Anda di halaman 1dari 15

MATEMATIKA DASAR

Bilangan Jam Dan Kongruensi Dalam Pembelajaraan Matematika Di Sd

DOSEN PENGAMPU :
Drs. I WAYAN WIARTA, Spd.,M.For

DISUSUN OLEH :

NAMA : NI KETUT REZA LUSIANA


ABSEN/NIM : 22/2211031501
KELAS :V
SEMESTER :2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga diberi kesempatan dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini membahas materi tentang “Bilangan Jam
Dalam Pembelajaraan Matematika Di Sd” Makalah ini saya buat untuk memenuhi
penyelesaian tugas pada mata kuliah "Matematika Dasar". Semoga dengan membaca
makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.
Saya selaku penulis menyadari bahwa dalam penulisan materi ini masih jauh dari
kata sempurna, baik dari sisi materi maupun penulisannya. Saya dengan senang hati
menerima segala kritikan maupun saran yang membangun dan berguna demi
kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 16 Juni 2023

Ni Ketut Reza Lusiana

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Bilangan Jam ............................................................................................... 2
2.2 Operasi Pada Bilangan Jam ........................................................................................... 2
2.3 Sifat-Sifat Operasi Pada Bilangan Jam ......................................................................... 5
2.4 Pengertian Kongruensi Pada Bilangan Jam .................................................................. 8
2.5 Sifat-Sifat Kongruensi Pada Bilangan Jam ................................................................... 9
2.6 Contoh Pembelajaran Tentang Konsep dan Operasi Bilangan Jam ............................ 10
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 11
3.2 Saran ............................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pembelajaran matematika melibatkan konsep hitung menghitung yang tidak lepas dari
penggunaan bilangan. Bilangan jam merupakan salah satu konsep dalam matematika yang
mengacu pada bilangan atau angka yang terdapat pada jarum jam dengan aturan tertentu. Jika
pada umumnya kita melihat angka pada sebuah jam berjumlah 12 dimulai dari angka 1
sampai dengan 12 maka pada bilangan jam jumlah angka atau bilangan yang digunakan dapat
bervariasi tergantung pada bentuk bilangan dari jam tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari,
bilangan jam merupakan konsep yang sangat penting. Waktu adalah aspek yang tak
terpisahkan dari rutinitas kita, dan pemahaman yang baik tentang bilangan jam sangatlah
relevan. Bilangan jam dapat digunakan dalam berbagai konteks, seperti jadwal kerja,
perjalanan, pengaturan aktivitas sehari-hari, dan banyak lagi. Kongruensi merupakan
kelanjutan dari keterbagian, dan didefinisikan berdasarkan konsep keterbagian. Dengan
demikian penjelasan dan pembuktian teorema-teoremanya dikembalikan ke konsep
keterbagian. Bahan utama kongruensi adalah penggunaan bilangan sebagai modulo, dan
bilangan modulo ini dapat dipandang sebagai perluasan dari pembahasan yang sudah ada di
sekolah dasar sebagai bilangan jam, dan pada tingkat lebih lanjut disebut dengan bilangan
bersisa. Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang
bilangan jam, dan kongruensi serta menerapkan konsep ini dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa Yang Dimaksud Dengan Bilangan Jam ?
2. Bagaimana Operasi Pada Bilangan Jam ?
3. Bagaimana Sifat-Sifat Operasi Pada Bilangan Jam ?
4. Apa Yang Dimaksud Dengan Kongruensi Pada Bilangan Jam?
5. Bagaimana Sifat-Sifat Kongruensi Pada Bilangan Jam?
6. Bagaimana Contoh Pembelajaran Tentang Konsep Dan Operasi Bilangan Jam Di SD?

1.3 TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Konsep Bilangan Jam.
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Operasi Pada Bilangan Jam.
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Sifat-Sifat Operasi Pada Bilangan Jam.
4. Untuk Mengetahui Konsep Kongruensi Pada Bilangan Jam.
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Sifat-Sifat Kongruensi Pada Bilangan Jam.
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Contoh Pembelajaran Tentang Konsep Dan Operasi
Bilangan Jam Di SD.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bilangan Jam


Bilangan jam adalah sebuah konsep perhitungan yang didasarkan kepada bilangan atau
angka-angka yang diletakan pada sebuah jam dengan aturan tertentu. Dalam sebuah lingkaran
dapat digambarkan lima titik, kemudian pada tiap titik itu dihubungkan lambang bilangan
dari “0” sampai “4” seperti gambar berikut.

