Anda di halaman 1dari 31

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi

informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika

dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.

Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan

penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai

dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem).

Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap

dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan

pembelajaran, sekolah diharapkan mengguanakan teknologi informasi dan

komunikasi, computer, alat peraga, atau media lainnya.

Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pendidikan pada jenjang

Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) sampai saat ini masih jauh

apa yang kita harapkan. Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar

jangkan panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun

prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar.


2

Hopkins mengemukakan : berkaitan dengan isu-isu seputar profesionalisme

praktek di kelas, control social terhadap guru, serta kemanfaatan penelitian

pendidikan dari segi profesionalisme, penelitian kelas yang dilakukan guru,

penelitian ini dilakukan guru dipandang sebagai unjuk karya seorang guru yang

professional karena studi sistematik yang dilakukan terhadap diri sendiri

dianggap sebagai tanda (hall mark) dari pekerjaan guru yang professional.1

Suatu tujuan tidak serta merta dapat dicapai tanpa usaha yang sungguh-

sungguh, oleh karenanya diperlukan berbagai komponen yang saling mendukung

untuk mencapai tujuan tersebut. Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya

“Strategi Belajar Mengajar” menjelaskan tentang komponen-komponen belajar-

mengajar yang terdiri atas tujuh komponen, yaitu: tujuan, bahan pelajaran,

kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber belajar, dan evaluasi.2

Dari ketujuh komponen pembelajaran di atas, metode memiliki peran yang

strategis dan signifikan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Materi pelajaran yang baik akan mudah diterima oleh siswa, apabila guru dalam

penyampaiannya menggunakan metode yang tepat. Metode berfungsi sebagai

cara bagaimana materi tersebut disampaikan. Keberhasilan suatu metode dapat

diukur dari seberapa efektif dan efisien dalam mencapai tujuan.

Realitas di lapangan, ada beberapa guru yang tidak mampu memilih metode

pembelajaran, mereka beranggapan yang penting materi telah selesai


1
Http//www.scrib.com/doc/75351205/proposal-PTK-Matematika-kelas-1-sd./tanggal 25
januari 2013
2
Lihat Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, cet. ke-1, (Jakarta: Rineka Cipta,
1997), hlm. 48-56.
3

disampaikan, sehingga proses pembelajaran terkesan asal-asalan, tanpa

memperhatikan apakah anak mampu memahaminya. Guru dalam hal ini biasanya

mencukupkan diri dengan satu metode, yaitu metode ceramah, guru menjelaskan

materi-materi tersebut sampai selesai atau habis materinya.

Proses pembelajaran dengan mengutamakan metode ceramah tidak bisa

mengaktifkan siswa karena mereka tidak dilibatkan secara langsung dalam

perolehan ilmu, padahal tujuan dari pembelajaran adalah adanya perubahan

dalam diri siswa. Dalam metode ini, guru dianggap sebagai sumber ilmu,

sehingga semua proses pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered).

Model pembelajaran seperti ini biasanya masih terus dilestarikan dengan satu

pertimbangan, tidak merepotkan bagi guru, apalagi bagi guru-guru yang

notabene telah berumur (tua) dan biasanya pada mata pelajaran matematika.

Matematika sebagai mata pelajaran yang selalu diperoleh pada setiap

sekolah bagi MI, MTs, MA dan SMK pasti mempelajari pelajaran Matematika

sebagai mata pelajaran yang penting bahkan mata pelajran yang di UN kan.

Matematika mempunyai fungsi sebagai dasar atau konsep yang berkaitan dengan

pelajaran yang lain maupun hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

“Matematika merupakan cara belajar Rasional (Rational Learning), Belajar

Rasional adalah belajar dengan kemampuan berfikir secara logis atau sesuai

dengan akal sehat. Tujuan untuk memperoleh beragam kecakapan menggunakan

prinsip-prinsip dan konsep-konsep”.3


3
Drs. Alex Sobur, M.Si., Psikologi Umum, (Bandung : Pustaka Setia, 2003, hlm. 241
4

Di dalam mata pelajaran matematika sebetulnya hanya menerapkan 4 operasi

hitung yaitu : penjumlahan (+), pengurangan (-), perkalian (x), pembagian (:).

Namun sering sekali Matematika menjadi pelajaran yang paling ditakuti,

membosankan, sulit bahkan menjadi momok bagi beberapa siswa.

Penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka bersusun mendatar,

bersusun panjang, dan bersusun pendek terdapat permasalahan, yaitu siswa

mengalami kesulitan memahami konsep operasi penjumlahan dan pengurangan.

Hal tersebut mempengaruhi hasil belajar siswa khususnya pada pelajaran

matematika.

Mengingat Matematika adalah dasar dari semua ilmu maka siswa harus

mendapatkan proses pembelajaran yang menarik, bervariasi, aktif, sehingga

siswa dapat mencari jawaban tanpa merasa terbebani tapi siswa merasa senang

selama proses pembelajaran. Peneliti akan menggunakan metode card short

untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika tentang

penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka.

Maka penulis akan mengadakan penelitian tindakan kelas yang berjudul

“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran Matematika Tentang

Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Dua Angka Dengan Metode Card Short

Kelas I MIN I Palembang 2012/2013”.

B. Permasalahan

1). Identifikasi Masalah


5

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada beberapa masalah yang

penulis temukan beberapa masalah itu adalah sebagai berikut :

a. Siswa kurang aktif dan cenderung pasif, setiap diberi pertanyaan hanya

siswa yang pandai saja yang berani menjawabnya. Dedmikian juga, setiap

diberi kesenpatan bertanya hanya siswa yang pandai saja yang bertanya.

b. Perhatian siswa cenderung kurang fokus karena banyak bermain.

c. Siswa cenderung lambat dalam menjawab pertanyaan karena mengalami

kesulitan dalam berhitung.

2). Batasan Masalah

Supaya tidak terlalu melebar jauh dari penulisan proposal ini maka

penulis membatasi masalah tersebut pada:

a. Pelajaran Matematika kelas I MI.

b. penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka dalam

pemecahan masalah.

1) Mengurang 2 bilangan dengan 1 angka

2) Mengurang 2 bilangan 2 angka ke dua bilangan kelipatan 10

3) Mengurang 2 bilangan 2 angka ke dua bilangan bukan kelipatan 10

4) Soal cerita bentuk pengurangan dan gabungan (penjumlahan dan

pengurangan).

3). Rumusan Masalah


6

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah yang

dapat penulis rumuskan adalah : “Bagaimana Upaya Guru Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran Matematika tentang Penjumlahan

dan Pengurangan Bilangan Dua Angka Dengan Menggunakan Metode

card Short Kelas I MIN I Palembang?”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas metode card short

dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas I MIN I Palembang pada pelajaran

Matematika Tentang Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Dua angka.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian dengan metode card short terhadap hasil belajar

siswa kelas I MIN I Palembang pada pelajaran Matematika Tentang Penjumlahan

dan Pengurangan Bilangan Dua angka adalah sebagai berikut :

1. Bagi siswa Penerapan model pembelajaran Card Sort dapat membantu siswa

dalam meningkatkan Motivasi pembelajaran yang tentunya akan

meningkatkan hasil belajar Matematika Tentang Penjumlahan dan

Pengurangan Bilangan Dua angka di Kelas I MIN I Palembang.

2. Bagi guru yaitu dengan adanya penelitian ini guru diharapkan berupaya

menggunakan metode mengajar yang kreatif agar penanaman konsep

menghitung siswa dapat teratasi.

3. Bagi Pihak Sekolah Dan Instansi Terkait diharapkan untuk mencukupi sarana

dan prasarana proses belajar mengajar.


7

BAB II

KAJIAN TOERITIK DAN PUSTAKA


8

A. Deskripsi Teoritik

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar ialah tercapainya tujuan pembelajaran dalam suatu proses

pembelajaran, hasil belajar diindikasikan : daya serap bahan pengajaran

yang diajarkan mencapai prestasi yang tinggi, baik secara individual maupun

kelompok. Selanjutnya prilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran

telah dicapai siswa, baik secara individual maupun kelompok.4

Belajar merupakan proses orang memperoleh kecakapan,

keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir hayat

seseorang. Di dalam istilah hasil belajar, terdapat dua unsure di dalamnya,

yaitu unsur hasil dan unsur belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang telah

dicapai pebelajar dalam kegiatan belajarnya (dari yang telah

dilakukan,dikerjakan dan sebagainya), sebagaimana telah dijelaskan dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Memberikan penilaian terhadap hasil belajar siswa merupakan

kewajiban seorang guru dan mutlak dilakukan. Dikatakan kewajiban bagi

setiap guru karena pada akhirnya guru harus memberikan informasi kepada

lembaga atau siswanya, bagaimana dan sampai mana dimana penguasaan

dan keterampilan telah dicapai siswanya?

