Anda di halaman 1dari 21

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Metodologi Pembelajaran PKN MI

Disusun Oleh

Kelompok 6

Rini Sabina (2120201081)

Jeny Talia (2120201084)

Novalina Salsabilah (2120201093)

Annisa Destiana (2120201094)

Indah Permata Sari (2120201097)

Dosen Pengampu:
Agra Dwi Saputra, M.Pd.

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

2022
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SDN 15 PALEMBANG

Kelas/Semester : VI/I

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Materi Pokok : Pemilu (Pemilihan Umum)

Alokasi Waktu : 2 × 35 menit (1 pertemuan)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta
tanah air.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati, mendengar, melihat,
membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan
di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN IPK

KOMPETENSI DASAR (KD) IPK (INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI)
3.3 Memahami proses Pemilihan 3.3.1 Mengetahui makna serta asas Pemilihan
Umum (Pemilu) Umum di Indonesia.

3.3.2 Mengetahui banyaknya penyelenggaran


dan tahap-tahap dalam Pemilihan Umum di
Indonesia.
3.3.3 Menjelaskan syarat-syarat yang boleh
memilih dalam Pemilihan Umum.
4.3 Mengimplementasikan proses 4.4.1 Menjelaskan lembaga-lembaga yang
Pemilihan Umum dalam bentuk terlibat dalam Pemilu serta tugasnya.
kegiatan dikelas. 4.4.2 Mengetahui proses kegiatan Pemilu di
masyarakat dan mendemonstrasikannya di
kelas.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik dapat mengetahui makna serta asas Pemilihan Umum di Indonesia.
2. Peserta didik dapat mengetahui banyaknya penyelenggaran dan tahap-tahap dalam
Pemilihan Umum di Indonesia.
3. Peserta didik dapat menjelaskan syarat-syarat yang boleh memilih dalam
Pemilihan Umum.
4. Peserta didik dapat menjelaskan lembaga-lembaga yang terlibat dalam Pemilu
serta tugasnya.
5. Peserta didik dapat mengetahui proses kegiatan Pemilu di masyarakat dan
mendemonstrasikannya di kelas.

D. METODE DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN


Adapun metode yang digunakan dalam pembelajaran di kelas yaitu:
1. Metode ceramah. Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi yang
disusun secara ringkas dan simple agar anak tidak cenderung bosan.
2. Metode tanya jawab. Metode ini digunakan untuk melatih pemahaman siswa
tentang materI yang diajarkan maupun menarik perhatian siswa ketika sudah
mulai bosan dalam menyimak pelajaran dalam proses pembelajaran.
3. Metode demonstrasi. Dengan metode ini nantinya siswa diminta untuk
mendemonstrasikan proses kegiatan pemilu di masyarakat dengan alur
kegiatan yang sudah disusun oleh guru.
4. Metode diskusi. Metode ini digunakan untuk membagi siswa kedalam
beberapa kelompok dan bertujuan melatih kerja sama antar peserta didik.
5. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning, CTL)
Karakter yang diharapkan, siswa dapat:
1. Tanggung jawab (Responsibility)
2. Kewarganegaraan (Citizenship)
E. MEDIA PEMBELAJARAN
Adapun media yang digunakan dalam proses pembelajaran dikelas yaitu:
1. Proyektor
2. Laptop dan PPT
3. Video pembelajaran
4. Media gambar
5. Papan tulis dan spidol
6. Kotak suara dan bilik suara (demonstrasi kegiatan pemilu)

F. MATERI PEMBELAJARAN
Terlampir

G. SUMBER PEMBELAJARAN
1. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI kelas VI, Mandiri. Sudjatmoko, Dwi
Susilawati, Penerbit Erlangga 2009.
2. Materi pembelajaran melalui youtube, https://youtu.be/MUUB8QKmEcA

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Pengalaman Belajar
Kegiatan Awal 10 menit
1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan menyapa peserta didik.
2. Guru menanyakan bagaimana kabar peserta didik.
3. Guru mengajak peserta didik berdoa secara bersama-
sama sebelum memulai pembelajaran.
4. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
5. Guru mengajak peserta didik untuk tepuk SIAP.
6. Guru menyampaikan topik yang akan diajarkan.
7. Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran tentang
topik yang akan diajarkan.

