Nim : 180406008
Salah satu keahlian yang wajib dipahami siswa lewat pendidikan matematika
merupakan pemecahan permasalahan matematis. Pemecahan permasalahan matematis ialah
aspek yang berarti namun tingkatan keahlian pemecahan permasalahan matematis siswa yang
ada di Indonesia masih terkategori rendah. Rendahnya keahlian pemecahan permasalahan
matematis siswa dapat diketahui oleh hasil uji TIMSS (Trends in International Mathematic
and Science Study) pada tahun 2011 yang menilai hasil belajar siswa pada sudut pandang
kognitif dari 3 aspek ialah pengetahuan, pelaksanaan, serta pemikiran. Maka hasil TIMSS,
yang telah dilansir oleh Martin (2012:40) menampilkan kalau skor rata- rata hasil belajar
siswa di Indonesia untuk bidang matematika merupakan 406, sebaliknya standar rata- rata
internasional merupakan 500. Bersumber pada hasil survey PISA (OECD,2013) pada tahun
2012, Indonesia menduduki urutan ke- 64 dari 65 negeri yang di nilai dengan nilai rata- rata
keahlian matematisnya ialah 375 dari nilai standar rata- rata yang diresmikan oleh PISA
merupakan 500. Pada survei tersebut, salah satu penanda kognitif yang dinilai merupakan
keahlian pemecahan permasalahan matematis. Hasil survei TIMMS serta PISA membuktikan
kalau keahlian pemecahan permasalahan matematis siswa di Indonesia masih rendah.
Pemecahan permasalahan merupakan sesuatu proses ataupun upaya orang buat
merespon ataupun menanggulangi halangan ataupun hambatan kala sesuatu jawaban ataupun
tata cara jawaban belum nampak jelas. Siswono(2008). Pada biasanya permasalahan
matematika bisa dibedakan jadi 2 bagian, ialah permasalahan teratur serta permasalahan tidak
teratur (Anonim, 2007). Permasalahan teratur merupakan permasalahan yang ialah latihan
biasa yang bisa dituntaskan dengan prosedur yang telah umum digunakan, sebaliknya
permasalahan tidak teratur merupakan permasalahan yang buat menyelesaikannya dibutuhkan
pemikiran lebih lanjut sebab prosedurnya tidak sejelas permasalahan teratur ataupun dengan
kata lain, permasalahan tidak teratur menyajikan suasana baru yang belum sempat ditemukan
tadinya. Dalam suasana baru yang diartikan terdapat tujuan yang jelas mau dicapai namun
metode pencapaiannya tidak lekas timbul dalam benak siswa.
Pada dasarnya pemecahan permasalahan merupakan usaha mencari jalur keluar dari
sesuatu kesusahan buat menggapai tujuan yang tidak lekas bisa dicapai (Polya,1973).
Pemecahan permasalahan ialah perwujudan dari sesuatu kegiatan mental yang terdiri dari
beragam keahlian serta aksi kognitif (Kirkley,2003) yang diartikan buat memperoleh
pemecahan yang benar dari permasalahan. Pada pendidikan matematika di sekolah, guru
umumnya menjadikan pemecahan permasalahan selaku bagian berarti yang mesti
dilaksanakan. Perihal tersebut dimaksudkan, tidak hanya buat mengenali tingkatan
kemampuan siswa terhadap modul pendidikan, pula buat melatih siswa supaya sanggup
mempraktikkan pengetahuan yang dimilikinya kedalam bermacam suasana serta
permasalahan berbeda. Terdapat 3 karateristik berarti dari dari tiap permasalahan, ialah: (1)
yang dikenal, ialah seluruh faktor benar, relasi- relasinya serta persyaratan membentuk
kondisi permasalahan, (2) tujuan, ialah penyelesaian ataupun hasil yang di idamkan dari
permasalahan, serta (3) hambatan, ialah karaterikstik dari permasalahan serta menjadikan
susah untuk orang yang membongkar permasalahan tersebut (Gama,2014:31).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan kesulitan terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa didalam gaya belajar pada siswa SMP ?
2. Bagaimana cara megatasi kesulitan belajar siswa terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa berdasarkan gaya belajar siswa ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hal apa yang menyebabkan kesulitan terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa yang ada didalam gaya belajar siswa SMP.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara megatasi kesulitan belajar siswa terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berdasarkan gaya belajar siswa.
D. Solusi Teoritis
Salah satu aspek yang pengaruhi penerimaan ataupun energi serap siswa terhadap
matematika merupakan gaya belajar. Gaya belajar merupakan suatu pendekatan yang
menarangkan menimpa gimana orang belajar ataupun metode yang ditempuh oleh tiap- tiap
orang buat berkonsentrasi pada proses serta memahami data yang susah serta baru lewat
anggapan yang berbeda (Ghufron,2013:42). Suparman(2010) menarangkan kalau gaya
belajar merupakan campuran dari bermacam seorang meresap, keahlian mengendalikan serta
mencerna data.
Maka dari itu pemecahan terhadap kasus matematis siswa yakni, sangat berarti
seseorang guru mengidentifikasi gaya belajar yang dipunyai oleh tiap siswa. Sebab taraf
kecerdasan serta penyelesaian permasalahan siswa berbeda – beda. Oleh sebab itu, guru harus
mengetahui sesungguhnya jalur ataupun proses matematika itu dapat dimengerti ataupun
dipahami oleh siswa. Dengan mengenali gaya belajar siswa hendak sangat menolong guru
dalam proses pendidikan. Guru bisa menolong siswa mengoptimalkan penyelesaian
permasalahan matematika serta mendesak siswa buat mengkonstruksi pengetahuan dibenak
mereka bersumber pada gaya belajarnya sendiri supaya mempengaruhi terhadap berpikir
logis, analisis serta kreatifitas siswa. Tetapi taraf kecerdasan serta pemecahan permasalahan
salah satunya diakibatkan oleh terdapatnya perbandingan gaya belajar yang dipunyai oleh
tiap siswa. Menguasai gaya belajar tiap siswa merupakan perihal yang berarti.
(Nasution,2010) kesesuaian antara gaya mengajar dengan gaya belajar siswa dapat
mempertinggi efektifitas belajar. Kebalikannya, guru matematika yang tidak teliti dalam
memakai tata cara pendidikan di dalam kelas, akan membuat siswanya menghadapi
kesusahan didalam menerima materi yang ia jelaskan.
Daftar Pustaka
DePorter dan Mike Hernacki. 2009. Quantum Learning. Bandung: Kaifa PT. Mizan Pustaka.
Nasution. 2010. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Suparman. 2010. Gaya Belajar yang Menyenangkan Siswa. Yogyakarta: Pinus Book