4
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta,
2002). Hlm.102-103
9

Menurut pendapat W.J. Kripsin dan Feldhusen (dalam Miarso, 1984)

evaluasi adalah satu-satunya cara untuk menentukan ketepatan pembelajaran

dan keberhasilan5.

Maka hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan

yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lajimnya ditunjukkan dengan nilai

tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. 6 Belajar itu sebagai suatu

proses perubahan tingkah laku, atau memaknai sesuatu yang diperoleh. Akan

tetapi apabila kita bicara tentang hasil belajar, maka hal itu merupakan hasil

yang telah dicapai oleh pebelajar.

Setiap proses belajar yang dilalui oleh siswa tentu diikuti oleh hasil

dari proses itu sendiri yang kita sebut hasil belajar. Dimana hasil belajar

merupakan salah satu bentuk penilaian dalam pelaksanaan kurikulum, Bahar

(1996) menggambarkan hasil belajar siswa dan daya capai kurikulum tiap

akhir kegiatan semester.7 Bahwa ada dua hal yang sangat penting untuk

dijadikan sasaran evaluasi dalam pelaksanaan kurikulum,, yaitu hasil belajar

tiap semester dan daya capai kurikulum.

Hasil belajar merupakan sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan dsb)

oleh usaha pada saat akhir proses belajar. Sedangkan pengertian belajar

adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, jadi hasil belajar adalah

penilaian yang dilakukan oleh seorang guru baik itu merupakan penilaian
5
Prof. Dr. Hamzah B Uno, M.Pd. dan Nurdin Mohamad, S.Pd., M.Si, Belajar Dengan
Pendekatan PAILKEM (Jakarta : Bumi Aksara, 2011) , hlm.190
6
Dra. Susi Pelita,Quantum, (Palembang : Madrasah Development Centre 2009). Hlm. 155
7
Ibid hlm. 66-67
10

kognitif, afektif maupun psikomotorik pada setiap akhir penyampaian

materi.

Hasil belajar dilakukan untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui tercapai atau tidak nilai yang diperoleh siswa sesuai

dengan KKM yang telah ditentukan guru.

2. Metode yang digunakan oleh guru sesuai atau tidak dengan materi yang

disampaikan.

3. Untuk mengetahui aktif atau tidak siswa didalam prosess pembelajaran.

Fungsi penilaian ini adalah untuk memberikan umpan balik pada guru

dalam memprbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan program

remedial bagi siswa yang belum berhasil.

Tujuan penilaian hasil belajar

a. Tujuan umum :

1) Menilai pencapaian kompetensi peserta didik

2) Memperbaiki proses pembelajaran

3) Sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa.

b. Tujuan khusus

1) Mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa

2) Mendiagnosa kesulitan belajar

3) Memberikan umpan balik


11

4) Penentuan kenaikan kelas

5) Memotivasi belajar siswa

c. Fungsi penilaian hasil belajar

1) Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas

2) Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar

3) Meningkatkan motivasi belajar siswa

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut digolongan

dalam dua faktor besar yaitu:

1. Faktor Psikologis

Faktor psikologis menurut Sadirman bahwa ”faktor-faktor psikologis

yang dikatakan memiliki peranan penting dalam aktifitas belajar,

karena dipandang sebagai cara-cara berfungsinya fikiran siswa dalam

hubungan dengan pemahaman bahan pelajaran, sehingga penguasaan

terhadap bahan pelajaran yang disajikan mudah efektif8.

Menurut Thomas F. Staton menguraikan enam macam faktor

psikologis yaitu :

a) Motivasi

Merupakan kondisi psikologis yang mendorong untuk belajar dan

motivasi ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara

optimal.

