Anda di halaman 1dari 54

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA PADA


MATERI BARISAN DAN DERET BILANGAN KELAS X
DI SMK MUHAMMADIYAH 3 GRESIK

Skripsi

Rofiatul Jumaroh

14 421 015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pendidikan merupakan hal penting yang harus ditempuh oleh anak bangsa.
Dengan adanya sebuah pendidikan dapat membentuk karakter anak bangsa, dan
meningkatkan kualitas anak bangsa khususnya bangsa indonesia itu sendiri. Oleh
sebab itu, pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan manusia
yang bermutu dan mampu bersaing serta memiliki nilai moral yang baik dan budi
pekerti yang luhur. Dalam pendidikan tak lepas dari proses belajar mengajar. Dalam
proses belajar mengajar tersebut tak lepas dari peran guru dan siswa. Belajar dan
mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Menurut Sefudin dan Berdiati (2014: 10) Belajar dapat dimaknai sebagai suatu
proses yang menunjukan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada
tahap akhirnya akan didapat ketrampilan, kecakapan, dan pengetahuan baru.
Sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai
pengajar. Oleh karena itu motivasi belajar dan pemahaman matematis sangat
diperlukan untuk dapat memahami sebuah pelajaran. Pencapaian suatu pendidikan
sangat bergantung pada bagaimana proses pembelajaran itu berlangsung, salah
satunya yaitu pembelajaran matematika.
Dalam pembelajaran matematika peserta didik bukan hanya diajarkan untuk
sekedar menghafal rumus-rumus matematika, akan tetapi peserta didik juga harus
bisa menggunakan ilmu matematika sebagai acuan untuk memecahkan
permasalahan sehari-hari yang ada disekitar kehidupan mereka. Permendiknas RI
no. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) Mata Pelajaran Matematika menyatakan
bahwa:
Mata pelajaran matematika memiliki tujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan untuk (1) memahami konsep matematika,
menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan menerapkan konsep atau algoritma
secara luwes, efisien, tepat, dan akurat dalam pemecahan masalah; (2)
menggunakan penalaran pada sifat dan pola, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan suatu permasalahan
yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh;
(4) mengkomunikasikan gagasan dengan tabel, diagram, simbol, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; dan (5) memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap
ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah
.
Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah untuk melatih cara
berpikir, bernalar, dan berkomunikasi dalam menarik kesimpulan. Materi
matematika dengan komunikasi matematis merupakan dua faktor yang tidak dapat
dipisahkan, Materi matematika dipahami dengan merubah bentuk matematika
kedalam bentuk yang lebih sederhana melalui komunikasi, Sedangkan komunikasi
dapat dilatihkan melalui pembelajaran matematika.
Dalam hal ini, kemampuan komunikasi peserta didik sangat diperlukan dalam
mempelajari matematika. Komunikasi merupakan salah satu kemampuan
matematika yang harus dimiliki oleh peserta didik. Komunikasi dalam hal ini bukan
hanya sekedar komunikasi secara lisan tetapi juga secara tertulis. Menurut NCTM
(2000: 268) komunikasi matematis merupakan kemampuan peserta didik untuk
menyatakan ide-ide matematika baik secara lisan maupun tulisan. Peserta didik
yang memiliki kemampuan komunikasi tinggi akan mudah dalam mengubah suatu
permasalahan matematika kedalam bentuk yang mudah dipahami.
Ansari (2016) menjelaskan kemampuan komunikasi matematika terdiri atas
komunikasi lisan dan komunikasi tulis. Cai et al (1996) menyatakan bahwa
prosedur analitis dalam komunikasi matematika adalah bagaimana cara peserta
didik dalam menemukan jawaban dan kualitas komunikasi matematika siswa
melibatkan kebenaran dan kejelasan komunikasi tertulis. Sehingga dalam penelitian
ini, kemampuan komunikasi matematika yang digunakan adalah kemampuan
komunikasi matematika secara tertulis. Kemampuan komunikasi matematika siswa
dapat berjalan dengan baik, apabila diciptakan suasana pembelajaran matematika
yang kondusif sehingga dapat mengoptimalkan kemampuan siswa dalam membaca,
menulis, mendengarkan, mendiskusikan, memberikan jawaban atau alasan,
mengemukakan pendapat/ide dan mengklarifikasi.
Siswa harus memiliki kesempatan dan pengalaman yang luas dan terbuka
untuk menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa
matematika. Kesempatan yang diberikan siswa, selain dapat mengembangkan
kemampuan komunikasi matematikanya juga mendapatkan pengalaman belajar
untuk mengontruksi sendiri pengetahuannya. Hal ini sejalan dengan teori
kontruktivisme bahwa belajar adalah kegiatan yang aktif dimana siswa membangun
sendiri pengetahuannya, sedangkan guru berperan sebagai mediator dan fasilator
untuk membantu optimalisasi belajar siswa (Sardiman, 2008).
Kemampuan komunikasi sangat penting dalam dunia pendidikan, sangat
dibutuhkan selama proses pembelajaran. Proses komunikasi dapat membantu
peserta didik untuk dapat mengungkapkan ide – ide terkait dengan permasalahn
yang diberikan oleh pendidik. Sebuah proses berpikir yang telah diperoleh oleh
peserta didik harus dapat dikomunikasikan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan
sehingga ide – ide tersebut dapat tersusun dengan baik dan peserta didik akan lebih
mudah dalam memahaminya. Dalam komunikasi dapat membantu kita
meningkatkan kosakata, termasuk kemampuan bicara, menulis, menulis ide yang
sistematis, dan memiliki kemampuan belajar yang baik. Menurut Nurma (2010: 3)
Ada banyak cara mengembangkan kemampuan penalaran dan komunikasi peserta
didik, diantaranya adalah guru memacu peserta didik agar mampu berfikir logis
dengan memberikan soal-soal penerapan sesuai dengan kehidupan sehari-hari yang
kemudian diubah dalam bentuk matematika. Peserta didik juga dapat
mengembangkan kemampuan komunikasi dengan belajar menganalisa sesuatu
berdasarkan langkah-langkah yang sesuai dengan konsep matematika.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru
matematika di SMK Muhammadiyah 3 Gresik diperoleh beberapa informasi bahwa
terdapat permasalahan pada proses pembelajaran matematika, diantaranya yaitu
peserta didik menganggap bahwa belajar matematika itu sulit untuk dipahami, serta
kemampuan komunikasi matematis peserta didik kelas X yang dirasa masih cukup
rendah. Kebanyakan peserta didik kurang mampu mengungkapkan pendapat atau
ide mereka baik di depan kelas maupun dalam kelompok diskusi.
Jika ditinjau dari kemampuan matematika, kemampuan komunikasi setiap
peserta didik berbeda-beda. Di dalam setiap kelas dipastikan terdapat siswa yang
memiliki kemampuan rendah. Menurut Solaikha (2013) kriteria tingkat kemampuan
matematika peserta didik dapat dikelompokkan 3 kategori yaitu kemampuan
matematika tinggi, sedang dan rendah. Rendahnya kemampuan siswa dikarenakan
oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar. Faktor dari dalam antara
lain kemampuan mental, kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengemukakan
pendapat, dan percaya diri. Kemampuan matematika mempengaruhi kemampuan
komunikasi matematis peserta didik, hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ibunu Rizki Wardana (2018) yang berjudul analisis kemampuan
komunikasi matematis siswa ditinjau dari kemampuan matematika siswa
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara karakteristik komunikasi matematis
siswa baik tertulis maupun lisan
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka peneliti mengambil
judul “Kemampuan Komunikasi Matematis Ditinjau Dari Kemampuan
Matematika Pada Materi Baris Dan Deret Kelas X Di SMK Muhammadiyah 3
Gresik”.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah yang
dapat diperoleh sebagai berikut:
“Bagaimanakah kemampuan komunikasi matematis peserta didik ditinjau dari
kemampuan matematika pada materi baris dan deret kelas X di SMK
Muhammadiyah 3 Gresik”

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan penulis, maka tujuan dari
penelitian ini adalah “Untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis
peserta didik ditinjau dari kemampuan matematika pada materi baris dan deret kelas
X di SMK Muhammadiyah 3 Gresik”
1.4 BATASAN MASALAH
Penelitian ini memiliki batasan agar dalam pembahasannya tidak keluar dari
ruang lingkup penelitian. Batasan tersebut adalah:
1. Penelitian ini hanya dilaksanakan di SMKS Muhammadiyah 3 Gresik
2. Subyek penelitian adalah kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK
Muhammadiyah 3 Gresik.
3. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi barisan dan
deret bilangan.
4. Kemampuan komunikasi matematis yang digunakan adalah kemampuan
komunikasi matematis tertulis.

1.5 MANFAAT PENELITIAN


Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi Peserta Didik
Penelitian ini diharapkan bisa menumbuhkan kemampuan dalam
menyampaikan ide gagasan mereka, lebih termotivasi dalam belajar, serta
dapat meningkatakan kemampuan komunikasi matematis.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk mengetahui
kemampuan komunikasi matematika ditinjau dari kemampuan matematika.
3. Bagi Peneliti lain
Dapat digunakan sebagai referensi, sumber informasi dan acuan untu
mengadakan penelitian yang serupa.

