Anda di halaman 1dari 13

BELAJAR DAN POTENSI PERBEDAAN INDIVIDU

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:


Aulia Yasminita Raafi'ah (7233142001)
Farhaini Liabawaiha (7232442007)
Maranata Parhusip (7232442001)
Nadia Anggraini (7232442006)
Riandi Bagas Kara Gultom (7231142011)

MATA KULIAH: Psikologi Pendidikan


NAMA DOSEN: Fauzi Kurniawan, S.Psi, M.Psi

PRODI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Psikologi Pendidikan. Dan juga tidak lupa kami berterimakasih kepada dosen mata
kuliah Psikologi Pendidikan, bapak Fauzi Kurniawan, S.Psi, M.Psi

Tugas ini akan membahas mengenai “Belajar dan Potensi Perbedaan Individu”.
Harapan penulis dibuatnya laporan ini akan menambah kemampuan berliterasi dan juga
meningkatkan wawasan pemahaman mengenai suatu permasalahan.

Oleh karena itu jika ada kesalahan dalam penulisan, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun. Demikian makalah ini kami buat, akhir kata kami mengucapkan
terimakasih dan semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 09 Maret 2024

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2
A. Potensi dalam Belajar ..................................................................................................... 2
B. Perbedaan Karakteristik dalam Belajar ............................................................................. 4
C. Pendekatan dalam Belajar ................................................................................................. 6
D. Teknik dalam Belajar ........................................................................................................ 7
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 10

ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pemahaman tentang proses belajar dan potensi perbedaan individu memiliki relevansi
yang penting dalam berbagai konteks, terutama dalam pendidikan dan pengembangan manusia.
Belajar merupakan inti dari perkembangan manusia dan kemajuan masyarakat. Dalam konteks
pendidikan, pemahaman mendalam tentang bagaimana individu belajar dan faktor-faktor apa
yang memengaruhinya sangat penting untuk merancang kurikulum yang inklusif dan strategi
pengajaran yang efektif. Pengakuan akan keberagaman individu dalam kemampuan belajar
dapat membantu guru dalam menyesuaikan pendekatan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
setiap siswa. Lebih jauh lagi, pemahaman ini juga penting dalam pembangunan karakter dan
potensi individu.

Setiap individu memiliki potensi unik dalam belajar dan mengembangkan diri, dan
memahami perbedaan individu dapat membantu dalam memaksimalkan potensi tersebut.
Namun, tantangan muncul dalam implementasi konsep ini dalam praktik pendidikan, di mana
penyesuaian strategi pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan beragam siswa bisa menjadi
kompleks. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk menjelajahi konsep "Belajar dan
Potensi Perbedaan Individu" dengan mengeksplorasi penelitian terkini dan memaparkannya
dalam bentuk makalah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Potensi dalam Belajar?


2. Apa Perbedaan karakteristik dalam belajar?
3. Apa Pendekatan dalam belajar?
4. Apa Teknik-teknik dalam belajar?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa itu potensi dalam belajar.


2. Untuk mengetahui perbedaan karakteristik dalam belajar.
3. Untuk mengetahui apa saja pendekatan dalam belajar.
4. Untuk mengetahui apa saja teknik-teknik dalam belajar

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Potensi dalam Belajar

1. Definisi Potensi Belajar

Definisi Potensi Belajar menurut Udo Yamin Efendi Majdi (2007: 86) menjelaskan, kata
potensi berasal dari serapan bahasa Inggris, yaitu “potential”. Artinya ada dua kata, yaitu, (1)
kesanggupan; tenaga (2) dan kekuatan; kemungkinan.

Menurut Rofiq A, R. B. Widodo, Icep Fadlil Yani, dan Romdin A. (2005: 32), potensi dapat
dijabarkan dalam beberapa definisi, yaitu:

1) Potensi adalah segala kepemilikan yang dapat diolah dengan baik sehingga
menghasilkan manfaat bagi pemiliknya.
2) Potensi adalah segala sesuatu yang ada pada diri individu atau lingkungan yang dapat
dioptimalisasikan untuk suatu fungsi tertentu dan dapat dimanfaatkan dalam jangka
waktu lama.
3) Potensi diartikan sebagai kelebihan atau kekuatan yang dimiliki seorang individu
maupun kelompok masyarakat yang dapat dikelola secara maksimal untuk
menghasilkan manfaat tertentu.

