Anda di halaman 1dari 41

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS

MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN


MATEMATIS DITINJAU DARI SELF CONCEPT SISWA SMP

OLEH:
HERLIN
G2I120015

PASCA SARJANA PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2022
Bab PENDAHULUAN
I
Pendidikan merupakan media yang sangat berperan penting untuk

Latar Belakang menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang
seluas-luasnya. Melalui pendidikan akan terjadi perubahan pola pikir
dan terjadi proses pendewasaan diri sehingga di dalam proses
pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi, selalu
disertai rasa tanggung jawab yang besar
Pada umumnya pendidikan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup manusia yang secara teknis operasional dilakukan
melalui suatu proses pembelajaran. Dari proses pembelajaran harus
dapat menjadi perhatian bagi para guru agar tercapai tujuan
pembelajaran dan hasil belajar siswa yang memuaskan, terutama
menyangkut model pembelajaran yang diterapkan bagi anak
berkebutuhan khusus.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang termuat dalam
kurikulum sekolah mulai dari SD sampai dengan SMA. Matematika
perlu diberikan kepada siswa agar siswa memiliki kemampuan berpikir
logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan
bekerjasama (BSNP, 2006: 139).
A. Latar Belakang

Dalam pembelajaran matematika ada lima kemampuan matematis yang perlu diperhatikan oleh guru sebagaimana
yang dinyatakan oleh National Council Of Teacher of Mathematics (NCTM) yaitu kemampuan pemecahan masalah,
penalaran, komunikasi, koneksi, dan representasi. Selain itu NCTM juga menyatakan bahwa pemahaman matematis
merupakan aspek yang sangat penting dalam pembelajaran matematika. Siswa dalam belajar matematika harus dengan
pemahaman. Hal tersebut berakibat bahwa dalam setiap belajar matematika harus ada unsur pemahaman matematisnya.

pemahaman matematis merupakan salah satu tujuan penting dalam pembelajaran matematika, memberikan
pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan. Namun lebih
dari itu, dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri.
Pemahaman matematis merupakan landasan untuk berpikir dalam menyelesaikan persoalan-persoalan
matematika maupun persoalan-persoalan di kehidupan sehari-hari.
A. Latar Belakang

Kemampuan pemahaman matematis di Indonesia boleh dikatakan masih kurang dan perlu ditingkatkan. Hal
ini terlihat dengan adanya beberapa data yang menunjukkan rendahnya pemahaman matematis di Indonesia.
Berdasarkan Studi yang dilakukan TIMSS (International Mathematics and Science Study) mengungkapkan
bahwa siswa Indonesia lemah dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan klastifikasi atau
pembuktian, pemecahan masalah yang memerlukan penalaran matematika, menemukan generalisasi atau
konjektur, dan menemukan hubungan antara data-data atau fakta yang diberikan. Hal ini sesuai dengan data data
yang diperoleh berdasarkan study yang dilakukan oleh TIMSS dimana Indonesia memperoleh peringkat 44
ditahun 2015 dengan skor yang diperoleh adalah 397 untuk rata-rata skor Indonesia dan 500 untuk rata-rata skor
internasional. Sedangkan Studi PISA, siswa Indonesia lemah dalam menyelesaikan soal-soal yang difokuskan
pada mathematics literacy yang ditunjukkan oleh kemampuan siswa dalam menggunakan matematika yang
mereka pelajari untuk menyelesaikan persoalan dalam kehidupan sehari-hari (Amalia, dkk, 2015: 39).
Hasil studi Programme for International Student Assesment ( PISA) yang diselenggarakan oleh
Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) pada tahun 2018 menunjukkan bahwa
kompetensi matematika peserta didik Indonesia memiliki skor rata-rata 379 berada diperingkat ke 73 atau
peringkat ke 7 dari bawah. Namun jika dibandingkan dengan hasil studi Programme for International Student
Assesment ( PISA) tahun 2015 dengan skor rata-rata kemampuan matematika adalah 386 dan berada pada
peringkat 63 maka kedudukan tahun 2018 sangat menurun (Schleicher, 2018:6).
A. Latar Belakang

Kenyataan dilapangan pun menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman matematis


siswa masih rendah, khususnya di SMP Negeri 5 Kendari. Berdasarkan hasil
pengamatan dari jawaban tes awal siswa, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VIII di
SMP Negeri 5 Kendari masih kurang dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan
kemampuan pemahaman matematis siswa. Berangkat dari permasalahan tersebut,
peneliti melakukan observasi terhadap guru matematika saat di kelas, peneliti
menemukan permasalahan yaitu pembelajaran matematika yang dilakukan di kelas
belum sepenuhnya dapat mengembangkan kemampuan tingkat tinggi matematika
siswa seperti kemampuan pemahaman matematis.
A. Latar Belakang

Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas maka perlu dipikirkan solusi yang tepat guna
mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Salah satunya Tentu dengan memilih suatu model
pembelajaran yang bisa mengembangkan pengalaman belajar siswa dalam menemukan dan memahami
konsep matematika. Dengan memilih model pembelajaran dengan kriteria tersebut, maka pembelajaran
akan menjadi lebih efektif dan siswa lebih aktif dalam pembelajaran.
A. Latar Belakang

Suatu alternatif pembelajaran yang dapat mengembangkan pengalaman belajar siswa menurut
saya dengan berbagai referensi adalah model pembelajaran Berbasis masalah. Alasan peneliti
memilih model pembelajaran Berbasis Masalah dalam mengatasi rendahnya kemampuan
pemahaman matematis siswa adalah karena pembelajaran ini menuntut siswa untuk terlibat
aktif dalam berbagai aktivitas yang terus menerus, berpikir dan menjelaskan penalaran,
mengetahui hubungan antara konsep-konsep, bukan hanya menghafal dan membaca saja ,
dimana siswa sejak awal dihadapkan pada suatu masalah, kemudian diikuti oleh proses pencarian
informasi yang bersifat student centered. Pembelajaran berbasis masalah dipusatkan pada siswa yang
dihadapkan pada suatu masalah, bertujuan agar siswa mampu memperoleh dan membentuk
pengetahuannya secara efisien, kontekstual, dan terintegrasi. Melalui pembelajaran berbasis masalah
siswa mempresentasikan gagasannya, siswa terlatih merefleksikan persepsinya, mengargumentasikan dan
mengomunikasikan kepihak lain sehingga guru pun memahami proses berpikir siswa, dan guru dapat
membimbing serta mengintervensikan ide baru berupa konsep dan prinsip. Dengan demikian,
pembelajaran berlangsung sesuai dengan kemampuan siswa, sehingga interaksi antara guru dan siswa,
serta siswa dengan siswa menjadi terkondisi dan terkendali.
A. Latar Belakang

Selain dari segi proses pembelajaran dikelas, beberapa faktor juga yang mempengaruhi kemampuan
pemahaman matematis siswa yang belum maksimal antara lain: (1) siswa tidak memiliki perencanaan
dan pengaturan waktu dalam pembelajaran, (2) siswa tidak memiliki strategi pembelajaran, (3) serta
siswa kurang memanfaatkan sumber-sumber yang ada untuk belajar. Berdasarkan faktor tersebut maka
dibutuhkan juga suatu soft skill atau faktor psikologis yang dapat mengarahkan diri untuk memiliki
suatu perencanaan belajar, pengaturan waktu, memilih strategi yang cocok untuk pembelajarannya guna
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Faktor psikologis yang dimaksud adalah self concept.
A. Latar Belakang

Self concept atau konsep diri adalah semua ide-ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Self concept
merupakan suatu kognisi atas penilaian terhadap aspek-aspek yang ada dalam dirinya, pemahaman atas gambaran
orang lain kepada dirinya, serta gagasan tentang apa yang harus dilakukan.
Self concept matematis adalah keyakinan, perasaan atau sikap seseorang mengenai kemampuannya dalam
memahami atau melakukan sesuatu dalam situasi yang melibatkan matematika. Self concept merupakan fondasi
yang sangat penting untuk keberhasilan. Bukan hanya keberhasilan di bidang akademis, melainkan yang lebih
penting adalah keberhasilan hidup. Orang yang memiliki self concept yang buruk akan sangat sulit berhasil dan
hanya akan menjalani hidup sebagai manusia umumnya

