Anda di halaman 1dari 25

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RME UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA


MATERI BANGUN DATAR KELAS IV
SD NEGERI CELEP

ABSTRAK
Oleh
EDI RIYANTO
NIM. 857971009
Ediriyanto287@gmail.com

Pada penelitian tindakan kelas ini membahas tentang hasil belajar siswa kelas IV
SD Negeri Celep. Dari 16 anak yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 10 siswa
perempuan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya
peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Realistic
Mathematics Education (RME) pada materi bangun datar kelas IV SD Negeri
Celep. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes evaluasi. Metode
analisis data dilakukan dengan deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif
dengan membandingkan hasil belajar sebelum ada tindakan dan sesudah ada
tindakan. Dari hasil penelitian dengan menggunakan model pembelajaran
Realistic Mathematics Education (RME) ternyata setelah dilakukan tindakan
dalam pembelajaran ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD
Negeri Celep. Hal ini terbukti dengan hasil belajar siswa pada setiap siklus
tindakan selalu meningkat. Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar siswa pada
siklus 1 dan siklus II dapat diketahui ketuntasan belajar klasikal siklus 1 yaitu
44%. Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 81%. Dari hasil
analisis data menunjukkan bahwa model Realistic Mathematics Education (RME)
dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi bangun datar kelas IV.

Kata kunci : Hasil belajar, Matematika, Realistic Mathematics Education (RME)

I. PENDAHULUAN
Pendidikan mempunyai peranan yang amat sangat penting bagi manusia.
Pendidikan merupakan proses seorang memperoleh pengalaman dan informasi
dari hasil belajar. Jenjang pendidikan dasar pondasi awal untuk melanjutkan ke
jenjang berikutnya. Peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dasar harus

1
diupayakan agar mendapatkan lulusan yang sesuai dengan harapan.

Dalam pembelajaran dikelas guru masih banyak menggunakan model


pembelajaran konvensional atau ceramah. Sehingga masih banyak siswa yang
kurang berminat dan mengantuk pada saat pembelajaran. Dengan begitu guru
harus bisa mengkondisikan kelas agar terjadi pembelajaran yang menyenangkan
dan tidak membosankan, sehingga siswa mampu menerima materi pembelajaran
dengan baik dan mendapatkan hasil belajar yang sesuai yang diharapkan.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib dipelajari di


Sekolah Dasar. Salah satu karakteristik matematika yaitu mempunyai objek yang
abstrak. Sifat yang abstrak ini yang membuat siswa sulit untuk memahami
p e l a j a r a n matematika. Taraf berpikir siswa hanya menerima hal-hal yang
bersifat nyata. Tanpa keterkaitan yang nyata inilah yang membuat siswa susah
untuk memahami materi yang diajarkan oleh guru.
A. Identifikasi Masalah
a. Guru menggunakan metode ceramah dalaam menyampaikan materi,
sehingga siswa menjadi kurang paham dalam pembelajaran.
b. Karakterisitik matematika adalah mempunyai objek yang abstrak,
sehingga membuat siswa sulit memahami materi yang diajarkan guru.
B. Analisis Masalah
Dalam pembelajaran matematika, banyak siswa yang mendapatkan
nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal sehingga guru sering
memberikan remidial kepada siswa. Hal ini dikarenakan banyak siswa yang
menganggap pelajaran matematika termasuk pelajaran yang sulit dipahami
dan membosankan. Salah satu materi matematika yang kurang diminati
siswa yaitu materi bangun datar. Sebagian siswa masih bingung dalam
menentukan keliling dan luas bangun datar.
Selain masalah tersebut, terdapat masalah lain yaitu dalam
pembelajaran, seringkali siswa banyak yang mengantuk, bermain dengan
teman yang lain tanpa memperhatikan guru menjelaskan dikelas. Dalam
kasus permasalahan ini dikarenakan dalam pembelajaran guru masih

2
menggunakan metode ceramah atau konvensional. Sehingga siswa merasa
cepat bosan dan malas untuk memperhatikan guru mengajar, yang akan
berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang maksimal.

C. Alternative dan Prioritas Pemecahan Masalah


Alternatif pilihan dalam mengatasi masalah diatas guru dapat
mengubah model pembelajaran dengan yang lain. Model pembelajaran yang
sesuai dengan masalah diatas yaitu menggunakan model pembelajaran
RME. Hal itu berdasarkan pada karakteristik siswa yang masih berada pada
tahap operasional konkret. Model pembelajaran RME dapat menggunakan
benda-benda nyata yang sangat erat berkaitan dengan kehidupan nyata
sehari-hari siswa dan dapat dijadikan sebagai model atau alat bantu siswa
untuk memahami materi.
Penerapan model pembelajaran RME ini tepat digunakan pada
pembelajaran matematika khususnya bangun datar. Hal ini dikarenakan
bentuk dari bangun datar sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-
hari. Karena model pembelajaran RME ini dapat memberikan pemahaman
yang jelas pada siswa sehingga siswa dapat memahami materi yang
diajarkan oleh guru. Sehingga model pembelajaran RME ini diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang kurang maksimal.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan
permasalahan : Mendeskripsikan meningkatkan hasil belajar siswa
menggunakan model Realistic Mathematics Education (RME) materi
bangun datar kelas IV SD Negeri Celep?

E. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan dalam penelitian,
tujuan dari penelitian ini yaitu :Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil
belajar siswa menggunakan model Realistic Mathematics Education (RME)
materi bangun datar kelas IV SD Negeri Celep.

3
F. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Dari hasil penelitian ini agar diharapkan dapat memberikan manfaat


sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat dalam mengembangkan penerapan Realistic Mathematics
Education (RME) pada materi pembelajaran yang lain.
b. Secara Praktis
1) Untuk guru
Dapat sebagai bahan pertimbangan untuk memilih strategi dan
untuk mengembangkan model pembelajaran yang lebih kreatif dan
menarik.
2) Untuk siswa
Dapat memberikan suasana belajar yang menyenangkan dan
menarik mengikuti pembelajaran di kelas.
3) Untuk sekolah
Dapat dijadikan seabagai bahan kajian agar dapat meningkatkan
kualitas pendidikan yang ada di sekolah.

II. KAJIAN PUSTAKA


A. Hasil Belajar Matematika
1. Pengertian Belajar
Ihsana El Khuluqo (2017:1-2) berpendapat bahwa belajar adalah
suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah
lakunya baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek
kognitif , afektif, dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Slameto (2015:2) berpendapat bahwa belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan.
Dari kedua pengertian di atas, maka dapat dikatakan bahwa belajar
merupakan suatu aktivitas dari sebuah proses tidak tahu menjadi tahu, dari

4
tidak mengerti menjadi mengerti untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Belajar juga dapat dikatakan sebagai proses aktivitas dalam mencari ilmu
yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan agar terjadi perubahan
tingkah laku, pengetahuan, keterampilan melalui latihan dan
pengalamannya sendiri.

2. Pengertian Hasil Belajar


Nana Sudjana (2016:22) berpendapat bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima
sebagai pengalaman belajarnya. Dari pendapat tersebut maka dapat
dikatakan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan yang dimiliki
siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Dalam sistem pendidikan
nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan
instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bloom (dalam
Nana Sudjana, 2016:22-23), yang secara garis besar membaginya menjadi
tiga ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.

B. Model Pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME)


1. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu rancangan belajar yang
digunakan sebagai pedoman dalam proses belajar untuk mencapai sebuah
tujuan pembelajaran yang diharapkan. Menurut Helmiati (2012:19)
berpendapat bahwa model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang
terlaksana dari awal sampai akhir yang disajikan secara khusus oleh guru.
Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai
dari peneraan suatu pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran.
2. Realistic Mathematic Education (RME)
RME merupakan singkatan dari Realistic Mathematic Education
yang mempunyai terjemahan Bahasa Indonesia “pembelajaran
matematika realistik”. Realistik dalam hal ini dimaksudkan menagcu pada
hal yang dapat dibayangkan oleh siswa. RME dapat dikatakan sebagai
suatu pembelajaran yang memanfaatkan hal yang nyata atau real yang

5
dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.
Pada pembelajaran model RME ini, guru berperan sebagai
fasilitator, mampu membangun pengajaran yang interaktif, dan
mengaitkan masalah-masalah dunia nyata. Sehingga kemampuan nalar
peserta didik sangat menentukan dalam menerjemahkan permasalah dalam
kehidupan sehari-hari. Treffers dalam Wijaya (2012:20) merumuskan lima
karakteristik RME, yaitu:
a. Penggunaan konteks
b. Penggunaan model untuk matematisasi progresif
c. Pemanfaat hasil konstruksi siswa
d. Interaktivitas
e. Keterkaitan
C. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
1. Pengertian Matematika
Ahmad Susanto (2016:183) mengungkapkan bahwa matematika
merupakan ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol, maka konsep-
konsep matematika harus dipahami terlebih dahulu sebelum
memanipulasi simbol-simbol itu. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat
dikatakan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan
dengan struktur-struktur abstrak yang meliputi ide, proses dan penalaran.
2. Tujuan Pembelajaran Matematika
Ahmad Susanto (2013:190) berpendapat bahwa tujuan pembelajaran
matematika adalah sebagai berikut :
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun bukti,
atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model
dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

