Anda di halaman 1dari 7

EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar | p-ISSN 2085-1243 | e-ISSN 2579-5457

Vol. 10 No.2 Juli 2018 | Hal 98-104

ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR


DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMECAHAN MASALAH

Ummu Fauzi Saja’ah1


Universitas Pendidikan Indonesia

Abstract:. One of the goals of mathematical education is for students to have the ability to
solve problems that include the ability to understand problems, design math models,
complete the model and interpret the solutions obtained. So that students are expected to
solve the problems that they encounter in their daily lives. However, difficulties can not be
avoided when students are faced with the problems they encountered. The purpose of this
study is to explain 1) Student difficulties in completing problem-solving question based on
Polya's approach; 2) The cause of student difficulty in completing problem solving.
Research method used is descriptive qualitative research method. The subject of this
research is the fourth grade students in one elementary school in West Bandung Regency
with a total of 30 students. Once analyzed, the results obtained are that students are having
difficulty at 1) Determining the way in which the solution should be done to solve the
problem; 2) Perform correct count operation 3) Conclude from result obtained.
Keyword: student difficulties, problem solving.

Abstrak: Salah satu dari tujuan pendidikan matematika adalah agar siswa memiliki
kemampuan untuk memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang
diperoleh. Sehingga siswa diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan yang ia temui
dalam kehidupan sehari-hari. Namun, kesulitan-kesulitan tidak dapat dihindari ketika siswa
dihadapkan pada persoalan yang ia temui. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menjelaskan 1) Kesulitan-kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah
berdasarkan langkah menurut Polya; 2) Penyebab kesulitan siswa dalam menyelesaikan
soal pemecahan masalah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
kualitatif deskriptif. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas IV di salah satu SD di
Kabupaten Bandung Barat dengan jumlah siswa 30 orang. Setelah dianalisis, hasil yang
diperoleh bahwa siswa mengalami kesulitan pada 1) Menentukan cara penyelesaian yang
seharusnya dilakukan untuk menyelesaikan soal tersebut; 2) Melakukan operasi hitung
secara benar 3) Membuat kesimpulan dari hasil yang telah diperoleh.
Kata Kunci: Kesulitan siswa, pemecahan masalah

PENDAHULUAN matematika yang dilaksanakan di sekolah


Dalam kurikulum di Indonesia, bertujuan agar siswa memiliki kemampuan
matematika merupakan salah satu bagian : 1) Memahami konsep matematika,
dari mata pelajaran yang diberikan untuk menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
membekali siswa dengan kemampuan mengaplikasikan konsep atau algoritma,
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,
kreatif, dan kemampuan bekerja sama serta dalam pemecahan masalah 2)
kemampuan pemecahaan masalah. Hal ini Menggunakan penalaran pada pola dan
sesuai dengan tujuan mata pelajaran sifat, melakukan manipulasi matematika
matematika dalam Kurikulum Tingkat dalam membuat generalisasi, menyusun
Satuan Pendidikan (BNSP, 2006) yang bukti, atau menjelaskan gagasan dan
menjelaskan bahwa pembelajaran pernyataan matematika 3) Memecahkan

