Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implikasi teori konstruktivisme
Vygotsky dalam pelaksanaan model pembelajaran tematik integratif di SD. Urgensi teori
konstrukivisme pada pembelajaran tematik integratif serta implikasi konstruktivisme dalam
pembelajara tematik integratif. Penelitian ini merupakan penelitian teoritik dengan perolehan
data melalui berbagai artikel dalam berbagai jurnal, buku, dan media cetak lainnya yang
berkaitan dengan teori Konstruktvisme Vygotsky dan Model Pembelajaran Tematik Integratif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implikasi teori konstruktivisme dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik integratif sangat sesuai. Siswa akan lebih antusias jika pembelajaran
lebih berfokus pada siswa.
Kata kunci: Konstruktivisme Vygotsky, Model Pembelajaran Tematik Integratif
orang mampu bertahan, memiliki stamina unique in their use of higher mental
berjuang, dan sanggup mengatasi ketidak functions : deliberate, focused cognitive
beruntungan secara bermakna. processes that enhance learning, memory,
Model pembelajaran tematik and logical reasoning. In Vygotsky’s view,
intergratif menggunakan pendekatan the potential for acquiring lower mental
scientific yang memberikan kesempatan functions is biologically built in, but
peserta didik untuk dapat melakukan society and culture are critical for the
proses ilmiah yaitu mengamati, menanya, development of higher mental functions”
menalar, mencoba, dan
mengkomunikasikan. Hal ini sesuai Berdasarkan pendapat tersebut, dapat
dengan teori belajar konstruktivisme dipahami bahwa manusia memiliki
Vygotsky yang lebih menitikberatkan kemampuan untuk menggunakan fungsi
interaksi dari faktor-faktor interpersonal mental mereka untuk meningkatkan
(sosial), kultural-historis, dan individual pembelajaran, ingatan dan penalaran logis.
sebagai kunci dari perkembangan manusia Dalam pandangan Vygotsky, dasar fungsi
(Schunk, 2012: 339). Teori belajar ini mental manusia dibangun secara biologis
berfokus pada peserta didik (student dan untuk mengembangkan fungsi mental
Center). Guru berperan sebagai fasilitator . tersebut, manusia memutuhkan peranan
Berdasarkan beberapa hal diatas, maka masyarakat dan budaya.
penulis bermaksud untuk mengkaji lebih Ormrod (2012) menjelaskan lebih lanjut
dalam mengenai mengenai implikasi teori terkait konsep-konsep dalam teori
belajar konstruktivisme Vygotsky dalam konstruktivisme Lev Vygotsky, menurut
model pembelajaran tematik integratif. Ormrod, Vygotsky mengungkapkan
beberapa gagasan penting dalam teorinya
PEMBAHASAN yaitu:
a. Interaksi informal maupun formal
Teori Konstruktivisme Vygotsky antara orang dewasa dan anak akan
Teori Vygotsky lebih menitikberatkan memberi pemahaman bagi anak tentang
interaksi dari faktor-faktor interpersonal bagaimana anak berkembang.
(sosial), kultural-historis, dan individual b. Setiap budaya memiliki makna dalam
sebagai kunci dari perkembangan manusia upaya meningkatkan kemampuan
(Schunk, 2012: 339). kognitif anak, kebermaknaan budaya
Pusat konsep dan prinsip dalam teori bagi anak bertujuan untuk menuntun
konstruktivisme Lev Vygotsky anak dalam menjalani kehidupan secara
dikemukakan oleh Ormrod (2012: 314) produktif dan efisien.
bahwa: c. Kemampuan berfikir dan berbahasa
“Some cognitive processes are seen in a berkembang pada awal tahun
variety of species; others are unique to perkembangan anak. Perkembangan
human beings. Vygotsky distinguished kognitif menurut Vygotsky sangat
between two kinds of processes, or tergantung pada perkembangan dan
functions. Many species exhibit lower penguasaan bahasa.
mental functions: certain basic ways of d. Berkembangnya proses mental yang
learning and responding to the kompleks terjadi setelah anak
environment—discovering what foods to melakukan aktifitas sosial, dan secara
eat, how best to get from one location to bertahap akan terinternalisasi dalam
another, and so on. But human beings are kognitif anak yang dapat dipergunakan
4
didorong menjadi insan yang kreatif, konsep ZPD. Dimana seorang murid
produktif, inovatif, dan afektif melalui mengajar murid lainnya (Santrock, 2013).
kompetensi-kompetensi yang berimbang Peer Tutoring merupakan kegiatan
antara spiritual, pengetahuan, sikap, dan interaksi antar siswa yang memudahkan
psikomotor/keterampilan. siswa untuk mengeluarkan pendapat atau
Teori konstruktivisme menekankan pikiran kepada temannya sendiri, hal ini
pada siswa sebagai pembelajar aktif, meminimalisir kelemahan siswa yang
sehingga dalam penerapannya teori memiliki rasa malu/sungkan untuk
konstruktivisme sering disebut sebagai bertanya kepada guru. Dalam tutoring
strategi pengajaran yang berpusat pada teman lintas usia, teman yang mengajar
siswa (student-centered instruction). Di biasanya usianya lebih tua sedangkan
ruang kelas yang berpusat pada siswa, guru tutoring teman seusia, teman yang
menjadi “pemandu di samping” dan bukan mengajar biasanya teman sekelas. Tutoring
“orang bijaksana di atas panggung”, teman lintas usia biasanya lebih efektif dari
dengan membantu siswa menemukan pada tutoring teman seusia (Santrock,
makna mereka sendiri dan bukan 2013).