1.6 DEFINISI OPERASIONAL


Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap istilah-istilah dalam penelitian
ini, maka peneliti memberikan definisi-definisi istilah sebagai berikut:
1. Komunikasi adalah perilaku manusia dalam kegiatan sehari-hari berupa
pengiriman dan penerimaan pesan dalam bentuk pemberitahuan,
pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran, atau hubungan, atau berita
antara dua orang atau lebih yang bersifat dinamis.
2. Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan untuk
menyampaikan dan menjelaskan ide-ide matematika, situasi dan relasi
matematika secara lisan atau tulisan dengan benda nyata, gambar dan
aljabar; membuat pertanyaan tentang matematika dan mengungkapkan
kembali suatu uraian atau paragrap matematika dalam bahasa sendiri.
3. Kemampuan komunikasi matematis tertulis adalah kemampuan atau
keterampilan peserta didik dalam menggunakan kosa katanya, notasi dan
struktur matematika baik dalam bentuk penalaran, koneksi, maupun
dalam masalah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS


2.1.1 Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis
Kemampuan berasal dari kata mampu yang dalam kamus besar bahasa
Indonesia berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu. Menurut Robbins
(2000), kemampuan merupakan bawaan kesanggupan sejak lahir atau merupakan
hasil dari latihan yang digunakan untuk melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan
menurut Uno (2008) Kemampuan adalah karakteristik yang menonjol dari seorang
individu yang berhubungan dengan kinerja efektif dalam suatu pekerjaan.
Seseorang dikatakan mampu apabila bisa melakukan sesuatu yang harus
dilakukannya.
Dari penjelasan-penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
merupakan kesanggupan atau kecakapan seseorang yang dimiliki sejak lahir atau
hasil dari latihan yang digunakan untuk melakukan sesuatu berupa tindakan.
Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses interaksi antara dua orang
atau lebih untuk menyampaikan pesan atau informasi dari komunikan kepada
komunikator. Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication, yang
bersumber dari kata komunis yang berarti sama, sama dalam arti sama makna atau
pengertian. Sehingga orang-orang dikatakan berkomunikasi apabila didalamnya
terdapat kesamaan makna atau pengertian mengenai apa yang mereka bicarakan.
Dalam kamus bahasa Indonesia, komunikasi diartikan sebagai pengiriman dan
penerimaan kesan berita antar dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud
dapat dipahami
Menurut Effendy (2009: 9) komunikasi adalah berlangsungnya suatu kegiatan
yang memiliki kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan, komunikasi
terjadi dalam bentuk verbal (lisan) atau non verbal (tulis). Sedangkan Barelson dan
Steiner (1964), seperti yang dikutip oleh Abdulhak dan Deni (2013: 24) komunikasi
merupakan proses penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan, dan
seterusnya, melalui penggunaan simbol, kata, gambar, angka, grafik, dan lainlain.
Komunikasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu cara untuk
menyampaikan suatu pesan dari pembawa pesan ke penerima pesan untuk memberi
tahu, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan maupun tak langsung
melalui media. Didalam berkomunikasi tersebut harus dipikirkan bagaimana
caranya agar pesan yang disampaikan seseorang itu dapat dipahami oleh orang lain.
Untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi, orang dapat menyampaikan
dengan berbagai bahasa termasuk bahasa matematis.
Purwandari, Astuti & Yuliani (2018) komunikasi matematis diartikan sebagai
peristiwa dialog atau saling hubungan yang terjadi di lingkungan kelas, dimana
terjadi pengalihan pesan dan pesan yang dialihkan berisi tentang materi matematika
yang dipelajari pada saat itu. Diperjelas menurut Qohar (2011) yaitu:
menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam idea matematika;
menjelaskan idea, situasi dan relasi matematik secara lisan atau tulisan dengan
benda nyata, gambar, grafik dan aljabar; menyatakan peristiwa sehari hari dalam
bahasa atau simbol matematika; mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang
matematika; membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis,
Komunikasi matematis dalam pembelajaran matematika sangat diperlukan.
Hal ini diperkuat oleh NCTM (2000: 60) yang menyatakan bahwa komunikasi
merupakan bagian penting dari matematika. Komunikasi yang dimaksud dalam hal
ini adalah cara berbagi ide dan memperjelas pemahaman, atau yang biasa disebut
komunikasi matematis. Melalui komunikasi matematis, ide-ide menjadi objek
refleksi, perbaikan, diskusi dan perubahan. Di samping itu komunikasi dalam
pembelajaran matematika yang tercantum dalam Permendiknas No 22 Tahun 2006
yaitu mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan suatu masalah.
Baroody yang dikutip oleh Ansari (2016: 17) menyatakan dua alasan penting
mengapa kemampuan komunikasi dalam pembelajaran matematika perlu
dikembangkan, yaitu; 1) mathematics as language, matematika tidak hanya sekedar
alat bantu berfikir alat menentukan pola menyelesaikan masalah atau membuat
kesimpulan. Matematika juga alat yang tak terhingga nilainya untuk
mengkomunikasikan berbagai ide dengan jelas, tepat, dan ringkas dan 2)
mathematics learning as social activities, matematika sebagai aktivitas dalam
pembelajaran matematika, interaksi antar peserta didik, misalnya komunikasi antar
pendidik dan peserta didik. Ansari (2016: 16) menjelaskan komunikasi matematis
terdiri atas, komunikasi lisan (talking) dan komunikasi tulis (writing). Menurut Cai
dkk (1996: 245) kemampuan komunikasi matematis lisan adalah suatu aktivitas
untuk menyampaikan makna melalui ucapan kata-kata atas kalimat untuk
menyampaikan ide atau gagasan, sedangkan komunikasi matematis tulis adalah
aktivitas untuk menyampaikan makna dengan menuliskan kata-kata, kalimat,
gambar, atau simbol yang mengandung arti dan tujuan tertentu.
Ahmad, et. al (2008) berpendapat bahwa cara efektif untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi matematis adalah secara tertulis karena secara formal
penggunaan bahasa lebih mudah diimplementasikan secara tertulis.
Selain itu, Silver, et. al sebagaimana dikutip oleh Kosko & Wilkins (2012)
menambahkan bahwa kemampuan komunikasi matematis tertulis dianggap lebih
mampu membantu individu untuk memikirkan dan menjelaskan secara detail
mengenai suatu ide. Dengan menulis, peserta didik dapat menggunakan kosakata
sendiri dalam menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan, dapat
memilih dan menggunakan langkah atau strategi untuk menyelesaikan
permasalahan yang diberikan, dan mempunyai alasan mengapa memilih strategi
tersebut.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi matematis merupakan
kemampuan peserta didik dalam menyampaikan ide-idenya secara lisan dan tulis
(melalui grafik, table, gambar, atau diagram), menggunakan suatu benda nyata,
serta menyajikannya ke dalam bahasa atau simbol matematika. Dengan memiliki
kemampuan komunikasi matematis yang baik, peserta didik akan dengan mudah
menyatakan suatu permasalahan kedalam bentuk yang lebih mudah untuk dipahami
dan akan mudah dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.
2.1.2 Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis
Komunikasi memegang peranan penting dalam dunia pendidikan termasuk
pendidikan matematika. Indikator komunikasi matematis menurut NCTM (2000)
diantaranya: 1) Mengatur dan menggabungkan pemikiran matematika melalui
komunikasi, 2) Mengkomunikasikan pemikiran matematika secara koheren dan
jelas kepada teman, guru dan orang lain, 3) Menganalisa dan menilai pemikiran dan
strategi orang lain, dan 4) Menggunakan bahasa matematika untuk menyatakan ide
matematika yang tepat.
Menurut Soemarno dalam Handriana dan Utari Soemarno (2014: 30)
mengidentifikasi indikator komunikasi matematis meliputi kemampuan:
1) Melukiskan atau mengekspresikan benda nyata, gambar, dan
diagram dalam bentuk ide atau simbol matematika;
2) Menjelaskan ide, situasi, dan narasi matematis secara lisan dan
tulisan dengan menggunakan benda nyata, gambar, grafik, dan
ekspresi aljabar;
3) Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol
matematika atau menyusun model matematika suatu peristiwa;
4) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika;
5) Membaca dengan pemahaman suatu representasi matematika;
6) Menyusun konjektur, menyusun argument, merumuskan definisi,
dan generalisasi;
7) Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraf matematika
dalam bahasa sendiri.
Sedangkan menurut Ansari (2016: 15) standar komunikasi matematis peserta
didik dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:
1) Kemampuan menyatakan ide-ide matematika dengan berbicara,
menulis, demonstrasi, dan menggambarkannya dalam visual;
2) Memahami, menginterpretasi, dan mengevaluasi ide-ide matematis
yang disajikan dalam tulisan, lisan, dan bentuk visual;
3) Menggunakan kosakata atau bahasa, notasi, dan struktur matematis
untuk menyatakan ide, menggambarkan, hubungan pembuatan model.

Maka dalam penelitian ini, kemampuan komunikasi matematis yang akan


digunakan adalah kemampuan komunikasi matematis tulis. Indikator kemampuan
komunikasi matematis yang digunakan peneliti adalah indikator kemampuan
komunikasi matematis menurut Ansari, karena indikator yang digunakan lebih
mudah dipahami selain itu dalam penelitian ini peneliti mengukur kemampuan
komunikasi matematis secara tertulis. Maka indikator kemampuan komunikasi
matematika tulis menurut Ansari (2016) diantaranya: 1) Menyatakan ide
matematika dengan menulis dan menggambarkanya dalam bentuk visual, 2)
Memahami, menginterprestasi, dan menilai ide matematik yang disajikan dalam
tulisan, dan 3) Menggunakan kosa kata/bahasa, notasi dan struktur matematik untuk
menyatakan ide, menggambarkan hubungan, dan pembuatan model.

2.2 KEMAMPUAN MATEMATIKA


Menurut Uno (2008) kemampuan adalah kinerja seseorang dalam suatu
pekerjaan yang tampak dari pikiran, sikap, dan perilakunya. Sedangkan menurut
Robbins (2012) kemampuan diartikan sebagai kapasitas yang dimiliki seseorang
yang digunakan untuk menyelesaikan berbagai tugas pada suatu pekerjaan. Pada
saat menyelesaikan suatu masalah, seseorang dituntut memiliki kemampuan.
Kemampuan yang dimiliki diharapkan dapat membantu dan memperlancar dalam
menyelesaikan suatu masalah.
Pada dasarnya setiap peserta didik pasti memiliki kemampuan matematika
namun dengan tingkatan yang berbeda-beda. Perbedaan tingkat kemampuan
matematika dipicu oleh berbagai faktor, baik faktor dari diri sendiri maupun faktor
dari lingkungan. Peneliti mengukur kemampuan matematika peserta didik
menggunakan tes kemampuan matematika sehingga pserta didik dapat
dikelompokkan berdasarkan nilai dari hasil pekerjaannya.
Pada penelitian ini, kemampuan matematika didefinisikan sebagai nilai yang
diperoleh peserta didik setelah menyelesaikan tes tulis yang mencakup materi
matematika yang telah dipelajari subjek kelas X.
Menurut Ardawia (2012) pengkategorian tingkat kemampuan matematika
peserta didik dapat dikelompokkan sebagai berikut.
Tabel 2.2.1 Rentang Penilaian Menurut Ardawia

No. Nilai Kategori


1 0 – 45 Sangat Kurang
2 50 – 60 Kurang
3 61 – 75 Sedang
4 76 – 80 Baik
5 81 – 100 Sangat Baik

Adapun menurut Solaikah (2013) kriteria tinggkat kemampuan matematika peserta


didik dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu kemampuan matematika
tinggi, sedang dan rendah seperti pada tabel berikut:

Tabel 2.2.2 Rentang Penilaian Menurut Solaikah

No. Nilai Kategori


1 x  80 Tinggi
2 55  x  80 Sedang
3 x  55 Rendah

Menurut Ratumanan dan Laurens (2006) kemampuan peserta didik dapat


dikelompokkan berdasarkan skala penilaiannya yang telah ditetapkan oleh
Depdiknas (Ratumanan dan Laurent, 2011) yaitu kemampuan matematika tinggi
jika 75 ≤ nilai tes kemampuan matematika ≤ 90, kemampuan matematika sedang
jika 60 ≤ nilai tes kemampuan matematika < 75, dan kemampuan matematika
rendah 40 ≤ nilai tes kemampuan matematika < 60.

