidikan hindia belanda telah merabuhkan lembaga sekolah islam. Orang
mungkin mempertanyakan antara madrasah dan sekolah islam, tetapi dalam sejarah
pendidikan islam di indonesia kedua lembaga itu lahir dari inspirator yang berbeda, satu
dari lulusan timur tengah modern, sedang yang lain dari gerakan yang koperatif dengan
pendidikan ala belanda. Pada masa awal-awal kemerdekaan, indonesia
mengembangkan lembaga pendidikan sekolah sebagai mainstraim sistem pendidikan

4
Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2003), h. 67.
5
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), h. 27.
6
buddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Bandung: Angkasa, 2003), h. 98

9
Nasional. Hal ini dilakukan agaknya karena untuk memudahkan pengelolaan
pendidikan yang diwariskan pemerintah hindia belanda. Dengan demikian, sistem
pendidikan Nasional dengan sistem pendidikan islam pun terus berlangsung. Melalui
proses yang panjang dan sering kali melibatkan ketegangan politik antara eksponen
yang berbeda pandangan, kecenderungan untuk mensintesiskan dua kutub pendidikan
“Nasional” dan pendidikan islam tampaknya semakin terbukti. Perkembangan ini
tercermin dalam Undang-Undang No.2/1989 tentang pendidikan Nasional. Dengan
perkembangan diatas, posisi pendidikan islam dalam sistem pendidikan nasional dapat
diidentifikasi sedikitnya kedalam tiga pengertian. Pertama, pendidikan islam adalah
lembaga-lembaga pendidikan keagamaan seperti pesantren, pengajian, dan madrasah
diniyah. Kedua, pendidikan islam adalah muatan atau materi pendidikan agama islam
dalam kurikulum pendidikan nasioanal. Ketiga, pendidikan islam merupakan ciri khas
dari lembaga pendidikan sekolah yang diselenggarakan oleh departemen agama dalam
bentuk madrasah, dan oleh organisasi serta yayasan keagamaan islam dalam bentuk
sekolah-sekolah islam. Tujuan utama dari pendidikan islam adalah membina dan
mendasari anak didik dengan nilai-nilai agama sekaligus mengajarkan ilmu agama
islam. Sehingga ia mampu mengamalkan syariat benar sesuai pengetahuan agama.
E. Kondisi Obyektif Pendidikan Islam Di Indonesia
Praktik pendidikan islam di indonesia sebagaimana diidentifikasi diatas mengalami
pasang surut dari waktu kewaktu. Namun perkembangan terakhir kenyataannya
menunjukan kemajuan, setidaknya jika dilihat dari indikator kuantitatif. Pelaksanaan
pendidikan agama islam disekolah-sekolah umum berlangsung 2 jam pelajaran
perminggu (90 menit). Banyak sekolah bahkan menambah pelajaran pendidikan agama
islam bagi peserta didiknya, baik melalui penambahan jam pelajaran dikelas maupun
melalui kegiatan ekstra-kulikuler. Pendidikan agama islam disekolah-sekolah juga
disemarakkan oleh praktek-praktek pengajaran khusus, seperti pesantren kilat.7Masalah
klasik yang memerlukan penelitian mendalam dan masih menjadi bahan perdebatan
dalam kaitannya dengan pendidikan agama islam disekolah-sekolah umum, adalah
masalah jumlah jam pelajaran. Memang belakangan banyak keluhan muncul berkaitan
dengan perilaku remaja sekolah yang kurang terpuji, seperti tawuran antar pelajar,
penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang dan pergaulan bebas. Meskipun
demikian, fenomena ini sebenarnya muncul terbatas diwilayah perkotaan. Khususnya

7
Abuddin Nata, Op Cit, h. 99.

10
di Jakarta dan sekolah-sekolah tertentu, tetapi mendapatkan liputan media yang luas
terhadap kerisauan ini. Berbagai kalangan ini mempermasalahkan terbatasnya jumlah
jam pelajaran pendidikan agama disekolah-sekolah umum. Sementara itu, sebagai
kalangan yang lain melihat faktor langkanya mata pelajaran budipekerti dalam
kurikulum sekolah. Memperhatikan tuntutan di atas pendidikan agama islam di
sekolah-sekolah umum dilaksanakan dengan beberapa strategi. Kurikulum pendidikan
islam disempurnakan terus menerus, sehingga mencapai komposisi materi pelajaran
agama yang proporsional dan fungsional. Dengan kurikulum ini diharapkan pelajaran
agama tidak membebani siswa secara berlebihan sesuai dengan alokasi waktu yang
tersedia. Strategi lainnya adalah memadukan materi pendidikan budi pekerti kedalam
pendidikan agama. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi dikotomi sumber nilai bagi
perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari, dan sekaligus pendidikan agama
mendapatkan tambahan jam pelajaran yang khusus untuk memperkuat pengajaran
akhlak. Disamping kedua strategi di atas, pendidikan agama dilaksanakan dalam
pengertian yang luas dengan melibatkan semua komponen melalui penciptaan kondisi
agamis dilingkungan sekolah. Meskipun dengan tingkat kualitas yang berbeda-beda,
pelaksanaan strategi-strategi di atas telah mewarnai kondisi pendidikan agama islam
disekolah-sekolah umum
Masa Depan Pendidikan Islam di Indonesia
Pendidikan islam di Indonesia secara normatif pada dasarnya bersumber dari ajaran
agama yang universal. Konsisten dengan prinsip ini pendidikan islam akan mampu
bertahan dalam perubahan yang terjadi dari masa ke masa. Prinsip universal itu
menunjukan kesanggupannya disatu sisi mempertahankan semangat keislamannya dan
disisi lain menyesuikan aspek teknisnya dengan perkembangan zaman. Sebagaimana
dapat dilihat dalam sejarahnya, pendidikan islam mempertahankan variasi dari satu
periode ke periode lain, dan dari satu lokasi ke lokasi lain, tetapi dengan semangat
keislaman yang permanen.8 Masa depan pendidikan islam di Indonesia dibentuk baik
oleh faktor internal maaupun eksternal. Secara internal, dunia pendidikan islam pada
dasarnya masih menghadapi problem pokok berupa rendahnya kualitas sumber daya
manusia pengelola penidikan. Hal ini terkait dengan program pendidikan dan
pembinaan tenaga pendidikan yang, masih lemah. Namun demikian tren dari waktu
kewaktu menunjukan bahwa penyelesaian masalah sumber daya manusia itu

8
Ibid, h. 104

11
mengalami penanganan yang semakin baik. Secara eksternal, masa depan pendidikan
islam di indonesia dipengaruhi oleh tiga isu besar yaitu: globalisasi, demokrasi,
demokratisasi dan liberalisasi. Globalisasi tidak semata-mata mempengaruhi sistem
pasar, tetapi juga sistem pendidikan. Penetrasi budaya global terhadap kehidupan
masyarakat Indonesia akan direspon secara berbeda-beda oleh kalangan pendidikan:
permisif, definsif, dan transformatif. Kelompok pertama akan cenderung menerima
begitu saja pola dan model budaya global yang dialirkan melalui teknologi informasi,
tanpa memahami nilai dan substansinya. Sebaliknya kelompok kedua akan apriori
terhadap capaian dan peradapan global, semata-mata karena ia tidak datang dari tradisi
yang diikutinya selama ini. Sedangkan kelompok ketiga, berusaha mendialogkan antara
budaya global dengan budaya lokal, sehingga terjadi sintesis budaya yang dinamis dan
harmonis. Demokratisasi merupakan isu lain yang mempengaruhi masa depan
pendidikan islam di Indonesia. Tuntutan demokratisasi pada awalnya ditunjukkan pada
sistem politik negara sebagai ‘perlawanan’ terhadap sistem politik yang otoriter. Dalam
perkembangannya, tuntutan ini mengarah pada sistem pengelolaan berbagai bidang
kehidupan termasuk pendidikan. Jika sebelumnya sistem pendidikan bersifat
sentralistik, seragam dan dependen maka belakangan berkembang tuntutan pengelolaan
pendidikan yang lebih otonom dan beragam. Disamping itu tuntutan partisipasi
masyarakat khususnya dalam pengawasan mutu pendidikan semakin meningkat yang
menuntut pengelolaan pendidikan yang transparan dan bertanggung jawab. Hal lain
adalah masalah liberalisasi islam, agama ini telah berkembang dan dipeluk oleh
berbagai komunitas yang sangat beragam dan kompleks. Perkembangan dalam
berbagai kehidupan muktahir sebagian tidak mendapatkan penjelasan yang cukup tegas
dari teks-teks suci. Padahal jawaban agama atas masalah-masalah yang baru muncul
tidak boleh absen. Dalam pengertian ekstrim, liberalisasi islam berarti mengabaikan
sama sekali teks-teks suci ketika mambahas isu-isu yang tidak dijelaskan secara
eksplisif didalamnya. Sedangkan perspektif yang moderat, menyadari perlunya
penafsiran yang bebas terhadap teks-teks suci sejauh konsisten dengan nilai dasar yang
dikandungnya, sehingga isu baru apapun yang berkembang dewasa ini pada dasarnya
memiliki relevensi dengan esensi ajaran agama. Perkembangan dewasa ini
menunjukkan adanya kemungkinan setiap orang memahami sendiri-sendiri ajaran
agamanya. Hubungan umat dengan agama tidak lagi berjalan seperti hubungan murid
dengan guru.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembaharuan pendidikan Islam adalah suatu upaya melakukan proses
perubahan kurikulum, cara, metodologi, situasi dan kondisi pendidikan Islam dari
yang tradisional kea rah yang lebih rasional, dan professional sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat itu. Terpuruknya nilai-nilai
pendidikan dilatar belakangi oleh kondisi internal islam yang tidak lagi
menganggap ilmu pengetahuan umum sebagai satu kesatuan ilmu yang harus
diperhatikan. Faktor yang mendorong pembaharuan pendidikan Islam yaitu factor
internal dan factor eksternal. Pendidikan Islam mengalami fase kebangkitan
kembali yang dinamakan fase pembaharuan. Kebangkitan kembali umat Islam
khususnya bidang pendidikan adalah dalam rangka untuk pemurnian kembali
ajaran-ajaran Islam.
Posisi pendidikan islam dalam sistem pendidikan nasional dapat diidentifikasi
sedikitnya kedalam tiga pengertian. Pertama, pendidikan islam adalah lembaga-
lembaga pendidikan keagamaan seperti pesantren, pengajian, dan madrasah
diniyah. Kedua, pendidikan islam adalah muatan atau materi pendidikan agama
islam dalam kurikulum pendidikan nasioanal. Ketiga, pendidikan islam merupakan
ciri khas dari lembaga pendidikan sekolah yang diselenggarakan oleh departemen
agama dalam bentuk madrasah, dan oleh organisasi serta yayasan keagamaan islam
dalam bentuk sekolah-sekolah islam. Masalah klasik yang memerlukan penelitian
mendalam dan masih menjadi bahan perdebatan dalam kaitannya dengan
pendidikan agama islam disekolah-sekolah umum, adalah masalah jumlah jam
pelajaran. Memang belakangan banyak keluhan muncul berkaitan dengan perilaku
remaja sekolah yang kurang terpuji, seperti tawuran antar pelajar, penyalahgunaan
narkotika dan obat-obat terlarang dan pergaulan bebas
B. Saran
Demikian pembahasan makalah yang kami susun, semoga dapat bermanfaat
bagi pembaca dan pemakalah sendiri. Penulis menyadari masih banyak
kekurangandalam makalah ini, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan dalam pembuatan makalah agar kedepannya bisa lebih baik

13
DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, 2003. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bandung: Angkasa.


Afiful Ikhwan, 2014. Integrasi Pendidikan Islam (Nilai-Nilai Islami dalam Pembelajaran.
Bukhari Umar, 2010. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah.
Haidar Putra Daulay dan Nurgaya Pasa, 2014. Pendidikan Islam dalam Lintasan Sejarah.
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Jalaluddin, 2003. Teologi Pendidikan, Jakarta: PT Grafindo Persada
Suwito, 2008. Sejarah Sosial Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

14

Anda mungkin juga menyukai