Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model PBL, di awal pembelajaran siswa diberitahukan mengenai penilaian yang akan
dilakukan yakni penilaian pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Sebelum memulai pembelajaran, selama proses pembelajaran, guru juga melakukan penilaian terhadap sikap siswa dengan menggunakan
jurnal sikap. Pembelajaran dilakukan secara berkelompok dan diakhir pembelajaran guru memberikan post-test (quiziz) untuk mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan terhadap kemauan dan minat siswa dalam belajar pada pertemuan ini sudah lebih tampak meningkat
dibandingkan pada pembelajaran sebelum menggunakan model PBL.
Kemandirian siswa juga sudah mulai terlihat di mana sudah mulai aktif mengemukakan pendapat saat presentasi kelompok dan mengerjakan
latihan. Ketekunan siswa juga sudah mulai terlihat ketika mencari solusi dari masalah yang dikemukakan dalam LKPD dan latihan soal
yang diberikan.
Hal tersebut bisa dikatakan bahwa motivasi belajar siswa dengan menggunakan model PBL ini sudah dalam kategori baik. Siswa sudah
mulai termotivasi dalam melakukan pembelajaran matematika.
Sehingga dapat disimpulkan, motivasi belajar siswa meningkat setelah diterapkan model pembelajaran PBL dalam mata pelajaran
matematika.
Berdasarkan analisis hasil belajar dapat diketahui nilai rata-rata siswa adalah 78,45 dikarenakan siswa yang mendapat nilai diatas KKM
sudah melebihi dari 75 % yaitu 10 siswa dan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 2 siswa dengan presentase 16,67%. Nilai
tertinggi adalah 96,6 dan nilai terendahnya 60. Data pada tabel (terlampir) menunjukan bahwa hasil belajar siswa sudah mengalami
perbaikan dengan menggunakan model pembelajaran Problem based learning (PBL).
Berikut manfaat yang dirasakan siswa/i terhadap penilaian yang dilakukan dan hubungannya dengan MK Pengembangan Perangkat
Pembelajaran:
1. Peningkatan Kemampuan Analisis
Kegiatan analisis dalam tugas presentasi dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan mereka dalam menganalisis
konsep/barisan aritmatika dalam kehidupan sehari-hari untuk melihat kemampuan mereka dalam pandangan yang lebih mendalam.
2. Pengembangan Keterampilan Berbicara dan Berpresentasi
Melalui presentasi tugas, siswa dapat meningkatkan keterampilan berbicara dan berpresentasi mereka.
3. Peningkatan Kemampuan Kolaborasi
Pendekatan PBL mendorong kerja kelompok dan kolaborasi di antara siswa.
4. Pemahaman Metode Pembelajaran yang Inovatif
Siswa dapat memahami manfaat dari metode pembelajaran inovatif seperti PBL dalam pemahaman dan menganalisis konsep barisan
aritmatika.
5. Pengembangan Penilaian Kritis
Siswa dapat belajar tentang pentingnya penilaian mendalam dan kritis terhadap barisan aritmatika.
Beberapa tantangan yang terjadi adalah menilai kemajuan siswa secara komprehensif dan akurat adalah tantangan utama.
1. Guru perlu mengukur berbagai aspek seperti pengetahuan, keterampilan, sikap, dan pemahaman konsep, penilaian dilakukan secara
konsisten antar guru dan selama berbagai periode waktu bisa menjadi tantangan.
2. Guru perlu memastikan bahwa standar penilaian diterapkan dengan konsisten, penilaian formatif dalam pembelajaran memerlukan
waktu dan upaya tambahan.
3. Guru harus melacak kemajuan siswa dan merancang intervensi yang sesuai.
4. Guru dan siswa perlu memiliki pemahaman dan melibatkan teknologi, seperti penggunaan quiziz, maka masalah teknisnya yaitu jaringan
dan siswa yang tidak memiliki hp dapat menjadi hambatan yang mengganggu proses penilaian.
Tantangan itu yang menyebabkan seorang guru harus melewatinya dengan berbagai cara seperti meningkatkan pemahaman mereka
tentang berbagai metode penilaian, termasuk metode yang memungkinkan pengukuran komprehensif, Guru dapat bekerja sama dengan
rekan guru untuk berbagi pengalaman dan ide tentang penilaian yang efektif. Menerapkan penilaian formatif secara rutin dalam proses
pembelajaran untuk memberikan umpan balik berkelanjutan kepada siswa.
Untuk memecahkan masalah dalam penilaian seorang guru harus melewatinya dengan berbagai cara, diantaranya:
1. Guru dapat bekerja sama dengan rekan guru untuk berbagi pengalaman dan ide tentang penilaian yang efektif.
2. Guru dapat meningkatkan pemahaman dengan mengikuti MGMP dan aktif dalam mengikuti PMM (Platform Merdeka Mengajar)
3. Menerapkan penilaian formatif secara rutin dalam proses pembelajaran untuk memberikan umpan balik berkelanjutan kepada siswa.
Dalam konteks mata kuliah Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan inovasi pendekatan Problem Based Learning (PBL), berikut
adalah beberapa RTL yang dapat saya pertimbangkan:
1. Analisis Hasil Penilaian
Pertama, menganalisis hasil penilaian tugas presentasi siswa dengan seksama. Identifikasi pola, kekuatan, dan kelemahan yang muncul
dalam hasil penilaian. Ini akan membantu saya sebagai Guru untuk memahami sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran.