Tabel 2.2.3 Rentang Penilaian Menurut Ratumanan Dan Laurens

No. Nilai Kategori


1 x  90 Sangat Baik
2 75  x  90 Tinggi
3 60  x  75 Sedang
4 40  x  60 Rendah
5 x  40 Sangat Kurang

2.3 HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN


Penelitian yang akan dilakukan merupakan pengembangan dari hasil
penelitian sebelumnya. Sebagai bahan informasi dan untuk menghindari terjadinya
pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan yang sama, maka
penelitian terdahulu yang relevan. Adapun beberapa penelitian terdahulu yang
relevan adalah: Penelitian yang dilakukan oleh Ibnu Rizki Wardana (2018) yang
berjudul tentang “analisis kemampuan komunikasi matematis siswa ditinjau dari
kemampuan matematika siswa”, menjelaskan bahwa terdapat perbedaan antara
karakteristik komunikasi matematis siswa baik tertulis maupun lisan
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. JENIS PENELITIAN


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi
matematis peserta didik ditinjau dari kemampuan matematika. Penelitian deskripsi
kuantitatif pada penelitian ini banyak menggunakan angka yang didapat melalui rumus
perhitungan statistik. Kemudian dari data kuantitatif tersebut peneliti akan mendeskripsikan
kemampuan komunikasi matematis peserta didik pada materi barisan. dan deret di kelas X
TKJ SMK Muhammadiyah 3 Gresik. Pengumpulan informasi didapatkan dari peserta
didik untuk menjawab soal-soal tes kemampuan matematika. Tes kemampuan
matematika digunakan untuk mengelompokkan peserta didik berdasarkan kategori
kemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah. Masing-masing kelompok
peserta didik berkemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah diberikan soal
tes kemampuan komunikasi matematis
Kemudian dari hasil data tes kemampuan komunikasi matematis akan
dideskripsikan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis peserta didik
berdasarkan kategori kemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah.

3.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 3 Gresik pada semester
genap tahun ajaran 2021/2022.

3.3. SUBYEK PENELITIAN


Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X Teknik
Komputer dan Jaringan (TKJ) di SMK Muhammadiyah 3 Gresik tahun pelajaran
2021/2022 yang terdiri dari 31 peserta didik. Peneliti menggunakan purposive
sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu, dimana teknik yang dilakukan dengan menentukan siapa yang termasuk
anggota sampel penelitian. Pada saat berdiskusi dengan guru matematika
menyarankan agar subjek yang diteliti adalah kelas X Teknik Komputer dan
Jaringan (TKJ), karena guru lebih mengetahui kemampuan peserta didik dalam
kesehariannya dan ketika diadakan wawancara peserta didik mampu
mengemukakan pendapatnya. Dari hasil diskusi tersebut, peneliti memutuskan
menggunakan kelas X Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) sesuai yang
disarankan oleh guru matematika SMK Muhammadiyah 3 Gresik.
Subyek penelitian yang digunakan untuk tes kemampuan matematika terdiri
dari seluruh peserta didik kelas X Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), materi soal
tes kemampuan matematika didapatkan dari soal-soal yang dipilih berdasarkan
materi matematika yang sudah disampaikan. Sedangkan subyek penelitian yang
akan dilakukan tes komunikasi matematis seluruh peserta didik kelas X Teknik
Komputer dan Jaringan (TKJ) dengan materi barisan dan deret.

3.4. PROSEDUR PENELITIAN


Pada penelitian ini prosedur penelitian yang digunakan dibagi menjadi tiga
tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis data. Uraian dari
masing – masing tahap tersebut sebagai berikut:
3.4.1 Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, kegiatan yang dilakukan peneliti sebagai berikut:
1) Menyusun proposal penelitian yang digunakan sebagai pedoman untuk
mengadakan penelitian serta berkonsultasi dengan dosen pembimbing.
2) Mengajukan permohonan izin kepada kepala sekolah SMK
Muhammadiyah 3 Gresik untuk melakukan penelitian.
3) Membuat kesepakatan dengan guru mata pelajaran matematika SMK
Muhammadiyah 3 Gresik mengenai kelas dan waktu yang digunakan
dalam penelitian.
4) Menyusun instrumen penelitian berupa lembar soal tes kemampuan
komunikasi matematis, kemampuan matematika dan validasi soal.
5) Melakukan uji validitas isi terhadap soal tes kemampuan matematika dan
kemampuan komunikasi matematis peserta didik.
6) Menganalisis hasil validasi soal tes kemampuan matematika dan tes
kemampuan komunikasi matematis yang disesuaikan dengan indikator
kemampuan komunikasi matematis.
7) Menggunakan soal tes kemampuan matematika dan tes kemampuan
komunikasi matematis yang sudah dianggap valid sebagai instrumen
penelitian.
3.4.2 Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan penelitian, kegiatan yang dilakukan peneliti sebagai
berikut:
1. Pemberian tes kemampuan matematika
Tes kemampuan matematika merupakan tes yang diberikan kepada seluruh
peserta didik kelas X Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) sebelum melaksanakan
tes kemampuan komunikasi matematis.
2. Pemberian tes kemampuan komunikasi matematis
Tes kemampuan komunikasi matematis merupakan tes yang diberikan kepada
seluruh peserta didik kelas X Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). Setelah semua
hasil proses penyelesaian didapat dilakukan penskoran pada tiap soal.
3.4.3 Tahap Analisis Data
Setelah data terkumpul, pada tahap ini peneliti menganalisis data dengan
menggunakan analisis kuantitatif. Analisis data yang dilakukan yaitu berdasarkan
hasil pekerjaan peserta didik dari soal tes kemampuan komunikasi matematis. Data
tes tersebut dianalisis sesuai dengan pedoman penskoran kemampuan komunikasi
matematis peserta didik kelas X Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ).

3.5. METODE PENGUMPULAN DATA


Metode pengumpulan data merupakan cara yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data dalam suatu penelitian dan merupakan suatu hal yang penting
dilakukan. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang dilakukan adalah
dengan menggunakan metode tes. Pada penelitian ini tes yang digunakan adalah tes
kemampuan matematika dan tes kemampuan komunikasi matematis. Tes
kemampuan matematika digunakan untuk mendapatkan data kemampuan
matematika peserta didik dengan kategori tinggi, sedang dan rendah. Sedangkan tes
kemampuan komunikasi matematis digunakan untuk melihat bagaimana
kemampuan komunikasi matematis peserta didik yang berkemampuan matematika
berdasarkan kategori tinggi, sedang dan rendah. Peneliti menggunakan teknis tes
tertulis berbentuk uraian yang akan dibagikan kepada subyek penelitian untuk
dikerjakan secara individu

3.6. INSTRUMEN PENELITIAN


Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah. Instrumen yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.6.1 Lembar Tes Kemampuan Matematika
Pemberian instrumen ini digunakan untuk mengetahui kemampuan
matematika peserta didik dengan tujuan untuk penentuan subjek penelitian. Tes
kemampuan matematika berbentuk uraian terdiri dari 5 soal yang dikerjakan secara
individu dengan alokasi waktu 60 menit. Soal-soal yang dipilih disebutkan dalam
kisi-kisi kemampuan matematika meliputi soal cerita yang berkaitan dengan barisan
dan deret bilangan. Pemilihan soal uraian dimaksudkan agar dapat mengetahui
kemampuan matematika peserta didik yang sebenarnya dalam memberikan jawaban
tertulis. Hal ini untuk menghindari peserta didik yang memilih jawaban benar
dengan kebetulan menebak, bukan karena hasil pemiikirannya. Pengujian validitas
soal tes kemampuan matematika dilakukan oleh guru matematika. Instrument
penelitian dikatakan valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang akan diukur.
3.6.1.1 Validasi Soal Tes Kemampuan Matematika
Uji validasi digunakan untuk mengukur kevalidan butir soal yang digunakan
dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian ini soal tes divalidasi menggunakan
uji validitas isi yang dilakukan oleh ahli. Ahli yang dimaksudkan untuk melakukan
uji validitas isi yaitu guru matematika kelas X Teknik Komputer dan Jaringan
(TKJ) yang menjadi subyek penelitian. Jika soal tersebut sudah valid maka dapat
digunakan sebagai instrumen penelitian.
3.6.2 Lembar Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Soal tes kemampuan komunikasi matematis mencangkup materi himpunan.
Soal yang diberikan terdiri dari 3 butir soal yang berbentuk uraian setiap soal
memuat semua indikator kemampuan komunikasi matematis. Soal tes yang
diberikan kepada peserta didik terlebih dahulu dilakukan uji validasi ahli. Dalam
memberikan penskoran peneliti mengadopsi Ansari (2016:)
Tabel 3.1 Rubrik Penskoran
Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Indikator Penilaian Skor


Menyatakan ide Jawaban yang dibuat sesuai dengan
matematika dengan permasalahan dan disertai keterangan 4
berbicara, menulis, yang lengkap dan benar.
demonstrsi, dan Jawaban yang dibuat sesuai dengan 3
menggambarkanya permasalahan dan disertai keterangan
dalam bentuk visual. yang lengkap namun ada sedikit
kesalahan.
Jawaban yang dibuat sesuai dengan
permasalahan namun tidak disertai 2
keterangan.
Jawaban yang dibuat tidak sesuai
1
dengan permasalahan.
Tidak ada jawaban 0
Memahami, Menuliskan unsur-unsur yang telah
menginterprestasi, dan diketahui dan ditanya benar, lengkap 4
menilai ide matematik dan jelas.
yang disajikan dalam Menuliskan unsur-unsur yang telah
tulisan, lisan atau diketahui dan ditanya lengkap namun 3
bentuk visual. ada sedikit kesalahan
Menuliskan unsur-unsur yang telah
diketahui dan ditanya hanya sebagian 2
lengkap dan benar
Salah menuliskan unsur-unsur yang
1
telah diketahui dan ditanya.
Tidak ada jawaban 0
Menggunakan kosa Menuliskan model matematika lengkap
4
kata/bahasa, notasi dan dan benar.
struktur matematik Menuliskan model matematika lengkap
3
untuk menyatakan ide, namun ada sedikit kesalahan.
menggambarkan Menuliskan model matematika kurang 2
hubungan, dan lengkap atau ada sebagian yang salah.
pembuatan model Salah dalam menuliskan model
1
matematika
Tidak ada jawaban 0
Ansari (2016: 112)
3.6.2.1 Validasi Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Uji validasi digunakan untuk mengukur kevalidan butir soal yang digunakan
dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian ini soal tes divalidasi menggunakan
uji validitas isi yang dilakukan oleh ahli. Ahli yang dimaksudkan untuk melakukan
uji validitas isi yaitu guru matematika kelas X Teknik Komputer dan Jaringan
(TKJ) yang menjadi subyek penelitian. Jika soal tersebut sudah valid maka dapat
digunakan sebagai instrumen penelitian

3.7 METODE ANALISIS DATA


Metode analisis data digunakan untuk mengolah data yang telah dikumpulkan
oleh peneliti. Data yang diperoleh merupakan data nilai hasil tes kemampuan
matematika, hasil tes kemampuan komunikasi matematis peserta didik. Adapun
metode analisis data yang digunakan sebagai berikut:

3.7.2 Metode Analisis Hasil Tes Kemampuan Matematika


Analisis hasil tes kemampuan matematika yang telah dikerjakan oleh subjek
penelitian, dilakukan untuk mengetahui nilai kemampuan matematika peserta didik
dengan memperhatikan langkah-langkah. Dalam menganalisis hasil tes kemampuan
matematika, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memberi skor pada tiap soal kemampuan matematika peserta didik.
b. Menghitung nilai kemampuan matematika peserta didik dengan cara:
jumlah skor yang diperoleh
Nilai= x 100 (Sudjana,2005)
jumlah skor maksimal
c. Menentukan kriteria tinggi, sedang dan rendah
Tabel 3.2 Rentang Penilaian

No. Nilai Kategori


1 x  80 Tinggi
2 55  x  80 Sedang
3 x  55 Rendah

3.7.2 Metode Analisis Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis


Dalam menganalisis data hasil tes kemampuan komunikasi matematis,
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memberikan skor hasil tes kemampuan komunikasi matematis peserta didik
pada setiap soal dan setiap indikator
b. Menghitung prosentase kemampuan komunikasi matematis masing-masing
peserta didik dengan cara
jumlah skor yang diperoleh
prosentase= ×100 %
jumlah skor maksimal
c. Menghitung prosentase masing-masing indikator kemampuan komunikasi
matematis peserta didik dengan cara:
S
Pi = × 100 %
N
Keterangan :
Pi = Prosentase indikator kemampuan komunikasi matematis ke i
S = Jumlah indikator kemampuan komunikasi matematis ke i
N = jumlah skor maksimal indikator kemampuan komunikasi matematis ke i

d. Mengkriteriakan bagaimana kemampuan komunikasi matematis peserta didik


dengan melihat kriteria penilaian berikut:
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Skala Kriteria
81 – 100% Sangat Baik (A)
61 – 80 % Baik (B)
41 – 60 % Cukup Baik (C)
21 – 40 % Kurang (K)
< 21 % Sangat Kurang
(Arikunto & Jabar, 2007:18)
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS DATA

Posedur dalam penelitian ini dibagi menjadi tahap persiapan, tahap


pelaksanaan dan tahap analisis data. Adapun deskripsi dari tiap tahapnya adalah:
4.1 DESKRIPSI TAHAP PERSIAPAN PENELITIAN
4.1.1 Menentukan Subjek Penelitian
Pada tahap menentukan subjek penelitian, peneliti terlebih dahulu meminta
izin kepada kepala sekolah SMK Muhammadiyah 3 Gresik untuk melakukan
penelitian dengan menyerahkan surat izin penelitian dari Universitas
Muhammadiyah Gresik. Setelah memperoleh izin, peneliti berdiskusi dengan guru
matematika mengenai subjek yang akan di ambil dalam penelitian. Pada saat
berdiskusi guru matematika menyarankan agar subjek yang diteliti adalah kelas X
Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), dikarenakan peserta didik dikelas ini dapat
diajak berdiskusi serta memiliki kemampuan yang merata. Dari hasil diskusi
tersebut, peneliti memutuskan mengikuti saran yang diberikan oleh guru
matematika SMK Muhammadiyah 3 Gresik, karena menurut peneliti guru lebih
mengetahui kemampuan peserta didik dan sikap peserta didik pada saat
pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, subjek dalam penelitian ini adalah kelas
X Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) SMK Muhammadiyah 3 Gresik yang
berjumlah 32 peserta didik.

4.1 Menyusun Instrumen Penelitian


Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Lembar Tes Kemampuan matematika
Tes kemampuan matematika berbentuk uraian sebanyak 5 soal. Tes
kemampuan matematika dikerjakan secara individu dengan alokasi waktu 60 menit.
Soal yang diberikan memperhatikan batasan materi yang sudah dipelajari
sebelumnya. Instrument ini digunakan untuk mengelompokkan kemampuan
matematika peserta didik, sehingga didapatkan peserta didik yang termasuk dalam
kelompok berkemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah. Soal tes
kemampuan matematika yang digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu
dilakukan uji validitas isi oleh validator. Validator yang dimaksud adalah guru
matematika SMK Muhammadiyah 3 Gresik yaitu Yuli Rahmawati S.Pd. Dari hasil
uji validsi isi soal tes kemampuan matematika yang dilakukan oleh validator,
disimpulkan bahwa soal tes kemampuan matematika sudah valid dan dapat
digunakan.
2. Lembar Tes kemampuan Komunikasi Matematis (TKKM)
Tes kemampuan komunikasi matematis (TKKM) berbentuk uraian (essay)
yang terdiri dari 3 soal uraian dan setiap soal mencakup 3 indikator yang memiliki
skor maksimal 4. Tes ini dikerjakan secara individu dengan alokasi waktu 45 menit.
Soal tes dikembangkan oleh peneliti dengan memperhatikan KI dan KD pada
materi barisan dan deret bilangan. Soal tes kemampuan matematika yang digunakan
dalam penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji validitas isi oleh validator. Validator
yang dimaksud adalah guru matematika SMK Muhammadiyah 3 Gresik yaitu Yuli
Rahmawati S.Pd. Berdasarkan hasil validasi isi oleh validator dapat disimpulkan
bahwa perlu adanya revisi sebelum tes digunakan sebagai instrument penelitian dan
diperoleh saran bahwa perlu sedikit revisi karena ada kesalahan dalam penulisan
kalimat.
3. Lembar validasi Tes Kemampuan Matematis (TKM) dapat dilihat pada
lampiran dan hasil validitas Tes Kemampuan Matematis (TKM) pada lampiran
4. Lembar validasi tes kemampuan matematis (TKKM) dapat dilihat pada
lampiran dan hasil validasi tes kemampuan komunikasi matematis (TKKM)

4.2 DESKRIPSI TAHAP PELAKSANAAN PENELITIAN


4.2.1 Pelaksanaan Tes kemampuan Matematika dan Pengelompokan Subjek
Penelitian
Tes kemampuan matematika dilaksanakan pada hari kamis, 5 januari 2022
pukul 10.45 – 11.45 WIB bertempat di kelas X Teknik Komputer dan jaringan
(TKJ) SMK Muhammadiyah 3 Gresik. Tes kemampuan matematika ini digunakan
untuk mengelompokkan peserta didik yang berkemampuan matematika tinggi,
sedang, dan rendah. Pada pelaksanaan tes kemampuan matematika, peserta didik
sebelumnya diminta untuk menyiapkan alat tulis yang diperlukan. Setelah peserta
didik rapi dan tertib, peneliti membagikan lembar soal tes kemampuan matematika
kepada peserta didik. Kemudian peserta didik dipersilahkan untuk mengisi nama,
nomor absen, dan kelas di lembar yang telah disediakan dan peneliti meminta
peserta didik untuk membaca petunjuk mengerjakan soal. Setelah itu, peserta didik
mulai mengerjakan soal dengan alokasi waktu 60 menit.
Setelah dilaksanakan tes kemampuan matematika, peneliti kemudian
menganalisa hasil tes dengan kunci jawaban dan diperoleh nilai tes kemampuan
matematika seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Hasil Tes Kemampuan Matematika Peserta Didik

No Nama Nilai TKM RANKING


1. AYS 42
24
2. AFKS 68
9
3. AFR 80
3
4. AM 80
3
5. AK 76
5
6. ACAD 64
12
7. AA 68
9
8. ATSB 76
5
9. AKD 76
5
10. CB 81
2
11. DSP 56
14
12. DAP 72
8
13. DE 68
9
14. ENC 56
14
15. FPIR 56
14
16. GR 64
12
17. HRN 40
25
18. JAB 36
27
19. MYF 52
17
20. MDUW 52
17
21. MIP 40
25
22. MFR 20
32
23. MI 45
21
24. MRI 24
31
25. RAP 48
19
26. RNM 48
19
27. RR 36
27
28. SNM 88
1
29. TH 44
22
30. TARW 28
30
31. ZI 44
22
32. ZDU 36
27
Rata - rata 55.59

Setelah data kemampuan matematika peserta didik diperoleh, selanjutnya


dilakukan pengklasifikasian ke dalam 3 kelompok (tinggi, sedang, dan rendah)
dengan menggunakan kriteria pengelompokan menurut Solaikah (2013) sebagai
berikut:
Tabel 4.2 Rentang Penilaian Menurut Solaikhah

No Nilai Kategori
1. x  80 Tinggi
2. 55  x  80 Rendah
3. x  55 Sedang
Selanjutnya hasil tes kemampuan matematika peserta didik kelas X Teknik
Komputer dan jaringan (TKJ) dikelompokkan berdasarkan kelompok tertinggi,
sedang dan rendah yang ditunjukkan oleh Tabel 4.3 berikut
Tabel 4.3 Kelompok Peserta Didik
Kelas X Teknik Komputer dan jaringan (TKJ)

No Nama Nilai TKM Kategori


1. SNM 88
2. CB 81
3. AFR 80 Kemampuan Matematika Tinggi
4. AM 80
5. AK 76
6. AKD 76 Kemampuan Matematika Sedang
7. ATSB 76
8. DAP 72
9. AA 68
10. AFKS 68
11. DE 68
12. ACAD 64
13. GR 64
14. DSP 56
15. ENC 56
16. FPIR 56
17. MDUW 52
18. MYF 52
19. RAP 48
20. RNM 48
21. MI 45
22. TH 44
23. AYS 42
24. ZI 44
Kemampuan Matematika Rendah
25. HRN 40
26. MIP 40
27. JAB 36
28. RR 36
29. ZDU 36
30. TARW 28
31. MRI 24
32. MFR 20

Dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa terdapat 5 peserta didik berkemampuan
matematika tinggi, 11 peserta didik berkemampuan matematika sedang, dan 16
peserta didik berkemampuan matematika rendah.