Kegiatan Inti 50 menit


A. Materi makna serta asas Pemilihan Umum
1. Guru melakukan ice breaking.
2. Guru menjelaskan makna pemilu dan mengapa
pemilu penting dilakukan.
3. Guru meminta peserta didik mengutarakan
pendapatnya mengenai pemilu.
4. Guru menampilkan video mengenai pemilu
dan peserta didik diminta memperhatikan.
5. Guru meminta peserta didik yang berani maju
kedepan untuk menjelaskan secara singkat apa
yang diketahuinya di video tadi.
6. Guru menyimpulkan dari penjelasan pada
video yang ditampilkan sebelumnya.
7. Guru menjelaskan materi mengenai azas-azas
pemilu.
8. Guru melakukan game.
B. Materi banyaknya penyelenggaran dan tahap-
tahap dalam Pemilihan Umum
1. Guru menyapa peserta didik.
2. Guru mengajak peserta didik untuk melakukan
ice breaking.
3. Guru bertanya mengenai materi sebelumnya.
4. Guru bertanya kepada peserta didik apakah
pernah melihat keluarga terdekatnya yang
melaksanakan pemilu.
5. Guru menjelaskan mengenai pelaksanaan
pemilu.
6. Guru menjelaskan tahapan penyelenggaraan
pemilu.
7. Peserta didik menyimpulkan tentang
pelaksanaan dan penyelenggaraan pemilu
dengan media gambar.
C. Materi syarat-syarat yang boleh memilih dalam
Pemilu
1. Guru menyapa peserta didik.
2. Guru mengajak peserta didik untuk ice
breaking.
3. Guru bertanya mengenai materi sebelumnya.
4. Guru menjelaskan materi mengenai syarat
pemilih dalam pemilu.
5. Guru menunjukkan sebuah video animasi
mengenai pemilu.
6. Peserta didik diminta menyimpulkan materi
yang ada pada video.
7. Guru melakukan game.
D. Materi lembaga-lembaga yang terlibat dalam
Pemilu serta tugasnya
1. Guru menyapa peserta didik.
2. Guru memberikan paparan PPT mengenai
lembaga penyelenggara pemilu dan tugasnya.
3. Guru menanyakan kepada siswa mengenai
lembaga pemilu.
4. Guru menjelaskan kepada siswa mengenai
lembaga pemilu dan tugasnya.
5. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok
untuk membuat resume mengenai hasil dari
pembahasan dan akan dipresentasikan ke
depan kelas.
E. Materi proses kegiatan Pemilu di masyarakat
1. Guru menyapa peserta didik.
2. Guru melakukan ice breaking.
3. Guru menjelaskan tata cara tentang
pelaksanaan pemilu yang biasa dilakukan
dilingkungan masyarakat.
4. Guru mempersiapkan alat-alat yang
dibutuhkan untuk praktik tentang kegiatan
pemilu.
5. Guru membagi siswa ke dalam beberapa peran
untuk memdemonstrasikan kegiatan pemilu.
6. Siswa mendemonstrasikan peran-peran yang
sudah didapatkannya.
Kegiatan Akhir 10 menit
1. Guru membagikan tugas mandiri secara individu berupa
lembaran latihan soal yang akan dijawab oleh peserta
didik. (terlampir)
2. Peserta didik diminta mengumpulkan lembaran latihan
soal.
3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan
mengucapkan salam.

I. PENILAIAN
 Aspek Kognitif
a. Menjodohkan antara soal dan jawaban yang benar (terlampir).
Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Penilaian
Tugas Individu Penilaian Tulisan Soal berjumlah 10 (tiap
Total skor yang didapat (x) soal benar diberi nilai
10).
Total skor yang didapat (x)/100

 Aspek Afektif
b. Keantusiasan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
dikelas.
Penilaian
Nama Sangat Antusias Cukup Kurang
Antusias (80) Antusias (70) Antusias
(90) (70)
Intan
Yusuf
Putri
dll.

 Aspek Psikomotorik
c. Keterampilan peserta didik dalam mengikuti kegiatan demonstrasi
kegiatan pemilu sesuai dengan pembagian peran masing-masing.
Penilaian
Nama Sangat Baik Baik (80) Cukup Baik Kurang
(90) (70) Baik (75)
Intan
Yusuf
Putri
dll.

