BAB I
PENDAHULUAN
kehidupan bangsa serta membentuk manusia berakhlak mulia. Hal ini tertulis
berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlah mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
potensi peserta didik, membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
Salah satu bidang studi yang mempunyai peranan penting dalam dunia
peserta didik karena matematika sebagai sumber ilmu bagi bidang lain (Dyasih,
matematika bahwa sangat sulit atau tidaklah mungkin bagi seseorang untuk hidup
di bagian bumi ini pada abad ke-20 ini tanpa sedikitpun memanfaatkan
mampu bersaing dengan bangsa lain, namun fakta yang terjadi banyak siswa
menakutkan karena penuh dengan angka dan rumus (Supardi & Leonard dalam
Dyahsih, 2015:177). Hal itu mengakibatkan minat belajar siswa sangat kurang
pelajaran matematika di SD, SMP, SMA, dan SMK bertujuan agar peserta didik
pembelajaran dan siswa banyak menunggu sajian dari guru tanpa berusaha untuk
diberikan oleh guru atau yang tertulis dalam buku tanpa memahami maksud dari
isinya. Hal ini tentu saja dapat dikatakan mengabaikan kebermaknaan dari
maksimal. Banyak sekali alternatif model pembelajaran yang tidak berpusat pada
peserta didik dapat menjawab dengan benar maka peserta didik langsung berteriak
karena peserta didik diajak bermain sambil belajar untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang disampaikan secara menarik oleh guru (Hamid, 2013: 223).
Model tersebut dapat menumbuhkan minat dan keaktifan peserta didik dalam
pembelajaran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2. Kerangka konseptual
berarti ‘belajar atau hal yang di pelajari’, sedang dalam bahasa Belanda disebut
wiskunde atau ‘ilmu pasti’. NRC dalam Fadjar Shadiq (2014:7) menyatakan
matematika adalah ilmu yang membahas pola atau keteraturan dan tingkatan.
Shidiq (2014:5) telah menyatakan di masa kini dan masa yang akan datang, di era
daripada pekerja keras (harder). Dibutuhkkan para pekerja yang telah disiapkan
untuk mampu mencerna ide-ide baru (absorb new ideas), mampu menyesuaikan
ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang
adalah:
huruf dan bukan huruf, untuk dapat menggunakan simbol-simbol tersebut kita
Kata efektivitas berasal dari bahasa inggris, yaitu effective yang berarti
berhasil, tepat atau manjur. Efektivitas berasal dari kata dasar “efektif” adalah
tepat guna yaitu suatu pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan waktu
yang cukup sekaligus dapat membuahakan hasil secara tepat. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah sesuatu yang memiliki
pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan merupakan
keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan, dalam hal ini efektivitas dapat dilihat
yang didesain oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran, baik tujuan dalam
skala yang sempit tujuan pembelajaran khusus, maupun tujuan dalam skala yang
lebih luas, seperti tujuan kurikuler, tujuan institusional, dan bahkan tujuan
bagi peserta didik, melalui pemakaian prosedur yang tepat. Pengertian ini
mengandung dua indikator, yaitu terjadinya belajar pada peserta didik dan apa
yang dilakukan guru. Pada hakekatnya proses pembelajaran yang efektif terjadi
jika guru dapat mengubah kemampuan dan presepsi siswa dari yang sulit
usaha, biaya, dan pengeluaran untuk mencapai hasil yang maksimal. Efesiensi
11
bermanfaat dan bertujuan bagi siswa, melalui pemakaian prosedur yang tepat
pembelajaran, baik tujuan dalam skala yang sempit tujuan pembelajaran khusus,
maupun tujuan dalam skala yang lebih luas, seperti tujuan kurikuler, tujuan
yang tinggi manakala program tersebut dapat mencapai tujuan seperti yang
dicapai oleh seluruh siswa, maka dapat dikatakan bahwa program itu memiliki
belajar mengajar, siswa belum mampu mencapai tujuan yang diharapkan, maka
banyakny informasi yang dapat diserap oleh siswa yang nantinya akan dilihat dari
hasil belajar siswa, 2) Kesesuaian tingkat pembelajaran yakni sejauh mana guru
Penguasaan dan antusiasme dalam belajar; (4) Sikap positif terhadap siswa; (5)
Pemberian ujian dan nilai yang adil; (6) Keluwesan dalam pendekatan pengajaran;
bahwa indicator efektif pembelajaran dalam penelitian ini yang akan digunakan
adalah:
1. Kualitas Pembelajaran
Kualitas pembelajaran adalah banyaknya informasi bantuan media
pembelajaran dapat diserap oleh siswa, yang nantinya dapat dilihat dari hasil
belajar siswa. Hasil belajar siswa yang dimaksudkan adalah dilihat dari
adanya pengaruh yang signifikan dari model pembelajaran yang digunakan
terhadap kemampuan yang ingin dicapai. Adapun kriteria kualitas
pembelajaran dikatakan sudah baik adalah apabila besar pengaruh dari model
pembelajaran terhadap yang ingin diukur sudah mencapai lebih besar dari
85%
2. Kesesuaian Tingkat Pembelajaran
Kesesuaian tingkat pembelajaran adalah sejauh mana guru dapat memastikan
tingkat kesiapan siswa untuk mempelajari materi baru (Slavin dalam Dewanti
2017:16)
materi dengan strategi pembelajaran sudah baik; (2) Daya serap materi
13
pembelajaran sudah memenuhi ketuntasan belajar siswa yang dilihat dari daya
serap perseorangan telah mencapai skor ≥ 65 %atau nilai ≥ 65. Daya serap klasikal
telah mencapai≥ 85 % siswa yang telah mencapai nilai ≥ 65.; (3) Kesesuaian antara
waktu normal dengan waktu ketercapaian pada saat di lapangan. Efektivitas suatu
dengan memberi tes, sehingga hasil tes tersebut dipakai dalam mengevaluasi
berbagai aspek proses pembelajaran. Evaluasi pengajaran dalam hal ini sangat
menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab
benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak ‘hore’ atau yel-yel lainnya
yang disukai. Salah satu pembelajaran yang menuntut adanya interaksi siswa
pengantar oleh guru, kemudian siswa diminta untuk mengerjakan latihan yang
diberikan secara berkelompok, dan untuk menguji pemahaman siswa pada akhir
sebelumnya.
14
dengan soal dan diberi nomor untuk menuliskan jawabannya. Siswa yang
paling terdahulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay atau yel-
pembelajaran Course Review Horay (CRH) adalah suatu model atau disain
games dan jika siswa mampu menjawab benar maka siswa akan berteriak ''horey''.
Pembelajaran dengan model Course Review Horay juga melatih siswa untuk
5. Guru membaca soal Guru membaca soal secara Siswa mendengar dan
secara acak dan siswa acak dan siswa menulis langsung
menulis jawaban di dalam jawaban di dalam kotak mendiskusikan soal
kotak yang nomornya yang nomornya disebutkan yang dibacakan guru
disebutkan guru dan guru dan langsung dan menulis jawaban
langsung didiskkusikan, didiskkusikan, kalau benar dalam kotak yang
kalau benar diisi tanda diisi tanda benar (v) dan nomornya disebutkan
benar (v) dan jika salah jika salah diisi tanda silang guru
diisi tanda silang (x). (x).
16
guru membantu menjelaskan pada masing-masing kelompok jika ada yang kurang
disuruh memilih nomor kotak yang harus dijawab secara bergantian dengan cara
diacak. Kelompok yang bisa menjawab pertanyaan dari guru dengan benar harus
skor dapat dihitung berdasarkan banyaknya simbol kelompok yang telah ditempel.
Gambar 1
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Course Review Horay (CRH)
Keterangan
= Kelompok 1
= Kelompok 2
= Kelompok 3
= Kelompok 4
bahwa pemahaman adalah konsepsi yang bisa dicerna atau dipahami oleh peserta
didik sehingga mereka mengerti apa yang dimaksudkan, mampu menemukan cara
sejumlah konsep yang harus disukai siswa. Dan konsep diartikan sebagai ide
memiliki bekal dasar yang baik untuk mencapai kemampuan dasar yang lain
atau prinsip dari suatu pelajaran meskipun penjelasan yang diberikan mempunyai
susunan kalimat yang tidak sama dengan konsep yang diberikan tetapi maksudnya
sama.
kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti, memberikan interprestasi data
dan mampu mengaplikasikan konsep yang sesuai dengan struktur kognitif yang
dimilikinya.
sendiri.
mengenai apa yang telah dicapainya; (2) Mampu menyajikan situasi matematika
konsep dan prosedur; (5) Mampu memberikan contoh dan contoh kontra dari
21
konsep yang dipelajari; (6) Mampu menerapkan konsep secara algoritma; (7)
matematika.
manusia. Manusia sebagai mahluk sosial, tentutidak terlepas dari interaksi antar
sesama dimana pun itu berada. Interaksi ini tidak hanya terjadi dalam
Interaksi yang baik, tentunya memerlukan komunikasi yang baik pula, baik antar
siswa dengan guru, maupun siswa dengan siswa, sehingga pembelajaran tersebut
diharapkan dapat terpadu dan berdaya guna, karena proses pembelajaran itu
bagian dari daya matemtika. The Common Core Of Learning (dalam Herlin,
mereka berbicara dan menulis tentang apa yang mereka sedang kerjakan. Mereka
apa yang siswa tulis adalah cara yang istimewa untuk para guru dalam
kepada siswa ataupun siswa mendapatkannya sendiri melalui bacaan, maka saat
kualitas interprestasi dan respon itu sering kali menjadi masalah istimewa. Hal ini
sebagai salah satu akibat dari karakteristik matematika itu sendiri syarat dengan
ide-ide matematika; (2) Membuat model situasi, relasi matematik, tertulis, konkrit,
Merespon suatu pernyataan atau persoalan dalam bentuk argumen atau ide yang
menyatakan ide, situasi dan relasi matematika, secara lisan atau tulisan, dengan
benda nyata, gambar, grafik dan aljabar, menyatakan peristiwa sehari-hari dalam
secara lisan, tertulis maupun dalam bentuk visual lainnya; (3) Kemampuan
situasi.
melihat dengan penuh perhatian; (2) Menyelidiki pertanyaan dan tugas-tugas yang
diberikan, menarik hati, dan menantang siswa untuk berpikir; (3) Meminta siswa
untuk merespon dan menilai ide mereka secara lisan dan tertulis; (4) Menilai
kedalaman pemahaman atau ide yang dikemukakan siswa dalam diskusi; (5)
bahasa matematika pada siswa; (6) Memonitor partisipasi siswa dalam diskusi,
berpartisipasi.
Bantuan dari guru seperti yang disebutkan diatas tentu akan memberikan
sikap positif terhadap siswa. Siswa tidak akan lagi memiliki rasa canggung untuk
mengeluarkan ide-idenya, karna sikap terbuka yang diberikan guru kepada siswa.
Suatu bentuk yang dibatasi oleh tiga titik sudut dan tiga sisi adalah
segitiga. Segitiga merupakan bentuk dasar dari bentuk-bentuk benda yang ada
dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh bentuk segitiga yang sering
a) Jenis-jenis segitiga
a. Segitiga lancip
Segitiga lancip adalah segitiga yang besar tiap sudutnya merupakan sudut lancip
b. Segitiga tumpul
Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah satu dari tiga sudutnya
merupakan sudut tumpul atau besar sudutnya antara 90° dan 180°
Gambar 2.2 Segitiga tumpul
27
c. Segitiga siku-siku
Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu sudutnya siku–siku atau besar
sudutnya 90°.
yaitu:
a. Segitiga Sembarang
Segitiga sama sisi adalah segitiga yang ketiga sisinya sama panjang.
Segitiga sama kaki adalah segitiga yang mempunyai dua sisi sama
panjang.
Ditinjau dari besar sudut dan panjang sisinya, segitiga terbagi menjadi
Tabel 2.2 Jenis-jenis Segitiga Ditinjau dari besar sudut dan Panjang Sisinya
1. Segitiga Istimewa
sudut-sudutnya. Yang merupakan segitiga istimewa di antara jenis-jenis segitiga a
dalah:
– Segitiga siku-siku
Gambar 2.7 Segitiga Siku-siku
antara guru dan siswa maupun antara siswa. Salah satu bagian yang penting dalam
menciptakan komunikasi dua arah yang baik agar proses pembelajaran lebih
menarik.
Model pembelajaran adalah salah satu cara tertentu yang tepat dan serasi
untuk menyajikan suatu materi pelajaran sehingga dapat dijadikan alat yang
efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu upaya yang tidak pernah
komponen yang ikut ambil bagian dari pada keberhasilan kegiatan belajar
mengajar.
kooperatif tipe Course Review Horay (CRH), dimana siswa melibatkan diri secara aktif
pada saat proses belajar berlangsung untuk mencapai upaya maksimal. Beberapa
kelebihan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) yaitu: menarik sehingga
Review Horay (CRH) lebih efektif untuk dapat membantu siswa dalam
matematis siswa.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
matematis. Dalam penelitian ini digunakan desain “post test control group”. Di
dalam rancangan ini pada kelas eksperimen diberi perlakuan (X) dan setelah
selesai diberi perlakuan diberi tes sebagai post test (O). Secara umum dapat dibuat
menjadi:
Tahun Ajaran 2018/2019. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian ini adalah
34
karena peneliti berasal dari sekolah tersebut. Penelitian ini akan dilaksanakan pada
Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa kelas VII Tahun Ajaran
2018/2019. Dari data kepala sekolah bahwa kelas VII berjumlah 8 kelas
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII B dan pengambilan
sampel penelitian dilakukan dengan cara cluster random sampling. Dari 8 kelas
berikut:
1. Tahap Persiapan
e. Memvalidkan soal.
2. Tahap Pelaksanaan
Review Horay.
c. Memberikan post-test.
3. Tahap Akhir
kepada siswa yang bukan sampel penelitian. Kemudian data hasil uji coba tersebut
reabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembedanya. Hal ini diuraikan sebagai
berikut:
1. Uji Validitas
Validitas tes adalah tingkat ketepatan suatu tes dalam mengukur apa yang
hendak diukur secara tepat, maka digunakan rumus product moment yaitu:
N
∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
rxy = √{ N ∑ X 2 − (∑ X )2}{N ∑ Y 2 − (∑ Y )2 } (Arikunto, 2012 : 87)
Keterangan :
Y : Skor total
Untuk menafsirkan harga validitas tiap item pertanyaan tes, maka r tersebut
rxy Kriteria
Kriteria pengujian dengan taraf signifikan α = 5%, jika rxy > ttabel maka soal
2. Reliabilitas soal
konsistensi skorer satu dengan skorer lainnya. Karena tes yang digunakan
2
∑ σ i ( Arikunto, 2009:109)
r11 = ( )(
n
n−1
1−
∑σ
2
t
)
keterangan :
σ 2t =∑ X 2i −¿ ¿¿ ¿ ¿
Keterangan :
n = Jumlah Responden
Apabila r11 ≥ 0,7 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya
Apabila r11 ≤ 0,7 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya
3. Daya Pembeda
rumus t, yaitu:
X́ u− X́ a
S 2u S 2a
t=
√( +
nu n a )
Dimana dengan menggunakan rumus dari (Arikunto 2010: 100), yaitu:
2 2
2 ∑ ( X i− X́ ) dan 2 ∑ ( X i− X́ )
S=
u S= a
N−1 N−1
dengan:
t = Daya pembeda
dk = (nu – 1 ) + (na – 1)
4. Tingkat Kesukaran
setiap soal tersebut. Untuk mengetahui tingkat kesukaran suatu soal digunakan
Untuk menentukan taraf kesukaran soal dilihat dari sudut proporsi yang
ƩKA i+ ƩKBi
TK = ×100%
NtSt
Keterangan :
TK = Tingkat Kesukaran
Nt = 27 % x banyak subjek x 2
3.6.1 Observasi
3.6.2 Tes
alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu
dalam suasana, dengan cara-cara dan aturan yang sudah ditentukan. Dalam
penelitian ini dilakukan tes sebanyak satu kali, yaitu post-test. Post-test yaitu tes
Horay Dari hasil post-test inilah akan dilakukan pengujian apakah efektif model
Daya serap materi pembelajaran yang terkait dengan daya serap siswa
terhadap materi yang disampaikan pada saat proses pembelajaran dapat dilihat
dengan tehnik analisis data deskriptif maupun imprensial. Namun pada penelitian
Seorang siswa disebut telah tuntas dalam belajar bila ia telah mencapai skor
Suatu kelas dinyatakan telah tuntas belajar apabila kelas tersebut telah terdapat
≥ 85 % siswa yang telah mencapai nilai ≥ 65 %. Dilihat dari hasil belajar kelas.
