Anda di halaman 1dari 15

Teori belajar untuk pembelajaran bilangan dan pengelolaan data di SD

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Bilangan dan Olah Data
Dosen Pengampu : Feylosofia Putri Agry, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Fadilah Nur Jannah Nasution (1401420410)


2. Muhamad Zakiy I’shomuddin ( 1401420470)
3. Kartika Amalia (1401420250)
4. Nindia Nur Azizah (1401420071)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Teori belajar untuk
pembelajaran bilangan dan pengelolaan data di SD ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Dosen Feylosofia Putri Agry,
S.Pd., M.Pd, pada mata kuliah Pembelajaran Bilangan dan Olah Data. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Teori belajar untuk pembelajaran bilangan dan
pengelolaan data di SD, bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Feylosofia Putri Agry, S.Pd., M.Pd, selaku
Dosen Pembelajaran Bilangan dan Olah Data, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua anggota kelompok yang telah
membagi pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 29 Agustus 2021

Penyususn

2
DAFTAR ISI

Cover …………………………………………………………………. 1
Kata Pengantar …………………………………………………………………. 2
Daftar Isi …………………………………………………………………. 3
BAB I Pendahuluan …………………………………………………………………. 4
A. Latar Belakang …………………………………………………………………. 4
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………. 4
C. Tujuan …………………………………………………………………. 4
BAB II Pembahasan …………………………………………………………………. 5
BAB III Penutup …………………………………………………………………. 14
Daftar Pustaka …………………………………………………………………. 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kehidupan sehari-hari secara langsung memerlukan keterampilan berkaitan dengan
menghitung, misalnya saat kita berbelanja. Keterampilan berkaitan dengan menghitung berupa
pengembalian uang belanja, menginterpretasikan ukuran-ukuran dalam resep makanan, dan
menghitung harga barang yang dibeli. Untuk itu manusia perlu memperoleh pengetahuan dan
keterampilan yang berkaitan dengan penalaran dan hitung menghitung melalui pelajaran di
sekolah.
Lampiran I Permendiknas No. 22 Tahun 2006 (2009: 9), menyatakan bahwa mata
pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk
membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan
kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat
memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan
hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

B. Rumusan Masalah
Berkait dengan beberapa hal di atas, beberapa pertanyaan awal yang dapat diajukan
adalah sebagai berikut.
1. Apa saja teori belajar untuk pembelajaran bilangan di SD…?
2. Bagaimana cara pengelolaan data di SD…?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui teori belajar untuk pembelajaran bilangan di SD
2. Untuk mengetahui cara pengelolaan data di SD

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. HAKIKAT ANAK DIDIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD


1. Anak Pada Pembelajaran Matematika di SD
Pembelajaran matematika di SD merupakan salah satu kajian yang selalu menarik untuk
dikemukakan karena adanya perbedaan khusus antara hakikat anak dan hakiikat matematika.
Anak usia SD tahap berfikirnya belum formal, bahkan masih berada pada tahapan pra konkret
Matematika adalah ilmu dedukati, aksiomatik, formal, hierarkis, abstrak, bahasa simbol
yang padat arti dan semacamnya. Dari perbedaan kareteristik tersebut, diperlukan kemampuan
khusus dari seorang guru untuk menjebatani dunia anak yang belum berpikir dedukatif menjadi
bersifat deduktif.
2. Anak Sebagai Individu Yang Berkembang
Penelitian oleh Jean Peaget bahwa anak bertindak dan berfikir tidak sama seperti orang
dewasa. Bahkan setiap anak merupakan individu yang relatif berbeda pula. Guru harus
memperhatikan dengan sungguh-sungguh keadaan dasar anak didik tersebut.
3. Kesiapan Intelektual Anak
Para ahli jiwa seperti Peaget, Bruner, Brownell, Dienes percaya bahwa jika kita
memberikan pelajaran harus memperhatikan tingkat perkembangan berpikir anak didik. Jean
Peaget dengan Teori Perkembangan Mental Anak/Teori Tingkat Perkembangan Berpikir Anak
membagi tahapan berpikir anak menjadi 4 tahapan, yaitu tahap sensori motorik (dari lahir sampai
usia 2 tahun), tahap operasional awal atau pra operasi (usia 2 sampai 7 tahun), tahap operasi
konkret (usia 7 sampai 11 atau 12 tahun), dan Operasi Formal (usia 11 tahun keatas).
Anak usia SD pada umumnya berada pada tahap berfikir operasional konkret namun
kemungkinan masih berada pada tahap pra-operasi. Siswa yang berada pada tahap operasi
konkret memahami hukum kekekalan, tetapi ia belum bisa berpikir secara deduktifsehingga
pembuktian dalil-dalil matematika tidak dimengerti. Jadi,agar pelajaran matematika di SD dapat
dimengerti maka mengajarkan suatu bahasan harus diberikan kepada siswa yang sudah siap
menerimanya.

