Anda di halaman 1dari 12

JPD: Jurnal Pedagogiana

P-ISSN 2089-7731 E-ISSN 2684-8929 DOI: doi.org/10.47601/AJP.XXX

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI


PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PECAHAN MELALUI METODE DISKUSI PADA
SISWA KELAS VB SD NEGERI KARANG ASIH 03 KECAMATAN CIKARANG
UTARA KABUPATEN BEKASI TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018

LILIS HOLISOH
SD Negeri Karang Asih 03

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi
Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan Melalui Metode Diskusi yang berlangsung selama
6 bulan dari bulan Juli sampai dengan Desember 2017 di Kelas V.B SD Negeri Karang Asih
03 Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. Metode ini menggunakan Action Research
atau Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dalam dua siklus dengan setiap siklus terdiri
dari tiga kali pertemuan dan setiap pertemuan terdiri dari empat tahap yaitu : Perencanaan,
Observasi dan Refleksi. Saat pelaksanaan PTK digunakan Instrumen yang terdiri dari
Instrumen Soal Tes, Lembar Observasi Siswa, Lembar Observasi Guru. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Penerapan Metode Diskusi dapat meningkatkan hasil belajar
matematika pada siswa kelas V. B. Sedangkan aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru ada
peningkatan pada siklus II rata – rata sudah baik. Pembelajaran dengan penerapan Metode
Diskusi efektif dalam mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Setelah dilaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan penerapan Metode Diskusi, adanya peningkatan hasil belajar
mulai dari siklus I dari analisis data ketuntasan belajar siswa, terdapat 25 orang siswa (59,5
%) yang telah tuntas, sedangkan 17 lainnya (40,5 %) belum tuntas. Pada siklus II dari analisis
data ketuntasan belajar siswa, terdapat 34 orang siswa (81 %) yang telah tuntas, sedangkan 8
orang lainnya (19 %) belum tuntas.
.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Diskusi

Mata pelajaran matematika perlu Yang Maha Esa, berakhlak mulia,


diberikan kepada semua peserta didik sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
mulai dari sekolah dasar untuk membekali dan menjadi warga negara yang
peserta didik dengan kemampuan berpikir demokratis serta bertanggungjawab.
logis, analitis, sistematis, kritis, dan (UU RI. No. 20 Tahun 2003 : 6)
kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Penjabaran tujuan pendidikan nasional
Kompetensi tersebut diperlukan agar ke dalam tujuan institusioanl, tujuan
peserta didik dapat memiliki kemampuan kurikuler, dan tujuan instruksional ini
memperoleh, mengelola, dan dimaksudkan untuk mencapai tujuan
memanfaatkan informasi untuk bertahan pendidikan nasional dan sekaligus
hidup pada keadaan yang selalu berubah, merupakan pedoman bagi para guru dalam
tidak pasti, dan kompetitif. melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar
Hal di atas sesuai dengan yang (KBM). Keberhasilan guru atau pendidik
tercantum dalam tujuan pendidikan dalam kegiatan belajar mengajar dan
nasional yaitu : keberhasilan siswa dalam belajar pada
. . . untuk berkembangnya akhirnya merupakan keberhasilan dalam
potensi agar menjadi manusia yang mencapai tujuan pendidikan nasional. Oleh
beriman dan bertakwa kepada Tuhan sebab itu guru atau pendidik mempunyai

94 | P e d a g o g i a n a
peranan yang besar dalam rangka 4. Mengkomunikasikan gagasan dengan
pencapaian tujuan pendidikan nasional. symbol, tabel, diagram, atau media lain
Agar guru dapat melaksanakan tugas untuk memperjelas keadaan atau
dengan baik dan siswa dapat mencapai masalah.
keberhasilan dalam belajarnya, guru 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan
dituntut memiliki kemampuan wawasan matematika dalam kehidupan, yaitu
yang luas, penuh inisiatif, kreatif dinamis memliki rasa ingin tahu, perhatian dan
dan inovatif serta dan harus menguasai minat dalam mempelajari matematika,
teknik – teknik penyajian, metode atau dan sikap ulet dan percaya diri dalam
metode pembelajaran. pemecahan masalah.
Metode diskusi ialah suatu cara Mata pelajaran matematika pada
penyampaian bahan pelajaran dan guru satuan pendidikan SD / MI meliputi aspek
memberi kesempatan kepada siswa untuk – aspek sebagai berikut :
mengumpulkan pendapat, membuat 1. Bilangan
kesimpulan atau menyusun berbagai 2. Geometri dan Pengukuran
alternatif pemecahan masalah. Untuk 3. Pengolahan Data
meningkatkan kemampuan memecahkan Matematika merupakan mata
masalah perlu dikembangkan keterampilan pelajaran dasar untuk menguasai ilmu
memahami masalah, membuat model pengetahuan dan teknologi, karena
matematika, menyelesaikan masalah, dan penguasaan siswa terhadap mata pelajaran
menafsirkan solusinya. matematika sangat penting artinya untuk
Dalam setiap kesempatan, mendapatkan sumber daya manusia yang
pembelajaran matematika hendaknya handal yang dapat menguasai ilmu
dimulai dengan pengenalan masalah yang pengetahuan dan teknologi, di samping
sesuai dengan situasi (contextual problem). penguasaan terhadap mata pelajaran
Dengan mengajukan masalah kontekstual, lainnya.
peserta didik secara bertahap dibimbing Sesuai dengan Standar Isi yang
untuk menguasai konsep matematika. dikembangkan oleh Badan Standar
Seperti dijelaskan dalam Kurikulum Nasional Pendidikan (BSNP) yang
Standar Isi dan Standar Kompetensi dibentuk berdasarkan Peraturan
Kelulusan 2006. Jakarta DEPDIKNAS, Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, yaitu :
bahwa mata pelajaran matematika Standar Isi adalah :
bertujuan agar peserta didik memiliki Ruang lingkup materi dan tingkat
kemampuan / kompetensi sebagai berikut : kompetensi yang dituangkan dalam
1. Memahami konsep matematika, kriteria tentang kompetensi tamatan,
menjelaskn keterkaitan antar konsep kompetensi bahan kajian, kompetensi
dan mengaplikasikan atau algoritma mata pelajaran, dan silabus
secara luwes, akurat, efisien dan tepat. pembelajaran yang harus dipenuhi
2. Menggunakan penalaran pada pola dan oleh peserta didik pada jenjang dan
sifat, melakukan manipulasi jenis pendidikan tertentu. Standar isi
matematika dalam membuat memuat kerangka dasar dan struktur
generalisasi, menyusun bukti, atau kurikulum, beban belajar,kurikulum
menjelaskan gagasan dan pernyataan tingkat satuan pendidikan, dan
matematika. kalender pendidikan.
3. Memecahkan masalah yang meliputi Melihat kondisi proses pembelajaran
kemampuan memahami masalah, dan hasil belajar khususnya mata pelajaran
merancang model matematika, matematika siswa dari SDN Karang Asih
menyelesaikan model dan menafsirkan 03 Cikarang Utara, sudah cukup baik. Hal
solusi yang diperoleh. ini dapat dilihat dari rata – rata hasil

Volume 8, No. 4, April 2020 | 95


JPD: Jurnal Pedagogiana
P-ISSN 2089-7731 E-ISSN 2684-8929 DOI: doi.org/10.47601/AJP.XXX

belajar yang berupa nilai akhir dari tahun wacana. Dengan adanya bimbingan dari
ke tahun menunjukkan adanya guru (berupa pertanyaan-pertanyaan) yang
peningkatan. Akan tetapi bila dilihat dari terus menerus dan berkesinambungan
rata – rata hasil belajar mata pelajaran selama siswa melakukan pengamatan,
matematika, khususnya pokok bahasan dapat mendorong siswa untuk menemukan
Perkalian dan Pembagian Pecahan, nilai konsep akhir (kesimpulan) dari hasil
rata – rata hasil belajar yang diperoleh pengamatan sesuai dengan waktu yang
siswa di bawah rata – rata atau masih telah ditetapkan.
rendah daripada pokok bahasan yang Berdasarkan uraian pemikiran di atas,
lainnya. maka penulis terdorong untuk mengadakan
Konsep belajar yang selama ini suatu penelitian dengan judul “Upaya
diterima oleh siswa hanya sebatas terfokus Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
pada rumus – rumus yang sudah ada. Materi Perkalian dan Pembagian Pecahan
Dalam hal motivasi belajar tampak terlihat Melalui Metode Diskusi Pada Siswa Kelas
kurang dan aktivitas belajar siswa V.B SD Negeri Karang Asih 03
bergantung kepada apa yang diberikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten
oleh guru. Bekasi Tahun Pelajaran 2017 / 2018”.
Adapun penyebab timbulnya masalah Berdasarkan permasalahan umum di
di atas, salah satunya adalah dari guru itu atas yang akan dicari jawabannya melaui
sendiri yang kurang kreatif dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
mengelola pembelajaran di kelas, 1. Apakah dengan menggunakan metode
ditambah lagi dengan kondisi yang dialami diskusi dapat meningkatkan hasil
siswa, baik di lingkungan sekolah, maupun belajar siswa pokok bahasan
di lingkungan keluarga. perbandingan dua besaran yang
Dari permasalahan di atas, diupayakan berbeda?
untuk lebih meningkatkan keberhasilan 2. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa
belajar siswa khususnya mata pelajaran dalam materi perkalian dan pembagian
matematika diantaranya dapat dilakukan pecahan dengan menggunakan metode
melalui upaya memperbaiki proses belajar diskusi ?
mengajar. Terlebih lagi dalam upaya Tujuan penelitian ini adalah sebagai
menumbuhkan minat dan semangat belajar berikut :
siswa pada mata pelajaran matematika, 1. Untuk mengetahui penerapan metode
pemilihan metode dan metode diskusi. untuk meningkatkan hasil
pembelajaran matematika yang tepat. belajar matematika siswa materi
Dalam perbaikan proses pengajaran ini perkalian dan pembagian pecahan.
peranan guru sangat penting artinya. Oleh 2. Untuk mengetahui aktivitas belajar
karena itu guru sepatutnya mampu mencari siswa saat pembelajaran yang diberikan
strategi yang dipandang dapat guru dengan menggunakan metode
menumbuhkan minat belajar siswa atau diskusi.
ketertarikan siswa terhadap pelajaran Kegiatan yang paling pokok dalam
matematika serta berbagai bentuk – bentuk keseluruhan proses pendidikan di sekolah
kegiatan pembelajaran bagi siswa. pada umumnya adalah proses
Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran. Hal ini berarti bahwa
metode Diskusi lebih menarik minat siswa, berhasil atau tidaknya pendidikan banyak
siswa lebih antusias dan lebih bergairah bergantung pada bagaimana proses
dalam belajar, karena merasa dilibatkan di pembelajaran dan aspek yang terkandung
dalam proses pembelajaran. Hal ini bisa didalamnya serta kesiapan yang dimiliki
dilihat sewaktu siswa melakukan para siswa sebagai peserta didik.
pengamatan gambar dan pembacaan

96 | P e d a g o g i a n a
Menurut Moh. Surya, (1990:30) : ” dapat dilakukan dengan wawancara,
Belajar adalah suatu proses usaha yang pengamatan, skala sikap, penulisan
dilakukan individu untuk memperoleh karangan dan angket.
suatu perubahan tingkah laku yang baru Dengan demikian proses belajar pada
secara keseluruhan, sebagai hasil dasarnya adalah sebagai pengorganisasian
pengalaman individu itu sendiri dalam faktor instrumen, baik dalam maupun luar
interaksinya dengan lingkungan”. atau lingkungan, sehingga anak didik mau
Menurut Winkel W.S, (1991: 12 ) : belajar dan dapat belajar dalam mencapai
“Belajar adalah suatu aktivitas mental atau hasil belajar atau prestasi belajar.
psikis yang berlangsung dalam interaksi Pada dasarnya prestasi belajar
aktif dalam lingkungan yang menghasilkan merupakan hasil interaksi dari berbagai
perubahan – perubahan dalam faktor yang mempengaruhi proses belajar.
pengetahuan, pemahaman, keterampilan Faktor – faktor tersebut bermacam –
dan silai sikap. Perubahan itu bersifat macam, berbeda untuk setiap individu,
konstan dan berbekas”. sehingga prestasi belajar yang dicapai
Belajar dapat mempengaruhi tingkah siswa itu juga bermacam – macam.
laku seseorang terhadap situasi tertentu, Disadari bahwa kemampuan dan
baik yang bersipat positif maupun yang kesanggupan guru serta keterampilan guru
bersipat negatif. Hal ini sesuai dengan belum merupakan jaminan bagi
pengertian dari belajar yang dikemukan keberhasilan belajar siswa. Karena
oleh Slameto (1991: 78) dalam bukunya memang masih banyak faktor-faktor yang
belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
mempengaruhinya disebutkan bahwa : Berkaitan dengan faktor yang
”Pengertian belajar adalah suatu proses mempengaruhi hasil belajar siswa ini
yang dilakukan oleh individu untuk Roestiyah dan Farida Purnomo (1980:152)
memperoleh suatu perubahan tingkah laku mengatakan Hasil belajar siswa
secara keseluruhan. Sebagai hasil dari dipengaruhi oleh:
pengalaman individu itu sendiri dalam 1) Faktor internal, ialah faktor yang
interaksinya dengan lingkungan”. timbul dari diri anak itu sendiri,
Hasil belajar merupakan produk akhir seperti kesehatan, rasa aman,
dari proses pembelajaran atau kegiatan kemampuan, minat, bakat dan
belajar mengajar. Sedangkan untuk sebagainya.
mengetahui tercapai tidaknya atau sejauh 2) Faktor eksternal, ialah faktor yang
mana tujuan pengajaran suatu bidang studi datang dari luar diri anak, seperti
dapat dicapai perlu diadakan evaluasi. kebersihan, keindahan lingkungan,
Menurut Muhibbinsyah (1995: 414) : cuaca, kebisingan, lingkungan sosial
“Evaluasi artinya penilaian terhadap dan sebagainya.
tingkat keberhasilan belajar siswa. Menurut Usman (2005 : 4) “
Menurut Tardif evaluasi berarti proses Pembelajaran adalah suatu proses yang
penilaian untuk menggambarkan prestasi mengandung serangkaian perbuatan guru
yang dicapai sesuai dengan kriteria yang dan siswa atas dasar hubungan timbal balik
telah ditetapkan”. yang berlangsung dalam situasi edukatif
Evaluasi secara garis besar dibedakan untuk mencapai tujuan tertentu ”.
dengan dua cara yaitu melalui tes dan non Menurut Suherman (2003 : 7) “
tes. Tes digunakan untuk menilai Pembelajaran merupakan upaya penataan
pengetahuan kognitif, yang dapat berupa lingkungan yang memberi nuansa agar
tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan. program belajar tumbuh dan berkembang
Sedang non tes digunakan untuk menilai secara optimal ”.
sikap, emosi yang bersifat efektif, yang

Volume 8, No. 4, April 2020 | 97


JPD: Jurnal Pedagogiana
P-ISSN 2089-7731 E-ISSN 2684-8929 DOI: doi.org/10.47601/AJP.XXX

Menurut konsep komunikasi, segala potensi dan kelemahannya,


“pembelajaran adalah proses komunikasi masalah dan kesulitan-kesulitannya.
fungsional antara siswa dan guru dan siswa Serta segala latar belakangnya agar
dengan siswa, dalam rangka perubahan tercapai kondisi seperti itu, guru perlu
sikap dan pola pikir yang akan menjadi banyak mendekati siswa, membina
kebiasaan bagi siswa yang bersangkutan“. hubungan yang lebih dekat dan akrap,
(Usman, 2005 : 8). melakukan metode serta mengadakan
Pembelajaran merupakan suatu proses dialog-dialog secara langsung.
yang sangat kompleks dan melibatkan
berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh Metode Diskusi
karena itu, untuk menciptakan Metode mengajar merupakan salah
pembelajaran yang kreatif dan efektif satu komponen yang harus dimiliki oleh
diperlukan ketrampilan. seorang guru dalam suatu kegiatan
Sukmadinata ( 2004 : 252 ) pembelajaran. Metode mengajar
menjelaskan fungsi / tugas seorang guru merupakan cara atau teknik yang
dalam proses pembelajaran sebagai berikut digunakan guru dalam melakukan interaksi
: dengan siswa pada saat proses
a) Guru Sebagai Pendidik dan Pengajar pembelajaran berlangsung. Dalam Kamus
Tugas utama sebagai pendidik adalah Besar Bahasa Indonesia (2001:740)
membantu mendewasakan anak. dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
Dewasa secara psikologis, sosial, dan metode diskusi adalah cara belajar atau
moral. Dewasa secara psikologis berarti mengajar yang melakukan tukar pikiran
individu telah bisa berdiri sendiri, tidak antara murid dengan guru, murid dengan
bergantung pada orang lain serta sudah murid sebagai peserta diskusi.
mampu bertanggung jawab atas segala Namun tidak semua kegiatan bertukar
perbuatan dan mampu bersikap pikiran dapat dikatakan berdiskusi.
obyektif. Dewasa secara sosial berarti Menurut Maidar dan Mukti (1991:37)
telah mampu menjalin hubungan sosial diskusi pada dasarnya adalah suatu bentuk
dan kerja sama dengan orang dewasa tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik
lainnya. Dewasa secara moral yaitu dalam kelompok kecil atau besar, dengan
telah memiliki seperangkat nilai yang ia tujuan untuk mendapatkan suatu
akui kebenarannya dan mampu pengertian, kesepakatan, dan keputusan
berprilaku sesuai dengan nilai-nilai bersama mengenai suatu masalah.
yang menjadi pegangannya. Sedangkan menurut Zuhairini (1983 :
b) Guru Sebagai Pembimbing 89) yang dimaksud metode diskusi ialah
Selain sebagai pendidik dan pengajar suatu metode didalam mempelajari bahan
guru juga sebagai pembimbing. atau menyampaikan bahan dengan jalan
Perkembangan anak tidak selalu mulus mendiskusikannya, sehingga berakibat
dan lancar, adakalanya lambat dan menimbulkan pengertian serta perubahan
mungkin juga berhenti sama sekali. tingkah laku murid.
Dalam kondisi dan situasi seperti ini Diskusi adalah salah satu teknik atau
mereka perlu mendapatkan bantuan dan metode belajar mengajar yang dilakukan
bimbingan. Sebagai upaya membantu oleh seorang guru di sekolah. Di dalam
anak mengatasi kesulitan atau hambatan diskusi ini proses interaksi antara dua atau
yang dihadapi dalam lebih individu yang terlibat, saling tukar
perkembangannya. menukar pengalaman, informasi,
Sebagai pembimbing, guru perlu memecahkan masalah, dapat terjadi juga
memiliki pemahaman yang seksama semuanya aktif tidak ada yang pasif
tentang para siswanya, baik itu tentang sebagai pendengar saja.

98 | P e d a g o g i a n a
Hipotesis Tindakan Penelitian tindakan kelas (PTK) ini
Berdasarkan kerangka teoritis, maka dilaksanakan untuk mengetahui gambaran
hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan yang lebih jelas mengenai upaya
sebagai berikut : “Ada peningkatan hasil meningkatkan hasil belajar siswa pada
belajar matematika materi perkalian dan mata pelajaran matematika materi
pembagian pecahan pada siswa kelas V.B perkalian dan pembagian pecahan dengan
SD Negeri Karang Asih 03 Kecamatan metode diskusi Kelas V B di SD Negeri
Cikarang Utara, melalui metode diskusi” Karang Asih 03 Cikarang Utara Kabupaten
Bekasi.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode Subjek dan Waktu Penelitian
deskriptif kualitatif dengan jenis Subjek penelitian adalah siswa / siswi
penelitian Classroom Action Research atau Kelas V B SD Negeri Karang Asih 03
penelitian tindakan kelas (PTK). Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. Di
“Menurut Suharsimi dkk. (2009 : 3) : mana tempat penulis bertugas, adapun
”Penelitian Tindakan Kelas (PTK) jumlah dari siswa kelas V.B adalah 42
adalah suatu pencermatan terhadap orang, terdiri dari 21 siswa laki – laki dan
kegiatan belajar berupa sebuah 21 siswa perempuan. Kondisi pemahaman
tindakan, yang sengaja dimunculkan siswa pada umumnya termasuk sedang.
dan terjadi dalam sebuah kelas secara Penelitian tindakan kelas (PTK) ini
bersama. Tindakan tersebut diberikan dilaksanakan di SD Negeri Karang Asih 03
oleh guru atau dengan arahan dari yang berlokasi di Jl. K.H Fudholi No. 44
guru yang dilakukan oleh siswa”. Desa Karang Asih Kecamatan Cikarang
Utara Kabupaten Bekasi selama 6 bulan
“Lewin (dalam Prendergast, 2002:2) dari bulan Juli sampai dengan bulan
Secara tegas menyatakan bahwa : Desember 2017.
“Penelitian tindakan kelas merupakan Desain penelitian ini menggunakan
cara guru untuk mengorganisasikan metode dengan model Stephen Kemmies
pembelajaran berdasarkan dan Robin Mc. Taggart Muslihuddin (
pengalamannya sendiri atau 2011 : 68) yang terdiri dari empat
pengalamannya berkolaborasi dengan komponen yaitu : Perencanaan,
guru lain”. Tindakan/Pelaksanaan, Pengamatan dan
Di samping itu, Prendergast (2002:3) Refleksi
juga menyatakan bahwa : “Penelitian
tindakan kelas merupakan wahana bagi
guru untuk melakukan refleksi dan
tindakan secara sistematis dalam
pengajarannya untuk memperbaiki proses
dan hasil belajar siswa”.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa Penelitian tindakan kelas (PTK)
adalah suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,
yang sengaja dimunculkan cara guru untuk
mengorganisasikan pembelajaran secara
sistematis untuk memperbaiki proses dan
hasil belajar siswa juga dalam Gambar 3.1 Bagan siklus PTK, dengan
mengembangkan hubungan personal. model Stephen Kemmies dan Robin
Mc. Taggart

Volume 8, No. 4, April 2020 | 99


JPD: Jurnal Pedagogiana
P-ISSN 2089-7731 E-ISSN 2684-8929 DOI: doi.org/10.47601/AJP.XXX

Instrumen Penelitian, Instrumen dan Pembagian Pecahan, dengan


penelitian terdiri dari lembar kerja siswa memberikan latihan soal – soal.
LKS, lembar soal tes setiap siklus, lembar
pengamatan observasi, catatan lapangan Siklus Pertama
serta absensi kehadiran. Tahap Perencanaan Tindakan,
membuat rencana pembelajaran pada tahap
Teknik Pengumpulan Data ini dengan persetujuan serta pengarahan
a. Observasi. Observasi ialah suatu teknik dosen pembimbing, teman sejawat selaku
pengumpulan data dimana peneliti dan pengamat dan didukung oleh kepala
teman sejawat mengadakan pengamatan sekolah yang hasilnya berupa rencana
secara langsung terhadap obyek pembelajaran yang akan ditampilkan
penelitian yang merupakan sumber dalam pembelajaran siklus I.
data, sehingga data yang diperoleh Pada tahap perencanaan, kegiatan
benar-benar bersifat obyektif. Observasi yang dilakukan diantaranya membuat RPP,
atau pengamatan ini dilakukan di kelas, membuat LKS, menyusun soal tes yang
ketika kegiatan belajar dan mengajar digunakan saat proses pembelajaran,
berlangsung. menyiapkan lembar observasi dan
Adapun format observasi yang menyiapkan instrumen yang digunakan
digunakan dalam penelitian ini terdiri untuk menganalisis hasil penelitian.
dari dua, yaitu : a) format observasi Tahap Pelaksanaan Tindakan,
aktivitas guru dan b) format observasi Pelaksanakan tindakan yang pertama
aktivitas murid. dilakukan pada hari Selasa, 19 September
b. Tes Proses 2017, dimulai pukul 08.00 – 09.10 WIB,
Tes Proses ialah suatu teknik pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit
pengumpulan data yang diberikan guru diikuti oleh 42 siswa. Kegiatan proses
untuk mengetahui hasil belajar atau belajar mengajar dengan mengacu pada
kemampuan murid. Tes Proses skenario pembelajaran, yang terdiri dari
dilakukan pada saat akhir siklus sebagai kegiatan awal, inti dan kegiatan akhir.
Tes Proses pembelajaran. Pada pertemuan ini skenario pembelajaran
c. Dokumentasi dilengkapi dengan LKS dan soal latihan.
Dokumentasi ialah suatu teknik Pelaksanakan tindakan yang kedua
pengumpulan data dengan dilakukan pada hari Selasa, 26 September
mempergunakan data-data yang ada 2017 dimulai pukul 08.00 – 09.10 WIB,
dalam dokumen instansi. Dokumentasi pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit
data dilakukan di SD Negeri Karang diikuti oleh 42 siswa. Kegiatan proses
Asih 03 Cikarang Utara. belajar mengajar dengan mengacu pada
d. Studi Pustaka skenario pembelajaran, yang dilengkapi
Yaitu dengan mengkaji buku – buku dengan LKS dan soal latihan.
dan jurnal – jurnal sebagai referensi Pelaksanakan tindakan yang ketiga
yang berkaitan dengan penelitian ini. siswa diberi tes tentang perkalian dan
pembagian pecahan campuran yang
HASIL PENELITIAN dilakukan pada hari Senin, 02 Oktober
Sebelum dilaksanakan penerapan 2017, dimulai pukul 08.00 – 09.10 WIB,
pendekatan diskusi untuk meningkatkan tes berlangsung 2 x 35 menit diikuti oleh
hasil belajar siswa pada pelajaran 42 siswa.
matematika pada materi Perkalian dan Perolehan hasil tes kemampuan siswa
Pembagian Pecahan, guru memberikan pada siklus I dengan penerapan metode
penjelasan konsep pada materi Perkalian diskusi, secara rata – rata dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :

100 | P e d a g o g i a n a
Tabel 4.5 Tahap Pengamatan, observasi siklus
Nilai Hasil Tindakan Siklus 1 pertama dilakukan pada saat proses
Tuntas = 25 (59,5 pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini
Nilai Tertinggi 79
%) dilakukan secara kerjasama (kolaborasi)
Belum Tuntas = 17
Nilai Terrendah 50
(40,5 %)
dengan teman sejawat juga pengamatan
dilakukan terhadap aktivitas belajar siswa
Nilai Rata-rata 66,93 sebanyak 42 orang, dan aktivitas guru
selama proses pembelajaran, dengan
Tabel 4.6 menggunakan lembar observasi.
Distribusi Hasil Tes Siklus I Dari hasil pengamatan selama proses
Skor Frekuensi Prosentasi pembelajaran, aktifitas belajar siswa dan
aktivitas guru pada saat pembelajaran
50 - 54 2 4,76 menggunakan metode diskusi tampak
55 - 59 8 19,05 adanya peningkatan di pertemuan kedua
dibandingkan pertemuan pertama.
60 - 64 7 16,67 Meskipun secara keseluruhan proses
65 - 69 5 11,90 pembelajaran siklus pertama masih belum
berjalan dengan optimal.
70 - 74 5 11,90 Dengan melihat hal tersebut di atas,
75 - 79 15 35,71 maka proses pembelajaran yang dilakukan
harus lebih ditingkatkan lagi agar setiap
42 100 aktivitas yang dilakukan akan lebih baik
lagi dan diharapkan akan mendapat hasil
yang lebih baik pula.
Analisis dan Refleksi, Hasil yang
diperoleh pada tahap observasi
dikumpulkan, demikian pula hasil tes
belajar murid, kemudian dianalisis dan
direfleksi. Refleksi yang dimaksudkan
untuk melihat apakah rencana telah
terlaksana secara optimal atau perlu
dilakukan perbaikan. Hasil analisis siklus I
inilah yang dijadikan acuan penulis untuk
Gambar 4.1 merancang siklus II di mana yang
Grafik Hasil Tes Siklus I dianggap bagus tetap dipertahankan
sedangkan kekurangannya menjadi
Dari hasil observasi terhadap hasil pertimbangan dan revisi pada siklus
belajar siswa dalam proses belajar berikutnya.
mengajar mada materi pembelajaran Berdasarkan hasil observasi dan
tentang Perkalian dan Pembagian Pecahan analisis data pada siklus I dapat
masih tergolong rendah. Hasil perolehan disimpulkan bahwa pembelajaran
skor hanya mencapai 59,5 % (25 orang perbandingan dua besaran yang berbeda
siswa yang tuntas ) dengan nilai tertinggi dengan penerapan metode diskusi belum
79 dan nilai terendah 50. mencapai hasil yang maksimal. Banyak hal
Berdasarkan grafik di atas terlihat yang masih memerlukan perbaikan,
bahwa frekuensi tertinggi terletak pada terutama pada saat pembelajaran
kelas interval (75 - 79). Skor penilaian berlangsung. Dari hasil pengamatan dapat
siklus I yang berada pada rentang (75 - 79) diketahui bahwa siswa belum terbiasa
cukup tinggi untuk sebagian siswa. mengerjakan soal tes dengan penerapan

Volume 8, No. 4, April 2020 | 101


JPD: Jurnal Pedagogiana
P-ISSN 2089-7731 E-ISSN 2684-8929 DOI: doi.org/10.47601/AJP.XXX

metode diskusi, siswa cenderung pasif adanya peningkatan di pertemuan kedua


tidak memperhatikan penjelasan guru. dibandingkan pertemuan pertama.
Kurangnya motivasi yang diberikan guru Meskipun secara keseluruhan proses
perlu juga diperbaiki pada siklus pembelajaran siklus pertama masih belum
berikutnya. berjalan dengan optimal.
Dengan melihat hal tersebut di atas,
Siklus Kedua maka proses pembelajaran yang dilakukan
Tahap Perencanaan Tindakan, harus lebih ditingkatkan lagi agar setiap
pada tahap perencanaan, kegiatan yang aktivitas yang dilakukan akan lebih baik
dilakukan diantaranya membuat RPP, lagi dan diharapkan akan mendapat hasil
membuat LKS, menyusun soal tes yang yang lebih baik pula.
digunakan saat proses pembelajaran, Analisis dan Refleksi, hasil yang
menyiapkan lembar observasi dan diperoleh pada tahap observasi
menyiapkan instrumen yang digunakan dikumpulkan, demikian pula hasil tes
untuk menganalisis hasil penelitian. belajar murid, kemudian dianalisis dan
Tahap Pelaksanaan Tindakan, direfleksi. Refleksi yang dimaksudkan
pelaksanakan tindakan yang pertama untuk melihat apakah rencana telah
dilakukan pada hari Kamis, 19 Oktober terlaksana secara optimal atau perlu
2017 dimulai pukul 08.00 – 09.10 WIB, dilakukan perbaikan. Hasil analisis siklus
pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit II inilah yang dijadikan acuan penulis
diikuti oleh 42 siswa. Kegiatan proses untuk merancang siklus selanjutnya di
belajar mengajar dengan mengacu pada mana yang dianggap bagus tetap
skenario pembelajaran, yang terdiri dari dipertahankan sedangkan kekurangannya
kegiatan awal, inti dan kegiatan akhir. menjadi pertimbangan dan revisi pada
Pada pertemuan ini skenario pembelajaran siklus berikutnya.
dilengkapi dengan LKS dan soal latihan. Berdasarkan hasil observasi dan
Pelaksanakan tindakan yang keduaa analisis data pada siklus II dapat
dilakukan pada hari Kamis, 26 Oktober disimpulkan bahwa pembelajaran satuan
2017 dimulai pukul 08.00 – 09.10 WIB, kecepatan dengan penerapan metode
pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit diskusi sudah mencapai hasil yang
diikuti oleh 42 siswa. Kegiatan proses maksimal. Setelah kekurangan atau hal –
belajar mengajar dengan mengacu pada hal yang masih memerlukan perbaikan di
skenario pembelajaran, yang dilengkapi siklus I sebelumnya, telah diperbaiki pada
dengan LKS dan soal latihan. Pada tahap siklus II ini. Dari hasil pengamatan dapat
ini siswa menyimak penjelasan guru diketahui bahwa siswa sudah dibiasakan
tentang perkalian dan pembagian pecahan mengerjakan soal tes dengan penerapan
persen dan siswa mengerjakan soal dengan metode diskusi, siswa cenderung lebih
metode diskusi. aktif, dan memperhatikan penjelasan guru.
Tahap Pengamatan, pada tahap ini Motivasi yang diberikan gurupun sudah
ada dua perlakuan yaitu observasi dan cukup baik.
evaluasi. Pelaksanaan tahap observasi Perolehan hasil tes kemampuan siswa
terhadap aktivitas murid sebanyak 42 dengan penerapan metode diskusi, secara
orang secara langsung selama proses rata – rata dapat dilihat pada tabel di
belajar mengajar. Dengan menggunakan bawah ini :
lembar observasi. Tabel 4.11
Dari hasil pengamatan selama proses Nilai Hasil Tindakan Siklus II
pembelajaran, aktifitas belajar siswa dan Nilai Tertinggi 84 Tuntas = 34 (81%)
aktivitas guru pada saat pembelajaran Belum Tuntas = 8
Nilai Terrendah 55
(19%)
menggunakan metode diskusi tampak
Nilai Rata-rata 70,48

102 | P e d a g o g i a n a
Tabel 4.12 ada kekurangan yang menjadi bahan
Distribusi Hasil Tes Siklus II refleksi serta revisi yang dapat digunakan
pada saat proses pembelajaran sebenarnya.
Skor Frekuensi Prosentasi
Pada siklus I masih ada beberapa
55 - 59 5 11,90 siswa yang belum tuntas belajarnya, masih
ada kekurangannya yaitu angka pada soal
60 - 64 3 7,14 yang dibuat guru terlalu menyulitkan
65 - 69 8 19,05 siswa, sehingga hasilnya belum maksimal
yaitu Dari analisis data ketuntasan belajar
70 - 74 6 14,29
siswa, terdapat 25 orang siswa (59,5 %)
75 - 79 15 35,71 yang telah tuntas, sedangkan 17 lainnya
(40,5 %) belum tuntas.
80 - 84 5 11,90
Pada siklus II semua siswa sudah
42 100 tuntas belajarnya, dari data ketuntasan
Sumber data : Data hasil analisis tes kemampuan belajar siswa, terdapat 34 orang siswa (81
siswa siklus II %) yang telah tuntas, sedangkan 8 orang
lainnya (19 %) belum tuntas. Hal ini sudah
memenuhi kriteria ketuntasan minimal.
Berdasarkan diagram, kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal tes perkalian
dan pembagian pecahan dengan penerapan
metode diskusi sudah tergolong baik.
Sedangkan aktivitas belajar siswa pada
siklus II rata – rata sudah baik.
Penelitian ini yang semula
direncanakan tiga siklus, akan tetapi
setelah pelaksanaan penelitian berlangsung
hanya sampai siklus II, karena pada siklus
Gambar 4.2 II ketuntasan belajar siswa sudah terlihat.
Grafik Hasil Tes Siklus II Pembahasan hasil penelitian ini
mengacu pada rumusan masalah yaitu
Dari hasil observasi terhadap hasil apakah dengan menggunakan metode
belajar siswa dalam proses belajar diskusi dapat meningkatkan hasil belajar
mengajar mada materi pembelajaran siswa pokok bahasan perkalian dan
tentang perbandingan dua besaran yang pembagian pecahan dan bagaimanakah
berbeda masih tergolong rendah. Hasil kreativitas belajar siswa pada pokok
perolehan skor hanya mencapai 81 % (34 bahasan perkalian dan pembagian pecahan
orang siswa yang tuntas ) dengan nilai dengan menggunakan metode diskusi.
tertinggi 84 dan nilai terendah 55. Metode diskusi merupakan metode
Berdasarkan grafik di atas terlihat pembelajaran yang berupaya menanamkan
bahwa frekuensi tertinggi terletak pada dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa,
kelas interval (75 - 79). Skor penilaian sehingga dalam proses pembelajaran ini
siklus II yang berada pada rentang (75 - siswa lebih banyak belajar sendiri,
79) cukup tinggi untuk sebagian siswa. mengembangkan kreativitas dalam
memecahkan masalah. Siswa benar-benar
PEMBAHASAN ditempatkan sebagai subjek yang belajar.
Penelitian yang dilaksanakan pada Peranan guru dalam pembelajaran dengan
siswa di kelas V.B SD Negeri Karang Asih metode diskusi adalah sebagai
03 Cikarang Utara secara keseluruhan pembimbing dan fasilitator. Tugas guru
sudah tuntas belajarnya. Walaupun masih
Volume 8, No. 4, April 2020 | 103
JPD: Jurnal Pedagogiana
P-ISSN 2089-7731 E-ISSN 2684-8929 DOI: doi.org/10.47601/AJP.XXX

adalah memilih masalah yang perlu baiknya dimulai dengan memberikan


disampaikan kepada kelas untuk masalah yang terkait dengan
dipecahkan. kehidupan sehari – hari, agar siswa
Penerapan metode diskusi pada ada kesiapan dalam pembelajaran.
pembelajaran perbandingan dua besaran 2. Bagi penelitian selanjutnya
yang berbeda siswa kelas V B SD Negeri Untuk menerapkan penerapan metode
Karang Asih 03 Cikarang Utara diskusi pada siswa SD khususnya
dilaksanakan selama dua siklus dengan terkait dengan materi perbandingan
menggunakan fase pembelajaran dua besaran yang berbeda gunakanlah
berdasarkan RPP, dan siswa diberi media pembelajaran berupa LKS yang
kesempatan mengerjakan LKS yang interaktif yang dapat merangsang
berupa latihan soal. siswa untuk mengkontruksi sendiri
Pembelajaran dengan penerapan pengetahuannya.
metode diskusi efektif dalam mengatasi
kesulitan belajar yang dihadapi siswa. DAFTAR PUSTAKA
Setelah dilaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan penerapan metode Arikunto,S., dkk. ( 2006). Penelitian
diskusi, adanya peningkatan hasil belajar Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
mulai dari siklus I sampai siklus II. Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (1986). Dasar
KESIMPULAN Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta:
Berdasarkan hasil penelitian tindakan Bumi Aksara,
kelas dan uraian hasil tes belajar siswa dan Arikunto, Suharsimi. (1991). Prosedur
temuan penelitian pada bab IV di atas, Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai Jakarta: Rineka Cipta.
berikut : Dakar, RATNA, W. (1989). Teori –teori
1. Hasil pembelajaran matematika pada Belajar. Jakarta: Erlangga.
materi perkalian dan pembagian Depdikbud. (1999). Penelitian Tindakan
pecahan dengan penerapan metode Kelas, Jakarta : Depdikbud.
diskusi pada siswa kelas V.B SD Depdikbud. (2001). Kamus Besar bahasa
Negeri Karang Asih 03 yang Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
dilaksanakan dua siklus, menunjukkan http://www.tokoblog.net/2010/10/macam-
adanya peningkatan dari siklus I 59,5 macam-metode-pembelajaran.html#
% ke siklus II menjadi 81 %. Kasbulah, K. (1998). Penelitian Tindakan
2. Aktivitas belajar siswa dalam Kelas. Jakarta : Dirjendikti.
pembelajaran matematika pada materi Maloeng, L. J. (2004). Metodologi
perkalian dan pembagian pecahan Penelitian Kualitatif. Bandung :
dengan penerapan metode diskusi Rosda Karya.
menunjukkan hasil yang baik dan Sagala, Syaiful. (2004). Konsep dan
optimal. Makna Pembelajaran, Bandung :
Proses pembelajaran matematika pada Alfabeta.
materi perkalian dan pembagian pecahan Slameto.2003. Belajar dan Faktor-Faktor
dengan penerapan metode diskusi pada yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT
siswa kelas V.B SD Negeri Karang Asih Rineka Cipta
03, maka dapat dikemukakan saran – saran Sudjana,Nana.2000. Dasar-Dasar Proses
sebagai berikut : Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
1. Bagi Guru Kelas Baru
Ketika membelajarkan perbandingan Sukmadinata. 2006. Jenis-Jenis Penelitian.
dua besaran yang berbeda, ada Surabaya: PT. Bina Ilmu

104 | P e d a g o g i a n a
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Sumantri dan Permana. 1998 / 1999.
Pendidikan. Bandung: Depdiknas. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Suhendar, (2003). Perbedaan Metode Depdiknas.
Pemberian Tugas Dan Diskusi Tim Pengembangan MKDK IKIP
Terhadap Hasil Belajar Siswa . Semarang. (1990). Psikologi Belajar.
Skripsi. STKIP Kusuma Negara. Semarang : IKIP Semarang,
Jakarta UU RI. No. 20 Tahun 2003. Tentang
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Pengembangan Kurikulum, Teori dan BP. Dharma Bhakti.
Praktek. Bandung : PT Remaja Winkel, WS. (1991). Psikologi
Rosdakarya. Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

Volume 8, No. 4, April 2020 | 105

Anda mungkin juga menyukai