Gambar. Jam Limaan


Untuk menunjukan posisi, digunakan satu jarum penunjuk yang biasanya diputar seperti
putaran jarum jam. Jam seperti u disebut dengan nama jam limaan, karena hanya memiliki
lima angka yaitu 0 sampai 4.
Dengan cara yang sama dapat diketahui bilangan jam yang lainnya, seperti:
a. Pada jam empatan angka tertinggi adalah 3, sehingga lambang bilangan yang
digunakan ialah {0, 1, 2, 3}
b. Pada jam enaman angka tertinggi adalah 5, sehingga lambang bilangan yang
digunakan ialah {0, 1, 2, 3, 4. 5}
c. Pada jam delapanan angka tertinggi adalah 7, sehingga lambang bilangan yang
digunakan ialah {0, 1, 2, 3, 4. 5,6, 7}
NOTE :
Himpunan bilangan jam diawali dari angka 0 dan banyaknya anggota himpunan bilangan
tersebut tergantung kepada jam berapa yang digunakan.
Demikian pula bilangan-bilangan jam yang lainnya. Pada sistem bilangan jam, dapat
dilakukan pengerjaan hitung (operasi hitung) seperti operasi penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian.
2.2 OPERASI PADA BILANGAN JAM
1. Operasi Penjumlahan Pada Bilangan Jam
2
Contoh: Penjumlahan pada jam duabelasan
Misalkan jarum jam menunjuk pada lambang 12, berarti menunjukan pukul 12.
Bila 2 jam kemudian pelajaran selesai, maka jarum jam digerakkan sejauh 2 langkah.
Selanjutnya, bila 4 jam sesudah itu kita makan, maka jarum jam digerakkan sejauh 4
langkah. Jarum jam menunjuk angka 6. Hal ini dapat
dinyatakan sebagai penjumlahan bilangan jam yaitu: 2 + 4 = 6. Kalimat
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

1
1 2 1
1 1 2
1 1
0 1
0

Selanjutnya, lambang 12 pada jam duabelasan dapat diganti dengan angka 0


karena memiliki peran sama seperti pada penjumlahan atau pengurangan bilangan
berbasis 10. Bilangan 12 adalah unsur identitas pada jam duabelasan. Begitu juga pada
jam limaan, 5 adalah unsur identitasnya. Karena itu, dengan cara yang sama dapat
ditunjukkan hasil penjumlahan bilangan jam duabelasan yang lain, seperti tampak pada
tabel berikut.
+ 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0
2 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0 1
3 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0 1 2
4 4 5 6 7 8 9 10 11 0 1 2 3
5 5 6 7 8 9 10 11 0 1 2 3 4
6 6 7 8 9 10 11 0 1 2 3 4 5
7 7 8 9 10 11 0 1 2 3 4 5 6
8 8 9 10 11 0 1 2 3 4 5 6 7
9 9 10 11 0 1 2 3 4 5 6 7 8
10 10 11 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
11 11 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

3
Perhatikan tabel!.
Misalkan kita ingin mencari hasil 9 dan 8 pada penjumlahan bilangan jam duabelasan :
1. Perhatikan baris ke 9 dan kolom ke 8
2. Pertemuan baris ke 9 dan kolom ke 8 adalah 5, maka 9 + 8 = 5
Cara lain untuk menentukan hasil penjumlahan 9 dan 8 ini dengan tabel ini adalah dengan
mencari irisan baris ke 8 dengan kolon ke 9. Hasil yang diperoleh dengan cara ini adalah
sama dengan mencari irisan dari baris ke 9 dengan kolom ke 8, yaitu = 5
2. Operasi Pengurangan Pada Bilangan Jam
Sama seperti operasi penjumlahan, menentukan beberapa jam sebelum suatu waktu
tertentu, merupakan operasi pengurangan, yang dinotasikan dengan tanda “-”.
Misalkan Indah sudah sarapan 3 jam yang lalu, dan saat ini jam menunjukan pukul
8.00. Jam berapakah Indah sarapan ?

12 12
11 11 1

10 10 2

9 3

8 4

7 5
6

Jarum jam menunjukan angka 8, kemudian digerakkan mundur sebanyak 3


langkah. Jadi Indah makan pagi pada pukul 5.00, karena 8 - 3
= 5. Hal yang sama juga dapat dilakukan pada bilangan-bilangan jam yang lain seperti
jam limaan, jam enaman, jam tujuhan, dan lainnya.
Cara lain :
a. Pada Jam 12-an = 6 - 11 = 7, karena dengan membilang mundur 11 langkahdari 6
berada pada angka 7
b. Pada Jam 7-an = 2 - 6 = 3, karena dengan membilang mundur 6 langkahdari 2
berada pada angka 3
c. Pada Jam 5-an = 4 - 2 = 2, karena dengan membilang mundur 2 langkah dari 4
berada pada angka 2
3. Operasi Perkalian
Perkalian pada bilangan jam didefinisikan seperti halnya pada perkalian bilangan

4
cacah yaitu sebagai penjumlahan yang berulang.
Contoh:

12
11

10

4x2=2+2+2+2=8
Mulai dari 12 atau 0 melangkah searah dengan jarum jam sebanyak empat langkah,
masing-masing langkah terdiri dari 2 selang. Sampailah pada angka 8. Jadi 4 x 2 = 8.
4. Operasi Pembagian
Pembagian pada bilangan jam juga didefinisikan seperti halnya pembagian bilangan
cacah, yaitu sebagai pengurangan berulang.
Misalkan: 12 : 4 = 12 – 4 – 4 – 4
12 dikurangi 4 sebanyak tiga kali sehingga hasilnya sampai 0. Banyaknya
pengurangan berulang merupakan hasil bagi dari pembagian tersebut.
Contoh pembagian tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut

12
11 1

10 2

9 3

8 4

7 5
6

Jadi, 12 : 4 = 3

2.3 SIFAT-SIFAT PADA OPERASI PENJUMLAHAN BILANGAN JAM


1. Sifat-sifat Pada Operasi Penjumlahan Bilangan Jam
1) Sifat Tertutup
Sifat tertutup artinya apabila dua bilangan manapun dari himpunan yang berisi
bilangan-bilangan jam duabelasan yaitu {0,1,2,3,......11} atau himpunan bilangan
5
jam limaan yaitu {0,1,2,3,4} atau bilangan jam yang lain, dijumlahkan maka hasil
penjumlahannya adalah anggota himpunan itu sendiri.
Contoh : (jam duabelasan)
3 + 9 = 0 (jam duabelasan)
5 + 10 = 3 (jam duabelasan)
2) Sifat Pertukaran
Sifat pertukaran artinya jika a dan b adalah dua bilangan manapun dari himpunan
bilangan jam duabelasan yaitu {0,1,2,3,……..11} atau bilangan
jam limaan yaitu {0,1,2,3,4} atau bilangan jam yang lain, maka a + b = b + a.
Contoh:
1 + 3 = 3 + 1 = 4 (jam limaan)
2 + 3 = 3 + 2 = 0 (jam limaan)
3) Sifat Pengelompokkan
Jika a, b, dan c adalah tiga bilangan manapun dari himpunan bilanganjam
duabelasan {0, 1,2,3,.....11} atau bilangan jam limaan yaitu
{0,1,2,3,4} atau bilangan jam yang lain, maka a+ (b+ c) = (a+ b ) = c.
Contoh:
9 + (11 + 5) = 9 + 4 = 1
(9 + 11) + 5 = 8 + 5 = 1
Jadi, 9 + (11 + 5) = (9 + 11) + 5 = 1
4) Sifat Bilangan Nol
Jika a adalah sebuah bilangan manapun dari himpunan bilangan jam duabelasan
yaitu {0, 1,2,3,.....11} atau bilangan jam limaan yaitu
{0,1,2,3,4} atau bilangan jam yang lain, maka a + 0 = a. Menambahkan 0 pada
hitung penjumlahan jam sama dengan tidak menggerakkan jarum jamnya.
Contoh:
2 + 0=2
11 + 0 = 11

5) Sifat Berlawanan
Untuk setiap anggota dari himpunan bilangan jam duabelasan {0, 1,2,3,.....11}
atau bilangan jam limaan yaitu {0,1,2,3,4} atau bilangan jam yang lain, ada satu
anggota lain yang berlawanan secara horinzontal jika dijumlahkan dengan
bilangan tersebut jumlahnya adalah 0.
6
Contoh:
1 adalah lawan dari 11 dan 11 adalah lawan dari 1, sebab 11 + 1 = 0.
3 adalah lawan dari 9 dan 9 adalah lawan dari 3, sebab 3 + 9 = 0
2 Sifat-sifat Pada Operasi Pengurangan Bilangan Jam
1) Sifat Tertutup
Sifat tertutup artinya apabila dua bilangan manapun dari himpunan yang berisi
bilangan-bilangan 0, 1, 2, 3,.... dan 11 pada jam duabelasan dijumlahkan maka
jumlahnya adalah anggota himpunan itu sendiri.
Contoh:
a. 2 - 9 = 5
b. 9 – 3 = 6
3 Sifat-sifat pada Operasi Perkalian Bilangan Jam
1) Sifat Tertutup
Semua hasil kali bilangan pada himpunan jam enaman, yaitu {0, 1, 2, 3, 4, 5}
adalah bilangan-bilangan dalam himpunan bilangan jam enaman tersebut. Jelaslah
bahwa perkalian pada himpunan bilangan jam enaman {0, 1, 2, 3, 4, 5} bersifat
tertutup.
Contoh:
3 x 5=3
2 x 3=2
2) Sifat Pertukaran
Pada perkalian bilangan jam enaman di atas atau bilangan jam yang lainnya dapat
dilihat berlakunya sifat pertukaran. Dalam hal ini, jika a dan b adalah dua bilangan
manapun dari himpunan bilangan jam enaman, yaitu {0, 1, 2, 3, 4, 5} maka a x b
= b x a.
Contoh:
3 x 2=2 x 3=0
5 x 2=2 x 5=4
3) Sifat Pengelompokkan
Jika a, b, dan c adalah tiga bilangan yang manapun dari himpunan bilangan jam
enaman yaitu: {0, 1, 2, 3, 4, 5} maka a x (b x c) = (a x b) x c.
Contoh:
(2 x 3) x 4 = 0 x 4 = 0; 2 x (3 x 4) = 2 x 0 = 0