 Penilaian Akhir
Penilaian Akhir (Pengetahuan+Keterampilan+Sikap/100)
Nama Pengetahuan Keterampilan Sikap PA
Intan
Yusuf
Putri
dll.
A : 100-80 (Sangat Baik)
B: 79-70 (Baik)
C: 69-50 (Cukup Baik)
D: 49-0 (Kurang Baik)

Lampiran 1. Materi Pembelajaran


PEMILU (PEMILIHAN UMUM)

A. Pengertian Pemilu
Pemilihan umum atau yang biasa disebut sebagai pemilu di Indonesia lekat
dengan suatu proses pemilihan pemimpin. Momen pemilu kerap disebut sebagai pesta
demokrasi rakyat. Sebab, lewat pemilu, rakyat diberikan hak penuh untuk memilih
calon pemimpin, dari tingkat pusat hingga ke level daerah.
Perihal Pemilu di Indonesia diatur dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun
2017. Pasal 1 angka 1 UU itu memuat tentang pengertian Pemilu. "Pemilihan Umum
yang selanjutnya disebut pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan
Wakil Presiden, dan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945," demikian bunyi Pasal tersebut.
Sederhananya, pemilu merupakan sarana bagi rakyat untuk memilih pemimpinnya
sesuai dengan asas yang berlaku.
Pemilu menjadi salah satu sarana perwujudan kedaulatan rakyat. Sebagaimana
Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945, "Kedaulatan berada di tangan rakyat
dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar".
Sebagaimana penjelasan umum UU Pemilu, makna dari "kedaulatan berada di
tangan rakyat" yaitu bahwa rakyat memiliki kedaulatan, tanggung jawab, hak dan
kewajiban untuk secara demokratis memilih pemimpin yang akan membentuk
pemerintahan guna mengurus dan melayani seluruh lapisan masyarakat, serta memilih
wakil rakyat untuk mengawasi jalannya pemerintahan. Oleh karenanya, pemilu
menjadi perwujudan kedaulatan rakyat karena melalui pemilu rakyat diberi
keleluasaan untuk memilih pemimpin yang nantinya akan menjalankan fungsi
pengawasan, menyalurkan aspirasi politik, membuat undang-undang, serta
merumuskan anggaran pendapatan dan belanja guna membiayai pelaksanaan fungsi-
fungsi tersebut.
B. Azas Pemilu
Sebagaimana Pasal 2 UU Nomor 7 Tahun 2017, pemilu memiliki enam asas
penting yakni langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (luber jurdil).
Penjabarannya sebagai berikut:
 Langsung: Masyarakat sebagai pemilih memiliki hak untuk memberikan
suaranya secara langsung dalam pemilu sesuai keinginan sendiri tanpa
perantara;
 Umum: Pemilu berlaku untuk semua warga negara yang memenuhi syarat.
Pemilu tidak membedakan agama, suku, ras, jenis kelamin, golongan,
pekerjaan, dan lainnya;
 Bebas: Seluruh warga negara yang memenuhi syarat sebagai pemilih pada
pemilu bebas menentukan siapa saja yang akan dipilih untuk membawa
aspirasinya tanpa tekanan;
 Rahasia: Dalam menentukan pilihannya, pemilih dijamin kerahasiaan. Pemilih
memberikan suara pada surat suara dengan tidak dapat diketahui oleh orang
lain kepada siapa pun;
 Jujur: Semua pihak yang terkait dengan pemilu harus bertindak dan bersikap
jujur sesuai peraturan yang berlaku;
 Adil: Dalam penyelenggaraan pemilu, baik pemilih dan peserta mendapatkan
perlakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan dari pihak mana pun.
C. Syarat Pemilih dalam Pemilu
