Anda di halaman 1dari 52

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menjadi unsur terpenting dalam membentuk karakter individu

dalam masyarakat. Melalui pendidikan dilakukan usaha untuk menyiapkan

peserta didik agar dapat berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang

dan yang akan datang. Oleh karena itu pendidikan merupakan sarana yang

sangat berperan untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi.

Proses pendidikan dapat dilakukan baik secara formal maupun non

formal. Pendidikan formal dilaksanakan ditingkat sekolah sedangkan

pendidikan non formal bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari peserta

didik. Dalam pendidikan formal peserta didik akan mempelajari berbagai

macam bidang studi, salah satu diantaranya adalah bidang studi matematika.

Dalam Pedoman Mata Pelajaran Matematika SMP kurikulum 2013

mengungkapkan bahwa salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah

peserta didik mampu, “Memahami konsep matematika, merupakan kompetensi

dalam menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan menggunakan konsep maupun

algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah”.

Pada tujuan pembelajaran ini, guru sebagai pelaksana pencapai tujuan

pendidikan harus mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang

menyenangkan dan dapat dipahami dengan baik oleh peserta didik. Jika peserta

didik tidak dapat memahami konsep dengan baik, tujuan dari pembelajaran

1
2

matematika ini tidak akan tercapai dan juga akan berpengaruh terhadap tujuan

pembelajaran matematika yang lainnya.

Berdasarkan pengalaman mengajar peneliti, sebagian besar peserta didik

mempunyai masalah dengan pemahaman konsep matematisnya. Hal ini terlihat

dari kesulitan yang dialami dalam menerapkan konsep-konsep matematika

dalam pengerjaan soal matematika. Peserta didik juga kesulitan untuk

menyatakan ulang kembali konsep yang telah dipelajari.

Berbagai usaha sudah dilakukan oleh guru untuk meningkatkan

kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik. Seperti dengan

menerapkan model-model pembelajaran yang diharapkan bisa meningkatkan

kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik. Model pembelajaran

yang sudah pernah diterapkan oleh guru diantaranya yaitu Problem Based

Learning (PBL) dan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pare Share

(TPS). Namun belum mampu meningkatkan kemampuan konsep peserta didik.

Hal ini dibuktikan pada saat dilakukan tanya jawab, hanya 20% peserta didik

yang bisa menjawab dengan benar. Selain itu, ketika peserta didik diminta

untuk memberikan contoh dan bukan contoh dari materi, banyak peserta didik

yang masih salah. Hal ini bisa terjadi karena peserta didik tidak memahami

konsep yang sedang dipelajari. Dan berdasarkan hasil observasi peneliti dengan

mengamati hasil penilaian harian 1 di kelas VII.8 SMPN 13 Padang, hanya 8

orang dari 32 peserta didik yang berhasil menjawab soal mengenai penerapan

konsep dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Berikut contoh salah satu

jawaban dari peserta didik:


3

Soal : Diketahui tiga buah bilangan bulat A, B dan C


Bilangan A = 126 abc
Bilangan B = 64 bcde
Bilangan C = 9 abcd
Jika setiap huruf pada bilangan tersebut mewakili satu angka, urutkanlah
bilangan tersebut dari yang terbesar! Jelaskan

Jawaban yang diharapkan

Bilangan A dan B sama-sama memiliki 6 digit angka, sedangkan bilangan C


hanya memiliki 5 digit angka. Bilangan B lebih besar dari bilangan A karena
angka ratusan ribuan dari bilangan B lebih besar daripada angka ratusan ribuan
bilangan A.

Jadi, urutan bilangan dari yang terbesar adalah: bilangan B, bilangan A, dan
bilangan C

Jawaban peserta didik

Dari jawaban peserta didik tersebut terlihat bahwa jawabannya tidak

sesuai dengan yang diharapkan. Ini artinya peserta didik belum mampu untuk

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan indikator pamahaman konsep

matematis yaitu mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep. Peserta didik

tersebut tidak memahami konsep yang digunakan untuk menyelesaikan

permasalahan.

Jika masalah ini tidak diatasi, maka peserta didik akan mengalami

kendala dalam memahami konsep matematika. Peserta didik tersebut nantinya


4

juga akan mengalami kesulitan jika memasuki jenjang pendidikan yang lebih

tinggi karena semakin tinggi jenjang pendidikan semakin tinggi pula

kemampuan pemahaman konsep yang dibutuhkan.

Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk melatih dan meningkatkan

kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik adalah dengan

menerapkan model pembelajaran MASTER. Model pembelajaran MASTER

adalah suatu sistem yang dirancang sebagai salah satu cara belajar cepat dan

merupakan suatu jalinan yang sangat efisien karena melibatkan peserta didik,

guru, proses pembelajaran dan lingkungan dimana pembelajaran berlangsung.

Dengan menerapkan pembelajaran model MASTER ini, peserta didik

diharapkan akan lebih aktif, kreatif dan mandiri dalam pembelajaran

matematika. Model MASTER akan membantu peserta didik untuk menguatkan

pemahaman konsep mereka. Pada tahap mind, peserta didik diberikan motivasi

agar peserta didik bisa fokus sebelum pembelajaran dimulai. Untuk tahap

acquire, peserta didik diberikan informasi mendasar mengenai suatu materi,

dan informasi ini akan selalu diulang pada saat melakukan tahap triggering.

Hal ini dapat menyebabkan peserta didik ingat dengan konsep suatu materi

karena sering diulang-ulang. Selain itu, peserta didik juga dituntut untuk

mengembangkan pemikiran mereka untuk soal-soal yang lebih memerlukan

pemikiran dan analisa, hal ini terjadi pada tahap search. Setelah itu, peserta

didik mempresentasikan atau memamerkan apa yang mereka ketahui pada

tahapan exhibit. Hal ini akan menyebabkan pemahaman konsep peserta didik
5

lebih baik, karena selain mendengar, peserta didik juga mencoba langsung

menyelesaikan soal-soal dan mempresentasikannya.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik mengadakan penelitian

tindakan kelas dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan

Pemahaman Konsep Matematis Peserta Didik Menggunakan Model

Pembelajaran MASTER di Kelas VII.8 SMPN 13 Padang.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah adalah

sebagai berikut:

1. Peserta didik yang cenderung pasif dalam proses pembelajaran matematika.

2. Kemampuan pemahaman konsep peserta didik masih rendah.

3. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang dapat mengembangkan

pemahaman konsep matematis peserta didik secara optimal.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah aktivitas peserta didik kelas VII.8 SMPN 13 Padang dalam

pembelajaran matematika selama diterapkannya model pembelajaran

MASTER?

2. Apakah penerapan model pembelajaran MASTER dapat meningkatkan

kemampuan pemahaman konsep matematika peserta didik kelas VII.8

SMPN 13 Padang?
6

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan aktivitas peserta didik kelas

VII.8 SMPN 13 Padang selama penerapan model pembelajaran MASTER.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan pemahaman konsep

matematis peserta didik kelas VII.8 SMPN 13 Padang setelah digunakan

model pembelajaran MASTER.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Peneliti, sebagai tambahan pengetahuan untuk memperbaiki kegiatan

pembelajaran sebagai seorang guru.

2. Peserta didik, untuk merubah cara belajar peserta didik sehingga dapat

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika peserta didik

dalam pembelajaran. Dan juga berguna untuk menumbuhkan rasa sosial,

kerjasama dan rasa saling tolong menolong dengan sesama dalam

memahami pelajaran.

3. Teman sejawat, sebagai bahan masukan bagi guru untuk memilih model

pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep

matematika peserta didik dalam pembelajaran matematika.

4. Kepala sekolah, sebagai gambaran untuk selalu melakukan pembinaan

terhadap guru serta mencari inovasi untuk perkembangan, kemajuan, dan

kualitas sekolah agar tercapai tujuan sekolah dan tujuan pendidikan.


7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran MASTER

Model pembelajaran MASTER merupakan metode Cara Belajar Cepat

(CBC) yang diciptakan oleh pelatih terkemuka CBC Jayne Nichol, peneliti

Open Sesame (2003: 94). Cara belajar cepat maksudnya adalah usaha

pengelolaan kelas sebaik mungkin dalam proses belajar mengajar sehingga

pemahaman dalam belajar tercapai dengan cepat. Pembelajaran Model

MASTER adalah suatu sistem yang dirancang sebagai salah satu belajar

cepat dan merupakan suatu jalinan yang sangat efisien yang meliputi peserta

didik, guru, proses pembelajaran dan lingkungan dimana pembelajaran

berlangsung. (Rose dan Nicholl, (2003: 374-403)).

Struktur CBC dibagi menjadi enam langkah dasar yang disingkat

dengan MASTER. Keenam langkah dasar pembelajaran MASTER itu

adalah (Rose dan Nicholl, 2003: 374-403)):

a. Mind (Mendapatkan keadaan pikiran yang benar)

Langkah ini bertujuan untuk memberi motivasi kepada peserta

didik agar memperoleh keadaan pikiran yang benar dalam belajar. Ada

beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memotivasi pikiran

peserta didik, yaitu: 1) Menjelaskan kepada peserta didik tentang kerja

otak dan gaya belajar; 2) Melihat relevansi; 3) Memvisualisasikan hasil

yang bermutu; 4) Memberi peserta didik kontrol diri; 5) Lingkungan; 6)

7
8

Melibatkan orang tua; 7) Mengajarkan nilai positif; 8) Kegembiraan; 9)

Menggunakan jeda semenit; 10) Memberi waktu untuk harga diri; 11)

Membuat aman untuk melakukan kesalahan; 12) Kekuatan sugesti; dan

13) Memperkuat budaya sukses.

Berdasarkan beberapa alternatif tersebut dapat dikatakan bahwa

cara memotivasi peserta didik dapat dilakukan dengan menjelaskan

kepada peserta didik tentang gaya belajar, memberitahukan kepada

peserta didik tentang manfaat mempelajari materi matematika yang akan

dipelajari, memvisualisasikan (menggambarkan) dengan media

pembelajaran atau menciptakan motto kelas supaya peserta didik menjadi

lebih semangat dan termotivasi untuk belajar.

b. Acquire (Memperoleh informasi)

Rose dan Nicholl (2003: 383) menyebutkan bahwa para guru harus

memberikan perhatian secara khusus kepada peserta didik. Ketika guru

menyampaikan sejumlah pengetahuan dan informasi baru kepada peserta

didik maka secara alamiah mereka langsung memproses informasi itu

dalam dirinya.

Tahapan memperoleh informasi ini ada beberapa cara yang dapat

dilakukan oleh guru, seperti yang ditulis Rose dan Nicholl (2003: 383)

yaitu:

1) Gagasan Inti

Informasi yang disampaikan oleh guru hendaknya dibatasi pada

informasi yang benar-benar mendasar yang memancing peserta didik


9

untuk menggali informasi selanjutnya. Guru menyampaikan informasi

berupa gagasan inti dari pokok bahasan kepada peserta didik pada

awal pengajaran dan dalam penyampaiannya melibatkan ketiga indera

utama yaitu visual, auditori, kinestik.

2) Mari bekerja sama

Pakar belajar bekerja sama terkemuka, David dan Roger

Johnson, dalam buku mereka Learning Together and Alone (Rose dan

Nicholl, 2003: 386), menyebutkan bahwa cara yang baik untuk

bekerja sama yang dapat dilakukan guru yaitu:

a) Buatlah kelompok-kelompok kecil idealnya 4 peserta didik

perkelompok.

b) Setiap peserta didik bertanggung jawab mempelajari materi yang

akan dipelajari

c) Setiap peserta didik berdiskusi dengan teman sekelompoknya untuk

melihat pemahaman atas materi, peserta didik saling bertanya dan

menjelaskan dalam kelompoknya.

d) Kemudian diadakan turnamen kelas untuk menguji pemahaman

(kelompok-kelompok berkompetisi mempresentasikan hasil

diskusi).

e) Guru membimbing jalannya diskusi kelas agar tidak melenceng

dari materi yang dipelajari. Guru juga melihat kemampuan peserta

didik secara personal.


10

Dengan membentuk peserta didik dalam kelompok-kelompok

belajar, peserta didik akan dapat menumbuhkembangkan keterampilan

interpersonal (antarpribadi), mereka belajar bekerja demi kebaikan

bersama, belajar menyampaikan informasi, belajar bagaimana

mengandalkan dan mempercayai pekerjaan orang lain, dan

berkomunikasi dengan baik.

c. Search Out The Meaning (Menyelidiki makna)

Rose dan Nicholl (2003: 388) menyebutkan bahwa cara-cara untuk

mendorong kedalaman berpikir yang sebenarnya adalah:

1) Mencari analogi

2) Berpikir mendalam

3) Imajinasi terbimbing

4) Pertanyaan menantang

5) Belajar interpersonal

6) Mengembangkan kecerdasan intrapersonal

d. Triggering The Memory (Memicu memori)

Siklus memicu memori sangat penting dalam belajar. Materi baru

yang didapat peserta didik hendaknya dapat tersimpan dalam memori

jangka panjang karena dalam matematika antara materi yang satu

berhubungan dengan materi yang lainnya (materi prasyarat). Ada

beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya ingat para

peserta didik yang dikemukakan oleh Rose dan Nicholl (2003: 399),

antara lain:
11

1) Guru mengajak peserta didik mengulang butir-butir utama materi yang

utama dengan cepat pada akhir setiap pelajaran.

2) Guru meminta peserta didik mengulang butir-butir utama materi setiap

malam di rumah.

3) Guru membimbing peserta didik mengulang butir-butir kunci pada

awal sesi pelajaran berikutnya.

4) Guru mengajak peserta didik mengulang setiap butir kunci selama

seminggu, sekali dalam seminggu.

5) Guru mengajak peserta didik untuk membuat catatan dengan kata-kata

sendiri atau daftar ringkas sehingga mudah memahaminya.

6) Mengalokasikan waktu sebulan sekali untuk mengulang butir-butir

kunci seluruh pelajaran.

7) Mengalokasikan waktu satu hari penuh setiap 6 bulan untuk

mengulangi semua bahan pelajaran selama 6 bulan.

e. Exhibit What You Know (Memamerkan apa yang anda ketahui)

Untuk membuktikan bahwa peserta didik benar-benar paham

dengan materi yang dipelajari, ada beberapa cara yang dapat dilakukan,

salah satunya adalah mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Menurut

Rose dan Nicholl (2003: 400), untuk membantu peserta didik agar

mereka dapat mempresentasikan apa yang mereka ketahui dapat

dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut, yaitu:

1) Pertanyaan menantang

2) Penilaian individu dan kelompok


12

3) Catatan prestasi

4) Nilai

f. Reflecting How You’ve Learned (Merefleksikan bagaimana kamu

mempelajarinya)

Refleksi merupakan respon terhadap suatu kejadian, aktivitas atau

pengetahuan baru yang diterima. Jurnal Belajar Harian adalah cara yang

bagus bagi peserta didik untuk membiasakan diri merefleksikan cara

belajarnya sendiri (Rose dan Nicholl, 2003: 403). Langkahnya sangat

sederhana, yaitu dengan pertanyaan-pertanyaan seperti:

1) Apa yang paling anda senangi/tidak senangi dari pelajaran hari ini?

2) Apa yang tidak Anda pahami?

3) Apa yang bisa anda lakukan untuk menjamin agar itu bisa dipahami?

Apakah bertanya dengan seorang teman?

4) Apakah sukses terbesar anda hari ini?

5) Teknik-teknik belajar apakah yang paling cocok bagi Anda?

Berdasarkan langkah-langkah tersebut, maka pelaksanaan

pembelajaran dengan model MASTER pada penelitian ini adalah:

a. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dengan menjelaskan

manfaat materi matematika yang akan dipelajari agar peserta didik

mendapatkan keadaan pikiran yang benar dalam belajar (Mind).

b. Guru menyampaikan informasi yang mendasar berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari (Acquire).


13

c. Peserta didik dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang

heterogen dengan anggota kelompoknya 4-5 orang perkelompok. Peserta

didik bekerja sama membahas dan menyelesaikan soal-soal pada Lembar

Kerja Peserta Didik (LKPD) yang diberikan oleh guru. Dalam diskusi

kelompok, peserta didik saling bertanya dan menjelaskan kepada peserta

didik lain yang mendapat kesulitan (Acquire).

d. Peserta didik diberikan soal latihan untuk diselesaikan sehingga peserta

didik mampu menganalisis, mengevaluasi, menilai, dan memecahkan

masalah (Search Out).

e. Cara yang dipilih untuk dipakai dalam tahapan pengulangan materi

adalah guru mengajak peserta didik untuk mengulang materi-materi

utama pada saat pembelajaran dan pada akhir pembelajaran untuk

menyimpulkan materi yang telah dipelajari (Triggering).

f. Salah satu kelompok akan mempresentasikan hasil diskusinya,

sedangkan kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya,

menyanggah dan mengungkapkan gagasan-gagasannya. Selama proses

berlangsung, selain membimbing jalannya diskusi, guru juga

memberikan penilaian individu dan kelompok sehingga dapat menunjang

motivasi peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusinya dengan

penuh tanggung jawab (Exhibit).

g. Peserta didik diberikan pertanyaan-pertanyaan seperti:

1) Apa yang kita pelajari hari ini?

2) Materi apa yang kurang/ belum dimengerti?


14

3) Apa yang dapat dilakukan agar materi yang belum dimengerti bisa

dipahami? (Reflecting).

Pada kurikulum 2013, proses pembelajaran menggunakan pendekatan

saintifik. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 58 tahun 2014 tentang Implementasi Kurikulum

menyatakan bahwa prosedur/proses pembelajaran dengan pendekatan

saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati,

menanya, mengumpulkan informasi, menalar/ mengasosiasi/ mengolah

informasi, dan mengomunikasikan.

Kelima pengalaman pembelajaran dalam pendekatan saintifik ini

tercakup pada langkah-langkah pada model pembelajaran MASTER, seperti

pada tabel berikut:

Tabel 1. Kaitan Sintaks Model Pembelajaran MASTER dengan


Pendekatan Saintifik
Sintaks pada model
No Pendekatan saintifik
pembelajaranMASTER
1 Mind (M) Mengamati
2 Acquire (A) Mengamati, Menanya
3 Search (S) Mengumpulkan informasi, Menalar
4 Triggering (T) Menalar
5 Exhibit (E) Mengomunikasikan
6 Reflecting (R)

2. Aktivitas Belajar Peserta Didik

Aktivitas merupakan hal yang sangat penting dalam interaksi belajar

mengajar. Tanpa adanya aktivitas maka tujuan belajar tidak akan dapat

dicapai dengan baik. Menurut Sardiman (2011: 95), “Dalam belajar

diperlukan aktivitas. Sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Tidak


15

ada belajar kalau tidak ada aktivitas”. Aktivitas belajar adalah aktivitas

bersifat mental maupun fisik.

Para ahli mengadakan klasifikasi atas macam-macam aktivitas

tersebut. Diantaranya adalah Paul D. Dierich (dalam Sardiman, 2011: 101)

membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok, yaitu:

a. Visual Activities, misalnya membaca, memperhatikan,


gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
b. Oral Activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya,
memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan
wawancara, diskusi, interuksi.
c. Listening Activities, contohnya mendengarkan: uraian,
percakapan, diskusi, musik, pidato.
d. Writing Activities, misalnya menulis cerita, karangan,
laporan, angket, menyalin.
e. Drawing Activities, misalnya menggambar, membuat
grafik, peta, dan diagram.
f. Motor Activities, misalnya melakukan percobaan, membuat
konstruksi, model repalasi, bermain, berkebun, beternak.
g. Mental Activities, misalnya: menanggapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan,
mengambil keputusan.
h. Emotional Activities, misalnya menaruh minat, merasa
bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang,
gugup.

Dalam penerapan model pembelajaran MASTER ini peneliti akan

mengamati aktivitas peserta didik. Seperti yang diterangkan oleh Paul B.

Diedrich bahwa aktivitas peserta didik yang dapat diperhatikan dalam

pembelajaran MASTER sesuai dengan langkah-langkahnya adalah Visual

Activies dengan melihat apakah peserta didik memperhatikan guru

menyajikan materi, Oral Activities dengan melihat peseta didik berdiskusi

dan mempresentasikan hasil diskusi, Mental Activities dengan mengamati

apakah peserta didik bisa memberikan tanggapan, Listening Activities


16

dengan mengamati apakah peserta didik mendengarkan presentasi

temannya, Writing Activities dan Emotional Activities. Aktivitas peserta

didik dalam pembelajaran MASTER dalam penelitian ini terlihat pada tabel

2.

Tabel 2. Aktivitas Peserta Didik yang Diamati


Aktivitas peserta didik Kegiatan Peserta didik yang diamati
No yang diamati menurut dalam pembelajaran MASTER
Paul D. Dierich
1 Visual activities Peserta didik memperhatikan guru yang
sedang menyajikan materi pelajaran
2 Oral activities a. Peserta didik berdiskusi masalah atau
pertanyaan yang diberikan dengan
kelompok masing-masing
b. Peserta didik mempresentasikan hasil
diskusi kelompok mereka secara
individu
3 Mental activities Peserta didik lain memberikan
tanggapan kepada peserta didik yang
mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya
4 Listening activities Peserta didik mendengarkan presentasi
temannya
5 Writing activities Peserta didik mengerjakan soal yang
diberikan guru
6 Emotional activities Peserta didik bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran

3. Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep terdiri dari dua kata, yaitu pemahaman dan

konsep. Pemahaman berasal dari kata dasar paham, yang berarti mengerti

benar. Seseorang dapat dikatakan paham terhadap suatu hal apabila orang

tersebut mengerti benar dan mampu menjelaskan hal tersebut. Konsep

merupakan buah pikiran abstrak manusia, yaitu hasil generalisasi dari


17

banyak pengalaman (benda, peristiwa, atau fakta) yang terkait secara

sistematis.

Menurut Gagne (Suherman, 2003: 33), "konsep adalah ide abstrak

yang memungkinkan kita dapat mengelompokkan objek ke dalam contoh

dan non contoh”. Konsep-konsep matematika tersusun secara hierarkis,

terstruktur, logis, dan sistematis, sehingga untuk dapat menguasai materi

pelajaran matematika dengan baik maka peserta didik haruslah memahami

dengan baik konsep-konsep sebelumnya yang menjadi prasyarat dari konsep

yang sedang dipelajari. Hal ini senada dengan Suherman (2003: 22) yang

mengungkapkan bahwa, “dalam matematika terdapat topik atau konsep

prasyarat sebagai dasar untuk memahami topik atau konsep selanjutnya”.

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

pemahaman konsep matematika yaitu kemampuan memahami dan mengerti

secara mendalam terhadap konsep matematika yang tersusun secara logis

dan sistematis serta mampu menjelaskan kembali dengan kata-kata sendiri

tanpa mengubah makna yang sesungguhnya.

Pemahaman konsep merupakan salah satu kemampuan yang harus

dikuasai peserta didik pada pembelajaran matematika. Menurut Depdikbud,

memahami konsep matematika merupakan kompetensi dalam menjelaskan

keterkaitan antar konsep dan menggunakan konsep maupun algoritma

secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

Indikator yang menunjukkan pemahaman konsep matematika dalam

Permendikbud (2014: 58) antara lain:


18

a. Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari.

b. Mengklasifikasikan objek menurut sifat- sifat tertentu (sesuai dengan

konsepnya).

c. Memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep.

d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.

e. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep.

f. Menggunakan memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu

g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

Indikator yang menunjukkan pemahaman konsep dalam

Permendikbud (2014: 326) antara lain:

a. Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari.

b. Mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi tidaknya

persyaratan yang membentuk konsep tersebut.

c. Mengidentifikasi sifat- sifat operasi atau konsep.

d. Menerapkan konsep secara logis.

e. Memberikan contoh atau contoh kontra (bukan contoh) dari konsep yang

dipelajari.

f. Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi

matematis (tabel, grafik, diagram, gambar, sketsa, model matematika,

atau cara lainnya).

g. Mengaitkan berbagai konsep dalam matematika maupun di luar

matematika.

h. Mengembangkan syarat perlu dan /atau syarat cukup suatu konsep.


19

Pada penelitian ini indikator pemahaman konsep yang digunakan

adalah sebagai berikut:

a. Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari.

b. Mengidentifikasi sifat- sifat operasi atau konsep.

c. Menerapkan konsep secara logis.

d. Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi

matematis (tabel, grafik, diagram, gambar, sketsa, model matematika,

atau cara lainnya).

Peneliti menggunakan empat indikator kemampuan pemahaman

konsep matematis ini dalam penelitian karena hasil observasi awal, empat

indikator inilah yang banyak dilanggar oleh peserta didik sehingga

menyebabkan kemampuan pemahaman konsep peserta didik masih rendah.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk membantu

peserta didik untuk meningkatkan pemahaman konsep matematis adalah

dengan menggunakan model pembelajaran MASTER.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan upaya meningkatkan kemampuan

pemahaman konsep matematis peserta didik menggunakan model

pembelajaran MASTER pada pembelajaran matematika adalah:

1. Upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika pada pokok bahasan

Himpunan peserta didik kelas VII A SMP Negeri 14 Yogyakarta dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Divisions (STAD). Penelitian yang dilakukan oleh Pramita Dewiatmini ini


20

mengenai upaya meningkatkan pemahaman konsep matematis peserta didik,

tetapi menggunakan model STAD. Pada penelitian ini didapatkan bahwa

terjadi peningkatan terhadap pemahaman konsep matematis peserta didik

setelah diterapkannya model STAD.

2. Pengaruh model pembelajaran MASTER terhadap kemampuan berpikir

kritis peserta didik kelas V SD 1 Banyuning Kecamatan Buleleng. Beda

penelitian ini dengan yang akan dilaksanakan adalah, penelitian yang

dilakukan oleh Ari Karini Putri ini dilakukan pada peserta didik SD dan

untuk melihat kemampuan berpikir kritis peserta didik. Hasil penelitian ini,

terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis antara peserta

didik yang belajar dengan model pembelajaran MASTER dan peserta didik

yang belajar dengan model pembelajaran langsung sehingga model

pembelajaran MASTER berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis

peserta didik SD 1 Banyuning Kecamatan Buleleng.

C. Kerangka Konseptual

Kondisi awal peserta didik kelas VII.8 SMPN 13 Kota Padang banyak

yang kesulitan dalam memahami konsep matematika. Hal ini terlihat dari

kesulitan yang dialami peserta didik dalam menerapkan konsep-konsep

matematika dalam pengerjaan soal.

Keberhasilan suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Salah satunya adalah penggunaan model pembelajaran. Pemilihan

model pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi keberhasilan suatu proses

belajar pembelajaran. Salah satu model yang bisa diterapkan untuk


21

meningkatkan pemahaman konsep matematis peserta didik adalah model

pembelajaran MASTER. Model MASTER akan membantu peserta didik untuk

menguatkan pemahaman konsep mereka. Pada tahap mind, peserta didik

diberikan motivasi agar peserta didik bisa fokus sebelum pembelajaran

dimulai. Untuk tahap Acquire peserta didik diberikan informasi mendasar

mengenai suatu materi, dan informasi ini akan selalu diulang pada saat

melakukan tahap triggering. Hal ini dapat menyebabkan peserta didik ingat

dengan konsep suatu materi karena sering diulang-ulang. Selain itu, peserta

didik juga dituntut untuk mengembangkan pemikiran mereka untuk soal-soal

yang lebih memerlukan pemikiran dan analisa, hal ini terjadi pada tahap

search. Setelah itu, peserta didik mempresentasikan atau memamerkan apa

yang mereka ketahui pada tahapan exhibit. Hal ini akan menyebabkan

pemahaman konsep peserta didik lebih baik, karena selain mendengar, peserta

didik juga mencoba langsung menyelesaikan soal-soal dan

mempresentasikannya.

Berdasarkan kondisi awal tersebut, diperlukan untuk menerapkan suatu

model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemahaman

konsep matematis peserta didik. Dengan diterapkannya model pembelajaran

MASTER diharapkan terjadinya peningkatan kemampuan pemahaman konsep

matematis peserta didik.


22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk melihat peningkatan kemampuan pemahaman

konsep peserta didik menggunakan model pembelajaran MASTER.

Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian

tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang

selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya.

Gambar 1. Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart

22
23

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 13 Padang. Waktu penelitian pada

semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Kelas yang menjadi subjek penelitian adalah kelas VII.8 SMPN 13

Padang tahun ajaran 2018/2019. Karena pemahaman konsep matematiss di

kelas VII.8 masih rendah. Dan yang menjadi objek dari penelitian ini adalah

pemahaman konsep matematis peserta didik.

D. Tahapan Penelitian

1. Tahap Plan (perencanaan tindakan)

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti membuat perencanaan

sebagai berikut:

a. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Menyiapkan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD).

c. Menyiapkan instrumen penilaian

Penilaian dilakukan pada setiap akhir siklus yaitu dengan

dilakukannya tes kemampuan pemahaman konsep matematis berupa tes

uraian.

d. Membuat lembar observasi aktivitas peserta didik.

2. Tahap Pelaksanaan tindakan (action)

Pada tahap pelaksanaan, pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan

langkah-langkah pada tabel 3 sebagai berikut:


24

Tabel 3. Langkah-Langkah Pembelajaran


Tahap Pembelajaran Kegiatan

Pendahuluan a. Menyiapkan peserta didik secara fisik dan


psikis
Mind b. Menyampaikan apersepsi dan motivasi
terkait materi pembelajaran atau mengenai
hal-hal yang bernilai positif
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Menyampaikan teknik pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian yang akan
dilakukan
Kegiatan inti Acquire a. Peserta didik diberikan informasi dasar
tentang materi pembelajaran, peserta didik
dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil
yang terdiri dari 4-5 orang
Search b. Peserta didik menyelesaikan
permasalahan yang terdapat pada LKPD
Triggering c. Peserta didik diminta untuk mengulang
kembali butir-butir utama materi
Exhibit d. Peserta didik diminta untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok
mereka
Penutup a. Peserta didik menyimpulkan materi yang
telah dipelajari
b. Peserta didik diberikan tugas terstruktur
Reflecting c. Peserta didik ditanya mengenai apa yang
belum di pahami dari materi yang di bahas
d. Peserta didik diinformasikan tentang
materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya

3. Tahap pengamatan (observation)

Selama proses pembelajaran, pengamatan dilakukan terhadap

keterlaksanaan model pembelajaran MASTER. Selain itu juga mengamati

peningkatan kemampuan pemahaman konsep yang dilihat menggunakan

LKPD, tugas yang diberikan, serta aktivitas belajar yang muncul. Selain

lembar observasi juga digunakan foto atau video.

4. Refleksi (reflection)
25

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan. Kegiatan ini dilakukan ketika peneliti sudah selesai

melakukan tindakan. Peneliti beserta observer mendiskusikan implementasi

rancangan tindakan. Kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam

pelaksanaan pembelajaran akan dilakukan perbaikan pada siklus

selanjutnya. Siklus akan berhenti jika jumlah peserta didik yang memiliki

pemahaman konsep matematis sudah mencapai kriteria keberhasilan

tindakan yang ditetukan.

E. Kriteria Keberhasilan Tindakan

1. Aktivitas Belajar Peserta Didik

Data aktivitas yang diperoleh melalui lembar observasi dianalisis

menggunakan rumus presentase, yaitu:

skor perolehan
Nilai¿ ×100 %
skor maksimal

Menurut Dimyati dan Mudijono (2009: 125), kriteria penilaian aktivitas

belajar positif adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Kriteria Penilaian Aktivitas


Persentase Kriteria
75 ≤ A ≤ 100 Banyak Sekali
51 ≤ A < 75 Banyak
25 ≤ A < 50 Sedikit
0 ≤ A < 25 Sedikit Sekali

Berdasarkan kriteria tersebut, penelitian akan dihentikan jika jumlah peserta

didik yang melakukan aktivitas belajar sebanyak 51 ≤ A < 75 persen.

2. Pemahaman Konsep Matematis Peserta Didik


26

Keberhasilan tindakan dilihat dari peningkatan pemahaman konsep

peserta didik kearah yang lebih baik. Data yang dikumpulkan diolah secara

kuantitatif (persentase) dan secara kualitatif (deskripsi dengan kata-kata).

Penelitian dihentikan jika target penelitian sudah tercapai. Kualifikasi

kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik terdapat pada tabel

4 sebagai berikut:

Tabel 5. Kualifikasi Kemampuan Pemahaman Konsep


Persentase Kriteria
81 ≤ P ≤ 100 Sangat tinggi
61 ≤ P < 81 Tinggi
41 ≤ P < 60 Cukup
21 ≤ P < 41 Rendah
0 ≤ P < 21 Sangat Rendah
Sumber: Iskandar (20014: 245)

Berdasarkan kualifikasi tersebut, penelitian akan dihentikan jika jumlah

peserta didik yang memiliki pemahaman konsep matematis sebanyak 61 ≤ P

< 81 persen.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini

adalah berupa tes dan non tes. Tes digunakan untuk melihat kemampuan

pemahaman konsep matematis peserta didik dan non tes digunakan untuk

melihat keterlaksanaan model pembelajaran dan aktivitas dari peserta didik

selama proses pembelajaran.

G. Instrumen Penelitian
27

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar observasi digunakan untuk melihat peningkatan aktivitas belajar

peserta didik.

2. Tes tertulis untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep matematis

peserta didik.

Langkah-langkah dalam menyusun soal tes adalah sebagai berikut:

a. Membuat kisi-kisi soal tes.

b. Merancang soal.

c. Meminta pendapat ahli.

3. Catatan lapangan merupakan catatan tertulis mengenai apa yang didengar,

dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka mengumpulkan data dan

refleksi terhadap data dalam penelitian. Catatan lapangan digunakan melihat

seluruh kegiatan pembelajaran dan sikap peserta didik dari awal hingga

akhir pembelajaran.

4. Dokumen digunakan untuk melihat catatan-catatan peristiwa yang terjadi

saat proses pembelajaran. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau

karya-karya monumental dari seseorang.

5. Rekaman video untuk melihat keterlaksanaan pembelajaran dari awal

hingga akhir dengan merekam kegiatan pembelajaran.

H. Teknik Analisis Data


28

1. Aktivitas Peserta Didik

Deskripsi data aktivitas peserta didik pada penerapan model

pembelajaran MASTER dalam pembelajaran matematika dapat dilihat pada

lembar observasi aktivitas peserta didik pada tabel 5 berikut:

Tabel 6. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik


Nama Skor
Aktivitas peserta didik yang diamati
No Peserta L/P total
didik A1 A2 A3 A 4 A5 A6 A7

Jumlah skor

Keterangan:
1. Visual Activities
A1=¿Peserta didik memperhatikan guru yang sedang menyajikan materi
pelajaran
2. Oral Activities
A2=¿Peserta didik berdiskusi masalah atau pertanyaan yang diberikan
dengan kelompok masing-masing
A3 =¿Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka
secara individu
3. Mental Activities
A 4=¿Peserta didik lain memberikan tanggapan kepada peserta didik
yang mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
4. Listening Activities
A5 =¿Peserta didik mendengarkan presentasi temannya
29

5. Writing Activities
A6 =¿ Peserta didik mengerjakan soal yang diberikan guru
6. Emotional Activities
A7 =¿ Peserta didik bersemangat dalam mengikuti pembelajaran

2. Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik

didasarkan pada rubrik kemampuan pemahaman konsep matematis berikut:

Tabel 7. Rubrik Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Peserta


Didik
No Indikator Skala Kriteria
1 Menyatakan ulang 0 Tidak menjawab
sebuah konsep
Menyatakan ulang sebuah
1
konsep tetapi salah
Menyatakan ulang sebuah
2
konsep dengan benar
2 Mengidentifikasi 0 Tidak menjawab
sifat- sifat operasi Mengklasifikasi objek menurut
atau konsep. 1 sifat tertentu tetapi tidak sesuai
dengan konsepnya
Mengklasifikasi objek menurut
2 sifat tertentu sesuai dengan
konsepnya
3 Menerapkan 0 Tidak ada jawaban
konsep secara 1 Menerapkan konsep tetapi salah
logis. Menerapkan konsep dengan
2
benar
4 Menyajikan konsep 0 Tidak menjawab
dalam berbagai Menyajikan konsep dalam
macam bentuk berbagai macam bentuk
1
representasi representasi matematis tetapi
matematis (tabel, salah
grafik, diagram, Menyajikan konsep dalam
gambar, sketsa, berbagai macam bentuk
model matematika, 2
representasi matematis dengan
atau cara lainnya) benar
Sumber: Sartika (2011: 22)
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


30

A. Hasil Penelitian

1. Siklus 1

a. Deskripsi Data

1) Aktivitas Belajar Peserta Didik

Data hasil observasi aktivitas belajar peserta didik dari

pertemuan pertama hingga pertemuan kelima dapat dilihat pada tabel

8 sebagai berikut:

Tabel 8. Data Aktivitas Peserta Didik Siklus I


Aktivitas Peserta Pertemuan/Persentase Aktivitas
No
Didik 1 2 3 4 5
Memperhatikan guru
yang sedang
1 93,94 93,94 87,88 87,88 84,85
menyajikan materi
pelajaran
2 Berdiskusi masalah
atau pertanyaan yang
diberikan dengan 60,60 63,64 66,67 69,69 66,67
kelompok masing-
masing
3 Mempresentasikan
hasil diskusi
27,27 30,30 30,30 33,33 39,39
kelompok secara
individu
Memberikan
4 27,27 42,42 48,48 54,55 51,51
tanggapan
Mendengarkan
5 66,67 72,73 81,82 78,79 81,82
presentasi temannya
6 Mengerjakan soal
latihan yang 69,69 72,73 81,82 78,79 84,85
diberikan guru
Bersemangat dalam
7 mengikuti 57,58 66,67 69,69 60,60 66,67
pembelajaran
Jumlah peserta didik
33 33 33 33 33
yang hadir

Berdasarkan tabel di atas, 30


secara grafik dapat dilihat pada gambar

berikut:
31

100%
90%
80%
70%
60% pertemuan 1
pertemuan 2
50%
pertemuan 3
40% pertemuan 4
pertemuan 5
30%
20%
10%
0%
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
Gambar 2. Grafik Aktivitas Peserta Didik Pada Siklus 1

2) Pemahaman Konsep Matematis Peserta Didik

Data hasil tes siklus I mengenai pemahaman konsep matematis

peserta didik dapat dilihat pada tabel 9 berikut:

Tabel 9. Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Siklus I


Indikator Pemahaman Nomor Jumlah
No Persentase
Konsep Matematis Soal Skor
Menyatakan ulang konsep
1 1 52 78,79
yang dipelajari

Mengidentifikasi sifat-sifat 2 48 72,73


2
operasi atau konsep 4 25 37,88

Menerapkan konsep secara 51 77,27


3 5
logis
Menyajikan konsep dalam
berbagai macam bentuk
4 representasi matematis (tabel, 3 41 62,12
grafik, diagram, sketsa, model
matematika, atau cara lainnya)
Jumlah peserta didik yang hadir 33
b. Hasil Analisis Penelitian

1) Aktivitas Belajar Peserta Didik


32

Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas belajar peserta didik

pada siklus I dapat diketahui sebagai berikut:

a) Peserta didik memperhatikan guru yang sedang menyajikan

pelajaran

Jumlah peserta didik yang memperhatikan guru menyajikan

pelajaran pada pertemuan 1 dan 2 sebanyak 31 dari 33 orang

peserta didik dengan persentase sebanyak 93,94%. Pada pertemuan

3 dan 4 yang melakukan tindakan pada aktivitas ini sebanyak 29

dari 33 orang peserta didik dengan persentasenya sebanyak

87,88%. Sedangkan pada pertemuan 5 yang melakukan aktivitas ini

sebanyak 28 dari 33 orang peserta didik dengan persentase 84,85%.

Data di atas menunjukkan bahwa aktivitas peserta didik

memperhatikan guru yang sedang menyajikan pelajaran menurun.

b) Peserta didik berdiskusi masalah atau pertanyaan yang diberikan

dengan kelompok masing-masing

Jumlah peserta didik yang berdiskusi dengan kelompoknya

masing-masing pada pertemuan 1 sebanyak 20 dari 33 orang

peserta didik dengan persentase sebanyak 60,60%. Pada pertemuan

2 yang melakukan tindakan pada aktivitas ini sebanyak 21 dari 33

orang peserta didik dengan persentasenya sebanyak 63,64%.

