Disusun Oleh
Kelompok 6
Dosen Pengampu:
Agra Dwi Saputra, M.Pd.
2022
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas/Semester : VI/I
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik dapat mengetahui makna serta asas Pemilihan Umum di Indonesia.
2. Peserta didik dapat mengetahui banyaknya penyelenggaran dan tahap-tahap dalam
Pemilihan Umum di Indonesia.
3. Peserta didik dapat menjelaskan syarat-syarat yang boleh memilih dalam
Pemilihan Umum.
4. Peserta didik dapat menjelaskan lembaga-lembaga yang terlibat dalam Pemilu
serta tugasnya.
5. Peserta didik dapat mengetahui proses kegiatan Pemilu di masyarakat dan
mendemonstrasikannya di kelas.
F. MATERI PEMBELAJARAN
Terlampir
G. SUMBER PEMBELAJARAN
1. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI kelas VI, Mandiri. Sudjatmoko, Dwi
Susilawati, Penerbit Erlangga 2009.
2. Materi pembelajaran melalui youtube, https://youtu.be/MUUB8QKmEcA
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Pengalaman Belajar
Kegiatan Awal 10 menit
1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan menyapa peserta didik.
2. Guru menanyakan bagaimana kabar peserta didik.
3. Guru mengajak peserta didik berdoa secara bersama-
sama sebelum memulai pembelajaran.
4. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
5. Guru mengajak peserta didik untuk tepuk SIAP.
6. Guru menyampaikan topik yang akan diajarkan.
7. Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran tentang
topik yang akan diajarkan.
I. PENILAIAN
Aspek Kognitif
a. Menjodohkan antara soal dan jawaban yang benar (terlampir).
Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Penilaian
Tugas Individu Penilaian Tulisan Soal berjumlah 10 (tiap
Total skor yang didapat (x) soal benar diberi nilai
10).
Total skor yang didapat (x)/100
Aspek Afektif
b. Keantusiasan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
dikelas.
Penilaian
Nama Sangat Antusias Cukup Kurang
Antusias (80) Antusias (70) Antusias
(90) (70)
Intan
Yusuf
Putri
dll.
Aspek Psikomotorik
c. Keterampilan peserta didik dalam mengikuti kegiatan demonstrasi
kegiatan pemilu sesuai dengan pembagian peran masing-masing.
Penilaian
Nama Sangat Baik Baik (80) Cukup Baik Kurang
(90) (70) Baik (75)
Intan
Yusuf
Putri
dll.
Penilaian Akhir
Penilaian Akhir (Pengetahuan+Keterampilan+Sikap/100)
Nama Pengetahuan Keterampilan Sikap PA
Intan
Yusuf
Putri
dll.
A : 100-80 (Sangat Baik)
B: 79-70 (Baik)
C: 69-50 (Cukup Baik)
D: 49-0 (Kurang Baik)
A. Pengertian Pemilu
Pemilihan umum atau yang biasa disebut sebagai pemilu di Indonesia lekat
dengan suatu proses pemilihan pemimpin. Momen pemilu kerap disebut sebagai pesta
demokrasi rakyat. Sebab, lewat pemilu, rakyat diberikan hak penuh untuk memilih
calon pemimpin, dari tingkat pusat hingga ke level daerah.
Perihal Pemilu di Indonesia diatur dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun
2017. Pasal 1 angka 1 UU itu memuat tentang pengertian Pemilu. "Pemilihan Umum
yang selanjutnya disebut pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan
Wakil Presiden, dan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945," demikian bunyi Pasal tersebut.
Sederhananya, pemilu merupakan sarana bagi rakyat untuk memilih pemimpinnya
sesuai dengan asas yang berlaku.
Pemilu menjadi salah satu sarana perwujudan kedaulatan rakyat. Sebagaimana
Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945, "Kedaulatan berada di tangan rakyat
dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar".
Sebagaimana penjelasan umum UU Pemilu, makna dari "kedaulatan berada di
tangan rakyat" yaitu bahwa rakyat memiliki kedaulatan, tanggung jawab, hak dan
kewajiban untuk secara demokratis memilih pemimpin yang akan membentuk
pemerintahan guna mengurus dan melayani seluruh lapisan masyarakat, serta memilih
wakil rakyat untuk mengawasi jalannya pemerintahan. Oleh karenanya, pemilu
menjadi perwujudan kedaulatan rakyat karena melalui pemilu rakyat diberi
keleluasaan untuk memilih pemimpin yang nantinya akan menjalankan fungsi
pengawasan, menyalurkan aspirasi politik, membuat undang-undang, serta
merumuskan anggaran pendapatan dan belanja guna membiayai pelaksanaan fungsi-
fungsi tersebut.
