Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

RANCANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA


Tentang
PENILAIAN

Dosen Pengampu:
Nita Putri Utami, M. Pd.

Oleh:
KELOMPOK VI
Firsta Fadhila : 1914040051
Sinta Maidatul Putri : 1914040059
Tegu Kurniawan : 1914040071

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA-B


FAKULTAS TARBYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
1443 H/2021 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah mengenai “Merancang dan Membuat Penetapan KKM”
dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Rancangan
Pembelajaran Matematika. Penulisan makalah ini dapat tersusun berkat keinginan dan
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pemakalah mengucapkan terima kasih banyak
kepada Nita Putri Utami M. Pd selaku dosen pengampu yang telah membantu
pemakalah dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 30 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan.......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Penilaian Kognitif....................................................................................................
B. Penilaian Afektif......................................................................................................
C. Penilaian Psikomotor................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan belajar siswa, perlu
dilakukan suatu penilaian dilakukan suatu penilaian terhadap hasil terhadap hasil
belajar yang belajar yang t elah dilaksanakan elah dilaksanakan baik melalui
melalui tes maupun nontes seperti seperti terlihat terlihat dalam bagan teknik
pengumpulan informasi pengumpulan informasi di bawah. di bawah. Penilaian
dilakukan dilakukan tidak hanya untuk menilai hasil menilai hasil belajar belajar
siswa melainkan juga melainkan juga menilai menilai proses belajar proses belajar
siswa.
Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan
yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian penilaian
berfungsi berfungsi sebagai sebagai alat untuk mengtahui mengtahui keberhasilan
keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Dalam sistem pendidikan nasional
rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan pendidikan, baik
tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan struksional,
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar
membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik.
Salah satu prinsip dasar yang harus senantiasa diperhatikan dan dipegangi
dalam rangka evaluasi hasil belajar adalah prinsip kebulatan, dengan prinsip
evaluator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar dituntut untuk mengevaluasi
secara menyeluruh terhadap peserta didik, baik dari segi
pemahamannya pemahamannya terhadap terhadap materi atau bahan pelajaran
pelajaran yang telah diberikan diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi
penghayatan (aspek afektif), dan pengamalannya (aspek psikomotor).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penilaian kognitif?
2. Apa yang dimaksud dengan penilaian afektif?
3. Apa yang dimaksud dengan penilaian psikomotorik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan penilaian kognitif.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan penilaian afektif.
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan penilaian psikomotorik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penilaian kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan kemampuan pikir, kemampuan
memperoleh pengetahuan, yang berkaitan dengan pemerolehan pengetahuan,
pengenalan, pemahaman, konseptualisai, penentuan dan penalaran dapat diartikan
sebagai kemampuan intelektual. Kemampuan berfikir, termasuk di dalamnya
kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan
kemampuan mengevaluasi. Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut
aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.
Ranah kognitif berorientasi pada kemampuan intelektual yang lebih
sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang
menuntut peserta didik untuk menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide,
gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.
Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan
tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke
tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut
Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah
termasuk dalam ranah kognitif. kognitif. Ranah kognitif b Ranah kognitif
berhubungan erhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya
kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan
kemampuan mengevaluasi. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau
jenjang proses proses berfikir, berfikir, mulai dari jenjang jenjang terendah
terendah sampai dengan jenjang jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau
aspek yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dima ang dimaksud
adalah:
1) Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge) Kemampuan seseorang untuk
mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah,
ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk
menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan proses berfikir
yang paling rendah.
2) Pemahaman (comprehension) Merupakan kemampuan seseorang untuk mengerti
atau memahami sesuatu, setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Memahami
adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.
Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat
memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu
dengan menggunakan katakatanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang
kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.
3) Penerapan (application) Kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau
menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip,
rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret.
Penerapan ini adalah merupakan proses berfikir setingkat lebih tinggi ketimbang
pemahaman.
4) Analisis (analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau
menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil
dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor
yang satu dengan faktor-faktor lainnya.
5) Sintesis (syntesis) Kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses
berfikir analisis. Sisntesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-
bagian atau unsurunsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola
yang yang berstruktur atau berbentuk pola baru.
6) Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation) Penilian/evaluasi disini merupakan
kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi,
nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka
ia akan mampu memilih satu pilihan terbaik sesuai dengan patokan-patokan
atau kriteria yang ada.
Macam-macam
Ranah kognitif dapat diukur menggunakan tes tertulis dan/atau tes lisan.
a. Tes lisan
Tes lisan umumnya, hanya digunakan sesekali saja dan dilakukan pada mata
kuliah yang terbatas, seperti bahasa, agama dan kesenian. Proses konstruksi
tes lisan lebih sederhana dari pada tes tertulis, dan tingkat kehandalan tes
lisan umumnya kurang valid. Secara empiris uji validitas tes lisan sukar
untuk dilakukan. Dalam rangka menguji kehandalan tes lisan, paling
mungkin hanya dapat dilakukan uji reliabilitas kasar menggunakan teknik
reliabilitas tesretes.
b. Tes tertulis
Proses tahapan mengkonstruksi tes tertulis secara garis besar yaitu: mengkaji
kurikulum, mengembangkan indikator dan kisi-kisi, menulis item soal, uji
validasi konsep, revisi/perbaikan, uji validasi empiris, seleksi soal, dan
penyajian tes. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang
diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan.
Tes tertulis terbagi dua, yaitu
a. tes uraian /esai,
Tes uraian dalah butir soal berbentuk pertanyaan atau tugas yang
jawaban atau pengerjaan tugas harus dilakukan dengan cara
mengemukakan pikiran peserta tes secara naratif. Bentuk tes uraian dapat
diklasifikasikan ke dalam dua tipe yaitu tes uraian bebas (extended
response) dan tes uraian terbatas (restricted response). Perbedaan dua tipe
tes uraian ini adalah atas dasar besarnya kebebasan yang diberikan
kepada peserta didik untuk menulis dan menyatakan jawaban. Tes uraian
bebas memberikan kebebasan yang lebih besar dari pada uraian terbatas.
b. Tes Objektif,
Tes objektif adalah tes atau butir soal yang menuntut jawaban secara
lebih pasti. Bentuk tes objektif dapat mencakup banyak materi pelajaran,
penskorannya objektif, dan mudah dikoreksi. Seperti, jawaban singkat
atau isian singkat, menjodohkan benar salah, pilihan ganda.
 Contoh Penilaian Kognitif
Contoh kisi-kisi tes obyektif dan uraian di sajikan pada Tabel V.I. dan
V.II., Cakupan yang diukur dalam ranah penilaian Kognitif adalah:
a) Ingatan (C1) yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat. Ditandai
dengan kemampuan menyebutkan simbol, istilah, definisi, fakta, aturan,
urutan, metode.
b) Pemahaman (C2) yaitu kemampuan seseorang untuk memahami tentang
sesuatu hal. Ditandai dengan kemampuan menerjemahkan, menafsirkan,
memperkirakan, menentukan, menginterprestasikan.
c) Penerapan (C3), yaitu kemampuan berpikir untuk menjaring &
menerapkan dengan tepat tentang teori, prinsip, simbol pada situasi
baru/nyata. Ditandai dengan kemampuan menghubungkan, memilih,
mengorganisasikan, memindahkan, menyusun, menggunakan,
menerapkan, mengklasifikasikan, mengubah struktur.
d) Analisis (C4), Kemampuan berfikir secara logis dalam meninjau suatu
fakta/ objek menjadi lebih rinci. Ditandai dengan kemampuan
membandingkan, menganalisis, menemukan, mengalokasikan,
membedakan, mengkategorikan.
e) Sintesis (C5), Kemampuan berpikir untuk memadukan konsep-konsep
secara logis sehingga menjadi suatu pola yang baru. Ditandai dengan
kemampuan mensintesiskan, menyimpulkan, menghasilkan,
mengembangkan, menghubungkan, mengkhususkan
f) Evaluasi (C6), Kemampuan berpikir untuk dapat memberikan
pertimbangan terhadap sustu situasi, sistem nilai, metoda, persoalan dan
pemecahannya dengan menggunakan tolak ukur tertentu sebagai patokan.
Ditandai dengan kemampuan menilai, menafsirkan, mempertimbangkan
dan menentukan. Lebih jelasnya tentang ilustrasi desain dan analisis
instrumen hasil belajar, berikut disajikan contoh kisi-kisi tes obyektif dan
kisi-kisi tes uraian.

