Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

“Pendidikan adalah penciptaan suasana belajar dan belajar aktif secara sadar

dan terencana yang memberi kesempatan kepada manusia untuk memperoleh

kualitas spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

negara”.1 Pendidikan memiliki hubungan yang erat dengan sekolah, sekolah

merupakan tempat dimana siswa dapat menemukan, mengembangkan, dan

membekali keterampilan. Sekolah merupakan tempat yang strategis untuk belajar .

“Belajar merupakan perubahan perilaku siswa yang bersifat relatif positif karena

hasil interaksi siswa dengan lingkungan dapat melibatkan proses kognitif pada

siswa”.2

Salah satu ilmu yang sangat penting dalam pendidikan adalah matematika.

Menurut Johnson dan Rising, matematika dalam Hasan Sastra Negara adalah pola

pikir, pola keteraturan, dan pembuktian logis. Matematika adalah bahasa yang

menggunakan istilah yang terdefinisi dengan baik dan kompak. Bahasa

melambangkan ide daripada suara.3

Menurut Abdurrahman mengatakan bahwa matematika harus diajarkan

kepada siswa karena:

(1) selalu digunakan dalam kaitannya dengan kehidupan; (2) semua bidang
studi membutuhkan pengetahuan matematika yang memadai; (3) merupakan
1
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2015).
2
Asep Jihad and Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran ( Yogyakarta: Multi Pressindo,
2013), h. 1.
3
Hasan Sastra Negara, “Konsep Dasar Matematika Untuk PGSD,” Bandar Lampung: CV
Aura, 2016.
komunikator yang kuat, ringkas dan jelas; (4) dapat digunakan untuk
merepresentasikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan
kemampuan penalaran, ketelitian, dan kesadaran spasial; dan (6) memberikan
kepuasan terhadap upaya memecahkan masalah yang sulit atau kemampuan
Problem solving.4

Suatu satu hal yang tidak dapat dipisahkan. Pengajaran matematika, menurut

Ridwan, adalah kemampuan Problem Solving (Pemecahan masalah), menurut

Ridwan, menghadapi masalah yang berbeda, baik masalah individual maupun

kelompok Problem Solving memiliki potensi besar untuk melatih siswa berpikir

kreatif dalam memecahkan masalah.5

Salah satu pelajaran dalam kurikulum 2013 adalah keterampilan pemecahan

masalah. Keterampilan ini mengajarkan pembelajaran melalui penyajian materi

pembelajaran. Mari kita jadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan, yang

akan dianalisis, dibandingkan dan diputuskan untuk mencari pemecahan masalah

atau jawaban siswa. Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah analisis

sistematis yang dapat mengikuti langkah-langkah penyelesaian masalah, yaitu. H.

Mengidentifikasi dan menjelaskan masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan

data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Keterampilan pemecahan

masalah digunakan untuk mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan

psikomotorik siswa.6

Dalam era pembelajaran yang semakin maju pada dewasa ini, kemampuan

Problem solving dapat menjadikan pelajaran sekolah, mengajar dan belajar

menjadi lebih rerlevan dengan kehidupan sehari-hari dengan bantuan pemecahan

4
Abdurrahman, Penelitian Bagi Anak Berkesulitan Belajar, ( Jakarta, Rineka Cipta 2003).
5
Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, ( Jakarta: Pt. Bumi Aksara, 2014): h.1.
6
P. Ratu Ile Tokan, Sumber Kecerdasan Manusia (Human Quotient Resource) Mind
Body Sould Interaction, 102 vols. (Jakarta: Grasindo, 2016).

2
masalah dapat dikenalkan dengan pemecahan masalah yang terampil, adapun

indikator problem solving menurut George Polya di dalam buku ”How To Solve

It”, diantaranya: 1) memahami masalah yang ada; 2) membuat rencana; 3)

menyelesaikan perencanaan; 4) memeriksa ulang,7 sehingga siswa tidak hanya

mampu menyelesaikan soal namun mampu merencanakan pengerjaannya dengan

teliti. Kemampuan problem solving dengan tujuan meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa, terkhusus dalam mata pelajaran statistika yang

biasanya menggunakan soal-soal yang membutuhkan penalaran tingkat tinggi.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis saat melaksanakan

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMPN 10 Lhokseumawe, menunjukkan

kurangnya kemampuan Problem Solving yang dimiliki oleh sebagian besar siswa

dalam memecahkan masalah matematika khususnya pada mata pelajaran

statistika, siswa tidak .mampu memahami masalah, dan tidak mampu

menyelesaikan soal yang diberikan, hal ini disebabkan kurangnya kreativitas guru

dalam menggunakan media pembelajaran dan guru kurang bahkan tidak sama

sekali menggunakan model pembelajaran yang inovatif, sehingga membuat

peserta didik kesulitan memahami serta menyelesaikan soal yang diberikan.

Selain itu, diketahui dari nilai rata-rata hasil ujian siswa pada materi statistika

saat penulis melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) disekolah

tersebut dari tanggal 14 Oktober sampai dengan 14 November 2022 adalah jauh

dibawah nilai KKM yaitu 61, sedangkan batas minimal yang harus dicapai adalah

76. Menanggapi hal tersebut, diperlukannya media pengajaran yang mampu

7
George Polya, How To Solve It: A New Aspect Of Mathematical Method (Princeton
University Press, 2014). Hal. 25-31.

3
.menambah keterampilan siswa dalam menyelesaikan masalah dan meningkatkan

keterampilan Problem Solving siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika.