5
Tahapan perkembangan intelektual atau berpikir siswa SD sebagai berikut:
a. Kekekalan bilangan (banyak)
Anak telah memahami kekekalan bilangan apabila ia mengerti bahwa banyaknya benda akan
tetap walaupun letaknya berbeda-beda. Anak yang memehami hukum kekekalan bilangan maka
ia belum waktunya mendapatkan konsep penjumlahan atau operasi hitung lainnya. Konsep
kekekalan bilangan umumnya dicapai oleh siswa usia sekitar 6 sampai 7 tahun.
b. Kekekalan materi (Zat)
Anak telah memahami hukum kekekalan materi apabila ia mengeti bahwa banyaknya zat pada
ke-2 wadah disebelah kanan adalah sama jika ditumpahkan dari 2 wadah yang isinya sama.
Umumnya hukum kekekalan materi dicapai pada usia 7-8 tahun.
c. kekekalan Panjang
Anak telah memahami hukum kekekalan panjang apabila ia mengerti bahwa dua utas tali tetap
sama panjang walaupun diubah bentuknya. Umumnya hukum kekekalan panjang dicapai pada
usia 8-9 tahun.
d. Kekekalan luas
Anak telah memahami hukum kekealan luas apabila ia mengeti bahwa luas dua buah permukaan
adalah sama luasnya walaupun cara menyimpannya berbeda. Umumnya dicapai pada usia 8-9
tahun.
e. Kekekalan berat
Anak telah memahami hukum kekealan berat ia mengerti bahwa berat itu tetap walaupun
bentuknya, tempatnya, dan atau alat penimbangnya berbeda. Umumnya dicapai pada usia 8-9
tahun.
f. Kekekalan Isi
Kadang-kadang dicapai pada usia 11-14 tahun.
g. Tingkat Pemahaman
Umumnya siswa SD berpikir secara transitif dari khusus ke khusus dan belum mampu membuat
kesimpulan.

6
B. TEORI-TEORI BELAJAR MATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI
SD
1. Teori Belajar Bruner
Menurt Bruner ada 3 tahapan anak belajar matematika, yaitu
a. Tahap enaktif/Tahap kegiatan
Anak belajar konsep dengan benda nyata atau mengalami peristiwa di dunia sekitarnya.
Pada tahap ini anak masih dalam gerak reflek dan mencoba-coba.
b. Tahap ikonik / tahap gambar banyangan.
Pada tahap ini anak dapat membanyangkan kembali dalam pikirannya tentang benda atau
peristiwa yang di alaminya pada tahap enaktif.
c. Tahap simbolik.
Pada tahap ini anak mampu memahami simbol-simbol dan menjelaskan dengan bahasanya.
Jadi, untuk memudahkan pemahaman dan keberhasilan anak pada pembelajaran matematika
haruslah secara bertahap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran matematika berdasarkan hasil percobaan
dan pengalaman Bruner dan Keney merumuskan 4 teorema, yaitu
a. Teorema penyusunan,
b. Notasi,
c. Pengontrasan dan keanekaragaman
d. pengaitan.
2. Teori Belajar Dienes
Menurut Dienes, ada 6 tahap anak belajar matematika,yaitu:
a. Bermain bebas.
Anak bermain bebas tampa diarahkan dengan mengunakan benda matematika kokret.
b. Permainan.
Melalui permainan anak diajak untuk mulai mengenal dan memikirkan struktur matematika.
c. Penelaahan kesamaan sifat.
Siswa di arahkan pada kegiatan menemukan sifat-sifat kesamaan dalam permainan.
d. Representasi.
Siswa belajar membuat pernyataan tentang sifat kesamaan konsep matematika pada tahap 3.

