Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

HAKIKAT PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KARAKTER

Dosen Pengampu :Dr. Tamjidillah H.M. Amin, M .Pd

Nama: Asmayana

Kelas: V B

NIM: 200106044

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

1
2022

Kata Pengantar
Alhamdulillahirobbilalamin

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ramat

serta karunianya sehingga saya penulis berhasil menyelesaikan makalah ini

yang Alhamdulillah tepat pada waktunya, makalah ini membahas tentang

HAKIKAT PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KARAKTER. Saya penulis

berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.

Namun terlepas dari itu, penulis memahami bahwa makalah ini masih jauh dari

kata sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik serta saran demi

terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

Mataram, 21 Oktober 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Cover…………………………………………………………………………………………1
Kata Pengantar ............................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................... 3
BAB I ................................................................................................... Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN................................................................................ Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang .................................................................. Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah ............................................................ Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan ................................................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB II ............................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 6
A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan Karakter ............................................................. 6
BAB III ............................................................................................................................................ 10
PENUTUP ..................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 10

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan karakter merupakan salah satu opsi yang harus dioptimalkan

dalam sistem pendidikan di Indonesia. Hal yang menjadi dasar adalah bahwa

makna pendidikan 2 merupakan proses memanusiakan manusia. Artinya,

manusia sebagai makhluk Tuhan harus dibekali dengan hal lain selain

kemampuan kognitifnya. Hal lain yang dimaksud pada pernyataan tersebut

adalah kemampuan afektif atau sikapnya. Manusia tidak hanya diberi

keterampilan dan kemampuan yang bersifat eksak yang berbicara pada

aspek luar manusia secara biologis tetapi juga perlu pendidikan yang

menjamah ranah inner side, mental life, mind affected word, dan geistigewelt.

Pendidikan karakter disamakan definisinya dengan pendidikan nilai,

pendidikan moral, pendidikan religius, atau pendidikan budi pekerti. Istilah ini

makin mengemuka ketika berbagai permasalahan muncul sebagai akibat dari

kegagalan dari pendidikan di Indonesia. Istilah karakter berasal dari bahasa

Yunani yaitu charassain yang artinya mengukir. Secara sederhana dapat

diartikan bahwa pendidikan karakter sebagai bentuk kegiatan mengukir di

atas batu yang pada pelaksanaannya tidak mudah/gampang. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karakter adalah tabiat, sifat-sifat kejiwaan

atau budi pekerti yang dapat membedakan seseorang dengan yang lain

(2008:639).

4
Selanjutnya, pendidikan karakter dapat diartikan pula sebagai upaya dalam

mengembangkan potensi peserta didik dengan nilai-nilai budaya dan karakter

bangsaagar memiliki nilai dan karakter sebagai karakter pribadinya.

Pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, budi, moral, dan

watak yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam

memutuskan baik dan buruk dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu,

pendidikan karakter secara psikologis mencakup dimensi moral reasoning,

moral feeling, dan moral behavior (Mulyasa, 2011:32). Pendidikan karakter

sudah lama diterapkan di Indonesia, bahkan dimulai dari zaman orde lama

hingga kini. Pendidikan ini diintegrasikan dengan beberapa mata pelajaran,

yaitu Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan

Sejarah. Namun pada kenyataannya, sistem pendidikan karakter dengan

sistem ini belum 3 menunjukkan hasil yang menggembirakan. Berbagai

literatur menyebut kegagalan pendidikan karakter tersebut disebabkan oleh

tujuan dan model pendidikan yang masih berkutat pada taraf hafalan semata.

Dengan demikian, makalah ini ditulis dengan tujuan untuk mengkaji kembali

berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan karakter.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Hakikat Pembelajaran Pendidikan Karakter?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk Mengetahui Hakikat Pembelajaran Pendidikan Karakter.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan Karakter

Konsep dan Makna Belajar; Dalam belajar, individu menggunaka

kemampuan pada ranah Kognitif, Afeksi dan Psyikomotor;

1. Kognitif; adalah kemampuan intelektual siswa dalam berfikir, mengetahui, dan

memecahkan masalah. Bloom berpendapat bahwa ranah kognitif meliputi

segala upaya yang menyangkut aktifitas otak. Menurut Bloom (1956) ada 6

tujuan aspek Kognitif adalah;

 Pengetahuan (knowledge)

 Pemahaman (comprehension)

 Penerapan (application)

 Analisis (analysis)

 Sintesa (syntesis)

 Evaluasi (evaluation)

Kognitif erarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk

mengembangkan kemampuan rasional (akal).

2. Afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif

mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.

Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan

6
perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat

tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam

berbagai tingkah laku. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima

jenjang, yaitu:

1. Menerima atau memperhatikan(Receiving atau attending)

2. Menanggapi (Responding artinya “adanya partisipasi aktif”)

3. Menilai atau menghargai (Valuing)

4. Mengatur atau mengorganisasikan (Organization)

5. Karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai (Characterization

by evalue or value complex )

2. Psikomotorik adalah merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan

(skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman

belajar tertentu.

Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari

hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif (yang baru

tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah

psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari,

melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.

Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui:

1. Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik

selama proses pembelajaran praktik berlangsung,.

2. Sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes

kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan,

dan sikap.

7
3. Beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam

lingkungan kerjanya.

Dalam Pengajaran yang terpenting adalah Guru dan Muris selalu

berinteraksi dalam proses belajar mengajar, sehingga komponen yang perlu

diperhatikan terhadap Murid meliputi

1. tingkat kesiapan.

2. tingkat perkembangan.

3. minat dan aspirasi dari pada Murid.1

Proses belajar mengajar pendidikan karakter keberhasilan atau

kegagalan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh:

1. Pribadi Pendidik dan Peserta didik yang sedang melakukan

pembelajaran.

2. Sekolah yang memberikan fasilitas, sarana, media,sumber dan tenaga

kependidikan;

3. Proses pembelajaran juga harus dikembangkan dalam kehidupan dari

keluarga dan masyarakat.

4. Adanya kerjasama yang baik antara Guru dalam Kegiatan mengajar dan

Siswa dalam Kegiatan belajar.

1
Tamjidillah HM Amin. Dr, MPd, Drs. Power Poin Mata Kuliah Pendidikan Ekstrakurikuler,
smt V (ganjil) 2022/2023

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kognitif; adalah kemampuan intelektual siswa dalam berfikir, mengetahui, dan
memecahkan masalah. Bloom berpendapat bahwa ranah kognitif meliputi
segala upaya yang menyangkut aktifitas otak.
Afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif
mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi.
Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai
tingkah laku.
Psikomotorik adalah merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman
belajar tertentu.
B. Saran
Makalah ini, diharapkan pembaca dapat mengetahui fungsi
pendidikan ekstrakurikuler. Selain itu, diharapkan pula bagi guru atau
pembimbing kegiatan ekstrakurikuler mampu melaksanakan kegiatan
tersebut sesuai dengan tujuan dan fungsi yang ingin dicapai.

9
DAFTAR PUSTAKA
Tamjidillah HM Amin. Dr, MPd, Drs. Power Poin Mata Kuliah
Pembelajaran Ekstrakurikuler, smt V (genap) 2022/2023

10

Anda mungkin juga menyukai