Anda di halaman 1dari 68

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama

antara pemerintah, masyarakat, dan orang tua. Kerja sama

antara ketiga pihak diharapkan dapat menunjang

tercapainya tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

manusia Indonesia seutuhnya.

Dalam Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, tercantum pengertian

pendidikan sebagai berikut: “Pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

1
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”

Melalui pembelajaran matematika diharapkan siswa

memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah dalam

kehidupan sehari – hari. Adapun tujuan pengajaran

matematika di Sekolah Dasar sesuai dengan Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006

adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai

berikut :

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan

keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan

konsep atau algoritma secara luwes, akurat dan

efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah,

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,

melakukan manipulasi matematika dalam membuat

generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika.

2
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan

memahami masalah, merancang model matematika,

menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang

diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,

diagram, atau media lain untuk memperjelas

keadaan atau masalah.

Pendidikan di Sekolah Dasar menitikberatkan pada

kemampuan membaca, menulis, dan berhitung.

Kemampuan ini merupakan modal yang sangat mendasar

untuk proses belajar selanjutnya.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa

kemampuan berhitung siswa khususnya di SMP masih

rendah. Hal ini dapat dilihat dari rata – rata hasil penilaian

prestasi belajar matematika yang masih belum

memuaskan.

Berdasarkan hasil pengalaman dan pengamatan

permasalahan umum yang dijumpai ternyata peserta didik

3
banyak yang mengalami kesulitan di antaranya : dalam

pengerjaan hitung campuran, menyelesaikan masalah

suku yang belum diketahui, pengerjaan pecahan, serta

pengerjaan soal cerita.

Dengan alasan - alasan yang disampaikan di atas

maka penulis berupaya untuk meningkatkan kemampuan

peserta didik dengan mengadakan penelitian berjudul

“Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam

Mengerjakan Soal Cerita Pada Mata Pelajaran

Matematika Melalui Metode Bermain Kartu Soal Bagi

Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Pamona Utara, Kecamatan

Pamona Utara, Kabupaten Poso, Tahun Pelajaran 2014 /

2015.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah

dikemukakan, maka dibuatlah rumusan masalah yang

merupakan masalah utama pada penelitian ini sebagai

4
berikut : “Adakah peningkatan kemampuan siswa kelas

VI SD Negeri Korobono, Kecamatan Pamona Tenggara,

Kabupaten Poso, tahun pelajaran 2014 / 2015 dalam

mengerjakan soal cerita melalui metode bermain kartu

soal pada mata pelajaran matematika ?”

C. Tujuan Penelitian

Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan kemampuan siswa memahami soal

cerita.

2. Meningkatkan kemampuan siswa mengerjakan soal

cerita.

3. Meningkatkan nilai mata pelajaran matematika.

4. Meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

5
a. Mendapatkan alternatif metode yang dapat

digunakan dalam pembelajaran matematika.

b. Mendukung kegiatan belajar tuntas.

2. Manfaat praktis

Dengan menggunakan metode bermain kartu

soal, peserta didik akan mahir dalam

menyelesaikan soal cerita.

3. Manfaat bagi guru

a. Sebagai masukan bagi para guru dalam

melaksanakan pembelajaran secara variatif

guna memaksimalkan kemampuan peserta

didik.

b. Pembelajaran di kelas lebih aktif, kreatif dan

menyenangkan

4. Manfaat bagi sekolah

a. Meningkatkan perolehan nilai rata – rata ujian

sekolah.

6
b. Meningkatkan peringkat sekolah di

wilayahnya.

7
BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Hakikat Matematika

Matematika adalah ilmu tentang bilangan –

bilangan, hubungan antar bilangan, dan prosedur

operasional yang digunakan dalam penyelesaian

masalah mengenai bilangan. ( Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 1990 : 566 )

Matematika menurut Ruseffendi ( 1991:12 )

adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak

menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang

pola keteraturan, ilmu tentang struktur yang

terorganisasi mulai dari unsur yang tidak

didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke

aksioma, atau postulat dan akhirnya ke dalil.

8
Sedangkan hakikat matematika menurut

Soejadi ( 2000 :11), memiliki objek tujuan abstrak,

bertumpu pada kesepakatan, berpola pikir deduktif.

Berdasarkan pernyataan di atas matematika

adalah ilmu deduktif yang bekerja atas kebenaran

konsisten.

2. Perkembangan Kognitif Siswa Sekolah Dasar

Perkembangan kognitif menurut Piaget ( dalam

Ruseffendi, 1991 :134) adalah :

a. Tahap sensori motor ( dari lahir sampai 2

tahun )

b. Tahap pra operasi ( 2 tahun sampai 7 tahun )

c. Tahap operasi kongkrit ( 7 tahun sampai 11-

12 tahun )

d. Tahap operasi formal ( sekitar 11 tahun

sampai dewasa )

9
Sedangkan menurut Bruner ( dalam Makmun, 1995 :

61) perkembangan perilaku kognitif dibagi menjadi

tiga periode yaitu :

a. Enactive stage, merupakan suatu masa di

mana individu berusaha memahami

lingkungannya, fase ini mirip dengan tahap

sensori motor dari Piaget.

b. Iconic stage, yang mendekati pada tahapan

pra operasional dari Piaget.

c. Simbolic stage, yang juga mendekati kepada

ciri – ciri fase operasi formal menurut Piaget.

Berkaitan dengan usia peserta didik Sekolah

Dasar yang berkisar 6 atau 7 tahun sampai dengan

12 tahun, apabila kita lihat dengan pendapat Piaget

di atas mereka berada pada tahap operasi kongkrit

atau pada fase simbolik menurut Bruner. Perilaku

kognitif pada tahap ini adalah nampak pada

kemampuan dalam proses berpikir untuk

10
mengoperasikan kaidah-kaidah logika walau masih

terikat dengan objek yang bersifat kongkrit. Padahal

matematika merupakan ilmu deduktif dan abstrak

sehingga terdapat kesenjangan. Untuk mengatasi hal

itu diperlukan strategi pembelajaran, metode dan

media yang cocok untuk pembelajaran matematika

agar peserta didik dapat memahami konsep yang

disampaikan. Guru Sekolah Dasar harus berusaha

mengurangi sifat abstrak dari objek matematika agar

peserta didik lebih mudah dalam menangkap

pelajaran matematika.

3. Soal Cerita

Soal cerita dalam matematika adalah soal

matematika yang berkaitan dengan masalah di

kehidupan sehari – hari yang disajikan dalam bentuk

uraian.

11
Agar guru dapat menyajikan suatu proses

pembelajaran dalam soal cerita, pertama guru

dituntut untuk dapat menyelesaikan soal cerita itu

lewat pemodelan matematika untuk dirinya sendiri.

Ini berarti guru telah menguasai dan memahami soal

cerita tersebut. Masalahnya sekarang adalah

bagaimana membangun suatu proses pembelajaran

soal cerita untuk siswa sekolah dasar. Perlu diingat

bahwa guru hanya sebagai fasilitator. Ini berarti guru

harus dapat memberikan fasilitas kepada siswa

berupa seperangkat pertanyaan yang mewakili rantai

kognitif. Dengan seperangkat tugas atau pertanyaan

yang baik, proses pembelajaran untuk

menyelesaikan soal cerita akan baik pula.

4. Bermain Kartu Soal

12
Menurut Dave Meier ( 2005 : 206 ), di tengah

permainan kita paling dekat dengan kekuatan penuh

kita. Kesenangan bermain yang tidak terhalang

melepaskan segala macam endorfin positif dalam

tubuh, melatih kesehatan, dan membuat kita merasa

hidup sepenuhnya. Bagi banyak orang, ungkapan

kehidupan dan kecerdasan kreatif yang paling tinggi

di dalam diri mereka tercapai dalam sebuah

permainan. Permainan belajar yang menciptakan

atmosfer menggembirakan dan membebaskan

kecerdasan penuh dan tidak terhalang dapat

memberi banyak sumbangan.

Permainan belajar ( learning games ), jika

dimanfaatkan secara bijaksana, dapat :

a. menyingkirkan “keseriusan” yang

menghambat

b. menghilangkan stres dalam lingkungan

belajar

13
c. mengajak orang terlihat penuh

d. meningkatkan proses belajar.

Menurut Ngalim Purwanto (1997), Dalam

bermain juga terjadi proses belajar. Persamaannya

ialah bahwa dalam belajar dan bermain keduanya

terjadi perubahan, yang dapat mengubah tingkah

laku, sikap dan pengalaman.

Akan tetapi, antara keduanya terdapat

perbedaan. Menurut arti katanya, bermain

merupakan kegiatan yang khusus bagi anak – anak

meskipun pada orang dewasa terdapat juga.

Sedangkan belajar merupakan kegiatan yang umum,

terdapat pada manusia sejak lahir sampai mati.

Belajar sambil bermain yang ditekankan adalah

belajarnya.

Metode adalah cara yang teratur dan terpikir

baik – baik untuk mencapai maksud atau tujuan

yang ditentukan. ( Kamus Besar Bahasa Indonesia,

14
1990 : 580 ). Dalam melakukan pembelajaran guru

menggunakan berbagai macam metode sehingga

proses pembelajaran akan menjadi lebih menarik

yang pada akhirnya tujuan pembelajaran yang

diharapkan dapat tercapai.

Salah satu upaya guru merangsang

pengembangan potensi siswa agar aktif dan

memperoleh hasil belajar yang optimal, dalam

penelitian ini ditawarkan metode diskusi dengan

bermain kartu soal yakni metode pembelajaran

dengan permainan kartu yang berisi pertanyaan –

pertanyaan atau soal – soal yang disusun oleh siswa

sendiri / group / guru secara bersama. Hasil belajar

siswa yang dibimbing oleh temannya dengan

pengarahan dari guru tidak kalah baik, bahkan

menurut pengamatan hasil belajar siswa yang

membimbing sendiri pun juga naik akibat mereka

melaksanakan tugas sebagai pembimbing.

15
B. Kerangka Berpikir

Dari deskripsi teori didapatkan bahwa pembelajaran

dengan menggunakan metode bermain kartu soal dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga

berpengaruh positif terhadap prestasi belajar matematika

siswa. Dengan bermain kartu soal maka siswa menjadi

lebih memahami soal cerita sehingga dapat

mengerjakannya dengan baik yang pada gilirannya akan

meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir

maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah

bahwa model pembelajaran dengan menggunakan kartu

soal diduga dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas

VII SMP Negeri 1 Pamona Utara , Kecamatan Pamona Utara

tahun pelajaran 2014 / 2015 dalam mengerjakan soal

cerita pada mata pelajaran matematika.

