Anda di halaman 1dari 5

Metode Discovery Learning adalah pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk

menemukan pengetahuan baru dari informasi yang telah dimilikinya.

--

Discovery learning menjadi salah satu metode pembelajaran yang dikenal untuk


meningkatkan kualitas pendidikan. Selain itu, model discovery learning juga menjadi
salah satu model pembelajaran yang diterapkan pemerintah Indonesia untuk
mendapatkan inovasi pengembangan penilaian proyek secara lebih operasional.

Apa itu discovery learning?


Psikolog Jerome Bruner tahun 1961 menemukan konsep metode pembelajaran yang
dikenal dengan model discovery learning. Temuannya menunjukkan bahwa
Mmetode discovery learning memiliki tujuan agar siswa dalam proses belajar mampu
mendapatkan pengetahuan baru secara mandiri. Meski metode belajar dan hasil belajar
ini meningkatkan kemampuan mandiri pada peserta, situasi belajar dan kondisi
belajar discovery learning tetap tak lepas dari bantuan instruktur dalam membantu
peserta dan membimbing pesertanya.

Discovery Learning adalah metode pembelajaran yang menerapkan Inquiry-Based


Instruction. Discovery learning adalah pembelajaran yang mendorong siswa untuk
menyelidiki sendiri, menemukan dan membangun pengalaman dan pengetahuan masa
lalu, menggunakan intuisi, imajinasi, dan kreativitas, dan mencari informasi baru untuk
menemukan fakta, korelasi, dan kebenaran baru. Belajar tidak sama dengan menyerap
apa yang dikatakan atau dibaca, tetapi secara aktif dalam belajar mencari jawaban dan
solusi sendiri.

Dikutip dari laman serupa.id, discovery Learning adalah rangkaian kegiatan


pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik
untuk belajar mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis, sehingga
mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai
wujud adanya perubahan perilaku. Dalam kata lain, metode ini mendorong siswa untuk
menemukan pengalaman, menjadi terlibat secara aktif dalam pembelajaran, mengalami
proses belajar dengan mandiri atau aktif dengan menemukan sendiri karena
pembelajarannya berpusat pada penemuan mereka sehingga dapat memaksimalkan
potensi diri para peserta didik untuk mencari ilmu dan mengembangkan rasa
keingintahuan.

Sementara menurut pakar pendidikan, Rusman, discovery learning adalah dukungan


seorang individu atau kelompok untuk menemukan pengetahuannya sendiri
berdasarkan dengan pengalaman yang didapatkannya.

Pengertian model discovery learning merujuk pada Permendikbud Nomor 22 Tahun


2016 adalah pembelajaran berbasis masalah bertujuan untuk mengembangkan
instrumen penilaian proyek berbasis model discovery learning yang layak digunakan
dan sebagai salah satu inovasi pengembangan penilaian proyek secara lebih
operasional.

Discovery learning dirancang dengan kegiatan eksperiensial dan interaktif.


Eksperiensial memiliki arti instruktur mampu mengaktifkan pembelajar untuk
membangun pengetahuan dan keterampilan serta nilai-nilai juga sikap melalui
pengalamannya secara langsung.

Instruktur harus menggunakan cerita, permainan, alat bantu visual, dan teknik yang
menarik untuk memancing rasa ingin tahu peserta. Selain itu, instruktur juga
mengarahkan peserta didik dalam cara berpikir, bertindak, dan refleksi yang baru.

Teknik dalam penerapan model discovery learning bisa beragam, tetapi tujuannya


selalu sama bagi peserta didik, yaitu untuk bisa mencapai hasil akhirnya melalui
pengalaman langsung dan proses pembelajaran mandiri. Dengan mengeksplorasi dan
memanipulasi situasi atau dengan melakukan eksperimen, peserta didik lebih mungkin
untuk mengingat konsep dan pengetahuan baru pun diperoleh.

5 Prinsip pembelajaran discovery learning


Discovery learning mengintegrasikan lima prinsip dalam penerapannya antara lain:

1. Pemecahan masalah

Pelatih, instruktur atau guru akan membimbing dan memotivasi peserta untuk mencari
solusi dengan menggabungkan informasi yang ada. Kemudian informasi tersebut
disederhanakan. Langkah tersebut menjadi kekuatan pendorong agar bisa membuat
para peserta didik harus menjadi lebih aktif dalam kegiatan belajar dan meningkatkan
pengalaman kemandirian belajar mereka. Peserta pun terlatih dengan kegiatan seperti
mencari solusi atau penyelidikan.

2. Manajemen belajar mengikuti siswa

Instruktur harus mengizinkan peserta untuk bekerja sendiri atau dengan orang lain.
Dalam discovery learning, peserta belajar dengan kecepatan masing-masing. Adanya
fleksibilitas dalam pembelajaran membuat belajar menyenangkan. Peserta tidak
merasa stres atau tertekan harus mengikuti ritme orang lain.

3. Mengintegrasikan dan menghubungkan

Instruktur harus memiliki keterampilan untuk mengajar. Discovery learning sendiri


adalah metode mengajar yang menekankan pada bagaimana instruktur dapat
menggabungkan pengetahuan sebelum dan informasi baru yang dimiliki peserta.
Kemudian memberi kesempatan kepada mereka untuk terhubung ke dunia nyata.
Peserta terlatih untuk menghubungkan informasi yang dimilikinya dengan pengetahuan
baru, atau teori belajar terhadap hasil belajar. Sehingga hal ini dapat membuat peserta
didik untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan menemukan
penyelesaian masalah secara mandiri.