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian
eksperimen yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Terhadap
Kemampuan Pemahaman Matematis ditinjau dari Self Concept Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5
Kendari”.
PENDAHULUAN
Bab
I

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana deskripsi self concept siswa yang diajar dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah dan
Pembelajaran Langsung ?
2. Bagaimana deskripsi kemampuan pemahaman matematis siswa yang diajar dengan model Pembelajaran
berbasis masalah dan pembelajaran Langsung ?
3. Apakah terdapat perbedaan pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Model Pembelajaran
Langsung terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa SMP Negeri 5 Kendari ?
4. Apakah terdapat perbedaan pengaruh model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dan model
pembelajaran langsung terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa pada SMP Negeri 5 kendari
ditinjau dari self concept kategori tinggi ?
Bab PENDAHULUAN
I
B. Rumusan Masalah

5. Apakah terdapat perbedaan pengaruh model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dan Model
Pembelajaran Langsung terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa pada SMP Negeri 5 kendari
ditinjau dari self concept kategori rendah?
6. Apakah terdapat perbedaan pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan
pemahaman matematis siswa SMP Negeri 5 Kendari di tinjau dari self concept kategori tinggi dan rendah ?
7. Apakah terdapat perbedaan pengaruh model pembelajaran langsung terhadap kemampuan pemahaman
matematis siswa SMP Negeri 5 Kendari di tinjau dari self concept kategori tinggi dan rendah ?
8. Apakah terdapat pengaruh interaksi anatara model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Model
Pembelajaran Langsung terhadap kemampuan pemahaman matematis ditinjau dari self concept siswa ?
Bab PENDAHULUAN
I
B. TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.Untuk mengetahui deskripsi self concept siswa yang diajar dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah dan
Pembelajaran Langsung
2. Untuk mengetahui deskripsi kemampuan pemahaman matematis siswa yang diajar dengan model
Pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran Langsung
3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Model Pembelajaran
Langsung terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa SMP Negeri 5 Kendari
4. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dan model pembelajaran
langsung terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa pada SMP Negeri 5 kendari ditinjau dari self
concept kategori tinggi
Bab PENDAHULUAN
I
B. Rumusan Masalah

5. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dan Model
Pembelajaran Langsung terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa pada SMP Negeri 5 kendari
ditinjau dari self concept kategori rendah
6. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan
pemahaman matematis siswa SMP Negeri 5 Kendari di tinjau dari self concept kategori tinggi dan rendah
7. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh model pembelajaran langsung terhadap kemampuan pemahaman
matematis siswa SMP Negeri 5 Kendari di tinjau dari self concept kategori tinggi dan rendah
8. Untuk mengetahui pengaruh interaksi anatara model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Model
Pembelajaran Langsung terhadap kemampuan pemahaman matematis ditinjau dari self concept siswa
KERANGKA BERPIKIR DAN
Bab
A. Kerangka Berpikir III
HIPOTESIS PENELITIAN
KERANGKA BERPIKIR DAN
Bab HIPOTESIS PENELITIAN
III

B. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian yang relevan dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan
diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Terdapat perbedaan pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dan model
pembelajaran langsung terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa kelas VIII SMP
Negeri 5 Kendari.
2. Terdapat perbedaan pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dan model
pembelajaran langsung terhadap kemampuan pemahaman matematis ditinjau dari self-
concept terkategori tinggi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Kendari.
3. Terdapat perbedaan pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran
langsung terhadap kemampuan pemahaman matematis ditinjau dari self-concept terkategori
rendah pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Kendari.
KERANGKA BERPIKIR DAN
Bab HIPOTESIS PENELITIAN
III

LANJUTAN……

4. Terdapat Terdapat perbedaan pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap


kemampuan pemahaman matematis ditinjau dari self-concept kategori tinggi dan rendah
pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Kendari.
5. Terdapat perbedaan pengaruh model pembelajaran langsung terhadap kemampuan
pemahaman matematis ditinjau dari self-concept kategori tinggi dan rendah pada siswa kelas
VIII SMP Negeri 5 Kendari.
6. Terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran berbasis masalah dan model
pembelajaran langsung terhadap kemampuan pemahaman matematis ditinjau dari self-
concept siswa.
Bab METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu
Penelitian IV