7
e. Simbolisasi.
Siswa menciptakan simbol matematika untuk menyatakan Konsep matematika yang
pernyataannya sudah diketahui.
f. Formalisasi.
Mengorganisasikan konsep.
3. Teori Belajar Van Hiele
Menurut Van hiele ada tiga unsur utama dalam pengajaran geometri, yaitu waktu, materi
pengajaran, dan metode pengajaran yang diterapkan.
Menurut Van Hiele ada 5 tahapan anak belajar geometri, yaitu :
a. Tahap 1. Pengenalan.
Siswa mulai belajar mengenal suatu bangun geometri Secara keseluruhan.
b. Tahap 2. Analisis.
Siswa sudah mengenal sifat-sifat yang dimiliki bangun Geometri yang dramati.
c. Tahap 3. Pengurutan.
Siswa dapat mengurutkan bangun-bangun geometri yang satu dengan lainnya saling
berhubungan.
d. Tahap 4. Deduksi.
Siswa mampu menarik kesimpulan secara deduktif yaitu dari umum ke khusus.
e. Tahap 5. Akurasi.
4. Teori Belajar Brownell dan Van Egen.
Menurut teori Makna dari Brownell dan Van Egen menyatakan Bahwa pada situasi pembelajaran
yang bermakna selalu terdapat 3 unsur, Yaitu :
a. Adanya suatu kejadian, benda, dan tindakan
b. Adanya simbol yang mewakili unsur-unsur
c. Adanya individu yang menafsirkan simbol tersebut.
5. Teori Belajar Gagne.
Objek belajar matematika ada 2, yaitu:
a. Objek langsung ( Fakta ,operasi, konsep, dan prinsip)
b. Objek tidak langsung (kemampuan menyelidiki, memecahkan masalah, disiplin diri,
bersikap positif, dan tahu bagaimana semestinya belajar)

8
Tipe belajar ada 8, mulai dari sederhana sampai dengan kompleks yaitu: belajar isyarat, stimulasi
respons, rangkaian gerak, rangkaian verbal, belajar membedakan, belajar konsep, belajar aturan
dan pemecahan masalah.

C. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD


1. Jenis-jenis Konsep dalam Pembelajaran Matematika di SD.
a. konsep dasar.
Merupakan materi-materi atau bahan-bahan atau sekumpulan bahasan.
b. konsep yang berkembang.
Merupakan sifat atau penerapan dari konsep-konsep dasar.
c. konsep yang harus dibina keterampilannya.
Merupakan konsep-konsep yang perlu mendapat perhatian dan Pembinaan dari guru
sehingga siswa mempunyai keterampilan dalam menggunakan konsep-konsep dasar maupun
yang berkembang.
2. Rancangan Model-model Pendekatan Pembelajaran Matematika di SD
Model-model pembelajaran dari konsep-konsep pembelajaran matematika Di SD berturut-turut
model pembelajaran dengan pendekatan penanaman Konsep, dan pembinaan keterampilan.

D. Pengertian Bilangan
Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran.
Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut
sebagai angka atau lambang bilangan. Dalam matematika, konsep bilangan selama bertahun-
tahun lamanya telah diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan negatif, bilangan
rasional, bilangan irasional, dan bilangan kompleks. Bilangan adalah suatu ide yang bersifat abstrak
yang akan memberikan keterangan mengenai banyaknya suatu kumpulan benda. Lambang
bilangan biasa dinotasikan dalam bentuk tulisan sebagai angka. Prosedur-prosedur tertentu yang
mengambil bilangan sebagai masukan dan menghasil bilangan lainnya sebagai keluran, disebut
sebagai operasi numeris.