8
A.M. Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : Rajawali Pers, 1990),
hlm.39
12

b) Konsentrasi

Konsentrasi dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan

perhatian pada situasi belajar.

c) Reaksi

Reaksi merupakan keterlibatan unsur fisik maupun mental.

d) Organisasi

Belajar juga dapat dikatakan sebagai kegiatan mengorganisasikan,

menata atau menempatkan bagian bahan-bahan pelajaran ke dalam

suatu satuan pengertian.

e) Pemahaman

Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai

sesuatu dengan pikiran.

f) Ulangan

g) Mengulang-ulang suatu pekerjaan atau fakta yang sudah dipelajari

dapat meningkatkan kemampuan para siswa untuk mengingatnya

kembali.9

2. Faktor luar

Faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa, faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi proses hasil belajar, yaitu:

a) Faktor lingkungan, dibedakan menjadi dua, yaitu:


9
Ibid hlm.37-42
13

i. Lingkungan alam seperti temperatur atau suhu, cuaca, musim

ii. Lingkungan sosial baik yang berupa manusia dan representasi

maupun wujud lain yang langsung berpengaruh terhadap

proses hasil belajar siswa.

b) Faktor instrumental, yaitu faktor yang adanya dan

penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang

diharapkan, antara lain:

i. Kurikulum yang baik, jelas dan mantap memungkinkan para

siswa untuk dapat belajar dengan baik.

ii. Guru/ tenaga pengajar, jumlah tenaga guru dan kualitas guru

akan mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Disamping

itu cara (metode) guru mengajar akan mempengaruhi proses

dan hasil belajarnya.

iii. Sarana dan fasilitas, keadaan gedung atau tempat belajar

siswa termasuk di dalamnya lampu penerangan, ventilasi, dan

tempat duduk dapat mempengaruhi keberhasilan siswa,

ditunjang dengan alat-alat pelajaran yang lengkap dan juga

buku-buku perpustakaan yang memadai juga merupakan

faktor pendorong keberhasilan belajar siswa.

iv. Administrasi/ manajemen yang baik akan memperlancar

terjadinya proses belajar mengajar, termasuk diantaranya


14

administrasi pembelajaran yang dilakuakan oleh guru untuk

menunjang keberhasilannya dalam kegiatan belajar mengajar.2

Sudah dijelaskan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor-

faktor internal dan faktor-faktor eksternal siswa. Sedang menurut

Arikunto dikatakan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa, berasal dari dalam dirinya sendiri (internal) dan dari

luar dirinya (Eksternal).

Guru dipandang dari siswa merupakan faktor luar diri sendiri. Oleh

karena itu guru mempunyai peran yang sangat penting dan menentukan

keberhasilan siswa. Disamping faktor-faktor lainnya, guru merupakan

faktor eksternal yang sangat penting, yang mempunyai kemampuan

untuk mengubah faktor-faktor lainnya.

Disamping itu hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang

meliputi berbagai hal yaitu : ranah kognitif, ranah efektif, dan ranah

psikomotorik yang merupakan ukuran keberhasilan siswa.

1) Ranah kognitif mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan,

analisis, sintesis dan evaluasi

2) Ranah afektif meliputi perubahan sikap dan norma-norma sosial

melalui sifat-sifat pengembangan afektifnya, dan

3) Ranah psikomotorik membentuk keterampilan latihan psikomotorik.


15

Dalam pembelajaran terjadi interaksi optimal antara guru dengan

siswa, dimana guru dan siswa sama-sama memegang peranan yang

menentukan keberhasilan proses pembelajaran sehingga siswa

memperoleh pengetahuan dalam bentuk atau wujud hasil belajar

(kognitif), keterampilan motorik, maupun konsep diri (afektif) seperti

sikap, watak, dan kepribadian siswa.

b. Materi Tentang Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Dua Angka

Materi tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka

adalah materi yang membahas tentang :

1) Mengurang 2 bilangan dengan 1 angka

2) Mengurang 2 bilangan 2 angka ke dua bilangan kelipatan 10

3) Mengurang 2 bilangan 2 angka ke dua bilangan bukan kelipatan 10

4) Soal cerita bentuk pengurangan dan gabungan (penjumlahan dan

pengurangan).

Yaitu guru menanamkan konsep penjumlahan dan pengurangan dua

bilangan baik secara bersusun pendek atau bersusun panjang.

c. Metode Card Short

Pengertian dari metode card short menurut A. Fatah Yasin yaitu strategi

yang digunakan pendidik yang dimaksud mengajak peserta didik untuk

menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang akan dibahas
16

dalam pembelajarn materi.10 Srategi dapat dilakukan apabila guru akan

menyampaikan materi atau topik pelajaran yang memiliki bagian-bagian

atau kategori yang luas.

