Anda di halaman 1dari 9

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama Guru : Opi Aropi

Asal Institusi: SMK AUTO MATSUDA

Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1. Rendahnya Menurut Mariam, S., Nurmala, N., Nurdianti, D., Analisis dari hasil
kemampuan Rustyani, N., Desi, A., & Hidayat, W. (2019). kajian literatur dan
pemecahan Pembelajaran matematika masih cenderung wawancara mengenai
masalah berorientasi pada buku teks, menyajikan materi, rendahnya kemampuan
matematis memberikan contoh-contoh soal dan meminta siswa pemecahan masalah
peserta didik mengerjakan contoh soal dan membahasnya secara matematis peserta
bersama-sama. Pembelajaran seperti ini tentunya didik yaitu sebagai
kurang dapat memacu atau mengembangkan berikut:
kemampuan pemecahan masalah matematis pada 1) Peserta didik masih
siswa. Sebab, saat siswa diberikan soal yang berbeda kebingungan dan
sedikit dengan apa yang dicontohkan guru tentunya kesulitan dalam
siswa akan merasa kebingungan dan kesulitan dalam menyelesaikan soal
menyelesaikannya. Dalam tujuan umum pendidikan yang berbeda
matematika juga dikatakan bahwa terdapat aspek- dengan yang
aspek yang harus ditekankan pada peserta didik dicontohkan.
yakni diantaranya; 1) Memahami konsep 2) Peserta didik tidak
matematika, maksudnya siswa mampu menjelaskan memahami soal,
keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep rumus, dan
atau algoritma secara luwes, akurat effesien dan mengartikan suatu
tepat, dalam pemecahan masalah; 2) menggunakan simbol matematika.
penalaran pada pola dan sifat, melakukan 3) Sebagian besar
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, peserta didik tidak
menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan bisa memahami
pernyataan matematika; 3) memecahkan masalah soal yang berbentuk
yang meliputi kemampuan memahami masalah, soal cerita
merancang model matematika, menyelesaikan model 4) Sebagian besar
dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4) peserta didik tidak
mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, bisa menyelesaikan
diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan soal-soal aplikasi
atau masalah; 5) memliki sikap menghargai atau soal-soal
kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu pemecahan masalah
mempunyai rasa ingin tahu, perhatian, dan minat 5) Peserta didik
dalam mempelajari matematika, serta ulet dan menjawab soal
percaya diri dalam pemecahan masalah. tanpa menggunakan
Mariam, S., Nurmala, N., Nurdianti, D., Rustyani, langkah-langkah
N., Desi, A., & Hidayat, W. (2019). Analisis umum pemecahan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa masalah
dengan menggunakan metode open ended di 6) Peserta didik
Bandung Barat. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan kurang diberikan
Matematika, 3(1), 178-186. latihan soal yang
https://www.j-cup.org/index.php/cendekia/article/view/94 bervariatif
Menurut Zulfah (2017), mengemukakan bahwa 7) Peserta didik
terdapat gejala-gajala yang berkaitan dengan kurang menguasai
rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika dasar
matematis yakni diantaranya: 1) sebagian besar operasi bilangan
siswa tidak bisa mengerjakan soal yang beda dari 8) Lemahnya
contoh soal yang diberikan oleh guru; 2) sebagian kemampuan literasi
besar siswa tidak bisa memahami soal yang peserta didik dalam
berbentuk soal cerita yang baik; 3) sebagian besar soal cerita
siswa tidak bisa menyelesaikan soal-soal aplikasi
atau soal-soal pemecahan masalah; 4) siswa
menjawab soal tanpa menggunakan langkah-langkah
umum pemecahan masalah.
Zulfah, Z. (2017). Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
Dengan Pendekatan Heuristik Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Naumbai Kecamatan Kampar. Jurnal Cendekia:
Jurnal Pendidikan Matematika,1(2), 1-12
https://www.j-
cup.org/index.php/cendekia/article/download/23/18
Menurut Afifah Sholihat, dkk (2022). Rendahnya
kemampuan pemecahan masalah matematis
merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi
pendidik. Rendahnya kemampuan pemecahan
masalah mengakibatkan siswa hanya dapat
mengerjakan soal-soal rutin atau yang sama persis
dengan yang diberikan oleh guru, sehingga siswa
tidak terbiasa mengerjakan soal yang tidak rutin
yang menimbulkan siswa mengalami kesalahan-
kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika.