6
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram
atau

media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.


e. Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Pembelajaran di sekolah dasar merupakan salah satu
pembelajaran yang diberikan bagi siswa untuk membekali siswa
dengan kemampuan menghitung dan mengolah data. Pembelajaran
matematika dapat digunakan sebagai sarana dalam pemecahan
masalah dan mengkomunikasikan ide menggunakan simbol, diagram
atau media lain dalam matematika. Siswa juga perlu dibekali
kemampuan memahami konsep matematika dan memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari- hari menggunakan konsep
matematika.
4. Pembelajaran Matematika Materi Bangun Datar
a. Pengertian Bangun Datar
Bangun datar merupakan bangun-bangun yang
mempunyai permukaan datar dan memiliki dua dimensi.
Dimensi tersebut adalah panjang dan lebar.
b. Keliling Bangun Datar
Panjang batas bangun datar disebut keliling bangun datar.
satuan keliling sama dengan satuan panjang, yaitu m, cm, dm,
mm, dll.
1) Keiling Persegi
Persegi adalah bangun datar yang keemoat sisinya sama
panjang. Keliling persegi sama dengan jumlah panjang
keempat sisinya.

Keliling persegi dapat dihitung menggunakan rumus


berikut :

7
Dengan s = panjang atau sisi persegi.
2) Keliling Persegi Panjang
Persegi panjang bangun datar dua dimensi yang dibentuk
oleh dua pasang sisi yang masing-masing sama panjang dan
sejajar dengan pasangannya, dan memiliki empat buah
sudut yang kesemuanya adalah sudut siku-siku. Keliling
persegi panjang sama dengan jumlah panjang keempat
sisinya. Keliling persegi panjang dapat dihitung

menggunakan rumus berikut :

Dengan 𝑝 = panjang persegi panjang dan 𝑙 = lebar persegi


panjang.
3) Keliling Segitiga
Segitiga merupakan bangun datar yang dibatasi dengan

adanya tiga buah sisi serta memiliki tiga buah titik sudut.

8
Keliling segitiga sama dengan jumlah panjang ketiga
sisinya. Rumus untuk menghitung keliling segitiga adalah
sebagai berikt :

Dengan 𝑎, 𝑏, dan 𝑐 adalah panjang setiap sisi segitiga

D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori, penelitian yang relevan di atas dapat
dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut :
Model pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas
IV SD Negeri Celep.

III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subyek, Tempat, dan Waktu Penelitian, serta Pihak yang Membantu


Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek dan tempat penelitian ini adalah siswa kelas IV di SD
Negeri Celep Tahun Pelajaran 2022/2023. Jumlah siswa di kelas
IV ada 16 siswa dengan 6 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
2. Tempat Penelitian
Lokasi pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran yang
penulis laksanakan adalah SDN Celep yang berada di Kelurahan
Karangsari, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo dengan siswa
kelas IV pada materi bangun datar.
3. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan 2 siklus,
yaitu siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 08 Mei 2023 dan siklus
2 dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2023, dengan waktu
pelaksanaan tertera dalam tabel 3.1
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan
No Hari / Tanggal Mata Pelajaran Keterangan
1 Senin, 08 Mei 2023 Matematika Siklus 1

9
2 Selasa, 09 Mei 2023 Matematika Siklus 1
3 Rabu, 10 Mei 2023 Matematika Siklus 2
4 Kamis, 11 Mei 2023 Matematika Siklus 2

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


1. Siklus 1
a. Perencanaan siklus 1
Pada tahap ini peneliti merancang tindakan yang dilakukan
dalam penelitian, yaitu :
1) Peneliti melakukan pengamatan/observasi mengenai
kondisi kelas, kondisi siswa dan model pembelajaran
yang digunakan dalam pembelajaran.
2) Peneliti menyiapkan materi Bangun Datar yang diajarkan
dan mencari bahan-bahan yang mendukung materi
pembelajaran.
3) Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) tentang materi yang diajarkan sesuai dengan
model pembelajaran yang digunakan yaitu Realistic
Mathematic Education (RME).
4) Peneliti membuat instrument penelitian meliputi lembar
observasi hasil belajar siswa dan lembar evaluasi tes.
b. Pelaksanaan Siklus 1
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan merupakan
penerapan dari perencanaa yang telah dibuat. Pada
tahap ini tindakan yang dilakukan dengan menggunakan
model pembelajaran RME. Adapun langkah-langkah
tindakan yang dilakukan adalah :

