Anda di halaman 1dari 29

Model pembelajaran

Inquiry Learning
Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri
(Inquiry Learning)
 Menurut Gulo (dalam Al-Tabani, 2014: 78) menyatakan
pembelajaran inkuiri berarti suatu rangkaian kegatan
belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuan-
penemuannya dengan penuh percaya diri. Menurut Al-
Tabani (2014: 147) inkuiri merupakan bagian inti dari
kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual.
Pengetahuan dan ketersimpulan yang diperoleh siswa
diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta,
melainkan hasil dari menemukan sendiri.
Menurut Al-Tabani (2014: 80) pembelajaran
inkuiri memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu :
 Pertama, pembelajaran inkuiri menekankan kepada
aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan
 Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan
untuk mencri dan menemukan jawaban sendiri dari
sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan untuk
dapat menumbuhkan sikap percaya diri.
 Ketiga, tujuan dari pembelajaran inkuiri yaitu
mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis,
logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Langkah Langkah / Kerangka
operasional Model Pembelajaran Inkuiri
 1. Orientasi terhadap Masalah
Untuk mengorientasikan siswa terhadap masalah ,
guru harus memiliki kreativitas sehingga stimulus atau
rangsangan yang di berikan benar-benar menarik bagi
siswa.

Ciptakan kondisi melalui deskripsi cerita atau kasus


yang dapat merangsang rasa ingin tahu peserta didik.
Guru dapat memberikan arahan atau bimbingan
langsung agar peserta didik dapat berlatih
menggunakan pikirannya atau mengorientasikan
pemikiran pada suatu masalah yang akan di selesaikan.
2. Merumuskan Masalah
 Ketika rangsangan atau stimulus yang di berikan oleh guru bekerja dengan baik, maka
dalam pemikiran peserta didik akan muncul pertanyaan-pertanyaan dan
permasalahan-permasalahan yang akan menjadi dasar dalam merumuskan masalah.

 Jika permasalahan yang di ajukan oleh peserta didik belum mencirikan


permasalahan/rumusan masalah yang baik, maka guru dapat memberikan pertanyaan
pemancing agar peserta didik dapat terarah dalam merumuskan masalah sesaui yang
di harapkan oleh guru.

 Memang tidaklah mudah bagi peserta didik untuk merumuskan permasalahan secara
baik jika mereka belum terbiasa dan terlatih. Tetapi, memang seharusnyalah guru
berusaha membuat mereka untuk memiliki kemampuan ini.

 Kemampuan merumuskan masalah dalam pembelajaran inkuiri sangat penting sebagai


titik awal pembelajaran peserta didik.

 Pertanyaan dan permasalahan yang baik akan membuat siswa benar-benar belajar,
sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang apa
yang sedang di pelajari.
3. Mengajukan Hipotesis
 Setelah peserta didik merumuskan masalah,
langkah selanjutnya adalah merumuskan
hipotesis. Perumusan hipotesis oleh peserta
didik dapat di pandu oleh guru, dengan
memberikan peserta didik bahan bacaan
untuk menjawab rumusan masalah.

 Rumusan hipotesis, atau jawaban sementara


inilah yang nantinya akan diuji kebenarannya.
4. Mengumpulkan Data
 Mengumpulkan data yang sebanyak dan selengkap mungkin. Data
atau informasi yang telah di peroleh kemudian harus di pilah-pilah,
hanya informasi dan data yang relevan dengan tujuan atau
pemecahan masalah mereka yang akan dijadikan sebagai data.

 Guru bukanlah satu-satunya sumber informasi, fungsi guru adalah


sebagai fasilitator sehingga. Semua hal yang di butuhkan oleh
peserta didik dan kelompoknya dalam mengumpulkan data atau
informasi harus di pastikan lengkap dapat di akses oleh peserta
didik.

 Peserta didik pada tahap ini diharapkan lebih banyak membaca


secara mandiri, mengumpulkan bahan-bahan yang di butuhkan
dari internet, melakukan eksperimen-eksperimen kecil dan
sebagainya.
5. Menguji Hipotesis
 Setelah berkutat dengan beragam sumber belajar (sumber informasi)
yang tersedia dan sumber data yang ada, peserta didik kemudian
akan di ajak untuk memproses data dan informasi yang di peroleh.

 Mereka dapat belajar mengorganisasikan data ke dalam tabel-tabel,


daftar-daftar, atau ringkasan yang akan mempermudah mereka
dalam menguji kebenaran hipotesis yang telah mereka susun
dilangkah sebelumnya.

