Anda di halaman 1dari 12

OBJEK / SASARAN EVALUASI PENDIDIKAN

(RANAH KOGNITIF, AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK)

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah


Evaluasi Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Islam
Pasca Sarjana UIN Alauddin Makassar

Oleh:

MUHAMMAD IKSAN
80200221137

Dosen Pengampuh :
Prof. Dr. Sitti Mania, M. Ag
Dr. Hj. Misykat Malik Ibrahim, M. Si

PROGRAM PASCA SARJANA


PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah ‫ ﷻ‬Yang Maha Esa lagi
Maha Penyayang karena dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya lah

tugas makalah ini dengan judul "Objek / Sasaran Evaluasi Pendidikan (Ranah

Kognitif, Afektif dan Psikomotorik" dapat diselesaikan.

Selanjutnya shalawat serta salam kami hanturkan kepada junjungan Nabi

Muhammad ‫ﷺ‬. dan segenap keluarganya, sahabat, tabi-tabi'in sampai kepada


orang-orang yang mukmin yang telah memperjuangkan Islam sampai saat ini dan

bahkan sampai akhir zaman. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna

dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Pengelolaan

Kelas. Semoga makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri

maupun orang yang membacanya.

Sidrap, 6 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

C. Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

A. Evaluasi dalam ranah Kognitif .................................................................. 3

B. Evaluasi dalam ranah Afektif .................................................................... 5

C. Evaluasi dalam ranah Psikomotorik .......................................................... 6

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 8

A. Kesimpulan ............................................................................................... 8

B. Saran .......................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 9


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi perkembangan

sumber daya manusia. Dalam proses pendidikan, evaluasi sangat penting untuk

mengetahui sejauh mana proses pembelajaran dan hasil yang dicapai oleh peserta

didik. Evaluasi pendidikan juga dapat membantu untuk meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan hasil yang dicapai oleh peserta didik.

Istilah evaluasi juga sering diidentikkan dengan istilah pengukuran, yakni

untuk mengetahui keadaan terhadap sesuatu.1 Evaluasi dalam arti pengukuran

biasanya dilakukan dengan memakai ukuran-ukuran tertentu, misalnya; meter

untuk mengukur tinggi, gram untuk mengukur berat, thermometer untuk

mengukur suhu, membaca al-Qur’an luar kepala untuk mengukur kemampuan

menghafal al-Qur’an dan lain-lain. Di samping itu, evaluasi juga bisa diartikan

yang lain, khususnya pada bidang pendidikan yakni tes, ujian dan ulangan.

Dalam melakukan evaluasi, harus terdapat sasaran yang jelas. Evaluasi

dalam pendidikan sasarannya adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

kegiatan pendidikan yang dijadikan titik pusat perhatian atau penelitian, karena

pihak penilai atau evaluatoe ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau

proses pendidikan tersebut.2

Maka dari itu, untuk mengevaluasi proses belajar mengajar, maka yang

terpenting untuk dinilai adalah rana kognitif, rana afektif dan rana psikomotorik.

Ketiga rana atau aspek ini, saling bertaut antara satu dengan yang lainnya.

Penilaian terhadap ketiganya hendaknya dijelaskan secara terang-terangan

1
Robert L. Thorndike dan Elzabeth P. Hagen, Measurement and Evaluation in
Psychology and Education Fourth Edition, (New York: t. th) h. 3.
2
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2006), h. 25
sehingga peserta didik dapat merencanakan kerja-kerjanya untuk memenuhi

standar yang dinilai oleh mereka.

Dengan demikian, penilian sangat erat kaitannya dengan evaluasi. Apabila

dilihat dari prosedur kerjanya, penilian memiliki pengertian yang hampir sama

dengan kegiatan research.3 Kedunya sama-sama merupakan kegiatan untuk

memperoleh gambaran tentang keadaan suatu objek melalui proses penalaran

secara sistematis, membutuhkan data yang empirik untuk membuat kesimpulan,

dan menurut syarat keahlian bagi pelakunya.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang masalah evaluasi pendidikan dan

aspek-aspek terpenting dalam menilai keberhasilan belajar, maka pembahasan

tentangnya sangatlah penting untuk dibahas secara mendalam.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan

suatu permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana evaluasi pendidikan dalam ranah Kognitif?

2. Bagaimana evaluasi pendidikan dalam ranah Afektif?

3. Bagaimana evaluasi pendidikan dalam ranah Psikomotorik?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi dalam ranah kognitif

2. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi dalam ranah afektif

3. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi dalam ranah psikomotorik

3
Muh. Akib D, Sasaran atau Obyek Evaluasi Pendidikan dan Penilaian Berbasis
Sekolah, (Pinrang: Jurnal Al-HIikmah, XIV 2013), h. 2.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Evaluasi dalam Ranah Kognitif

Istilah kognitif sendiri berasal dari kata cognition artinya tindakan atau

proses untuk mendapatkan/mengetahui sesuatu dengan rasio atau intuisi.4 Dalam

arti yang luas, cognition ialah perolehan, penataan dan pengetahuan. Dengan

demikian kognisi adalah perolehan pengetahuan oleh seseorang. Dalam

perkembangan selanjutnya, istilah kognitif yang dalam bahasa Indonesia disebut

kognisi adalah salah satu domain atau wilayah ranah psikologi manusia yang

meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman,

pertimbangan, pengillahan informasi, pemecahan masalah, dan kesenjangan. Atau

dengan istilah lain, aspek kognitif adalah bagian dari kognisi yang merupakan

disiplin psikologi yang didalmnya membahas tentang proses penerimaan,

pengilahan, penyimpanan dan perolehan informasi dari sistem memori manusia.5

Kognitif memiliki enam taraf yang meli[uti pengetahuan (taraf paling

rendah) smapai evaluasi (taraf paling tinggi).6

1. Pertama, pengetahuan (knowledge) yang mencakup ingatan. Dalam rangka

penilaian, tes ingatan hampir tidak menuntu lebih daripada mengingat

kembali.

2. Kedua, pemahaman (comprehension) yang memerlukan kemampuan

menangkap makna dari sesuatu konsep.

3. Ketiga, penerapan (aplikasi), yakni kesanggupan menerapkan konsep

dalam suatu situasi konkrit.

4
Suddin Bani, Objek Evaluasi Pendidikan, (Makassar: Lentera Pendidikan, 15 no. 2
2012), h. 233.
5
Robert L. Thorndike dan Elzabeth P. Hagen, Measurement and Evaluation in
Psychology and Education Fourth Edition, h. 336-337
6
Amirul Hadi, Teknik Mengajar secara Sistematis (Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 1992),
h. 29
4. Keempat, analisis yaitu kesanggupan mengurai suatu integritas menjadi

unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti.

5. Kelima, sintesis, yaitu menekankan suatu kesanggupan menyatukan unsur-

unsur menajdi satu integritas.

6. Keenam, evalusai, yaitu kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai

sesuatu berdasarkan kriterian yang dipakainya.

Evaluasi atau penilaian yang dilakukan untuk menilai proses dan

hasil belajar siswa dalam aspek kognitif adalah mencakup semua materi unsur

pokok pendidikan.7 Sekurang-kurangnya ada dua macam kecakapan kognitif

siswa yang amat perlu dikembangkan segera khususnya guru, yakni pertama,

strategi belajar memahami isi materi pelajaran, dan kedua starategi menyakini

arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap pesan-pesan

moral yang terkandung dalam materi pelajaran tersebut.8 Tanpa adanya

pengembangan dua macam kecakapan kognitif ini, agaknya siswa sulit

diharapkan mampu mengembangan ranah afektif dan psikomotor nya sendiri.

Evaluasi keberhasilan belajar siswa dalam aspek kognitif (ranah cipta) ini,

dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan tes tertulis maupun lisan dan

perbuatan. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa karena

semakin membengkaknya jumlah siswa di sekolah-sekolah, tes lisan dan

perbuatan saat ini semakin jarang digunakan.

Aspek yang dinilai dalam tes kognitif yaitu tes lisan di kelas, pilihan

ganda, uraian obyektif, uraian non obyektif, jawaban singkat, menjodohkan, unjuk

kerja, dan portofolio. Portofolio merupakan kumpulan dari tugas-tugas peserta

7
Mappanganro, Implementasi Pendidikan Islam di Sekolah (Ujung pandang: Yayasan
Ahkam, 1996), h. 9.
8
Muh. Akib D. Sasaran atau Obyek Evaluasi Pendidikan dan Penilaian Berbasis
Sekolah, h. 3.
didik. Tujuannya adalah untuk mengukur kemampuan membaca dan menulis yang

lebih luas, peserta didik menilai kemajuannya sendiri, dan menilai sejumlah karya

peserta didik. Portofolio merupakan alat pengukuran dengan melibatkan peserta

didik untuk menilai kemajuannya berkaitan dengan mata pelajaran tertentu.9

B. Evaluasi pada ranah Afektif

Kata afektif merupakan ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.

Beberapa ahli mengemukakan bahwa sikap seseorang bisa diprediksi

perubahannya apabila seseorang itu mempunyai penguasaan kognitif yang

tinggi.10 Keberhasilan pengembangan ranah kognitif tidak hanya akan

membuahkan kecakapan kognitif, akan tetapi juga akan berdampak pada

penguasaan atau kecakapan pada ranah afektif.

Terkait dengan afektif ini, terdiri atas lima taraf, yakni;

1. Pertama, menerima, dimana taraf ini peserta didik mampu menerima

seluruh informasi atau stimulus yang diberikan oleh pendidik.

2. Kedua, merespon, dimana pada taraf ini peserta didik sudah lebih dari

sekedar menerima dan memperhatikan informasi. Akan tetapi ia sudah

bisa memiliki motivasi yang cukup untuk merespon.

3. Ketiga, menghayati nilai, dimana pada taraf ini pelajar sudah menghayati

dan menerima nilai.

4. Keempat, mengorganisasikan, dimana pada taraf ini peserta didik sudah

bisa mengembangkan nilai-nilai ke dalam suatu organisasi.

9
Arivia, dkk, Evaluasi Pembelajaran (Evaluasi Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik), h.
12.

10
Suddin Bani, Objek Evaluasi Pendidikan, h. 236.
5. Kelima, menginternalisasi diri, dan taraf inilah yang paling tinggi, dimana

peserta didik telah menyatu serta mempengaruhi pola kepribadian dan

tingkah lakunya.11

Dalam melakukan evaluasi pada ranah afekif, beberapa ahli mengakui

bahwa alat-alat untuk mengukurnya sangat sukar dikembangkan.12 Akibatnya,

membuat para guru lebih banyak menilai pada ranah kognitif saja. Tipe hasil

belajar afektif tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku seperti

perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru,

menghargai teman, kebiasaan belajar dan hubungan sosial.

Adapun langkah pembuatan instrumen afektif dikelas dengan menilai

sikap, minat (kehadiran di kelas, banyak bertanya, tepat waktu mengumpulkan

tugas dan lainnya), pilih tipe skala yang digunakan, telaah instrumen oleh sejawat,

perbaiki instrumen, skor inventori, dan analisis hasil inventori skala minat dan

skala sikap.

C. Evaluasi pada ranah Psikomotorik

Kecakapan psikomotorik mempunyai arti yakni segala keterampilan

aktifitas jasmaniah yang konkrit dan mudah diamati, baik kuantitasnya maupun

kualitasnya, karena sifatnya sangat terbuka untuk diamati. Keberhasilan

pengembangan dalam ranah kognitif dan afektif juga akan berdampak positif

terhadap perkembangan ranah psikomotorik. Di dalam pendidikan agama Islam

penilaian terhadap psikomotorik terutama ditekankan pada unsur pokok ibadah,

seperti shalat, puasa, zakat, naik haji kemampuan baca tulis al-Qur’an dan lain

sebagainya.13

11
Muh. Akib D. Sasaran atau Obyek Evaluasi Pendidikan dan Penilaian Berbasis
Sekolah, h. 4.
12
Amirul Hadi, Teknik Mengajar Secara Sistematis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 33
13
Mappanganro, Implementasi Pendidikan Islam di Sekolah, h. 9.
Evaluasi dalam aspek psikomotorik dapat dibagi atas lima taraf, yaitu:

1. Pertama, persepsi, yaitu mencakup kemampuan menafsirkan rangsangan.

2. Kedua, kesiapan yakni mencakup tiga aspek yaitu: intelektual, fisis, dan

emosional.

3. Ketiga, gerakan terbimbing, yakni kemampuan yang merupakan bagian

dari keterampilan yang lebih kompleks.

4. Keempat, gerakan terbiasa, yakni terampil melakukan suatu perbuatan.

5. Kelima, gerakan kompleks, yakni melakukan perbuatan motoris yang

kompleks dengan lancar, luwes, gesit, atau lincah.14

Cara yang dipandang tepat untuk mengevaluasi keberhasilan belajar yang

berdimensi rana psikomoto adalah observasi. Observasi dalam hal ini, dapat

diartikan sebagai sejenis tes mengenai peristiwa, tingkah laku, atau

fenomena lain, dengan pengamatan langsung.

14
Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya, cet. IV; (Jakarta: Rineka
Cipta, 2003), h.17-18.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil obeseravasi dari peneliti terkait pengelolaan kelas di

Fakultas Agama Islam Universitas Agama Islam Makassar, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa:

1. Aspek kognitif berkaitan dengan penilaian terhadap kemampuan peserta

didik dalam memahami dan menggunakan informasi intelektual. Evaluasi

kognitif biasanya dilakukan melalui tes, tugas tertulis dan ujian. Hasil

evaluasi ini dapat memberikan gambaran kepada pendidik sejauh mana

peserta didik mampu memahami konsep, menghubungkan informasi,

menyelesaikan masalah dan membuat kesimpulan.

2. Aspek afektif berkaitan dengan penilaian terhadap sikap, nilai dan emosi

peserta didik. Evaluasi aspek afektif dapat dilakukan dengan pengamatan

perilaku peserta didik dalam kelas, wawancara atau pengisian kuesioner.

3. Aspek psikomotorik berkaitan dengan penilaian terhadap keterampilan

fisik dan motorik peserta didik. Evaluasi aspek psikomotorik dapat

dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap peserta didik saar

melakukan kegiatan fisik atau menggunakan alat tertentu.

B. Saran

Sekiranya dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan, saran dan

masukkan menjadi pijakan penulis dalam memperbaiki maklah tersebut. Melalui

tulisan ini jika ada kelebihan itu datangnya dari Allah yang memberi nikmat

kesehatan kepada penulis untuk mencari literatur diberbagai media baik buku,

internet, maupun jurnal-jurnal lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

Akib D, Muh. Sasaran atau Objek Evaluasi Pendidikan dan Penilaian berbasis

Sekolah, Pinrang: Jurnal Al-Hikmah Vol. XIV, 2013.

Arivia dkk, Evaluasi Pembelajaran (Evaluasi Kognitif, Afektif dan Psikomotorik)

Bani, Suddin. Objek Evaluasi Pendidikan, Makassar: Lentera Pendidikan, 2012

Hadi, Amirul. Teknik Mengajar Secara Sistematis, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Mapppanganro. Implementasi Pendidikan Islam di Sekolah. Cet. I; Ujung


Pandang: Yayasan Ahkam, 1996.

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Cet. IV; Jakarta:


Rineka Cipta, 2003.

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Edisi 6, Jakarta: Rajawali Pres,


2006.

Thorndike, Robert L dan Elisabeth P. Hagen, Measurement and Aevaluation


in Psychology and Education Fourth Edition, New York: John Wiley
and Sons, t.th

Anda mungkin juga menyukai