pembelajaran dapat diserap oleh siswa, yang nantinya dapat dilihat dari hasil
belajar siswa ada atau tidaknya pengaruh model pembelajaran Course Review
Dalam penelitian ini data yang diolah adalah pemahaman konsep dan
data yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana dengan persamaan
sebagai berikut.
X i− X́
z i=
S
X́ = Rata-rata sampel
S = simpangan baku
banyaknya Z1 , Z 2 , … , Z n ≤ Z i
S( zi )=
n
L0.
43
dibandingkan nilai L0 dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar tabel
uji Liliefors dengan taraf signifikan 0,05 dengan kriteria pengujian yaitu:
Jika L0 < Ltabel maka data berasal dari populasi berdistribusi normal.
Jika L0 ≥ Ltabel maka data berasal dari populasi tidak berdistribusi normal.
(Sudjana,2005:466).
variabel mempunyai hubungan yang linier maka rumus yang digunakan (Sudjana,
2005:315) yaitu:
Y^ 1= a +bX
X = variabel bebas
a = konstanta
rumus berikut :
2
( ∑ y)( ∑ x )−( ∑ x)(∑ xy)
a= N ∑ x 2−( ∑ x)2
44
SumberVarian
Dk JK KT F
s
Total N ∑ Y i2 ∑ Y i2 -
Regresi (a) 1 ∑ Y i2 / n ∑ Y i2 / n
JK reg a=¿ ¿ ¿
2
JK res =∑ Y 1−JK ( ba )−JK reg a
e. Menghitung Rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi b/a RJK reg(a) dengan rumus:
JK res
RJ K res =
n−2
rumus:
JK ( E )=∑ ¿ ¿
rumus:
Untuk menentukan apakah suatu data linear atau tidak dapat diketahui
dengan menghitung Fhitung dan dibandingkan dengan nilai Ftabel maka rumus yang
H0 : Regresi Linear
Ha: Regresi Non-Linear
JK
S 2reg reg ( ba )
F hitung = =
S 2res RKJ res
N ∑ XY −(∑ X)(∑Y )
r xy = 2
2 2 2
√ { N ∑ X −(∑ X ) } .{N ∑Y −( ∑ Y ) }
Keterangan:
N = jumlah sampel
X = variabel bebas
Y = variabel terikat
Kriteria pengujian:
r √ n−2
t=
√1−r 2
Dimana:
−t <t <t
a. terima H0 jika (1− 12 α );(n−2) (1− 12 α );(n−2)
b. tolak H0 jika kriteria diatas tidak dipenuhi.
b {n ∑ XY ( ∑ X )( ∑ Y ) }
r2= 2
x 100 %
n ∑ Y 2 −( ∑ Y ) (Sudjana, 2009:
370)
Dimana:
data terkecil
diberi peringkat 1, dan seterusnya. Jika ada data yang sama, maka
49
c) Setelah itu, hitung selisih atau beda peringkat X 1 dan peringkat Y1 data
aslinya berpasangan.
digunakan rumus:
6 ⅀ b2i
r ' =1− 2
n (n −1)
matematis.
matematis.