Kesalahan- kesalahan yang sering ditemukan dalam
menyelesaikan soal matematika berupa kesalahan
memahami soal, kesalahan menggunakan rumus,
kesalahan dalam perhitungan, dan kesalahan dalam
mengartikan suatu simbol matematika.
A Sholihat, R Marlina. (2022). Analisis Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMK Kelas
XI pada Materi Satistika. Lemma: Letters Of
Mathematics Education, volume 8 Nomor 2 Juni 2022,
halaman 76-90.
Open Journal Systems (upgrisba.ac.id)
Hasil wawancara dengan Bapak Sugianda, S.Pd.
(Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum dan guru
Matematika SMK Auto Matsuda)
1) Kurang diberikan latihan soal yang bervariatif
2) Peserta didik kurang menguasai matematika
dasar operasi bilangan
3) Lemahnya kemampuan literasi peserta didik
dalam soal cerita
4) Kemampuan pemahaman konsep masih rendah
2. Proses Menurut Hasriadi, (2022). Masyarakat Indonesia Analisis dari hasil
pembelajaran masih mempertahankan pola fikirnya yaitu kerja kajian literatur dan
dikelas belum keras tanpa adanya inovasi. Di Indonesia wawancara mengenai
inovatif kemampuan yang sebaiknya ditanamkan kepada proses pembelajaran
peserta didik seperti nilai budaya dan karakter dikelas yang belum
yang baik kini mulai hilang akibat dari inovatif yaitu sebagai
perkembangan teknologi yang begitu pesat karena berikut:
perkembangan tersebut lebih menuntut kebutuhan 1) Masyarakat
pasar sehingga nilai-nilai karakter yang baik tidak Indonesia masih
dapat di tanamkan secara maksimal dalam diri mempertahankan
peserta didik. Hal ini harus juga menjadi perhatian pola fikirnya yaitu
lebih karena orang cerdas yang tidak bermoral dapat kerja keras tanpa
menjadi ancaman dalam lingkunganya. Perilaku adanya inovasi
yang mesti dibentuk dalam diri setiap anak didik 2) Kemampuan yang
adalah kejujuran, bertanggung jawab, saling ditanamkan
meghargai, patuh, percaya terhadap kemampuan diri, kepada peserta
cinta perdamaiaan serta memiliki rasa simpati didik seperti nilai
terhadap orang disekelilingnya. Sikap dan karakter budaya dan
peserta didiknya dibentuk beriringan dengan karakter yang baik
pengembangan kecerdasan serta potensi peserta kini mulai hilang
didik. Agar dapat memberikan efek yang baik dalam 3) Pembelajaran
proses pembelajaran masih berpusat
Hasriadi (2022). Metode Pembelajaran Inovatif di pada guru sehingga
Era Digitalisasi (137). model
https://sinestesia.pustaka.my.id/journal/article/view/161/53 pembelajaran
Menurut Muhali M.(2019) Pembelajaran inovatif di belum dapat
abad 21 berorientasi pada kegiatan untuk melatihkan mengakomodir
keterampilan esensial sesuai framework for 21st keseluruhan
century skills, yaitu keterampilan hidup dan karir, karakteristik
keterampilan inovasi dan pembelajaran, dan peserta didik secara
keterampilan informasi, media, dan TIK. komprehensif
Karakteristik pembelajaran untuk
melatihkan 4) Masih ada kendala
keterampilan esensial tersebut mengarah pada proses diantaranya sarana
pembelajaran yang interaktif, holistik,integratif, pendukung yang
saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, masih terbatas
dan berpusat pada peserta didik, sehingga dalam seperti laptop,
implementasinya pendidik dapat merancang kegiatan komputer, infocus
dengan memilih metode/model pembelajaran yang dan jaringan
dapat mengakomodir keseluruhan karakteristik internet
tersebut secara komprehensif. Penilaian dalam 5) Pribadi peserta
pembelajaran abad 21 disusun dan dikembangkan didik maupun guru
untuk mengukur pencapaian belajar peserta didik kurang terampil
yang meliputi kompetensi pengetahuan (berpikir 6) Metode penilaian
kritis dan pemecahan masalah, kreativitas dan dalam proses
inovasi, kolaborasi, kemunikasi), kompetensi pembelajaran yang
intrapersonal (kemampuan kerja dalam tim, belum bervariasi,
kolaborasi, komunikasi, kerja sama, dan koordinasi), hanya menilai dari
dan kompetensi interpersonal (kemampuan untuk unsur pengetahuan
bekerja dengan orang lain seperti kemampuan peserta didik.
manajemen diri, kerjasama, komunikasi yang efektif,
dan kemampuan mejaga hubungan dengan orang lain
secara emosional).
Muhali, M. (2019). Pembelajaran inovatif abad ke-
21. Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Ilmu
Pendidikan: E-Saintika, 3(2), 25-50.
https://doi.org/10.36312/e-saintika.v3i2.126
Menurut Nugroho, H. (2018). Peneliti
memperkirakan bahwa rendahnya prestasi belajar
diantaranya disebabkan oleh pembelajaran masih
satu arah, kurangnya penguasaan kemampuan
matematika dasar peserta didik, kurangnya minat
dan motivasi peserta didik dalam belajar, termasuk
dalam memperhatikan penjelasan guru di kelas dan
kemauan belajar di rumah. Hal tersebut diketahui
dari hasil pekerjaan beberapa evaluasi atau ulangan
yang dilakukan dan berdasarkan jawaban siswa dari
tanya jawab informal kepada peserta didik. Dari
hasil refleksi diperoleh bahwa pada waktu
pembelajaran dikelas, guru seyogyanya mampu
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,
menarik, menantang, kreatif, inovatif sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dan pemahaman peserta
didik terhadap pelajaran matematika. Hal ini agar
meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Nugroho, H. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Realistic
Mathematics Education (RME) untuk Meningkatkan Motivasi
dan Prestasi Belajar Matematika Materi Statistika pada
Peserta Didik Kelas XI TP3RP SMK Negeri 1 Kendal Tahun
Pelajaran 2015/2016. Journal Of Medives : Journal
Of Mathematics Education IKIP Veteran Semarang, 2(2), 213-
223.
Penerapan Model Pembelajaran Realistic Mathematics
Education (RME) untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi
Belajar Matematika Materi Statistika pada Peserta Didik Kelas
XI TP3RP SMK Negeri 1 Kendal Tahun Pelajaran 2015/2016 |
Journal of Medives : Journal of Mathematics Education IKIP
Veteran Semarang (ivet.ac.id)
Hasil wawancara dengan Bapak Sugianda, S.Pd
(Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum dan guru
Matematika SMK Auto Matsuda)
1) Pembelajaran yang inovatif di era 4.0 sudah
kebanyakan menggunakan IT, karena sangat
membantu meningkatkan kualitas pembelajaran,
membantu memvisualisasikan ide-ide abstrak,
membantu memudahkan siswa untuk memahami
materi yang sedang dipelajari dan masih banyak
lagi manfaat lainnya.
2) Masih ada kendala diantaranya sarana
pendukung yang masih terbatas seperti laptop,
komputer, infocus dan jaringan internet.
3) Pribadi peserta didik maupun guru kurang
terampil.
4) Metode penilaian dalam proses pembelajaran
yang belum bervariasi, hanya menilai dari unsur
pengetahuan peserta didik.
3. Kemampuan Menurut Dekriati Ate, Yulius Keremata Lede Analisis dari hasil
menyimak dan (2022). Hasil PISA dari tahun ke tahun menunjukan kajian literatur dan
menghitung bahwa kemampuan literasi numerasi dari siswa di wawancara mengenai
peserta didik Indonesia masih rendah. Pada tahun 2015, Indonesia kemampuan menyimak
masih rendah mendapatkan nilai matematika 387 dari nilai rata- dan menghitung
(Literasi, rata 490, dan pada tahun 2018, Indonesia peserta didik masih
Numerasi) mendapatkan nilai matematika 379. Sedangkan tergolong rendah yaitu
TIMSS, pada tahun 2016 Indonesia memperoleh sebagai berikut:
nilai matematika 395 dari rata-rata 500 (OECD, 1) Kemampuan
2016; OECD, 2018). literasi numerasi
Dekriati Ate, Yulius Keremata Lede (2022). Analisis dari peserta didik
Kemampuan Siswa Kelas VIII dalam Menyelesaikan di Indonesia masih
Soal Literasi Numerasi (473) rendah
https://j-cup.org/index.php/cendekia/article/view/1041/556 2) Studi nasional &
Menurut Ahmad , Setyowati & Ati, (2021). Menurut internasional,
studi nasional & internasional, tingkat literasi siswa tingkat literasi
Indonesia masih rendah. peserta didik
Ahmad , Setyowati & Ati, (2021). Kemampuan Guru Indonesia masih
dalam Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) untuk rendah
Mengetahui Kemampuan Literasi dan Numerasi 3) Model
Peserta Didik (130). pembelajaran
https://www.proceeding.unindra.ac.id/index
masih
Menurut Rohendi (2022) Perlu tindakan - tindakan
konvensional /
khusus dari guru untuk meningkatkan kemampuan
masih berpusat
literasi matematika siswa dalam memahami,
pada guru
menyelesaikan, menjelaskan, menginterpretasikan
4) Pembelajaran
serta mengevaluasi soal yang diberikan. Diketahui
online selama
bahwa semakin banyak siswa yang dapat
pandemi membuat
mengembangkan cara berpikirnya sendiri sesuai
susah mempelajari
dengan minat dan kemampuannya dapat
matematika
memberikan dorongan yang baik terhadap
5) Pemahaman
pembelajaran dengan guru dan temannya sendiri.
peserta didik terkait
Dengan model pembelajaran kooperatif siswa numerasi dasar
memiliki kesempatan untuk memperoleh memang masih
pengetahuan/pengalaman dalam menemukan, rendah
mengidentifikasi, memecahkan, dan 6) Kebiasaan peserta
mengkomunikasikan masalah dengan menggunakan didik enggan
beberapa teknik yang mereka dapatkan dalam berusaha untuk
diskusi yang dilakukan pada saat proses memahami dan
pembelajaran. mempelajari
ROHENDI, R. (2022). ANALISIS KEMAMPUAN matematika
LITERASI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII 7) Guru tidak
PADA MATERI STATISTIKA. SCIENCE: Jurnal Inovasi
Pendidikan Matematika dan IPA, 2(3), 398-404. memberikan
pelatihan khusus
ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIS
SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI STATISTIKA | terkait soal literasi
SCIENCE : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA
(jurnalp4i.com)
numerasi peserta
didik
Menurut Ramdhani, L., Fauzi, A., Salahuddin, M., &
Rahman, S. (2022) Terdapat beberapa cara dalam
Menumbuhkan Literasi Numerasi Siswa. Pada tahap
awal penelitian memberikan soal yang mudah untuk
merangsang siswa dalam melakukan penyelesaian
masalah, selanjutnya memberikan soal yang sukar
dan akhirnya sulit. Tahap kedua untuk
mengembangkan literasi numerasi yaitu memberikan
soal yang kontekstual dan aktual.
Ramdhani, L., Fauzi, A., Salahuddin, M., & Rahman,
S. (2022). Menumbuh kembangkan Literasi
Numerasi Pada Masa Pandemi Covid 19 Materi
Statistika Siswa SMA. Jurnal Pendidikan dan Konseling
(JPDK), 4(5), 8529-8541.

Menumbuhkembangkan Literasi Numerasi Pada Masa Pandemi


Covid 19 Materi Statistika Siswa SMA | Jurnal Pendidikan dan
Konseling (JPDK) (universitaspahlawan.ac.id)
Hasil wawancara dengan Ibu Ulpah Lisbadiyah,
S.Pd.I. Guru Matematika SMK Auto Matsuda :
a. Pembelajaran online selama pandemi
membuat peserta didik susah untuk
mempelajari matematika
b. Pemahaman peserta didik terkait numerasi
dasar memang masih rendah
c. Kebiasaan peserta didik enggan berusaha
untuk memahami dan mempelajari
matematika
d. Guru tidak memberikan pelatihan khusus
terkait numerasi peserta didik

Anda mungkin juga menyukai