1
Universitas Pendidikan Indonesia, Email: ummufauzi@student.upi.edu

98 EduHumaniora: Vol. 10 No. 2, Juli 2018


masalah yang meliputi kemampuan mengatasi permasalahan dihidupnya kelak.
memahami masalah, merancang model Kemampuan pemecahan masalah siswa
matematika, menyelesaikan model dan meliputi kemampuan dalam membaca soal,
menafsirkan solusi yang diperoleh 4) memahami maksud soal, mampu
Mengomunikasikan gagasan dengan menuliskan apa yang diketahui dan apa
simbol, tabel, diagram, atau media lain yang ditanyakan, mampu menentukan
untuk memperjelas keadaan atau masalah rumus-rumus yang akan digunakan,
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan menghitung berdasarkan rumus atau
matematika dalam kehidupan, yaitu melakukan operasi hitung secara akurat,
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan dan kemampuan menemukan jawaban
minat dalam mempelajari matematika, serta dengan benar. Kemampuan-kemampuan
sikap ulet dan percaya diri dalam tersebut perlu dimiliki oleh setiap siswa.
pemecahan masalah. Namun, beberapa kesalahan dapat
Sejalan dengan tujuan matematika dilakukan oleh siswa yang mengalami
yang telah diuraikan diatas, salah satu kesulitan dalam belajar matematika.
kemampuan yang diharapkan dapat Kesulitan siswa tersebut merupakan
dimiliki oleh siswa adalah kemampuan kesalahan dalam memahami soal,
pemecahan masalah. Suherman (2003) kesalahan dalam pengambilan keputusan
menyebutkan “Pemecahan masalah atau menentukan cara penyelesaian dan
merupakan hal yang sangat penting, karena kesalahan dalam melakukan perhitungan.
dalam proses pembelajaran maupun Peneliti tertarik dan mencoba
penyelesaian, siswa dimungkinkan mengidentifikasi beberapa kesulitan yang
memperoleh pengalaman menggunakan dialami siswa terhadap soal pemecahan
pengetahuan serta keterampilan yang sudah masalah. Dari hasil tes yang diberikan,
dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan selanjutnya dianalisis mengenai apa
masalah yang tidak rutin”. Hal tersebut kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa
diperkuat dengan pendapat Holmes dalam mengerjakan soal pemecahan
(Wardhani, 2010) yang menyebutkan masalah dengan mengacu pada strategi
mengenai latar belakang atau alasan pemecahan masalah Polya. Berdasarkan
seseorang perlu belajar memecahkan uraian tadi, maka tujuan dari penelitian ini
masalah matematika adalah adanya fakta adalah untuk menjelaskan 1) kesulitan-
dalam abad dua puluh satu ini bahwa orang kesulitan yang dialami siswa dalam
yang mampu memecahkan masalah akan menyelesaikan soal pemecahan masalah, 2)
mampu memecahkan masalah hidup penyebab kesulitan siswa dalam
dengan produktif. Holmes menambahkan, menyelesaikan soal pemecahan masalah.
orang yang terampil memecahkan masalah
akan mampu berpacu dengan kebutuhan TINJUAN PUSTAKA
hidupnya, menjadi pekerja yang lebih Pemecahan Masalah
produktif, dan memahami isu-isu kompleks Suatu masalah apabila diberikan kepada
yang berkaitan dengan masalah global. seorang anak dan anak tersebut langsung
Sesuai dengan pendapat diatas, mengetahui bagaimana cara
maka kemampuan pemecahan masalah menyelesaikannya dengan benar, maka soal
perlu diberikan sejak usia siswa sekolah tersebut tidak dapat dikatakan sebagai
dasar. Kemampuan pemecahan masalah masalah. Suatu permasalahan adalah
yang diajarkan dapat menjadi keterampilan keadaan yang mendorong seseorang untuk
yang akan dibawa pada masalah-masalah menyelesaikannya akan tetapi seseorang itu
keseharian siswa dalam membuat belum mengetahui secara langsung cara
keputusan. Dengan demikian, kemampuan penyelesainnya maka itulah yang dikatakan
pemecahan masalah yang dimiliki sebagai suatu masalah. Ruseffendi (1991)
diharapkan mampu membantu siswa dalam mengemukakan bahwa suatu persoalan