1) Guru melakukan apersepsi dan motivasi untuk


membimbing siswa memasuki materi yang dibahas.
2) Guru menyampaikan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar serta Tujuan Pembelajaran.
3) Guru menyampaikan pembelajaran dengan bahasa yang

10
sederhana dan mudah dimengerti.
4) Guru membentuk kelompok belajar siswa dan
membagikan Kertas Lipat ke siswa.
5) Guru bersama siswa menentukan rumus keliling bangun
datar .
6) Masing-masing kelompok mendapatkan 4 Kertas Lipat
yang sudah berbentuk bangun datar.
7) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
mendiskusikan bersama kelompok belajar.
8) Guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi bersama-
sama.
c. Pengamatan / Pengumpulan Data / Instrumen Siklus 1
Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan tindakan
untuk mengetahui jalannya pembelajaran. Pada tahapan ini
yang diamati adalah proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Realistic Mathematic
Education (RME), hasil belajar siswa dan kendala yang
dihadapi selama pelaksanaan tindakan.
d. Refleksi Siklus 1
Refleksi merupakan tahap penilaian terhadap
proses yang terjadi dan yang belum berhasil dengan
tindakan yang dilakukan.. Masalah yang terjadi dan segala
kekurangan yang berhubungan dengan tindakan yang
dilakukan kemudian direfleksi. Hasil refleksi ini digunakan
sebagai acuan dan pertimbangan dalam perencanaan pada
pembelajaran siklus yang berikutnya.
Dalam refleksi ini, peneliti melakukan rencana yang
akan dilakukan selanjutnya. Apabila pada siklus 1 belum
tercapai, maka akan dilanjutkan siklus berikutnya. Kegiatan
pada siklus berikutnya dilakukan sebagai perbaikan dan
penyempurnaan model yang digunakan pada siklus 1.

11
2. Siklus 2
a. Perencanaan Siklus 2
Pada tahap ini direncanakan kembali tindakan pembelajaran
yang mengacu pada hasil siklus 1 dengan tujuan
memperbaiki kekurangan-kekurangan dan meningkatkan
keberhasilan yang telah dicapai pada siklus 1. Peneliti
merancang tindakan yang dilakukan dalam penelitian, yaitu :
1) Peneliti melakukan pengamatan mengenai kondisi kelas,
kondisi siswa dan model pembelajaran yang digunakan
dalam pembelajaran.
2) Peneliti dan guru menyiapkan materi Bangun Datar yang
diajarkan dan mencari bahan-bahan yang mendukung
materi pembelajaran.
3) Peneliti dan guru membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) tentang materi yang diajarkan sesuai
dengan model pembelajaran yang digunakan yaitu
Realistic Mathematic Education (RME).
4) Peneliti membuat instrument penelitian meliputi lembar
observasi hasil belajar siswa dan lembar evaluasi tes.

b. Pelaksanaan Siklus 2
Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 tidaklah jauh berbeda
dengan pelaksanaan tindakan pada siklus I. Pada siklus
berikutnya, model pembelajaran yang digunakan pada
tindakan ini adalah pembelajaran menggunakan model
pembelajaran RME. Sehingga diharapkan pada siklus
berikutnya ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
1) Guru melakukan apersepsi dan motivasi untuk
membimbing siswa memasuki materi yang dibahas.
2) Guru menyampaikan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar serta Tujuan Pembelajaran.

12
3) Guru menyampaikan pembelajaran dengan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti.
4) Guru membentuk kelompok belajar siswa dan
membagikan Kertas Lipat ke siswa.
5) Masing-masing kelompok mendapatkan 3 Kertas Lipat
yang sudah berbentuk bangun datar.
6) Guru bersama siswa menentukan rumus keliling bangun
datar.
7) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
mendiskusikan bersama kelompok.
8) Guru berkeliling untuk memantau diskusi dalam
kelompok dan memastikan agar setiap kelompok
memahami materi secara utuh.
9) Guru meminta siswa mengumpulkan tugas yang telah
dikerjakan.
10) Guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi bersama-
sama.
c. Pengamatan / Pengumpulan Data
Observasi yang dilakukan pada siklus ini hampir
mirip sama dengan observasi pada siklus 1, tetapi pada
tahap ini peneliti lebih menitikberatkan pada pengamatan
proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Realistic Mathematic Education (RME), hasil belajar siswa
dan kendala-kendala yang dihadapi selama pelaksanaan
tindakan.
d. Refleksi Siklus 2
Peneliti dengan guru kelas berdiskusi mengenai hasil
yang diperoleh pada refleksi siklus 2. Dari hasil tersebut
dilihat apakah telah menenuhi target yang diharapkan atau
belum. Apabila telah menenuhi target yang diharapkan,
maka penelitian dihentikan karena keterbatasan waktu

13
penelitian.