16
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada

tahun pelajaran 2014 / 2015 selama bulan Februari

2015 sampai dengan bulan April 2015.

2. Tempat Penelitian

Tempat yang diambil untuk penelitian adalah

gedung dan ruang kelas VII SMP Negeri 1 Pamona Utara ,

Kecamatan Pamona Utara.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

siswa kelas VI SD Negeri Korobono yang berjumlah 23

( dua puluh tiga ) orang siswa

C. Sumber Data

17
Sumber data penelitian adalah rekapitulasi nilai hasil

ulangan harian siswa tahun pelajaran 2014 / 2015.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik pengumpulan data

Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau

alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok. (Suharsimi Arikunto, 1992 : 123). Tes

digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui

perkembangan kemampuan peserta didik dalam

mengerjakan soal cerita.

2. Alat pengumpulan data

Butir soal

Butir soal tes tertulis dalam bentuk soal cerita.

E. Analisis Data

18
Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan

kemampuan siswa digunakan analisis diskriptif

komparatif yaitu membandingkan nilai tes antar siklus.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode

Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari 2 siklus.

Siklus I :

Langkah – langkah dalam siklus terdiri dari :

1. Perencanaan

Kegiatan perencanaan meliputi :

a. Membuat rencana pembelajaran termasuk

membuat skenario pembelajaran

b. Menyiapkan lembar observasi.

c. Pengadaan alat – alat yang diperlukan untuk

langkah penerapan tindakan.

d. Membuat alat evaluasi untuk mengetahui

keberhasilan siswa.

19
e. Pendataan keadaan awal diperoleh dari daftar

nilai hasil tes uji coba..

2. Tindakan

a. Setiap siswa diberi kartu soal berupa kertas

manila berukuran 10 cm x 15 cm untuk

menuliskan soal cerita sesuai materi yang

dibahas.

b. Kartu yang telah berisi soal yang ditulis oleh

siswa dikumpulkan kembali pada guru.

c. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,

setiap kelompok terdiri atas 5 s.d. 6 orang siswa.

d. Salah seorang siswa diminta untuk mengocok

kartu soal yang telah berisi pertanyaan

kemudian membagikannya secara acak kepada

teman – temannya masing – masing mendapat

satu buah kartu.

e. Setiap kelompok memecahkan soal yang telah

diterima secara bersama – sama.

20
f. Koreksi jawaban atas tugas kelompok.

g. Pembahasan bersama terutama soal – soal yang

tidak dapat dikerjakan dengan benar.

h. Siswa bertanya tentang hal – hal yang belum

dipahami.

i. Guru bersama – sama dengan siswa membuat

kesimpulan tentang hal yang baru dipelajari

j. Tes uji coba untuk mengetahui kemampuan

peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita.

Tes uji coba ini dilakukan secara individual

dengan jumlah soal sebanyak 5 item.

3. Observasi

Kegiatan pengamatan terhadap tindakan yang

dilakukan meliputi :

a. Penggunaan kartu soal dalam proses

pembelajaran.

b. Suasana kelas dan aktivitas dan kegiatan belajar

mengajar.

21
c. Evaluasi hasil belajar siswa.

4. Refleksi

Perenungan dilakukan untuk mengkaji keberhasilan

dan kelemahan tindakan.

Kegiatan yang dilakukan dalam perenungan meliputi

a. Analisis data yang telah diperoleh untuk

menentukan langkah tindakan yang lebih baik

pada pembelajaran selanjutnya.

b. Mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa.

c. Mengevaluasi aktivitas guru dalam kegiatan

belajar mangajar.

Siklus II :

Langkah – langkah dalam siklus terdiri dari :

1. Perencanaan

22
Untuk memperbaiki kelemahan – kelemahan dan

mempertahankan serta meningkatkan keberhasilan

yang telah dicapai pada siklus I, maka pada siklus II

dilakukan perencanaan sebagai berikut :

a. Kelas dibagi ke dalam 6 (enam) kelompok

dengan jumlah anggota tiap kelompok terdiri

atas 4 s.d. 5 orang siswa.

b. Kertas yang digunakan untuk membuat kartu

soal dibuat dari jenis kertas asturo yang

berwarna – warni dengan desain yang lebih

menarik menggunakan komputer.

c. Guru lebih aktif dalam memberikan motivasi

kepada peserta didik.

d. Penambahan intensitas dalam pemberian kartu

soal.

e. Soal dibuat oleh kelompok dan oleh guru.

2. Tindakan

23
a. Setiap kelompok diberi kartu soal berupa kertas

asturo berukuran 10 cm x 15 cm yang telah

didesain dengan komputer untuk menuliskan

soal cerita sesuai materi yang dibahas.

b. Kartu yang telah berisi soal yang ditulis oleh

kelompok dikocok kemudian ditukar dengan

kartu soal dari kelompok lain.

c. Guru membagikan kartu yang berisi soal yang

dibuat oleh guru kepada setiap kelompok secara

acak.

d. Setiap kelompok memecahkan soal yang telah

diterima secara bersama – sama.

e. Koreksi jawaban dan pembahasan atas tugas

kelompok.

f. Siswa bertanya tentang hal – hal yang belum

dipahami.

g. Guru bersama – sama dengan siswa membuat

kesimpulan tentang hal yang baru dipelajari.

