Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan suatu pelajaran yang sudah diberikan sejak

pendidikan dasar, menengah dan bahkan sampai pada tingkat pendidikan tinggi

dimana pada tingkat pendidikan dasar dan menengah waktu yang dialokasikan

untuk mempelajari matematika cenderung lebih banyak dibandingkan dengan

mata pelajaran lainnya. Sejalan dengan itu Ruseffendi (1997:81) mengemukakan

bahwa: “Perlunya belajar matematika karena matematika adalah suatu cara

manusia berpikir. Maksudnya pencarian kebenaran dalam matematika disajikan

sebagai suatu cara manusia berpikir, sehingga keabsahan (validitas) dari

pemikiran kebenaran tidak diragukan lagi. Misalnya dalam menyelesaikan

persoalan sehari-hari atau persoalan lainnnya yang memerlukan matematika

sebagai suatu cara yang khusus, misalnya persamaan, pertidaksamaan, model

matematika dan sebagainya”.

Melihat pentingnya peranan matematika tersebut pemerintah terus

berusaha untuk meningkatkan penyempurnaan kurikulum, pelatihan guru dan

perbaikan sarana dan prasarana sekolah. Walaupun demikian kita masih

dihadapkan pada masalah rendahnya hasil belajar siswa yang menyebabkan

rendahnya mutu pendidikan.

Suku Banyak adalah materi yang di berikan di kelas XI. Prasyarat yang

diperlukan untuk mempelajari materi ini adalah menggunakan aturan suku banyak
2

dalam penyelesaian masalah. Adapun sub pokok bahasan yang di pelajari pada

materi ini yaitu:

1) Pengertian Sukubanyak, Nilai Sukubanyak, dan Operasi Antar Suku

banyak

2) Pembagian Sukubanyak

3) Teorema Sisa

4) Teorema Faktor

5) Penyelesaian Persamaan Sukubanyak

Metode yang digunakan pada pembelajaran Sukubanyak ini pada

umumnya menggunakan metode konvensional, pengajaran berpusat pada guru,

dalam kegiatan ini siswa kurang aktif sehingga mengakibatkan peran siswa sangat

minim dan siswa lebih banyak mendengar saja tanpa mengeluarkan

gagasan/ideide mereka sendiri. Hal ini ditunjukkan dari pendapat siswa yang telah

mempelajari sub pokok bahasan Sukubanyak (65,11%) mengatakan bahwa

penjelasan yang diberikan guru mata pelajaran matematika belum di pahami

dengan baik.

Siswa menganggap bahwa materi Sukubanyak ini merupakan salah satu

pelajaran yang sulit dipahami dari observasi awal ada 77,78% siswa yang

menyatakan bahwa pokok bahasan sukubanyak sulit dipelajari. Kesulitan yang

sering terjadi, siswa sulit untuk meyelesaikan soal penerapan, sehingga yang

terjadi langkah awalnya tidak dimengerti dan selanjutnya tidak mampu

mengerjakan.
3

Selain itu kesulitan yang sering terjadi, siswa sulit untuk membuat

penyelesaian pada pembagian Sukubanyak dan meyelesaikan masalah. Penyebab

kesalahan ini adalah siswa kurang memahami prinsip, konsep, apa yang

ditanyakan dan siswa sering kurang teliti hal ini didukung dari hasil survei peneliti

(tanggal 08 Agustus 2015) berupa pemberian tes diagnostik kepada siswa kelas XI

IPA2 MAS Syamshudduha, tes yang diberikan berupa 5 soal dalam pilihan

berganda dan 4 soal dalam bentuk esai tes ini dilakukan untuk melihat

kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika pada sub pokok

bahasan Sukubanyak.

Seiring dengan dicanangkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) mulai tahun 2006 lalu, kita tidak bisa lagi mempertahankan paradigma

lama yaitu guru merupakan pusat kegiatan belajar di kelas (teacher center). Tetapi

hal ini nampaknya masih banyak diterapkan di ruang-ruang kelas dengan alasan

pembelajaran seperti ini adalah yang paling praktis dan tidak menyita waktu.

Dalam proses pembelajaran kimia masih sering dijumpai adanya

kecenderungan siswa yang tidak mau bertanya kepada guru meskipun mereka

sebenarnya belum mengerti tentang materi yang disampaikan. Tetapi ketika guru

menanyakan bagian mana yang belum mereka mengerti seringkali siswa hanya

diam, dan setelah guru memberikan soal latihan barulah guru mengerti bahwa

sebenarnya ada bagian dari materi yang belum dimengerti siswa.