 Pemilih adalah warga negara Indonesia yang sudah genap berumur 17 tahun
atau lebih dari hari pemungutan suara, sudah kawin atau sudah pernah kawin.
Selama ini, pemilih dalam pemilu, seperti pemilu kepala daerah,
pemilu legislatif, hingga pemilu presiden dan wakil presiden, diharuskan
berusia minimal 17 tahun. Namun, bila seorang pemilih sudah menikah, tak
ada lagi batasan umur. Yang bersangkutan bisa mencoblos berapa pun
usianya.
Undang-Undang No 23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum
Presiden dan Wakil Presiden Pasal 7 menyatakan, warga negara Republik
Indonesia yang pada hari pemungutan suara sudah berumur 17 (tujuh belas)
tahun atau sudah/pernah kawin mempunyai hak memilih.
 Tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya
Pengertian dari seseorang dengan gangguan jiwa ialah penyakit
tersebut tidak permanen. Mereka hanya sedang terganggu jiwanya dan bisa
pulih kembali seperti biasa. Sementara yang di data oleh KPU ialah mereka
yang sedang jalani rehabilitas alias tengah memulihkan stress. Sebab hal ini
berbeda dengan orang yang sudah berstatus gila.
Mahkamah Konstitusi (MK) di tahun 2008 sudah memutuskan warga
yang terganggu jiwanya namun masih punya kesadaran untuk memilih, bisa
diikutsertakan untuk menyalurkan hak pilihnya.
 Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Pemilih-pemilih tersebut kehilangan hak pilihnya karena beberapa
faktor. Di antaranya, meninggal dunia, menjadi anggota TNI/Polri, belum
cukup umur dan belum menikah. Selain itu, orang pindah domisili, orang tidak
dikenal saat verifikasi di lapangan, dan orang pemilih ganda.
 Berdomisili di wilayah administratif pemilih yang dibuktikan dengan
KTP-el
Alamat domisili adalah alamat sesuai dengan tempat tinggal saat ini,
meski alamat domisili terkadang bisa berbeda dengan alamat yang tercantum
dalam identitas penduduk seperti KTP. Sehingga meskipun bukan penduduk
sebagaimana tercantum di KTP, ia masih tetap bisa mendapatkan hak dan
kewajibannya sebagai warga negara Indonesia yang sah di alamat domisilinya
 Tidak sedang menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia atau
kepolisian Negara Republik Indonesia.
Di era Orde Lama, keterlibatan ABRI dalam politik menyebabkan
anggota ABRI menjadi terkotak-kotak dalam partai politik yang mereka
dukung. Hal ini menyebabkan institusi ABRI menjadi tidak solid dan terpecah.
Prinsip berdiri di atas semua golongan berkembang liar menjadi
mengatasi semua golongan. ABRI digunakan sebagai alat kekuasaan.
Akibatnya, ABRI tidak hanya terlibat dalam kegiatan politik, tapi juga
berperan dalam seluruh proses dan mekanisme politik yang berlangsung.
ABRI bahkan ikut mengawasi secara langsung dan mengintervensi proses
pemilu.
Untuk menyelesaikan masalah ini, keterlibatan tentara dan polisi dalam
politik dikoreksi. Hak ABRI, yang kemudian dipisah menjadi TNI dan Polri,
dalam berpolitik pun dicabut.TNI dan Polri tidak diberi hak pilih dalam
Pemilu dan tidak ada lagi pengangkatan anggota dari dua institusi ini di
lembaga perwakilan.Hingga kini, TNI dan Polri sepenuhnya hanya menjadi
alat negara yang profesional.