2. Umpan Balik Individu
Memberikan umpan balik individu kepada setiap siswa tentang presentasi mereka. Kemudian memberikan pujian untuk apa yang telah
mereka lakukan dengan baik dan rekomendasi untuk perbaikan. Ini dapat membantu siswa memahami di mana mereka perlu
berkembang.
3. Refleksi Kelas
Menyelenggarakan sesi refleksi kelas di mana saya membahas hasil penilaian secara keseluruhan dengan siswa. Kemudian,
mendiskusikan apa yang telah berhasil dalam pembelajaran dan di mana ada ruang untuk perbaikan. Ini dapat membantu siswa
memahami pentingnya evaluasi dalam pembelajaran.
4. Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan hasil penilaian dan umpan balik, mengidentifikasi area yang perlu perbaikan dalam pendekatan, metode, atau strategi
pembelajaran yang digunakan.
Daftar Pustaka
Anggita Febriliyan dan Novisita Ratu. Proses Berpikir Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Barisan dan Deret Aritmatika. Math
Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika. Tersedia Daring pada http://jurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/math.
Sumbaryadi, A., & Christo, P. (2019). Sistem Informasi Penilaian Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (Smk) Berbasis Web. JSiI
(Jurnal Sistem Informasi), 6(1), 48-53.
Amany, A. (2020). Quizizz sebagai media evaluasi pembelajaran daring pelajaran matematika. Buletin Pengembangan Perangkat
Pembelajaran, 2(2).
Arianta, Y., Solfitri, T., & Siregar, S. N. (2022). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Problem Based Learning untuk
Memfasilitasi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Pada Materi Barisan dan Deret Kelas X SMK/MAK. Jurnal
Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 6(1), 970-979.
PENILAIAN SIKAP
Berikut skor pada kolom aspek penilaian sesuai dengan rubrik penilaian sikap
No Nama Peserta Didik Berdoa Keaktifan Bekerja Sama Toleran Jumlah Nilai Predikat
Skor Akhir
1 Adelia Putri 4 3 3 4 14 87,5 A
2 Dimas Prayuga 4 3 3 4 14 87,5 A
3 Dista Amelia 4 2 4 4 15 93,75 A
4 Jian Amelia 3 3 3 4 13 81,25 B
5 Julvandy 4 4 3 4 15 93,75 A
6 M Ardiansyah Putra 4 3 3 3 13 81,25 A
7 M Rizki 3 3 3 3 12 75 A
8 Natasya Paramita 3 4 4 4 15 93,75 A
9 Niko Andani 4 4 3 3 14 87,5 A
10 Putri Kesuma 3 3 3 3 12 75 C
11 Riva Maulana 4 4 4 4 16 93,75 A
12 Suci Lestari 4 2 3 3 12 75 C
PENILAIAN PENGETAHUAN
Kisi-kisi Evaluasi
IKTP Indikator Soal HOTS/LOTS Teknik Skor Bentuk No Soal
Penilaian Instrumen
Peserta didik Disajikan konsep yang berkaitan dengan LOTS Tes Tertulis 15 Essay 1
mampu barisan aritmatika
menentukan
rumus suku ke-
n dari barisan
aritmatika
Peserta didik Disajikan gambaran pola permasalahan HOTS Tes Tertulis 25 Essay 3
mampu yang berkaitan dengan pola barisan
menemukan aritmatika
pola dari suatu
barisan
bilangan
Peserta didik Disajikan permasalahan kontekstual HOTS Tes Tertulis 30 Essay 2 dan 4
mampu yang berkaitan dengan barisan
menyelesaikan aritmatika
permasalahan
kontekstual
yang berkaitan
barisan
aritmatika
Lembar Pengetahuan
Kelompok Nama Peserta Didik Nilai LKPD Nilai Post Test (Kuis) Nilai Akhir
Pengetahuan
1 Jian Amelia 80 80 80
Julvandi 90 100 96,6
M Ardiansyah Putra 80 80 80
Dimas Prayuga 80 80 80
2 Natasya Paramita 80 80 80
Niko Andani 80 80 80
Adelia Putri 85 80 81,6
Dista Amelia 60 80 73,3
3 Putri Kesuma 80 80 80
M rizki 60 60 60
Riva Maulana 90 80 83,3
Suci Lestari 85 60 66,6
Jumlah 12 941,4
Rata -rata 78,45
Jumlah peserta 10 Persentase Tuntas 83,33%
didik yang tuntas
Jumlah pesrta 2 Persentase tidak tuntas 16,67%
didik tidak tuntas
Nilai Tertinggi 96,6
Nilai Terendah 60
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai rata-rata siswa adalah 78,45 dikarenakan siswa yang mendapat nilai diatas KKM sudah melebihi
dari 75 % yaitu 10 siswa dan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 2 siswa dengan presentase 16,67%. Nilai tertinggi adalah 96,6
dan nilai terendahnya 60. Data pada tabel menunjukan bahwa hasil belajar siswa sudah mengalami perbaikan dengan menggunakan model
pembelajaran Problem based learning (PBL).
Prosentase Hasil Belajar Peserta Didik
(PPL 1)
Dari tabel di atas menunjukan siswa yang mencapai KKM sebanyak 10 siswa dengan presentase 83,33% dan yang di bawah KKM 2 siswa dengan
presentase 16,67% . grafik ini menunjukan dengan menggunakan model pembelajaran Problem based learning (PBL) ada perbaikan dalam
pembelajaran di lihat dari perolehan siswa yang mencapai KKM.
PENILAIAN KETERAMPILAN