Ummu Fauzi Saja’ah: Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Pemecahan Masalah 99
merupakan masalah bagi seseorang bila Merencanakan penyelesaian masalah dapat
persoalan itu tidak dikenalnya, dan orang berupa misalkan menggambarkan masalah
tersebut mempunyai keinginan untuk dalam bentuk diagram, memilih dan
menyelesaikannya, terlepas apakah menggunakan pengetahuan aljabar yang
akhirnya sampai atau tidak kepada jawaban diketahui dan konsep yang relevan untuk
masalah tersebut. membentuk model atau kalimat
Pemecahan masalah merupakan matematika. Kemampuan melakukan
salah satu pendekatan dan juga sebagai langkah kedua ini tergantung pada
tujuan dalam pembelajaran matematika. pengalaman siswa yang bervariasi dalam
Menurut Branca (Susilawati, 2012) bahwa menyelesaikan masalah seperti siswa
pemecahan masalah merupakan tujuan pernah menemukan soal ini sebelumnya
umum dalam pembelajaran matematika, atau soal serupa dengan bentuk lain.
bahkan sebagai jantungnya matematika c. Menyelesaikan rencana
artinya kemampuan pemecahan masalah penyelesaian
merupakan kemampuan dasar dalam Menyelesaikan rencana penyelesaian
belajar matematika. Selain itu menurut adalah melakukan operasi hitung secara
NCTM pemecahan masalah mengandung benar dalam menerapkan strategi untuk
tiga pengertian yaitu pemecahan masalah mendapatkan solusi dari masalah. Langkah
sebagai tujuan, sebagai proses dan sebagai ini menekankan pada pelaksanaan prosedur
keterampilan. yang ditempuh. Pada langkah ini siswa
Polya (Suherman, 2012) dituntut ketelitian dan ketekunan agar
mendefinisikan bahwa pemecahan masalah mampu melakukan operasi hitung dengan
merupakan suatu usaha mencari jalan benar jika tidak maka hasil yang diperoleh
keluar dari suatu kesulitan guna mencapai akan salah.
suatu tujuan yang tidak begitu mudah d. Mengecek kembali
segera dapat dicapai. Pemecahan masalah Langkah ini menekanan pada bagaimana
adalah kemampuan siswa dalam cara memeriksa kebenaran jawaban yang
memahami dan berfikir untuk mencari jalan diperoleh meliputi memperkirakan dan
penyelesainnya. Pemecahan masalah memeriksa kebenaran jawaban, masuk
tersebut adalah meliputi kemampuan akalnya jawaban, dan apakah memberikan
memahami masalah, merancang model pemecahan terhadap masalah semula serta
matematika, menyelesaikan model dan memberikan alternatif cara lain dalam
menafsirkan solusi yang diperoleh. Jadi, menyelesaikan soal.
pemecahan masalah adalah mencari cara-
metode melalui kegiatan mengamati, Kesulitan Belajar
memahami, mencoba, menduga, Wood (2007) menjelaskan beberapa
menemukan, dan meninjau kembali. Polya karakteristik kesulitan belajar yang dialami
(Suherman, 2012) berpendapat bahwa siswa ketika belajar matematika yaitu 1)
tahapan memecahkan masalah adalah kesulitan membedakan angka, simbol-
sebagai berikut: simbol, dan bangun ruang, 2) tidak bisa
a. Memahami masalah mengingat dalil-dalil matematika, 3)
Memahami masalah meliputi : memahami menulis angka dalam ukuran kecil, 4) tidak
dan mengidentifikasi apa fakta atau memahami simbol-simbol matematika, 5)
informasi yang diberikan, apa yang lemahnya kemampuan berpikir abstrak, 6)
ditanyakan, diminta untuk dicari, atau lemahnya kemampuan metakognisi
dibuktikan. Sering sekali siswa gagal dalam (kemampuan mengidentifikasi serta
menyelesaikan soal karena siswa tidak memanfaatkan algoritma dalam
paham akan masalah yang disajikan. memecahkan soal matematika). Sementara
b. Memilih pendekatan atau strategi Wood (2011) membagi kesulitan belajar
pemecahan menjadi tiga kategori besar, yaitu 1)

100 EduHumaniora: Vol. 10 No. 2, Juli 2018


kesulitan dalam berbicara dan berbahasa, 2) kilometer berapakah Truk A dan Truk B
permasalahan dalam hal kemampuan berhenti bersama-sama?
akademik, 3) kesulitan lainnya yang Jawaban yang diharapkan : KPK 90
mencakup kesulitan dalam mengoordinasi dan 120 = 360
gerakan anggota tubuh. Truk A dan Truk B akan berhenti
Kesulitan berbahasa berkaitan dengan pada kilometer 360
keterlambatan siswa dalam hal pemahaman Jawaban yang muncul dari siswa :
bahasa. Sebagaian siswa menemui kendala
dalam mencerna apa yang diucapkan
maupun yang tertulis dalam bentuk
kalimat-kalimat. Permasalahan dalam hal
kemampuan akademik salah satunya
meliputi keterlambatan dalam hal
berhitung. Berhitung melibatkan angka-
angka, pemahaman berbagai simbol Gambar 1.1
matematis. Masalah yang berhubungan
dengan matematika yang baru terjadi pada
kelas-kelas tinggi yang lebih sering
berkaitan dengan logika.

METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara yang
digunakan peneliti untuk mengumpulkan Gambar 1.2
data secara objektif. Penelitian ini
menggunakan penelitian kualitatif Kesulitan-kesulitan yang dialami
deskriptif dengan mengumpulkan data dari siswa dalam menjawab soal nomor 1 adalah
hasil tes yang diberikan kepada 30 siswa :
kelas IV di sebuah sekolah dasar di 1. Siswa tidak memahami
Kabupaten Bandung Barat. Kemudian data kalimat yang terdapat dalam soal. Siswa
tersebut digambarkan melalui kata-kata tidak mengerti maksud yang diinginkan
atau uraian deskriptif untuk dari pertanyaan tersebut.
mengidentifikasi kesulitan anak dalam 2. Siswa mungkin lupa
menyelesaikan soal pemecahan masalah. bagaimana menentukan KPK dan FPB
dengan metode atau cara sisir seperti yang
terlihat pada gambar 2 sehingga salah
HASIL PENELITIAN DAN dalam menentukan KPK maupun FPB.
PEMBAHASAN 3. Siswa salah dalam
Dari hasil tes yang diperoleh siswa melakukan perhitungan.
dalam menjawab soal pemecahan masalah, Sebagian besar siswa menjawab
peneliti menganalisis setiap butir soal soal nomor 1 dengan salah dalam
sesuai dengan indikator dari langkah menentukan cara penyelesaian dan
pemecahan masalah menurut Polya dan menjawab operasi hitung dengan benar. Hal
mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang tersebut dapat disebabkan oleh kemampuan
dialami siswa, apa yang menjadi penyebab siswa dalam mengubah soal cerita menjadi
siswa salah dalam menjawab soal tersebut. kalimat matematika masih rendah,
Soal nomor 1 kemampuan dasar yang harus dimiliki
Sebuah Truk A berhenti setelah siswa seperti memahami konsep
berjalan 90 km. Truk B berhenti setelah penjumlahan dan perkalian juga masih
berjalan 120 km. Jika kedua Truk berangkat kurang serta ketelitian dalam melakukan
pada tempat dan waktu yang sama, pada operasi hitung masih kurang. Pada soal

Ummu Fauzi Saja’ah: Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Pemecahan Masalah 101
nomor 1 ini peneliti bermaksud untuk
melihat indikator pada langkah terakhir
tahapan pemecahan masalah yaitu
memeriksa kembali jawaban dengan
mencari alternatif cara lain yang dapat
digunakan dalam menjawab soal nomor 1.
Namun, ada satu orang siswa yang dapat

Gambar 2.2

menjawab dengan alternatif lain selain Kesulitan-kesulitan siswa dalam


menggunakan cara KPK yaitu dengan menjawab soal nomor 2 adalah :
penjumlahan seperti tampak pada jawaban 1. Siswa tidak memahami
berikut ini: maksud dari pertanyaan, apa yang
Gambar 1.3 ditanyakan dari soal tersebut, apa yang
diminta untuk dicari jawabannya.
Soal nomor 2 2. Siswa salah menentukan
Ibu ingin membagikan buah apel FPB dan salah melakukan operasi hitung
sebanyak 30 buah, jeruk sebanyak 32 buah, dengan benar.
dan mangga sebanyak 48 buah kepada Sebagian siswa sudah benar dalam
saudara-saudaranya dalam bentuk menjawab soal nomor 2, beberapa siswa
bingkisan. Setiap saudara mendapat jumlah belum bisa menjawab dengan tepat karena
buah sama banyak. kendalanya pada menentukan FPB dan
a) Berapa banyak saudara yang melakukan operasi hitung dengan benar.
mendapat bingkisan dari Ibu? Hal itu disebabkan oleh siswa mungkin
b) Berapa banyak masing- lupa bagaimana menentukan FPB, siswa
masing buah yang diterima oleh saudara tidak teliti dalam melakukan operasi hitung
Ibu? perkalian. Siswa tidak mencoba mencari
Jawaban yang diharapkan : FPB dengan menggunakan pohon faktor,
a) FPB dari 30, 32 dan 48 = 2, banyak siswa yang menggunakan cara
jadi saudara yang mendapat bingkisan dari seperti pada gambar 2.2. Pada soal nomor
ibu 2 orang 2 ini peneliti bermaksud untuk melihat
b) Apel : 30 : 2 = 15 buah apakah siswa dapat menjalankan operasi
Jeruk : 32 : 2 = 16 buah hitung dengan benar sesuai dengan langkah
Mangga : 48 : 2 = 24 buah pemecahan masalah yang ketiga yaitu
Jadi, masing-masing saudara ibu penyelesaian cara atau strategi yang telah
dapat 15 buah apel, 16 buah jeruk dan 24 direncanakan. Sebagian siswa sudah benar
buah mangga. dalam melakukan operasi hitung namun
Jawaban yang muncul dari siswa : sebgaian lagi masih keliru dalam
melakukan operasi hitung.