Card short merupakan metode pembelajaran berupa potongan-potongan

kertas yang dibentuk seperti kartu berisi onformasi atau materi pelajaran.

Pembelajaran aktif metode card short merupakan pembelajaran yang

menekankan keaktifan siswa, dimana pembelajarn ini setiap siswa diberi

kartu indeks yang berisi iformasi tentang materi yang akan dibahas,

kemudian siswa mengelompokm sesuai kartu indeks yang dimilikinya.

Setelah itu siswa mendiskusikan tentang materi kategori dikelompoknya.

1. Prosedur Penerapan Metode Card Sort

Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu

mendinamisir kelas yang jenuh dan bosan. Adapun langkah-langkah

penerapan metode card sort antara lain:

a. Membagikan kertas yang berisi informasi tau langkah-langkah dalam

satu kategori tertentu.

b. Meminta siswa untuk mencari kawan yang memiliki kertas dengan

kategori yang sama.

c. Setelah siswa menemukan kawan-kawan dalam satu kategori yang

sama, meminta siswa menyusunnya secara benar.

10
A. fatah Yasin. Dimensi-dimensi pendidikan Islam, (Malang : UIN Malang Press 2008) hlm.
185
17

d. Mintalah siswa untuk menerangkan kategori tersebut di depan kelas.

e. Setelah semua kategori dijelaskan, siswa diminta memberikan hal-hal

yang masih dianggap perlu untuk memperdalam materi yang

dibahas.

f. Setelah selesai dapat melanjutkan dan memberi tugas untuk

mengerjakan latihan mengenai pembahasan atau materi yang sudah

dipelajari.11

Tujuan dari strategi dan metode belajar menggunakan card sort ini

adalah untuk mengungkapkan daya ingat terhadap materi pelajaran yang

telah dipelajari siswa.

2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Card Sort_

a) Kelebihan Metode Card Short

1. Guru mudah menguasai kelas.

2. Mudah dilaksanakan.

3. Mudah mengorganisir kelas.

4. Dapat diikuti dalam jumlah siswa yang banyak.

5. Mudah menyiapkannya.

6. Guru mudah menerangkan dengan baik.

b) Kelemahan Metode Card Short

11
Lilis fauziah, M.Ag. Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning). (Malang : Buku
Pembekalan PKLI, 2004) hlm. 68
18

Adanya kemungkinan penyimpangan perhatian siswa, terutama

apabila terjadi jawaban-jawaban yang menarik perhatian siswa,

padahal bukan sasaran (tujuan) yang diinginkan dalam arti terjadi

penyimpangan dari pokok persoalan semula.

Tujuan dari strategi pembelajaran metode Card Short adalah

untuk mengungkapkan daya “ingat” terhadap materi yang sudah

dipelajari siswa.

Untuk itu hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai

berikut :

1) Kartu-kartu tersebut jangan diberi nomor urut.

2) Kartu-kartu tersebut dibuat dengan ukuran yang sama.

3) Jangan memberi “tanda kode” apapun pada kartu-kartu tersebut

pada kartu.

4) Kartu-kartu tersebut terdiri dari beberapa bahasan dan dibuat

dalam jumlah yang banyak atau sesuai dengan jumlah siswa.

5) Materi yang ditulis pada kartu-kartu tersebut telah diajarkan atau

dipelajari oleh siswa.

Metode ini dapat mengaktifkan siswa yang kelelahan. Metode

dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa dalam mempelajari

materi yang bersifat konsep, karakteristik.