mengendalikan semua kegiatan di ruang Berikut adalah strategi peer tutoring
kelas (Weinberger & Combs: 2001). yang dapat dilakukan dalam pembelajaran:
Menurut Drake (2012: 273), thematic 1. Gunakan tutoring lintas usia jika
approach is one of the teaching strategy memungkinkan
that uses themes toward creating anactive, 2. Biarkan siswa berpartisipasi baik
interest-ing, and meaningful learning. Hal sebagai pengajar maupun yang diajari.
ini sesuai dengan pendekatan tematik Ini akan membantu siswa belajar bahwa
merupakan bentuk strategi pembelajaran mereka bisa membantu dan dibantu.
yang menggunakan tema melalui Memasangkan kawan akrab biasanya
penciptaan pembelajaran yang aktif, bukan strategi yang baik karena mereka
menarik, dan bermakna. Dikatakan akan kesulitan untuk fokus pada tugas
bermakna karena peserta didik akan dapat yang diberikan.
memahami konsep-konsep melalui 3. Jangan ijinkan tutor memberikan tes
pengalaman langsung dan nyata yang kepada yang diajari. Ini bisa
menghubungkan antar konsep. Melalui melemahkan kerjasama diantara murid.
kurikulum 2013, peserta didik akan 4. Sisihkan waktu untuk melatih tutor.
didorong menjadi insan yang kreatif, Diskusikan tentang strategi peer
produktif, inovatif, dan afektif melalui tutoring yang kompeten. Tunjukkan
kompetensi-kompetensi yang berimbang cara kerja scaffolding. Beri penjelasan
antara spiritual, pengetahuan, sikap, dan yang jelas dan teratur kepada tutor, dan
psikomotor/keterampilan. persilahkan mereka bertanya pada tugas
Dalam hal ini penerapan teori mereka.
konstruktivisme Lev Vygotsky adalah Dalam teori konstruktivisme Lev
memberdayakan teman sebaya sebagai Vygotsky dikemukakan bahwa
ahli. Maka salah satu penerapan strategi pengetahuan dibangun melalui interaksi
yang dapat dilakukan adalah pembelajaran sosial, interaksi sosial dapat terjalin pada
peer tutoring. Pembelajaran Peer Tutoring dua orang atau lebih, sehingga selain
(Tutor Sebaya) merupakan salah satu kegiatan peer tutoring yang dilakukan oleh
bentuk penerapan teori konstruktivisme dua siswa yang saling berinteraksi, belajar
sosial terutama pada pengaplikasian dalam kelompok juga sangat
9
sumber belajar. Dalam hal ini maka peserta didik agar mampu untuk
penerapan teori konstruktivisme Lev beradaptasi dengan situasi apapun di
Vygotsky dapat dilakukan dengan lingkungan sekitar sehingga menghasilkan
menciptakan suasana belajar yang perubahan menjadi lebih baik agar dapat
interaktif dengan memanfaatkan sarana digunakan dan bermanfaat dalam
dan sumber belajar. kehidupan bermasyarakat.
Berdasarkan uraian aplikasi teori Kurikulum 2013 mempunyai tujuan
konstruktivisme Lev Vygotsky di atas untuk mempersiapkan insan Indonesia
beberapa hal yang perlu ditekankan dalam yang memiliki kemampuan hidup sebagai
penerapannya yaitu: 1) pembelajaran harus pribadi dan warga negara yang produktif,
dimulai dari batas zona bahwah dalam kreatif, inovatif, dan efektif, serta mampu
ZPD; 2) penggunaan teknik scaffolding berkontribusi pada kehidupan
digunakan ketika siswa membutuhkan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan
bantuan; 3) memberdayakan teman sebaya peradaban dunia (Permendikbud Nomor 66
sebagai ahli; 4) pembelajaran akan lebih Tahun 2013). Sedangkan aspek utama pada
efektif dengan melibatkan komunitas orang Kurikulum 2013 yaitu Standar Kompetensi
belajar. Lulusan (SKL), Kompetensi inti (KI),
Kompetensi Dasar (KD), dan indikator
Kurikulum 2013 Model Pembelajaran yang berbasis scientific approach dan
Tematik Integratif authentic assessment. Kurikulum 2013
juga memiliki beberapa karakteristik yang
Penggunaan kurikulum bertujuan lebih menekankan pada pencapaian
untuk menyamakan pengetahuan dan kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan umum yang harus dimiliki keterampilan.
