Anda di halaman 1dari 11

Makalah model pembelajaran discovery learning

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan dalam suatu bangsa merupakan komponen penting untuk mencapai


tujuan suatu bangsa. Pendidikan menjadi prioritas utama untuk mencetak Sumber Daya
Manusia Yang berkualitas Pendidikan yang dimaksud yaitu pendidikan formal , meliputi
proses belajar mengajar yang melibatkan guru dan siswa .pada saat proses belajar mengajar
berlangsung didalam kelas, akan terjadi hubungan timbal balik antara guru dan Siswa.
Selama pembelajaran berlangsung guru sulit menentukan tingkah laku mana yang
berpengaruh positif pada diri siswa , strategi mana yang dapat membantu kejelasan konsep
materi ,serta metode dan model pembelajaran apa yang tepat untuk dipakai dalam
menyajikan suatu pembelajaran sehingga menyajikan suatu pembelajaran sehingga
menjadikan siswa aktif didalam kelas.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan
menerapkan model pembelajaran yang dapat membuat siswa agar turut serta aktif dalam
pembelajaran salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan agar siswa menjadi
aktif dalam pembelajaran adalah model pembelajaran Discovery learning. Model
Pembelajaran Discovery Learning atau Penemuan adalah teori belajar yang didefinisikan
sebagai proses pembelajaran yang terjadi apabila materi pembelajaran tidak disajikan
dengan dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan peserta didik itu sendiri yang
mengorganisasi sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Bruner, bahwa: “Discovery
Learning can be defined as the learning that takes place when the student is not
presented with subject matter in the final form, but rather is required to organize it
him self” (Lefancois dalam Emetembun, 1986:103
B. Rumusan masalah

Berdasarkan Latar belakang Diatas , maka rumusan masalah yang diajukan dalam makalah
ini adalah

- Apa pengertian Model pembelajaran Discovery learning?


- Bagaimana karakteristik dan tujuan model pembelajaran Discovery learning
- Apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajaran discovery learning?
- Bagaimana penerapan dan langkah-langkah pembelajaran discovery learning dalam
proses pembelajaran

C. Tujuan

Untuk memenuhi tugas mata kuliah

BAB II

Pembahasan

A. Pengertian Pengajaran Discovery Learning

Pencetus dari pengajaran discovery learning adalah Jerome Bruner. Ia dilahirkan di


Amerika serikat, yang menjadikan dasar idenya adalah pendapat Piaget yang menyatakan
bahwa anak harus berperan secara aktif dalam belajar dikelas. Maka dari itu Bruner
memakai cara dengan apa yang disebut Discovery Learning yaitu dimana murid
mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan satu bentuk akhir. Prosedur ini berbeda
dengan Receptiaon Learning atau Expository teaching dimana guru menerangkan semua
informasi dan murid harus mempelajari semua bahan dan informasi tersebut.
Penemuan (discovery) merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan
berdasarkan pandangan konstruktivisme. Model ini menekankan pentingnya pemahaman
struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara
aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Ensiklopedia of EducationalResearch,
“penemuan merupakan suatu strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam
berbagai cara, termasuk mengajarkan berbagai keterampilan menyelidiki dan memecahkan
masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikannya”. Menurut Wilcox
(Slavin, 1977), dalam pembelajaran dengan penemuan siswa didorong untuk belajar
sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-
prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan
yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa metode penemuan itu adalah suatu metode di mana
dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri
informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja.

Pengertian discovery learning menurut Jerome Bruner adalah metode belajar yang
mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menarik kesimpulan dari prinsip-
prinsip umum praktis contoh pengalaman dan yang menjadi dasar ide J. Bruner ialah
pendapat dari piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif didalam
belajar di kelas. Untuk itu Bruner memakai cara dengan apa yang disebutnya discovery
learning, yaitu dimana murid mengorganisasikan bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk
akhir.

Menurut Bell (1978) belajar penemuan adalah belajar yang terjadi sebagia hasil dari siswa
memanipulasi, membuat struktur dan mentransformasikan informasi sedemikian sehingga
ia menemukan informasi baru. Dalam belajar penemuan, siswa dapat membuat perkiraan
(conjucture), merumuskan suatu hipotesis dan menemukan kebenaran dengan
menggunakan proses induktif atau proses dedukatif, melakukan observasi dan membuat
ekstrapolasi. Pembelajaran penemuan merupakan salah satu model pembelajaran yang
digunakan dalam pendekatan konstruktivis modern. Pada pembelajaran penemuan, siswa
didorong untuk terutama belajar sendiri melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep
dan prinsip-prinsip. Guru mendorong siswa agar mempunyai pengalaman dan melakukan
eksperimen dengan memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau konsep-
konsep bagi diri mereka sendiri. Belajar penemuan mengakibatkan keingintahuan siswa,
memberi motivasi untuk bekerja terus sampai menemukan jawaban. Lagi pula metode ini
dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan memecahkan masalah tanpa pertolongan
orang lain, dan meminta para siswa untuk menganalisis dan memanipulasi, tidak hanya
menerima saja.

Pembelajaran Discovery learning adalah model pembelajaran yang mengatur sedemikian


rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang belum diketahuinya itu tidak melalui
pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri.Dalam pembelajaran discovery
learning, mulai dari strategi sampai dengan jalan dan hasil penemuan ditentukan oleh siswa
sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Maier (Winddiharto:2004) yang menyatakan
bahwa, apa yang ditemukan, jalan, atau proses semata – mata ditemukan oleh siswa sendiri.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran discovery learning


adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan
sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam
ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa. Dengan belajar penemuan, anak juga bisa
belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri problem yang dihadapi.
Kebiasaan ini akan di transfer dalam kehidupan bermasyarakat.

B.Karakteristik dan tujuan model pembelajaran discovery learning

Karakteristik Dan Tujuan Discovery LearningMenurut Hosnan “2014”, ciri atau karakteristik
Discovery Learning adalah: Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan,
mengabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan. Berpusat pada siswa. Kegiatan untuk
menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada. Sedangkan menurut
Bell, metode Discovery Learning memiliki tujuan melatih siswa untuk mandiri dan kreatif,
antara lain sebagai berikut “Hosnan, 2014”: Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan
untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Kenyataan menunjukan bahwa partisipasi
banyak siswa dalam pembelajaran meningkat ketika penemuan digunakan. Melalui
pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar menemukan pola dalam situasi konkrit
maupun abstrak, juga siswa banyak meramalkan “extrapolate” informasi tambahan yang
diberikan.Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan
menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam
menemukan. Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk cara kerja
bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan menggunakan ide-ide
orang lain.

Terdapat beberapa fakta yang menunjukan bahwa keterampilan-keterampilan, konsep-


konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui penemuan lebih bermakna.Keterampilan
yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa kasus, lebih mudah
ditransfer untuk aktifitas baru dan diaplikasilkan dalam situasi belajar yang baru.

C. Kelebihan dan Kekurangan Model pembelajaran Discovery learning

Kelebihan metode Discovery Learning. Menurut Roestiyah (2008:20)

1. Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak, serta


penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif/pengenalan siswa.

2. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/individual sehingga


dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.

3. Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa.

4. Teknik ini mamapu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan
maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

5. Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga, sehingga lebih memiliki motifasi
yang kuat untuk belajar lebih giat.

6. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri
dengan proses penemuan sendiri.

7. Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai teman belajar
saja, membantu bila diperlukan
-Kelemahan metode Discovery Learning. Menurut Roestiyah (2008:21)

1. Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini. Siswa
harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.

2. Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini kurang berhasil.

3. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran
tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.

4. Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu
mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan/
pembentukan sikap dan ketrampilan bagi siswa.

5. Teknik ini mungkin tidak memeberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif

C. Penerapan Dan langkah langkah model pembelajaran discovery learning didalam kelas

1.Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar

2.Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa waktu


kepada siswa untuk merespon.

3.Mendorong siswa berpikir tingkat tinggi.

4.Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru atau siswa lainnya.

5.Siswa terlibat dalam pengetahuan yang mendorong dan menantang terjadinya diskusi.

6.Guru menggunakan data mentah, sumber-sumber utama dan materi-materi interaktif.

Dari teori belajar kognitif serta ciri dan penerapan teori kontruktivisme tersebut dapat
melahirkan strategi discovery learning.
Langkah – langkah Model Discovery Learning (Mulyatiningsih, 2012: 236)

1.Menjelaskan tujuan  pembelajaran.

2.Membagi petunujuk  praktikum / eksperimen.

3.Peserta didik  melaksanakan  eksperimen  dibawah  pengawasan  guru.

4.Guru  menunjukkan gejala  yang  diamati.

5.Peserta didik  menyimpulkan   hasil  eksperimen.

Tujuan  Penggunaan Model Discovery Learning

Bell dalam Ratumanan (1978) mengemukakan beberapa tujuan spesifik dari model
discovery learning, yakni sebagai berikut:

1.Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam
pembelajaran.Kenyataan menunjukan bahwa partisipasi banyak siswa dalam pembelajaran
meningkat ketika penemuan digunakan.

2.Melalui pembelajaran dengan penemuan,siswa belajar menemukanp pola dalam situasi


konkrit maupun abstrak,juga siswa banyak meramalkan (extrapolate)
informasi  tambahan  yang  diberikan

3.Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan
tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaatdalam menemukan.

4.Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk cara kerja bersama yang
efektif,saling membagi informasi, serta mendengar dan mneggunakan ide-ide orang  lain.

5.Terdapat beberapa fakta yang menunjukan bahwa keterampilan keterampilan, konsep-


konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui penemuan lebih bermakna.
6.Keterampilan yang  dipelajari  dalam  situasi belajar penemuan dalam beberapa kasus,
lebih mudah ditransfer untuk aktifitas  baru dan diaplikasikan  dalam
situasi belajar  yang  baru.

Kelebihan metode discovery learning  (Roestiyah, 2008: 21)

1.Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan;memperbanyak kesiapan


serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/pengenalan siswa.

2.Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi / individual sehingga


dapat  kokoh / mendalam  tertinggal  dalam jiwa siswa tersebut.

3.Dapat membangkitkan  kegairahan  belajar  siswa.

4.Teknik ini  mampu memberikan kesempatan  kepada siswa untuk  berkembang  dan maju


sesuai dengan  kemampuannya masing-masing.

5.Mampu mengarahkan cara siswa belajar,sehingga lebih memiliki motivasi  yang


kuat  untuk  belajar  lebih  giat.

6.Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri
dengan proses penemuan sendiri.

7.Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru  hanya  sebagai  teman belajar  saja
membantu  bila  diperlukan.
BAB III

PENUTUP

Simpulan

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah
dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat membuat siswa agar turut serta aktif
dalam pembelajaran salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan agar siswa
menjadi aktif dalam pembelajaran adalah model pembelajaran Discovery learning

discovery learning menurut Jerome Bruner adalah metode belajar yang mendorong
siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum
praktis contoh pengalaman dan yang menjadi dasar ide J. Bruner ialah pendapat dari piaget
yang menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif didalam belajar di kelas.

Karakteristik Dan Tujuan Discovery LearningMenurut Hosnan “2014”, ciri atau


karakteristik Discovery Learning adalah: Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk
menciptakan, mengabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan. Berpusat pada siswa.
Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.
Daftar pustaka

http://abdulgopuroke.blogspot.co.id/2016/12/sintak-model-discovery-learning-
ciri.html

http://penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2014/06/model-pembelajaran-
discovery-learning-kurikulum-2013.html

Anda mungkin juga menyukai