Menurut Sugihartono, Kartika Nur Fathiyah, Farida Harahap, Farida Agus Setiawati, dan
Siti Rohmah Nurhayati (2007: 74), mendefinisikan belajar sebagai suatu proses memperoleh
pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi
yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya.
Belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang
disebut stimulus dan respon.

Dari berbagai pengertian mengenai potensi dan belajar dapat disimpulkan bahwa potensi
belajar merupakan suatu kelebihan atau kekuatan yang dapat dikembangkan dari proses
transformasi ilmu pengetahuan sehingga menghasilkan keuntungan atau manfaat bagi peserta
didik setelah menempuh pembelajaran.

2
2. Aspek-aspek Potensi Belajar

Fungsi belajar pada peserta didik sangat menentukan keberhasilan pendidikan.


Keberhasilan pendidikan tidak terlepas dari faktor-faktor yang ada dalam diri individu itu
sendiri. Keefektifan pendidikan kejuruan dipengaruhi oleh keinginan peserta didik untuk
belajar, kebutuhan memperoleh pendidikan, dan keuntungan yang diperoleh peserta didik dari
proses belajar.

Sebagaimana dikemukakan oleh Prosser (Wexler, 2009:4), mengenai aspek-aspek yang


berpengaruh dalam potensi belajar adalah sebagai berikut:

1) Kebutuhan memperoleh Pendidikan. Menurut TIM Pengembang Ilmu Pendidikan


UPI (2007:30) adalah tingkat pendidikan atau kemampuan yang seharusnya atau
diharapkan dipenuhi dalam kehidupannya. Sedangkan kebutuhan belajar adalah
pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai tertentu yang
ingin dipenuhi melaui kegiatan pendidikan.
2) Keinginan menempuh pendidikan. Keinginan dalam diri individu untuk menempuh
pendidikan sangat berpengaruh dengan prestasi hasil belajar peserta didik. Peserta
didik yang tidak memiliki keinginan untuk memperoleh pengetahuan dari apa yang
diajarkan guru tetapi dia diharuskan mempelajarinya, dapat menimbulkan suatu
perasaan benci terhadap mata pelajaran tersebut, bahkan dapat berakibat pada
ketidakinginan untuk belajar. Oleh karena itu perlu dibangkitkan keinginan siswa
untuk belajar agar peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga
akan berusaha keras dalam meningkatkan kompetensi yang dimiliki.
3) Keuntungan belajar, merupakan manfaat yang diperoleh peserta didik setelah
menempuh pendidikan kejuruan. Hal ini meliputi kompetensi keahlian dan ilmu
pengetahuan yang diperoleh peserta didik selama menempuh pendidikan. Dengan
kompetensi yang dimiliki, peserta didik mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan
yang didapat selama menempuh pendidikan sehingga dapat mengatasi permasalahan
yang muncul saat ia bekerja. Hal tersebut merupakan keuntungan yang diperoleh
peserta didik dari proses pembelajaran.

3
3. Faktor Penghambat Dalam Mengembangkan Potensi
1) Faktor Internal Faktor ini meliputi:
 Adanya rasa pesimis pada diri sendiri, ini adalah keadaan seseorang tidak percaya
diri pada kemampuan sendirinya, dan tidak berani mencoba hal-hal baru yang belum
pernah dilakukan.
 Adanya rasa malas untuk mengembangkan potensi, seperti berlatih, mengasah dan
berpikir.
 Adanya rasa malu.
2) Faktor Eksternal Faktor ini yang meliputi kurangnya motivasi, pengaruh lingkungan
dan adanya sarana yang belum memadai untuk mengolah potensi seseorang secara
maksimal.

