2, September : 84 - 88
ISSN 1907-1744
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas X
SMAN 7 Mataram pada bidang studi matematika peminatan dengan materi Sistem Persamaan Linear dan Kuadrat melalui
penerapan model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs). Jenis Penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, dengan setiap siklusnya terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Adapun indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah jika terdapat
peningkatan rata-rata skor aktivitas dan peningkatan persentase ketuntasan untuk setiap siklusnya. Hasil penelitian
siklus 1 menunjukkan aktivitas belajar sebesar 7,38 dan siklus 2 sebesar 85,71. Begitu pula dengan ketuntasan klasikal
sebesar 70,25% pada siklus 1 dan 80,26% pada siklus 2. Jadi penerapan model pembelajaran CUPs dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas X SMAN 7 Mataram.
Abstract : This research is aim at increasing mathematical learning activity and achievement of X grade
students of SMAN 7 Mataram in the topic of Linear and Second order Equations System through the application of
Conceptual Understanding Procedures (CUPs) learning model. This research belong to class action research was
conducted in 2 cycle. Each cycle consisted of planning, Action, Observation, Evaluation,and reflection. Meanwhile
the achievement indicators in this research was the increase of mean scores of activities and the increase of completion
percentage in each cycle. The results of cycle 1 indicated learning activities which equal to 77,38 and cycle 2 was equal
85,71. In addition, the classical completion was 70,25 % in cycle 1 and 80,26% in cycle 2. Therefore, the application of
CUPs learning model was able to increase the activities and learning achievements in mathematical of X grade students
of SMAN 7 Mataram.
1. PENDAHULUAN
Matematika sebagai bagian dari ilmu pengetahuan abstrak, sementara alam pikiran kita terbiasa berpikir
dan menjadi ilmu dasar bagi pengembangan disiplin ilmu tentang obyek konkret [1]. Hal tersebut tentunya
lainnya seharusnya dapat menjadi alternatif untuk berdampak pada rendahnya hasil belajar matematika yang
mencapai tujuan pendidikan. Matematika sebagai alat yang dicapai oleh siswa yang digunakan oleh guru untuk
efisien dan diperlukan oleh semua ilmu pengetahuan, sebagai salah satu ukuran/kriteria dalam mencapai suatu
disamping itu juga implementasinya sangat dibutuhkan tujuan pendidikan.
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga matematika Rendahnya prestasi belajar siswa juga masih
dijadikan sebagai salah satu mata pelajaran wajib di tingkat menjadi kendala bagi guru-guru di Nusa Tenggara Barat,
sekolah dasar sampai sekolah menengah dan salah satu khususnya di SMA Negeri 7 Mataram dengan nilai rata-
mata pelajaran yang ditetapkan pemerintah untuk kelulusan rata tengah ujian semester genap kelas X tahun ajaran
seorang siswa, baik siswa sekolah dasar, sekolah 2013/2014 yang belum memenuhi kriteria ketuntasan
menengah pertama maupun siswa sekolah menengah atas. minimal. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
Namun, pentingnya peranan matematika bagi matematika kelas X SMA Negeri 7 Mataram, banyak faktor
kehidupan tidak sejalan dengan pendidikan matematika yang ikut mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor-faktor
yang ada. Ada kecenderungan yang mengkahwatirkan dari tersebut dapat bersumber dari siswa sendiri maupun di
sosok pelajaran matematika, dimana matematika masih luar siswa. Faktor dari dalam diri siswa yakni kecerdasan,
dianggap sebagai suatu pelajaran yang sulit dimengerti kesiapan dan bakat anak. Sedangkan faktor dari luar diri
dan terkesan menakutkan. Banyak siswa merasa kesulitan siswa didominasi oleh lingkungan, salah satunya berupa
dalam memahami matematika karena matematika bersifat
84
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual.... (Nurul Hikmah1, Baidowi1 dan Nani Kurniati1)
kualitas pembelajaran yang siswa dapatkan yang kemudian argumentasi dan bertukar pikiran dengan temannya
dipengaruhi oleh kemampuan (kompetensi) guru, suasana mengkomunikasikan ide matematika.
belajar, kepribadian guru sebagai manusia model [2]. Oleh karena itu, dilakukan penelitian tindakan
Di sisi lain, guru sering menyajikan pembelajaran kelas untuk menerapkan model pembelajaran Conceptual
yang cenderung abstrak, masih secara klasikal dan satu Understanding Procedures (CUPs) untuk meningkatkan
arah dari guru kepada murid melalui metode ceramah tanpa aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas X SMA
banyak melihat kemungkinan penerapan metode Negeri 7 Mataram, khususnya pada mata pelajaran
pembelajaran lain yang sesuai yang membuat proses matematika peminatan MIPA dengan materi Sistem
belajar matematika siswa yang kurang bermakna. Siswa Persamaan Linear dan Kuadrat untuk meningkatkan
yang tidak terlibat langsung dalam pembelajaran dan keaktifan, tanggung jawab, kerjasama, dan kemandirian
didominasi sepenuhnya oleh guru seharusnya menjadi siswa dalam belajar, sehingga akan berdampak pada
suatu bahan yang patut dievaluasi. Karena Pembelajaran peningkatan hasil belajarnya.
