Anda di halaman 1dari 5

Discovery Learning

Discovery Learning adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis, sehingga
mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya
perubahan perilaku.

Tak serupa dengan model pembelajaran lainnya yang cenderung konvensional, Discovery Learning atau
pembelajaran penemuan lebih berpusat pada peserta didik, bukan guru. Pengalaman langsung dan
proses pembelajaran menjadi patokan utama dalam pelaksanaannya. Di sisi lain model Discovery
Learning merupakan model yang lebih menekankan pada pengalaman langsung siswa dan lebih
mengutamakan proses dari pada hasil belajar. Dapat disimpulkan bahwa Discovery Learning masuk
dalam salah satu model pembelajaran yang membantu peserta didik untuk mengalami dan menemukan
pengetahuannya sendiri. Ini sebagai wujud murni dalam proses pendidikan yang memberikan
pengalaman yang mengubah perilaku sehingga dapat memaksimalkan potensi diri.

 Pandangan Para Ahli Mengenai Discovery Learning

Setelah mempelajari mengenai beberapa pemahaman dan pengertian Discovery Learning, ada beberapa
pendapat dari para ahli di bidang pendidikan yang ikut menjelaskan mengenai metode belajar ini.
Berikut kumpulan pandangan para ahli pendidikan mengenai Discovery Learning

1. Arends

Discovery Learning menjadi model pembelajaran yang menekankan proses pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik dan pengalaman belajar secara aktif. Dalam prosesnya, model pembelajaran ini akan
membimbing peserta didik untuk menemukan dan mengemukakan gagasannya terkait topik yang
dipelajari.

2. Rusman

Salah seorang pakar pendidikan, Rusman mengungkapkan model pembelajaran Discovery Learning
adalah dukungan seorang individu atau kelompok untuk menemukan pengetahuannya sendiri
berdasarkan dengan pengalaman yang didapatkannya

3. Karim dan Daryanto

Karim dan Daryanto menyebut Discovery Learning sebagai model mengajar yang dilaksanakan guru
dengan cara mengatur proses belajar dengan sedemikian rupa. Sehingga siswa mendapatkan
pengetahuan yang sebelumnya belum diketahui, dengan cara tidak disampaikan terlebih dahulu akan
tetapi siswa menemukannya secara mandiri.

4. Saefuddin dan Berdiati


Saefuddin dan Berdiati mendefinisikan Discovery Learning sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila
pembelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi melalui proses penemuan
secara mandiri.

5. Richard

Agar anak mampu belajar secara mandiri, Richard menyebut para pengajar harus mampu membuat para
peserta didik untuk turut serta dalam proses kegiatan belajar mengajar secara lebih aktif seperti kegiata
tukar pendapat, yang dapat diimplementasikan dengan acara diskusi, seminar dan menelaah buku
secara mandiri

 Langkah Menuju Model Pembelajaran Discovery Learning

Serupa dengan model pembelajaran lainnya, Discovery Learning memiliki sintaks, urutan, atau tahap-
tahap kegiatan belajar yang diistilahkan sebaga fase yang menggambarkan bagaimana model tersebut
dilaksanakan. Berikut ini adalah langkah-langkah model pembelajaran Discovery Learning:

1. Stimulus

Untuk memulai tahap ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah pertama. Seperti memulai kegiatan
proses mengajar belajar dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar
lainnya yang mengarah pada persiapan peecahan masalah.

2. Identifikasi Masalah

setelah langkah pertama berhasil dilewati, makan dilanjutkan dengan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang memiliki kaitan dengan
bahan pelajaran. Setelah itu salah satunya ditunjuk dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban
sementara atas pertanyaan masalah).

3. Penghimpunan Data

Bila rumusan dari hipotesa masalah sudah ditemukan maka para siswa dapat diberi kesempatan untuk
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaaknya
hipotesis.

4. Olah Data

Data yang sudah terhimpun akan dimasukkan dalam bank data untuk diolah dan dilakukan validasi
dengan wawancara, observasi baru kemudian ada tafsiran berdasarkan temuan data tersebut.

5. Pembuktian

Hasil tafsir dari data yang sudah dianggap valid harus dilakukan pemeriksaan secara cermat. Ini
dilakukan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis, dihubungkan dengan hasil data processing.
6. Generalisasi

Dari hasil proses pengolahan data di atas dapat ditarik kesempulan yang dapat dijadikan prinsip umum
dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.

 Penerapan Discovery Learning dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

1. Fase Stimulasi dapat dilakukan dengan kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru mengajukan
pertanyaan, contoh-contoh atau referensi lainnya, dan penjelasan singkat yang mengarah pada
persiapan pemecahan masalah.

Tahap ini berfungsi untuk menyiapkan kondisi belajar yang dapat membantu siswa dalam
mengeksplorasi bahan ajar. Siswa dihadapkan dengan pertanyaan atau persoalan relevan untuk
menumbuhkan keinginan untuk menyelidiki dan mencari tahu sendiri jawabannya.

2. Fase identifikasi masalah dapat dicoba dengan memulai dari guru yang memberi kesempatan kepada
siswa untuk memberikan pendapat atau jawaban sementara terkait dengan topik pembahasan.

3. Fase pengumpulan data dimulai dengan memberikan kesempatan siswa mengumpulkan informasi
relevan sebanyak-banyaknya. Ini untuk membuktikan apakah jawaban sementara yang mereka berikan
sudah tepat atau belum. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca buku atau sumber daring, mengamati
objek, eksperimen dan hal lainnya yang masih sejalan dengan proses belajar mengajar.

4. Fase pengolahan data, dalam fase ini terdapat kegiatan pengolahan informasi yang didapatkan baik
melalui pengumpulan data, kemudian menafsirkannya.

5. Fase pembuktian memiliki kegiatan presentasi atas hasil pengolahan informasi masing-masing
kelompoknya di hadapan para siswa. Siswa yang lain diberikan kesempatan untuk memberikan
tanggapan, kritik dan saran, serta pertanyaan.

6.Fase generalisasi memberikan kesempatan pada siswa untuk menarik kesimpulan dengan bimbingan
dan tuntunan guru. Tuntunan tersebut dapat menjadi hasil yang dipresentasikan untuk mendapatkan
suatu gambaran umum atau jawaban atas persoalan yang dihadapi dan disetujui oleh setiap kelompok.

7. Fase penutup, adalah proses terakhir yang berisi ulasan kembali materi yang telah dipelajari
bersama-sama oleh siswa dan memberikan koreksi jika diperlukan serta rekomendasi dari proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Kelebihan dan Kelemahan Discovery Learning

Setelah memahami mengenai pengertian dan hasil langkah Discovery Learning, terdapat kelebihan dan
kekurangan dari model pembelajaran ini, antara lain:

 Kelebihan Discovery Learning:


Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam
proses kognitif.

Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap
dalam pikirannya;

Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi;

Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat masing-
masing;

Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena
pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan peran guru yang sangat terbatas.

Kelemahan Discovery Learning:

Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus berani dan berkeinginan untuk
mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik. Terkadang terhitung sangat sulit untuk mewujudkannya.

Dalam keadaan di kelas gemuk atau yang memiliki jumlah siswa terlalu banyak, metode ini tidak akan
mencapai hasil yang memuaskan. Guru akan kesulitan untuk benar-benar memperhatikan proses
pembelajaran setiap murid.

Guru dan siswa yang sudah sangat terbiasa dengan PBM gaya lama, akan mengecewakan dalam
menerapkan metode Discovery Learning.

Ada kritik yang menyatakan proses dalam model Discovery Learning terlalu mementingkan proses
pemahaman, sementara perkembangan sikap dan keterampilan siswa dikhawatirkan kurang menjadi
sorotan.

 Tujuan Pelaksanaan Model Pembelajaran Discovery Learning

Model pembelajaran ini memiliki tujuan spesifik, antara lain:

Siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Kenyataan di lapangan juga
menunjukkan bahwa partisipasi banyak siswa dalam pembelajaran meningkat ketika model
pembelajaran ini digunakan.

Siswa belajar menemukan pola dalam situasi konkret maupun abstrak, juga siswa banyak meramalkan
(extrapolate) informasi tambahan yang diberikan.

Siswa belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan tanya jawab sebagai
alat untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan pengetahuan.

Membantu siswa membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta
mendengar dan mengaplikasikan ide-ide orang lain.
Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa keterampilan-keterampilan, konsep-konsep dan
prinsip-prinsip yang dipelajari melalui Discovery Learning lebih bermakna. Keterampilan yang dipelajari
dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa kasus, lebih mudah ditransfer u ntuk aktivitas baru dan
diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru pula.

Anda mungkin juga menyukai