B. Azas Pemilu
Sebagaimana Pasal 2 UU Nomor 7 Tahun 2017, pemilu memiliki enam asas
penting yakni langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (luber jurdil).
Penjabarannya sebagai berikut:
Langsung: Masyarakat sebagai pemilih memiliki hak untuk memberikan
suaranya secara langsung dalam pemilu sesuai keinginan sendiri tanpa
perantara;
Umum: Pemilu berlaku untuk semua warga negara yang memenuhi syarat.
Pemilu tidak membedakan agama, suku, ras, jenis kelamin, golongan,
pekerjaan, dan lainnya;
Bebas: Seluruh warga negara yang memenuhi syarat sebagai pemilih pada
pemilu bebas menentukan siapa saja yang akan dipilih untuk membawa
aspirasinya tanpa tekanan;
Rahasia: Dalam menentukan pilihannya, pemilih dijamin kerahasiaan. Pemilih
memberikan suara pada surat suara dengan tidak dapat diketahui oleh orang
lain kepada siapa pun;
Jujur: Semua pihak yang terkait dengan pemilu harus bertindak dan bersikap
jujur sesuai peraturan yang berlaku;
Adil: Dalam penyelenggaraan pemilu, baik pemilih dan peserta mendapatkan
perlakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan dari pihak mana pun.
C. Syarat Pemilih dalam Pemilu
Pemilih adalah warga negara Indonesia yang sudah genap berumur 17 tahun
atau lebih dari hari pemungutan suara, sudah kawin atau sudah pernah kawin.
Selama ini, pemilih dalam pemilu, seperti pemilu kepala daerah,
pemilu legislatif, hingga pemilu presiden dan wakil presiden, diharuskan
berusia minimal 17 tahun. Namun, bila seorang pemilih sudah menikah, tak
ada lagi batasan umur. Yang bersangkutan bisa mencoblos berapa pun
usianya.
Undang-Undang No 23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum
Presiden dan Wakil Presiden Pasal 7 menyatakan, warga negara Republik
Indonesia yang pada hari pemungutan suara sudah berumur 17 (tujuh belas)
tahun atau sudah/pernah kawin mempunyai hak memilih.
Tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya
Pengertian dari seseorang dengan gangguan jiwa ialah penyakit
tersebut tidak permanen. Mereka hanya sedang terganggu jiwanya dan bisa
pulih kembali seperti biasa. Sementara yang di data oleh KPU ialah mereka
yang sedang jalani rehabilitas alias tengah memulihkan stress. Sebab hal ini
berbeda dengan orang yang sudah berstatus gila.
Mahkamah Konstitusi (MK) di tahun 2008 sudah memutuskan warga
yang terganggu jiwanya namun masih punya kesadaran untuk memilih, bisa
diikutsertakan untuk menyalurkan hak pilihnya.
Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Pemilih-pemilih tersebut kehilangan hak pilihnya karena beberapa
faktor. Di antaranya, meninggal dunia, menjadi anggota TNI/Polri, belum
cukup umur dan belum menikah. Selain itu, orang pindah domisili, orang tidak
dikenal saat verifikasi di lapangan, dan orang pemilih ganda.
Berdomisili di wilayah administratif pemilih yang dibuktikan dengan
KTP-el
Alamat domisili adalah alamat sesuai dengan tempat tinggal saat ini,
meski alamat domisili terkadang bisa berbeda dengan alamat yang tercantum
dalam identitas penduduk seperti KTP. Sehingga meskipun bukan penduduk
sebagaimana tercantum di KTP, ia masih tetap bisa mendapatkan hak dan
kewajibannya sebagai warga negara Indonesia yang sah di alamat domisilinya
Tidak sedang menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia atau
kepolisian Negara Republik Indonesia.
Di era Orde Lama, keterlibatan ABRI dalam politik menyebabkan
anggota ABRI menjadi terkotak-kotak dalam partai politik yang mereka
dukung. Hal ini menyebabkan institusi ABRI menjadi tidak solid dan terpecah.
Prinsip berdiri di atas semua golongan berkembang liar menjadi
mengatasi semua golongan. ABRI digunakan sebagai alat kekuasaan.
Akibatnya, ABRI tidak hanya terlibat dalam kegiatan politik, tapi juga
berperan dalam seluruh proses dan mekanisme politik yang berlangsung.
ABRI bahkan ikut mengawasi secara langsung dan mengintervensi proses
pemilu.
