PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penting untuk dipelajari dan sangat bermanfaat bagi peserta didik untuk
menyatakan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang mengkaji suatu hal
yang abstrak ke dalam hal-hal yang konkret dimana seseorang diajak berpikir
matematika, serta proses belajar mengajar untuk membantu siswa mencapai hasil
belajar yang optimal. Salah satu tujuan dari pembelajaran matematika adalah agar
1
2
masalah merupakan upaya untuk mencari jalan keluar dalam mencapai suatu
survey PISA (Programme for International Student Assessment) pada tahun 2015
Indonesia menempati ranking 63 dari 72 negara peserta dengan skor rata–rata 386
untuk matematika dengan rata–rata skor internasional adalah 490. Faktor yang
menjadi penyebab dari rendahnya prestasi siswa Indonesia dalam PISA yaitu
lemahnya kemampuan pemecahan masalah non - routine atau level tinggi. Soal
yang diujikan dalam PISA terdiri dari 6 level (level 1 terendah sampai level 6
rutin pada level 1 dan 2. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
matematika itu sulit, banyak menggunakan rumus, terutama pada materi teorema
pythagoras. Siswa masih kesulitan memahami soal yang diberikan oleh guru yaitu
materi teorema pythagoras yang diaplikasikan dalam bentuk soal kehidupan nyata.
Siswa mengerti jika diberikan soal seperti yang dicontohkan guru, namun jika
diberikan soal baru siswa kesulitan dalam memahami soal tersebut karena siswa
4
Semester tahun ajaran sebelumnya siswa yang tidak mengalami ketuntasan pada
materi teorema pythagoras mencapai 35% padahal materi ini sangat penting untuk
diketahui oleh siswa. Rendahnya nilai hasil tes siswa menunjukkan bahwa nilai
Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah teorema pythagoras. Salah
satu kompetensi dasar yang ada pada materi teorema pythagoras adalah
gaya belajar, karena setiap beberapa siswa memiliki gaya belajarnya masing-
masing, meskipun mereka dalam satu kelas yang sama. Hal ini diperkuat dari hasil
wawancara terhadap salah satu siswa yang menyatakan bahwa matematika adalah
belum menarik perhatian siswa. Dengan mengetahui gaya belajar siswa, guru
dalam menyerap materi pelajaran. Sejalan dengan hal ini, Afif (2016:6)
5
menyatakan bahwa tidak akan ada pelajaran yang sulit jika setiap anak
Gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan
berpikir, memproses dan mengerti suatu informasi (Amir, 2015: 163). Selain itu,
gaya belajar siswa, karena menurut Aljaberi (2015:154), gaya belajar mengarah
untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, sekolah, dan dalam situasi antar
(2010:119) mengungkapkan ketiga jenis gaya belajar memiliki arti yang berbeda-
beda. (1) Siswa dengan gaya belajar visual lebih banyak menggunakan indra
penglihatan untuk membantu belajar sehingga siswa dengan gaya belajar visual
akan lebih suka belajar dengan cara melihat, mengamati, dan menggambarkan
pendengaran unuk mempermudah proses belajar. Oleh sebab itu, siswa dengan
gaya belajar auditorial akan lebih banyak mendengarkan dan berbicara. (3) Siswa
dengan gaya belajar kinestetik lebih banyak menggunakan fisiknya sebagai alat
6
belajar yang optimal. Kegiatan fisik yang dilakukan siswa dengan gaya belajar
Gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik secara
Ditinjau Dari Gaya belajar Siswa Pada Materi Teorema pythagoras Kelas VIII
B. Masalah Penelitian
1. Identifikasi Masalah
gaya belajar.
2. Rumusan Masalah
7
dari gaya belajar visual pada materi teorema pythagoras di kelas VIII SMP
Negeri 6 Singkawang ?
dari gaya belajar auditorial pada materi teorema pythagoras di kelas VIII
dari gaya belajar kinestetik pada materi teorema pythagoras di kelas VIII
C. Tujuan Penelitian
yang ditinjau dari gaya belajar visual pada materi teorema pythagoras di kelas
yang ditinjau dari gaya belajar auditorial pada materi teorema pythagoras di
yang ditinjau dari gaya belajar kinestetik pada materi teorema pythagoras di
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang ditinjau dari gaya belajar
2. Manfaat Praktis
e. Bagi peneliti lain, dapat digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan