BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berat tanggung jawab yang diembang oleh para pendidik. Tanggung jawab tersebut dilaksanakan
pendidikan dan mengusakan pembentukan manusia indonesia yang berkualitas dan mandiri serta
didik.
oleh semua siswa dari SDhingga SMP/SMA/SMK/ dan bahkan juga di perguruan
bahwa:
siswa karena daya abstrak yang lemah. Jika melihat fakta bahwa objek matematika
adalah sekumpulan hal yang abstrak, maka wajar jika daya abstrak perlu dimiliki
studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang paling
Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar adalah minat. Menurut Sardiman
melihat ciri – ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan –
sesuai dengan waktu yang ditentukan. Banyak hal yang menjadi penyebab kesulitan
yang digunakan oleh guru bidang studi yang belum sesuai, Menurut Slameto
guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru
tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dalam mata
pelajaran itu tidak baik, sehingga kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya,
akibatnya siswa malas belajar dan mencatat mata pelajaran yang sedang dipelajari”.
Salah satu langkah agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien ialah
guru harus menguasai materi dan menggunakan model pembelajaran yang cocok
suatu yang diketahuinya melalui peristiwa dialog atau hubungan yang terjadi di
lingkungan kelas, dimana terjadi pengalihan pesan. Pesan yang dialihkan berisi
tentang materi matematika yang dipelajari siswa, dan pihak yang terlibat dalam
peristiwa komunikasi matematika di dalam kelas adalah guru dan siswa. Di dalam
4
antara guru dengan siswa, antara guru dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa.
soal dikatakan masalah bagi seorang peserta didik tetapi belum tentu menjadi masalah
bagi peserta didik yang lain. Dalam belajar matematika pada dasarnya seseorang
tidak terlepas dari masalah, karena berhasil atau tidaknya seseorang dalam
menguasai terlebih dahulu materi yang telah diajarkan.Akan tetapi sangat banyak
siswa yang hanya menghapal rumus untuk dapat memecahkan masalah.Hal ini kurang
relevan dalam belajar matematika.Kesalahan ini bukan hanya terletak pada siswa saja
tetapi dapat kita lihat sangat banyak guru memberikan contoh soal yang tingkat
kemampuan siswa dan harus relevan dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa.
Dengan perkataan lain, pelajaran baru haruslah dikaitkan dengan konsep-konsep yang
sudah ada sedemikian hingga konsep itu benar-benar terserap. Sehingga matematika
5
sebagai suatu pengetahuan yang tersusun menurut stuktur, disajikan kepada siswa
Oleh sebab itulah peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul
B. Identifikasi masalah
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus, peneliti membatasi masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
F. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan peneltian diatas, maka peneltian ini penting untuk dilakukan
1. Bagi Siswa.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan bagi guru mata pelajaran
pembelajaran.
3. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini, dapat menjadi masukan dalam pembelajaran serta dapat
G. Definisi Operasional
bersifat induktif yang didefinisikan untuk membantu siswa dari semua usia dalam
menguji hipotesis.
2. Efektivitas adalah usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
membaca, menulis, menelaah dan merespon suatu informasi yang melibatkan siswa
suatu masalah.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1.Pengertian Belajar
atau pribadi (Djamarah dan Zain, 2006: 10). Woodworh (dalam Tambunan, 2003: 9)
mengatakan bahwa: “Belajar adalah perubahan tingkah laku pada individu yang
(2003: 2) menyatakan bahwa: “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
lingkungannya”.
Dari kutipan di atas diperoleh bahwa belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku yang dimaksud adalah perubahan kemampuan siswa dari tidak tahu
menjadi tahu, dari yang belum pernah menjadi mengalami. Dalam perubahan tingkah
10
laku tersebut terjadi suatu proses kegiatan mental sehingga terjadi perubahan tingkah
efektif adalah 1) ada efeknya, 2) manjur atau mujarab, 3)dapat membawa hasil;
berhasil guna, 4) mulai berlaku. Jadi, Efektivitas adalah usaha yang dilakukan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang dilihat dari ketuntasan belajar, aktifitas proses
pembelajaran dan peningkatan kemampuan belajar siswa untuk memproleh hasil yang
Pembelajaran yang efektif adalah belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi
siswa, melalui pemakaian prosedur yang tepat. Pengertian ini mengandung dua
indikator, yaitu terjadinya belajar pada siswa dan apa yang dilakukan guru. Oleh
karena itu, prosedur pembelajaran yang dipakai oleh guru dan terbukti peserta didik
pembelajaran. Pembelajaran yang efektif adalah apabila hasil belajar yang diperoleh
berikut:
a. Apakah selama guru mengajar siswa sudah benar-benar aktif mengolah ilmu
yang diperoleh?
proses pembelajaran?
d. Apakah biaya, waktu, dan tenaga yang digunakan untuk pembelajaran cukup
hemat?
struktur kelas yang mendukung butir (2), tanpa mengabaikan butir (4).
(Trianto 2009:20)
sasaran yang diinginkan, baik dari segi tujuan pembelajaran maupun prestasi siswa
Pembelajaran yang efektif tidak terlepas dari peran guru yang efektif,
kondisiPembelajaran yang efektif tidak terlepas dari peran guru yang efektif, kondisi
dengan siswa
13
hasil tes tersebut dipakai dalam mengevaluasi berbagai aspek proses pembelajaran.
1. Contoh-contoh
Contoh-contoh merupakan bagian kecil dari koleksi data atau
perangkat data.
2. Sifat-sifat
Sifat-sifat merupakan fitur-fitur atau karakteristik yang
melekat pada contoh-contoh.
Penggunaan model pembelajaran pencapaian konsep diawali dengan
pemberian contoh-contoh aplikasi konsep yang akan diajarkan, kemudian dengan
mengamati contoh-contoh dan menurunkan definisi dari konsep-konsep tersebut.
Hal yang paling utama yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam
penggunaan model pembelajaran ini adalah pemilihan contoh yang tepat untuk
konsep yang diajarkan, yaitu contoh tentang hal-hal yang akrab dengan siswa. Pada
prinsipnya, model pembelajaran pencapaian konsep adalah suatu strategi mengajar
yang menggunakan data untuk mengajarkan konsep kepada siswa, dimana guru
mengawali pengajaran dengan cara menyajikan data atau contoh, kemudian guru
meminta kepada siswa untuk mengamati dan menguji data atau contoh tersebut.
Model pembelajaran pencapaian konsepini dapat membantu siswa pada semua
tingkatan usia dalam memahami tentang konsep dan latihan pengujian hipotesis.
Ada dua hal penting dalam pembelajaran yang menggunakan model
pembelajaran pencapaian konsep yaitu;
(1) menentukan tingkat pencapaian konsep, dan
(2) analisis konsep.
1. Menentukan Tingkat Pencapaian Konsep
15
Pada bagian akhir fase ini siswa dapat ditanya tentang hipotesis yang
disusunnya dan menyatakan aturan yang telah dibuatnya atau mendefinisikan
konsepnya menurut attribute yang bersesuaian dari contoh-contoh yang diberikan.
Hipotesis ini tidak perlu dikonfirmasikan hingga fase berikutnya.
Fase II. Menguji pencapaian dari suatu konsep.
Pada fase II, siswa menguji penemuan konsep mereka, pertama-tama
dengancara mengidentifikasi secara tepat contoh-contoh tambahan yang belum
diberi nama dan kemudian membangkitkan contoh-contohnya sendiri (Joyce, dkk,
2010:136). Menguji penemuan konsep dapat dilakukan juga melalui sebuah
eksperimen yang akan menunjukkan secara langsung prilaku dari contoh-contoh
yang diuji, sehingga siswa dapat langsung merumuskan kebenaran hipotesis yang
telah dirumuskannya diawal.
Selanjutnya guru (dan siswa) dapat membenarkan atau tidak membenarkan
hipotesis mereka, merevisi pilihan konsep atau sifat-sifat yang mereka tentukan
sebagaimana mestinya.Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan konsep
yang diperoleh dari perumusan hipotesis dan pengujiannya melalui eksperimen
dengan konsep yang dikembangkan ilmuan. Atau dengan kata lain, dilakukan
perbandingan antara ide yang dimunculkan siswa dengan ide ilmuan.
StrategiBerpikir – hipotesis
prestasi siswa.
pencapaian konsep.
19
c. Jika siswa tidak memahami konsep dangan baik, maka siswa tidak
4. Kemampuan Komunikasi
guru dan siswa. Menurut Collins, dkk (dalam Muhammad Askin 2009:494)
apa yang siswa tulis adalah cara yang istimewa untuk para guru dalam
pada orang lain secara lisan atau tertulis, mereka belajar untuk menjadi jelas dan
menjustifikasi penalaran mereka pada teman sekalas, guru, atau saat mereka
secara umum dapat diartikan sebagai suatu cara untuk menyampaikan suatu
pendapat atau perilaku baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui
pesan yang disampaikan seseorang itu dapat dipahami oleh orang lain. Untuk
yan terjadi di lingkungan kelas, dimana terjadi pengalihan pesan. Pesan yang
berupa konsep, rumus, atau strategi penyelesaian suatu masalah. Pihak yang
terlibat dalam peristiwa komunikasi di dalam kelas adalah guru dan siswa. Cara
apabilaia bisa melakukan sesuatu dalam melakukan sesuatu yang harus ia lakukan.
melakukan sesuatu hal atau beragam tugas dalam suatu pekerjaan tertentu.
menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya
1.Memahami masalah;
4.Memeriksa kembali
Gambaran umum dan langkah kerja pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
1) Memahami masalah
Kegiatan yang dilakukan pada langkah ini adalah apa (data) yang diketahui,
apa (data) yang ditanyakan, apakah informasi cukup, kondisi (syarat) apa
yang harus dipenuhi, menyatakan kembali masalah asli dalam bentuk yang
dengan masalah yang akan dipecahkan, mencari pola atau aturan, menyusun
prosedur penyelesaian.
Kegiatan yang dilakukan pada langkah ini adalah menjalankan prosedur yang
4) Memeriksa kembali
diperolehbenar, apakah ada prosedur lain yang lebih efektif, atau apakah
24
sejenis.
hasilpenyelesaian
kita,seperti: Menghitung harga keseluruhan,harga per unit dan harga sebagian , serta
harga beli, harga jual, untung, rugi, diskon(rabat), bruto, tara, dan neto.
jual-beli.
a. Pengertian
kuintal,satukodi,lusin dll.
Harga Per Unit adalah harga dari satu buah barang tersebut,seperti:satu
b. Rumus
a. Pengertian
Untung atau Laba adalah selisih antara harga penjualan dengan harga
Rugi adalah selisih antara harga penjualan dengan harga pembelian jika
b. Rumus
Keterangan :
U = Keuntungan
B = Harga Beli
J = Harga Jual
%U = Persentase Keuntungan
27
%R = Persentase Rugi
J=B+
J=B–
B=
B=
b. Rumus
Contoh :
Rp35.000
harus Susibayar ?
Penyelesaian :
.
Harga 1 buku tulis = = 2.500
tersebut.
Penyelesaian :
Penyelesaian :
Harga Penjualan lebih besar dari harga pembelian maka pedagang itu
mengalami untung.
. .
%U = .
100 % = 3,33 %
harus ia bayar ?
Penyelesaian:
30
5. Ibu membeli 5 kaleng susu. Disetiap kaleng itu tertulis neto 1 kg.Setelah
Penyelesaian :
B. Kerangka Konseptual
dalam pemecahan masalah. Untuk itu dalam penelitian ini untuk dapat
dari suatu topik yang luas menjadi topik yang lebih mudah dipahami untuk setiap
baik.
C. Hipotesis Penelitian
adalah
BAB III
METODE PENELITIAN
Tahun Ajaran 2017/2018. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian ini adalah karena
belum ada penelitian yang sejenis disekolah tersebut. Peneliti ini akan dilaksanakan
B. Objek Penelitian
C. Metode Penelitian
D. Prosedur Peneliti
2. Tahap pelaksanaan
a) Pemberian pretest
E. Instrumen Peneliti
Sebagai upaya untuk mendapatkan data dan informasi yang lengkap mengenai
hal-hal yang ingin dikaji melalui penelitian ini, maka dibuatlah seperangkat
1. Test
yang diberikan adalah essay (tes isian). Pretest dan Postest ini digunakan
35
untuk mengetahui ketuntasan belajar yang dilihat dari daya serap materi
pelajaran. Dalam hal ini ketuntasan belajar yang ingin dilihat penulis yaitu
2. Observasi
dibantu oleh guru mata pelajaran matematika. Hal yang akan diamati pada
validitas tinggi dan validitas rendah. Untuk menguji Validitas item soal
digunakan teknik korelasi Product Moment oleh Pearson dengan angka kasar.
(∑ ) (∑ ) (∑ )
= (Arikunto,2009 : 72)
(∑ ) (∑ ) (∑ ) (∑ )
dimana:
keterangan:
rxy Kriteria
3. Reliabilitas
dapat dipercaya untuk menggunakan sebagai alat pengumpulan data. Suatu tes
dikatakan reliable apabila beberapa kali pengujian menunjukan hasil yang relatif
sama. Uji reliabilitas bertujuan untuk menunjukkan konsistensi skor satu dengan
skor lainnya.
Karena tes yang digunakan sebagai berikut:n berbentuk uraian maka untuk
∑
r =( ) (1- ) (Arikunto, 2009: 109)
37
dimana:
= Varians total
rxy Kriteria
( x ) 2
x 2
N
2
N ( Arikunto, 2005: 110)
Kriteria pengujian dengan taraf signifikansi ∝ = 5%, jika jika > maka
setiap soal tersebut. Subino (1987 : 97) Untuk mengetahui tingkat kesukaran
Untuk menentukan taraf kesukaran soal dilihat dari sudut proporsi yang dapat
TK
KA KB X100%
N1* S
dimana:
TK : Taraf Kesukaran
S : Skor tertinggi
39
kelompok siswa yang pandai menjawab benar lebih banyak dari kelompok
siswa yang kurang pandai. Untuk mengetahui daya beda suatu butir soal
digunakan rumus :
−
=
∑ ∑
( )
Keterangan:
DB = Daya Pembeda
= 27% x N
Daya beda dikatakan signifikan jika DBHitung > DBTabel pada tabel distribusi t
materi pembelajaran yang terkait dengan daya serap siswa terhadap materi
dari: a)Daya serap perseorang. Seorang siswa disebut telah tuntas dalam
belajar bila ia telah mencapai skor ≥ 65% atau nilai ≥ 65; b) Daya serap
klasikal. Suatu kelas dinyatakan telah tuntas belajar apabila kelas tersebut
telah terdapat ≥ 85% siswa yang telah mencapai ≥ 65%. Dilihat dari hasil
belajar kelas. Tingkat penguasaan terlihat dari tinggi rendahnya skor mental
yang dicapai. Pada penelitiian ini tingkat penguasaannya yang dipakai yaitu
sebagai berikut:
80%-89% Tinggi
65%-79% Sedang
55%-64% Rendah
rumus :
KB = 100 %
Keterangan :
KB = Ketuntasan Belajar
ℎ ℎ
= 100
ℎ ℎ
Keterangan :
Alokasi waktu dalam penelitian ini dapat dilihat dari lembar observasi
pengamatan waktu antara waktu normal dengan waktu ketercapaian pada saat
skor alokasi waktu pembelajaran yang terdiri dari 5 kriteria: tidak baik (nilai 1),
Kurang baik (nilai 2), cukup baik (nilai 3), baik (nilai 4), sagat baik (nilai 5).
Data akan disajikan dalam interval, maka kriteria alokasi waktu pembelajaran
adalah:
4≤ AW≤5 (Baik)
AW = 5 (Sangat baik)
42
Keterangan :
termasuk dalam kategori baik atau sangat baik. Adapun lembar observasi
Ketercapaian
Pokok bahasan A
e. ... xx menit
f. .... xx menit
Pokok bahasan B
d. ... ....
e. .... xx menit
Pokok bahasan N
d. ... ....
e. .... xx menit
Keterangan :
2 = Waktu ketercapaian lebih lama dari waktu normal,namun jarak tidak jauh.
4 = Waktu ketercapaian lebih cepat dari waktu normal, namun jarak tidak jauh
dankomunikasi guru dengan siswa dapat dilihat dari lembar observasi kemampuan
yang terdiri dari 5 kriteria; tidak baik (nilai 1), Kurang baik (nilai 2), cukup baik
(nilai 3), baik (nilai 4), sangat baik (nilai 5). Data akan disajikan dalam interval,
171) adalah :
4≤ TKG≤5 (Baik)
observasi 1 2 3 4 5
1. Tahap Persiapan
2. Tahap penyajian
3. Menghubungkan
siswa
4. Menyimpulkan
5. Penerapan
Keterangan :
2 = Kurang baik (Sebagian besar masih belum tepat atau belum dilakukan)