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII SMP B. Jenis Penelitian


Negeri 5 Kendari pada semester ganjil tahun
pelajaran 2021/2022 pada materi SPLDV

Jenis penelitian ini merupakan penelitian Quasi


eksperimental design (eksperimen semu).
Bab METODE PENELITIAN
C. Desain Penelitian IV

Model desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah The Posttest-Only
Control Group Design.
Bab METODE PENELITIAN
Populasi Dan Sampel Penelitian IV

1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Kendari tahun
ajaran 2021/2022.

2. Sampel
Sampel penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu VIIIF dan VIIIH yang di tentukan secara
Simpel Random Sampling kemudian untuk penentuan kelas eksperimen dan kelas control
peneliti menentukan secara random. Hasil random class diperoleh kelas VIIIH sebagai
kelas eksperimen yaitu kelas yang diajar dengan pembelajaran Berbasis Masalah dan kelas
VIIIF sebagai kelas control yaitu kelas yang diajar dengan pembelajaran langsung.
Bab METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian IV

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model


pembelajaran Berbasis masalah dan model
pembelajaran langsung,

variabel terikat dalam dalam penelitian ini adalah


kemampuan pemahaman matematis,

variabel moderat dalam penelitian ini adalah self


concept siswa dengan kategori tinggi, dan
rendah.
Bab METODE PENELITIAN
IV

INSTRUMEN PENELITIAN

1). Angket Self concept


1. Instrumen Non Tes 2). Lembar Observasi

1. Instrumen Tes Tes kemampuan pemahaman matematis


yang diberikan kepada siswa berupa tes
tertulis dalam bentuk uraian
Bab METODE PENELITIAN
IV

TEKNIK ANALISIS DATA

Analisis deskriptif pada penelitian ini diperlukan


untuk mendeskripsikan karakteristik variabel
terikat dalm hal ini tes kemampuan pemahaman
matematis siswa melaui rata-rata (mean), median,
modus standar deviasi, minimum dan maksimum.

Analisis inferensial dalam penelitian ini untuk


menguji hipotesis perbedaan rata-rata kemampuan
pemahaman matematis siswa yang diajar
menggunakan model pembelajaran Berbasis
Masalah pada kelas eksperimen dan model
pembelajaran langsung pada kelas control yang
ditinjau dari self concept siswa.
Bab HASIL DAN PEMBAHASAN
V
Hasil Analisis Secara Deskriptif

A. Analisis Data Deskriptif Self Concept Siswa


Kelas Eksperimen dan Kontrol

1. Self concept Siswa kelas Eksperimen


Bab HASIL DAN PEMBAHASAN
V
Hasil Analisis Secara Deskriptif

A. Analisis Data Deskriptif Self Concept Siswa


Kelas Eksperimen dan Kontrol

2. Self concept Siswa kelas Kontrol


Bab HASIL DAN PEMBAHASAN
V
Hasil Analisis Secara Deskriptif

B. Analisis Data Kemampuan Pemahaman


Matematis Kelas Eksperimen dan Kontrol
Bab HASIL DAN PEMBAHASAN
V
Hasil Analisis Inferensial

A. Uji Normalitas Kemampuan Pemahaman


Matematis Siswa

Uji normalitas data masing kelas dilakukan pada kelas eksperimen yang diajar dengan pembelajaran
Bermasalah dan kelas kontrol yang diajar dengan pembelajaran langsung. Hasil uji normalitas masing-
masing kelas dapat dilihat pada Tabel 5.6
Bab HASIL DAN PEMBAHASAN
V Hasil Analisis Inferensial