pada hakikatnya adalah kegiatan guru dalam
membelajarkan siswa, ini berarti bahwa proses 2. Metode Penelitian
pembelajaran adalah membuat atau menjadikan siswa Jenis Penelitian
dalam kondisi belajar”. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas
Membuat siswa dalam kondisi belajar berarti (Classroom Action Research). PTK adalah sebuah proses
perlu diciptakannya suatu suasana pembelajaran yang investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat
berpusat pada siswa dengan memberikan kesempatan reflektif mandiri yang dilakukan oleh guru/calon guru yang
kepada siswa sendiri untuk aktif dalam membangun memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan terhadap
pengetahuannya agar memberi makna terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi
pengetahuan tersebut, hal tersebut tentunya muncul jika pembelajaran [5].
guru mau memberikan kesempatan kepada siswa untuk Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran
mengemukakan ide-ide atau gagasan-gagasannya [3]. matematika peminatan MIPA kelas X MIA 1 di SMA Negeri
Pada akhirnya, pemilihan model pembelajaran 7 Mataram tahun ajaran 2014/2015, dengan subyeknya
diharapkan dapat menjadi solusi agar anak dapat bergerak adalah guru mata pelajaran matematika dan siswa kelas X
aktif dan pembelajaran menjadi menyenangkan. Pemilihan tahun ajaran 2014/2015, sedangkan objeknya adalah
model pembelajaran dimaksudkan agar anak dapat menjadi proses belajar mengajar dengan menerapkan model
student centred dan guru tetap menjadi pembimbing pembelajaran Conceptual Understanding Procedures
sekaligus fasilitator dalam perkembangan anak (CUPs).
mengemukakan pengetahuan dan pendapatnya. Salah Faktor yang diteliti
satunya melalui penerapan model pembelajaran Faktor-faktor yang diselidiki dalam penelitian ini
Conceptual Understanding Procedures (CUPs). Model adalah :
pembelajaran Conceptual Understanding Procedures a. Faktor siswa, yang diteliti adalah peningkatan
(CUPs) berlandaskan kepada pendekatan kontruktivisme aktivitas dan hasil belajar matematika siswa
yang didasari pada kepercayaan bahwa siswa melalui penerapan model pembelajaran CUPs.
mengkontruksi pemahaman konsep dengan memperluas b. Faktor guru, yang diteliti adalah kegiatan guru
atau memodifikasi pengetahuan yang sudah ada. Dengan dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas,
pendekatan konstruktivisme siswa ditugaskan untuk apakah sudah sesuai dengan Rencana
membaca, mengamati, bereksperimen atau bertanya jawab Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan.
kemudian dari hasil belajarnya, siswa mengkontruksi Prosedur Penelitian
pengetahuannya dengan kemungkinan miskonsepsi atau Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam
keliru konsep yang dikontruksinya. Dengan demikian 2 siklus disesuaikan dengan cakupan materi Sistem
dalam kegiatan pembelajaran, guru melatih siswa belajar Persamaan Linear dan Kuadrat Dua Variabel. Setiap siklus
mandiri, sehingga otak kanannya terlatih dan retensinya meliputi tahapan-tahapan kegiatan, yaitu perencanaan,
menjadi kuat [4]. pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi.
Dalam pelaksanaan dengan menggunakan Model 1) Perencanaan
Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures Kegiatan yang dilakukan pada tahap
(CUPs) siswa dibagi ke dalam kelompok kecil yang terdiri perencanaan antara lain Membuat Rencana Pelaksanaan
dari tiga orang (triplet) yang dibentuk secara heterogen, Pembelajaran (RPP) yang berorientasi pada model
dengan mempertimbangkan kemampuan siswa dan bahan pembelajaran Conceptual Understanding Procedures
diskusi yang diberikan kepada siswa. Guru lebih berperan (CUPs), mendesain alat evaluasi dan merencanakan
sebagai fasilitator, membantu mengaktifkan siswa tersebut analisa hail tes.