peserta didik. Hal ini sejalan dengan Marsh Menurut Drake (2012: 273), thematic
(2009: 7) yang menyatakan: approach is one of the teaching strategy
“Curriculum is the totality of learning that uses themes toward creating anactive,
experiences provided to students so that interest-ing, and meaningful learning.
they can attain general skills and Pendekatan tematik merupakan bentuk
knowledge at a variety oflearning sites”. strategi pembelajaran yang menggunakan
Artinya bahwa kurikulum merupakan tema melalui penciptaan pembelajaran
keseluruhan pengalaman yang diberikan yang aktif, menarik, dan bermakna.
kepada peserta didik sehingga mereka Dikatakan bermakna karena peserta didik
dapat mencapai keterampilan umum dan akan dapat memahami konsep-konsep
pengetahuan di berbagai kegiatan melalui pengalaman langsung dan nyata
pembelajaran. yang meng-hubungkan antar konsep.
Tujuan pendidikan nasional Melalui kurikulum 2013, peserta didik
tercantum dalam Undang-Undang Dasar akan didorong menjadi insan yang kreatif,
1945 yaitu pembentukan Pemerintah produktif, inovatif, dan afektif melalui
Negara Republik Indonesia yaitu kompetensi-kompetensi yang berimbang
menerdaskan anak bangsa. Perluasan dari antara spiritual, pengetahuan, sikap, dan
Undang-Undang Dasar 1945 yaitu dengan psikomotor/keterampilan.
diberlakukannya Undang-Undang Nomor (Apriani et al., 2015) mengemukakan
20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan bahwa pembelajaran tematik-integratif
nasional. Menurut Hamalik (2010) : 79) baik untuk dilaksanakan karena mampu
menjelaskan bahwa pendidikan merupakan meningkatkan soft skill dan hard skill
proses dalam rangka mempengaruhi
12
kegiatan tertentu yang berhubungan fikiran atau diskusi dengan teman sebaya
dengan tema pembelajaran. maupun orang yag lebih mampu untuk
5. Metode problem solving. Metode ini berkonsultasi, hal ini sesuai dengan
menyampaikan materi dengan cara implikasi teori belajar konstruktivisme
memberikan suatu permasalahan kepada vygotsky yang menghendaki pembelajaran
siswa untuk dipecahkan atau dicari jalan yang menempatkan pembelajaran
keluarnya (M. Fadlillah, 2014:196). berorientasi pada student center.
Kesimpulan: References:
Pembelajaran tematik integratif adalah
pembelajaran yang menggunakan Apriani, A., Wangid, M. N., & Yogyakarta,
pendekatan scientific yang memberikan U. N. (2015). THE EFFECT OF
kesempatan peserta didik untuk dapat THEMATIC-INTEGRATIVE SSP ON
melakukan proses ilmiah yaitu mengamati, THE CHARACTERS OF
menanya, menalar, mencoba, dan DISCIPLINE, 3, 12–25.
mengkomunikasikan. Hal ini sangat sesuai Authentic, D. A. N., & Sekolah, A. (2013).
dengan teori belajar konstruktivisme The analysis of integrative thematic
Vygotsky yaitu setiap individu dapat content, scientific approach, and
membangun informasi ataupun authentic assessment in elementary
pengetahuan secara mandiri melalui school textbooks, 1–15.
interaksi sosial dengan orang lain atau
dengan orang yang lebih mampu. Borchelt, N. (2007). Cognitive Computer
Pemberian bantuan kepada peserta didik Tools In The Teaching And Learning
harus memperhatikan Zone Of Proximal Of Undergraduate Calculus.
Development (ZPD). Zone of Proximal International Journal For The
Development merupakan istilah vygotsky Scholarship Of Teaching And
untuk serangkaian tugas yang sulit Learning, 1(2):1-17.
dikuasai anak secara mandiri tetapi dapat
dipelajari dengan bantuan dari orang lain Drake, S.M. (2012). Creating standards
seperti dari guru atau teman yang lebih based integrated curriculum: the
mampu. Zone of Proximal Development commom core state standards edition.
(ZPD) akan berkaitan erat dengan California. Corwin Press A sage
scaffolding, scaffolding yaitu pemberian Publication Company.
bantuan yang semakin lama semakin
dikurangi sesuai dengan tingkat Galloway, C. M. (2001). Vygotsky's
penguasaan peserta didik dalam Constructionism. In M Orey (Ed.).
memahami tugas. Emerging Perspectives On Learning,
Apabila peserta didik sudah mampu Teaching, And Technology. Georgia:
untuk melakukan suatu proses belajar College of Education University Of
secara mandiri maka pemberian bantuan Georgia.
akan dilepas merupakan salah satu prinsip
teori vygotsky yang dapat di terapkan pada Glasersfeld, E. V. (1989). Knowing without
pembelajaran tematik integratif sebab Metaphysics: Aspect of The Radical
peran guru disini lebih dominan sebagai Constructivist Position. Research
fasilitator dalam proses belajar mengajar. and Reflexivity: Toward a
Pembelajaran tematik integratif lebih Cbernetic/Social Constructivist Way
menghendaki peserta didik untuk bertukar of Knowing. London: Sage
15