Soal nomor 3
Disebuah Desa sedang mengadakan
lomba makan kerupuk. Anto dapat
memakan 6 kerupuk dalam 3 menit.
Sedangkan Badu dapat memakan 3 kerupuk
Gambar 2.1
dalam 6 menit. Berapa kerupuk yang dapat

102 EduHumaniora: Vol. 10 No. 2, Juli 2018


mereka makan secara bersama-sama dalam pemecahan masalah yang kedua yaitu
waktu 18 menit? merencanakan strategi penyelesaian.
Jawaban yang diharapkan: Dapat Beberapa siswa tepat dalam melakukan
diselesaikan dengan mencari kelipatan strategi penyelesaian. Namun, masih
Anto Waktu 3 6 9 12 15 18 banyak siswa yang keliru dalam memilih
Kerupuk 6 12 18 24 30 36 strategi penyelesaian seperti yang terlihat
Badu Waktu 6 12 18
pada gambar 3.1 dan gambar 3.2.
Kerupuk 3 6 9

Soal nomor 4
Anto selama 18 menit memakan kerupuk
Disebuah kandang terdapat 10
sebanyak 36
kepala bebek dan sapi. Jumlah kaki bebek
Badu selama 18 menit memakan kerupuk
dan sapi itu ada 30. Berapa banyak bebek
sebanyak 9
dan berapa banyak sapi yang ada di
jadi mereka makan kerupuk secara
kandang itu?
bersama-sama sebanyak 45 kerupuk
Jawaban yang diharapkan : 5 ekor
Jawaban yang muncul dari siswa
sapi dan 5 ekor bebek
adalah :
Jawaban yang muncul dari siswa :

Gambar 3.1
Gambar 4.1

Gambar 4.2
Gambar 3.2

Kesulitan-kesulitan siswa dalam


Kesulitan-kesulitan siswa dalam
menjalankan soal nomor 4 adalah siswa
menjawab soal nomor 3 adalah:
tidak memahami apa yang ditanyakan, apa
1. Siswa tidak memahami
yang diminta untuk dicari jawabannya dari
kalimat matematika yang terdapat dalam
soal. Siswa tidak mengerti kalimat
soal.
matematika yang terdapat dalam soal.
2. Siswa tidak memahami
Siswa mungkin lupa mengaitkan
konsep kelipatan
konsep kehidupan nyata kedalam
3. Siswa kebingungan dalam
pembelajaran seperti terlihat dari jawaban
mencari cara menyelesaikan soal tersebut.
siswa berikut ini :
Beberapa siswa dapat menjawab
soal ini dengan tepat, namun sebagian
siswa masih salah dalam menjawab soal ini.
Hal ini disebabkan karena siswa mungkin
lupa dengan konsep kelipatan yang telah
diajarkan, kemampuan memahami bahasa
Gambar 4.3
dalam soal masih rendah, pengalaman
Siswa lupa bahwa bebek memiliki 2
siswa dalam mengerjakan soal seperti ini
kaki sementara sapi memiliki 4 kaki.
masih minim. Pada soal nomor 3 ini peneliti
Dengan memperhatikan itu siswa akan
bermaksud melihat cara atau strategi yang
mudah menjawab soal nomor 4. Beberapa
digunakan sesuai dengan langkah