Pemilih pemula ada 2 jenis, yaitu:

 Pemilih pemula muda, yaitu usia 17-21 tahun atau disebut generasi Z karena
lahir pada tahun 1998-2002.
 Pemilih pemula tua, yaitu anggota Tni/Polri yang baru saja pensiun
dikarenakan saat menjadi anggota tidak boleh ikut pemilu agar tetap netral.
D. Pelaksanaan Pemilu
Pelaksanan dari Pemilihan Umum (Pemilu) adalah untuk memilih para wakil
rakyat yang akan mewakili rakyat yang duduk di lembaga
permusyawaratan/perwakilan rakyat. Tujuan Pemilu adalah untuk melaksanakan
kedaulatan rakyat seperti yang terkandung dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 2. Pemilu
Pemilu di Indonesia dilakukan dua kali, yaitu:
 Untuk memilih DPR, DPD, DPRD
 Presiden dan wakil presiden di tetapkan UU
Pemilihan umum di indonesia diselenggarakan oleh lembaga independen yang
dinamakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memiliki kedudukan di ibukota
negara. KPUD untuk Provinsi, KPUD untuk kabupaten/kota. (PPK) Panitia
Pemilihan Kecamatan (PPK) untuk kecamatan sedangkan untuk yang ada di desa/
kelurahan dinamakan Panitia Pemungutan Suara (PPS). Pada masing-masing Panitia
Pemungutan Suara dibentuk Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
Untuk setiap Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara dilengkapi dengan Tempat
Pemungutan Suara (TPS). Selain KPU juga terdapat Panitia Pengawas Pemilu
(Panwaslu) yang mana lembaga ini dibentuk agar pemilu berjalan lancar, bebas, jujur,
adil, transparan, dan juga terhindar dari kemungkinan terjadinya kecurangan jumlah
perolehan suara.
Berikut ini tahapan penyelenggaran pemilu meliputi :
 Perencanaan program dan anggaran serta penyusunan peraturan.
Tahapan Perencanaan program dan anggaran termasuk kedalam
tahapan persiapan karena tahapan ini berada dipaling awal dari proses tahapan
pemilu. Pentingnya merencanakan dan menyusun anggaran untuk Pemilu
untuk dapat mengakomodasi semua yang dibutuhkan dalam proses tahapan.
Dalam Pemilu anggaran merupakan bagian yang sangat penting dan
sangat berpengaruh terhadap legitimasi Pemilu. Perwujudan dari Pemilu yang
berdemokratis adalah bila proses tahapan Pemilu dapat berjalan dengan baik
dan lancar.
 Pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih.
Pemutakhiran data pemilih merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperbaharui data pemilih berdasarkan data pemilih tetap dari Pemilu atau
Pemilihan terakhir yang dimutakhirkan oleh KPU Kabupaten/Kota dibantu
oleh PPK, PPS, dan PPDP dengan mempertimbangkan Daftar Penduduk
Potensial Pemilih Pemilihan (DP4) dan dilakukan Pencocokan dan Penelitian
(Coklit).
 Pendaftaran dan verifikasi Peserta Pemilu.
Menurut UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 yang dimaksud dengan
peserta pemilu adalah partai politik untuk pemilu anggota DPR, anggota
DPRD provinsi, anggota DPRD kabupaten/kota, perseorangan untuk pemilu
anggota DPD, dan pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik atau
gabungan partai politik untuk pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
Partai politik dapat menjadi peserta pemilu dengan cara mengajukan
pendaftaran ke KPU untuk menjadi calon peserta Pemilu. Untuk jadwal waktu
pendaftaran partai politik peserta pemilu ditetapkan oleh KPU paling lambat
delapan belas bulan sebelum hari pemungutan suara.
Setelah itu KPU melaksanakan verifikasi dan penelitian administrasi
dan penetapan keabsahan persyaratan partai politik untuk bisa atau tidaknya
menjadi calon peserta pemilu.
 Penetapan peserta pemilu.
Partai Politik calon peserta pemilu yang lolos verifikasi ditetapkan
sebagai peserta pemilu oleh KPU.

 Penetapan jumlah kursi dan penetapan daerah pemilihan (Dapil).


Prinsip dalam penyusunan Dapil Anggota anggota DPR, anggota
DPRD provinsi, anggota DPRD kabupaten/kota harus memperhatikan
beberapa prinsip yaitu kesetaraan nilai suara, ketaatan pada sistem pemilu
yang proporsional, Proporsionalitas, integritas wilayah, berada dalam cakupan
wilayah yang sama, kohesivitas, dan kesinambungan.
Untuk Jumlah kursi anggota DPR sebanyak 575 kursi, untuk jumlah
kursi anggota DPRD Provinsi paling sedikit 35 dan paling banyak 120 kursi.
Sedangkan untuk ntuk jumlah kursi anggota DPRD Kabupaten/Kota paling
sedikit 20 dan paling banyak adalah 55 kursi.
 Pencalonan Presiden dan wakil Presiden serta Anggota DPR, DPD,
DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.
Calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan dalam satu pasangan
oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi
predential treshold yaitu paling sedikot 20 persen dari jumlah kursi di DPR
atau 25 persen dari jumlah suara sah secara nasional pada pemilu anggota
DPR sebelumnya.
Untuk pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota partai politik peserta pemilu melakukan seleksi bakal calon
legislatifnya. Pencalonan anggota legislatif dalam setiap partai politik peserta
pemilu harus memuat keterwakilan perempuan paling sedikit 30 persen.
KPU melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dan kebenaran
dokumen persyaratan administrasi untuk bakal calon pasangan Presiden dan
wakil Presiden juga untuk bakal calon anggota DPR dan verifikasi terhadap
terpenuhinya keterwakilan perempuan paling sedikit 30 persen.
Begitu juga dengan KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota
melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dan kebenaran dokumen
persyaratan administrasi untuk bakal calon anggota DPRD Provinsi dan
DPRD Kabupaten Kota dan verifikasi terhadap terpenuhinya keterwakilan
perempuan paling sedikit 30 persen.
 Masa kampanye Pemilu.
Kampanye menurut KBBI adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh
organisasi politik atau calon yang bersaing memperebutkan kedudukan dalam
parlemen dan sebagainya untuk mendapat dukungan massa pemilih dalam
suatu pemungutan suara. Kampanye pemilu merupakan bagian dari
pendidikan politik untuk masyarakat. Dalam UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilu Kampanye Pemilu dilaksanakan secara serentak antara kampanye
pemilihan presiden dengan kampanye pemilu legislatif. Kampanye Pemilu
dapat dilakukan melalui pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka,
penyebaran bahan kampanye, pemasangan alat peraga, media sosial, iklan di
media massa, elektronik, dan internet, rapat umum, dan debat terbuka untuk
pasangan calon Presiden dan wakil Presiden.
 Masa Tenang
Masa tenang berlangsung selama 3 hari sebelum hari pemungutan
suara berlangsung. Di masa tenang ini para pasangan calon Presiden dan wakil
Presiden serta calon anggota Legislatif tidak diperkenankan untuk
berkampanye.
Masa tenang ini bertujuan untuk membuat suasana tenang menjelang
pemungutan suara, memberikan kesempatan pemilih untuk
mempertimbangkan para calon berdasarkan pengetahuan masing-masing
terhadap mereka selama masa kampanye. Di masa tenang ini juga digunakan
untuk membersihkan semua alat peraga yang ada di ruang publik.
 Pemungutan dan Penghitungan suara.
Pemungutan suara Pemilu dilaksanakan secara serentak, untuk Hari
dan tanggal serta waktu pemungutan suara Pemilu ditetapkan dengan
keputusan KPU. Pemilih yang berhak untuk mengikuti pemungutan suara
adalah pemilih yang sudah terdaftar pada DPT (daftar Pemilih Tetap) di TPS
yang bersangkutan. Selain itu juga pemilih yang memiliki E KTP yang
terdaftar sebagai pemilih tambahan, atau pemilih yang memiliki E KTP namun
belum terdaftar sebagai DPT atau DPTb dan berdomisili sesuai E KTPnya.
Penduduk yang telah memiliki hak pilih juga berhak untuk mengikuti
pemungutan suara di TPS.
Untuk Penghitungan suara dilaksanakan secara bejenjang, dimulai dari
TPS penghitungan suara dilakukan oleh KPPS disaksikan oleh saksi peserta
pemilu dan pengawas TPS. PPS (Panitia Pemungutan Suara) tingkat Desa atau
Kelurahan wajib mengumumkan salinan sertifikat hasil perhitungan suara
diseluruh TPS diwilayah kerjanya dengan cara menempelkan salinan tersebut
ditempat umum.
Tahap selanjutnya adalah Rekapitulasi penghitungan suara di tinggkat
PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) dengan dihadiri oleh saksi peserta pemilu
dan Panwascam. Setelah itu rekapitulasi penghitungan dilaksanakan oleh KPU
Kabupaten/Kota terus berjenjang hingga KPU RI. Disetiap rekapitulasi
