Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fira Sopiani Solihah

NIM : 21.22.1.0098
Kelas : 6B

DISCOVERY LEARNING

A. Pengertian Discovery Learning


Discovery learning menjadi sebuah sistem dari model pembelajaran yang
tujuannya mengarahkan peserta didik menemukan pengetahuan yang ingin
disampaikan saat pembelajaran secara mandiri. Metode ini mudahnya akan membuat
peserta didik mencari cara tersendiri dalam memahami ilmu pengetahuan, namun jika
dipahami lebih lanjut artinya bisa sangat kompleks. Hal itu akan membawa mereka
menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud perubahan
yang ada.
Discovery learning adalah seluruh rangkaian dari kegiatan pembelajaran yang
melibatkan secara maksimal dari seluruh kemampuan peserta didik. Hal ini diarahkan
untuk mencari serta memahami dengan sistematis, kritis dan logis untuk dapat
menemukan sendiri ilmu pengetahuan yang dicari dan sikap serta keterampilan yang
merupakan bentuk perubahan perilaku.
Sistem pembelajaran ini cenderung berpusat pada peserta didik, berbeda dengan
sistem lain yang mengandalkan guru. Adanya pengalaman langsung serta proses
pembelajaran adalah fokus utama ketika melaksanakan sistem ini, selain itu model ini
menjadi metode yang menekankan peserta didik pada pengalaman langsung.
Dapat diartikan bahwa pembelajaran Discovery Learning adalah model
pembelajaran yang mengharuskan peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses
pembelajaran sehingga peserta didik dapat menemukan konsep dari setiap mata
pelajaran yang akan diberikan. Metode pembelajaran ini lebih mengutamakan pada
proses ketimbang hasil belajar yang dilakukan peserta didik. Dengan ini dapat
disimpulkan bahwa metode pembelajaran ini mengarah dalam membantu peserta
didik menemukan ilmu pengetahuan secara mandiri dengan pengalaman yang dialami
saat proses dilakukan.
Berikut adalah pengertian Discovery Learning dari beberapa ahli:
1) Arends
Model pembelajaran discovery learning menekankan proses dari pembelajaran
berpusat pada peserta didik, kemudian dengan pengalaman belajar secara aktif. Proses
belajar ini membuat mereka membimbing peserta didik dalam menemukan dan
mengemukakan gagasan terkait bahan atau topik yang dipelajari.
2) Karim dan Daryanto
Metode discovery learning disebutkan sebagai model pembelajaran yang diterapkan
para guru dan pelaksanaannya diatur sesuai dengan proses belajar sedemikian rupa.
Hal ini membuat siswa bisa mendapatkan pengetahuan yang sebelumnya tidak
diketahui, namun tidak disampaikan terlebih dulu dan peserta didik bisa
menemukannya sendiri.
3) Richard
Richard menyebutkan bahwa penerapan metode ini membuat para tenaga pengajar
wajib memiliki kemampuan dalam membuat peserta didik turut serta dalam proses
kegiatan belajar dan mengajar. Hal ini dilakukan secara aktif seperti bertukar
pendapat yang kemudian diimplikasikan dengan diskusi bersama. mental yang matang,
siswa harus berani dan memiliki keinginan untuk mengetahui keinginan sekitar
dengan baik.

B. Tujuan Model Pembelajaran Discovery Learning


Menurut Hosnan (2014: 284) tujuan model pembelajaran ini, adalah:
1) Dalam penemuan peserta didik memiliki kesempatan untuk terlibat aktif dalam
pembelajaran.
2) Melalui pembelajaran dengan penemuan, peserta didik belajar menemukan pola
dalam situasi konkret maupun abstrak, dan juga banyak meramalkan (extrapolate)
informasi tambahan.
3) Peserta didik belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan
menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam
menemukan.

C. Bagaimana Pandangan Pemerintah Mengenai Discovery Learning?


Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pemerintah memberi
penjelasan terkait pelaksanaan Kurikulum 2013 dari Permendikbud Nomor 22 Tahun
2016. Mengenai standar proses yang memakai tiga model pembelajaran, digunakan
untuk membentuk perilaku hingga mengembangkan rasa ingin tahu, berikut di
antaranya.
1) Model Pembelajaran Melalui Peningkatan/Penemuan (Discovery/Inquiry
Learning) : Memahami konsep, pengertian dan hubungan dengan proses yang
intuitif sehingga mampu mencapai kepada sesuatu yang disimpulkan.
Pengalaman muncul jika seseorang terlibat dalam aktivitas yang dilakukannya,
khususnya dalam penggunaan mental. Dilakukan dengan observasi, klasifikasi,
pengukuran, prediksi dan menentukan.
2) Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Discovery-Based Learning/PBL): Proses
pembelajaran berbasi masalah yang tujuannya untuk mengembangkan instrumen
penilaian proyek, basisnya dengan menggunakan model ini. Namun discovery
learning yang dilakukan harus layak dan sebagai salah satu alternatif sekaligus
inovasi dalam mengembangkan penilaian secara lebih operasional.
3) Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PJBL): Model
yang ketiga ini memiliki tujuan dalam mengembangkan instrumen penilaian
proyek yang basisnya menggunakan model ini. Proyek yang dilakukan tentu
memiliki manfaat dan dampak positif bagi peserta didik, khususnya dalam
mempelajari hal baru tentang kehidupan maupun ilmu pengetahuan di sekitarnya.

Selain 3 model yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016,


guru juga diperbolehkan untuk mengembangkan pembelajaran di kelas dengan
menggunakan model pembelajaran yang lain, seperti Cooperative Learning yang
mempunyai berbagai metode seperti: Jigsaw, Numbered Head Together (NHT), Make
a Match, Think-Pair-Share (TPS), Example not Example, Picture and Picture, dan
lainnya.

D. Langkah-langkah Kerja Model Pembelajaran Discovery Learning


Ada pun langkah kerja model pembelajaran Discovery Learning:
1) Simulation (Stimulasi atau Pemberian Rangsangan) Pada tahap ini guru
mengajukan persoalan atau meminta siswa untuk membaca atau mendengarkan
uraian yang memuat persoalan.
2) Problem Statement (Pernyataan atau Identifikasi Masalah). Dalam hal ini, siswa
diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan. Pada tahap
ini guru harus membimbing mereka untuk memilih masalah yang dipandang
paling menarik dan fleksibel untuk dipecahkan, kemudian permasalahan tersebut
dirumuskan menjadi bentuk pertanyaan atau hipotesis.
3) Data Collection (Pengumpulan Data). Pada tahap ini, untuk menjawab pertanyaan
ataupun hipotesis yang telah diberikan, peserta didik diberi kesempatan untuk
mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan, seperti membaca literatur,
mengamati objek, melakukan uji coba sendiri, wawancara dan sebagainya.
4) Data Processing (Pengolahan Data). Semua informasi hasil bacaan wawancara
observasi diklasifikasikan dan ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara
tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.
5) Verification (Pembuktian) Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran atau
informasi yang ada, pertanyaan atau hipotesis yang dirumuskan sebaiknya dicek
terlebih dahulu apakah jawaban terbukti dengan baik sehingga jawaban akan
memuaskan.
6) Generalization (Penarikan Kesimpulan) Pada tahap ini siswa belajar untuk
menarik kesimpulan dan generalisasi tertentu.

E. Kelebihan dan Kekurangan


Model pembelajaran yang beragam tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan
yang berdeda pula, kelebihan discovery learning yakni:
1) Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan proses-
proses kognitif.
2) Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena
menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
3) Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan
berhasil.
4) Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan
kecepatannya sendiri.
5) Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan
akalnya dan motivasi sendiri.
6) Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena
memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
7) Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-
gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di
dalam situasi diskusi.
8) Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah
pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
9) Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide yang lebih baik.
10) Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar
yang baru.
Adapun kelemahan dari model discovery learning adalah sebagai berikut:
a) Model ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar bagi
siswa yang mempunyai hambatan akademik akan mengalami kesulitan abstrak
atau berpikir, mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep yang tertulis atau
lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
b) Model ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau
pemecahan masalah lainnya.
c) Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini akan kacau jika berhadapan
dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
d) Lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan
aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat
perhatian.
Referensi

https://gurudikdas.kemdikbud.go.id/news/Mengenal-Model-Pembelajaran-Discovery-
Learning. Diakses pada Jum’at, 05 April 2024

https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/pengertian-discovery-learning-langkah-
kelebihan-dan-contohnya/. Diakses pada Jum’at, 05 April 2024

https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/mudarrisuna/article/download/5821/6336.
Diakses pada Jum’at, 05 April 2024

https://jurnal.uns.ac.id/JIKAP/article/download/19132/15394. Diakses pada Jum’at,


05 April 2024

Anda mungkin juga menyukai