C. Kisi-Kisi Instrumen/Soal Evaluasi


Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen
Bentuk No
Kompetensi Dasar Indikator Soal Bobot
Soal Soal
3.9 Menjelaskan dan Disajikan gambar, Isian 30 1
menentukan keliling siswa mampu
dan luas persegi, menentukan keliling
persegi panjang, dan segitiga.
segitiga, serta
hubungan pangkat dua
dengan akar pangkat
dua.
4.9 Menyelesaikan Disajikan gambar, Isian 35 2
masakah berkaitan siswa mampu
dengan keliling dan menyelesaikan masalah
luas persegi, persegi yang berkaitan dengan
panjang, dan segitiga, keliling persegi.
serta hubungan Disajikan gambar, Isian 35 3
pangkat dua dengan siswa mampu
akar pangkat dua menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
keliling persegi
panjang.

D. Teknik Analisis Data


Analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif kuantitatif. Hasil analisis untuk memperoleh informasi sejauh
mana peningkatan hasil belajar siswa selama proses pelaksanaan
pembelajaran di dalam sebuah penelitian.
1. Analisis data dan hasil observasi
Hasil observasi siswa dalam pembelajaran Matematika SD Negeri
Celep menggunakan model pembelajaran Realistic Mathematic
Education (RME) dianalisis secara deskriptif untuk memberikan
gambaran pelaksanaan. Kemudian untuk peningkatan hasil belajar siswa
dapat diketahui melalui rumus hasil belajar siswa.

14
Ngalim Purwanto (2010:102-103) berpendapat bahwa besarnya
nilai yang diperoleh oleh siswa merupakan persentase dari skor
maksimum ideal yang seharusnya dicapai jika tes tersebut dikerjakan
dengan hasil 100% betul. Rumus untuk menghitungnya yaitu :
R
𝑁𝑃 = 𝑥 100
SM

Keterangan :
NP : Nilai persen yang dicari
R : Skor mentah yang diperoleh siswa
SM : Skor maksimum ideal
100 : Bilangan tetap
Sedangkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian
tindakan ini apabila peningkatan hasil belajar siswa hingga 75% siswa di
kelas dan memenuhi ketuntasan minimal yakni 70.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Penelitian pembelajaran mata pelajaran Matematika menggunakan
model pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME) dikelas IV
SD Negeri Celep telah direncanakan. Pada evaluasi menggunakan dua
siklus perbaikam yang dilaksanakan. Setiap siklus terdiri dari 2
pertemuan dan setiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran, sehingga
diperoleh hasil evaluasi di bawah ini:
1. Deskripsi Siklus 1
a. Perencanaan Siklus 1
Siklus 1 pengamatan hasil belajar siswa yang ditunjukkan pada
perolehan nilai hasil belajar siswa matematika yang masih
kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan
hasil yang diperoleh, terdapat masalah yang muncul yaitu hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Matematika yang masih
rendah. Hal yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu model

15
pembelajaran yang digunakan belum sesuai sehingga siswa
kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Upaya yang dilakukan peneliti pada tahap ini yaitu :
1) Peneliti dan guru membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) tentang materi yang diajarkan
menggunakan model pembelajaran Realistic Mathematic
Education (RME).
2) Peneliti dan guru menyiapkan materi bangun datar yang
diajarkan dan mencari bahan-bahan yang mendukung materi
pelajaran.
3) Peneliti membuat instrumen penelitian yaitu lembar
observasi hasil belajar siswa dan lembar evaluasi tes.
Setelah selesai tahap perencanaan dilanjutkan pada tahap
tindakan atau pelaksanaan.
4) Peneliti mempersiapkan alat-alat dokumentasi.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan merupakan
penerapan dari perencanaan yang telah dibuat. Pada tahap ini
tindakan yang dilakukan adalah pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Realistic Mathematic
Education (RME). Kegiatan siklus 1 dilaksanakan pada hari
Senin 08 Mei 2023. Pada pertemuan siklus 1 di ikuti 16 siswa.
Langkah-langkah tindakan yang dilakukan guru sesuai dengan
RPP yang dibuat peneliti adalah:
1) Kegiatan Awal

Guru membuka pelajaran dengan salam dan mengajak


siswa berdoa bersama terlebih dahulu. Setelah itu guru
melakukan apersepsi. Apersepsi berupa mengajak siswa
melihat sekeliling di kelas. Adakah benda yang berbentuk
bidang datar tertentu.
2) Kegiatan Inti