24
h. Tes uji coba untuk mengetahui kemampuan

peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita.

Tes uji coba ini dilakukan secara individual

dengan jumlah soal sebanyak 5 item.

3. Observasi

Kegiatan pengamatan terhadap tindakan yang

dilakukan meliputi :

a. Penggunaan kartu soal dalam proses

pembelajaran.

b. Suasana kelas dan aktivitas dan kegiatan

belajar mengajar.

c. Evaluasi hasil belajar siswa.

4. Refleksi

Perenungan dilakukan untuk mengkaji keberhasilan

dan kelemahan tindakan.

25
Kegiatan yang dilakukan dalam perenungan meliputi

d. Analisis data yang telah diperoleh untuk

menentukan langkah tindakan yang lebih baik

pada pembelajaran selanjutnya.

e. Mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa.

f. Mengevaluasi aktivitas guru dalam kegiatan

belajar mangajar.

26
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

Dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini

mengingat kondisi peserta didik di sekolah kami

khususnya pada mata pelajaran matematika prestasinya

masih jauh dari yang diharapkan. Peserta didik kami

umumnya mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal

cerita. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya kesalahan

yang dibuat siswa pada saat mengerjakan ulangan harian

dalam bentuk soal cerita. Umumnya para siswa

mengalami kesulitan dalam memahami soal cerita

sehingga tidak dapat mengerjakannya dengan baik. Hal

tersebut mengakibatkan prestasi belajar matematika siswa

di sekolah kami masih rendah.

Kondisi seperti tersebut tentunya tidak bisa

dibiarkan berlarut – larut. Maka berbagai upaya dilakukan

guna meningkatkan prestasi belajar siswa terutama pada

27
mata pelajaran matematika. Salah satunya adalah dengan

menggunakan metode bermain kartu soal.

B. Deskripsi Hasil Siklus I

1. Perencanaan Tindakan

Dalam perencanaan awal guru menyusun

skenario pembelajaran dan membuat kartu soal

dengan menggunakan kertas manila berukuran kecil

yang digunakan untuk perlakuan terhadap siswa. Di

samping itu disiapkan pula alat evaluasi untuk

mengetahui keberhasilan siswa.

Dari daftar nilai hasil tes uji coba sebelum

dilakukan tindakan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Nilai Nilai Nilai rata- Standar

tertinggi terendah rata Deviasi


7.7 4.0 5.97 0.884

2. Pelaksanaan Tindakan

28
Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok

dengan angota 5 s.d 6 orang. Kartu soal yang telah

disiapkan tersebut kemudian disampaikan kepada

siswa untuk ditulis soal berbentuk cerita. Soal yang

telah tersusun dikocok kemudian dibagikan secara

acak kepada siswa selanjutnya dikerjakan pada

kelompok masing – masing.

Koreksi jawaban atas tugas kelompok

dilakukan untuk mengetahui tingkat kemajuan dan

sekaligus kekurangan peserta didik. Dari hasil ini

dapat diketahui tingkat kemampuan peserta didik

dalam menjawab soal cerita.

Berdasarkan hasil pekerjaan peserta didik, lalu

diadakan pembahasan soal secara bersama.

Dimaksudkan agar peserta didik benar – benar dapat

memahami pemecahan soal – soal tersebut.

29
Selanjutnya dilakukan tes uji coba untuk

mengetahui perkembangan kemampuan peserta

didik dalam mengerjakan soal cerita.

3. Hasil Pengamatan

Dari hasil tes uji coba setelah diadakan

tindakan pertama diketahui ada kenaikan nilai rata-

rata matematika sebesar 0.06 jika dibandingkan

dengan hasil tes uji coba sebelum dilakukan

tindakan 1, namun demikian pencapaian nilai

tertinggi justru mengalami penurunan sebesar 0.2

sebagaimana tertera pada tabel berikut :

Tabel 4.2

Nilai
Nilai Nilai Standar
rata-
tertinggi terendah Deviasi
rata
Sebelum
7.7 4.0 5.97 0.884
perlakuan
Sesudah
7.5 4.3 6.03 0.886
perlakuan 1

30
4. Refleksi

Dari hasil pengamatan selama kegiatan siklus I,

kegiatan pembelajaran dengan menggunaka metode

bermain kartu soal terdapat adanya keberhasilan dan

kelemahan. Keberhasilan itu antara lain :

a. Terdapat peningkatan kemampuan peserta

didik dalam mengerjakan soal cerita yang

berdampak pada peningkatan nilai rata –

rata meskipun hanya sebesar 0,06.

b. Adanya suasana kegiatan belajar mengajar

lebih menarik sehingga dapat menambah

gairah peserta didik dalam belajar.

c. Adanya komunikasi yang positif sehinga

mempermudah dalam mengatasi kesulitan

belajar peserta didik

Sedangkan kelemahan – kelemahan pada siklus I

antara lain :

31
a. Jumlah anggota kelompok yang terlalu

banyak ( 5 s.d. 6 peserta didik) sehingga ada

beberapa peserta yang kurang mendapat

kesempatan dalam menyampaikan gagasan.

b. Desain dan bahan kartu soal yang kurang

menarik.

c. Ada beberapa siswa yang masih mengalami

kesulitan dalam merumuskan soal.

C. Deskripsi Hasil Siklus II

1. Perencanaan Tindakan

Untuk memperbaiki kelemahan – kelemahan

dan mempertahankan serta meningkatkan

keberhasilan yang telah dicapai pada siklus I, maka

pada siklus II dilakukan langkah –langkah

diantaranya membagi peserta didik menjadi

kelompok-kelompok yang lebih kecil dengan

anggota 4 s.d. 5 orang tiap kelompok.

32
Guru lebih aktif memberikan motivasi pada

peserta didik agar lebih percaya diri dalam

merumuskan soal maupun dalam menyelesaikan

soal. Agar lebih menarik maka desain kartu soal

dibuat dengan komputer sehingga nampak lebih baik

dan bahan yang digunakan yaitu menggunakan

kertas asturo warna – warni.

2. Pelaksanaan Tindakan

Peserta didik dibentuk menjadi 6 kelompok

dengan anggota tiap kelompok terdiri atas 4 s.d. 5

orang. Setiap kelompok mendapat kartu soal dan

merumuskan soal - soal cerita secara bersama

dengan bimbingan guru, kemudian kartu soal ditukar

dengan kelompok lain untuk dilakukan pembahasan

oleh kelompok. Soal selain dibuat oleh kelompok,

juga dirumuskan oleh guru dikandung makdsud agar

soal lebih berbobot.

33
Selanjutnya diadakan koreksi atas jawaban

peserta didik dan pembahasan soal – soal tersebut

secara klasikal.

Tes uji coba kembali dilakukan dan diikuti

oleh semua siswa kelas VI SD Negeri Korobono.

3. Hasil Pengamatan

Dari hasil tes uji coba setelah diadakan

tindakan kedua diketahui ada kenaikan nilai rata-

rata matematika sebesar 0.68 jika dibandingkan

dengan hasil tes uji coba sebelum dilakukan

tindakan, sebagaimana tertera pada tabel berikut :

Tabel 4.3

Nilai
Nilai Nilai Standar
rata-
tertinggi terendah Deviasi
rata
Sebelum
7.7 4.0 5.97 0.884
perlakuan
Sesudah
8.3 5.0 6.65 0.873
perlakuan 2

34
4. Refleksi

Dari hasil pengamatan pada siklus II, dapat

direfleksikan sebagai berikut :

a. Terjadi peningkatan nilai rata – rata mata

pelajaran matematika yang cukup signifikan.

b. Peserta didik lebih aktif dan bergairah dalam

belajar karena bersaing dalam kelompok

diskusi.

c. Anggota kelompok cukup terdiri atas 4 s.d. 5

peserta didik

d. Peserta didik memiliki keberanian dalam

mengemukakan pendapat.

e. Pemahaman peserta didik terhadap soal cerita

dapat meningkat sehingga lebih percaya diri.

D. Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus

Salah satu faktor yang sangat mendukung

keberhasilan guru dalam melaksanakan proses

35
pembelajaran adalah kemampuan guru dalam menguasai

dan menerapakan metode pembelajaran, ketidaktepatan

dalam pemilihan metode bisa berakibat tujuan

pembelajaran tidak tercapai.

Agar peserta didik lebih terdorong dalam belajar,

maka skenario pembelajaran harus dibuat sedemikian

hingga mampu membangkitkan rangsangan dan

menumbuhkan minat belajar peserta didik. Salah satu cara

untuk meningkatkan prestasi peserta didik dalam

mempelajari matematika khususnya kemampuan dalam

menyelesailkan soal cerita adalah dengan menggunakan

metode bermain kartu soal. Melalui kegiatan ini peserta

didik menjadi lebih aktif dan percaya diri untuk

memecahkan permasalahan.

Perkembambangan prestasi belajar matematika

siswa dalam pembelajaran pada siklus I dan II dapat

dilihat dalam diagram 4.4 berikut :

36
Diagram Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 1

Pamona Utara, Kecamatan Pamona Utara, Dalam Pembelajan

Menggunakan

Metode Bermain Kartu Soal

Tabel hasil pengamatan keaktifan siswa dalam

pembelajaran matematika sebagai berikut :

Tabel 4.5

37
Sebelum
Tindakan I Tindakan II
Tindakan
Cu Kur Cu Kur Cu Kur
N Aspek Yang
Akt kup ang Akt kup ang Akt kup ang
o Diamati
if Akt Akt if Akt Akt if Akt Akt

if if if if if if
Mengerjaka

n tugas
1 11 5 7 15 4 4 18 3 2
mandiri /

kelompok
Melaksanak

2 an diskusi 13 4 6 18 3 2 19 3 1

kelompok
Bekerja

3 sama dalam 6 7 10 12 5 6 14 5 4

sekelompok
Aktif

mengajukan
4 4 5 14 8 8 7 9 8 6
pertanyaan /

tangapan
5 Aktif 10 4 9 13 5 5 15 4 4

38
menggunak

an buku

referensi
Jumlah 44 25 46 66 25 24 75 23 17
38. 21, 40, 57, 21. 20, 65, 20, 14.
Persentase
26 74 00 39 74 87 22 00 78

Diagram 4.6

Diagram Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Kelas VII SMP

Negeri 1 Pamona Utara, Kecamatan Pamona Utara Dalam

Pembelajan Matematika

Menggunakan Metode Bermain Kartu Soal

39
E. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitiaan seperti tampak pada

diagram di atas dapat disebutkan bahwa model

pembelajaran dengan menggunakan metode bermain kartu

soal dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Pamona Utara, Kecamatan Pamona Utara tahun

pelajaran 2014/ 2015 dalam mengerjakan soal cerita pada

mata pelajaran matematika dan dapat meningkatkan

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang pada

akhirnya prestasi belajar matematika siswa dapat

meningkat.

BAB V

40
PENUTUP

B. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

terdapat peningkatan kemampuan peserta didik kelas VII SMP

Negeri 1 Pamona Utara, Kecamatan Pamona Utara Kabupaten

Poso dalam menyelesaikan soal cerita pada mata pelajaran

matematika dengan menggunakan metode bermain kartu

soal. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan nilai rata–

rata dalam perolehan hasil belajar siswa dari yang semula

5,97 menjadi 6,65 sehingga prestasi belajar matematika

meningkat sebesar 0,68.

C. Saran

Berdasarkan data yang diperoleh yang berkaitan dengan

prestasi peserta didik, maka saran yang dapat saya peneliti

berikan di antaranya adalah :

1. Guru diharapkan dapat menciptakan kegiatan

pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.

41
2. Sangat perlu adanya perhatian dan motivasi bagi

peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar.

3. Metode bermain kartu soal dapat diterapkan pada

pembelajaran matematika dan tidak menutup

kemungkinan pada mata pelajaran yang lain.

42
DAFTAR PUSTAKA

Dave Meier. 2005. The Accelerated Learning Handbook.


Bandung : Kaifa.

Herry Sukarman. 2003. Dasar – dasar Didaktik dan


Penerapannya dalam Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.

Makmun, A.S. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung : Institut


Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Ngalim Purwanto. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT


Remaja Rosdakarya.

Ruseffendi, E.T. 1993. Pendidikan Matematika 3 Modu 1 – 5.


Jakarta : Universitas Terbuka

Soejadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia.


Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud.

Suharsimi Arikunto. 1992. Prosedur Penelitian Suatu


Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

43
Tim Kajian Mutu Pendidikan. 2004. Konsep dasar Teori
Pembelajaran. Yogyakarta : LPMP.

Tim Penyusun. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :


Balai Pustaka.

Undang – Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional.

Lampiran 1

KARTU SOAL SIKLUS I


Nama : .......................................
Nomor : .......................................

Rumusan soal :

Jawaban:

44
KARTU SOAL SIKLUS II
Nama : .......................................
Kelas : .......................................
Nomor : .......................................

Rumusan soal :

Jawaban:

45
46
47
Lampiran 2

LEMBAR OBSERVASI PBM

Hari, tanggal : .......................................................

Kelas / semester : VI / I

Jumlah siswa : 26

Cukup Kurang
No Aspek Yang Diamati Aktif
Aktif Aktif
Mengerjakan tugas secara
1
mandiri
Melaksanakan diskusi
2
kelompok
Bekerja sama dalam
3
sekelompok
Aktif mengajukan
4
pertanyaan /tangapan
Aktif menggunakan buku
5
referensi
Jumlah
Persentase

48
Lampiran 3

DAFTAR NILAI MATEMATIKA KELAS VI SEBELUM

DAN SESUDAH TINDAKAN 1

SISWA VI SD NEGERI WUASA, KECAMATAN LORE

UTARA

TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

Nilai
Setelah
No Nama Ket
Sebelum Tindakan

1
1 1 5.5 5.0 Turun
2 2 5.2 5.0 Turun
3 3 4.4 5.0 Naik
4 4 4.0 4.3 Naik
5 5 5.1 5.5 Naik
6 6 5.8 6.0 Naik
7 7 5.8 5.0 Turun
8 8 6.7 6.0 Turun
9 9 7.0 7.0 Tetap
10 10 6.8 7.0 Naik
11 11 6.3 6.5 Naik
12 12 6.2 6.0 Turun
13 13 6.5 6.5 Tetap
14 14 6.7 7.0 Naik
15 15 4.5 4.5 Tetap

49
16 16 5.0 5.0 Tetap
17 17 5.8 6.0 Naik
18 18 6.7 7.0 Naik
19 19 6.5 6.5 Tetap
20 20 5.3 6.0 Naik
21 21 7.7 7.5 Turun
22 22 6.0 6.0 Tetap
23 23 6.3 7.0 Naik
24 24 6.3 6.5 Naik
25 25 6.6 7.0 Naik
26 26 6.5 6.0 Turun
Nilai Tetinggi 7.7 7.5 Turun
Nilai Terendah 4.0 4.3 Naik
Nilai Rata – rata 5.97 6.03 Naik
Standar Deviasi 0.884 0.886

