ABSTRAK
Abstrak harus ditulis secara singkat dalam bahasa indonesia dan
dilengkapi dengan bahasa inggris atau bahasa arab. Abstrak berisi uraian
yang jelas tentang tujuan, hasil, dan kesimpulan penelitian. Referensi tidak
boleh ditulis dalam abstrak, tetapi jika sangat diperlukan, nama penulis dan
tahun terbit harus dikutip. Singkatan yang tidak standar harus dihindari.
Abstrak ditulis maksimal 200 kata.
ABSTRACT
Ketentuan abstrak dalam bahasa inggris atau arab sama dengan yang di
atas.
Keywords
A. PENDAHULUAN
Pemecahan masalah merupakan salah satu bagian dari kompetensi
dan keterampilan siswa abad 21 yang diukur dan menjadi parameter
keberhasilan siswa dalam literasi numerasi baik di asesmen nasional (AN)
dan asesmen kompetensi madrasah Indonesia (AKMI). Hal ini didasarkan
pada peranan pentingnya penguasaan matematika di kehidupan sehari-hari
dalam memecahkan masalah yang beragam, berkonteks, dan terintegrasi
disiplin ilmu lainnya. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa Indonesia masih
rendah, yaitu: 1) TIMSS 2015, skor matematika siswa Indonesia berada di
peringkat 44 dari 49 negara dengan rata-rata skor 397(Nizam, 2016), 2)
PISA 2015, skor rata-rata siswa Indonesia pada matematika yaitu 387 dari
skor rata-rata 490, sedangkan TIMSS 2016 skor matematika siswa
Indonesia adalah 395 dari skor rata-rata 500 dan menempatkan Indonesia
pada urutan bawah dan di belakang Vietnam (Tim GLN, 2017b), dan 3)
PISA 2018, skor rata-rata matematika siswa Indonesia 379 (tergolong
rendah) dari skor rata-rata 500 yang menempatkan Indonesia berada di
peringkat 74 dari 79 negara dan Jauh tertinggal dari Singapura di peringkat
2(OECD, 2019). Data skor PISA 2018 siswa Indonesia di matematika dapat
dilihat pada Gambar 1. Tren skor membaca, Matematika, dan Sains siswa
Indonesia di bawah ini:
B. KAJIAN TEORI
1. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan proses usaha dalam
menemukan jalan keluar dari masalah (Polya, 1973). Dalam
matematika, kemampuan pemecahan masalah harus dimiliki siswa
dalam menyelesaikan soal-soal/masalah matematika yang
berkonteks, HOTS, dan nalar. Pemecahan masalah matematika
adalah usaha siswa menggunakan pengetahuan dan
keterampilannya dalam menemukan solusi dari suatu masalah
matematika (Davita & Pujiastuti, 2020). Pemecahan masalah
matematika memiliki dua makna adalah: 1) pemecahan masalah
sebagai pendekatan pembelajaran, yang digunakan untuk
menemukan kembali (reinvention) dan memahami materi, konsep,
dan prinsip matematika. Pembelajaran dimulai dengan orientasi
situasi/masalah yang berkonteks kemudian melalui proses induksi
siswa menemukan konsep/prinsip matematika, 2) sebagai
kompetensi yang dicapai, yang dirinci menjadi lima indikator, yaitu:
a) mengidentifikasi kecukupan data, b) membuat model/representasi
matematika dari dari masalah dan memecahkannya, c) memilih dan
menerapkan strategi penyelesaian, d) menginterpretasikan hasil dan
mereview jawaban, dan e) menerapkan matematika yang bermakna
(Sumarmo, 2013).
Tahapan aktivitas pemecahan masalah matematika yang
digunakan dalam penelitian ini mengacu pada tahapan aktivitas
Polya, yaitu: 1) memahami masalah (understand the problem),
mengidentifikasi apa saja yang diketahui, ditanya, unsur yang ada
baik jumlah, hubungan, dan nilai-nilai yang terkait serta apa yang
dicari berdasarkan pemahaman terhadap masalah, 2)
merencanakan strategi penyelesaian (devise a plan),
mengidentifikasi operasi dan strategi apa saja yang dibutuhkan
dalam pemecahan masalah, 3) Melaksanakan rencana strategi
(carry out the plan), melakukan tindakan penyelesaian berdasarkan
rencana yang sudah didesain, dan (4) memeriksa kembali (looking
back), memeriksa kembali jawaban dan proses yang telah dilakukan
selama pemecahan masalah (Polya, 1973).
2. Self-Esteem
Self-esteem adalah hasil penilain diri yang diwujudkan pada
perilaku yang positif dan negative di lingkungannya. Self-esteem
juga merupakan aspek psikologis yang memberi pengaruh terhadap
tingkat keberhasilan/kesuksesan akademik siswa di sekolah (Young
& Hofmann, 2004). Siswa dengan self-esteem yang tinggi cenderung
percaya diri dalam situasi sosial yang dihadapi dan yakin dalam
menangani tugas-tugas yang dihadapi, mempertahankan rasa
keingintahuannya secara alami dalam belajar serta memiliki
semangat dan antusias ketika menghadapi tantangan. Sebaliknya
siswa yang self-esteem rendah menghindari situasi/masalah yang
berpotensi membuat dirinya merasa malu dihadapan individu lainnya
(Lawrence, 2006).
3. PBL berbasis Smart Solution
PBL merupakan model pembelajaran yang menggunakan
masalah yang berkonteks di kehidupan nyata bagi siswa untuk
belajar berpikir kritis, terampil dalam memecahkan masalah, dan
memproleh konsep dari materi pembelajaran (Anwar & Jurotun,
2019). Smart solution merupakan cara penyelesaian
soal-soal/masalah matematika dengan cepat, efisien, dan efektif.
PBL berbasis smart solution merupakan model pembelajaran
matematika yang menyajikan masalah yang berkonteks, HOTS, dan
nalar untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan
pemecahan masalah matematika yang cepat, efisien, dan efektif.
Adapun sintaks PBL berbasis smart solution mengacu pada sintaks
PBL, yaitu: (1) orientasi peserta didik pada masalah, (2)
mengorganisasi peserta didik untuk belajar, (3) membimbing
penyelidikan individual atau kelompok, (4) mengembangkan dan
menyajikan hasil karya, dan (5) Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah (Ariawan & Putri, 2020).
4. Penelitian Lain yang Relevan
Rencana tindakan penelitian ini relevan dengan beberapa
penelitian terdahulu, yaitu: 1) Studi Pratiwi & Musdi yang berjudul:
“Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Peserta Didik melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning”
tahun 2021, hasil penelitian ini adalah penerapan PBL dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
Persamaan kedua penelitian terletak pada fokus kajian penerapan
PBL dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa, 2) Studi Suginem dengan judul: “Penerapan
Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Aktivitas
dan Hasil Belajar Siswa” tahun 2021, hasil penelitian ini adalah
penerapan model PBL dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran. Persamaan kedua penelitian
terdapat pada penggunaan PBL dalam pembelajaran dan metode
penelitian, 3) Studi Fatah, Suryadi, Subandar, & Turmudi yang
berjudul: “Open-Ended Approach: An Effort In Cultivating Students’
Mathematical Creative Thinking Ability And Self-Esteem In
Mathematics” tahun 2016, hasil penelitian ini adalah kemampuan
berpikir kreatif dan self-esteem siswa lebih baik melalui
pembelajaran Open-Ended pada matematika dibandingkan pada
pembelajaran konvensional. Persamaan penelitian di atas dengan
rencana penelitian ini adalah sama-sama mengkaji self-esteem
siswa dalam belajar matematika meskipun berbeda dalam
penggunaan model pembelajaran dan jenis penelitian, dan 4) Studi
Ugwuanyi, Okeke, & Asomuga dengan judul: “Prediction of Learners’
Mathematics Performance by Their Emotional Intelligence, Self-
Esteem And Self-Efficacy” tahun 2020, hasil penelitian ini adalah
self-esteem merupakan salah satu factor utama penentu tingkat
prestasi siswa dalam belajar matematika. Persamaan kedua
penelitian adalah sama-sama mengkaji self-esteem siswa dalam
pembelajaran matematika meskipun berbeda dalam desain
penelitian.
5. Kerangka Berpikir
Berdasarkan telaah kajian teori di atas, dapat dibuat kerangka
berpikir pada penelitian ini, yaitu:
Kemampuan
Guru belum menerapkan
pemecahan masalah
Kondisi awal pendekatan/ model
matematika dan self-
pembelajaran aktif
esteem siswa rendah
Siklus II
Kemampuan pemecahan
Kondisi Akhir masalah matematika dan
self-esteem siswa
meningkat
6. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka
hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah melalui penerapan
model pembelajaran PBL berbasis smart solution dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan self-esteem
siswa madrasah dalam pembelajaran matematika.
C. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti dan guru. Rencana tindakan
adalah penerapan PBL berbasis smart solution dalam meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah dan self-esteem siswa pada
pembelajaran matematika. Penelitian dilaksanakan dalam empat tahapan,
yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan
(observation), dan refleksi (reflection) (Kemmis & McTaggart, 1992). PTK
ini mengacu pada desain PTK model Kemmis dan McTaggart pada gambar
di bawah ini:
D. PEMBAHASAN
Pembahasan dan hasil penelitian harus disajikan dengan jelas dan singkat.
Bagian pembahasan hendaknya memuat manfaat dari hasil penelitian.