4. Analisis dan intrepretasi informasi

Discovery learning berorientasi pada proses dan didasarkan pada asumsi bahwa


pembelajaran bukan hanya sekumpulan fakta. Strategi pada pembelajaran ini
menekankan bahwa peserta didik pada hakikatnya belajar untuk menganalisis dan
menafsirkan informasi atau konsep yang diperoleh, daripada menghafal jawaban atau
bahan ajar dari berbagai sumber.

5. Kegagalan dan umpan balik

Belajar tidak hanya terjadi ketika Anda menemukan jawaban yang benar. Peserta juga
bisa belahar dari kegagalan. Discovery learning tidak berfokus pada menemukan hasil
akhir yang tepat, tetapi hal-hal baru yang bisa ditemukan dalam prosesnya.
Selanjutnya, instruktur berkewajiban untuk memberikan umpan balik atas informasi
yang diperoleh selama pembelajaran.

Kelebihan dan kekurangan model discovery learning


Discovery learning memiliki keunggulan yang bisa dimaksimalkan dalam pembelajaran.
Adapun kelebihan dari model discovery learning di antaranya:

1. Mendorong partisipasi aktif dan motivasi peserta


2. Pembelajaran sesuai dengan kapasitas dan kecepatan peserta didik
3. Mengedepankan kemandirian dan kreativitas peserta
4. Menekankan pembelajaran pada proses, bukan hasil

Sementara kekurangan dari model discovery learning ini memerlukan beberapa


perhatian agar hal tersebut bisa dicegah di antaranya:

1. Discovery learning membutuhkan kerangka pembelajaran yang solid. Dalam


proses pembelajaran, peserta maupun instruktur akan dihadapkan pada
kebingungan yang membuat semakin sulit mencari jawaban.
2. Discovery learning membutuhkan alat praktik yang sering kali tidak tersedia.
Keterbatasan alat praktik membuat pelaksanaan discovery learning terhambat.
3. Instruktur perlu dipersiapkan dengan baik dan mengantisipasi pertanyaan yang
mungkin mereka terima, dan mampu memberikan jawaban atau pedoman yang
benar.
4. Ada kritik menyebut bahwa proses dalam model discovery learning terlalu
mementingkan proses pemahaman. Ada aspek lain yang kurang menjadi
perhatian, yakni perkembangan sikap dan keterampilan siswa.

Sintaks discovery learning atau langkah-langkah discovery


learning
Sintak discovery learning adalah pedoman dalam menentukan langkah-
langkah penerapan discovery learning. Sintaks merupakan keseluruhan alur atau
urutan kegiatan pembelajaran. Sintaks berisi petunjuk umum dalam menentukan jenis-
jenis tindakan guru, urutannya, dan tugas-tugas untuk peserta didik.

Sintaks discovery learning dikenal sebagai langkah-langkah dalam model


pembelajaran discovery learning. Adapun sintak discovery learning sebagai berikut:

1. Stimulus

Tahapan discovery learning dimulai dengan stimulus. Pada tahapan ini instruktur akan
memberikan beberapa pertanyaan untuk memancing rasa penasaran dan ketertarikan
peserta didik. Selain itu, instruktur memberikan anjuran untuk membaca buku dan
kegiatan belajar lain yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
2. Identifikasi masalah

Tahapan kedua adalah identifikasi masalah di mana instruktur memberikan kesempatan


untuk mengidentifikasi masalah yang menjadi bahan pembelajaran. Selanjutnya peserta
membuat hipotesis atau pertanyaan masalah yang sifatnya sementara pada awal
pembelajaran.

3. Pengumpulan data

Hipotesis telah tersusun, maka peserta bisa mulai mengumpulkan data dan informasi
yang berkaitan untuk menjawab hipotesis.

4. Olah data

Data dan informasi telah terkumpul, maka peserta selanjutnya peserta mulai
menganalisis dan mengolah data.

5. Pembuktian

Hasil dari pengolahan data kemudian dilakukan pengecekan dan pemeriksaan secara
cermat. Lalu peserta bisa menghubungkan dengan hipotesis awal. Apakah hipotesis
telah sesuai dengan data temuan? Atau sebaliknya, ditemukan jawaban lain.

6. Generalisasi

Tahapan terakhir adalah generalisasi. Peserta menarik kesimpulan dan bisa dijadikan
prinsip umum pada semua kejadian atau masalah yang sama.

Jika ingin merencanakan bisnis dengan mumpuni, tak perlu khawatir.


Kini RuangKerja telah memiliki pelatihan yang mendukung suksesnya penerapan
discovery learning di perusahaan Anda. Karena RuangKerja dilengkapi dengan fitur-fitur
berikut:

1. Rewards point, peserta dapat memperoleh poin yang dapat ditukarkan dengan
hadiah sesuai keinginan perusahaan.
2. Leaderboards, memicu peserta untuk menyelesaikan pelatihan dengan skor
tinggi.
3. Collaboration, setiap peserta dapat berkolaborasi dengan peserta lainnya
melalui forum diskusi.

Berbagai perusahaan telah bergabung dengan RuangKerja, kini giliran Anda! Tunggu
apalagi?

Anda mungkin juga menyukai