 Di sini mungkin saja terjadi semacam perbedaan antara informasi


yang baru mereka peroleh dengan informasi yang telah mereka
miliki sebelumnya. P

 roses berpikir kreatif, kritis, dan analitis akan di butuhkan di tahap


ini, sehingga mereka dapat menguji hipotesis.
6. Menyimpulkan
 Peserta didik membuat kesimpulan tentang hasil pengujian hipotesis
yang telah di lakukan.
 Bisa saja, dari pembelajaran yang baru mereka lakukan, mereka

akan menemukan informasi yang tidak sesuai dengan hipotesis,


atau sebaliknya, di mana informasi baru tersebut semakin
memperkuat informasi yang telah mereka miliki itu.

 Dari sinilah mereka akan melakukan penyimpulan, yang di dasarkan


akan rasionalitas berdasarkan hasil penyelidikan ilmiah.

 Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran


inkuiri ini memungkinkan peserta didik mempunyai kedalaman
pemahaman terhadap materi yang mereka pelajari, dan secara
kontruktif mereka membangun sendiri pengetahuan baru di atas
pondasi pengetahuan yang sebelumnya mereka miliki.
Karakteristik Pembelajaran Inkuiri
 Model pembelajaran inkuiri sangat sesuai untuk diterapkan pada pembelajaran level
berpikir tingkat tinggi (HOTS, Higher Order Thinking Skills) dan pendekatan saintifik
sesuai ciri dari Kurikulum 2013.

 Pembelajaran inkuiri akan mampu melibatkan kemampuan peserta didik secara


maksimal dalam pembelajaran, meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta
didik untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (bisa berupa benda, manusia, atau
peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, dan analitis.

 Berikut ini adalah beberapa karakter atau ciri khas dari pembelajaran inkuiri.

 1. Menekankan pada proses mencari dan menemukan.

 2. Pengetahuan dibangun oleh peserta didik melalui proses pencarian.

 3. Peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing peserta didik dalam belajar.

 4. Menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk merumuskan kesimpulan
Kelebihan
Model Pembelajaran Inquiri:
 Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan
kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui
pembelajaran ini di anggap jauh lebih bermakna.
 PBM ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar
sesuai dengan gaya mereka.
 Pembelajaran ini merupakan strategi yang di anggap sesuai
dengan perkembangan psikologi belajar moderen yang
menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku
berkat adanya pengalaman.
 Keuntungan lain yaitu dapat melayani kebutuhan siswa yang
memiliki kemampuan di ata rata-raa. Artinya, siswa yang
memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh
siswa yang lemah dalam belajar.
kekurangan
model pembelajaran Inquiri;
 Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa
 Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena

terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.


 Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya

memerlukan waktu yang panjang sehingga sering


guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang
telah di tentukan
 Selama kriteria keberhasilan belajar di tentukan oleh

kemampuan siswa menguasai materi pelajaran,


maka startegi ini tampaknya akan sulit di
implementasikan
Model Pembelajaran Discovery
Learning
 Pengertian Discovery Learning

Discovery learning adalah model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk menemukan
sendiri pengetahuan yang ingin disampaikan dalam pembelajaran. Penjelasan tersebut senada
dengan pendapat Hanafiah (2012, hlm.77) yang menyatakan bahwa model pembelajaran discovery
learning adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis
sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud
adanya perubahan perilaku.

Berbeda dengan model pembelajaran konvensional, discovery learning atau pembelajaran penemuan
lebih berpusat pada peserta didik, bukan guru. Pengalaman langsung dan proses pembelajaran
menjadi patokan utama dalam pelaksanaannya.

Seperti yang diungkapkan oleh Syah (2017) bahwa model discovery learning merupakan model yang
lebih menekankan pada pengalaman langsung siswa dan lebih mengutamakan proses dari pada hasil
belajar (Syah, 2017).

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa discovery learning adalah model
pembelajaran yang membantu peserta didik untuk mengalami dan menemukan pengetahuannya
sendiri sebagai wujud murni dalam proses pendidikan yang memberikan pengalaman yang
mengubah perilaku sehingga dapat memaksimalkan potensi diri.
Discovery Learning Menurut Para Ahli
Arends
Discovery Learning adalah model pembelajaran yang menekankan proses
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan pengalaman belajar secara
aktif yang akan membimbing peserta didik untuk menemukan dan mengemukakan
gagasannya terkait topik yang dipelajari (Arends, 2015, hlm. 402).