Hendaknya berisi jawaban - jawaban dari rumusan masalah. Perbandingan
dengan temuan penelitian sebelumnya sebaiknya disertakan.
E. PENUTUP
Kesimpulan penelitian disajikan secara singkat, naratif, dan tidak
menggunakan bentuk penomoran. Dampak penelitian sebaiknya
disebutkan.
F. DAFTAR PUSTAKA
Sumber kutipan ditulis dengan standard American Psychological
Association (APA) citation.
Nizam. 2016. Ringkasan Hasil-hasil Asesmen Belajar dari Hasil UN, PISA,
TIMSS, INAP. Puspendik.
Verdianingsih, E. 2017. Self-Esteem dalam Pembelajaran Matematika Self-
Esteem In Mathematics Education. Eduscope, Januari, 2017, Vol. 03
No. 02.
OECD. 2019. Indonesia - Country Note - PISA 2018 ResultsVolume I-III.
Retrieved from: https://www.oecd. org/pisa/publications/PISA2018_C
N_IDN.pdf
Fatah, A, Suryadi, D, Subandar, J &Turmudi. 2016. Open-Ended Approach:
An Effort In Cultivating Students’ Mathematical Creative Thinking
Ability And Self-Esteem In Mathematics. Journal on Mathematics
Education Volume 7, No. 1, January 2016, pp. 11-20
Novriani, M. R. & Surya, S. 2017. Analysis of Student Difficulties in
Mathematics Problem Solving Ability at MTS Swasta IRA Medan.
International Journal of Sciences: Basic and Applied Research
(IJSBAR)(2017) Volume 33, No 3, pp 6375.
Mahdayani, R. 2016. Analisis Kesulitan Siswa Dalam Pemecahan Masalah
Matematika Pada Materi Aritmetika, Aljabar, Statistika, Dan
Geometri. Jurnal Pendas Mahakam.Vol.1 (1).86-98
Kemmis, S., & McTaggart, R. (1992). The action research planner(3rd ed.).
Geelong: Deakin University Press
Novferma, 2016. Analisis Kesulitan Dan Self-Efficacy Siswa Smp Dalam
Pemecahan Masalah Matematika Berbentuk Soal Cerita. Jurnal
Riset Pendidikan Matematika Volume 3 - Nomor 1, Mei 2016, (76 -
87)
Latifah, T & Afriansyah, E. A. 2021. Kesulitan Dalam Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa Pada Materi Statistika.
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME)
Volume 3, No. 2, Juli 2021, pp. 134 – 150.
Lawrence, D. (2006). Enhancing self-esteem in the classroom (3rded.).
London: Paul Chapman Publishing
Heartherton, T. F., & Wyland, C. L. (2004). Assessing self-esteem. Dalam
Lopez, S. J., & Synder, C. R. (Eds.). Positive Psychological
Assessment: A Handbook of Models and Measures (pp. 219-233).
Wahyuningsih, Nurhaedah, & Amir, A.M. 2021. Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dalam Meningkatkan
Keaktifan Belajar Peserta Didik. Pinisi: Journal of Teacher
Professional. Volume 3, Nomor 3 November 2021 e-ISSN: 2723-
1631.
Sumarmo. 2013. Kumpulan Makalah Berpikir dan Disposisi Matematika
serta Pembelajarannya. Jurusan Pendidikan Matematika : FMIPA
UPI.
Polya, G. (1973). How to solve It. New Jersey: Princeton University Press
Davita.P.W.C & Pujiastuti, H. 2020. Anallisis Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Ditinjau Dari Gender. Jurnal matematika
Kreatif-Inovatif. Kreano 11 (1) (2020): 110-117
Anwar, K., & Jurotun, J. 2019. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar
Siswa SMA Pada Dimensi Tiga Melalui Model Pembelajaran PBL
Berbantuan Alat Peraga. Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif,
10(1), 94–104.
Pratiwi, R & Musdi, E. 2021. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Peserta Didik Melalui Model Pembelajaran
Problem Based Learning. Jurnal Edukasi dan Penelitian Matematika,
Vol. 10 No. 1 Maret 2021, 85-91.
Young, E. L., & Hoffmann, L. L. 2004. Self esteem in children: Strategies for
parents and educators. Dalam A. S. Canter et. al. (Eds), Helping
children at home and school II: Strategies for families and educators
(pp 87-89 (S5)). Bethesda, MD: NASP Publications.
Ariawan, R & Putri, K.J. 2020. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Matematika dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
disertai Pendekatan Visual Thinking pada Pokok Bahasan Kubus
dan Balok Kelas VIII. Juring (Journal for Research in Mathematics
Learning),Vol. 3, No. 3, September 2020, 293 – 302.
Suginem. 2021. Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Metaedukasi:
Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol.3, No.1, 2021