Ummu Fauzi Saja’ah: Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Pemecahan Masalah 103
siswa dapat menjawab soal ini dengan tidak memahami konsep penjumlahan,
benar. Namun, siswa yang lain masih salah perkalian, dan pembagian.
dan kebingungan dalam menjawab soal Adapun saran yang dapat disampaikan
terakhir ini. Pada soal ini peneliti ingin setelah melakukan penelitian ini yaitu 1)
melihat apakah siswa memahami masalah dalam pembelajaran hendaknya guru
yang disajikan dalam soal dan melihat menggunakan berbagai metode atau model
apakah jawaban yang diberikan masuk akal pembelajaran yang merangsang siswa
atau tidak berdasarkan pertanyaan yang untuk dapat memecahkan masalah, lebih
diberikan. Tetapi melihat jawaban yang ada penting siswa agar memahami konsep
masih banyak siswa yang belum bisa matematika terlebih dahulu 2) guru
menyelesaikan soal nomor 4 ini. Hal ini memberikan bantuan kepada siswa yang
disebabkan siswa tidak mampu bernalar mengalami kesulitan dengan menggunakan
dengan baik, siswa terbiasa menggunakan teknik scafolding, yaitu memberikan
cara atau strategi yang telah dipelajari bantuan secara bertahap sampai siswa
sehingga siswa tak bisa mencari cara atau mampu mengerjakan tugas secara mandiri,
strategi lain. 3) siswa perlu diberikan latihan-latihan
pemecahan masalah sehingga siswa
KESIMPULAN menjadi terbiasa dengan soal-soal tersebut
Berdasarkan analisis tes soal pemecahan
masalah dan pembahasan menunjukkan DAFTAR PUSTAKA
bahwa kesulitan-kesulitan siswa dalam BNSP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan
menyelesaikan soal pemecahan masalah Pendidikan. Jakarta: Dirjen
berdasarkan langkah Polya sebagian besar Ruseffendi, E. T. (1991). Penilaian
adalah dalam hal 1) memahami maksud Pendidikan dan Hasil Belajar Siswa
kalimat dari soal yang diberikan. Siswa Khususnya dalam Pengajaran
tidak memahami apa yang ditanyakan, 2) Matematika untuk Guru dan Calon
menentukan cara atau strategi penyelesaian Guru. Bandung: Diktat.
yang seharusnya dilakukan. Siswa masih Suherman, E. (2003). Strategi
keliru dalam menggunakan strategi Pembelajaran Matematika
peyelesaian, seperti seharusnya Kontemporer. Bandung: Balai
menggunakan cara FPB tetapi siswa Percetakan dan Penerbitan UPI
menyelesaikan dengan cara penjumlahan, Suherman, E. (2012). Belajar dan
3) melakukan operasi hitung secara benar. Pembelajaran Matematika. Bandung:
Penyebab siswa mengalami Balai Percetakan dan Penerbitan UPI
kesulitan tadi adalah sebagai berikut 1) Susilawati, W & Anita. (2012). Model-
siswa tidak mengerti bahasa dalam kalimat model Pembelajaran Inovatif. Bandung:
sehingga siswa tidak tahu maksud dari soal Universitas Islam Negeri Sunan
yang diberikan oleh karena itu siswa salah Gunung Djati
menentukan cara penyelesaian. Siswa sulit Wardhani, Sri, dkk. (2010). Pembelajaran
mengubah dari soal cerita menjadi kalimat Kemampuan Pemecahan Masalah
matematika, 2) kurangnya penguasaan Matematika di SD. Yogyakarta:
berbagai strategi dalam menyelesaikan Kemendiknas Dirjen Peningkatan Mutu
soal-soal, 3) siswa tidak terbiasa untuk Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
menyelesaikan soal pemecahan masalah (PPPPTK) Matematika.
sehingga ketika dihadapkan pada persoalan Wood, D.R. (2007). Professional Learning
tersebut siswa tidak bisa menjawab dengan Communities: Teachers, Knowledge,
tepat, 4) kurangnya ketelitian dan kehati- and Knowing Theory into Practice,
hatian dalam melakukan operasi hitung 46(4), 281-290
sehingga siswa masih salah dalam Wood, D, dkk. (2011). Kiat Mengatasi
menjalankan dan menjawab soal. Siswa Gangguan Belajar.Yogyakarta: Katahati

104 EduHumaniora: Vol. 10 No. 2, Juli 2018

Anda mungkin juga menyukai