B. Penilaian Afektif
1. Pengertian Penilaian Afektif
Ranah afektif pada umumnya merupakan ranah yang erkaitan dengan
sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan,
minat, sikap, emosi, dan nilai. Penialaian ranah afektif adalah interaksi sikap
yang menuju ke arah bathiniyah dan terjadi bila siswa menjadi sadar tentang
nilai yang diterimanya, kemudian mengambil sikap sehingga menjadi bagian
dirinya dalm bentuk nilai dan menentukan tingkah laku. Misalnya pada
karakter jujur yang merujuk kepada suatu karakter yang mempunyai sifat-
sifat positif dan mulia seperti integritas, penuh kebenaran, dan lurus sekaligus
tiadanya bohong, curang, ataupun mencuri.
2. Macam-macam Penilaian Afektif
Ada 5 macam penilaian afektif, yaitu:
a. Sikap
Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak secara
suka tau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibntuk melalui
cara mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian, melalui
penguatan serta menerima, informasi, verbal. Penilaian sikap adalah
penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik
terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik dan
sebagainya.
b. Minat
Menurut KBBI (1990: 583), minat atau keinginan adalah
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Hal penting pada
minat adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk karakteristik
afektif yang memiliki intensitas tinggi.
c. Konsep diri
Menurut Smith konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan
individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Target
konsep diri biasanya orang tetapi bisa juga institusi seperti sekolah.
Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang karir peserta didik,
yaitu dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dapat
dipilih alternatif karir yang tepat bagi peserta didik.
d. Nilai
Nilai menurut Rokeach (1968) merupakan suatu keyakinan
tentang perbuatan, tindakan atau perilaku yang dianggap baik dan yang
dianggap buruk. Target nilai cenderung menjadi ide, target nilai dapat
juga berupa sesuatu seperti sikap dan perilaku.
e. Moral
Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap
kebahagiaan orang lain atau perasaan terhadap ketindakan yang
dilakukan diri sendiri. Moral juga dikaitkan dengan keyakinan agama
seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan berpahala,
jadi moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang.
3. Contoh Penilaian Afektif
C. Penilaian Psikomotor
Psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (Skill) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Menurut Singer (1972), mata ajar yang termasuk kelompok mata ajar psikomotor
adalah mata ajar yang lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi-
reaksi fisik. Menurut Ryan (1980: 3), penilaian hasil belajar psikomotor dapat
dilakukan dengan tiga cara yaitu: melalui pengamatan langsung selama proses
belajar-mengajar (persiapan), setelah proses belajar (proses), dan beberapa waktu
setelah selesai proses belajar-mengajar (produk).
Tujuan pengukuran ranah psikomotor adalah selain untuk memperbaiki
pencapaian tujuan instruksional oleh siswa pada ranah psikomotor khususnya pada
tingkat imitasi, manipulasi presisi, artikulasi, dan naturalisasi, juga dapat
meningkatkan kemampuan gerak reflex, gerak dasar, keterampilan perseptual,
keterampilan fisik, gerak terampil, dan komunikasi non-diskusif siswa. Sedangkan
manfaat dari ranah psikomotor adalah selain untuk memperbaiki pencapaian tujuan
instruksional oleh siswa pada ranah psikomotor khususnya pada tingkat imitasi,
manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi juga dapat meningkatkan
kemampuan gerak refleks, gerak dasar, keterampilan perseptual, keterampilan fisik,
gerak terampil, dan komunikasi non-diskusif siswa. (Anterior Jurnal, Volume 13
Nomor 1, Desember 2013, Hal 88 – 93)
 Macam-macam psikomotor
Psikomotorik adalah aspek yang memiliki keterampilan dalam
melakukan segala hal. Hal ini dapat dilihat dari hal-hal yang dilakukan oleh
seseorang. Antara lain;
1. Menirukan
Ketika anak sudah memahami atas rangsangan yang diberikan
sehingga merespon dengan gerakan secara langsung. Tahapan yang harus
dilewati ialah anak akan melihat gerakan tersebut kemudian
mempraktekkan atau menirukan. Kemampuan meniru seorang anak dapat
sempurna atau tidak sempurna.
Menirukan gerakan dapat dilakukan secara sempurna atau bahkan
melakukan modifikasi. Tiruan yang kurang sempurna akan mengakibatkan
pada penilaian yang diberikan kepada seorang anak akan semakin buruk.
Kata kerja yang digunakan antara lain, mengubah, membersihkan,
memposisikan, mengkontruksi, mengatur, mengaktifkan, dan lain-lain.
2. Memanipulasi
Kemampuan menirukan suatu yang telah dipelajari dengan
berbagai tambahan yang terkesan berbeda dengan apa yang dipelajari. Hal
ini merupakan bentuk manipulasi dalam proses pembelajaran. Manipulasi
akan ditangkap oleh pembimbing atau guru. Kegiatan ini bersifat sederhana
dan sesuai dengan pengalaman yang dimiliki oleh masing-masing individu.
Kata kerja yang digunakan dalam tahap ini adalah merancang,
mengoreksi, mendemonstrasi, mencampur, melatih, memperbaiki,
mengidentifikasi, mengisi, mereparasi, dan lain-lain. Kata kerja ini dapat
digunakan sebagai tanda kegiatan yang melakukan kegiatan manipulasi.
3. Ketepatan (persisi)
Penilaian yang dilakukan oleh peserta didik atas kesesuaian kegiatan
yang dilakukan. Seseorang yang telah melakukan persisi dengan baik.
Ketepatan dalam melakukan beberapa hal akan membuat seseorang dinilai
menghasilkan produk kerja yang tepat. Pada tahap ini kesalahan yang
dibuat dalam melakukan tindakan eksekusi suatu proyek lebih sedikit.
4. Pengalamiahan
Ketika seorang anak sudah dapat melakuan segala hal dengan baik
maka anak akan mampu menguasai segala hal yang telah diajarkan. Bahkan
dapat melakukan lebih dari apa yang diajarkan atau melakukan modifikasi
dan menyesuaikan dengan keterampilan yang dimiliki dan kemampuan
terus berkembang dalam berbagai situasi dan kondisi.
5. Artikulasi
Berdasarkan apa yang dipelajari akan menciptakan berbagai gerakan
baru yang sesuai dengan apa yang dipelajari. Pengembangan dengan
memberi sesuatu yang lebih bermakna juga dapat dilakukan dengan cara
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini.
Gerakan baru yang diciptakan menekankan pada krestivitas masing-
masing orang berdasarkan apa yang diperoleh dalam proses pembelajaran.
Kata kerja yang digunakan antara lain, mendorong, menarik, mencampur,
membungkus, memproduksi, menggantikan, dan lai-lain. Kegiatan yang
dilakukan bersifat kompleks serta dengan tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Suryadi, Ahmad. 2020. Evaluasi Pembelajaran Jilid II. Jawa Barat: CV Jejak.
(Anterior Jurnal, Volume 13 Nomor 1, Desember 2013
Rahayu, Dyah Sawitri, Endang Mastuti. 2018. Milik Negara Modul PKT.

Anda mungkin juga menyukai