Rusman
Model pembelajaran discovery learning didefinisikan oleh Rusman (dalam Ertikanto,
2016) sebagai sebuah model pembelajaran yang mendukung seorang individu atau
kelompok untuk menemukan pengetahuannya sendiri berdasarkan dengan
pengalaman yang didapatkannya oleh setiap individu.

Daryanto dan Karim


Discovery learning adalah model mengajar yang dilaksanakan oleh guru dengan
cara mengatur proses belajar dengan sedemikian rupa sehingga siswa
mendapatkan pengetahuan yang sebelumnya belum diketahui dan sebelumnya
dengan cara tidak disampaikan terlebih dahulu akan tetapi siswa menemukannya
secara mandiri (Daryanto dan Karim, 2017).
Sintak Model Pembelajaran Discovery
Learning
 Seperti model pembelajaran lainnya,
discovery learning memiliki sintaks, urutan,
atau tahap-tahap kegiatan belajar yang
diistilahkan sebaga fase yang
menggambarkan bagaimana model tersebut
dilaksanakan. Di bawah ini adalah langkah-
langkah model pembelajaran discovery
learning.
Langkah Langkah Model Pembelajaran
Discovery Learning
Menurut Syah (2017, hlm. 243) langkah atau tahapan dan prosedur pelaksanaan Discovery learning adalah sebagai
berikut:

Stimulation (stimulus),
memulai kegiatan proses mengajar belajar dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas
belajar lainnya yang mengarah pada persiapan peecahan masalah;
Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah),
yakni memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang
relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban
sementara atas pertanyaan masalah);

Data collection (pengumpulan data),


memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk
membuktikan benar atau tidaaknya hipotesis;

Data processing (pengolahan data),


mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu
ditafsirkan;
Verification (pembuktian),
yakni melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi,
dihubungkan dengan hasil data processing;

Generalization (generalisasi),
menarik sebuah simpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang
sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.
Karakteristik Model Discovery
Learning
Adapun ciri utama belajar menemukan, yaitu: (1)
mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan,
menggabungkan, danmenggeneralisasikan pengetahuan; (2)
berpusat
pada peserta didik; (3) kegiatan untuk menggabungkan
pengetahuan
baru dan pengetahuan yang sudah ada. Ada sejumlah ciri-ciri
proses
pembelajaran yang sangat ditekankan oleh teori kontruktivisme,
yaitu sebagai berikut:
a. Menekankan pada proses belajar, bukan proses mengajar.
b. Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajar peserta
didik.
c. Memandang peserta didik sebagai pencipta kemauan dan tujuan
Kelebihan Model Pembelajaran
Discovery Learning
Tentunya sebagai produk ciptaan manusia, discovery learning memiliki
kelebihan dan kekurangan yang menyelimutinya. Menurut Hanafiah (2012,
hlm. 79)
kelebihan model pembelajaran discovery learning adalah sebagai berikut.
Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta
penguasaan keterampilan dalam proses kognitif.
Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat
dimengerti dan mengendap dalam pikirannya;
Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk
belajar lebih giat lagi;
Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan
kemampuan dan minat masing-masing;
Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses
menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik
dengan peran guru yang sangat terbatas.
Kekurangan Model Pembelajaran
Discovery Learning
 kelemahan model discovery learning menurut Hanafiah (2012, hlm. 79)
adalah sebagai berikut.

 Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus


berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan
baik. Terkadang terhitung sangat sulit untuk mewujudkannya.
 Dalam keadaan di kelas gemuk atau yang memiliki jumlah siswa terlalu
banyak, maka metode ini tidak akan mencapai hasil yang memuaskan.
Guru akan kesulitan untuk benar-benar memperhatikan proses
pembelajaran setiap murid.
 Guru dan siswa yang sudah sangat terbiasa dengan PBM gaya lama maka
metode discovery learning ini akan mengecewakan.
 Ada kritik yang menyatakan bahwa bahwa proses dalam model discovery
terlalu mementingkan proses pemahaman saja, sementara
perkembangan sikap dan keterampilan siswa dikhawatirkan kurang
menjadi sorotan.
Tujuan Model Pembelajaran
Discovery Learning
 Bell (dalam Hosnan, 2014, hlm. 284) mengemukakan beberapa tujuan spesifik dari model
pembelajaran discovery learning, yakni sebagai berikut.

 Dalam discovery learning siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam
pembelajaran. Kenyataan lapangan juga menunjukkan bahwa partisipasi banyak siswa
dalam pembelajaran meningkat ketika model pembelajaran ini digunakan.
 Melalui pembelajaran dengan discovery learning, siswa belajar menemukan pola dalam
situasi konkret maupun abstrak, juga siswa banyak meramalkan (extrapolate) informasi
tambahan yang diberikan.
 Siswa belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan tanya
jawab sebagai alat untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan
pengetahuan.
 Pembelajaran dengan discovery learning membantu siswa membentuk cara kerja bersama
yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan mengaplikasikan ide-ide
orang lain.
 Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa keterampilan-keterampilan, konsep-
konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui discovery learning lebih bermakna.
Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa kasus, lebih
mudah ditransfer untuk aktivitas baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru
pula.
Ciri Ciri Model Pembelajaran
Discovery Learning
 Tentunya melalui karakteristiknya yang unik dan
diklasifikasikan sebagai model pembelajaran khusus,
discovery learning akan memiliki penanda atau ciri yang
menjadikannya berbeda dengan model pembelajaran lain.
Hosnan (2014, hlm. 284) menyatakan bahwa ciri utama
pembelajaran menemukan atau discovery leraning adalah
sebagai berikut.

 Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk


menciptakan, menggabungkan, dan menggeneralisasi
pengetahuan.
 Pembelajarannya berpusat pada siswa.
 Kegiatan pembelajaran dilaksanakan untuk menggabungkan
pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah mapan.
Model Pembelajaran Project Based
Learning
 Pengertian Model Project Based Learning
Model merupakan representasi tiga dimensi dari objek riil.
Model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam
tutorial.
Project based learning merupakan pendekatan pembelajaran yang memberikan
kebebasan kepada peserta didik untuk merencanakan aktivitas belajar,
melaksanakan
proyek secara kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat
dipresentasikan kepada orang lain.
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru meliputi
pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran yang sudah
terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh”.
Pendapat para ahli
 berdasarkan pendapat para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah pola pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir,
proses pembelajaran yang disajikan secara khas oleh guru untuk mencapai tujuan
belajar. Salah satu model pembelajaran adalah model pembelajaran berbasis proyek
(Project-based learning).

Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) merupakan


pembelajaran inovatif yang berpusat pada peserta didik ( student centered) dan
menetapkan guru sebagai motivator dan fasilitator, dimana peserta didik diberi
peluang bekerja secara otonom mengkontruksi belajarnya. 5
Model project based
learning (PjBL) merupakan suatu model pembelajaran yang melibatkan suatu proyek
dalam proses pembelajaran.

Model pembelajaran berbasis proyek ( project based learning ) merupakan


model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media”. 6
Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) merupakan pemberian
tugas kepada semua peserta didik untuk dikerjakan secara individual, peserta didik
dituntut untuk mengamati, membaca dan meneliti.
Karakteristik Model Project Based
Learning
Model pemebelajaran merupakan komponen penting dalam kegiatan
belajar, dalam hal ini tidak semua karakteristik dari model pembelajaran
tersebut.
Model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning), yaitu:
a. Peserta didik sebagai pembuat keputusan, dan membuat kerangka
kerja.

b. Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya.

c. Peserta didik sebagai perancang proses untuk mencapai hasil.

d. Peserta didik bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola


informasi yang dikumpulkan.
e. Melakukan evaluasi secara kontinue.
f. Peserta didik secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan.
Teori Yang Mendasari Model Project-
Based Learning
Model pembelajaran tidak lahir berkembang secara sendirinya,
melainkan memiliki landasan teoritis tertentu. Teori belajar yang melandasi model
pembelajaran project based learning adalah
a. Dukungan PjBL Secara Teoritis
Pembelajaran berbasis proyek (project based learning) juga didukung oleh
teori belajar kontruktivistik bersandar pada ide bahwa peserta didik
membangun pengetahuannya sendiri didalam konteks pengalamannya
sendiri.
b. Dukungan PjBL Secara Empiris
Penerapam PjBL telah menunjukkan bahwa model tersebut sanggup
membuat peserta diidk mengalami proses pembelajaran yang bermakna,
yaitu pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan faham
kontruktivisme.

Menurut pemaparan diatas bahwa penerapan pembelajaran didalam kelas


bertumpu pada kegiatan belajar aktif dalam bentuk kegiatan (melakukan sesuatu) dari
pada kegiatan pasif seperti guru hanya mentransfer ilmu pada tersebut. Pembelajaran
ini memberi peluang untuk menyampaikan ide, mendengarkan ide orang lain dan
memperkenalkan ide sendiri kepada orang lain, adalah suatu bentuk pembelajaran
individu. Dari meningkatkan ketrampilan dan memecahkan masalah secara bersama
Langkah-Langkah Project Based
Learning
a. Dimulai dengan pertanyaan yang esensial
Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai
dengan suatu investigasi mendalam. Pertanyaan esensial diajukan untuk memancing
pengetahuan, tanggapan, kritik dan ide peserta didik mengenai
tema proyek yang akan diangkat.
b. Perencanaan aturan pengerjaan proyek
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat
mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara
mengintegrasikan berbagai subjek mungkin, serta mengetahui alat dan
bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
c. Membuat jadwal aktifitas
Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas
dalam menyelesaikan proyek. Jadwal ini disusun untuk mengetahui berapa
lama waktu yang dibutuhkan dalam pengerjaan proyek.
d. Me-monitoring perkembangan proyek peserta didik.
Pendidik bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan
cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses.
Kelebihan Model Project Based
Learning
Kelebihan Model Project Based Learning
Kelebihan dari pembelajaran berbasis proyek ( Project Based
Learning) antara lain:
1) Meningkatkan motivasi, dimana siswa tekun dan berusaha keras dalam
mencapai proyek dan merasa bahwa belajar dalam proyek lebih
menyenangkan dari pada komponen kurikulum lain.

2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, dari berbagai sumber


yang mendeskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek membuat
siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem kompleks.

3) Meningkatkan kolaborasi, pentingnya kerja kelompok dalam proyek


memerlukan peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikan
keterampilan komunikasi.

4) Meningkatkan keterampilan mengelola sumber, bila diimpelementasikan


secara baik maka peserta didik akan belajar dan praktik dalam
14
mengorganisasi proyek, membuat alokasi waktu dan sumber-sumber
lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

5. Meningkatkan ketrampilan peserta didik dalam mengelola sumber


belajar
Prinsip-Prinsip Model Project Based
Learning
Prinsip PjBL adalah sebuah upaya kompleks yang memerlukan analisis
masalah yang harus direncanakan, dikelola dan diselesaikan pada batas waktu
yang telah ditentukan terlebih dahulu. Prosedur yang digunakan PjBL adalah
perencanaan, implementasi/ penciptaan, dan pemrosesan sedangkan PBL mengidentifikasi masalah,
mengkonfrontasikan informasi baru dengan
pengalamannya, dan proses penemuan pengetahuan secara personal.16
Pembelajaran berbasis project based learning mempunyai beberapa
prinsip yaitu:
a. Prinsip Sentralisitis
Menegaskan bahwa kerja project based learning merupakan esensi dari
kurikulum. Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran, dimana
peserta didik mengalami dan belajar konsep-konsep inti suatu disiplin
ilmu melalui proyek.
b. Prinsip pendorong
Kerja proyek berfokus pada “pertanyaan atau permasalahan” yang dapat
mendorong peserta didik untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip
utama suatu bidang tertentu.Jadi kerja proyek ini dapat sebagai ekternal
motivation yang mampu mengunggah peserta didik untuk menumbuhkan
kemandiriannya dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran.
c. Prinsip invetigasi konstruktif
Merupakan yang mengarah kepada pencapaian tujuan, yang mengandung
kegiatan inkuiri, pembangunan konsep, dan resolusi. Dalam invetigasi memuat proses perancangan, pembuatan
keputusan, penemuan masalah,
pemecahan masalah, discovery dan pembentukan model .
Kelemahan Model Project Based
Learning
 Sebagai model pembelajaran tentu saja model pembelajaran berbasis
 proyek (Project Based Learning) juga memiliki kelemahan
pembelajaran
 berbasis proyek (Project Based Learning) adalah:
 1) Membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah dan
 menghasilkan produk.
 2) Membutuhkan biaya yang cukup.
 3) Membutuhkan guru yang terampil dan mau belajar.
 4) Membutuhkan fasilitas, peralatan, dan bahan yang memadai.
 5) Tidak sesuai untuk peserta didik yang mudah menyerah dan tidak
 memiliki pengetahuan serta ketrampilan yang dibutuhkan.
 6) Kesulitan melibatkan semua peserta didik dalam kerja kelompok.

Anda mungkin juga menyukai