B. Uji Normalitas Self Concept Siswa

Tinggi

Rendah
Bab HASIL DAN PEMBAHASAN
V
Hasil Analisis Inferensial

B. Uji Homogenitas Kemampuan Pemahaman


Matematis Siswa

Uji homogenitas varians kelas eksperimen dan kelas kontrol dimaksudkan untuk mengetahui
homogenitas varians kemampuan pemahaman matematis. Hasil uji homogenitas kelas eksperimen dan
kelas eksperimen kontrol disajikan pada Tabel 5.10
Bab HASIL DAN PEMBAHASAN
V Hasil Analisis Inferensial

B. Uji Homogenitas Self Concept Siswa

Tinggi

Rendah
Bab HASIL DAN PEMBAHASAN
V Hasil Analisis Inferensial

C. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan bantuan software SPSS 21 dengan taraf signifikan α = 0.05.
Kriteria Uji :
Terima H0 : Jika Sig. ≥ α = 0.05
Tolak H0 : Jika Sig. < α = 0.05
Keterangan :
H0= Tidak terdapat perbedaan pengaruh rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis antara
siswa yang diajar dengan model pembelajaran REACT dan model pembelajaran Generatif
H1= rata-rata kemampuan pemahaman matematis antara siswa yang diajar dengan model
pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan model pembelajaran
Langsung.
Bab HASIL DAN PEMBAHASAN
V
Hasil Analisis Inferensial

1. UjiPengaruh Model PembelajaranPBMDan Model


LangsungTerhadapKemampuanPemahamanMatematisSiswa

Hipotesis statistic yang diujiadalah:


H0 :
H1 :
Bab HASIL DAN PEMBAHASAN
V Hasil Analisis Inferensial

2. UjiPengaruh Model PembelajaranPBM Dan Model


PembelajaranLangsungTerhadapKemampuanPemahamanMatematisSiswaditinjaudariself
Concept kategoritinggi

Hipotesisstatistic yang diujiadalah:


H0 :
H1 :
Bab HASIL DAN PEMBAHASAN
V Hasil Analisis Inferensial

3.UjiPengaruh Model PembelajaranPBMDan Model


PembelajaranLangsungTerhadapKemampuanPemahamanMatematisSiswaditinjaudariself
Concept kategoriRendah
Hipotesis statistic yang diujiadalah:
H0 :
H1 :
Bab HASIL DAN PEMBAHASAN
V Hasil Analisis Inferensial

4UjiPengaruh Model Pembelajaran


PBMTerhadapKemampuanPemahamanMatematisSiswaditinjaudariself Conceptkategori Tinggi
danRendah.
Hipotesisstatistic yang diujiadalah:
H 0:
H 1:
Bab HASIL DAN PEMBAHASAN
V Hasil Analisis Inferensial

5. UjiPengaruhModel
PembelajaranLangsungTerhadapKemampuanPemahamanMatematisSiswaditinjaudariself
Concept kategoriTinggi danRendah.
Hipotesisstatistic yang diujiadalah:
H 0:
H 1:
Bab HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Inferensial
V

6. Uji Pengaruh Interaksi Model Pembelajaran PBM dan Model Pembelajaran Langsung
Terhadap Kemampuan Pemahaman matematis Siswa Ditinjau Dari Tingkat Self Concept
Hipotesis statistic yang diuji adalah:
Rumus hipotesis yang akan di uji adalah:
H0 : µij = 0
H1 : µij > 0
Kriteria Uji :
Terima H0 : Jika Sig. = 0
Tolak H0 : Jika Sig. > 0
Bab HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Lanjut
V

1. UjiPengaruh Kemampuan Pemahaman Matematis kelasEksperimen Yang Memiliki Self Concept


Tinggi Dan KelasKontrol Yang MemilikiSelf ConceptRendah

Hipotesisstatistic yang diujiadalah:


H0:
H1:
Bab HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Lanjut
V

2. UjiPengaruhKemampuanPemecahanMasalahMatematisSiswa Yang
DiajarDenganPembelajaranREACT Yang MemilikiSelf Regulated LearningRendah Dan Siswa
Yang DiajarDengan Model PembelajaranGeneratif Yang MemilikiSelf Regulated
LearningTinggi

Hipotesis statistic yang diujiadalah:


H0 :
H1 :
Bab HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan
V

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :


Bab HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan
V

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai