Berdasarkan pengamatan dalam penelitian siswa SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan belum mampu
memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep secara
luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah matematika. Misalnya siswa belum mampu
membaca soal, belum mampu mendeskripsikan serta menganalisis soal tersebut, belum mampu menjelaskan
hasil yang didapatkan setelah mengerjakan tes. Seringkali saat diberi soal yang bentuknya berbeda sedikit saja
siswa sudah merasa bingung namun enggan bertanya. Sehingga kemampuan bertanya dan literasi mereka
rendah, tugas-tugas yang tidak dikerjakan, dan hanya sebagian kecil siswa yang mampu menyelesaikan soal
matematika. Siswa kurang diberikan kesempatan melakukan aktivitas belajar dan dengan kata lain peran guru
dalam pembelajaran terlihat lebih dominan.
Sebagai motivator guru harus mampu membangkitkan motivasi serta melatih siswa melakukan
lierasi matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari agar literasi matematika siswa dapat
meningkat. Sebab hakekat mengajar bukanlah melakukan sesuatu bagi siswa tetapi lebih berupa
menggerakkan siswa melakukan hal-hal yang dimaksudkan dalam pendidikan. Agar proses belajar
mengajar dapat merangsang siswa untuk aktif tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang
menyenangkan. Salah satunya yaitu dengan memilih metode atau strategi pembelajaran yang tepat.
Dari penjelasan diatas, maka strategi pembelajaran Reciprocal Teaching menjadi satu alternative
strategi pembelajaran yang perlu diterapkan khususnya untuk mata pelajaran matematika yang akan
diteliti. Strategi pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) merupakan konsep baru dalam pembelajaran
yang dapat merangsang siswa untuk belajar mandiri, kreatif, dan lebih aktif mengikuti kegiatan
pembelajaran juga dapat membantu memecahkan masalah yang sering dihadapi dalam penggunaan
model pembelajaran yang telah usang.
Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dengan menggunakan LKS ini merupakan strategi yang
dirasa dapat meningkatkan kemampuan literasi matematika siswa. Karena dengan menerapkan
pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) siswa diutamakan dapat menerapkan empat strategi
pemahaman mandiri, yaitu : menganalisis dan menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan dan
menyelesaikannya, menjelaskan kembali pengetahuan yang telah diperoleh, kemudian memprediksikan
pertanyaan apa selanjutnya.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian mengenai “Pengembangan Metode Reciprocal Teaching dengan
Menggunakan LKS Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematika Siswa SMA Negeri 2
Percut Sei Tuan”
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut :
1. Masih rendahnya minat belajar atau perhatian siswa pada mata pelajaran
matematika.
2. Belum sesuai pemilihan model pembelajaran atau penerapan strategi
pembelajaran yang dilakukan didalam kelas.
3. Kemampuan literasi siswa pada materi pelajaran matematika dimungkinkan
memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Batasan Masalah
Pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) dikembangkan oleh Anne Marie Palinscar (1982) dari
Universitas Michigan dan Ane Crown dari Universitas Illinois USA. Karakteristik dari pembelajaran
terbalik (reciprocal teaching) adalah :
1. Dialog antara siswa dan guru, dimana masing-masing mendapat kesempatan dalam memimpin
diskusi
2. “Reciprocal” artinya suatu interaksi dimana seseorang bertindak untuk merespon dalam
memimpin diskusi.
3. Dialog yang terstruktur dengan menggunakan empat strategi yaitu merangkum, membuat
pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) dan memprediksi.
Empat komponen penting dari versi lain model reciprocal teaching meliputi:
1. Mengklarifikasi (Clarifying)
Siswa diwajibkan untuk membaca bahan bacaan tersebut kemudian
mengklarifikasi/menjelaskan kata-kata atau kalimat yang masih asing. Pada tahap klarifikasi
2. Memprediksi (Predicting)
siswa diajak memprediksi hubngan antar konsep pembelajaran, baik konsep yang telah
dipelajari maupun konsep pada materi yang sedang dipelajari
3. Membuat Pertanyaan (Questioning)
Pada tahap questioning ini, siswa membuat pertanyaan atau soal sendiri kemudian
menjawabnya (proses ini disebut metakognitif)
4. Merangkum (Summarizing)
siswa diminta untuk membuat rangkuman secara jawab dalam membimbing serta
merangkum teman sekelompoknya dalam diskusi
Langkah-Langkah Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)