50
Lampiran 4

DAFTAR NILAI MATEMATIKA KELAS VI SEBELUM

DAN SESUDAH TINDAKAN 2

SD NEGERI KOOROBONO, KECAMATAN PAMONA

UDARA

TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

Nilai
Setelah
No Nama Ket
Sebelum Tindakan

2
1 1 5.5 6.0 Naik
2 2 5.2 6.5 Naik
3 3 4.4 5.0 Naik
4 4 4.0 5.0 Naik
5 5 5.1 6.0 Naik
6 6 5.8 6.5 Naik
7 7 5.8 7.0 Naik
8 8 6.7 6.5 Turun
9 9 7.0 7.7 Naik
10 10 6.8 7.0 Naik
11 11 6.3 7.0 Naik
12 12 6.2 6.5 Naik
13 13 6.5 7.0 Naik
14 14 6.7 7.5 Naik
15 15 4.5 5.0 Naik

51
16 16 5.0 6.0 Naik
17 17 5.8 6.5 Naik
18 18 6.7 8.0 Naik
19 19 6.5 7.0 Naik
20 20 5.3 6.0 Naik
21 21 7.7 8.3 Naik
22 22 6.0 6.5 Naik
23 23 6.3 7.0 Naik
24 24 6.3 6.5 Naik
25 25 6.6 8.0 Naik
26 26 6.5 7.0 Naik
Nilai Tetinggi 7.7 8.3 Naik
Nilai Terendah 4.0 5.0 Naik
Nilai Rata – rata 5.97 6.65 Naik
Standar Deviasi 0.884 0.873

52
PEMERINTAH KABUPATEN POSO
UPT DINAS P DAN K KEC LORE UTARA
SD NEGERI WUASA
Jln. Desa Napu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( RPP )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Matematika


Sekolah : SD Negeri Wuasa
Kelas : VI
Semester
Mata Pelajaran : II: Matematika
Alokasi Waktu: 2 X 35 menit
Kelas / Semester: VI / 2

Alokasi Waktu Disusun


: 2 x oleh
35 menit
:
Rafles Monjanggo S.Pd.
NIP. 19
53
Standar Kompetensi : 5. Melakukan operasi hitung

pecahan dalam pemecahan

masalah.

Kompetensi Dasar : 5.3 Menentukan nilai

pecahan dari suatu bilangan

Indikator : Menentukan nilai pecahan dari

suatu bilangan atau kuantitas

tertentu

A. Tujuan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SD Negeri Wuasa

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester: VI / 2

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

54
Standar Kompetensi : 5. Melakukan operasi hitung

pecahan dalam pemecahan

masalah.

Kompetensi Dasar : 5.3 Menentukan nilai

pecahan dari suatu bilangan

Indikator : Menentukan nilai pecahan dari

suatu bilangan atau kuantitas

tertentu

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berkaitan

dengan nilai suatu pecahan dari suatu bilangan

(kuantitas tertentu).

2. Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berkaitan

dengan jual beli.

3. Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berkaitan

dengan bunga bank.

B. Materi Pembelajaran

1. Nilai Pecahan

55
2. Jual beli

3. Bunga bank

C. Metode Pembelajaran

Demontrasi, tanya jawab, ceramah, kerja kelompok.

D. Langkah-langkah Kegiatan

1. Kegiatan pendahuluan

Bertanya jawab tentang jual beli dan bunga bank.

Pemberian motivasi : nilai pecahan banyak dipakai

dalam kehidupan sehari hari.

2. Kegiatan Inti

a. Setiap siswa diberi kartu soal kemudian

menuliskan soal cerita sesuai materi yang

dibahas.

b. Kartu yang telah berisi soal yang ditulis oleh

siswa dikumpulkan kembali pada guru.

56
c. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap

kelompok terdiri atas 5 s.d. 6 orang siswa.

d. Salah seorang siswa diminta untuk mengocok

kartu soal yang telah berisi pertanyaan kemudian

membagikannya secara acak kepada teman –

temannya masing – masing mendapat satu buah

kartu.

e. Setiap kelompok memecahkan soal yang telah

diterima secara bersama – sama.

f. Koreksi jawaban atas tugas kelompok.

g. Pembahasan bersama terutama soal – soal yang

tidak dapat dikerjakan dengan benar.

3. Kegiatan Penutup

a. Siswa membuat rangkuman dengan bimbingan guru.

b. Guru memberi tugas rumah.

E. Sumber Belajar

57
Buku Matematika kelas VI halaman 102 s.d 106

F. Penilaian

Teknik : tes

Jenis : tertulis

Instrumen Soal :

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini !

1. Banyak siswa kelas VI SDN 24 orang. Hari ini 3

orang siswa tidak masuk. Berapa persen siswa

yang tidak masuk ?

2. Seorang pedagang membeli kambing seharga Rp

700.000,00 kemudian kambing tersebut dijual dan

mendapat keuntungan 20%. Berapa rupiah

keuntungan yang dia peroleh?

3. Nisrina menabung di bank sebesar Rp 400.000,00.

Setelah satu tahun seluruh tabungannya diambil, ia

menerima sebesar Rp 448.000,00. Berapa

persen bank memberi bunga ?

58
4. Harga sebuah televisi Rp 1.500.000,00. Toko
memberi diskon 15%. Jika ayah membeli sebuah
televisi, berapa rupiah ia harus membayar?
5. Dodi menabung di bank sebesar Rp 60.000,00
dengan bunga 15 % per tahun. Berapa rupiah
tabungan Dodi setelah satu tahun ?
Kunci Jawaban : 3
24
1. Siswa yang tidak masuk = X 100 % =
12,5 %
2. Keuntungan yang diperoleh = 20 % X Rp
700.000,00
= Rp 140.000,00
3.
448.000 – 400.000
Bunga = X 100 % = 12
%
400.000
4. Diskon = 15 % X Rp 1.500.000,00 = Rp
225.000,00
Ayah harus membayar = Rp 1.500.000,00 - Rp
225.000,00
= Rp 1.275.000,00
5. Bunga bank = 15 % X Rp 60.000,00 = Rp
9.000,00

59
Banyak tabungan Dodi setelah satu tahun Rp
69.000,00
Pedoman penskoran :
Setiap item yang dijawab dengan benar diberi skor
maksimal 2
Skor yang diperoleh
Nilai = X 10
Skor maksimal

Wuasa, 11 Maret 2014


Mengetahui Guru Kelas,
Pengawas Sekolah,

Dmus Suroi, S.Pd. Alrimus Rangka .Pd


NIP. 196651226 199003 1 006 NIP.196911241993101001

60
PEMERINTAH KABUPATEN POSO
UPT DINAS P DAN K KEC LORE UTARA
SD NEGERI WUASA
Jln. Desa Napu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( RPP )

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas : VI
Semester : II
Alokasi Waktu: 2 X 35 menit

Disusun oleh :
Alrimus Rangka S.Pd.
NIP. 19691124 199310 1 001

61
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SD Negeri Wuasa

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester: VI / 2

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Standar Kompetensi : 5. Melakukan operasi hitung

pecahan dalam pemecahan

masalah.

Kompetensi Dasar : 5.3 Menentukan nilai

pecahan dari suatu bilangan

Indikator : Menentukan nilai pecahan dari

suatu bilangan atau kuantitas

tertentu

B. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berkaitan

dengan jual beli.

62
2. Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berkaitan

dengan bunga bank.

C. Materi Pembelajaran

1. Jual beli

2. Bunga bank

D. Metode Pembelajaran

Demontrasi, tanya jawab, ceramah, kerja kelompok.

E. Langkah-langkah Kegiatan

1. Kegiatan pendahuluan

Bertanya jawab tentang jual beli dan bunga bank.

2. Kegiatan Inti

a. Setiap kelompok diberi kartu soal berupa kertas

asturo berukuran 10 cm x 15 cm yang telah

didesain dengan komputer untuk menuliskan soal

cerita sesuai materi yang dibahas.

63
b. Kartu yang telah berisi soal yang ditulis oleh

kelompok dikocok kemudian ditukar dengan

kartu soal dari kelompok lain.

c. Guru membagikan kartu yang berisi soal yang

dibuat oleh guru kepada setiap kelompok secara

acak.

d. Setiap kelompok memecahkan soal yang telah

diterima secara bersama – sama.

e. Koreksi jawaban dan pembahasan atas tugas

kelompok.

f. Siswa bertanya tentang hal – hal yang belum

dipahami.

3. Kegiatan Penutup

a. Siswa membuat rangkuman dengan bimbingan

guru.

b. Guru memberi tugas rumah.

64
F. Sumber Belajar

Buku Matematika kelas VI halaman 102 s.d 106

G. Penilaian

Teknik : tes

Jenis : tertulis

Instrumen Soal :

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini !

1. Ibu membeli kain batik seharga Rp 160.000,00 dan

mendapat diskon 25 %. Berapa rupiah harus

dibayar ibu ?

2. Paman membeli sepeda dengan harga Rp

850.000,00. Karena ada keperluan mendesak

sepedanya dijual dan menderita kerugian 10%.

Berapa rupiah ia menjual sepeda tersebut ?

65
3. Gaji Ayah Rp 850.000,00. Setiap bulan Ayah

selalu menyisihkan 5 % untuk menabung. Berapa

rupiah uang Ayah yang ditabung?

4. Bimo membeli sepatu seharga Rp 140.000,00.

Toko memberi diskon 20 % berapa rupiah Bimo

mendapat diskon ?

5. Pak Andi meminjam uang di bank sebanyak Rp

2.000.000,00. Setelah satu tahun Pak Andi harus

mengembalikan pinjaman itu sebesar Rp

2.240.000,00. Berapa % bunga yang harus dibayar

Pak Andi ?

Kunci Jawaban :

1. Diskon = 25 % X Rp 160.000,00 = Rp 40.000,00

Ibu harus membayar = Rp 160.000,00 - Rp

40.000,00

= Rp 120.000,00

2. Kerugian = 10 % X Rp 850.000,00 = Rp 85.000,00

66
Paman menjual sepeda = Rp 850.000,00 - Rp

85.000,00

= Rp 765.000,00

3. Uang ayah yang ditabung = 5 % X Rp

850.000,00

= Rp 42.500,00

4. Diskon yang didapat = 20 % X 140.000,00 = Rp

28.000,00

5. 2.240.000 – 2.000.000

Bunga = X 100 % =

12 %

2.000.000

Pedoman penskoran :

Setiap item yang dijawab dengan benar diberi skor

maksimal 2

Skor yang diperoleh

Nilai = X 10

Skor maksimal

67
Wuasa, 11 Maret 2014
Mengetahui Guru Kelas,
Pengawas Sekolah,

Dmus Suroi, S.Pd. Alrimus Rangka .Pd


NIP. 196651226 199003 1 006 NIP. 1969112419

68

Anda mungkin juga menyukai