4.2 Pelaksanaan Tes Kemampuan Komunikasi Matematis (TKKM)


Pelaksanaan tes kemampuan komunikasi matematis dilaksanakan pada hari
Jumat, 7 Januari 2022 selama 45 menit yaitu mulai 08.00 – 08.45 WIB dan diikuti
oleh 32 peserta didik kelas X Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) SMK
Muhammadiyah 3 Gresik. Tes kemampuan komunikasi matematis peserta didik
yang berkemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah.
Pada pelaksanaan Tes Kemampuan Komunikasi Matematis (TKKM),
sebelumnya peserta didik diminta untuk menyiapkan alat tulis di atas meja dan
memasukkan buku ke dalam tas. Setelah peserta didik rapi dan tertib, peneliti
membagikan lembar soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis (TKKM) kepada
peserta didik. Selanjutnya, peserta didik dipersilahkan mengisi nama, nomor absen,
dan kelas di tempat yang telah disediakan pada lembar jawaban. Setelah itu, peserta
didik mulai mengerjakan soal dengan alokasi waktu 45 menit. Pada saat peserta
didik mengerjakan soal, peneliti dan guru matematika melakukan pengawasan agar
peserta didik tidak saling bekerjasama sehingga hasil yang didapat diharapkan
sesuai dengan kemampuan peserta didik tersebut. Pelaksanaan Tes Kemampuan
Komunikasi Matematis (TKKM) pada subjek penelitian berjalan dengan tertib dan
lancar. Peneliti selanjutnya menganalisa data Tes Kemampuan Komunikasi
Matematis (TKKM) peserta didik menggunakan kunci jawaban TKKM berdasarkan
indikator kemampuan komunikasi matematis kunci jawaban dan rubrik penskoran.

4.3 DESKRIPSI HASIL ANALISIS DATA


4.3.1 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis (TKKM) Peserta Didik
Ditinjau Dari Kemampuan Matematika
Setelah dilaksanakan tes kemampuan komunikasi matematika, peneliti
kemudian menganalisa hasil tes sesuai dengan kunci jawaban dan diperoleh
nilai tes kemampuan matematika seperti Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Data Nilai Ujian Kemampuan Komunikasi Matematis (TKKM)


ditinjau dari kemampuan matematika

No Nama Kriteria Soa Indikator Total Nilai Pembu

Siswa Kemampuan L Skor latan


Matematika 1 2 3

1 Tinggi 1 4 4 3 32 88,89 89
SNM
2 3 4 3

3 4 4 3

2 Tinggi 1 4 4 4 33 91,67 92
CB
2 4 4 3

3 4 4 2

3 AFR Tinggi 1 4 4 4 31 86,11 86


2 2 4 3

3 4 2 4

4 Tinggi 1 4 4 3 29 80,56 81
AM
2 3 1 3

3 4 4 3

5 Tinggi 1 4 4 4 36 100 100

AK 2 4 4 4

3 4 4 4

Rata-rata tiap indikator 11. 11 10

6 AKD Sedang 1 4 4 4 34 94,44 94

2 4 4 3

3 4 4 3

7 ATSB Sedang 1 4 4 1 24 66,67 67

2 3 3 1

3 4 3 1

8 DAP Sedang 1 4 4 1 26 72,22 72

2 3 4 1

3 4 4 1

9 AA Sedang 1 4 4 1 23 63,89 64

2 3 4 1

3 3 1 2
10 AFKS Sedang 1 4 4 1 21 58,33 58

2 2 4 1

3 3 1 1

11 DE Sedang 1 4 4 3 25 69,44 69

2 2 4 2

3 4 1 1

12 ACAD Sedang 1 4 4 3 33 91,67 92

2 3 4 3

3 4 4 4

13 GR Sedang 1 4 3 3 26 72,22 72

2 4 3 2

3 1 0 0

14 DSP Sedang 1 3 2 1 22 61,11 61

2 3 4 1

3 3 2 3

15 ENC Sedang 1 2 4 3 25 69,44 69

2 2 4 2

3 2 4 2

16 FPIR Sedang 1 4 4 1 28 77,78 78

2 4 4 2
3 4 4 1

Rata-rata tiap indikator 10 10. 5.4

09 5

17 MDU Rendah 1 4 4 1 27 75 75
W
2 3 4 2

3 4 4 1

18 MYF Rendah 1 4 4 1 29 80,55 81

2 4 4 3

3 4 4 1

19 RAP Rendah 1 4 4 2 25 69,44 69

2 2 4 2

3 3 2 2

20 RNM Rendah 1 4 4 1 27 75 75

2 4 4 2

3 3 3 2

21 MI Rendah 1 2 3 4 26 72,22 72

2 2 3 4

3 3 3 2

22 TH Rendah 1 4 3 1 24 66,67 67

2 4 4 1

3 2 3 2
23 AYS Rendah 1 4 0 0 14 38,89 39

2 4 1 1

3 3 1 0

24 ZI Rendah 1 4 1 2 21 58,33 58

2 3 4 2

3 3 2 2

25 HRN Rendah 1 1 1 1 10 27,78 28

2 1 1 1

3 1 2 1

26 MIP Rendah 1 4 4 1 19 52,78 53

2 2 1 1

3 2 3 1

27 JAB Rendah 1 3 3 2 20 55,56 56

2 3 2 1

3 3 1 2

28 RR Rendah 1 3 2 2 24 66,67 67

2 3 2 2

3 3 3 3

29 ZDU Rendah 1 4 3 1 21 58,33 58

2 3 3 1

3 2 3 1
30 TARW Rendah 1 2 4 3 15 41,67 42

2 2 3 0

3 1 0 0

31 MRI Rendah 1 4 4 2 31 86,11 86

2 3 4 3

3 4 4 3

32 MRF Rendah 1 2 2 2 23 63,89 64

2 3 3 3

3 3 3 2

Rata-rata tiap indikator 8.9 8.3 5

4 8

4.3.2 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis (TKKM) peserta Didik


Berkemampuan Matematika Tinggi, Sedang dan Rendah
Adapun deskripsi hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis (TKKM)
pada masing-masing kriteria kemampuan matematika peserta didik adalah sebagai
berikut:
4.3.2.1 Hasil tes kemampuan komunikasi matematis berkemampuan
matematika tinggi
Berdasarkan hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis (TKKM)
peserta didik berkemampuan matematika tinggi dapat dilihat pada tabel 4.5
berikut:
N Nama Kriteria Soal Indikator Total Rata Kriteria
o.
Peserta Kemamp Skor rata
uan 1 (%) 2 (%) 3 (%)
Didik Matemat
ika

1 SNM Tinggi 1 4 100% 4 100% 3 75% 32 88,8 Sangat

9% Baik
2 3 75% 4 100% 3 75%
(A)

3 4 100% 4 100% 3 75%

2 CB Tinggi 1 4 100% 4 100% 4 100% 33 91,6 Sangat

7% Baik
2 4 100% 4 100% 3 75%
(A)

3 4 100% 4 100% 2 50%

3 ARF Tinggi 1 4 100% 4 100% 4 100% 31 86,1 Sangat

1% Baik
2 2 50% 4 100% 3 75%
(A)

3 4 100% 2 50% 4 100%

4 AM Tinggi 1 4 100% 4 100% 3 75% 29 80,5 Baik

6% (B)
2 3 75% 1 25% 3 75%

3 4 100% 4 100% 3 75%

5 AK Tinggi 1 4 100% 4 100% 4 100% 36 100 Sangat

% Baik
2 4 100% 4 100% 4 100%
(A)

3 4 100% 4 100% 4 100%

Rata-rata 11 93,33 11 91,67 10 83,33 89,44% (A)


,2 %
% %

Keterangan:

Indikator 1: Menyatakan ide matematika dengan menulis dan menggambarkanya


dalam bentuk visual.

Indikator 2: Memahami, menginterprestasi, dan menilai ide matematik yang


disajikan dalam tulisan.

Indikator 3: Menggunakan kosa kata/bahasa, notasi dan struktur matematik


untuk menyatakan ide, menggambarkan hubungan, dan pembuatan
model.

Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa untuk soal 1 indikator ke-1 menunjukkan
bahwa peserta didik yang berkemampuan matematika tinggi semuanya mendapat
skor 4 (skor maksimal) dengan persentase 100% karena peserta didik mampu
menggambarkan diagram venn sesuai permasalaham dan disertai keterangan yang
lengkap dan benar. Pada soal ke-2 indikator ke-1 menunjukkan bahwa peserta
didik yang berkemampuan matematika tinggi hanya 2 peserta didik yang mendapat
skor 4 (skor maksimal) dengan persentase 100%, dua peserta didik yang mendapat
skor 3 dengan persentase 75% karena peserta didik kurang tepat menyatakan ide
matematika ke dalam gambar namun ada sedikit kesalahan, dan satu peserta didik
yang memperoleh skor 2 dengan persentase 50%, karena peserta didik saat
menjawab soal tidak disertai dengan keterangan. Pada soal ke-3 indikator ke-1
menunjukkan bahwa peserta didik yang berkemampuan matematika tinggi
semuanya mendapatkan skor 4 (skor maksimal).

Pada indikator ke-3 soal ke-1 tiga peserta didik yang mendapat skor 4 dengan
persentase 100%, yaitu CB, ARF dan AK, karena ketiga peserta didik dapat
menuliskan model matematika lengkap dan benar, dan dua peserta didik mendapat
skor 3 dengan persentase 75%, yaitu SNM dan AM karena peserta didik saat
menuliskan model matematika lengkap namun ada sedikit kesalahan pada hasil
akhirnya. Pada indikator ke-3 soal ke-2 hanya ada satu peserta didik yang memiliki
skor 4 dengan persentase 100% dan keempat peserta didik yang lain memiliki skor
3 dengan persentase 75%, karena peserta didik saat menuliskan model matematika
lengkap namun ada sedikit kesalahan. Pada indikator ke-3 soal ke-3 terdapat dua
peserta didik yang memiliki skor 4 dengan persentase 100%, dan kedua peserta
didik yang lain memiliki skor 3 dengan persentase 75%, karena peserta didik saat
menuliskan model matematika lengkap namun ada sedikit kesalahan, dan satu
peserta didik yang memiliki skor 2 dengan persentase 50%, karena peserta didik
saat menuliskan model matematika kurang lengkap namun ada sebagian yang salah
seperti peserta didik saat mengerjakan soal nomer 3 langkah-langkah yang
dikerjakan langsung mencapai hasil.
Dari 5 peserta didik pada kelompok ini termasuk kriteria sangat baik
dengan rata-rata 89,44% dengan rincian 4 peserta didik memiliki kemampuan
komunikasi matematis termasuk kriteria sangat baik, 1 peserta didik memiliki
kemampuan komunikasi matematis termasuk kriteria baik dengan rincian rata-rata
kriteria indikator 1 persentase sebesar 93,33%, indikator 2 persentase sebesar
91,67%, indikator3 persentase sebesar 83,33%

4.3.2.2 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis (TKKM) Peserta Didik


Berkemampuan Matematika Sedang.