Untuk menyelesaikan masalah ini, keterlibatan tentara dan polisi dalam
politik dikoreksi. Hak ABRI, yang kemudian dipisah menjadi TNI dan Polri,
dalam berpolitik pun dicabut.TNI dan Polri tidak diberi hak pilih dalam
Pemilu dan tidak ada lagi pengangkatan anggota dari dua institusi ini di
lembaga perwakilan.Hingga kini, TNI dan Polri sepenuhnya hanya menjadi
alat negara yang profesional.
Pemilih pemula muda, yaitu usia 17-21 tahun atau disebut generasi Z karena
lahir pada tahun 1998-2002.
Pemilih pemula tua, yaitu anggota Tni/Polri yang baru saja pensiun
dikarenakan saat menjadi anggota tidak boleh ikut pemilu agar tetap netral.
D. Pelaksanaan Pemilu
Pelaksanan dari Pemilihan Umum (Pemilu) adalah untuk memilih para wakil
rakyat yang akan mewakili rakyat yang duduk di lembaga
permusyawaratan/perwakilan rakyat. Tujuan Pemilu adalah untuk melaksanakan
kedaulatan rakyat seperti yang terkandung dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 2. Pemilu
Pemilu di Indonesia dilakukan dua kali, yaitu:
Untuk memilih DPR, DPD, DPRD
Presiden dan wakil presiden di tetapkan UU
Pemilihan umum di indonesia diselenggarakan oleh lembaga independen yang
dinamakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memiliki kedudukan di ibukota
negara. KPUD untuk Provinsi, KPUD untuk kabupaten/kota. (PPK) Panitia
Pemilihan Kecamatan (PPK) untuk kecamatan sedangkan untuk yang ada di desa/
kelurahan dinamakan Panitia Pemungutan Suara (PPS). Pada masing-masing Panitia
Pemungutan Suara dibentuk Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
Untuk setiap Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara dilengkapi dengan Tempat
Pemungutan Suara (TPS). Selain KPU juga terdapat Panitia Pengawas Pemilu
(Panwaslu) yang mana lembaga ini dibentuk agar pemilu berjalan lancar, bebas, jujur,
adil, transparan, dan juga terhindar dari kemungkinan terjadinya kecurangan jumlah
perolehan suara.
Berikut ini tahapan penyelenggaran pemilu meliputi :
Perencanaan program dan anggaran serta penyusunan peraturan.
Tahapan Perencanaan program dan anggaran termasuk kedalam
tahapan persiapan karena tahapan ini berada dipaling awal dari proses tahapan
pemilu. Pentingnya merencanakan dan menyusun anggaran untuk Pemilu
untuk dapat mengakomodasi semua yang dibutuhkan dalam proses tahapan.
Dalam Pemilu anggaran merupakan bagian yang sangat penting dan
sangat berpengaruh terhadap legitimasi Pemilu. Perwujudan dari Pemilu yang
berdemokratis adalah bila proses tahapan Pemilu dapat berjalan dengan baik
dan lancar.
Pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih.
Pemutakhiran data pemilih merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperbaharui data pemilih berdasarkan data pemilih tetap dari Pemilu atau
Pemilihan terakhir yang dimutakhirkan oleh KPU Kabupaten/Kota dibantu
oleh PPK, PPS, dan PPDP dengan mempertimbangkan Daftar Penduduk
Potensial Pemilih Pemilihan (DP4) dan dilakukan Pencocokan dan Penelitian
(Coklit).
Pendaftaran dan verifikasi Peserta Pemilu.
Menurut UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 yang dimaksud dengan
peserta pemilu adalah partai politik untuk pemilu anggota DPR, anggota
DPRD provinsi, anggota DPRD kabupaten/kota, perseorangan untuk pemilu
anggota DPD, dan pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik atau
gabungan partai politik untuk pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
Partai politik dapat menjadi peserta pemilu dengan cara mengajukan
pendaftaran ke KPU untuk menjadi calon peserta Pemilu. Untuk jadwal waktu
pendaftaran partai politik peserta pemilu ditetapkan oleh KPU paling lambat
delapan belas bulan sebelum hari pemungutan suara.
Setelah itu KPU melaksanakan verifikasi dan penelitian administrasi
dan penetapan keabsahan persyaratan partai politik untuk bisa atau tidaknya
menjadi calon peserta pemilu.
Penetapan peserta pemilu.
Partai Politik calon peserta pemilu yang lolos verifikasi ditetapkan
sebagai peserta pemilu oleh KPU.
Cocokkanlah antara materi dengan jawaban disampingnya dengan cara menarik garis
materi ke jawaban dengan benar.
C. Kenapa TNI dan Polri tidak boleh 3. Pemilihan itu berlaku bagi seluruh
ikut pemilu… warga Negara Indonesia yang telah
memenuhi persyaratan tanpa
membeda-bedakan asal.