penghitungan suara selalu dihadiri oleh para saksi dari peserta pemilu dan
Bawaslu.
 Penetapan Hasil Pemilu.
Hasil Pemilu Presiden dan Wakil Presiden terdiri dari perolehan suara
pasangan calon, pasangan yang terpilih adalah yang memperoleh suara lebih
dari 50% dari jumlah suara Pemilu Presiden dan wakil Presiden dengan
sedikitnya 20% suara disetiap Provinsi yang tersebar dilebih dari separuh
jumlah Provinsi di Indonesia.
Untuk hasil Pemilu anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota terdiri dari perolehan suara partai politik dan calon anggota
DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota serta perolehan suara calon
anggota DPD. Partai Politik peserta Pemilu harus memenuhi ambang batas
Parlementary Treshold sebesar 4 % dari jumlah suara sah secara nasional
untuk dapat diikutkan dalam penentuan kursi anggota DPR.
Untuk DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota seluruh partai
politik diikutkan dalam penentuan perolehan kursi , setiap suara sah partai
politik dibagi dengan bilangin pembagi ganjil mulai 1, 3, 5, 7, dan seterusnya.
Untuk penghitungan DPR RI juga sama setiap suara sah partai politik yang
lolos ambang batas dibagi bilangan ganjil dimulai 1, 3, 5, 7, dan seterusnya.
 Pengucapan sumpah atau janji Presiden dan wakil Presiden serta nggota
DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.
Tahapan Pemilu yang paling akhir adalah pengucapan sumpah atau
janji Presiden dan wakil Presiden serta anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi,
dan DPRD Kabupaten/Kota yang terpilih dan sudah ditetapkan. Pengucapan
sumpah/janji anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Untuk pasangan Presiden dan wakil Presiden terpilih dilantik oleh Majelis
Permusyawaratan rakyat (MPR).
E. Lembaga Penyelenggara Pemilu
Dalam Undang-Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara
Pemilihan Umum, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Penyelenggara Pemilu
adalah lembaga yang menyelenggarakan Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPD,
DPRD, Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat. Lembaga
penyelenggara pemilu yaitu:
 Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Komisi Pemilihan Umum, selanjutnya disingkat KPU, adalah lembaga
Penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri yang bertugas
melaksanakan Pemilu. Jumlah anggota KPU sebanyak 7 orang
 Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)
Badan Pengawas Pemilu, selanjutnya disingkat Bawaslu, adalah
lembaga penyelenggara Pemilu yang bertugas mengawasi penyelenggaraan
Pemilu di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jumlah
Anggota Bawaslu RI adalah 5 Orang.
 Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP)
Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, selanjutnya disingkat
DKPP, adalah lembaga yang bertugas menangani pelanggaran kode etik
Penyelenggara Pemilu dan merupakan satu kesatuan fungsi penyelenggaraan
Pemilu. DKPP bersifat tetap dan berkedudukan di Ibu Kota Negara. DKPP
terdiri dari 7 orang unsur KPU, Bawaslu, DPR, dan dari pemerintah.
F. Tugas Lembaga Penyelenggara Pemilu
 KPU mempunyai tugas kewenangan sebagai berikut :
a) Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilihan Umum;
b) Menerima, meneliti dan menetapkan Partai-partai Politik yang berhak
sebagai peserta Pemilihan Umum;
c) Membentuk Panitia Pemilihan Indonesia yang selanjutnya disebut PPI dan
mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan Umum mulai dari tingkat pusat
sampai di Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS;
d) Menetapkan jumlah kursi anggota DPR, DPRD I dan DPRD II untuk
setiap daerah pemilihan;
e) Menetapkan keseluruhan hasil Pemilihan Umum di semua daerah
pemilihan untuk DPR, DPRD I dan DPRD II;
f) Mengumpulkan dan mensistemasikan bahan-bahan serta data hasil
Pemilihan Umum;
g) Memimpin tahapan kegiatan Pemilihan Umum.
 Tugas bawaslu (badan pengawas pemilu)
a) Menyusun standar tata laksana pengawasan Penyelenggaraan Pemilu
untuk pengawas Pemilu di setiap tingkatan;
b) Melakukan pencegahan dan penindakan terhadap:
c) Mengawasi persiapan Penyelenggaraan Pemilu, yang terdiri atas:
1) Perencanaan dan penetapan jadwal tahapan Pemilu;
2) Perencanaan pengadaan logistik oleh KPU;
3) Sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu; dan
4) Pelaksanaan persiapan lainnya dalam Penyelenggaraan Pemilu sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
d) Mengawasi pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan Pemilu, yang terdiri
atas:
1) Perencanaan dan penetapan jadwal tahapan Pemilu;
2) Perencanaan pengadaan logistik oleh KPU;
3) Sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu; dan
4) Pelaksanaan persiapan lainnya dalam Penyelenggaraan Pemilu sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
5) Pemutakhiran data pemilih dan penetapan daftar pemilih sementara
serta daftar pemilih tetap;
6) Penataan dan penetapan daerah pemilihan DPRD kabupaten/kota;
7) Penetapan Peserta Pemilu;
8) Pencalonan sampai dengan penetapan Pasangan Calon, calon anggota
DPR, calon anggota DPD, dan calon anggota DPRD sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
9) Pelaksanaan dan dana kampanye;
10) Pengadaan logistik Pemilu dan pendistribusiannya;
11) Pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilu di
TPS;
12) Pergerakan surat suara, berita acara penghitungan suara, dan sertifikat
hasil penghitungan suara dari tingkat TPS sampai ke PPK;
13) Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di PPK, KPU
Kabupaten/Kota, KPU Provinsi, dan KPU;
14) Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu
lanjutan, dan Pemilu susulan; dan
15) Penetapan hasil Pemilu;
e) Mencegah terjadinya praktik politik uang;
f) Mengawasi netralitas aparatur sipil negara, netralitas anggota Tentara
Nasional Indonesia, dan netralitas anggota Kepolisian Republik Indonesia;
Mengawasi pelaksanaan putusan/keputusan, yang terdiri atas:
1) Putusan DKPP;
2) Putusan pengadilan mengenai pelanggaran dan sengketa Pemilu;
3) Putusan/keputusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu
Ihbupaten/ Kota;
4) Keputusan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota; dan
5) Keputusan pejabat yang berwenang atas pelanggaran netralitas
aparatur sipil negara, netralitas anggota Tentara Nasional Indonesia,
dan netralitas anggota Kepolisian Republik Indonesia;
 Tugas DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu)
Adapun tugas DKPP menurut Pasal 156 ayat (1), yakni:
a) Menerima aduan dan/atau laporan dugaan adanya pelanggaran kode
etik yang dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu;
b) Melakukan penyelidikan dan verifikasi, serta pemeriksaan atas aduan
dan/atau laporan dugaan adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan
oleh Penyelenggara Pemilu.
G. Tata Cara Pemilu
Sebelum mencoblos surat suara tersebut, pastikan terlebih dahulu nama kamu
sudah masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) serta pastikan telah mendapat
formulir C6-KWK atau formulir yang berisi surat pemberitahuan waktu dan tempat
pemungutan suara.
 Sebelum mencoblos surat suara tersebut, pastikan terlebih dahulu nama kamu
sudah masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) serta pastikan telah mendapat
formulir C6-KWK atau formulir yang berisi surat pemberitahuan waktu dan
tempat pemungutan suara.
 Nantinya, saat hari pemungutan suara ada tata cara yang harus dilakukan
dengan benar dalam mencoblos di TPS. Pertama, datanglah ke TPS untuk
menyalurkan hak pilih. Sebagai pemilih, bisa masuk ke TPS melalui pintu
yang telah disediakan. Di lokasi TPS, akan bertemu panitia yang kemudian
mempersilakan anda mengisi daftar hadir.
 Selanjutnya, kamu diminta menyerahkan KTP dan surat C6. Kemudian,
menunggu hingga panitia memanggil nama anda. Usai dipanggil, hal yang
perlu dilakukan yakni mengambil surat suara dan pergi ke bilik suara untuk
melakukan pencoblosan.
 Pada surat suara, ketentuannya harus mencoblos satu kali pada nomor, nama,
foto pasangan calon, atau tanda gambar partai politik pengusung dalam satu
kotak di surat suara.
 Terakhir, setelah mencoblos, kemudian lipatlah surat suara sesuai petunjuk.
Lalu masukkanlah surat suara itu ke kotak yang tersedia. Sebelum
meninggalkan TPS, wajib mencelupkan salah satu jari ke tinta.
Lampiran 2. Tugas Individu Siswa

Cocokkanlah antara materi dengan jawaban disampingnya dengan cara menarik garis
materi ke jawaban dengan benar.

A. Pemilu adalah singkatan dari… 1. Asas Pemilu.

B. Yang mengadakan pemilu… 2. Memilih orang yang dipercayainya


untuk memegang kekuasaan negara.

C. Kenapa TNI dan Polri tidak boleh 3. Pemilihan itu berlaku bagi seluruh
ikut pemilu… warga Negara Indonesia yang telah
memenuhi persyaratan tanpa
membeda-bedakan asal.

D. Fungsi pemilu… 4. Pemilihan Umum.

E. Luber Jurdil merupakan… 5. Presiden dan Wakil Presiden

F. Maksud umum dalam asas pemilu… 6. Komisi Pemilihan Umum (KPU).

G. Yang dipilih saat pemilu seperti… 7. 17 tahun.

H. Yang tidak diperbolehkan menjadi 8. Karena mereka harus netral (tidak


peserta pemilu… memilih pihak manapun).

I. Tunanetra bisa ikut pemilu/tidak… 9. Bisa.

J. Usia pemula pemilih… 10. Tahanan

Anda mungkin juga menyukai