16
Kegiatan inti pembelajaran siswa mendengarkan
penjelasan materi pembelajaran bangun datar dengan bahasa
yang sederhana dan mudah dimengerti. Kemudian siswa
diberi kesempatan untuk bertanya, jika belum mengerti
mengenai materi yang disampaikan. Selanjunya guru
membentuk kelompok-kelompok belajar siswa, setiap
kelompok terdiri dari 2 siswa.
Kemudian guru bersama siswa menentukan rumus
keliling bangun datar. Guru memberikan tugas kepada siswa
untuk mendiskusikannya bersama kelompok belajar.
Selanjutnya guru meminta siswa mengumpulkan tugas yang
dikerjakan.
3) Kegiatan Penutup
Guru dan siswa menyimpulkan pelajaran bersama-
sama. Kemudian guru memberikan tugas individual untuk
mengetahui pemahaman siswa tentang materi bangun datar
(persegi, persegi panjang dan segitiga). Selanjutnya guru
mengakhiri pembelajaran dengan salam dan doa penutup.
c. Pengamatan Siklus 1 / Observasi
Pada saat pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 siswa
antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
model Realistic Mathematic Education (RME). Walaupun pada
awal pembelajaran, dan kurang bersemangat mengikuti
pembelajaran matematika. Namun setelah pembelajaran
dimulai, siswa sangat antusias untuk mengikutinya.
Hasil belajar pada siklus 1 diperoleh dari nilai soal evaluasi
yang dikerjakan siswa pada akhir pembelajaran. Soal evaluasi
berbentuk essay yang terdiri dari 3 soal. Nilai siswa diperoleh
dengan menghitung skor yang diperoleh kemudian
mengubahnya menjadi nilai akhir. Setelah kegiatan
pembelajaran siklus 1 dilaksanakan, selanjutnya guru

17
melakukan kegiatan evaluasi hasil belajar siswa.

Tabel 4.1
Rentang Nilai Hasil Belajar Matematika
Berdasarkan Ketuntasan Siswa
KelasIV SDN Celep
Siklus 1
No Nilai Jumlah Siswa Persentase (%)
1 90 – 100 0 0%
2 80 – 89 1 6.25%
3 70 - 79 6 37.5%
4 60 - 69 6 37.5%
5 50 – 59 3 18.75%
6 < 50 0 0%

Berdasarkan tabel 4.1 pada siklus 1, maka dapat dikaji


tentang rentang nilai, frekuensi dan persentase. Perolehan nilai
dibagi ke dalam 6 rentang nilai. Terdapat 10siswa (0%) yang
memperoleh nilai pada rentang 90 – 100, pada rentang 80 –
89 diperoleh 1 siswa (6.25%). Selanjutnya, terdapat 6 siswa
(37.5%) pada rentang nilai 70 – 79. Pada rentang nilai 60 – 69
diperoleh 6 siswa (37.5%), rentang nilai 50 – 59 diperoleh 3
siswa (18.75%), dan < 50 diperoleh 0 siswa (0%). Berdasarkan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah ≥70 maka dapat
dilakukan analisis untuk menentukan jumlah siswa yang tuntas
dan belum tuntas. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 1
dapat disajikan dalam tabel 4.2
Tabel 4.2
Hasil Belajar Siswa Berdasarkan
Ketuntasan Siswa SDN Celep
No Nilai Siklus 1 Keterangan
Jumlah Siswa Persentase (%)
1 ≥70 7 44% Tuntas
2 ≤ 69 9 56% Belum Tuntas
Berdasarkan tabel 4.3, maka dapat dikatakan bahwa jumlah
siswa yang tuntas 7 siswa dari 16 siswa (44%). Sedangkan
siswa yang belum tuntas adalah 9 siswa dari 16 siswa (56%)
dengan KKM yang ditentukan adalah ≥70.

