Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran PAI

Dosen Pengampu: Nashrul Haqqi Firmansyah, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:

1. Zulaiha Rahmawati 203111198


2. Septi Munawaroh 203111199
3. Ana Wahyuni 203111200

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Discovery learning adalah salah satu strategi dalam pengajaran kognitif dengan
mengutamakan peran guru dalam menciptakan situasi belajar yang melibatkan siswa
belajar secara aktif dan mandiri. Strategi pembelajaran discovery (penemuan) adalah
strategi mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga siswa
memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui
pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditentukan sendiri.
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang
saling berhubungan satu sama dengan yang lain. Maka peran discovery di sini sangat
penting dan harus diperhatikan oleh guru dalam melakukan pembelajaran kepada siswa
untuk menjadikan suatu pembelajaran yang efektif.
Melalui konsep belajar discovery learning (penemuan) pada dasarnya menjelaskan
mengenai proses pembentukan belajar dengan jalan menggali dan mencari sendiri
pengetahuan, pemahaman, pengertian, dan konsep-konsep secara mandiri. Konsep
belajar discovery learning (penemuan) pada penerapannya dapat diterapkan pada
pembelajaran. Oleh karena itu, maka mengetahui tentang strategi pembelajaran discovery
learning sangatlah penting bagi calon guru.

B. RUMUSAN MASALAH
A. Apa yang di maksud strategi pembelajaran discovery learning?
B. Bagaimana karakteristik strategi pembelajaran discovery learning?
C. Bagaimana tahapan-tahapan pada strategi pembelajaran discovery learning?
D. Apa kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan strategi pembelajaran discovery
learning?

C. TUJUAN
A. Untuk mengetahui strategi pembelajaran discovery learning
B. Untuk mengetahui karakteristik strategi pembelajaran discovery learning
C. Untuk mengetahui tahapan-tahapan pada strategi pembelajaran discovery learning
D. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan strategi
pembelajaran discovery learning

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING


Strategi pembelajaran discovery learning adalah pembelajaran yang
menekankan pada pengalaman langsung dan pentingnya pemahaman struktur atau
ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif
dalam pembelajaran. Bahan ajar yang disediakan dalam bentuk pertanyaan atau
permasalahan yang harus ddiselesaikan. Jadi siswa memperoleh pengetahuan yang
belum diketahuinya tidak melalui pemberitahuan, melainkan melalui penemuan
sendiri. Bruner (dalam Kemendikbud, 2013:4) mengemukakan bahwa proses belajar
akan berjalan dengan baik serta kreatif jika guru memberikan kesempatan paka siswa
untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-
contoh yang dijumpai dalam kehidupannya.
Strategi pembelajaran discovery learning (penemuan) merupakan kegiatan
pembelajaran yang terjadi ketika siswa tidak disajikan informasi secara langsung,
namun siswa dituntut untuk mengorganisasikan pemahaman mengenai informasi
tersebut secara mandiri. Siswa dilatih terbiasa menjadi sainris (ilmuwan). Mereka
tidak hanya sebagai konsumen, tetapi diharapkan pula bisa berperan aktif, bahkan
sebagai pelaku dari pencipta ilmu pengetahuan (Hosnan, 2014). Strategi pembelajaran
discovery learning (penemuan) juga dapat diartikan sebagai proseduir mengajar yang
mendahulukan pengajaran, perseorangan, manipulasi objek dan percobaan, sebelum
sampai kepada generalisasi. Sehingga metode ini menjadi komponen dari praktik
pembelajaran yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif,
berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri, dan reflektif.
Dengan strategi pemelajaran discovery learning, siswa diharapkan dapat
menggali, menemukan, dan menganalisis pokok materi PAI secara individu maupun
bersama-sama dalam suatu kelompok (Rusli, 2020). Metode pembelajaran discovery
learning dalam penerapannya yaitu guru berperan sebagai fasilitator, sedangkan siswa
menjadi objek pembelajar atau berperan lebih aktif dibandingkan dengan guru.
Seorang guru dapat membimbing siswa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran
yang berlangsung sehingga nantinya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan adanya strategi pembelajaran discovery learning ini diharapkan
mampu untuk belajar secara mandiri dan guru hanya memberikan arahan kepada
mereka. Sebelumnya guru nemberikan suatu permasalahan kepada siswa, kemudian
atas permasalaahan tersebut siswa diminta untuk mencari informasi serta solusi yang
terkait dengan masalah yang nantinya diharapkan akan mampu diselesaikan atau
terpecahkan. Penggunaan metode ini dianggap tepat dalam pembelajaran PAI, karena
bukan hanya mengarah pada aspek kognitif saja akan tetapi juga kepada aspek afektif
dan psikomotorik.

B. KARAKTERISTIK STRATEGI PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING


Adapun ciri utama belajar menemukan, yaitu: (1) mengeksplorasi dan
memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan, dan menggeneralisasikan
pengetahuan; (2) berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk menggabungkan
pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada. Adapun ciri-ciri proses
pembelajaran yang sangat ditekankan oleh teori kontruktivisme, yaitu sebagai berikut:
a. Menekankan pada proses belajar, bukan pada proses mengajar.
b. Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajar para siswa.
c. Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai.
d. Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekankan
pada hasilnya saja.
e. Mendorong para suswa agar mampu melakukan penyelidikan.
f. Menghargai peranan pengalaman kritis para siswa.
g. Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa.
h. Mendasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip kognitif.
i. Banyak menggunakan terminology kognitif untuk menjelaskan pembelajaran
(prediksi, inferensi, kreasi dan analisis).
j. Menekankan pentingnya “bagaimana” siswa belajar.
k. Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau diskusi dengan
siswa lain ataupun guru.
l. Sangat mendukung terjadinya belajar kooperatif.
m. Memperhatikan keyakinan dan sikap siswa dalam belajar.
n. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dan
pemahaman baru yang didasari dengan pengalaman nyata.
Berdasarkan ciri-ciri konstruktivisme tersebut, penerapannya di dalam kelas,
yaitu sebagai berikut:
a. Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar.
b. Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa
waktu kepada siswa untuk merespons.
c. Mendorong siswa untuk berpikir kritis.
d. Siswa secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru ataupun dengan
siswa lainnya.
e. Siswa terlibat dalam pengetahuan yang mendorong dan menonton serta
menantang terjadinya diskusi.
f. Guru menggunakan data mentah, sumer-sumber utama, dan materi-materi
interaktif.
Dari uraian teori belajar kognitif serta ciri dan penerapan teori konstruktivisme
diatas dapat melahirkan strrategi pembelajaran discovery learning.

C. Tahapan-tahapan Strategi Pembelajaran Discovery Learning

a) Tahapan persiapan pelaksanaan strategi pembelajaran Discovery Learning


1. Penentuan terkait dengan tujuan pembelajaran.
2. Mengidentifikasi karakteristik dari masing-masing siswa, meliputi:
kemampuan awal siswa, motivasi belajar, minat dan bakat, gaya belajar,
intelegensi, dan lain sebagainya.
3. Penentuan topik pembelajaran yang akan dipelajari oleh siswa, khususnya
secara induktif (terkait dengan contoh-contoh generalisasi)
4. Pengembangan materi pembelajaran, dapat berupa penerapan,
pengilustrasian, penugasan, dan lain-lain. Hal ini bertujuan agar dipelajari
oleh siswa.
5. Menyusun topik pembelajaran dari yang sifatnya sederhana menuju
kompleks.
6. Melaksanakan penilaian akan suatu proses dan hasil belajar siswa.
b) Tahapan-tahapan penerapan Strategi pembelajaran Discovery Learning
1) Memberikan stimulus atau rangsangan (Stimulation)
Pada tahapan ini, siswa dihadapkan pada suatu permasalahan yang
menyebabkan timbulnya suatu rasa kebingungan dalam diri mereka,
kemudian tidak disarankan untuk memberikan generalisasi. Hal ini bertujuan
agar siswa tergerak dan berinisiatif untuk mencari atau menyelidiki secara
mandiri oleh dirinya sendiri. Selain itu, guru dapat mengawali pembelajaran
dengan memberikan pertanyaan kepada siswa, anjuran mencari informasi
terlebih dahulu terkait materi pelajaran dengan memperbanyak membaca
buku, dan kegiatan belajar lainnya. Hal ini dimaksudkan agar mengarahkan
siswa untuk bersiap dalam aktivitas penyelesaian masalah.
Pemberian stimulus ini berfungsi untuk mengembangkan dan membantu
siswa agar mampu mengeksplorasi materi pelajaran yang telah diberikan.
Dalam hal ini, guru menjelaskan sedikit terkait materi pelajaran kemudian
untuk lebih menarik perhatian siswa dan tidak menimbulkan kebingungan,
guru boleh memberikan pertanyaan kepada siswa agar tumbuh rasa ingin tahu
pada diri siswa.
2) Mengidentifikasi masalah atau pertanyaan (Problem statement)
Pada tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa agar mampu
untuk mengidentifikasi masalah sebanyak mungkin yang relevan dengan
materi pelajaran. Kemudian guru memilih salah satu siswa untuk
mengutarakan jawaban mereka terkait masalah tersebut atau hipotesis.
Kemudian kelompok yang sudah dibagi, diberikan kesempatan untuk
mengajukan hipotesa. Guru hendaknya membimbing mereka yang masih
pasif dalam kegiatan pembelajaran agar tergerak untuk aktif dalam berdiskusi
dan memecahkan masalah terkait proses pembelajaran.
3) Pengumpulan data (Data Collection)
Pada tahap ini, ketika pelaksanaan kegiatan eksplorasi guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan dan mencari informasi yang
relevan dengan materi pelajaran agar dapat membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis. Dalam kegiatan diskusi ini, siswa bersama guru perlu
memperhatikan sikap kerja sama, sopan santun, dan demokratis dalam
mengutarakan pendapatnya serta tidak ada yang memaksakan kehendak orang
lain. Tahap ini bertujuan agar siswa dapat menjawab pertanyaan dan
membuktikan benar atau tidaknya suatu masalah atau hipotesis. Hal ini dapat
memberikan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk membaca referensi
atau buku sebanyak mungkin, melakukan pengamatan, mencari informasi
yang relevan, uji coba secara mandiri, berdiskusi, dan lain sebagainya.
4) Mengolah Data (Data Processing)
Tahapan ini adalah pengolahan data, yaitu suatu kegiatan mengolah data dan
informasi yang telah dicari serta diperoleh siswa kemudian ditafsirkan dari
berbagai data tersebut. Setelah siswa mengumpulkan informasi yang ada,
kemudian mereka menganalisis semua informasi yang didapatkan, baik
informasi dari wawancara, observasi, bahan bacaan, dan lain sebagainya.
Kemudian semua data yang diperoleh tersebut masuk pada pengolahan,
pengklasifikasian dengan cara tertentu untuk mendapatkan penafsiran yang
terpercaya. Setelah informasi yang dibutuhkan terkumpul, setiap kelompok
diberikan kesempatan untuk memaparkan hasilnya, kemudian diikuti dengan
menjawab hipotesa atau permasalahan yang telah diajukan berdasarkan
dengan informasi yang diperoleh dari referensi atau lainnya.
5) Membuktikan (Verification)
Tahap ini bertujuan agar suatu proses pembelajaran dapat berjalan efektif,
inovatif, dan kreatif apabila guru memberikan kesempatan kepada siswa
secara mandiri untuk menemukan suatu teori, pemahaman, konsep, topik
melalui implementasi yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini akan
lebih memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran. Pada tahap ini
guru melakukan verifikasi mengenai jawaban dan pertanyaan dari hipotesis
atau permasalahan siswa tersebut. Apabila siswa belum tepat dalam
menjawab, maka guru yang memperbaiki dan memberikan penguatan. Dalam
hal ini, guru hendaknya meluruskan pemahaman yang relevan kepada siswa
jika terjadi kesalahan jawaban dari siswa, agar tidak terjadi kesalahpahaman
dari masing-masing siswa, sehingga mereka mengetahui dan mendapatkan
penjelasan yang sebenarnya.
6) Mendapatkan kesimpulan atau generalisasi (Generalization)
Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan. Tahap ini merupakan
proses untuk membuat suatu kesimpulan yang dijadikan landasan dan sesuai
dengan seluruh peristiwa atau permasalahan yang sama dan dengan
memperhatikan kembali hasil verifikasi sebelumnya. Berdasarkan hasil
verifikasi dapat dirumuskan bahwa prinsip dan landasan yang mendasari
generalisasi. Berdasarkan hasil verifikasi sebelumnya, hal tersebut dapat
dijadikan sebagai suatu kesimpulan.

D. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Discovery Learning

Pemilihan sebuah strategi yang akan digunakan dalam pembelajaran harus diiringi
dengan suatu pertimbangan untuk mendapatkan suatu kebaikan atau kelebihan.
Hosnan (2014: 287-288) mengemukakan beberapa kelebihan dari strategi
pembelajaran discovery learning, yakni sebagai berikut.

a. Membantu siswa dalam memperbaiki dan meningkatkan ketrampilan-


ketrampilan dan proses-proses kognitif.
b. Pengetahuan yang diperoleh melalui strategi ini sangat pribadi dan ampuh
karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer.
c. Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah.
d. Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh
kepercayaan bekerja sama dengan orang lain.
e. Mendorong keterlibatan keaktifan siswa
f. Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.
g. Melatih siswa belajar mandiri.
h. Siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar, karena siswa dapat berpikir
dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir.
Selain itu, Hosnan juga mengemukakan beberapa kekurangan dari strategi
pembelajaran discovery learning ini, diantaranya yaitu :

1) Menyita banyak waktu karena guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar


yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan
pembimbing.
2) Kemampuan berpikir rasional siswa yang masih terbatas.
3) Tidak semua siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan strategi ini.
Sedangkan, berdasarkan dari Kemendikbud (2013) kelemahan dari strategi
pembelajaran discovery learning , antara lain, yakni:
1. Strategi ini mengharuskan siswa memiliki pemahaman awal terhadap konsep
yang diajarkan, jika tidak makan siswa akan mengalami kesulitan dalam
belajar penemuan, bahkan bisa menyebabkan mereka merasa kecewa.
2. Penerapan Strategi ini membutuhkan waktu yang lama, sehingga kurang
sesuai untuk pembelajaran dengan durasi waktu yang pendek dan juga kelas
dengan jumlah siswa yang besar.
3. Guru dan siswa harus terbiasa dengan strategi ini dan harus konsisten dalam
pelaksanaannya.
4. Strategi ini lebih sesuai digunakan untuk membelajarkan konsep dan
pemahaman (kognitif), dibandingkan aspek lainnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran discovery learning adalah pembelajaran yang menekankan pada
pengalaman langsung dan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting
terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam
pembelajaran. Dengan adanya strategi pembelajaran discovery learning ini
diharapkan mampu untuk belajar secara mandiri dan guru hanya memberikan arahan
kepada mereka. Strategi pembelajaran discovery learning ini memiliki beberapa
tahapan dalam penerapannya dalam kegiatan pembelajaran yang dimulai dari
memberikan stimulus, mengidentifikasi masalah, pengumpulan data, mengolah data,
membuktikan, dan mendapatkan kesimpulan. Strategi pembelajaran ini juga memiliki
beberapa keunggulan seperti dapat meningkatkan ketrampilan-ketrampilan siswa,
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, mendorong
keaktifan siswa, dan lain sebagainya. Namun disamping berbagai keunggulannya,
strategi pembelajaran ini juga memiliki kekurangan, salah satunya dalam
penerapannya membutuhkan waktu yang lama dan hanya dapat diterapkan dalam
pembelajaran kognitif saja.
B. Saran
Demikian pembahasan makalah yang kami susun, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca dan pemakalah sendiri. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
dalam pembuatan makalah, agar kedepannya bisa menjadi lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Annisa, Dewi Sholeha. 2021. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode
Pembelajaran Discovery Learning. Indonesian Journal of Teacher Education, vol. 2
No. 1. 218-225.
Hosnan, M. (2014). Strategi Pembelajaran di Kelas. Bandung: Raja Grafindo.
Karamah, St. (2019). Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar PAI pada Peserta Didik Kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1
Ogan Komering Ulu. Jurnal Edukasi, 5(2).
Khasinah, Siti. 2021. Discovery Learning: Definisi, Sintaksis, Keunggulan dan
Kelemahan. Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama Islam, vol 11
no. 3.
Sartono, Bangun. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning
Berbantuan Lembar Kerja Siswa Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika Materi
Fluida Pada Siswa Kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali Semester
Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019. Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan
Aplikasinya).
Rusli. (2020). Efektifitas Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam
Meningkatkan Hasil Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal ilmu-ilmu
Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan, 7(1), 109.

Anda mungkin juga menyukai