9
E. Macam-macam Bilangan
1. Bilangan Bulat
Bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, nol, dan bilangan bulat positif. Contoh: -3,-2,-
1,0,1,2,3,….
2. Bilangan Cacah
Bilangan cacah adalah himpunan bilangan asli dan nol termasuk di dalamnya. Contoh : {0, 1, 2,
3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}
3. Bilangan Prima
Bilangan prima adalah bilangan-bilangan sail/asli yang hanya bisa dibagi dirinya sendiri dan
satu, atau bilangan yang memiliki 2 faktor, dan angka satu bukan bilangan prima.
Contoh: 2,3,5,7,11,13,17,….
4. Bilangan Real
Bilangan real adalah bilangan yang dapat dituliskan dalam bentuk decimal, seperti 2,86547…
atau 3.328184. Bilangan real meliputi bilangan rasional, seperti 42 dan −23/129, dan bilangan
irrasional, seperti π dan √2, dan dapat direpresentasikan sebagai salah satu titik dalam garis
bilangan.
5. Bilangan Desimal
Bilangan Desimal adalah di mana sistem ini menggunakan 10 macam simbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4,
5, 6, 7, 8, dan 9. Sistem ini menggunakan basis 10. Bentuk nilai dari Sistem Bilangan Desimal
ini dapat berupa integer desimal dan pecahan.
Contoh Bilangan Desimal: 12, 0,23, 12,2321, -0,45, -12,32

F. Pengelolaan data
1. Pengumpulan data
Sebelum memperoleh sebuah data, maka kita harus melakukan proses pengumpulan data. Ada
beberapa cara yang biasa dilakukan untuk mendapatkan data, diantaranya melalui:
a. Penelitian
b. Wawancara
c. Polling/angket
d. Penghitungan langsung

10
2. Penyajian data
Data yang sudah dikumpulkan harus disusun dan disajikan secara baik mudah dibaca dan
cepat dimengerti oleh pembacanya. Pada sarnya kita dapat menyajikan data yang kita kumpulkan
itu dengan dua cara, yaitu tabel dan grafik atau diagram. Terdapat tiga buah bentuk tabel yang
kita kenal, yaitu tabel kolom, tabel kontingensi, dan tabel distribusi frekuensi. Diagram
mempunyai beberapa macam bentuk, diantaranya adalah diagram gambar, diagram batang,
diagram garis, dan diagram lingkaran. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk
menyajikan sebuah data:
a. Menggunakan tabel
Data bisa digambarkan dengan menggunakan tabel, berikut adalah contoh tabel data nilai
matematika siswa kelas VI SD Tunas Mekar.

Nilai Jumlah Siswa

65 5
70 9

75 14
80 10
85 5
90 7
Total 50

b. Menggunakan diagram
Diagram ada beragam bentuknya mulai dari diagram batang, diagram lingkaran, diagram
gambar dan diagram garis.
 Diagram Batang

11
 Diagram lingkaran
untuk membuat diagram lingkaran, kita harus mencari persentase besar sudut dari data
yang di dapat.
nilai 65 = 5/50 x 3600 = 360
nilai 70 = 9/50 x 3600 = 64.80
nilai 75 = 14/50 x 3600 = 100.80
nilai 80 = 10/50 x 3600 = 720
nilai 85 = 5/50 x 3600 = 360
nilai 90 = 7/50 x 3600 = 50.40
maka gambar diagramnya akan menjadi seperti ini

 Diagram Garis

12
3. Pengolahan data
Di dalam pengolahan sebuah data ada beberapa hal yang harus kita cari dengan menggunakan
rumus matematika, yaitu:
a. Mean
Mean adalah nila rata-rata dari keseluruhan data yang di dapat. Nilai rata-rata diperoleh
dengan menjumlahkan seluruh nilai kemudian dibagi dengan banyaknya data.