Berdasarkan hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis (TKKM) peserta


didik berkemampuan matematika sedang dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis (TKKM)


Peserta Didik Berkemampuan Matematika Sedang

N Nama Kriteria Soal Indikator Tot Rata Kriteria


O al
Peserta Kemam rata
Didik puan 1 (%) 2 (%) 3 (%) Sko
Matem r
atika

1 AKD Sedang 1 4 100% 4 100% 4 100% 34 94,4 Sangat

4% Baik
2 4 100% 4 100% 3 75%
(A)

3 4 100% 4 100% 3 75%

2 ATSB Sedang 1 4 100% 4 100% 1 25% 24 66,6 Baik

7% (B)
2 3 75% 3 75% 1 25%

3 4 100% 3 75% 1 25%

3 DAP Sedang 1 4 100% 4 100% 1 25% 26 72,2 Baik

2% (B)
2 3 75% 4 100% 1 25%

3 4 100% 4 100% 1 25%

4 AA Sedang 1 4 100% 4 100% 3 75% 23 63,8 Baik


2 3 75% 4 100% 1 25% 9% (B)

3 3 75% 1 25% 2 50%

5 AFKS Sedang 1 4 100% 4 100% 1 25% 21 58,3 Cukup

3% Baik
2 2 50% 4 100% 1 25%
(C)

3 3 75% 1 25% 1 25%

6 DE Sedang 1 4 100% 4 100% 3 75% 25 69,4 Baik

4% (B)
2 2 50% 4 100% 2 50%

3 4 100% 1 25% 1 25%

7 ACAD Sedang 1 4 100% 4 100% 3 75% 33 91,6 Sangat

7% Baik
2 3 75% 4 100% 3 75%
(A)

3 4 100% 4 100% 4 100%

8 GR Sedang 1 4 100% 3 75% 3 75% 26 72,2 Baik

2 4 100% 3 75% 2 50% 2% (B)

3 1 25% 0 0% 0 0%

9 DSP Sedang 1 3 75% 2 50% 1 25% 22 61,1 Baik

1% (B)

2 3 75% 4 100% 1 25%

3 3 75% 2 50% 3 75%

10 ENC Sedang 1 2 50% 4 100% 3 75% 25 69,4 Baik

4% (B)

2 2 50% 4 100% 2 50%

3 2 50% 4 100% 2 50%

11 FPIR Sedang 1 4 100% 4 100% 1 25% 28 77,7 Baik


8% (B)

2 4 100% 4 100% 2 50%

3 4 100% 4 100% 1 25%

Rata-rata 10 83,33% 10, 84,09 5, 45,45% 72,47% (B)


09 % 45

Keterangan :

Indikator 1 : Menyatakan ide matematika dengan menulis dan menggambarkanya dalam


bentuk visual.

Indikator 2 : Memahami, menginterprestasi, dan menilai ide matematik yang disajikan


dalam tulisan.

Indikator 3 : Menggunakan kosa kata/bahasa, notasi dan struktur matematik untuk


menyatakan ide, menggambarkan hubungan, dan pembuatan model

Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa untuk soal ke-1 indikator ke-1
menunjukkan bahwa peserta didik yang berkemampuan matematika sedang
terdapat 9 peserta didik mendapat skor 4(skor maksimal) dengan persentase
100% karena peserta didik mampu menyelesaikan permasalaham dan disertai
keterangan yang lengkap dan benar. sedangkan 1 peserta didik mendapat skor 3
dengan persentase 75% karena peserta didik saat menyelesaikan permasalahan
terjadi sedikit kesalahan. Dan 1 peserta didik mendapat skor 2 dengan
persentase 50% karena peserta didik dalam saat terjadi kesalahan dan tidak
menjawabnya dengan jelas. Pada soal ke-2 indikator ke-1 menunjukkan bahwa
peserta didik yang berkemampuan matematika sedang hanya 3 peserta didik
yang mendapat skor 4(skor maksimal) dengan persentase 100%. lima peserta
didik yang mendapat skor 3 dengan persentase 75% karena peserta didik. dan
tiga peserta didik yang memperoleh skor 2 dengan persentase 50%. Pada soal
ke-3 indikator ke-1 menunjukkan bahwa 6 peserta didik yang berkemampuan
matematika sedang mendapat skor 4(skor maksimal). sedangkan 3 peserta
didik yang berkemampuan matematika sedang mendapat skor 3 dengan
persentase 75%. 1 peserta didik yang berkemampuan matematika sedang
mendapat skor 2 dan 1 peserta didik yang berkemampuan matematika sedang
mendapat skor 1 dengan persentase 25%.
Pada indikator ke-2 soal pertama menunjukkan bahwa 9 peserta didik yang
berkemampuan matematika sedang mendapat skor 4(skor maksimal) dengan
persentase 100% karena peserta didik bisa menuliskan semua unsur-unsur yang
telah diketahui dan ditanya lengkap dan jelas. Pada indikator ke-2 soal ke-3 bahwa
9 peserta didik yang berkemampuan matematika sedang mendapat skor 4(skor
maksimal) dengan persentase 100%, dan peserta didik lainnya mendapatkan skor 3
dengan persentase 75% karena saat menuliskan unsur-unsur yang diketahui
lengkap namun ada sedikit kesalahan. Pada indikator ke-2 soal ke-3 terdapat 5
peserta didik mendapat skor 4 (skor maksimal) dengan persentase 100%, peserta
didik lainnya mendapatkan skor 3 dengan persentase 75% karena saat menuliskan
unsur-unsur yang diketahui lengkap namun ada sedikit kesalahan, peserta didik
mendapat skor 2 dengan persentase 50% karena peserta didik saat menuliskan
unsur-unsur yang ditanya hanya sebagian lengkap dan benar, peserta didik yang
mendapat skor 1 dengan persentase 25% karena peserta didik salah saat
menuliskan unsur-unsur yang diketahui dan ditanya , dan peserta didik yang
mendapat skor 0 dengan persentase 0% karena peserta didik saat diberi soal tidak
ada jawaban sama sekali hanya menyebutkan hasil akhir dari soal tersebut.

Pada indikator ke-3 soal ke-1 hanya satu peserta didik yang mendapat skor
4 dengan persentase 100% yaitu AKD, empat peserta didik mendapat skor 3
dengan persentase 75%, yaitu DE, ACAD, GR, DSP karena peserta didik saat
menuliskan model matematika lengkap namun ada sedikit kesalahan dan enam
peserta didik mendapat skor 1 dengan persentase 25% karena mereka salah
menuliskan model matematika dan hasilnya juga salah. Pada indikator ke-3 soal
ke-2 ada dua peserta didik yang lain memiliki skor 3 dengan persentase 75% yaitu
AKD dan ACAD kedua peserta didik itu mampu menuliskan model matematika
lengkap namun ada sedikit kesalahan, empat peserta didik mendapat skor 2 dengan
persentase 50% karena mereka saat menuliskan model matematika kurang lengkap
atau ada sebagian yang salah dan lima peserta didik yang lain memiliki skor 1
dengan persentase 25%, karena peserta didik salah dalam menuliskan model
matematika namun hasilnya benar. Pada indikator ke-3 soal ke 3 terdapat satu
peserta didik yang memiliki skor 4 dengan persentase 100% yaitu ACAD, dua
peserta didik yang lain memiliki skor 3 dengan persentase 75%, satu peserta didik
yang memiliki skor 2 dengan persentase 50%, karena saat menuliskan model
matematika kurang lengkap, dan satu peserta didik yang memiliki skor 1 dengan
persentase 25% karena peserta didik salah dalam menuliskan model matematika.
Dari 11 peserta didik pada kelompok ini termasuk kriteria baik dengan rata-
rata 72,47% dengan rincian 2 peserta didik memiliki kemampuan komunikasi
matematis termasuk kriteria sangat baik, 8 peserta didik memiliki kemampuan
komunikasi matematis termasuk kriteria baik dan 1 peserta didik memiliki
kemampuan komunikasi matematis termasuk kriteria cukup baik dengan rincian
rata-rata kriteria indikator 1 persentase sebesar 83,33%, indikator 2 persentase
sebesar 84,09%, indikator 3 persentase sebesar 45,45% .

4.3.2.3 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis (TKKM) Peserta Didik


Berkemampuan Matematika Rendah.

Berdasarkan hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis (TKKM) peserta


didik berkemampuan matematika rendah dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis (TKKM) Peserta


Didik Berkemampuan Matematika Rendah

No Nama Kriteria Soal Indikator Tota Rata Kriteria


Kemampu l
Pesert an rata
a Matematik 1 (%) 2 (%) 3 (%) Sko
Didik a r

1 MDU Rendah 1 4 100% 4 100% 1 25% 27 75 Baik


W
% (B)
2 3 75% 4 100% 2 50%

3 4 100% 4 100% 1 25%

2 MYF Rendah 1 4 100% 4 100% 1 25% 29 80,5 Baik

5% (B)
2 4 100% 4 100% 3 75%

3 4 100% 4 100% 1 25%

3 RAP Rendah 1 4 100% 4 100% 2 50% 25 69,4 Baik

4% (B)
2 2 50% 4 100% 2 50%

3 3 75% 2 50% 2 50%

4 Rendah 1 4 100% 4 100% 1 25% 27 75 Baik


RNM 2 4 100% 4 100% 2 50% % (B)

3 3 75% 3 75% 2 50%

5 MI Rendah 1 2 50% 3 75% 4 100% 26 72,2 Baik

2% (B)
2 2 50% 3 75% 4 100%

3 3 75% 3 75% 2 50%

6 TH Rendah 1 4 100% 3 75% 1 25% 24 66,6 Baik

7% (B)
2 4 100% 4 100% 1 25%

3 2 50% 3 75% 2 50%

7 AYS Rendah 1 4 100% 0 0% 0 0% 14 38,8 Kura


ng
9% baik
2 4 100% 1 25% 1 25%
(K)

3 3 75% 1 25% 0 0%

8 ZI Rendah 1 4 100% 1 25% 2 50% 21 58,3 Cukup

3% Baik
2 3 75% 4 100% 2 50%
(C)

3 3 75% 2 50% 2 50%

9 HRN Rendah 1 1 25% 1 25% 1 25% 10 27,7 Kura


ng
8% baik
2 1 25% 1 25% 1 25%
(K)

3 1 25% 2 50% 1 25%

10 MIP Rendah 1 4 100% 4 100% 1 25% 19 52,7 Cukup

8% Baik
2 2 50% 1 25% 1 25%
(C)

3 2 50% 3 75% 1 25%

11 JAB Rendah 1 3 75% 3 75% 2 50% 20 55,5 Cukup

6% Baik
2 3 75% 2 50% 1 25%
(C)

3 3 75% 1 25% 2 50%


12 RR Rendah 1 3 75% 2 50% 2 50% 24 66,6 Baik

7% (B)
2 3 75% 2 50% 2 50%

3 3 75% 3 75% 3 75%

13 ZDU Rendah 1 4 100% 3 75% 1 25% 21 58,3 Cukup

3% Baik
2 3 75% 3 75% 1 25%
(C)

3 2 50% 3 75% 1 25%

14 TAR Rendah 1 2 50% 4 100% 3 75% 15 41,6 Cukup


W
7% Baik
2 2 50% 3 75% 0 0%
(C)

3 1 25% 0 0% 0 0%

15 MRI Rendah 1 4 100% 4 100% 2 50% 31 86,1 Sangat

1% Baik
2 3 75% 4 100% 3 75%
(A)

3 4 100% 4 100% 3 75%

16 MFR Rendah 1 2 50% 2 50% 2 50% 23 63,8 Baik

9% (B)
2 3 75% 3 75% 3 75%

3 3 75% 3 75% 2 50%

Rata-rata 8, 74,4% 8,3 69,79 5 41,67 61,80% (B)


94 8 % %

Keterangan :
Indikator 1 : Menyatakan ide matematika dengan menulis dan menggambarkanya dalam
bentuk visual.

Indikator 2 : Memahami, menginterprestasi, dan menilai ide matematik yang disajikan


dalam tulisan.

Indikator 3 : Menggunakan kosa kata/bahasa, notasi dan struktur matematik untuk


menyatakan ide, menggambarkan hubungan, dan pembuatan model

Pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa untuk soal 1 indikator ke-1
menunjukkan bahwa peserta didik yang berkemampuan matematika rendah
terdapat 10 peserta didik mendapat skor 4(skor maksimal) dengan persentase
100%. 2 peserta didik mendapat skor 3 dengan persentase 75%. dan 3 peserta
didik mendapat skor 2 dengan persentase 50% sedangkan 2 peserta didik
mendapat skor 1 dengan persentase 25% karena peserta didik tidak menjawab
sesuai dengan permasalahan. permasalahan dan 1 peserta didik mendapat skor 0
dengan persentase 0% karena peserta didik tidak menjawab soal yang dikasih
peneliti. Pada indikator ke-2 soal kedua menunjukkan bahwa 7 peserta didik yang
berkemampuan matematika sedang mendapat skor 4 dengan persentase 100%
karena peserta didik bisa menyebutkan semua unsur unsur yang ada dalam soal,
empat peserta didik mendapat skor 3 dengan persentase 75%, %, karena peserta
didik saat menuliskan unsur-unsur yang diketahui dan ditanya lengkap namun ada
sedikit kesalahan saat menghitung, dan dua peserta didik mendapat skor 2 dengan
persentase 50%, tiga peserta didik mendapat skor 1 dengan persentase 25% karena
peserta didik saat mengerjakan salah dalam menuliskan unsur-unsur yang telah
diketahui dan ditanya. Pada indikator ke-2 soal ketiga menunjukkan bahwa 3
peserta didik yang berkemampuan matematika sedang mendapat skor 4 dengan
persentase 100% karena peserta didik bisa menyebutkan semua unsur-unsur yang
ada dalam soal, tujuh peserta didik mendapat skor 3 dengan persentase 75%,
karena peserta didik saat menuliskan unsur-unsur yang diketahui dan ditanya
lengkap namun ada sedikit kesalahan saat menghitung dan tiga peserta didik
mendapat skor 2 dengan persentase 50%, dua peserta didik mendapat skor 1
dengan persentase 25% karena peserta didik saat mengerjakan salah dalam
menuliskan unsur-unsur yang telah diketahui dan ditanya, dan 1 peserta didik
mendapat skor 0 dengan persentase 0% karena peserta didik tidak menjawab soal
yang diberikan Pada indikator ke-3 soal ke-1 satu peserta didik yang mendapat
skor 4 dengan persentase 100% , satu peserta didik mendapat skor 3 dengan
persentase 75%, karena peserta didik saat menuliskan model matematika lengkap
namun ada sedikit kesalahan dan enam peserta didik mendapat skor 2 dengan
persentase 50% karena peserta didik saat menuliskan model matematika kurang
lengkap namun ada sebagian yang salah seperi peserta didik saat mengerjakan
soal nomer 3 langkah-langkah yang dikerjakan langsung mencapai hasil, tujuh
peserta didik mendapat skor 1 dengan persentase 25% dan 1 peserta didik
mendapat skor 0 dengan persentase 0% karena peserta didik tidak menjawab
pertanyaan. Pada indikator ke-3 soal ke-2 ada satu peserta didik memiliki skor 4
dengan persentase 100%, tiga peserta didik mendapat skor 3 dengan persentase
75%, dan lima peserta didik yang lain memiliki skor 2 dengan persentase 50%,
karena peserta didik saat menuliskan model matematika kurang lengkap atau
sebagian yang salah dan enam peserta didik memiliki skor 1 dengan persentase
25% dan 1 peserta didik memiliki skor 0 dengan persentase 0% . Pada indikator
ke-3 soal ke-3 terdapat tiga peserta didik yang memiliki skor 3 dengan persentase
75% , tujuh peserta didik yang lain memiliki skor 2 dengan persentase 50% karena
peserta didik saat menuliskan model matematika kurang lengkap namun ada
sebagian yang salah seperi peserta didik saat mengerjakan soal nomer 3 langkah-
langkah yang dikerjakan langsung mencapai hasil, lima peserta didik yang
memiliki skor 1 dengan persentase 25%, karena peserta didik salah dalam
menuliskan model matematika, dan dua peserta didik yang memiliki skor 0
dengan persentase 0% karena peserta didik tidak menjawab soal yang diberikan
peneliti.

Dari 16 peserta didik pada kelompok ini termasuk kriteria baik dengan
rata-rata 61,80% dengan rincian 1 peserta didik memiliki kemampuan komunikasi
matematis termasuk kriteria sangat baik, 8 peserta didik memiliki kemampuan
komunikasi matematis termasuk kriteria baik, 5 peserta didik memiliki
kemampuan komunikasi matematis termasuk kriteria cukup baik dan 2 peserta
didik memiliki kemampuan komunikasi matematis termasuk kriteria kurang
dengan rincian rata-rata kriteria indikator 1 persentase sebesar 74,48%, indikator 2
persentase sebesar 69,79%, indikator 3 persentase sebesar 41,67%.

4.3.3 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Peserta Didik Ditinjau Dari
Kemampuan Matematika Dalam Setiap Indikator

Table 4.8 Persentase Kemampuan Komunikasi Matematis Peserta Didik


Ditinjau Dari Kemampuan Matematika

No Nama Kriteria Soal Indikator Rata Kriteria

Siswa Kemampuan rata kemampua n

Matematika 1 2 3 komunikasi
matematis

1 SNM Tinggi 1 100% 100% 75% 88,89 Sangat

% Baik (A)
2 75% 100% 75%

3 100% 100% 75%


2 CB Tinggi 1 100% 100% 100% 91,67 Sangat

% Baik (A)
2 100% 100% 75%

3 100% 100% 50%

3 AFR Tinggi 1 100% 100% 100% 86,11 Sangat

% Baik (A)
2 50% 100% 75%

3 100% 50% 100%

4 AM Tinggi 1 100% 100% 75% 80,56 Baik (B)

%
2 75% 25% 75%

3 100% 100% 75%

5 AK Tinggi 1 100% 100% 100% 100% Sangat

Baik (A)
2 100% 100% 100%

3 100% 100% 100%

Rata-rata kriteria 93,33 91,67 83,33 89,44

% % % %

Sanga Sanga Sanga Sanga

t Baik t Baik t Baik t Baik

(A) (A) (A) (A)

6 AKD Sedang 1 100% 100% 100% 94,44 Sangat

% Baik (A)
2 100% 100% 75%

3 100% 100% 75%

7 ATSB Tinggi 1 100% 100% 25% 66,67 Baik (B)

%
2 75% 75% 25%

3 100% 75% 25%


8 DAP Sedang 1 100% 100% 25% 72,22 Baik (B)

%
2 75% 100% 25%

3 100% 100% 25%

9 AA Sedang 1 100% 100% 25% 63,89 Baik (B)

%
2 75% 100% 25%

3 75% 25% 50%

10 AFKS Sedang 1 100% 100% 25% 58,33 Cukup


Baik (C)
%
2 50% 100% 25%

3 75% 25% 25%

11 DE Sedang 1 100% 100% 75% 69,44 Baik (B)

%
2 50% 100% 50%

3 100% 25% 25%

12 ACAD Sedang 1 100% 100% 75% 91,67 Sangat

% Baik (A)
2 75% 100% 75%

3 100% 100% 100%

13 GR Sedang 1 100% 75% 75% 72,22 Baik (B)

%
2 100% 75% 50%

3 25% 0% 0%

14 DSP Sedang 1 75% 50% 25% 61,11 Baik (B)

%
2 75% 100% 25%
3 75% 50% 75%

15 ENC Sedang 1 50% 100% 75% 69,44 Baik (B)

%
2 50% 100% 50%

3 50% 100% 50%

16 FPIR Sedang 1 100% 100% 25% 77,78 Baik (B)

%
2 100% 100% 50%

3 100% 100% 25%

Rata-rata kriteria 83.33 84.09 45.45 72.47

% % % %

Sanga Sanga Cuku Baik

t Baik t Baik p (B)


Baik
(A) (A) (C)

17 MDU Rendah 1 100% 100% 25% 75% Baik (B)


W
2 75% 100% 50%

3 100% 100% 25%

18 MYF Rendah 1 100% 100% 25% 80,55 Baik (B)

%
2 100% 100% 75%

3 100% 100% 25%

19 RAP Rendah 1 100% 100% 50% 69,44 Baik (B)

%
2 50% 100% 50%

3 75% 50% 50%

20 RNM Rendah 1 100% 100% 25% 75% Baik (B)

2 100% 100% 50%


3 75% 75% 50%

21 MI Rendah 1 50% 75% 100% 72,22 Baik (B)

%
2 50% 75% 100%

3 75% 75% 50%

22 TH Rendah 1 100% 75% 25% 66,67 Baik (B)

%
2 100% 100% 25%

3 50% 75% 50%

23 AYS Rendah 1 100% 0% 0% 38,89 Kurang (K)

%
2 100% 25% 25%

3 75% 25% 0%

24 ZI Rendah 1 100% 25% 50% 58,33 Cukup


Baik (C)
%
2 75% 100% 50%

3 75% 50% 50%

25 HRN Rendah 1 25% 25% 25% 27,78 Kurang (K)

2 25% 25% 25% %

3 25% 50% 25%

26 MIP Rendah 1 100% 100% 25% 52,78 Cukup Baik


(C)
%
2 50% 25% 25%

3 50% 75% 25%

27 JAB Rendah 1 75% 75% 50% 55,56 Cukup Baik


2 75% 50% 25% % (C)

3 75% 25% 50%

28 RR Rendah 1 75% 50% 50% 66,67 Baik (B)

%
2 75% 50% 50%

3 75% 75% 75%

29 ZDU Rendah 1 100% 75% 25% 58,33 Cukup Baik


(C)
%
2 75% 75% 25%

3 50% 75% 25%

30 TARW Rendah 1 50% 100% 75% 41,67 Cukup Baik


% (C)
2 50% 75% 0%

3 25% 0% 0%

31 MRI Rendah 1 100% 100% 50% 86,11 Sangat


%
Baik (A)
2 75% 100% 75%

3 100% 100% 75%

32 MFR Rendah 1 50% 50% 50% 63,89 Baik (B)


%
2 75% 75% 75%

3 75% 75% 50%

Rata-rata kriteria 74.48% 69.79% 41.67% 61.80%

Baik Baik Cukup Baik

(B) (B) Baik (B)

(C)

4.3.4 Deskripsii Kemampuan Komunikasi Matematis Peserta Didik dalam Setiap


Indikator

Pada tabel 4.8 ditunjukkan tentang persentase kemampuan komunikasi


matematis peserta didik serta ditunjukkan deskripsi kemampuan komunikasi
matematis peserta didik berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah
pada setiap indikator dapat dilihat pada tabel – berikut:

Tabel 4.9 Kemampuan Komunikasi Matematis Peserta Didik


Pada Setiap Indikator

N Indik Kemampuan Matematika


o ator
Tinggi Kriteria Sedang Kriteria Rendah Kriteria Rata Kriteria
(%) (%) (%) rata

1. 1 93,33 Sangat 83,33 Sangat 74,48 Baik 83,71 Sangat


% Baik % Baik % %
(B) Baik
(A) (A) (A)

2. 2 91,67% Sangat 84,09% Sangat 69,79% Baik 81,85 Sangat


Baik Baik (B)
% Baik
(A) (A) (A)

3. 3 83,33% Sangat 45,45% Cukup 41,67% Cukup 56,82 Cukup


Baik Baik Baik
% Baik
(A) (C) (C)
(C)

Rata –rata 89,44% 72,47% 61,80% 74,13

Kriteria Sangat Baik Baik Baik Baik


Penilaian (A) (B) (B)
(B)

Keterangan :
Indikator 1 : Menyatakan ide matematika dengan menulis dan menggambarkanya dalam
bentuk visual.

Indikator 2 : Memahami, menginterprestasi, dan menilai ide matematik yang disajikan


dalam tulisan.

Indikator 3 : Menggunakan kosa kata/bahasa, notasi dan struktur matematik untuk


menyatakan ide, menggambarkan hubungan, dan pembuatan model.

Berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh bahwa kemampuan komunikasi


matematis peserta didik pada indikator 1 yaitu menyatakan ide matematika dengan
menulis dan menggambarkannya dalam bentuk visual diperoleh rata-rata sebesar
83,71% termasuk kriteria sangat baik. Pada kategori kemampuan matematika
tinggi dengan presentase 93,33% dan termasuk kriteria sangat baik. Pada kategori
kemampuan matematika sedang dengan presentase 83,33% dan termasuk kriteria
sangat baik. Pada kategori kemampuan matematika rendah dengan presentase
74,48% dan termasuk kriteria baik.

Kemampuan komunikasi matematis peserta didik pada indikator 2 yaitu


memahami, menginterprestasi dan menilai ide matematika yang disajikan dalam
tulisan diperoleh rata-rata sebesar 81,85% termasuk kriteria sangat baik. Pada
kategori kemampuan matematika tinggi dengan presentase 91,67% dan termasuk
kriteria sangat baik. Pada kategori kemampuan matematika sedang dengan
presentase 84,09% dan termasuk kriteria sangat baik. Pada kategori kemampuan
matematika rendah dengan presentase 69,79% dan termasuk kriteria baik.

Kemampuan komunikasi matematis peserta didik pada indikator 3 yaitu


menggunakan kosa kata/ bahasa, notasi dan struktur matematika untuk
menyatakan ide, menggambarkan hubungan dan pembuatan model diperoleh rata
rata sebesar 56,82% termasuk kriteria cukup baik. Pada kategori kemampuan
matematika tinggi dengan presentase 83,33% dan termasuk kriteria sangat baik.
Pada kategori kemampuan matematika sedang dengan presentase 45,45% dan
termasuk kriteria cukup baik. Pada kategori kemampuan matematika rendah
dengan presentase 41,67% dan termasuk kriteria cukup baik.

Adapun dari Tabel 4.9 dapat dibuat gambar diagram batang 4.10 dibawah
ini:
Gambar 4.10 Rata-rata Skor Persentase Tiap Indikator Kemampuan Komunikasi
Matematis Peserta Didik Ditinjau dari Tes Kemampuan Matematika.

Keterangan :
Indikator 1 : Menyatakan ide matematika dengan menulis dan menggambarkanya dalam
bentuk visual.

Indikator 2 : Memahami, menginterprestasi, dan menilai ide matematik yang disajikan


dalam tulisan.

Indikator 3 : Menggunakan kosa kata/bahasa, notasi dan struktur matematik untuk


menyatakan ide, menggambarkan hubungan, dan pembuatan model.

Berdasarkan Gambar 4.10 disimpulkan bahwa rata-rata skor persentase


indikator kemampuan komunikasi matematis peserta didik subjek penelitian
berkemampuan matematika tinggi pada indikator 1, 2, dan 3 lebih tinggi
dibandingkan dengan subjek penelitian berkemampuan matematika sedang dan
rendah. Hal ini juga pada rata-rata skor setiap indikator kemampuan komunikasi
matematis peserta didik subjek penelitian berkemampuan matematika sedang
lebih tinggi dibandingkan subjek penelitian berkemampuan matematika rendah.

Sehingga dapat diperoleh rata-rata prosentase skor kemampuan


komunikasi matematis secara keseluruhan pada tiap kriteria kemampuan
matematika pada gambar 4.11 dari tabel 4.9 dibawah ini:
Keterangan :
Indikator 1 : Menyatakan ide matematika dengan menulis dan menggambarkanya dalam
bentuk visual.

Indikator 2 : Memahami, menginterprestasi, dan menilai ide matematik yang disajikan


dalam tulisan.

Indikator 3 : Menggunakan kosa kata/bahasa, notasi dan struktur matematik untuk


menyatakan ide, menggambarkan hubungan, dan pembuatan model.

Berdasarkan gambar 4.11 dapat disimpulkan bahwa peserta didik


berkemampuan matematika tinggi memiliki kemampuan komunikasi matematis
sangat baik dengan rata-rata persentase sebesar 89,44% dari semua indikator
kemampuan komunikasi matematis. Peserta didik berkemampuan matematika
sedang memiliki kemampuan komunikasi matematis baik dengan rata-rata
persentase sebesar 72,47% dari semua indikator kemampuan komunikasi
matematis. Peserta didik berkemampuan matematika rendah memiliki kemampuan
komunikasi matematis baik dengan rata-rata persentase sebesar 61,80% dari
semua indikator kemampuan komunikasi matematis.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Kemampuan komunikasi matematis peserta didik kelas VII-G berkemampuan
matematika tinggi termasuk kriteria sangat baik dengan rata-rata sebesar
89,44%. Peserta didik menggunakan tiga indikator yaitu 1)menyatakan ide
matematika dengan menulis dan menggambarkanya dalam bentuk visual,
pada indikator ini peserta didik mampu menggambar diagram venn dengan
lengkap dan disertai keterangan 2) Memahami, menginterprestasi, dan
menilai ide matematika yang disajikan dalam tulisan, peserta didik mampu
menyebutkan unsur-unsur yang diketahui dan ditanya dengan lengkap dan 3)
Menggunakan kosa kata/bahasa, notasi dan struktur matematik untuk
menyatakan ide, menggambarkan hubungan, dan pembuatan model, peserta
didik mampu menuliskan model matematika dengan langkah-langkah yang
benar sampai mendapat hasil yang benar. Dari 32 peserta didik kelas X
Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) terdapat 5 peserta didik berkemampuan
matematika tinggi.
2. Kemampuan komunikasi matematis peserta didik kelas X Teknik Computer
Dan Jaringan berkemampuan matematika sedang termasuk kriteria baik
dengan rata-rata sebesar 72,47%. Peserta didik dapat menggunakan dua
indikator yaitu: 1) Menyatakan ide matematika dengan menulis dan
menggambarkan dalam bentuk visual, dalam indikator ini peserta didik dapat
menjawab pertanyaan dengan benar da nada sedikit kesalahan dalam
menjabarkan. 2) memahami, meninterpretasi dan menilai ide matematik yang
disajikan dalam tulisan, pada indikator ini sebagian peserta didik dapat
menjawab soal yang diberikan dengan lengkap namun ada sedikit kesalahan
dan indikator yaitu menggunakan kosa kata/bahasa, notasi dan struktur
matematik untuk menyatakan ide, menggambarkan hubungan, dan pembuatan
model dengan cukup baik, peserta didik saat menuliskan model matematika
lengkap namun ada sedikit kesalahan di hasil akhir. Dari 32 peserta didik
kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Muhmmadiyah 3 Gresik
terdapat 11 peserta didik berkemampuan matematika sedang.
3. Kemampuan komunikasi matematis peserta didik kelas X Teknik Komputer
dan Jaringan berkemampuan matematika rendah termasuk kriteria baik
dengan rata-rata sebesar 61,80%. Peserta didik dapat menggunakan dua
indikator yaitu 1) menyatakan ide matematika dengan menulis dan
menggambarkanya dalam bentuk visual. 2) memahami, menginterprestasi,
dan menilai ide matematik yang disajikan dalam tulisan, peserta didik saat
menulisakan unsur-unsur yang diketahui dan ditanya hanya sebagian lengkap
dan benar kebanyakan peserta didik tidak menuliskan apa yan ditanya. dan
indikator 3) yaitu menggunakan kosa kata/bahasa, notasi dan struktur
matematik untuk menyatakan ide, menggambarkan hubungan, dan pembuatan
model dengan cukup baik, peserta didik saat menuliskan model matematika
kurang lengkap namun ada sebagian salah saat menjumlahkan .
Dari 32 peserta didik kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK
Muhmmadiyah 3 Gresik terdapat 16 peserta didik berkemampuan matematika
rendah

5.2 SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat memberikan saran
sebagai berikut:
a) Bagi guru dapat membimbing peserta didik dalam menggunakan
kemampuan komunikasi matematis.
b) Bagi peserta didik dapat mengembangkan kemampuan komunikasi
matematis dengan cara sering melakukan latihan mengerjakan soal-
soal matematika.
c) Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti tentang kemampuan
komunikasi matematis ditinjau dari kemampuan matematika dapat
menggunakan soal-soal yang lebih bervariasi untuk melihat
kemampuan komunikasi matematis peserta didik ditinjau dari
kemampuan matematika

Anda mungkin juga menyukai