Kondisi kelas XI IPA2 MAS Syamshudduha, berjumlah 31 siswa relatif

heterogen, baik dari segi ekonomi, kemampuan akademik, kreatifitas maupun

sarana yang dimilikinya. Berdasarkan segi kepemilikan buku yang dimiliki siswa
4

cukup kecil, yaitu dari 31 siswa yang memiliki buku pegangan hanya 20 siswa

atau sebesar 64,52%. Selain itu berdasarkan pengalaman guru, didapati suasana

kelas yang monoton pada setiap pembelajaran dilaksanakan, terlihat dari

rendahnya kemampuan siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan, nilai

hasil belajar rendah, dengan persentase siswa yang tuntas belajar hanya berkisar

antara 30 – 50% saja pada setiap ulangan dilaksanakan dengan nilai KKm yang

ditentukan adalah 80 (Delapan Puluh).

Berdasarkan pengalaman, hasil observasi dan diskusi dengan beberapa

guru mata pelajaran matematika, rendahnya hasil belajar siswa selama ini

disebabkan karena proses pembelajaran Matematika masih didominasi oleh guru

sehingga keaktifan siswa dalam kelas masih kurang.

Dalam melaksanakan proses belajar mengajar diperlukan langkah-langkah

sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Hal yang harus dilakukan

adalah dengan menggunakan metode yang cocok dengan kondisi siswa agar siswa

dapat berpikir kritis, logis, dan dapat memecahkan masalah dengan sikap terbuka,

kreatif, dan inovatif. Dalam pembelajaran dikenal berbagai model pembelajaran

salah satunya adalah pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT). NHT merupakan pendekatan struktur informal dalam cooperative

learning. Menurut Spencer Kagan (dalam Sitti Maesuri, 2002), NHT merupakan

struktur sederhana dan terdiri atas 4 tahap yang digunakan untuk mereview fakta-

fakta dan informasi dasar yang berfungsi untuk mengatur interaksi para siswa.

Dalam penelitian ini dipilih materi pokok Sukubanyak karena selain masih

rendahnya hasil belajar, juga merupakan materi yang sifatnya kontekstual. Materi
5

pokok ini memungkinkan siswa untuk belajar menemukan konsep, rumus secara

kreatif melalui kerja praktik dan diskusi kelompok.

Berdasarkan uraian tersebut melalui penelitian ini diujicobakan model

pembelajaran kooperatif NHT untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas

belajar Siswa Kelas XI IPA2 semester II MAS Syamshudduha Kabupaten Aceh

Utara Tahun Pelajaran 2015/2016 khususnya materi pokok Sukubanyak

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah hasil belajar siswa kelas XI IPA2 semester II MAS Syamshudduha

Kabupaten Aceh Utara pada materi Sukubanyak dapat ditingkatkan melalui

model pembelajaran NHT ?

2. Apakah aktivitas siswa kelas XI IPA2 semester II MAS Syamshudduha

Kabupaten Aceh Utara pada materi Sukubanyak dapat ditingkatkan melalui

model pembelajaran NHT ?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas dapat dituliskan tujuan penelitian sebagai

berikut:

1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA2 semester II MAS

Syamshudduha Kabupaten Aceh Utara pada materi Sukubanyak melalui

model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT).


6

2. Untuk meningkatkan aktivitas siswa kelas XI IPA2 semester II MAS

Syamshudduha Kabupaten Aceh Utara pada materi Sukubanyak melalui

model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT).

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini meliputi manfaat teoritis

dan manfaat praktis. Adapun manfaat teoritisnya antara lain:

1. Mendapatkan teori baru tentang upaya peningkatan hasil belajar siswa melalui

model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT).

2. Dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

Di samping manfaat teoritis, diperoleh pula manfaat praktis bagi siswa,

guru, dan sekolah yaitu:

1. Bagi siswa:

a. Meningkatkan prestasi, minat dan kreativitas belajar siswa dalam proses

belajar mengajar matematika.

b. Meningkatkan kompetensi antar kelompok.

c. Meningkatkan keterampilan berbicara dalam kelompok.

d. Meningkatkan keberanian bertanya dan menjawab pertanyaan.

2. Bagi guru:

a. Guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya

inovatif sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik

pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.


7

b. Meningkatkan kemampuan guru untuk memecahkan permasalahan yang

muncul dari siswa.

c. Membantu memberikan informasi peningkatan kemampuan siswa.

d. Dapat meningkatkan pemahaman guru tentang penelitian tindakan kelas.

e. Dapat meningkatkan minat guru untuk melakuan tindakan kelas.

f. Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam rangka pengembangan

profesi.

g. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk kenaikan pangkat

guru.

3. Bagi sekolah:

a. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi pada perpustakaan sekolah.

b. Dapat meningkatkan mutu pembelajaran Matematika yang sekaligus pula

meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai