Anda di halaman 1dari 64

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang sangat

pesat. Manusia dengansegala persoalan dan kegiatannya secara dinamis dituntut

mampu beradaptasi dan memecahkan segala persoalan yang sudah dihadapi saat

ini. Tentunya dalam memecahkan segala persoalan dibutuhkan kecerdasan,

kreativitas, dan kearifan agar dalam menyelesaikan masalah tidak menimbulkan

masalah yang lebih sulit.

Untuk menciptakan manusia yang berkualitas tentu tidak terlepas dari

dunia pendidikan. Karena pendidikanmerupakan salah satu wadah untuk

melahirkan generasi yang berkualitas dan mandiri. Oleh karena itu pendidikan

dituntut memiliki kualitas yang baik.

Perbaikan mutu pendidikan dan pengajaran senantiasa harus tetap

diupayakan dan dilaksanakan dengan jalan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Melalui peningkatan kualitas pembelajaran, siswa akan semakin termotivasi dan

belajar, daya kreativitasnya akan semakin meningkat, semakin positif sikapnya,

semakin bertambah jenis pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, dan

semakin mantap pemahaman terhadap materi yang dipelajari.

Sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan secara nasional, telah

dilakukan pengkajian ulang terhadap kurikulum. Sehingga terjadi penyempurnaan

kurikulum dari waktu ke waktu. Salah satunya dengan KTSP (Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan), yang proses pembelajarannya menekankan pada pemberian


2

pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi

dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Anwar

Arifin:2003). Tujuan di atas dapat dicapai salah satunya melalui proses

pembelajaran matematika.

Tujuan pembelajaran matematika menurut Kurikulum 2006 (KTSP)

adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut (Depdiknas,

2006:135)

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,

dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi

yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain

untuk menjelaskan keadaan atau masalah.


3

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,

serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Oleh karena itu kegiatan pembelajaran matematika yang dilakukan harus

selalu mengacu pada tujuan diatas dengan memperhatikan karakteristik siswa

sebagai pembelajar.

Agar proses belajar dapat berlangsung dengan efektif para guru

hendaknya memperhatikan faktor faktor sebagai berikut (Mohamad

Surya,2006): 1)Penjabaran tujuan; 2)Memotivasi kepada siswa; 3)Penggunaan

model; 4)Urutan materi; 5)Bantuan dalam usaha pertama; 6)Pengaturan latihan

secara efektif; 7)Masalah perbedaan individu; 8)Evaluasi dan bimbingan; 9)Usaha

menghafal; 10)Bantuan dalam aplikasi hasil belajar.

Siswa di Sekolah Dasar (SD) khususnya kelas V masih banyak yang

mengalami kesulitan dalam belajar perkalian dan pembagian. Hal ini bertentangan

dengan tujuan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar yang lebih

mengutamakan siswa dapat memahami,mengenal serta mahir menggunakan

bilangan dalam kaitannya dengan prakteknya dalam kehidupan sehari-

hari.(Ruseffendi,1988).

Berdasarkan hasil analisis terhadap nilai ulangan harian mata pelajaran

matematika terutama dalam standar kompetensi Geometri dan Pengukuran yaitu

memahami sifat bangun ruang sederhana seta menghitung volume bangun ruang

tersebut pada siswa Kelas V semester genap tahun pelajaran 2016 / 2017 di SDN

Klangon 02 didapat bahwa prestasi belajar matematika siswa masih rendah.Fakta

di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan


4

dalam memahami mata pelajaran matematika. Hal ini mungkin disebabkan oleh

pendekatan, strategi, model, atau metode yang diterapkan oleh guru kurang sesuai,

juga kemampuan guru serta sarana pembelajaran yang meliputi media, alat

peraga, dan buku pegangan siswa yang terbatas, atau sebab lain yang tidak

diketahui.

Oleh sebab itu penggunaan metode pembelajaran dirasa sangat penting

untuk membantu siswa dalam memahami konsep-konsep matematika.

Metode pembelajaran jenisnya beragam yang masing-masing memiliki

kelebihan dan kelemahan, maka pemilihan metode yang sesuai dengan topik atau

pokok bahasan yang akan diajarkan harus betul-betul dipikirkan oleh guru yang

akan menyampaikan materi pelajaran.

Sedangkan penggunaan metode STAD diharapkan dapat meningkatkan

aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dalam proses belajar

mengajar itu aktivitasnya tidak hanya didominasi oleh guru, dengan demikian

siswa akan terlibat secara fisik, emosional dan intelektual yang pada gilirannya

diharapkan konsep perubahan benda yang diajarkan oleh guru dapat dipahami

oleh siswa. Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut di atas maka dalam

penelitian in memilih judul Pembelajaran Model STAD (Student Team

Achievement Division) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pada

Siswa Kelas V SDN Klangon 02 Tahun Pelajaran 2016/2017.

B. Rumusan Masalah

Hasil refleksi awal terhadap kualitas proses dan hasil belajar matematika

mengindikasikan berbagai masalah yang dialami oleh sebagian besar siswa


5

yang bermuara pada prestasi belajar matematika yang masih rendah.Namun

karena berbagai keterbatasan yang ada pada penelitian maka masalah yang akan

dipecahkan dalam penelitian ini dibatasi yaitu:

Apakah penggunaan pembelajaran model STAD (Student Team Achievement

Division) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas V

SDN Klangon 02 Tahun Pelajaran 2016/2017?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan prestasi

belajar matematika pada siswa kelas V SDN Klangon 02 Tahun Pelajaran

2016/2017 dengan menggunakan pembelajaran model STAD (Student Team

Achievement Division).

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan masalah yang diuraikan di atas maka dibuat hipotesis

tindakan sebagai berikut :

1. Bila menggunakan pembelajaran model STAD (Student Team Achievement

Division) maka aktifitas siswa dalam pembelajaran matematika pada siswa

kelas V SDN Klangon 02 akan semakin meningkat.

2. Bila menggunakan pembelajaran model STAD (Student Team Achievement

Division) maka hasil belajar matematika pada siswa kelas V SDN Klangon 02

akan semakin meningkat.


6

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat :

1. Bagi Siswa:

a) Siswa lebih menyukai pelajaran matematika.

b) meningkatkan peran aktif dalam pembelajaran mata pelajaran matematika

sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.

c) Siswa lebih menyadari kaitan matematika dengan kehidupan sehari hari.

d) Menumbuhkan sikap kritis pada siswa.

2. Bagi guru :

a) Memberikan pengalaman merancang kegiatan pembelajaran dan

pengelolaan kelas dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan

pembelajaran model STAD (Student Team Achievement Division).

b) Meningkatkan kemampuan guru untuk memecahkan permasalahan yang

muncul dari siswa.

c) Meningkatkan kualitas proses dan hasil kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan.

d) Membantu memberikan informasi peningkatan kemampuan siswa.

e) Dapat meningkatkan minat guru untuk melakukan tindakan kelas.

3. Bagi sekolah penelitian tindakan kelas ini diharapkan:

a) Meningkatkan mutu sekolah

b) Meningkatkan kualitas layanan pendidikan kepada masyarakat

c) Mendapatkan informasi baru tentang model pembelajaran

4. Bagi pengembangan keilmuan, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat

merupakan salah satu alternatif dalam mengelola kegiatan pembelajaran.


7

F. Definisi Operasional

Berikut ini diberikan penjelasan istilah-istilah yang digunakan dalam

penelitian tindakan kelas ini, antara lain :

1. Meningkatkan adalah usaha untuk menaikkan hasil atau nilai.

2. Hasil belajar matematikaadalah kemampuan siswa yang ditunjukkan oleh

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan hasil nilai ulangan hariannya.

3. Aktifitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran dan

perhatian yang ditunjukkan oleh kemampuan pengerjaan tugas secara

berkelompok serta mengajukan pertanyaaan kepada guru.

4. Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau

dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.

5. Model pembelajaran Kooperatif tipe Student Team Achievement Division

(STAD) adalah model kooperatif yang menekankan pada adanya aktifitas dan

saling membantu dalam menguasai pelajaran guna mencapai prestasi yang

maksimal
8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Matematika

Matematika sekolah itu bagian dari matematika yang dipilih antara lain

dengan berorientasi pada kependidikan. Dengan demikian dalam pembelajaran

matematika perlu diusahakan sesuai dengan kemampuan kognitif siswa,

mengkonkritkan objek matematika yang abstrak menjadi mudah dipahami siswa.

Hal ini disebabkan anak seusia Sekolah Dasar masih dalam pola berpikir kongkrit,

yaitu berpikir yang didasari oleh manipulasi fisik dari objek-objek atau benda-

benda konkrit (Piaget dalam Surya, 2007:1.36).

Dalam hubungannya dengan pembelajaran matematika, teori Piaget

mengacu kepada kegiatan pembelajaran yang harus melibatkan partisipasi peserta

didik. Sehingga menurut teori ini pengetahuan tidak hanya sekedar dipindahkan

secara verbal tetapi harus dikonstruksi dan direkonstruksi peserta didik. Sebagai

realisasi teori ini, maka dalam kegiatan pembelajaran peserta didik haruslah

bersifat aktif.

Setiap konsep matematika dapat dipahami dengan mudah apabila kendala

utama yang menyebabkan anak sulit memahami dapat dikurangi. Anak pada

umumnya melakukan abstraksi berdasarkan pengalaman konkrit, sehingga

mengajarkan matematika dapat dilakukan menggunakan objek-objek konkrit dan

permainan-permainan matematika (Diemas dalam Ruseffendi,1988:11).

Menurut Teori Vygotsky (Muhsetyo, 1982:16) yang berusaha

mengembangkan model kontruktivistik belajar mandiri Piaget menjadi belajar


9

kelompok, melalui teori ini peserta didik dapat memperoleh pengetahuan melalui

kegiatan yang beraneka ragam dengan guru sebagai fasilitator.Kegiatan itu dapat

berupa diskusi kelompok kecil, mengerjakan tugas kelompok dalam waktu yang

sama dan untuk soal yang sama, tugas bersama membuat laporan kegiatan atau

mengomunikasikan pendapat atau presentasi tentang sesuatu yang terkait dengan

matematika. Dengan kegiatan yang beragam, peserrta didik akan membangun

pengetahuannya sendiri melalui membaca, diskusi, tanya jawab, kerja kelompok,

pengamatan, pencatatan, pengerjaan dan presentasi.

Teori Jerome Bruner (Muhsetyo, 1982:16) berkaitan dengan

perkembangan mental, yaitu kemampuan mental anak berkembang secara

bertahap melalui dari sederhana ke yang rumit, yang nyata (konkrit) ke yang

abstrak. Urutan tersebut dapat membantu peserta didik untuk mengikuti pelajaran

dengan lebih mudah. Urutan bahan yang dirancang sesuai dengan umur / usia

anak. Lebih jelas Bruner menyebut 3 tingkatan yang perlu diperhatikan dalam

mengakomodasi keadaan peserta didik, yaitu :1)enactive (manipulasi objek

langsung), 2)symbolic (manipulasi simbol), 3)iconic (manipulasi objek tidak

langsung). Contoh : bagi anak kelas V tentu mereka dalam situasi enactive,

artinya matematika lebih banyak diajarkan secara manipulasi objek langsung

dengan memanfaatkan permainan anak berupa dakon, kerikil, manik, kotak,

mistar dll, dan dihindari penggunaan symbol-simbol, huruf dan lambang-lambang

operasi yang berlebihan.

Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai

dengan pengenalan masalah yang sesuai situasi (contextual problem). Dengan

mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk


10

menguasai konsep matematika.Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran,

sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti

computer, alat peraga, atau media lainnya (Depdiknas, 2008:134).

B. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif banyak mengilhami lahirnya model-

model pembelajaran mutakhir yang berpusat pada siswa. Pembelajaran kooperatif

berasal dari kata kooperatif yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-

sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu

tim. Slavin mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model

pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil

yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa

lebih bergairah dalam belajar.(Isjoni, 2009:22)

Menurut Johnson & Johnson pembelajaran kooperatif mengandung arti

bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif adalah

mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa

dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan

mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut.(Isjoni, 2009:23)

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif itu adalah kerja kelompok yang terorganisir dan

terkelola dimana siswa secara kooperatif dalam kelompok kecil yang umumnya

terdiri daru 4-6 orang untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran

kooperatif itu mengutamakan kerja sama diantara siswa dalam kelompok-

kelompok kecil sehingga tercipta masyarakat belajar (learning community)


11

dengan tujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Model ini dirancang

pada umumnya untuk menunjang proses pembelajaran siswa yang berkaitan

dengan hasil belajar akademik, penerimaan terhadap perbedaan dan keragaman,

serta pengembangan keterampilan sosial siswa. Siswa belajar dan saling

membantu belajar satu sama lain, energi sosial siswa dimanfaatkan untuk

berdiskusi, berdebat dan menggeluti ide-ide, saling menghargai, dan saling

mengambil tanggung jawab satu sama lain sehingga tercipta suatu suasana

pembelajaran yang produktif.

1. Model - Model dalam Pembelajaran Kooperatif

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa tehnik yang dapat

digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas (Isjoni, 2009:73), yaitu ;

a. Student Team Achievement Division (STAD);

b. Jigsaw;

c. Teams-Games-Tournaments (TGT);

d. Group Investigation (GI);

e. Rotation Trio Exchange;

f. Group Resume.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pembelajaran kooperatif

dengan model Student Team Achievement Division (STAD). Model ini

dikembangkan Slavin, dan merupakan salah satu model kooperatif yang

menekankan pada adanya aktifitas dan saling membantu dalam menguasai

pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.


12

2. Tahapan Pembelajaran Model STAD

Pada proses pembelajarannya menurut Slavin dalam Isjoni, 2009:74,

belajar kooperatif tipe STAD melalui 5 tahapan yang meliputi :

3. Tahap Penyajian Materi

Dalam tahap ini guru memulai pelajaran dengan menyampaikan tujuan

pembelajaran yang harus dicapai dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang

yang akan dipelajari. Dilanjutkan dengan memberikan persepsi dengan tujuan

mengingatkan siswa terhadap materi prasyarat yang telah dipelajari, agar siswa

dapat menghubungkan materi yang akan disajikan dengan pengetahuan yang telah

dimiliki.

4. Tahap Kerja Kelompok

Dalam tahap ini setiap siswa diberi lembar tugas sebagai bahan yang

akan dipelajari. Dalam kerja kelompok siswa saling membagi tugas, membantu,

memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi

yang dibahas, dan satu lembar kerja dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok.

Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator dam motivator kegiatan tiap

kelompok.

5. Tahap Tes Individu

Pada tahap ini siswa diberikan tes secara individual untuk mengetahui

sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai. Tes individual diadakan pada

akhir pertemuan selama 10 menit agar siswa dapat menunjukkan apa yang telah

dipelajari secara individu selama bekerja dalam kelompok. Skor perolehan

individu ini didata dan diarsip, yang akan digunakan pada perhitungan perolehan

skor kelompok.
13

6. Tahap Perhitungan Skor Perkembangan Individu

Dalam tahap ini dihitung berdasarkan skor awal yaitu didasarkan pada

nilai hasill tes refleksi awal. Adapun perhitungan perkembangan individu menurut

Slavin dalam Isjoni 2009:76 seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Pedoman Pemberian Skor Perkembangan Individu


Skor Perkembangan
Skor Tes
Individu
a. Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5

b. 10 hingga 1 poin di bawah skor awal 10

c. Skor awal sampai 10 poin di atasnya 20

d. Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30

e. Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal) 30

Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan

masing-masing perkembangan skor individu dan hasilnya dibagi dengan jumlah

anggota kelompok. Pemberian penghargaan diberikan berdasarkan perolehan skor

rata-rata.

Terdapat kata kunci yaitu bekerja bersama menempatkan siswa dalam

suatu kelompok selanjutnya meminta mereka bekerja bersama. Meskipun mereka

sudah dikelompokkan, diberi tugas, lalu bekerja bersama, pembelajaran kooperatif

ini bukan bermaksud untuk menggantikan pendekatan kompetitif (persaingan).

Nuansa kompetitif dalam kelas akan sangat baik bila diterapkan secara sehat.

Untuk menciptakan pembelajaran sedemikian, sehingga siswa bekerja secara

kooperatif antara mereka, perlu dipahami dan diperhatikan komponenkomponen

essensial/penting antara lain, (1)Saling ketergantungan positif, (2)tanggung jawab


14

individu atau kelompok, (3)tatap muka, (4)komunikasi antar anggota dan

(5)evaluasi proses kelompok.

Dengan pembelajaran teknik model Student Team Achievement Division

(STAD) ini diharapkan akan terjadi interaksi antar siswa dalam kelompok.

Dengan cara ini setiap indivuidu akan merasakan bahwa sebenarnya belajar

matematika itu tidak sulit, karena bisa dilakukan bersamasama dengan teman

sebaya. Keadaan ini sejalan dengan tingkat perkembangan anak seusia Sekolah

Dasar yang senang bermain bersama.

Untuk pelaksanaan agar terjadi efisiensi waktu selama proses

pembelajaran, bangku sudah ditata sedemikian rupa sehingga sudah membentuk

kelompok. Penataan bangku memainkan peran penting dalam kegiatan belajar

model pembelajaran kooperatif sehingga semua siswa bisa melihat guru atau

papan tulis dengan jelas. Disamping itu, harus bisa melihat dan menjangkau

rekan-rekan kelompoknya dengan baik dan berada dalam jangkauan kelompoknya

dengan merata. Penataan bangku yang bisa dipakai dalam pembelajaran

kooperatif model Student Team Achievement Division (STAD) adalah sebagai

berikut :

Gambar 1 Meja Klasikal Kelompok Gambar 2 Meja Berbaris

Gambar 3 Meja Individu

Gambar 2.2 Penataan Bangku Kelas


15

Penggunaan meja kelompok dan meja klasikal (gambar1) dapat

menempatkan siswa dalam kelompok secara berdekatan. Sedangkan penggunaan

meja berbaris (gambar 2) dapat menempatkan dua kelompok duduk dalam satu

meja sedangkan penataan terbaik dan relatif lebih mudah adalah dengan

menempatkan bangku individu dengan meja tulisnya (gambar3).

Dalam penelitian tindakan ini, peneliti dalam proses pembelajaran di

kelas penataan bangkunya menggunakan Meja Individu karena sesuai dengan

model pembelajaran kooperatif model Student Team Achievement Division

(STAD) dan lebih efektif dalam pembelajaran dengan media pembelajaran berupa

bagan gambar bunga sempurna.