18
d. Refleksi Siklus 1
Setelah dilakukannya pembelajaran siklus 1 menggunakan
model pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME)
dari pertemuan pertama dan kedua, maka selanjutnya diadakan
refleksi siklus 1. Dalam pembelajaran yang dilakukan pada
siklus 1, masih terlihat beberapa kelompok masing kurang
dalam kerjasama, masih ada yang bergurau. Ada pula kelompok
yang hanya satu anak cenderung bekerja sendiri atau
mengerjakan tugas kelompok sendiri.
Berdasarkan hasil observasi siklus 1 diperoleh siswa
dengan ketuntasan belajar pada Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM ≥70) pada pelaksanaan tindakan siklus 1 terdapat 7
siswa yang tuntas atau ketuntasan klasikal mencapai 44%.
Namun ketuntasan tersebut belum memenuhi indikator
keberhasilan yang peneliti tentukan yaitu sebesar 75%.
Berdasarkan tabel 4.3, masih terdapat 9 siswa (56%) yang
memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM
≥70). Sehingga perlu tindak lanjut dan perbaikan siklus 1 ke
siklus 2.
2. Deskripsi Siklus 2
a. Perencanaan Siklus 2
Dari hasil Siklus 2 pengamatan hasil belajar siswa yang
ditunjukkan perolehan nilai hasil belajar siswa yang kurang dari
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan diperoleh dari hasil
evaluasi pada pembelajaran siklus 1. Berdasarkan hasil yang
diperoleh, terdapat permasalahan yaitu ketuntasan klasikal yang
diperoleh masih mencapai 44% dan belum memenuhi indikator
keberhasilan yang peneliti tentukan yaitu 75%. Sehingga perlu
tindak lanjut pada siklus 2. Upaya yang dilakukan peneliti pada
tahap ini yaitu :

19
1) Peneliti dan guru membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran

(RPP) tentang materi yang diajarkan menggunakan model


pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME).
2) Peneliti dan guru menyiapkan materi bangun datar yang
diajarkan dan mencari bahan-bahan yang mendukung
materi pelajaran.
3) Peneliti membuat instrumen penelitian yaitu lembar
observasi hasil belajar siswa dan lembar evaluasi tes.
Setelah selesai tahap perencanaan dilanjutkan pada tahap
tindakan atau pelaksanaan.
4) Peneliti mempersiapkan alat-alat dokumentasi.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2
Pada tahap ini tindakan yang dilakukan adalah pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Realistic Mathematic
Education (RME). Kegiatan siklus 2 dilaksanakan pada hari
Rabu 10 Mei 2023. Pada pertemuan siklus 2 dihadiri 16 siswa.
Langkah-langkah tindakan yang dilakukan guru sesuai dengan
RPP yang dibuat peneliti adalah:
1) Kegiatan Awal
Guru membuka pelajaran dengan salam dan mengajak
siswa berdoa bersama terlebih dahulu. Kemudian guru
melakukan apersepsi adakah benda yang berbentuk bidang
datar tertentu. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti pembelajaran siswa mendengarkan
penjelasan materi pembelajaran bangun datar. Selanjutnya
guru membentuk kelompok belajar , setiap kelompok terdiri
atas 2 siswa. guru berkeliling untuk memantau diskusi
dalam kelompok dan memastikan agar setiap kelompok

20
memahami materi secara utuh. Kemudian guru bersama
siswa menentukan rumus keliling bangun datar. Guru
memberikan tugas kepada siswa untuk berdiskusi bersama
kelompok belajar. Selanjutnya guru meminta siswa
mengumpulkan tugas yang telah dikerjakan.
3) Kegiatan Penutup
Guru dan siswa menyimpulkan pelajaran bersama-
sama siswa. Kemudian guru memberikan tugas secara
individu untuk mengetahui pemahaman siswa tentang
materi bangun datar. Selanjutnya guru mengakhiri
pembelajaran dengan salam dan doa penutup.
c. Pengamatan Siklus 2 / Observasi
Saat pembelajaran siswa antusias dalam mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan model Realistic
Mathematic Education (RME). Pada siklus 2 berbeda dengan
siklus 1, siswa lebih semangat mengikuti pembelajaran pada
siklus 2 ini.
Hasil belajar pada siklus 2 diperoleh dari nilai soal evaluasi
yang dikerjakan siswa pada akhir pembelajaran. Soal evaluasi
berbentuk essay yang terdiri dari 3 soal. Nilai siswa diperoleh
dengan menghitung skor kemudian mengubahnya menjadi nilai
akhir. Setelah kegiatan pembelajaran siklus 2 dilaksanakan,
Tabel 4.4
Rentang Nilai Hasil Belajar Matematika
Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas IV SDN Celep
Siklus 2
No Nilai Jumlah Siswa Persentase (%)
1 90 – 100 3 18.75%
2 80 – 89 6 37.5%
3 70 - 79 4 25%
4 60 - 69 3 18.75%
5 50 – 59 0 0%
6 < 50 0 0%

Berdasarkan tabel 4.4 pada siklus 2, Terdapat 3 siswa

21
(18.75%) yang memperoleh nilai pada rentang 90 – 100, pada
rentang 80 – 89 diperoleh 6 siswa (37.5%). Selanjutnya,
terdapat 4 siswa (25%) pada rentang nilai 70 – 79. Pada
rentang nilai 60 – 69 diperoleh 3 siswa (18.75%), rentang
nilai 50 – 59 diperoleh 0 siswa (0%), dan < 50 diperoleh 0
siswa (0%)

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah


≥70 maka dapat dilakukan analisis untuk menentukan jumlah
siswa yang tuntas dan belum tuntas. Ketuntasan hasil belajar
siswa pada siklus 2 dapat disajikan dalam tabel 4.4
Tabel 4.4
Hasil Belajar Siswa Berdasarkan
Ketuntasan Siswa SDN Celep
No Nilai Siklus 2 Keterangan
Jumlah Siswa Persentase (%)
1 ≥70 13 81% Tuntas
2 ≤ 69 3 19% Belum Tuntas

Berdasarkan tabel 4.4, maka dapat dikatakan bahwa jumlah


siswa yang tuntas 13 siswa dari 16 siswa (81%). Sedangkan
siswa yang belum tuntas adalah 3 siswa dari 16 siswa (19%)
dengan KKM yang ditentukan adalah ≥70.

d. Refleksi Siklus 2
Setelah terlaksananya kegiatan pembelajaran siklus 2
menggunakan model pembelajaran Realistic Mathematic
Education (RME) dari pertemuan pertama dan kedua, yang
selanjutnya diadakan refleksi pada siklus 2. Berdasarkan hasil
observasi siklus 2, peneliti sudah dapat menerapkan model
pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME).
Pada hasil evaluasi belajar diperoleh siswa dengan
ketuntasan belajar pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM
≥70) pada pelaksanaan tindakan siklus 2 terdapat 13 siswa yang

22
tuntas atau ketuntasan klasikal mencapai 81%. Berdasarkan
indikator keberhasilan ketuntasan belajar yang telah ditentukan
oleh peneliti yaitu 75%, maka dapat dinyatakan bahwa
indikator keberhasilan telah tercapai karena persentase
ketuntasan telah mencapai 81%.
V. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Perbaikan pada penelitian tindakan adalah peningkatan hasil belajar
matematika siswa kelas IV SD Negeri Celep Kecamatan Bener melalui
penerapan model pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME).
Hasil penelitian menunjukkan adanya tindakan melalui model
pembelajaran RME, baik yang dilakukan siswa maupun yang dilakukan
oleh guru dari siklus 1 ke siklus 2.
Dengan menerapkan model pembelajaran Realistic Mathematic
Education (RME) dengan tepat, dan dengan memperhatikan karakteristik
siswa, kemudian dibagi tugas dan peran siswa, ternyata model
pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME) ini mampu
meningkatkan keberhasilan belajar siswa pada mata pelajaran matematika
materi bangun datar pada siswa kelas IV SD Negeri Celep Kecamatan
Bener Kabupaten Purworejo.
VI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika materi bangun datar dengan model pembeljaran RME dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Celep. Dengan
melaksanakan 4 langkah pembelajaran, yang meliputi memahami masalah
kontekstual, menyelesaikan masalah kontekstual, membandingkan dan
mendiskusikan jawaban, dan menyimpulkan jawaban yang disusun,
mampu memperbaiki kualitas pembelajaran di SD Negeri Celep
khususnya pelajaran matematika materi bangun datar.

VII. Saran
Berdasarkan penelitian ditemukan beberapa saran yang

23
dapat dipertimbangkan dalam pembelajaran Matematika yaitu :
a. Bagi Siswa
Siswa diharapkan saling membantu dalam bekerja secara
kelompok maupun mandiri mengerjakan tugas agar dapat terselesaikan
dengan mudah.
b. Bagi Guru
Guru dapat menggunakan model RME sebagai model
pembelajaran alternatif, karena model pembelajaran ini mengacu pada
pengalaman siswa dan benda-benda nyata.
c. Bagi Sekolah
Sekolah dapat memberikan dukungan penuh terhadap guru
dalam pembelajaran menggunakan model RME, agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
d. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk pengembangan
penelitian selanjutnya.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Helmiati. 2012. Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Ihsana El Khuluqo. 2017. Belajar Dan Pembelajaran. Yogyakarta:


Pustaka Pembelajaran
Purwanto. 2017. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Purwanto, M. Ngalim. 2010. Prinsip-prinsip dan Teknik Ealuasi Pengajaran


Bandung: Remaja Rosdakarya.
Slameto. 2015. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Cetakan
Keenam. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2016. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Susanto, Ahmad, 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Predana Media Group
Susanto, Ahmad, 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

24
Jakarta: Predana Media Group

25

Anda mungkin juga menyukai