3.Langkah-langkah Untuk Mengatasi Kekurangan Pada Metode Card

Short.
19

a) Siswa diberikan pengarahan atau perintah dengan jelas pada saat

elaborasi, agar siswa tidak bingung pada saat proses metode card

short berlangsung.

b) Alihkan perhatian siswa untuk tetap focus pada proses metode card

short berlangsung dengan membuat media yang menarik misalnya

dengan warna-warna yang indah.

c) Buatlah suasana belajar seperti layaknya bermain.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang berkenaan dengan efektifitas metode Card Short untuk

meningkatkan minat belajar siswa belum dijumpai terutama pada Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) mahasiswa fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah

Palembang. Namun demikian ada beberapa hasil penelitian baik Skripsi berbasis

PTK yang relevan dengan penelitian ini sebagai berikut :

1. Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Melalui Strategi Pembelajaran The Power Of Two Pada Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Siswa Kelas V.A Di SD Negeri 04 Pemulutan Kabupaten Ogan

Ilir”. Yang dibahas oleh Elvira, S.Pd.I. (guru SD Negeri 04 Pemulutan) tahun

pelajaran 2010/2011. Menyimpulkan bahwa penerapan metode the power of

two sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Pendidikan agama Islam pada siswa kelas V.A SD Negeri 04

Pemulutan, selain itu terjadi peningkatan pada bidang penilaian kognitif.


20

2. Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Melalui Strategi Survey Question,Read, Recite, Review (SQ3R) Pada

Pelajaran SKI Di Kelas VII MTs Mardhatillah Tanjung Marbu Kec.

Rambutan Kab. Banyu Asin”. Yang dibahas oleh Yusup Riswandi guru MTs

Mardhatillah Tanjung Marbu tahun pelajaran 2011/2012 menyimpulkan

bahwa : Strategi Survey Question,Read, Recite, Review (SQ3R) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa juga dapat meningkatkan keaktifan belajar

siswa.

Selain itu ada Penelitian Tindakan Kelas dari Fakultas Tarbiyah IAIN Raden

Intan yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Fiqh Melalui Penggunaan Strategi

Card Short Pada Peserta Didik Kelas IV MIN Kota Agung Kabupaten

Tanggamus tahun Pelajaran 2011/2012. Yang dibahas oleh Anisah menyimpulkan

bahwa : penggunaan strategi card short dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa khususnya pelajaran fiqh kelas IV MIN Kota Agung, dapat meningkatkan

keaktifan belajar siswa karena adanya ketertarikan, selain itu dapat menyenagkan

bagi para siswa dengan penggunaan strategi card short.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

a. Lokasi Sekolah
21

Secara geografis MIN I Palembang terletak pada tempat yang strategis,

dekat jalan raya sehingga mudah mengakses sekolah, dataran tinggi sehingga

tidak akan terkena banjir, kondisi lingkungan sekolah yang kondusif karena

didekat sekolah terdapat beberapa lembaga. Lembaga pendidikan tersebut

adalah Sekolah Dasar, Madrasah Tsanawiyah Negeri, SMP, Taman Kanak-

kanak.

Letak Madrasah Ibtidaiyah Negeri I Palembang adalah di jalan Jendral

Sudirman Km. 4 dengan luas tanah keseluruhan 1.307 m² dan yang sudah

dibangun 539 m² serta luas halaman 768 m². Waktu berjalan adalah pagi jam

07.00 s.d 12.00 WIB dan siang 13.00 s.d 17.15 WIB. dalam lingkungan

Tsanawiyah Negeri I Palembang yang teriri dari kelas I, V, VI pada pagi hari

sedangkan II, III, IV pada sore hari. Dimana Kelas I, II, III, IV, V, VI terdiri

dari tiga kelas.

b. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas I A MIN I Palembang

dengan jumlah siswa 34 orang (14 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan)

dengan pertimbangan kelas I A adalah kelas yang peneliti hadapi/ajari dan

masalah yang ditemui adalah kelas yang peneliti hadapi itu sendiri.

Selain itu siswa memiliki latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya

yang berbeda-beda, Sehingga karakter siswapun berbeda-beda.

c. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan febuari


22

M i n g g u Ke
No Kegiatan
1 2 3 4
1 Perencanaan X
2 Pengumpulan data awal X
I
3 Penyusunan Rencana Pembelajaran X
4 Penyusunan Instrumen Penelitian X
1 Pelaksanaan X
2 Pelaksnaan Tindakan Tahap I X
II
3 Observasi dan monitoring X
4 Refleksi Tahap I X
1 Perencanan Tindakan Tahap II X
2 Pelaksnaan tindakan Tahap II X
3 Observasi dan monitoring X
III
4 Refleksi Tahap II X
5 Analisis data X
6 Penyusunan laporan X

Penelitian ini dilakukan pada hari Senin, rabu s/d kamis, tanggal 11 s/d 20

Februari 2013. Adapun jadwal tercatat secara rinci.