C. Media Pembelajaran

Dalam mengajarkan matematika perlu adanya media pembelajaran yang

dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami suatu konsep . Bila

menggunakan media pembelajaran, supaya diperhatikan agar alat peraga itu,

antara lain (Ruseffendi, 1988:3): 1)tahan lama, 2)Bentuk dan warnanya menarik,

3)sederhana dan mudah diolah (tidak rumit), 4)ukurannya sesuai (seimbang)

dengan ukuran fisik anak, 5)disajikan dalam bentuk real (nyata), gambar atau

diagram konsep matematika, 6)sesuai dengan konsep, 7)dapat menunjukkan

konsep matematika dengan jelas, 8)peragaan itu supaya merupakan dasar bagi

tumbuhnya konsep abstrak, 9)dapat dimanipulasi yaitu dapat diraba, dipegang,

dipindah, dan diutakatik, atau dipasang dan dilepas sehingga siswa dapat belajar

kreatif baik sendiri maupun berkelompok.


16

1. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran berfungsi untuk menurunkan keabstrakan konsep

agar siswa mampu menangkap konsep tersebut. Dengan menggunakan media

pembelajaran dalam pembelajaran matematika dimaksudkan agar siswa dapat

mengoptimalkan panca indera dalam proses pembelajaran, sebab siswa dapat

melihat, meraba, merasakan serta bisa menggunakan objek yang dipelajari.

2. Manfaat Media Pembelajaran

Manfaat media pembelajaran secara garis besar, antara lain (Ruseffendi,

1988:1):

a. Proses belajar mengajar akan termotivasi. Baik guru maupun siswa, bagi siswa

minatnya akan timbul dan senang, tertarik sehingga akan bersikap positif

terhadap pengajaran matematika;

b. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkret sehingga lebih

mudah dipahami dan dimengerti, serta dapat ditanamkan pada tingkattingkat

yang lebih rendah;

c. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan bendabenda di alam

sekitar akan lebih dapat dipahami;

d. Konsepkonsep abstrak yang tersaji dalam bentuk konkret yaitu dalam bentuk

model matematika yang dapat dipakai sebagai objek penelitian maupun

sebagai alat untuk meneliti ideide baru dan relasi baru menjadi bertambah

banyak.

Menurut Nasution (dalam Sutinah, 2004:7), manfaat media pembelajaran

secara garis besar, antara lain:

1. Menambah kegiatan belajar siswa;


17

2. Menghemat waktu belajar;

3. Menyebabkan hasil belajar lebih mantap;

4. Membantu anak-anak yang ketinggalan dalam pengajarannya;

5. Memberikan alasan yang wajar untuk belajar karena membangkitkan minat

perhatian (motivasi) dan aktifitas peserta didik.

Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa menggunakan media

pembelajaran sangat penting untuk dapat meningkatkan pemahaman dan

pengamalan konsep matematika. Dengan meningkatnya pemahaman dan

pengamalan konsep memahami sifat bangun ruang sederhana dan menentukan

volume dari bangun ruang tersebut, pada akhirnya akan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Disamping itu pemanfaatan media pembelajaran dalam

pembelajaran matematika juga akan membantu guru dalam menerapkan

pembelajaran yang lebih menyenangkan dan bermakna.

D. Prestasi Belajar

Robert L. Ebel dalam Saifuddin Azwar (2007:14), menyatakan bahwa

fungsi utama tes prestasi di kelas adalah mengulur prestasi belajar para siswa.Dari

uraian diatas dapat menanamkan kesadaran pada diri siswa bahwa yang

diharapkan dari mereka adalah penguasaan pelajaran dan pemahaman

materi.Diharapkan terdapat persepsi yang kuat dalam diri siswa bahwa suatu nilai

yang baik merupakan tanda keberhasilan belajar yang tinggi, sedangkan nilai tes

yang rendah merupakan kegagalan dalam belajar.Tes dapat digunakan sebagai

sarana peningkatan motivasi untuk belajar. Sedangkan pengalaman menunjukkan

bahwa siswa akan belajar lebih giat dan berusaha lebih keras apabila mereka
18

mengetahui bahwa diakhir program akan diadakan tes untuk mengetahui nilai dan

prestasi mereka.

Prestasi didefinisikan sebagai kemampuan, ketrampilan dan sikap

seseorang dalam menyelesaikan suatu hal (Arifin, 1993:3).Prestasi merupakan

bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai (Winkel, 1993:24).Pengertian

prestasi di atas menekankan pada hasil yang dicapai dari suatu kegiatan yang telah

dikerjakan atau diciptakan dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual

maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu dan bersifat menyenangkan

hati.

Tes prestasi atau tes prestasi berstandar diperlukan untuk penampilan

prestasi sekarang (yang ada) yang dilaksanakan secara seragam, diusahakan dalam

kondisi yang seragam, baik itu diberikan kepada siswa dalam pelaksanaan

perseorangan maupun siswa sebagai anggota dari suatu kelompok (Suharsimi

Arikunto, 2001:145). Sedangkan kegunaan tes standar adalah ; 1)

membandingkan prestasi belajar dengan pembawaan individu atau kelompok, 2)

membandingkan tingkat prestasi siswa dalam ketrampilan di berbagai bidang

studi untuk individu atau kelompok, 3) membandingkan prestasi siswa antara

berbagai sekolah atau kelas, 4) memperlajari perkembangan siswa dalam suatu

periode waktu tertentu (Suharsimi Arikunto, 2001:148).

Sebelum dijelaskan pengertian mengenai prestasi belajar, terlebih dahulu

akan dikemukakan tentang pengertian prestasi. Prestasi adalah hasil yang telah

dicapai. Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh

seseorang setelah melakukan sesuatu pekerjaan/aktivitas tertentu


19

Pada kamus besar bahasa Indonesia yang dikeluarkan departemen

pendidikan dan kebudayaan (1973 : 700) bahwa prestasi belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh

guru. Nilai dari hasil tes yang dilakukan guru akan dapat digunakan untuk

mengukur prestasi belajar siswa baik atau tidak, tuntas atau tidak. Dengan kata

lain prestasi belajar merupakan hasil dari seseorang melakukan aktifitas secara

individu ataupun kelompok. Pada dasarnya prestasi belajar juga merupakan hasil

dari tingkah laku akhir pada kegiatan belajar siswa yang dapat diamati

ataupencerminan proses belajar yang telah berlangsung.

Pengukuran prestasi belajar biasanya didahului dengan adanya tes

setelah siswa mengalami proses belajar mengajar atau setelah mendapatkan materi

yang diteskan. Kemudian melakukan penilaian dari hasil tes dalam bentuk angka-

angka. Jika angka yang diperoleh dari hasil tes siswa di atas standart yang

ditentukan dikatakan bahwa siswa tersebut telah berhasil dalam kegiatan belajar

mengajar.

Dapatlah disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil aktivitas

maksimal yang dilakukan dalam memperoleh pengetahuan dengan memenuhi

unsur kognitif, afektif dan psikomotor baik individu maupun kelompok pada mata

pelajaran tertentu.

Prestasi belajar merupakan hasil terbaik yang dicapai dari proses belajar

mengajar. Kemampuan hasil belajar merupakan puncak dari proses belajar yang

ditandai dengan keberhasilan atau kegagalan dalam belajar. Untuk mengetahui

tingkat keberhasilan siswa dalam belajar diperlukan evaluasi. Evaluasi sebagai


20

umpan balik bagi guru, sejauh mana penguasaan dan pemahaman siswa selama

proses belajar mengajar. Keberhasilan siswa dalam belajarsalah satunya dapat

diperoleh dari nilai-nilai yang dilaporkan dalambentuk raport secara periodik.

Pendapat-pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah hasil aktifitas maksimal yang dilakukan dalam memperoleh pengetahuan

dengan memenuhi unsur kognitif, afektif, dan psikomotor baik individu maupun

secara kelompok pada mata pelajaran tertentu. Prestasi belajar siswa dipengaruhi

oleh beberapa faktor, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan yang

berasal dari luar diri siswa. Untuk mengetahui mprestasi belajar siswa diperlukan

evaluasi atau penilaian. Tes yang baik adalah sesuai dengan tujuan yang

ditetapkan dengan memenuhi kriteria yang sudah standar dan bersifat reliabel,

valid, dan praktis.

Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh karena itu semua

individu dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai. Setiap individu belajar

menginginkan hasil yang yang sebaik mungkin. Oleh karena itu setiap individu

harus belajar dengan sebaik-baiknya supaya prestasinya berhasil dengan baik.

Sedang pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi adalah

kemampuan. Kemampuan di sini berarti yang dimampui individu dalam

mengerjakan sesuatu.

E. Aktivitas Belajar

Menurut tokoh ilmu jiwa lama John Lock, mengungkapkan bahwa murid

ibarat kertas putih yang tidak bertulis. Dalam hal ini terserah kepada guru mau

dibawa kemana, mau diapakan murid itu. Guru adalah yang mengatur dan
21

memberi isinya aktivitas guru dalam pembelajaran mendominasi kegiatan,

sementara murid bersifat pasif dan menerima begitu saja. Guru yang menentukan

bahan dan metode sedang aktivitas murid terbatas pada mendengarkan, mencatat,

dan menjawab pertanyaan guru apabila bertanya. Para siswa bekerja dan berpikir

karena atas perintah guru, sehingga proses pembelajaran tidak mendorong anak

didik untuk berpikir dan beraktivitas.

Peaget dalam Ratna Wilis Dahar (1989:149) menjelaskan bahwa anak itu

berpikir sepanjang ia berbuat, tanpa perbuatan anak itu tidak berpikir, agar anak

berpikir sendiri maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Dalam hal

ini berbuat berarti melakukan aktivitas, aktivitas belajar merupakan aktivitas yang

bersifat fisik (jasmani) dan mental (rohani).

Paul B. Diedrich dalam Oemar Hamalik (2001:172) membedakan

aktivitas siswa di sekolah menjadi :

a. Visual aktivities (aktivitas visual), yaitu kegiatan oleh indra mata yang

meliputi membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi.

b. Oral activities (aktivitas mulut) merupakan kegiatan fisik yang

memberdayakan indera mulut yang meliputi menyatakan, menanyakan,

memberi saran, intercepsi, menyampaikan pendapat, melakukan wawancara.

c. Listening activities (aktivitas pendengaran) adalah kegiatan fisik dengan

menggunakan indera pendengaran (telinga), misalnya; mendengarkan

percakapan, menerima saran, berdiskusi.

d. Writing activities (aktivitas penulisan), yaitu kegiatan fisik yang berkaitan

dengan tulis menulis, misalnya; menulis laporan, mengerjakan tugas,

menyalin catatan.
22

e. Drawing activities (aktivitas gambaran), merupakan kegiatan fisik yang

berkaitan dengan gambar, yaitu; membuat peta, menggambar, membuat

grafik, membuat diagram.

f. Motor activities (aktivitas motorik) yaitu kegiatan yang berkaitan dengan

gerakan badan meliputi: melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain.

g. Mental activities (aktivitas mental) yakni kegiatan yang berhubungan dengan

psikis (nalar / pikir) misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan masalah,

melihat hubungan dan menganalisis.

h. Emotional activities (aktivitas perasaan) yaitu kegiatan psikis yang ada

kaitannya dengan sikap dan perasaan. Misalnya: menaruh miat, merasa bosan,

gembira, sedih, bersemangat, bergairah, tenang-tenang, sungguh-sungguh.

Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa

di sekolah cukup komplek dan bervariasi antara siswa yang satu dengan yang lain.

Jika berbagai aktivitas tersebut diciptakan, maka sekolah akan dinamis, tidak

membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang optimal, yang

pada gilirannya akan mampu memperlancar fungsi dan peranan sebagai pusat

transformasi kebudayaan.

Menurut Slavin dalam Mey Suyanto (2006:5) pendekatan pembelajaran

yang melibatkan secara aktif siswa dan menarik minat dalam kegiatan

pembelajaran dapat dilakukan dengan cara membagi siswa dalam satu kelas

menjadi kelompok-kelompok belajar yang jumlah anggotanya sedikit. Siswa akan

lebih memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan

masalah-masalah itu dengan temannya.


23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Klangon

02 untuk mata pelajaran Matematika.Materi pembelajaran yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Bangun Ruang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester genap tahun

pelajaran 2016 / 2017 sesuai kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan). Sedangkan jadwal penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1. Jadwal Rencana Penelitian


Bulan
No Jenis Kegiatan januari pebruari maret April
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
1 Pengajuan judul
2 Penyusunan proposal
Pembuatan instrumen
3
penelitian
4 Izin penelitian
5 Pelaksanaan penelitian
Konsultasi hasil
6
penelitian

7 Perbaikan revisi

Penulisan laporan
8
penelitian
24

3. Subjek dan Obyek Penelitian

Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas V SDN Klangon

02,dengan jumlah siswa 33 orang, terdiri dari 17 siswa putra dan 16 siswa putri.

Secara geografis memang letak SDN Klangon 02 terletak di desa. Dengan latar

belakang pendidikan orang tua 48% SD, 24% SMP dan 28% SMA.

Sedangkan latar belakang ekonomi orang tua 45% buruh tani, 50% petani dan

sisanya pedagang. Kondisi semacam ini menyebabkan motivasi belajar siswa

kelas V SDN Klangon 02 sedikit rendah. Hasil pengamatan sementara hanya 47%

siswa yang bisa menyelesaikan pekerjaan materi Bangun Ruang dengan baik

melalui penggunaan pembelajaran model STAD (Student Team Achievement

Division). Peneliti adalah guru di SDN Klangon 02 berkolaborasi dengan guru

kelas yang lain di SDN Klangon 02.

B. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan 2 siklus berdasarkan materi dibagi

dua, yaitu Memahami Sifat dan Jaring-Jaring Bangun Ruang Sederhana serta

Menghitung Volume Kubus dan Balok. Adapun prosedur tindakan penelitian tiap

siklusnya sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Rencana Tindakan ( Planing )

Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam pada siklus I, diantaranya:

1) Perencanaan refleksi awal, yaitu Tes Refleksi Awal (lampiran G);

2) Perencanaan Daftar Kelompok Siklus I (lampiran C);

3) Perencanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Siklus I (lampiran E);


25

4) Perencanaan Lembar kerja LKS Siklus I(lampiran H);

5) Perencanaan lembar observasi aktivitas siswa Siklus 1 (lampiran O);

6) Perencanaan lembar observasi kegiatan guru Siklus I (lampiranN);

7) Perencanaan lembar angket tanggapan siswa Siklus I (lampiran R);

8) Perencanaan evaluasi akhir siklus, yaitu:

a) Soal Tes Akhir Siklus I (lampiran J);

b) Kunci Soal Tes Akhir Siklus I (lampiran K);

b) Pelaksanaan Rencana (Acting) dan Observasi

Sebelum melaksanakan pembelajaran pada siklus I, guru memberikan tes

awal siklus dan diberikan pada hari sebelumnya di luar pembelajaran. Kemudian

tes refleksi awal dikumpulkan dan dianalisis untuk dijadikan acuan dalam

pembuatan daftar kelompok pada masing-masing siklus secara heterogen

berdasarkan tingkat kemampuan akademik. Dari hasil tes refleksi awal juga

dikumpulkan sebagai sumber data dan pengolahan data pada akhir penelitian.

Pada tahap acting/tindakan ini dilakukan sekaligus dengan observasi

terhadap proses pembelajaran melalui penggunaan model STAD (Student Team

Achievement Division), secara terperinci sebagai berikut :

1) Guru melakukan apersepsi, guru mengulang kembali materi bangun datar dan

bangun ruang yang diajarkan di kelas IV.

i. Coba sebutkan nama-nama bangun datar yang kalian ketahui!

ii. Kalian tahu apa rumus untuk mencari luas persegi dan persegi panjang?

iii. Coba sebutkan nama-nama bangun ruang yang kalian ketahui!

2) Guru motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki materi bangun ruang yang

akan dibahas.
26

3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

4) Guru menjelaskan langkah kerja model pembelajaran kooperatif dengan tipe

STAD.

5) Guru membimbing siswa untuk berkelompok dengan 4 siswa setiap kelompok

duduk berhadapan. Kelompok didasarkan pada pengetahuan siswa tentang

matematika khususnya materi bangun datar dan bangun ruang yang telah

diajarkan di kelas IV.

6) Dengan menggunakan Media Pembelajaran berupa aneka bentuk bangun

ruang, guru mempresentasikan pengetahuan deklaratif tentang sifat-sifat dan

jaring-jaring bangun ruang, serta memotivasi siswa agar menjadi pendengar

yang baik.

7) Guru membagi lembar kerja LKS (lampiran H) pada semua kelompok untuk

diselesaikan. Selanjutnya, berkeliling ke setiap kelompok. Guru bersama

kolabolator mengamati kerja setiap kelompok dan memberikan pengarahan

pada kelompok yang memerlukan serta mencatat kejadian atau hal-hal penting

pada lembar catatan lapangan.

8) Guru bersama siswa dengan tanya jawab membahas pemasalahan pada setiap

kelompok.

9) Guru memberikan tes akhir siklus (lampiran J) untuk dikerjakan secara

individu.

10) Secara klasikal guru menekankan materi penting yang harus dipelajari siswa

dan merangkum materi.

11) Guru membimbing siswa untuk mengisi lembar angket yang sebelumnya

telah dibagikan.
27

12) Guru memberi kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan

kesungguhannya dalam mengikuti proses pembelajaran.

c) Refleksi

Pada tahap ini, peneliti dengan bimbingan kolabolator melakukan refleksi

terhadap pembelajaran pada Siklus I untuk kemudian dijadikan acuan perbaikan

planning pada pertemuan berikutnya. Hal yang akan dilakukan oleh peneliti

adalah sebagai berikut:

a) Peneliti akan melakukan analisis dan perbandingan nilai hasil tes akhir siklus I

dengan nilai tes refleksi awal. Dengan demikian, dapat diketahui peningkatan

hasil belajar yang telah dicapai

b) Berdasarkan hasil tes akhir Siklus I, maka akan dilakukan revisi planning pada

proses Siklus II.

c) Hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung akan

dijadikan acuan untuk mengubah komposisi kelompok. Pada Siklus I, siswa

dikelompokkan berdasarkan nilai hasil refleksi awal. Jika komposisi

kelompok tersebut belum menunjukkan hasil maksimal dalam artian

prosentase siswa yang pasif masih besar, maka pada siklus berikutnya dalam

setiap kelompok, diusahakan terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi,

sedang dan rendah. Dengan demikian, dalam menyelesaikan tugas kelompok,

siswa yang berkemampuan lebih tinggi dapat membantu siswa yang

berkemampuan dibawahnya.
28

2. Siklus II

a. Rencana Tindakan ( Planing )

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, pada tahap ini dilakukan

perencanaan sebagai berikut :

1) Perencanaan Daftar Kelompok Siklus II (lampiran D);

2) Perencanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II (lampiran F);

3) Perencanaan Lembar kerja LKS siklus II (lampiran I);

4) Perencanaan lembar pengamatan aktivitas siswa (lampiran O);

5) Perencanaan lembar pengamatan kegiatan guru (lampiran N);

6) Perencanaan lembar angket tanggapan siswa Siklus II (lampiran Q);

7) Perencanaan evaluasi akhir siklus, yaitu:

a) Soal Tes Akhir Siklus II (lampiran L);

b) Kunci Soal Tes Akhir Siklus II (lampiran M);

b. Pelaksanaan Rencana (Acting) dan Observasi

1) Guru melakukan apersepsi, guru mengulang kembali materi bangun ruang

pada pertemuan sebelumnya.

a) Coba sebutkan bangun ruang yang kalian tahu!

b) Berapa jumlah sisi dari bangun ruang kerucut?

c) Berapa jumlah rusuk dari bangun ruang balok?

2) Guru motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki materi menghitung

volume kubus dan balok yang akan dibahas.

3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

4) Guru meminta siswa untuk duduk sesuai kelompok baru yang telah

ditentukan.
29

5) Dengan memegang Media Pembelajaran, guru menjelaskan tentang cara

menghitung volume kubus dan balok, sedangkan kolabolator mengamati.

6) Guru membagi lembar kerja LKS (lampiran I) pada semua kelompok untuk

diselesaikan. Selanjutnya, berkeliling ke setiap kelompok. Guru bersama

kolabolator mengamati kerja setiap kelompok dan memberikan pengarahan

pada kelompok yang memerlukan serta mencatat kejadian atau hal-hal penting

pada lembar catatan lapangan.

7) Guru bersama siswa dengan tanya jawab membahas pemasalahan pada setiap

kelompok.

8) Guru memberikan tes tertulis (lampiran L) untuk dikerjakan secara individu.

9) Secara klasikal guru menekankan materi penting yang harus dipelajari siswa

dan merangkum materi.

10) Guru membimbing siswa untuk mengisi lembar angket yang sebelumnya

telah dibagikan.

11) Guru memberi kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan

dankesungguhannya dalam mengikuti proses pembelajaran.

c) Refleksi

Pada tahap ini, peneliti dengan bimbingan kolabolator melakukan analisis

menyeluruh terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Diharapkan pada

Siklus II, hasil belajar matematika kelas V SDN Klangon 02 pada materi bangun

ruang telah memenuhi semua kriteria keberhasilan penelitian yang telah

ditetapkan. Selanjutnya peneliti dapat mengambil kesimpulan baik secara global

maupun secara detail terhadap hasil penelitian ini.


30

C. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini sangat diperlukan. Data yang

akurat sangat membantu dalam melakukan tindakan dan pengambilan kesimpulan.

Data yang dijaring adalah data awal dan data pada saat pelaksanaan penelitian.

Untuk keperluan itu diperlukan instrumen antara lain :

1. lembar pengamatan untuk guru

2. lembar pengamatan untuk siswa

3. angket tanggapan siswa

4. format catatan lapangan

5. lembar kerja siswa

6. lembar soal tes akhir siklus

Adapun waktu pengumpulan data yaitu pada setiap akhir pembelajaran di

setiap siklus.

D. Analisis Data

Analisis Data yang telah terkumpul menggunakan analisis deskriptif

memaparkan hasil pengamatan, dan hasil angket pada setiap akhir siklus dengan

membandingkan hasil yang dicapai tiap siklus dan tabulasi sederhana secara

kuantitatif. Prosedur analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berkut:

1. Analisis Data Nilai Tes Tulis (Hasil Belajar Siswa)


a. Format Analisis Nilai Tes Tulis

Nomor dan Skor soal


No Jml
Nama nilai KKM Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 skor
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
31

b. Kriteria Penilaian

1) Nilai siswa, dengan rumus: nilai siswa =


SS x 100
SM
Ket. SS = jumlah skor siswa

SM = jumlah skor maksimal

2) KKM pada penelitian ini adalah 60 (enam puluh)

3) Ketuntasan, dengan kriteria sebagai berikut:

Tuntas : jika nilai siswa sama atau diatas KKM

Tidak Tuntas : jika kurang dari KKM

4) Rata-rata kelas, dengan rumus:

rata-rata kelas =
NSS
S
Ket. NSS = jumlah nilai seluruh siswa

S = jumlah siswa

5) Prosentase ketuntasan siswa secara klasikal, dengan rumus:

Ketuntasan Klasikal =
A x 100%
B
Ket. A = jumlah siswa yang mencapai KKM

B = jumlah seluruh siswa dalam kelas


32

2. Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa

a. Format AnalisisObservasi Aktivitas Siswa

Aspek yang diobservasi


Perhatian Jumlah
Pengerjaan Bekerja %
No Nama Bertanya terhadap skor
tugas kelompok
pelajaran
1 2 3 1 2 3 1 2 2 1 2 3

Jumlah
Prosentase

E. Kriteria Penilaian

Aspek Kriteria Kemampuan Skor

mengerjakan tugas dan berpartisipasi selama pembelajaran


3
berlangsung
Pengerjaan
tugas mengerjakan tugas dan tidak berpartisipasi selama
2
pembelajaran berlangsung
tidak mengerjakan tugas dan tidak berpartisipasi selama
1
pembelajaran berlangsung
bertanya kepada guru lebih dari 2 kali 3
Bertanya minimal 1 kali 2
tidak pernah bertanya 1

berinteraksi dan dapat membantu teman sekelompok yang


3
mengalami kesulitan
Bekerja berinteraksi dan tidak dapat membantu teman sekelompok
kelompok 2
yang mengalami kesulitan
bekerja sendiri dan tidak dapat berinteraksi dalam
1
kelompok
memperhatikan interaksi dan penjelasan guru dengan
3
Perhatian seksama
terhadap memperhatikan interaksi dan penjelasan guru tetapi terlihat
2
pelajaran kurang serius
hanya sesekali saja memperhatikan dan kurang serius 1
Skor maksimal = 12
33

F. Indikator Keberhasilan Penelitian

Penelitian ini dinyatakan berhasil, jika mencapai indikator yang sudah

ditetapkan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Rata-rata kelas sekurang-kurangnya mencapai nilai 60;

2. Adanya peningkatan nilai rata-rata kelas dari tindakan awal sampai tindakan

akhir

3. Sekurang-kurangnya ada 85% siswa dalam kelas yang mencapai KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM pada materi ini adalah 65 (enam puluh

lima);
34

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar , . 2003 .Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional


dalam UU Sisdiknas .Jakarta : Depag

Basrowi, Suwandi. 2008 . Prosedur Penelitian Tindakan Kelas . Bogor : Ghalia


Indonesia.

Depdiknas. 2008 . Kurikulum Kelas V SD . Jakarta : Depdiknas.

Depdiknas. 2008 . Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Jakarta :


Depdiknas

Isjoni. 2009 . Pembelajaran Kooperatif . Yogyakarta :Penerbit Pustaka Pelajar

Iskandar . 2009 . Penelitian Tindakan Kelas . Ciputat : Gaung Persada

Karso. 2007 . Pendidikan Matematika I . Jakarta : Universitas Terbuka.

Khafid,M, Suyati . 2002 . Pelajaran Matematika Penekanan pada Berhitung 5.


Yogyakarta : Penerbit Erlangga.

Gatot Muhsetyo. 2009 . Pembelajaran Matematika SD . Jakarta : Universitas

Terbuka.

Ruseffendi, E.T. 1988 . Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini Seri
Pertama . Bandung : Tarsito.

Ruseffendi, E.T. 1988 . Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini Seri
Ke Lima . Bandung : Tarsito.

Soenarjo. 2008 . Matematika IV . Jakarta : Pusat Pembukuan, Depdiknas.

Surya, Mohamad . 2005 . Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran . Jakarta :


Pustaka Bani Quraisy

Surya, Muhammad. 2007 . Dasar Dasar Kependidikan di SD. Jakarta :


Universitas Terbuka.
35

LAMPIRAN A
DIAGRAM ALUR PROSEDUR TINDAKAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Tes Refleksi Awal

Identifikasi Permasalahan

Perencanaan

Tindakan &
observasi

Siklus I

Tes Akhir Siklus I

Refleksi

Perencanaan (direvisi) Tindakan &


observasi
Siklus II

Tes Akir Siklus II

Refleksi

Laporan
36

LAMPIRAN B

DATA SUBJEK
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MATA PELAJARAN MATEMATIKA
SDN PAGOWAN 02
KELAS : V
No Nama Siswa Kota Kelahiran L/P
1 Sulis dwi kartika Madiun P
2 Abimanyu tri januar Madiun L
3 Belinda putri maharani Madiun P
4 Brian wahyu Madiun L
5 Chelsea regina putri Madiun P
6 Dayinta hena suswoyo Madiun P
7 Dyva sunfika lova Madiun P
8 Imam qoiril Madiun L
9 Marselo verdian jati Madiun L
10 Narada arida riza Madiun P
11 Rajaswa wida ramadhani Madiun L
12 Rafaiza wida ramadhani Madiun P
13 Reno palguna putra Madiun L
14 Sendy rifan putra Madiun L
15 Yoga fauzan Madiun L
16 Endra sukmana Madiun L
17 Aditya dwi saputra Madiun L
18 Adinda mutiara sekar arum Madiun P
19 Aldovino radiva Madiun L
20 Andina julia maharani Madiun P
21 Chandra fujianto Madiun L
22 Chandra andi abdillah Madiun L
23 Irfan defriansyah Madiun L
24 Mouamar ilkhatami Madiun L
25 Neni nirmalasari Madiun P
26 Rangga ijanarko Madiun L
27 Sasa agustina ajeng prihatina Madiun P
28 Suliswanto Madiun L
29 Surya aji saputra Madiun L
30 Wahyu alvio winang nugroho Madiun L
31 Windy tyo ferdita Madiun L
32 Yuyun setia Madiun P
33 Muhammad fadil. Madiun L
37

LAMPIRAN C

DAFTAR KELOMPOK BELAJAR SIKLUS I

Kelompok Persegi Kelompok Persegi Panjang


No Nama Siswa No Nama Siswa
1 Sulis dwi kartika 1 Chelsea regina putri m
2 Abimanyu tri januar 2 Dayinta hena suswoyo
3 Belinda putri maharani 3 Dyva sunfika lova
4 Brian wahyu 4 Imam qoiril

Kelompok Segitiga Kelompok Jajar Genjang


No Nama Siswa No Nama Siswa
1 Marselo verdian jati 1 Reno palguna putra
2 Narada arid riza 2 Sendy rifan putra
3 Rajaswa setyo hadi 3 Yoga fauzan
4 Rafaiza wida r. 4 Endra sukamana

Kelompok Trapesium Kelompok Belah Ketupat


No Nama Siswa No Nama Siswa
1 Aditya dwi saputra 1 Chandera andi abdillah
2 Adinda mutiara sekar a 2 Irfan defriansyah
3 Aldovino radiva p 3 Mouamar ilkhatami
4 Chandra fujianto 4 Neni nirmalasari

Kelompok Layang-Layang Kelompok Lingkaran


No Nama Siswa No Nama Siswa
1 Rangga wijanarko 1 Wahyu alvio winang n
2 Sasa agustina p 2 Windy tyo ferdita
3 suliswanto 3 Yuyun setia
4 Surya aji saputra 4 Muhammad fadil
5 Andina julia m
38

LAMPIRAN D

DAFTAR KELOMPOK BELAJAR SIKLUS II

Kelompok Kubus Kelompok Balok


No Nama Siswa No Nama Siswa
1 Sulis dwi kartika 1 Chelsea regina putri
2 Abimanyu tri januar 2 Dayinta hena suswoyo
3 Belinda putri maharani 3 Dyva sunfika lova
4 Brian wahyu r. 4 Imam qoiril

Kelompok Limas Segi Lima Kelompok Limas Segi Tiga


No Nama Siswa No Nama Siswa
1 Marselo verdian jati 1 Reno palguna putra
2 Narada arida riza 2 Sendy rifan p
3 Rajaswa setyo hadi 3 Yoga fauzan n.
4 Rafaiza wida r 4 Endra sukaman

Kelompok Tabung Kelompok Kerucut


No Nama Siswa No Nama Siswa
1 Aditya dwi saputra 1 Chandera andi a
2 Adinda mutiara sekar a 2 Irfam defriansyah
3 Aldovino radiva p 3 Mouamar ilkhatami
4 Chandra fujiyanto 4 Neni nirmalasari

Kelompok Prisma Kelompok Bola


No Nama Siswa No Nama Siswa
1 Rangga wijanarko 1 Wahyu alvio winang n
2 Sasa agustiana a 2 Windy tyo ferdita.
3 Suliswanto 3 Yuyun setia
4 Surya aji saputra 4 Muhammad fadil
5 Andina julia m
39

LAMPIRAN E
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus I
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Satuan pendidikan : SDN Klangon 02


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/II
Alokasi Waktu : 3 35 menit

I. Standar Kompetensi : 4. Menghitung volume kubus dan balok dan


Menggunakannya dalam pemecahan masalah.
II. Kompetensi Dasar :4.1 menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana.
III. Indikator :
Kognitif
A. Produk
1. Menjelaskan sifat-sifat bangun ruang sederhana
2. Memahami bentuk jaring-jaring bangun ruang sederhana
B. Proses
1. Menemukenali sifat-sifat bangun ruang sederhana
2. Mengidentifikasi jaring-jaring bangun ruang sederhana
Psikomotor
1. Membuat daftar sifat-sifat bangun ruang sederhana.
2. Menggambar bentuk jaring-jaring bangun ruang sederhana.
Afektif
1. Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: bekerjasama, kreatif,
teliti, jujur dan peduli
2. Mengembangkan keterampilan sosial, meliputi: menyumbang
ide/pendapat dengan komunikatif, menjadi pendengar yang baik, terampil
bertanya

IV. Tujuan Pembelajaran


Kognitif
A. Produk
1 Melalui kegiatan tanya jawab, siswa dapat menjelaskansifat-sifat bangun
ruang sederhana.
40

2 Disediakan beberapa macam bentuk jaring-jaring bangun ruang sederhana,


siswa dapat memahami bentuk jaring-jaring bangun ruang sederhana.
B. Proses
1. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat menemukenali sifat-sifat
bangun ruang sederhana.
2. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat mengidentifikasi jaring-
jaring bangun ruang sederhana.
Psikomotor
1. Disediakan LKS Siklus I, siswa dapat membuat daftar sifat-sifat bangun
ruang sederhana.
2. Disediakan LKS Siklus I, siswa dapatmenggambar bentuk jaring-jaring
bangun ruang sederhana.
Afektif
1. Terlibat dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, sambil
mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: bekerjasama, kreatif,
teliti, jujur dan peduli
2. Terlibat dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, sambil
mengembangkan keterampilan sosial, meliputi: menyumbang ide/pendapat
dengan komunikatif, menjadi pendengar yang baik, terampil bertanya

V. Materi Ajar
1. Kubus
Kubus adalah prisma siku-siku khusus. Semua sisinya berupa
persegi atau bujursangkar yang sama.
Perhatikan kubus ABCD.EFGH berikut!

F
G
E
H
B C

A D

Sisinya = 6 buah, yaitu: ABCD,AEHD, DHGC, CGFB, BFEA,EFGH.


Sisi-sisinya berbentuk persegi
41

Rusuknya = 12 buah, yaitu: AB,BC, CD, DA, AE, BF CG, DH, EF, FG, GH,
HE.
Titik sudutnya = 8 buah, yaitu:A, B, C, D, E, F G, H.,

Gambar Jaring-Jaring Kubus

2. Balok
Balok adalah bangun ruang prism tegak yang bagian atas dan bagianbawah
sama.
Perhatikan kubus ABCD.EFGH berikut!
Gambar Jaring-Jaring Balok
F G

E
H

B C

A D
Sisinya= 6 buah, yaitu: ABCD, EFGH, ABFE, BCGF CGHD, DHEA
Sisi-sisinya berbentuk persegi panjang
Rusuknya = 12 buah, yaitu: AB, BC, CD, DA, AE, BF, CG, DH,EF, FG, GH,
HE.
Titik sudut= 8 buah, yaitu: A, B, C, D, E, F, G, H.

3. Tabung

Bidang
Lingkaran Atas

Tinggi

Selimut Tabung

Jari-jari tabung Lingkaran Alas


42

Sifat-sifat tabung sebagai berikut :


1. Tabung mempunyai sisi sebanyak 3 buah, yaitu sisi atas, sisi alas, dan
selimut tabung.
2. Tidak mempunyai titik sudut.
3. Bidang atas dan bidang alas berbentuk lingkaran dengan ukuran sama.
4. Memiliki sisi lengkung yang disebut selimut tabung.
5. Jarak bidang atas dan bidang alas disebut tinggi tabung.

Gambar Jaring-Jaring Tabung

4. Prisma
Prisma Segi Empat
Rusuk Tegak
Bidang
Atas
Tinggi
Prisma
Sisi
Tegak

Bidang
Alas
Prisma Segi Enam Prisma Segi Tiga

Sifat-sifat Prisma Segi-n sebagai berikut : Prisma Segi Lima


1. Mempunyai ( n + 2 ) sisi.
2. Mempunyai ( 2 x n) sudut.
3. Mempunyai ( 3 x n ) rusuk.
4. Sisi-sisi tegak berbentuk persegi panjang dan persegi.
5. Sisi alas dan sisi atas sama bentuk dan ukuran.

Jaring-Jaring Prisma Segitiga


43

5. Limas
Titik Puncak
Titik Puncak

Sisi Tegak

Tinggi

Alas Limas

Limas Segi Tiga Limas Segi Empat Limas Segi Lima

Sifat-sifat Limas sebagai berikut :


1. Alas limas berbentuk bangun datar sisi lurus.
2. Sisi tegak berbentuk segitiga yang disebut selimut limas.

Gambar Jaring-Jaring Limas Segiempat

Gambar Jaring-Jaring Limas Segitiga

6. Kerucut Titik
Selimut Puncak
Kerucut

Garis

Pelukis

Alas Tinggi
Kerucut Kerucut

Jari-jari
Kerucut
44

Dari keterangan di atas, diperoleh sifat-sifat kerucut sebagai berikut.


a. Alasnya berbentuk lingkaran.
b. Memiliki sisi lengkung yang disebut selimut kerucut.
c. Memiliki sebuah titik puncak.
d. Jarak titik puncak ke alas disebut tinggi kerucut.

Gambar Jaring-Jaring Kerucut

VI. Metode Pembelajaran


1.Informasi/Ceramah
2.STAD
3.Diskusi
4.Penugasan
5.Tanya jawab

VII. Langkah-Langkah Pembelajaran


1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan doa bersama
b. Guru melakukan apersepsi, guru mengulang kembali materi bangun datar dan
bangun ruang yang diajarkan di kelas IV.
i. Coba sebutkan nama-nama bangun datar yang kalian ketahui!

ii. Kalian tahu apa rumus untuk mencari luas persegi dan persegi panjang?

iii. Coba sebutkan nama-nama bangun ruang yang kalian ketahui!

c. Guru motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki materi bangun ruang yang

akan dibahas.

d. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

e. Guru menjelaskan langkah kerja model pembelajaran kooperatif dengan tipe

STAD.
45

2. Kegiatan Inti (85 menit)


Eksplorasi
a. Guru membimbing siswa untuk berkelompok dengan 4 siswa setiap kelompok

duduk berhadapan. Kelompok didasarkan pada pengetahuan siswa tentang

matematika khususnya materi bangun datar dan bangun ruang yang telah

diajarkan di kelas IV.

b. Dengan menggunakan Media Pembelajaran berupa aneka bentuk bangun

ruang, guru mempresentasikan pengetahuan deklaratif tentang sifat-sifat dan

jaring-jaring bangun ruang sederhana, serta memotivasi siswa agar menjadi

pendengar yang baik.

Elaborasi

c. Guru membagi lembar kerja LKS (lampiran H) pada semua kelompok untuk

diselesaikan. Selanjutnya, berkeliling ke setiap kelompok.

d. Guru bersama kolabolator mengamati kerja setiap kelompok dan memberikan

pengarahan pada kelompok yang memerlukan serta mencatat kejadian atau

hal-hal penting pada lembar catatan lapangan.

e. Apabila waktu kerja kelompok habis, guru menghentikan dan secara bersama-

sama dengan metode tanya jawab guru menjelaskan dan membahas kesalahan-

kesalahan dan kesulitan yang dialami siswa dalam kerja kelompok tadi;

f. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang masih mengalami

kesulitan.

Konfirmasi
g. Guru memberikan tes akhir siklus (lampiran L) untuk dikerjakan secara

individu.

h. Secara klasikal guru menekankan materi penting yang harus dipelajari siswa.
46

3. Kegiatan Akhir (10 menit)


a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan dan meminta
siswa mencatat hasil rangkuman secara individu
b. Dibagikan lembar angket tanggapan siswa untuk diisi dan dikumpulkan
c. Guru memberi kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan
kesungguhannya dalam mengikuti proses pembelajaran.
d. Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok terbaik berdasarkan skor
rata-rata yang telah dicapai dengan kategori kelompok baik, kelompok hebat
dan kelompok super.

VIII. Alat/Bahan/Sumber Belajar


a. KTSP 2006 / Kurikulum SDN Klangon 02
b. Standar Isi Mata Pelajaran MTK Sekolah Dasar
c. Buku Matematika Gemar Berhitung V
d. Lembar Kerja Siswa
e. Miniatur Bangun Ruang
f. Jaring-Jaring Bangun Ruang

IX. Penilaian
1. Tes tertulis
Mari kerjakan soal-soal di bawah ini !
1. Perhatikan Bangun Limas TABCD berikut ini !
T
a. Berapa banyak sisi bangun di samping?
b. Sebutkan nama-nama sisi bangun tersebut !
B c. Berapa banyak titik sudut bangun di
C
samping?
A D d. Sebutkan nama titik sudut bangun di
samping?
2. Berakah jumlah sudut bangun ruang kerucut ?
3. Jaring-jaring bangun ruang apakah gambar-gambar di bawah ini?


47

4. Di antara gambar-gambar di bawah ini, manakah yang merupakan jaring-


jaring limas segitiga?

5. Manakah yang merupakan jaring-jaring limas segiempat, dari gambar-


gambar di bawah ini?

2. Kinerja/Perbuatan
Tingkah laku siswa, minat belajar, sikap, keaktifan dalam bertanya dan
menjawab pertanyaan, serta keaktifan siswa dalam mengikuti
prosespembelajaran.

Guru Peneliti

NANIK WAHYUNINGSIH, S.Pd.


NIP. 837382455
48

LAMPIRAN F
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus II
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Satuan pendidikan : SDN klangon 02


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/II
Alokasi Waktu : 2 35 menit

I. Standar Kompetensi: 4. Menghitung volume kubus dan balok dan


Menggunakannya dalam pemecahan masalah.
II. Kompetensi Dasar :4.2 menghitung volume kubus dan balok.
III. Indikator :
Kognitif
A. Produk
1. Menghitung volume bangun ruang kubus menggunakan rumus.
2. Menghitung volume bangun ruang balok menggunakan rumus.
B. Proses
1. Menemutunjukkan cara memperoleh rumus volume bangun ruang kubus.
2. Menemutunjukkan cara memperoleh rumus volume bangun ruang balok.
Psikomotor
1. Membuat daftar rumus volume bangun ruang kubus dan balok.
Afektif
1. Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: bekerjasama, kreatif,
teliti, jujur dan peduli
2. Mengembangkan keterampilan sosial, meliputi: menyumbang
ide/pendapat dengan komunikatif, menjadi pendengar yang baik, terampil
bertanya

I. Tujuan Pembelajaran
Kognitif
A. Produk
1 Disediakan LKS Siklus II, siswa dapat menghitung volume bangun ruang
kubus menggunakan rumus.
2 Disediakan LKS Siklus II, siswa dapat menghitung volume bangun ruang
balok menggunakan rumus.
49

B. Proses
1. Disediakan LKS Siklus II, siswa dapat menemutunjukkan cara
memperoleh rumus volume bangun ruang kubus.
2. Disediakan LKS Siklus II, siswa dapat menemutunjukkan cara
memperoleh rumus volume bangun ruang balok.
Psikomotor
1. Disediakan LKS Siklus II, siswa dapat membuat daftar rumus volume
bangun ruang kubus dan balok.
Afektif
1. Terlibat dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, sambil
mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: bekerjasama, kreatif,
teliti, jujur dan peduli
2. Terlibat dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, sambil
mengembangkan keterampilan sosial, meliputi: menyumbang ide/pendapat
dengan komunikatif, menjadi pendengar yang baik, terampil bertanya

II. Materi Ajar


1. Volume Kubus

rusuk/sisi

Volume Kubus = sisi x sisi x sisi

2. Balok

tinggi
balok

panjang alas
Volume balok = Panjang x lebar x tinggi

lebar alas
50

III. Metode Pembelajaran


1. Informasi/Ceramah
2. STAD
3. Diskusi
4. Penugasan
5. Tanya jawab

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran


1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru melakukan apersepsi, guru mengulang kembali materi bangun ruang

pada pertemuan sebelumnya.

i) Coba sebutkan bangun ruang yang kalian ketahui!

ii) Berapa jumlah sisi dari bangun ruang kerucut?

iii) Berapa jumlah rusuk dari bangun ruang balok?

b. Guru motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki materi menghitung

volume kubus dan balok yang akan dibahas.

c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

d. Guru meminta siswa untuk duduk sesuai kelompok baru yang telah

ditentukan.

2. Kegiatan Inti (50 menit)


Eksplorasi
a. Dengan memegang Media Pembelajaran, guru menjelaskan tentang cara

menghitung volume kubus dan balok, sedangkan kolabolator mengamati.

b. Guru membagi lembar kerja LKS (lampiran J) pada semua kelompok untuk
diselesaikan.
c. Selanjutnya, berkeliling ke setiap kelompok. Guru bersama kolabolator
mengamati kerja setiap kelompok dan memberikan pengarahan pada
kelompok yang memerlukan serta mencatat kejadian atau hal-hal penting pada
lembar catatan lapangan.;
51

Elaborasi
d. Apabila waktu kerja kelompok habis, guru menghentikan dan secara bersama-
sama dengan metode tanya jawab guru menjelaskan dan membahas kesalahan-
kesalahan dan kesulitan yang dialami siswa dalam kerja kelompok tadi;
e. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang masih mengalami

kesulitan.

Konfirmasi
f. Guru memberikan tes tertulis (lampiran N) untuk dikerjakan secara individu.

g. Secara klasikal guru menekankan materi penting yang harus dipelajari siswa

3. Kegiatan Akhir (10 menit)


a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan dan meminta
siswa mencatat hasil rangkuman secara individu
b. Guru membimbing siswa untuk mengisi lembar angket yang sebelumnya
telah dibagikan
c. Guru memberi kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan
kesungguhannya dalam mengikuti proses pembelajaran.
d. Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok terbaik berdasarkan skor
rata-rata yang telah dicapai dengan kategori kelompok baik, kelompok hebat
dan kelompok super.

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
e. KTSP 2006 / Kurikulum SDN Klangon 02
f. Standar Isi Mata Pelajaran MTK Sekolah Dasar
g. Buku Matematika Gemar Berhitung V.
h. Lembar Kerja Siswa
i. Bangun Ruang Balok dan Kubus

IV. Penilaian
1. Tes tertulis
Kerjakan soal di bawah ini !
1. Berapakah volume kubus di bawah ini ?

8 cm
52

2. Berapakah panjang sisi kubus yang volumenya 216 cm3 ?


3. Hitunglah volume bangun ruang balok dibawah ini!

8 cm

6 cm
10 cm

4. Berapakah tinggi balok, jika volume balok 144cm3 dan luas alasnya
36cm2 ?
5. Berapakah panjang alas balok, jika volume balok 225cm3, tinggi balok 5
cm dan lebar alas balok 3 cm ?

2. Kinerja/Perbuatan
Tingkah laku siswa, minat belajar, sikap, keaktifan dalam bertanya dan
menjawab pertanyaan, serta keaktifan siswa dalam mengikuti
prosespembelajaran.

Guru Peneliti

NANIK WAHYUNINGSIH, S.Pd.


NIM.837382455
53

LAMPIRAN G

SOAL REFLEKSI AWAL

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang tepat !

1. Sebutkan nama-nama bangun datar yang kalian ketahui!

2. Berapa jumlah sisi bangun datar trapesium?

3. Berapa jumlah sudut bangun datar layang-layang?

4. Apakah nama bangun datar yang tidak mempunyai titik sudut?

5. Sebutkan nama bangun ruang yang memiliki sumbu simetri lebih dari 2!

.................... Selamat Mengerjakan .......................


54

LAMPIRAN H
Menentukan Sifat-Sifat Bangun Ruang Sederhana

LKS Standar Kompetensi : 4. Menghitung volume kubus dan balok


dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Siklus I
Kompetensi Dasar : 4.1Menentukan sifat-sifat bangun ruang
sederhana

Diskusikan bersama kelompokmu !


Perhatikan beberapa bentuk bangun ruang yang telah tersedia!
Tuliskan Sifat-Sifat Bangun Ruang Tersebut pada kolom di bawah ini!

Nama Bangun
No Sifat/Ciri
Ruang

1 Kubus

2 Balok

3 Prisma Segitiga

4 Prisma Segilima

5 Tabung

6 Limas Segitiga

7 Kerucut

Gambarlah Jaring-jaring Bangun dibawah ini !

.................... Selamat Mengerjakan ........................


55

LAMPIRAN I

Melakukan Operasi Hitung Pembagian

LKS Standar Kompetensi : 4. Menghitung volume kubus dan balok


dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Siklus II
Kompetensi Dasar : 4.2Menghitung volume kubus dan balok

Lakukan dan Diskusikanbersama kelompokmu!


Perhatikan Bangun Ruang Balok dan Kubus yang telah tersedia!
Cobalah hitung berapa panjang tiap unsur-unsurnya, kemudian hitung
volume kedua bangun tersebut !
No Panjang (cm) Lebar (cm) Tinggi (cm) Volume (cm3)

Setelah mengerjakan soal di atas simpulkan diskusi kalian tentang rumus


mencari volume bangun ruang kubus dan balok!

Volume Kubus = ..

Volume Balok = ..

.................... Selamat Mengerjakan ........................


56

LAMPIRAN J
LEMBAR SOAL TES AKHIR SIKLUS
Mata Pelajaran : Matematika
Nama Siswa :
Kelas : V( Lima )
No. Absen :
Semester : II / Genap
Nilai :
Siklus : I
Satuan Pendidikan : SDN klangon 02
Standar Kompetensi : 4. Menghitung volume kubus dan balok dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 4.1Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana

Mari kerjakan soal-soal di bawah ini !


1. Perhatikan Bangun Limas TABCD berikut ini !
T
a. Berapa banyak sisi bangun di samping?
b. Sebutkan nama-nama sisi bangun tersebut !
B c. Berapa banyak titik sudut bangun di
C
samping?
A D d. Sebutkan nama titik sudut bangun di
samping?
2. Berakah jumlah sudut bangun ruang kerucut ?
3. Jaring-jaring bangun ruang apakah gambar-gambar di bawah ini?


4. Di antara gambar-gambar di bawah ini, manakah yang merupakan jaring-
jaring limas segitiga?

5. Manakah yang merupakan jaring-jaring limas segiempat, dari gambar-


gambar di bawah ini?

.................... Selamat Mengerjakan ........................


57

LAMPIRANK
LEMBAR KUNCI SOAL TES AKHIR SIKLUS I

1) a. 5
b. ABCD, TAB, TBC, TCD, TDA
c. 5
d. A, B, C, D, T
2) Bangun kerucut memiliki 1 sudut
3) Limas segiempat, kerucut, Limas segitiga, tabung
4) Gambar 1 dan gambar 4
5) Gambar 1, gambar 2 dan gambar 4
58

LAMPIRAN L
LEMBAR SOAL TES AKHIR SIKLUS
Mata Pelajaran : Matematika
Nama Siswa :
Kelas : V( Lima )
No. Absen :
Semester : II / Genap
Nilai :
Siklus : I
Satuan Pendidikan : SDN klangon 02
Standar Kompetensi : 4. Menghitung volume kubus dan balok dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 4.2Menentukan volume Kubus dan Balok

Kerjakan soal di bawah ini !


1. Berapakah volume kubus di bawah ini ?

8 cm

2. Berapakah panjang sisi kubus yang volumenya 216 cm3 ?


3. Hitunglah volume bangun ruang balok dibawah ini!

8 cm

6 cm
10 cm

4. Berapakah tinggi balok, jika volume balok 144cm3 dan luas alasnya
36cm2 ?
5. Berapakah panjang alas balok, jika volume balok 225cm3, tinggi balok 5
cm dan lebar alas balok 3 cm ?

.................... Selamat Mengerjakan ........................


59

LAMPIRAN M
LEMBAR KUNCI SOAL TES AKHIR SIKLUS II

I.
1) 512 cm3
2) 6 cm
3) 480 cm3
4) 4 cm
5) 5 cm
60

LAMPIRAN N
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Mata Pelajaran : Matematika


Sekolah : SDN klangon 02
Kelas : V ( Lima )
Siklus ke : ....

Kegiatan Ya Tidak
A. Pendahuluan
1. Guru melakukan apersepsi
2. Guru memberikan motivasi
3. Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai
4. Guru menjelaskan langkah-langkah PBM
B. Kegiatan Inti
1. Guru mengelompokkan siswa
2. Guru mengontrol kesiapan siswa dalam berkelompok
3. Guru menjelaskan materi / memberi contoh
4. Guru mengamati kerja kelompok
5. Guru membantu kelompok
6. Guru memberikan pujian
7. Guru melakukan penilaian proses
8. Guru melakukan pengembangan materi pelajaran
C. Penutup
1. Guru membuat rangkuman materi bersama siswa
2. Guru melaksanakan tes
3. Guru memberikan tugas rumah
Kolabolator
61

LAMPIRAN O
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Mata Pelajaran : Matematika
Sekolah : SDN klangon 02
Kelas : V ( Lima ) Siklus ke : ....
Aspek yang diobservasi
Perhatian
Pengerjaan
Bertanya
Bekerja
terhadap
Skor %
No Nama tugas kelompok
pelajaran
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Sulis dwi kartika
2 Abimanyu tri januar
3 Belinda putri maharani
4 Brian wahyu r,
5 Chelsea regina putri maharani
6 Dayinta hena suswoyo
7 Dyva sunfika lova
8 Imam qoiril
9 Marselo verdian jati
10 Narada arida riza
11 Rajaswa setyo hadi
12 Rafaiza wida ramadhani
13 Reno palguna putra
14 Sendy rifan putra
15 Yoga fauzan n.
16 Endra sukmana
17 Aditya dwi saputra
18 Adinda mutiara sekar arum
19 Aldovino radiva putra
20 Andina julia maharani
21 Chandra fujiyanto
22 Chandera andi abdillah
23 Irfan defriansyah
24 Mouamar ilkhatami
25 Neni nirmalasari
26 Rangga wijanarko
27 Sasa agustina p.
28 Suliswanto
29 Surya aji saputra
30 Wahyu alvio winang n.
31 Windy tyo ferdita
32 Yuyun setya
33 Muhammad fadil
Jumlah
Prosentase
62

LAMPIRAN P
LEMBAR ANALISIS NILAI TES TULIS AKHIR SIKLUS
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Nomor dan Skor Soal


Jml Ketuntasan
No Nama Nilai KKM
1 2 3 4 5 Skor
Ya tidak
1 Sulis dwi kartika
2 Abimanyu ferdian jati
3 Belinda putri maharani
4 Brian wahyu n
5 Chelsea regina putri
6 Dayinta hena suswoyo
7 Dyva sunfika lova
8 Imam qoiril
9 Marselo verdian jati
10 Narada arida riza
11 Rajaswa setyo hadi
12 Rafaiza wida ramadhani
13 Reno palguna putra
14 Sendy rifan p.
15 Yoga fauzan n
16 Endra sukmana
17 Aditya dwi saputra
18 Adinda mutiara sekar arum
19 Aldovino radiva putra
20 Alndina julia maharani
21 Chandra fujiyanto
22 Chandera andi abdillah
23 Irfan defriansyah
24 Mouamar ilkhatami
25 Neni nirmalasari
26 Rangga wijanarko
27 Sasa agustina p.
28 Suliswanto
29 Surya aji saputra
30 Wahyu alvio winang n
31 Windy tyo ferdita
32 Yuyun setia
33 Muhannad fadil

Rata-rata kelas
63

LAMPIRAN Q

FORMAT CATATAN LAPANGAN

Mata Pelajaran : Matematika Hari, Tanggal:


Materi Pelajaran : Bangun Ruang Waktu :
Kelas : V ( Lima ) Siklus ke :
Nama Guru :NANIK WAHYUNINGSIH, S.Pd.
64

LAMPIRAN R

LEMBAR ANGKET SISWA

Mata Pelajaran : Matematika Hari, Tanggal:

Materi Pelajaran : Bangun Ruang Waktu :

Kelas : V ( Lima ) Siklus ke :

Petunjuk : Berilah tanda ( ) pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu !

No Pertanyaan Ya Tidak Ket

1. Menurut anda apakah model belajar ini baru ?

Apakah anda sebelumnya pernah


2.
mendapatkan ?

3. Jika pernah, di kelas berapa ?

Apakah anda mengalami kesulitan dalam


4.
pembelajaran ?

Menurut anda apakah model belajar ini


5.
menyenangkan ?

6. Jika Ya apakah perlu diteruskan ?

Nama Siswa :

Pendapat :

Anda mungkin juga menyukai