7
Jadi, (2 x 3) x 4 = 2 x (3 x 4) = 0.
4) Sifat Bilangan Satu
Jika kita mengalikan bilangan cacah dengan 1, akan diperoleh hasil yang sama
dengan bilangan itu sendiri. Sifat itu sebagai sifat bilangan 1 pada perkalian
bilangan-bilangan cacah. Sifat ini berlaku juga pada perkalian bilangan jam. Secara
umum, jika a adalah sebuah bilangan yang manapun dari himpunan bilangan jam
enaman, maka a x 1 = 1 x a = a.
Contoh: 4 x 1 = 4 3x 1=3

2.7 PENGERTIAN KONGRUENSI PADA BILANGAN JAM

Kongruensi merupakan kelanjutan dari keterbagian, dan didefinisikan berdasarkan


konsep keterbagian. Dengan demikian penjelasan dan pembuktian teorema-teoremanya
dikembalikan ke konsep keterbagian. Bahan utama kongruensi adalah penggunaan
bilangan sebagai modulo, dan bilangan modulo ini dapat dipandang sebagai perluasan dari
pembahasan yang sudah ada di sekolah dasar sebagai bilangan jam, dan pada tingkat lebih
lanjut disebut dengan bilangan bersisa. Misalnya, pada sistem bilangan jam limaan,
dengan peragaan dapat diketahui bilangan-bilangan yang digunakan adalah: 0, 1, 2, 3, 4.
Bilangan-bilangan yang lain nilainya dapat direduksi menjadi 0. 1, 2, 3, atau 4, yaitu
membagi bilangan itu dengan 5.

Contoh:

11 dapat direduksi menjadi 1, sebab jika 11 dibagi 5 hasilnya 2, sisanya 1

23 dapat direduksi menjadi 3, sebab jika 23 dibagi 5 hasilnya 4 sisanya 3

Berdasarkan proses mendapatkan sisa pembagian inilah dikembangkan konsep dan teori
kongruensi, yaitu:

11 ≡ 1 sebab jika 11 dibagi 5 maka sisanya 1

23 ≡ 3 sebab jika 23 dibagi 5 maka sisanya 3

37 ≡ 2 sebab jika 37 dibagi 5 maka sisanya 2

Definisi :

Konsep kongruensi modulo n dinyatakan dengan notasi a ≡ b (mod n). Notasi ini berarti
bahwa selisih a - b habis dibagi oleh n, atau dengan kata lain, n membagi (a - b) tanpa
sisa.

8
Contoh: Jika a = 11, b = 6, dan n = 5, kita dapat mengevaluasi kongruensi a ≡ b (mod n)
sebagai berikut: 11 ≡ 6 (mod 5) karena (11 - 6) = 5 habis dibagi oleh 5.

Namun, jika selisih a - b bukan kelipatan dari n, atau jika n tidak habis membagi (a - b),
kita menulis n (a - b) untuk menyatakan bahwa a tidak kongruen dengan b modulo n.

Contoh: Jika a = 11, b = 8, dan n = 5, kita dapat mengevaluasi kongruensi a ≡ b (mod n)


sebagai berikut: 11 ≢ 8 (mod 5) karena (11 - 8) = 3 tidak habis dibagi oleh 5.

Dalam hal ini, kita menyatakan bahwa a tidak kongruen dengan b modulo n dengan
menggunakan notasi a ≢ b (mod n).