Pertemuan Hari, Tanggal, Tahun Mata Pelajaran Kelas Jam Paraf


1 Senin, 11 Febuari 2013 Matematika Ia 3-4
2 Rabu, 13 Febuari 2013 Matematika Ia 1-2
3 Kamis, 14 Febuari 2013 Matematika Ia 1-2
4 Senin, 18 Febuari 2013 Matematika Ia 3-4
23

5 Rabu, 20 Febuari 2013 Matematika Ia 1-2

B. Indikator Keberhasilan

Dalam setiap siklus peneliti akan merekap hasil penilaian yang dijadikan

instrumen penilaian, kemudian peneliti akan mangkategorikan hasil dari setiap

siklus tersebut. Kategori hasil penilaian hasil dari setiap siklus merupakan

sebuah ketentuan yang telah ditetapkan pihak IAIN Raden Intan yang terdapat

dalam buku panduan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk peserta PPG.

Dengan gradasi kategori penilaian sebagai berikut :

Hasil Penilaian Kategori


80-100 Sangat berhasil
60-79 Berhasil
40-59 Cukup berhasil
20-39 Kurang berhasil
0-19 Tidak berhasil

C. Gambaran Umum Penelitian

a. Rencana Penelitian

Terdapat 4 rangkaian, antara lain: perencanaan, pelaksanaan, tindakan,

pengamatan dan refleksi yang selalu dilakukan di setiap siklus. Peneltian

Tindakan Kelas ini dilakukan sebanyak 2 siklus mulai dari perencanaan

sampai refleksi. Tahapan tersebut diulang sampai terjadi peningkatan,

dengan catatan bahwa perencanaan pada siklus berikutnya didasarkan atas

masukan dari siklus sebelumnya. Skema tahapan dalam PTK antara lain :
24

Siklus 1

a. Perencanaan

Dalam perencanaan penelitian melakukan kegiatan sebagai berikut:

1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui

kompetensi dasar yang akan disampaikan dalam pembelajaran.

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan mengacu

pada tindakan (treatment) yang diterapkan dalam PTK.

5) Membuat bahan ajar

a. Mengurang 2 bilangan dengan 1 angka

b. Mengurang 2 bilangan 2 angka ke dua bilangan kelipatan 10

c. Mengurang 2 bilangan 2 angka ke dua bilangan bukan kelipatan

10

d. Soal cerita bentuk pengurangan dan gabungan (penjumlahan dan

pengurangan).

3) Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan.

4) Menyusun lembar kerja siswa.

5) Membuat lembar format evaluasi.

6) Membuat lembar format observasi

b. Pelaksanaan

1. Guru menjelaskan secara singkat ,materi yang akan diajarkan.

2. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok.

3. Siswa dibagikan potongan kertas yang berisi informasi.


25

4. Siswa di minta untuk memikirkan kategori kartu yang dipegang

5. Siswa di minta untuk bergerak mencari kartu dengan kategori yang

sama.

6. Siswa diminta untuk menempelkan kartu informasi berdasarkan

kategori kartu yang sama.

7. Siswa di minta untuk mengamati kebenaran kartu yang sudah

ditempelkan.

8. Guru memilih siswa ( 2 orang ) untuk mempresentasikan hasil

tugasnya dan yang lain dipersilahkan untuk menyampaikan

pendapatnya.

9. Memberikan kesempatan siswa lain untuk merespon atau menjawab

pertanyaan siswa.

10. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai penekanan dan

penguatan pada hal-hal yang belum dipahami.

11. Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi pelajaran

yang telah di peroleh pada hari ini.

12. Siswa mengerjakan soal evaluasi pembelajaran.

13. Penguatan dan kesimpulan secara bersama-sama.

14. Melakukan pengamatan atau observasi.

c. Pengamatan

Dalam penelitian ini pengamatan dilakukan terhadap :

1. Situasi kegiatan belajar mengajar guru dan siswa


26

2. Keaktifan siswa

d. Refleksi

Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila :

1. Sebagian besar (75 % dari siswa) berani dan mampu menjawab

pertanyaan dari guru.

2. Sebagian besar (70 % dari siswa) berani menanggapi dan

mengemukakan pendapat tentang jawaban siswa yang lain.

3. Sebagian besar (70 % dari siswa) berani dan mampu untuk bertanya

tentang materi pelajaran pada hari itu.

4. Lebih dari 80 % siswa memperoleh nilai (ulangan harian) di atas

angka yang sudah ditetapkan dalam keriteria ketuntasan minimal..

5. Lebih dari 80 % siswa menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu

yang disediakan.

Siklus 2

a. Perencanaan

Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi

pada siklus pertama.

b. Pelaksanaan

Guru melaksanakan pembelajaran Matematika pokok bahasan

penjumlahan dan pengurangan dua bilangan dengan dua bilangan


27

menggunakan metode card short berdasarkan rencana pembelajaran

hasil refleksi pada siklus pertama.

Langkah-langkahnya yaitu

1. Guru menjelaskan secara singkat, materi yang akan diajarkan.

2. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok.

3. Siswa dibagikan potongan kertas yang berisi informasi.

4. Siswa di minta untuk memikirkan kategori kartu yang dipegang

5. Siswa di minta untuk bergerak mencari kartu dengan kategori yang

sama.

6. Siswa diminta untuk menempelkan kartu informasi berdasarkan

kategori kartu yang sama.

7. Siswa di minta untuk mengamati kebenaran kartu yang sudah

ditempelkan.

8. Guru memilih siswa ( 2 orang ) untuk mempresentasikan hasil

tugasnya dan yang lain dipersilahkan untuk menyampaikan

pendapatnya.

9. Memberikan kesempatan siswa lain untuk merespon atau menjawab

pertanyaan siswa.

10. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai penekanan dan

penguatan pada hal-hal yang belum dipahami.

11. Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi pelajaran

yang telah di peroleh pada hari ini.


28

12. Siswa mengerjakan soal evaluasi pembelajaran.

13. Penguatan dan kesimpulan secara bersama-sama.

14. Melakukan pengamatan atau observasi.

c. Pengamatan

Tim Peneliti (guru dan kolaborator) melakukan pengamatan

terhadap aktivitas pembelajaran. Dalam penelitian ini pengamatan

dilakukan terhadap beberapa hal yaitu :

1. Situasi kegiatan belajar mengajar guru dan siswa

2. Keaktifan siswa

d. Refleksi

Pada tahap ini yaitu refleksi siklus II, terdapat peningkatan kemampuan

siwa dalam belajar, dan sudah memenuhi persentase tingkat hasil belajar

dengan ketuntasan yang telah ditentukan pada MIN I Palembang.

D. Data dan cara pengumpulan

a. Sumber Data

1. Siswa

Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

matematika.

2. Guru

Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran dengan

menggunakan evaluasi pada setiap pertemuan.

3. Teman Sejawat dan Kolaborator


29

Teman sejawat dan kolaborator dimaksudkan sebagai sumber data untuk

melihat implementasi PTK secara komprehensif, baik dari sisi siswa

maupun guru.

Teknik dan Alat Pengumpul Data

1. Teknik

a. Tes : dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar

siswa

b. Observasi : dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang

partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar dan implementasi

model card short.

c. Wawancara : untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan

implementasi pembelajaran dengan metode card short.

d. Diskusi antara guru, teman sejawat, dan kolabolator untuk refleksi

hasil siklus PTK.

2. Alat Pengumpul Data

a. Tes: menggunakan butir soal/instrumen soal untuk mengukur hasil

belajar siswa.

b. Observasi: menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat

partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar.

c. Wawancara: menggunakan panduan atau pedoman wawancara untuk

mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang

pembelajaran dengan metode card short.


30

d. Kuesioner : untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman

sejawat tentang pembelajaran dengan metode Card Short.

e. Diskusi : menggunakan lembar hasil pengamatan.

E. Indikator Kinerja

1. Siswa

a. Tes: rata-rata nilai ulangan harian

b. Observasi: keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar

2. Guru

a. Dokumentasi: kehadiran siswa

b. Observasi : hasil observasi

F. Analisis Data

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan

siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase

untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.

1. Aktivitas siswa dalam PBM dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa

dalam PBM. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi sangat semangat,

semangat, cukup semangat, dan tidak semangat.

2. Implementasi tindakan dalam pembelajaran: dengan menganalisis tingkat

keberhasilannya, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang

berhasil dan tidak berhasil berdasarkan indikator keberhasilan.


31

Anda mungkin juga menyukai