dalam pembentukan pengetahuan, sehingga siswa tidak 2) Pelaksanaan Tindakan
hanya duduk, memperhatikan, belajar menerima dan Kegiatan yang dilakukan pada tahap
memahami apa yang disampaikan oleh guru, tetapi siswa pelaksanaan tindakan ini adalah melaksanakan kegiatan
lebih aktif membangun pemahaman yang berkaitan dengan belajar mengajar di kelas sesuai dengan rencana yang telah
materi pelajaran matematika yang sedang dipelajari. Selain dituangkan pada RPP meliputi sesi-sesi berikut ini :
itu siswa juga didorong untuk mengemukakan a. Sesi 1
85
J. Pijar MIPA, Vol. IX No.2, September : 84 - 88
Siswa diorganisasikan dalam kelompok belajar menggambarkannya dalam karton kosong di dinding
heterogen, selanjutnya dibagikan LKS secara atau papan tulis.
individual. Guru menjelaskan ketentuan dan siswa 3) Tahap Observasi dan Evaluasi
diminta untuk memahami apa yang ada di LKS. Kegiatan observasi dilakukan selama
b. Sesi 2 berlangsungnya pembelajaran dikelas untuk mengetahui
Siswa selama 5-10 menit berusaha untuk aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran.
menyelesaikan secara individu dan menuliskan ide Untuk hasil belajar digunakan tes evaluasi pada akhir suatu
dalam kertas A4 yang telah disediakan. siklus.
c. Sesi 3 4) Tahap Refleksi
Siswa pindah ke dalam triplet atau kelompok mereka Pada tahap ini yang dilakukan adalah merefleksi
dan selanjutnya bediskusi dengan memperlihatkan tindakan yang telah dilakukan dengan melihat hasil
dan mendengarkan ide dari masing-masing anggota. observasi dan evaluasi untuk mengidentifikasi kekurangan
Tujuan dari diskusi ini adalah untuk mempersilahkan yang ada dan menganalisisnya kemudian dilakukan
mereka untuk menjelaskan apa yang mereka pikirkan, langkah-langkah perbaikan pada siklus selanjutnya.
menemukan kesalahan dalam alasan mereka dan Analisa Data
akhirnya mencapai hasil bersama yang kemudian a. Data Hasil Belajar Siswa
ditransferkan ke dalam kertas, yang mana guru harus Untuk menghitung ketuntasan belajar secara
memberikan tiga pensil warna yang berbeda kepada klasikal digunakan rumus ketuntasan belajar sebagai
tiap grupnya. Siswa siswi tersebut harus berikut [6] :
menggambarkan diagram mereka sebesar mungkin
menggunakan pensil warna yang telah disediakan
agar memudahkan jika dilihat kemudian. Tiap anggota dengan :
dari triplet sebaiknya mempersiapkan diri untuk KB = ketuntasan belajar klasikal
mempertahankan jawaban grupnya di depan kelas. n = banyaknya siswa yang memperoleh
Selama diskusi triplet, guru berkeliling kelas, tapi
tidak diperbolehkan terlibat dalam diskusi. nilai KKM
d. Sesi 4 N = jumlah peserta yang mengikuti tes.
Setelah beberapa waktu, semua jawaban harus
ditempel dipapan tulis dan semua siswa b. Data Aktivitas Belajar Siswa dan Aktivitas
diperbolehkan untuk duduk lebih dekat dalam jajaran Guru
berbentuk U sehingga dapat dengan mudah melihat Data aktivitas belajar siswa di analisis
karton yang telah ditempelkan. menggunakan cara sebagai berikut:
e. Sesi 5 1). Menentukan skor aktivitas belajar siswa
Guru harus melihat semua jawaban dan mencari secara klasikal
kesamaan dan perbedaan dan dapat memulai diskusi Skor aktivitas belajar siswa ditentukan dengan
dengan memilih karton dimana hasilnya sepertinya menilai setiap deskriptor dari setiap indikator aktivitas
dapat mewakili beberapa jawaban dan meminta belajar, kemudian menentukan rata-rata skor aktivitas
anggotanya untuk menjelaskan jawaban mereka. belajar siswa dan di dikonsultasikan dengan Pedoman
Siswa dari triplet lain dengan diagram yang berbeda kategori aktivitas belajar sebagai berikut [7] :
kemudian diminta untuk mempertahankan jawaban Sedangkan Data aktivitas guru diambil
mereka. Prosesnya berlangsung dengan siswa menggunakan lembar observasi dengan menentukan
memberikan argumen sampai didapat kesepakatan persentase aktivitas guru, Selanjutnya skor aktivitas guru
mengenai jawaban akhirnya.. di analisis dengan rumus sebagai berikut [8] :
f. Sesi 6
Di akhir sesi tersebut setiap siswa harus benar-benar
memahami jawaban yang disetujui. Untuk
membuktikannya guru harus mengulang kembali Dimana :
jawabannya dan mungkin menulis/ G : persentase aktivitas guru
86
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual.... (Nurul Hikmah1, Baidowi1 dan Nani Kurniati1)
87
J. Pijar MIPA, Vol. IX No.2, September : 84 - 88
DAFTAR PUSTAKA
88