Sedangkan pada pertemuan 3 yang melakukan aktivitas ini

sebanyak 22 orang dan pada pertemuan 4 sebanyak 23 dari 33

orang peserta didik dengan persentasenya sebanyak 69,69%. Dan


33

pada pertemuan 5 sebanyak 22 orang peserta didik yang berdiskusi

dengan kelompoknya masing-masing. Data di atas menunjukkan

bahwa aktivitas peserta didik untuk berdiskusi dengan kelompok

terjadi peningkatan pada pertemuan 1 sampai 4. Namun pada

pertemuan 5, terjadi penurunan sebanyak 3,02% dari pertemuan 4.

c) Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara

individu

Aktivitas peserta didik mempresentasikan hasil diskusi

kelompok mereka meningkat dari pertemuan 1 hingga ke

pertemuan 5 yaitu sebanyak 27,27% pada pertemuan 1; 30,30%

pada pertemuan 2 dan 3 sedangkan pada pertemuan 4 sebanyak

33,33% peserta didik yang mau mempresentasikan hasil diskusi

kelompok mereka. Dan pada pertemuan 5 sebanyak 13 orang

dengan persentase 39,39% yang mau mempresentasikan hasil

diskusi kelompok mereka.

d) Peserta didik memberikan tanggapan saat diskusi kelompok

Untuk kegiatan memberikan tanggapan saat diskusi

kelompok, terjadi peningkatan pada pertemuan 1 sampai ke

pertemuan 4. Namun pada pertemuan 5, jumlah peserta didik yang

mau memberikan tanggapan sebanyak 17 dari 33 orang peserta

didik dengan persentase 51,51%.

e) Peserta didik mendengarkan presentasi temannya


34

Jumlah peserta didik yang mendengarkan presentasi

temannya pada pertemuan 1 sebanyak 22 dari 33 orang peserta

didik dengan persentase sebanyak 66,67%. Pada pertemuan 2

terjadi peningkatan yang melakukan tindakan pada aktivitas ini

yaitu sebanyak 24 dari 33 orang peserta didik dengan

persentasenya sebanyak 72,73%. Sedangkan pada pertemuan 3

sebanyak 27 orang dari 33 peserta didik dengan persentase 81,82%.

Untuk pertemuan 4 dan 5 masing-masing sebanyak 78,79% dan

81,82% peserta didik yang mendengarkan presentasi temannya.

f) Peserta didik mengerjakan soal yang diberikan guru

Untuk aktivitas mengerjakan soal yang diberikan, terjadi

peningkatan pada pertemuan 1 sampai ke pertemuan 3 yaitu

69,69%, 72,73% dan 81,82%. Namun pada pertemuan 4 terjadi

penurunan yaitu hanya 78,79% peserta didik yang mengerjakan

soal yang diberikan oleh guru. Sedangkan pada pertemuan 5

sebanyak 28 dari 33 peserta didik yang mengerjakan soal yang

diberikan oleh guru dengan persentase sebanyak 84,85%.

g) Peserta didik bersemangat dalam mengikuti pembelajaran

Peserta didik bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah peserta didik yang

antusias dalam mengikuti pembelajaran pada pertemuan 1 sampai

pertemuan 3. Namun pada pertemuan 4 terjadi penurunan peserta

didik yang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran yaitu


35

sebanyak 9% dari pertemuan 4. Sedangkan pada pertemuan 5

sebanyak 22 dari 33 peserta didik yang bersemangat dalam

mengikuti pembelajaran dengan persentase 66,67%.

2) Pemahaman Konsep Matematis Peserta Didik

Data mengenai hasil pemahaman konsep matematis peserta

didik diperoleh dari tes akhir yang dilakukan pada pertemuan ke-5, tes

ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pemahaman konsep

matematis peserta didik setelah diterapkan model pembelajaran

MASTER. Pemahaman konsep matematis peserta didik pada siklus I

dapat dideskripsikan untuk masing-masing indikatornya sebagai

berikut:

a) Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari

Pada tes siklus I, untuk soal pertama sebanyak 19 dari 33

peserta didik yang mampu menyatakan ulang konsep yang telah

dipelajari dengan benar dan 14 peserta didik menyatakan ulang

konsep yang telah dipelajari tetapi jawabannya salah.

b) Mengidentifikasi sifat- sifat operasi atau konsep

Pada tes siklus I untuk indikator kedua terdapat 2 soal yaitu

soal nomor 2 dan 4. Untuk soal nomor 2 sebanyak 20 dari 33

peserta didik yang mampu mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau

konsep dengan benar, 8 peserta didik masih salah dalam

mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep dan 5 orang peserta

didik yang tidak menjawab.


36

Untuk soal nomor 4, tidak ada peserta didik yang mampu

mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep dengan benar, 25

peserta didik salah dalam mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau

konsep dan 8 orang peserta didik yang tidak menjawab.

c) Menerapkan konsep secara logis

Untuk soal nomor 5 terdapat 22 dari 33 peserta didik yang

sudah mampu menerapkan konsep secara logis dengan benar, 7

peserta didik mampu menerapkan konsep secara logis namun salah

dan 4 peserta didik tidak mampu menerapkan konsep secara logis.

d) Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi

matematis (tabel, grafik, diagram, gambar, sketsa, model

matematika, atau cara lainnya)

Untuk soal nomor 3 terdapat 13 dari 33 peserta didik yang

sudah mampu menyajikan konsep menjadi bentuk model

matematika dengan benar, 15 peserta didik mampu menyajikan

konsep menjadi bentuk model matematika namun salah dan 5

peserta didik tidak mampu menyajikan konsep menjadi bentuk

model matematika.

c. Refleksi Siklus I

Berdasarkan data yang telah dipaparkan di atas, pada siklus I masih

ditemukan beberapa kelemahan baik itu pada aktivitas belajar peserta

didik maupun pada pemahaman konsep matematis peserta didik. Pada

penelitian ini dapat dilihat dari hasil pengamatan pada pertemuan 1


37

sampai pertemuan 5 ada peningkatan untuk beberapa aktivitas peserta

didik namun beberapa aktivitas mengalami penurunan persentase.

Dilihat dari tes siklus I, kemampuan pemahaman konsep matematis

peserta didik kelas VII.8 SMPN 13 Padang untuk indikator pemahaman

konsep 1 yaitu kemampuan peserta didik sudah cukup bagus karena

sebanyak 58% dari jumlah peserta didik sudah mampu untuk menyatakan

ulang konsep dengan benar. Namun untuk indikator pemahaman konsep

2 kemampuan peserta didik masih banyak yang belum benar dalam

mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep. Untuk indikator 3, yaitu

menerapkan konsep secara logis peserta didik sudah memiliki

kemampuan yang baik, yaitu sebanyak 65% peserta didik mampu

menjawab dengan benar. Sedangkan untuk indikator 4 peserta didik

banyak yang tidak mampu menyajikan konsep dalam berbagai macam

bentuk representasi matematis (tabel, grafik, diagram, gambar, sketsa,

model matematika, atau cara lainnya). Karena hanya 40% dari peserta

didik yang bisa menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk

representasi matematis dengan benar. Oleh sebab itu penelitian

dilanjutkan pada siklus II untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I.

Peneliti bersama observer mendiskusikan untuk melanjutkan

penelitian ke siklus II karena dilihat dari hasil analisis data pada siklus I

belum mencapai target kriteria keberhasilan tindakan yang ditetapkan.

Yaitu 51 ≤ A < 75 untuk aktivitas belajar peserta didik dan 61 ≤ A < 81

untuk pemahaman konsep matematis peserta didik.


38

Berdasarkan hasil refleksi hasil pada siklus I, pada siklus II akan

dilakukan perbaikan tindakan. Pada siklus II akan lebih diperhatikan lagi

dalam pembagian kelompok. Hal ini bertujuan supaya pembelajaran lebih

efektif dari pembelajaran siklus I, karena kelompok sebelumnya peserta

didik banyak yang bekerja sendiri-sendiri dan sebagian lainnya hanya

menyalin jawaban yang telah dikerjakan temannya. Selain itu, untuk

menghindari agar dalam satu berkumpul peserta didik yang memiliki

kemampuan yang sama.

Siklus II dilaksanakan 3 kali pertemuan dimana setiap pertemuan

waktunya 2 x 40 menit. Pada pertemuan 4 diadakan tes akhir siklus II.

Hal-hal yang diamati sama dengan siklus I, yaitu aktivitas dan

kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik.

2. Siklus II

a. Deskripsi Data

1) Aktivitas Belajar Peserta Didik

Data hasil observasi aktivitas belajar peserta didik dari

pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga dapat dilihat pada tabel

10 berikut:

Tabel 10. Data Aktivitas Peserta Didik Siklus II


No Aktivitas Peserta Didik Pertemuan/Persentase
Aktivitas
39

1 2 3
Memperhatikan guru yang sedang
1 90,91 87,88 90,91
menyajikan materi pelajaran
Berdiskusi masalah atau
2 pertanyaan yang diberikan dengan 57,58 57,58 60,60
kelompok masing-masing
3 Mempresentasikan hasil diskusi
39,39 48,48 54,55
kelompok secara individu

4 Memberikan tanggapan 48,48 54,55 63,64


Mendengarkan presentasi 87,88
5 78,79 72,73
temannya
6 Mengerjakan soal latihan yang
72,73 72,73 81,82
diberikan guru
Bersemangat dalam mengikuti 69,69
7 66,67 69,69
pembelajaran
Jumlah peserta didik yang hadir 33 33 33

Berdasarkan penjelasan di atas, secara grafik dapat dilihat pada

gambar 3 berikut:

100%
90%
80%
70%
60%
pertemuan 1
50%
pertemuan 2
40% pertemuan 3
30%
20%
10%
0%
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
Gambar 3. Grafik Aktivitas Peserta Didik Pada Siklus II

2) Pemahaman Konsep Peserta Didik


40

Data hasil tes siklus I mengenai pemahaman konsep matematis

peserta didik dapat dilihat pada tabel 11 berikut:

Tabel 11. Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Siklus II


Indikator Pemahaman Konsep Nomor Jumlah
No Persentase
Matematis Soal Skor
Menyatakan ulang konsep yang
1 1 57 86,36
dipelajari

Mengidentifikasi sifat-sifat 2 58 87,88


2
operasi atau konsep 4 38 57,58

3 Menerapkan konsep secara logis 5 57 86,36

Menyajikan konsep dalam


berbagai macam bentuk
4 representasi matematis (tabel, 3 44 66,67
grafik, diagram, sketsa, model
matematika, atau cara lainnya)
Jumlah peserta didik yang hadir 33

b. Hasil Analisis Penelitian

1) Aktivitas Belajar Peserta Didik

Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas belajar peserta didik

pada siklus II dapat diketahui sebagai berikut:

a) Peserta didik memperhatikan guru yang sedang menyajikan

pelajaran

Jumlah peserta didik yang memperhatikan guru menyajikan

pelajaran pada pertemuan 1 sebanyak 30 dari 33 peserta didik,

pertemuan kedua sebanyak 29 orang peserta didik dengan

persentase sebanyak 87,88%. Sedangkan pada pertemuan 3

sebanyak 30 orang peserta didik yang memperhatikan guru

menyajikan pelajaran, dengan persentasenya sebanyak 90,91%.


41

Data di atas menunjukkan bahwa aktivitas peserta didik

memperhatikan guru yang sedang menyajikan pelajaran mengalami

peningkatan pada pertemuan 3.

b) Peserta didik berdiskusi masalah atau pertanyaan yang diberikan

dengan kelompok masing-masing

Jumlah peserta didik yang berdiskusi dengan kelompoknya

mengalami peningkatan pada tiap-tiap pertemuan yaitu sebanyak

19 orang pada pertemuan 1 dan 2 dengan persentase sebanyak

57,58%. Sedangkan pada pertemuan 3 yang melakukan tindakan

pada aktivitas ini sebanyak 20 dari 33 orang peserta didik dengan

persentasenya sebanyak 60,60%.

c) Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara

individu

Aktivitas peserta didik mempresentasikan hasil diskusi

kelompok mereka meningkat dari pertemuan 1 hingga ke

pertemuan 3 yaitu sebanyak 39,39% pada pertemuan 1, 48,48%

pada pertemuan 2, dan 54,55% pada pertemuan 3.

d) Peserta didik memberikan tanggapan saat diskusi kelompok

Peserta didik sudah banyak yang mau memberikan tanggapan

saat diskusi. Hal ini terbukti dengan terjadinya peningkatan pada

aktivitas peserta didik disetiap pertemuan, yaitu 16 orang pada

pertemuan 1 dengan persentase 48,48%, 18 orang pada pertemuan


42

2 dengan persentase 54,55% dan 21 orang pada pertemuan 3

dengan persentase 63,64%.

e) Peserta didik mendengarkan presentasi temannya

Jumlah peserta didik yang mendengarkan presentasi

temannya pada pertemuan 1 sebanyak 26 dari 33 orang peserta

didik dengan persentase sebanyak 78,79%. Pada pertemuan 2

terjadi peningkatan yang melakukan tindakan pada aktivitas ini

yaitu sebanyak 24 orang peserta didik dengan persentasenya

sebanyak 72,73%. Sedangkan pada pertemuan 3 sebanyak 29 dari

33 peserta didik dengan persentase 87,88%.

f) Peserta didik mengerjakan soal yang diberikan guru

Pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 sebanyak 24 orang

peserta didik yang melakukan aktivitas ini dengan persentase

72,73%. Sedangkan pada pertemuan 3 terjadi peningkatan yaitu

sebanyak 27 orang peserta didik dengan persentase 81,82% yang

mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

g) Peserta didik bersemangat dalam mengikuti pembelajaran

Peserta didik bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah peserta didik yang

antusias dalam mengikuti pembelajaran pada pertemuan 1 sampai

pertemuan 3. Yaitu sebanyak 22 orang pada pertemuan 1, dan 23

orang pada pertemuan 2 dan 3 dengan persentase 69,69%.


43

2) Pemahaman Konsep Matematis Peserta Didik

Data mengenai hasil pemahaman konsep matematis peserta

didik diperoleh dari tes akhir yang dilakukan pada pertemuan ke-4, tes

ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pemahaman konsep

matematis peserta didik setelah diterapkan model pembelajaran

MASTER. Pemahaman konsep matematis peserta didik pada siklus II

dapat dideskripsikan untuk masing-masing indikatornya sebagai

berikut:

a) Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari

Pada tes siklus II, untuk soal pertama sebanyak 24 dari 33

peserta didik yang mampu menyatakan ulang konsep yang telah

dipelajari dengan lengkap dan benar dan 9 peserta didik

menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari tetapi jawabannya

salah.

b) Mengidentifikasi sifat- sifat operasi atau konsep

Pada tes siklus II untuk indikator kedua terdapat 2 soal yaitu

soal nomor 2 dan soal nomor 4. Untuk soal nomor 2 sebanyak 27

dari 33 peserta didik yang mampu mengidentifikasi sifat-sifat

operasi atau konsep dengan benar, 4 peserta didik masih salah

dalam mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep dan 2 orang

peserta didik yang tidak menjawab.

Untuk soal nomor 4, 9 peserta didik yang mampu

mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep dengan benar, 20


44

peserta didik salah dalam mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau

konsep dan 4 orang peserta didik yang tidak menjawab.

c) Menerapkan konsep secara logis

Untuk soal nomor 5 terdapat 26 dari 33 peserta didik yang

sudah mampu menerapkan konsep secara logis dengan benar, 5

peserta didik mampu menerapkan konsep secara logis namun salah

dan 2 peserta didik tidak mampu menerapkan konsep secara logis.

d) Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi

matematis (tabel, grafik, diagram, gambar, sketsa, model

matematika, atau cara lainnya)

Untuk soal nomor 3 terdapat 17 dari 33 peserta didik yang

sudah mampu menyajikan konsep menjadi bentuk model

matematika dengan benar, 10 peserta didik mampu menyajikan

konsep menjadi bentuk model matematika namun salah dan 6

peserta didik tidak mampu menyajikan konsep menjadi bentuk

model matematika.

3) Refleksi Siklus II

Berdasarkan pengamatan aktivitas peserta didik dan pemahaman

konsep matematis peserta didik di akhir siklus II diperoleh:

a) Aktivitas peserta didik sudah baik, dilihat dari pertemuan 1 sampai

pertemuan 3 persentase aktivitas belajar yang dilakukan oleh

peserta didik lebih dari 51%. Artinya sudah tergolong banyak

peserta didik yang melakukan aktivitas belajar yang diamati.


45

b) Pemahaman konsep matematis peserta didik pada tes akhir siklus II

sudah tergolong baik.. Untuk indikator menyatakan ulang konsep,

menerapkan konsep secara logis dan menyajikan konsep dalam

bentuk model matematika sudah mencapai persentase ≥ 65%.

B. Pembahasan

Pada Siklus I diperoleh persentase 89,70% untuk rata-rata aktivitas

belajar peserta didik untuk indikator memperhatikan guru yang sedang

menjelaskan pelajaran.untuk indikator aktivitas peserta didik yang kedua yaitu

peserta didik berdiskusi masalah yang diberikan dengan kelompok masing-

masing memiliki persentase 65,45%. Untuk indikator aktivitas peserta didik

yang ketiga yaitu mempresentasikan hasil diskusi kelompok diperoleh

persentase rata-rata lima kali pertemuan yaitu 32,12%. Sedangkan untuk

indikator aktivitas peserta didik yang keempat yaitu memberikan tanggapan

diperoleh persentase 44,85%. Sementara untuk indikator mendengarkan

presentasi teman diperoleh persentase rata-rata sebesar 76,37%. Untuk

indikator mengerjakan soal latihan yang diberikan guru diperoleh persentase

rata-rata sebesar 77,58%. Dan untuk indikator aktivitas peserta didik yang

terakhir yaitu peserta didik bersemangat dalam mengikuti pembelajaran

diperoleh persentase rata-rata sebesar 64,24%.

Sedangkan pada Siklus II diperoleh persentase 89,90% untuk rata-rata

aktivitas belajar peserta didik untuk indikator memperhatikan guru yang

sedang menjelaskan pelajaran.untuk indikator aktivitas peserta didik yang

kedua yaitu peserta didik berdiskusi masalah yang diberikan dengan kelompok
46

masing-masing memiliki persentase 58,59%. Untuk indikator aktivitas peserta

didik yang ketiga yaitu mempresentasikan hasil diskusi kelompok diperoleh

persentase rata-rata lima kali pertemuan yaitu 47,47%. Sedangkan untuk

indikator aktivitas peserta didik yang keempat yaitu memberikan tanggapan

diperoleh persentase 55,56%. Sementara untuk indikator mendengarkan

presentasi teman diperoleh persentase rata-rata sebesar 79,8%. Untuk indikator

mengerjakan soal latihan yang diberikan guru diperoleh persentase rata-rata

sebesar 75,76%. Dan untuk indikator aktivitas peserta didik yang terakhir yaitu

peserta didik bersemangat dalam mengikuti pembelajaran diperoleh persentase

rata-rata sebesar 68,68%.

Berdasarkan data pada siklus I dan II mengenai aktivitas belajar peserta

didik terlihat terjadi peningkatan untuk beberapa indikator. Indikator pertama

mengalami peningkatan sebesar 0,2%. Dan untuk indikator 3 mengalami

peningkatan sebesar 15,35%. Sedangkan untuk indikator 4 mengalami

peningkatan sebesar 10,71%. Untuk indikator 5 dan 7 masing-masing

mengalami peningkatan sebesar 33,43% dan 4,44%. Sementara untuk indikator

2 dan 6 mengalami penurunan masing-masing sebesar 6,86% dan 1,82%.

Namun jika dilihat dari persentase rata-rata tiap-tiap pertemuan pada

siklus I dan siklus II, terlihat bahwa aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik

untuk beberapa indikator aktivitas belajar peserta didik berada diatas 51%. Ini

artinya sudah mencapai kriteria ketercapaian tindakan yang ditetapkan yaitu 51

≤ A < 75.
47

Data hasil penelitian Siklus I mengenai kemampuan pemahaman konsep

matematis peserta didik tiap-tiap indikator diperoleh persentase 78,79% untuk

indikator menyatakan ulang konsep yang dipelajari, 55,31% untuk indikator

mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep, sebesar 77,27% untuk

indikator menerapkan konsep secara logis dan sebesar 62,12% untuk indikator

menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematis.

Sedangkan data hasil penelitian Siklus II, tiap-tiap indikator kemampuan

pemahaman konsep matematis peserta didik diperoleh persentase 86,36%

untuk indikator menyatakan ulang konsep yang dipelajari; 72,73% untuk

indikator mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep, sebesar 86,36%

untuk indikator menerapkan konsep secara logis dan sebesar 66,67% untuk

indikator menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi

matematis.

Berdasarkan hasil pelaksanaan Siklus II menunjukkan bahwa

kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik meningkat. Dari hasil

tersebut terlihat bahwa persentase indikator pemahaman konsep matematis

peserta didik berada pada rentang 66,67% hingga 86,36%. Ini artinya kriteria

ketercapaian tindakan yang di tentukan untuk pemahaman konsep matematis

peserta didik yaitu 61 ≤ A < 81 sudah tercapai. Oleh karena itu penelitian

tentang upaya meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis

peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran MASTER di kelas

VII.8 SMPN 13 Padang ini dihentikan pada siklus II


48

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:

1. Aktivitas peserta didik kelas VII.8 SMPN 13 Padang meningkat pada setiap

indikator saat mengikuti pembelajaran matematika dengan diterapkannya

model pembelajaran MASTER.

2. Kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik meningkat setelah

diterapkan model pembelajaran MASTER di kelas VII.8 SMPN 13 Padang

pada materi bentuk aljabar.

B. Saran

Beberapa saran yang perlu dipertimbangkan berdasarkan hasil penelitian

ini sebagai berikut:

1. Bagi Peserta didik

Dalam belajar, hendaknya peserta didik memperbanyak latihan soal dan

mengulang kembali pembelajaran di rumah, sehingga pemahaman konsep

matematisnya dapat terus meningkat.

2. Bagi Guru

Kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik dapat

dikembangkan salah satunya dengan model pembelajaran MASTER.

Sehingga model MASTER bisa dijadikan sebagai salah satu pilihan model

48
49

pembelajaran yang dapat dilaksanakan dalam pembelajaran matematika di

sekolah untuk meningkatkan pemahaman konsep matematis peserta didik.

3. Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan guru dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah.

4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti lain yang tertarik untuk mengadakan penelitian tentang model

pembelajaran MASTER dapat mengadakan penelitian lebih lanjut tentang

aspek-aspek lain, misalnya komunikasi, pemecahan masalah atau penalaran

matematika dan dapat mengambil pokok bahasan yang berbeda-beda.


50

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rhineka Cipta.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional. Jakarta.

Dimyati, dan Mudijono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rhineka


Cipta.

Irwan, dkk. 2017. Panduan Skripsi Kependidikan. Padang: Universitas Negeri


Padang.

Iskandar. 2014. Model Penemuan Terbimbing Dengan Teknik Mind Mapping


Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
SMP. Banjarmasin.

Lufri. 2007. Kiat Memahami dan Melakukan Penelitian. Padang: UNP Press

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. 2006. Sumber Isi Untuk Kurikulum


Pendidikan Dasar. Jakarta: Pusat Kurikulum, Depdiknas

Prawironegoro, Pratiknyo. 1985. Evaluasi Hasil Belajar Khusus Analisis Soal


Bidang Studi Matematika. Jakarta: CV. Fortuna.

Purwanto, Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Ratumanan, Tanwey Gerson. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa


Unirvesity Press.

Riduwan. 2011. Belajar Mudah Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta

Rose, Colin. 2003. Accelerated Learning For The 21st Century. Bandung: Nuansa.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: PT. Raja


Grafindo Persada.

Sudjana, Nana. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Rosdakarya.
51

Suherman, Erman. 2003. Common Text Book Strategi Pembelajaran Matematika


Kotemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA
Universitas Pendidikan Indonesia.

Suryabrata, Sumadi. 2011. Metedologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Taniredja, Tukiran. 2014. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.


Bandung: Alfabeta

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya.

Yudhi, Prima, dkk. 2014. Buku panduan Penulisan Skripsi. Padangpanjang: FKIP
UMSB Padangpanjang
52

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS PESERTA DIDIK


MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MASTER
DI KELAS VII.8 SMPN 13 PADANG

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh


Gelar Guru Profesional

Oleh:
KIKI FEBRIKA ANGGOLA
NIM. 17303009

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018

Anda mungkin juga menyukai