Menurut Wina, semua media pembelajaran merupakan alat dan bahan yang

dapat digunakan untuk tujuan pendidikan,8 sehingga kehadiran media dalam

pembelajaran bisa merangsang daya pikir, minat dan perhatian siswa, sehingga

proses pembelajaran menjadi efektif, komik adalah media yang cocok.

Menurut Daryanto, media pembelajaran comic adalah bentuk kartun yang

dapat menceritakan tokoh serta menyajikan cerita dalam urutan yang sangat erat

kaitannya dengan grafis dan dibuat untuk mengentertain siswa, karena komik

dalam bentuk kartun bisa menarik perhatian pembaca, khususnya siswa.9 Salah

satu faktor yang meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dalam

matematika adalah penggunaan model pembelajaran yang inovatif, antara lain

media pembelajaran komik berbasis model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL).

Menurut Rusman, Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu inovasi

dalam pembelajaran karena dalam proses belajar mengajar, kemampuan berpikir

siswa benar-benar dioptimalkan melalui proses kerja kelompok atau kelompok

yang sistematis, sehingga memungkinkan siswa untuk senantiasa menguatkan,

melengkapi, menguji. dan mengembangkan kemampuan berpikirnya. ”10

Penggunaan media pembelajaran komik berbasis Problem Based Learning

(PBL) juga masih jarang digunakan di SMPN 10 Lhokseumawe. Penggunaan

8
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran (Jakarta: Prenadamedia Group, 2012).
9
Daryanto, Media Pembelajaran (Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2015):
h.126.
10
Rusman, Model Model Pembelajaran: Mengembangan Profesionalisme Guru ( Jakarta:
Rajawali Pers , 2013).

4
media pembelajaran komik sebagai media belajar untuk menarik perhatian siswa

agar mereka lebih mau berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Dalam

pengertian ini, kemampuan berpikir siswa juga dapat dikembangkan melalui

penerapan Problem Based Learning (PBL). Siswa menghadapi berbagai masalah

kontekstual yang membutuhkan keterampilan berpikir dan memecahkan.

Mengembangkan pemikiran kritis siswa penting untuk melatih siswa memecahkan

masalah yang berpusat pada siswa dengan cara siswa tersebut menghadapi

masalah dalam kehidupannya.11

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan kartun pembelajaran berbasis

masalah (PBL) terhadap pemecahan masalah data statistik siswa di SMPN 10

Lhokseumawe.

1.2 Identifikasi masalah

1. Lemahnya kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan

masalah matematika khususnya pada mata pelajaran statistika.

2. Guru masih kurang dalam menggunakan media pembelajaran matematika

3. Guru tidak menggunakan model pembelajaran yang inovatif.

1.3 Batasan masalah

Mengingat keterbatasan waktu, pengetahuan dan tenga ang peneliti, maka

dilakukan pembatasan masalah. Pembatasan masalah pada penelitian ini bertujuan

untuk mempermudah serta memfokuskan ruang lingkup masalah penelitian yang

tidak akan mengurangi pembahasan pada penelitian ini, antara lain:


11
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,
2011).

5
1. Penelitian ini hanya berlaku untuk siswa kelas IX SMPN 10 Lhokseumawe.

2. Kemampuan problem solving dengan indikator: memahami masalah,

membuat rencana, menyelesaikan rencana, memeriksa kembali.

3. Media pembelajaran komik berbasis Problem based learning (PBL)

mengandung indikator: mengorganisasi peserta didik terhadap masalah,

mengorganisasi siswa untuk belajar, pembimbingan proses, penyelidkan

menyajikan hasil karya dan mengevaluasi.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah disebutkan di atas, maka rumusan masalah

pada penelitian ini yaitu: Apakah ada pengaruh signifikan penggunaan media

pembelajaran komik berbasis Problem-Based Learning (PBL) terhadap

kemampuan Problem Solving siswa materi statistika kelas IX di SMPN 10

Lhokseumawe?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mengetahui pengaruh signifikan

penggunaan media pembelajaran komik berbasis Problem-Based Learning (PBL)

terhadap kemampuan problem solving siswa materi statistika kelas VIII di SMPN

10 Lhokseumawe.

1.6 Manfaat penelitian

1. Secara teoritis, diharapkan penelitian ini nantinya dapat bermanfaat dalam

menginformasikan tentang pengaruh penggunaan media pembelajaran komik

berbasis Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan Problem

6
Solving siswa pada materi statistika dan juga sebagai pengetahuan tambahan

bagi yang membacanya.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan menjadi pedoman dan acuan guru

matematika dalam merancang media pembelajaran matematika dengan

menggunakan komik dan menambah kreativitas guru dalam mengembangkan

media pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar lebih menyenangkan dan

diharapkan dapat menjadi pedoman dan acuan bagi siswa dalam pembelajaran

matematika dalam meningkatkan kemampuan problem solving siswa pada

materi statistik.

3. Secara akademis, Penelitian ini diharapkan dapat melihat pengaruh

penggunaan media pembelajaran komik dengan menggunakan model

pembelajaran Problem- Based Learning (PBL) terhadap kemampuan

Problem Solving siswa pada materi statistika dan mengubah perspektif siswa

sehingga tidak lagi menganggap matematika adalah pelajaran yang

membosankan ataupun menakutkan, dan siswa dapat meningkatkan

kemampuan dalam menyelesaikan masalah matematika.

Anda mungkin juga menyukai