Dengan demikian, notasi a ≡ b (mod n) digunakan untuk menyatakan kongruensi,


sedangkan notasi a ≢ b (mod n) digunakan untuk menyatakan ketidakkongruenan.

2.5 SIFAT-SIFAT KONGRUENSI PADA BILANGAN JAM

Dalam konteks bilangan jam, terdapat beberapa sifat yang berlaku untuk kongruensi.
Berikut adalah beberapa sifat-sifat kongruensi pada bilangan jam beserta contohnya:

1. Sifat Refleksif: Sifat ini menyatakan bahwa setiap bilangan jam kongruen dengan
dirinya sendiri modulo n. Dalam notasi, dapat ditulis a ≡ a (mod n).

Contohnya: 3 ≡ 3 (mod 12) karena (3 - 3) = 0 habis dibagi oleh 12.

2. Sifat Simetris: Sifat ini menyatakan bahwa jika a kongruen dengan b modulo n, maka
b juga kongruen dengan a modulo n. Dalam notasi, dapat ditulis jika a ≡ b (mod n),
maka b ≡ a (mod n).

Contohnya: 7 ≡ 19 (mod 6) karena (7 - 19) = -12 habis dibagi oleh 6. Dari sini, dapat
disimpulkan bahwa 19 ≡ 7 (mod 6).

3. Sifat Transitif: Sifat ini menyatakan bahwa jika a kongruen dengan b modulo n dan b
kongruen dengan c modulo n, maka a kongruen dengan c modulo n. Dalam notasi,
dapat ditulis jika a ≡ b (mod n) dan b ≡ c (mod n), maka a ≡ c (mod n).

Contohnya: 11 ≡ 23 (mod 6) karena (11 - 23) = -12 habis dibagi oleh 6.

23 ≡ 35 (mod 6) karena (23 - 35) = -12 juga habis dibagi oleh 6. Dari sini, dapat
disimpulkan bahwa 11 ≡ 35 (mod 6).

9
2.6 CONTOH PEMBELAJARAN TENTANG KONSEP DAN OPERASI
BILANGAN JAM DI SD

1. Berikan penjelasan mengenai konsep bilangan jam


Bilangan jam adalah sebuah konsep perhitungan yang didasarkan kepada bilangan atau
angka-angka yang diletakan pada sebuah jam dengan aturan tertentu.
a. Pada jam empatan angka tertinggi adalah 3, sehingga lambang bilangan yang
digunakan ialah {0, 1, 2, 3}
b. Pada jam enaman angka tertinggi adalah 5, sehingga lambang bilangan yang
digunakan ialah {0, 1, 2, 3, 4. 5}
Himpunan bilangan jam diawali dari angka 0 dan banyaknya anggota himpunan bilangan
tersebut tergantung kepada jam berapa yang digunakan.

2. Berikan penjelasan dan contoh dari operasi bilangan jam

Dalam operasi pengurangan bilangan jam, jarum jam bergerak ke arah kiri atau memutar
mundur.

Contoh :

11 – 6 pada bilangan jam duabelasan

Mula-mula posisikan jarum jam di angka 12, lalu berputar ke arah kiri sebanyak 11 langkah .
Karena di kurang maka putar kekiri lagi sebanyak 6 langkah. Maka jarum jam sampai di
angka 5. Jadi, 11 - 6 = 5

10
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Bilangan jam adalah sebuah konsep perhitungan yang didasarkan kepada bilangan
atau angka-angka yang diletakan pada sebuah jam dengan aturan tertentu. Himpunan
bilangan jam diawali dari angka 0 dan banyaknya anggota himpunan bilangan tersebut
tergantung kepada jam berapa yang digunakan. Demikian pula bilangan-bilangan jam yang
lainnya. Pada sistem bilangan jam, dapat dilakukan operasi hitung seperti operasi
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Kongruensi merupakan kelanjutan dari
keterbagian, dan didefinisikan berdasarkan konsep keterbagian dan pada tingkat lebih lanjut
disebut dengan bilangan bersisa. Adapun sifat - sifat kongruensi yaitu, sifat Simetris, sifat
Refleksif dan sifat Transitip

3.2 SARAN
Sebagai calon guru kita harus meningkatkan pemahaman siswa tentang matematika
dengan konsep bilangan jam dan kongruensi serta mengembangkan keterampilan berpikir
kritis mereka dalam pembelajaran matematika. Dalam penulisan makalah ini tentunya jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk perbaikan dan kelengkapan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Suarjana, M. 2021. E-Modul Pendidikan Matematika Di Kelas Rendah Sd. Singaraja:


Universitas Pendidikan Ganesha.

12

Anda mungkin juga menyukai