Rata-rata =

Sebagai contoh dari data di atas kita bisa mencari meannya dengan cara menjumlahkan
nilai yang ada kemudian dibagi dengan jumlah siswa yang ada, seperti ini:

= = 9.3

Jadi nilai rata-rata siswa kelas VI untuk pelajaran matematika di SD Tunas Mekar adalah =
9.3
b. Modus
Modus merupakan nilai yang paling sering muncul di dalam data tersebut. Bila dilihat dari
data nilai matematika siswa kelas VI SD Tunas Mekar, maka nilai yang paling sering
muncul adalah 70 karena ada 14 siswa yang mendapatkan nilai 70.
c. Median
Median adalah nilai tengah. Diperoleh dengan cara mengurutkan nilai-nilai yang ada dari
yang terkecil sampai terbesar.
Perhatikan contoh berikut:
Nilai ulangan harian matematika kelas IV SD Sumber Rejo berturut-turut adalah:
5,6,7,8,9,7,8,7,10,5 carilah median dari data tersebut.
Jawab:
- Urutkan nilai-nilai tersebut dari yang terkecil : 5,5,6,7,7,7,8,8,9,10 -> jumlah datanya ada
10
- Ambil nilai yang ada ditengah-tengah, bila jumlah datanya genap ambil dua nilai yang ada
ditengah kemudian dibagi dengan 2. Seperti pada soal diatas, karena jumlah datanya genap
(10) maka kita ambil dua nilai yang ada di tengah yaitu 7 dan 7.
7+7 : 2 = 14 : 2 = 7
Maka median dari data tersebut adalah 7

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran matematika di SD merupakan salah satu kajian yang selalu menarik untuk
dikemukakan karena adanya perbedaan khusus antara hakikat anak dan hakiikat matematika.
Anak usia SD pada umumnya berada pada tahap berfikir operasional konkret namun
kemungkinan masih berada pada tahap pra-operasi. Siswa yang berada pada tahap operasi
konkret memahami hukum kekekalan, tetapi ia belum bisa berpikir secara deduktifsehingga
pembuktian dalil-dalil matematika tidak dimengerti. Jadi,agar pelajaran matematika di SD
dapat dimengerti maka mengajarkan suatu bahasan harus diberikan kepada siswa yang sudah
siap menerimanya.
Menurut Bruner terdapat 3 tahapan anak belajar diantaranya tahap kegiatan, tahap
gambara bayangan, dan tahap simbolik. Tahapan-tahapan tersebut ada juga faktor yang
mempengaruhinya saat proses pembeajaran. Akhirnya Bruner dan Keney merumuskan 4
teorema yaitu teorema penyusunan, notasi,pengontrasan dan pengaitan.
Menurut Dienes, terdapat 6 tahapan anak belaja matematika diantaranya bermain bebas,
permainan, penelaahan, representasi, simbolisasi, dan formalisasiMenurut Van Hiele,
terdapat 5 tahapan anak belajar matematika diantaranya, tahap pengenalan, tahap analisis,
tahap pengurutan, tahap dedukasi, dan tahap akurasi.Menurut Brownell dan Van Egen.
terdapat 3 unsur yang bermakna saat pembelajaran diantaranya adanya suatu kejadian,
benda, dan tindakan, adanya simbol yang mewakili unsur-unsur, dan adanya individu yang
menafsirkan simbol tersebut.

B. Saran
Demikianlah makalah kami paparkan, besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat
untuk kita semua, khususnya bagi peserta didik dan calon pendidik. Dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dan referensi, kami menyadari makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan agar
kami dapat Menyusun makalah lebih baik lagi di masa yang akan datang.

14
DAFTAR PUSTAKA

Darmawi, F. (2014). Diambil kembali dari Makalah Matematika (Bilangan).


http://fadhildarmawi.blogspot.com/2014/06/makalah-matematika-bilangan.html
h4dyme. (2020, April). Diambil kembali dari TEORI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKIA DI SD: https://h4dyme.wordpress.com/2010/04/20/teori-belajar-pada-
pembelajaran-matematikia-di-sd/
Karso, H. (2014). Pembelajaran Matematika di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Prabawant, S. (t.thn.). Diambil kembali dari PEMBELAJARAN PENGELOLAAN DATA:
http://file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/PENDIDIKAN_MATEMATIKA_II/PEND
.MAT_IIBBM_9_%28PEMB.PENGELOLAAN_DATA.pdf
raven. (2018). Diambil kembali dari Materi Pengumpulan Dan Pengolahan Data Matematika
SD Kelas 6 : https://simpelmatematika.blogspot.com/2018/10/materi-pengumpulan-
dan-pengolahan-data.html

15

Anda mungkin juga menyukai