B. Perbedaan Karakteristik dalam Belajar

Definisi belajar menurut Drs. Slameto (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar;
Rineka Cipta; 1999). Belajar Adalah Proses Orang Yang Mencoba Untuk Mendapatkan
Perubahan Perilaku Baru Secara Keseluruhan, Sebagai Hasil Dari Pengalaman Individu Itu
Sendiri Dalam Interaksi Dengan Lingkungan Dalam Interaksi Dengan Lingkungan Yang
Melibatkan Kognitif, Afektif Dan Psikomotorik.

Sedangkan menurut R. Gagne (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta;
1999) Hal 22. Belajar Adalah Suatu Proses Untuk Motivasi Dalam Pengetahuan, Keterampilan,
Kebiasaan Dan Sikap.

Jadi dapat dideskripsikan dari beberapa ahli diatas bahwa belajar yaitu suatu proses
seseorang dalam perubahan tingkah laku dari hasil pengalaman individu yang dihadapinya
dalam lingkungannya.

Sedangkan definisi karakteristik menurut Piuas Partanto, Dahlan (1994): Karakteristik


berasal dari kata karakter dengan arti tabiat/watak, pembawaan atau kebiasaan yang dimiliki
oleh individu yang relatif tetap.

Menurut Moh. Uzer Usman (1989): Karakteristik adalah mengacu kepada karakter dan
gaya hidup seseorang serta nilai-nilai yang berkembang secara teratur sehingga tingkah laku
menjadi lebih konsisten dan mudah di perhatikan.

4
Menurut Sudirman (1990): Karakteristik siswa adalah keseluruhan pola kelakuan dan
kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dari lingkungan sosialnya
sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya.

Jadi dapat disimpulkan dari beberapa ahli di atas bahwa karakteristik adalah watak atau
pola kelakuan seseorang berdasarkan hasil dari kebiasaannya sehari-hari sehingga menjadi
lebih konsisten dan mudah di perhatikan.

Dalam belajar, terdapat berbagai karakteristik yang dapat memengaruhi cara seseorang
belajar dan mengasimilasi informasi. Berikut adalah beberapa perbedaan karakteristik dalam
belajar:

1. Gaya Belajar: Setiap individu memiliki gaya belajar yang berbeda. Beberapa orang lebih
suka belajar melalui visualisasi, sementara yang lain lebih suka pembelajaran auditori atau
kinestetik. Gaya belajar ini dapat memengaruhi preferensi seseorang dalam menerima dan
memproses informasi.

2. Kecenderungan Kognitif: Setiap individu memiliki kecenderungan kognitif yang unik,


seperti kecenderungan analitis atau holistik. Kecenderungan ini dapat mempengaruhi cara
seseorang memecahkan masalah, memproses informasi, dan menghadapi tugas belajar.

3. Motivasi: Tingkat motivasi sangat mempengaruhi efektivitas belajar seseorang. Motivasi


intrinsik, yang berasal dari dalam diri individu, dan motivasi ekstrinsik, yang berasal dari faktor
eksternal, dapat memengaruhi sejauh mana seseorang terlibat dalam proses belajar.

4. Konsentrasi: Kemampuan seseorang untuk memusatkan perhatian pada suatu tugas atau
materi pembelajaran dapat memengaruhi seberapa baik mereka dapat menyerap informasi.
Tingkat konsentrasi yang tinggi dapat membantu seseorang memahami dengan lebih baik.

5. Keterampilan Metakognitif: Keterampilan metakognitif melibatkan kemampuan untuk


mengenali, mengontrol, dan merencanakan strategi belajar. Individu dengan keterampilan
metakognitif yang baik lebih mampu mengatur waktu, mengatur tujuan, dan memantau
kemajuan belajar mereka.

5
C. Pendekatan dalam Belajar

1. Pendekatan Belajar

Belajar dapat didefinisikan sebagai proses menciptakan hubungan sesuatu yang sudah
ada dengan sesuatu yang baru. Sebagaimana halnya yang dikemukakan Bruner dalam Romberg
(1999) bahwa belajar adalah proses aktif siswa dalam mengkonstruksi atau membangun
pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Sesuatu yang baru
tersebut tidak hanya berupa pengetahuan akan tetapi dapat berupa keterampilan, sikap,
kemauan kebiasaan maupun perbuatan. Secara konsep, belajar diartikan sesuai dengan
pendekatannya. Beberapa pendekatan belajar menurut para ahli dikemukakan sebagai berikut:

2. Pendekatan Behavior

Belajar adalah perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang relatif permanen di
dalam diri individu yang tampak dari tampilan individu (overt behavior). Definisi ini
menekankan hasil belajar pada perilaku yang dapat diobservasi dan diukur.

Dalam Teori connectionism, Thorndike mengemukakan bahwa belajar adalah proses


"stamping in" (diingat), forming, hubungan antara stimulus dan respon. Faktor yang
mempengaruhi belajar adalah reward atau pernyataan kepuasan dari suatu kejadian. Menurut
Thorndike hukuman akan memperlemah ikatan, berbeda dengan reward yang akan
memperkuat ikatan. Beberapa hukum belajar yang dikemukakan Thorndike yaitu:

 Law of readines yaitu hukum kesiapan. Maksudnya seseorang akan lebih mudah belajar
jika sudah memiliki kesiapan untuk hal dimaksud.
 Law of exercise yaitu hukum latihan. Ikatan antara stimulus dan respon dalam belajar
akan lebih kuat jika dilakukan pengulangan-pengulangan.
 Law of effect yaitu hukum pengaruh, mengarah pada hadiah yang konkrit. Semakin
banyak hadiah yang diterima individu dari hasil belajarnya maka semakin kuat ikatan
perilaku tersebut dengan hadiah yang diterimanya.

Selain itu, Pavlov mengemukakan bahwa dalam belajar terjadi proses pengkondisian
(conditioning). Stimulus yang dikondisikan untuk mendapatkan Respon yang terkondisi.
Pengkondisian ini dilakukan seiring dengan pembentukan perilaku yang diinginkan. Contoh,
dalam pelajaran matematika anak-anak diberi hadiah jika jawaban terhadap pertanyaan yang
diajukan kepadanya benar. Perilaku ini dikondisikan secara terus-menerus hingga terbentuk
perilaku senang terhadap pelajaran matematika dan Pemberian hadiah dikurangi secara

6
berangsur-angsur. Dengan pola yang sama dapat dilakukan penghapusan terhadap suatu
perilaku yang tidak diinginkan.

Skinner memandang penguatan (reinforcement) sebagai unsur yang paling penting dalam
proses belajar. Individu cenderung untuk belajar jika diikuti dengan penguatan. Dalam
menggunakan reinforcement untuk memperkuat tingkah laku Dikenal dua metode yaitu
pembentukan (shaping) dan pemodelan (modeling). Jika seorang guru memberikan
reinforcement pada langkah-langkah menuju keberhasilan maka guru tersebut menggunakan
teknik shaping. Modeling dilakukan melalui proses motivasi misalnya dalam meningkatkan
minat siswa membaca novel berbahasa Inggris. Guru dapat menunjukkan dan menceritakan
pada siswa betapa senangnya Ia mendapat menikmati cerita dalam novel tersebut dengan
sesekali membacakannya sedikit kepada mereka, sehingga pada akhirnya siswa meniru
kebiasaan guru tersebut.

3. Pendekatan Kognitif

Dalam pendekatan kognitif belajar dianggap sebagai sesuatu yang aktif. Individu
berinisiatif mencari pengalaman untuk belajar, mencari informasi untuk menyelesaikan
masalah, mengatur kembali dan mengorganisasi apa yang mereka ketahui Untuk mencapai
pelajaran baru. Meskipun secara pasif dipengaruhi lingkungan, orang akan aktif memilih,
memutuskan, mempraktikkan, memperhatikan, mengabaikan dan membuat respon lain untuk
mengejar tujuan. Pada pendekatan ini yang paling penting adalah bagaimana individu belajar,
menerima informasi dan mengingat.

D. Teknik dalam Belajar

Teknik belajar merupakan cara yang dapat ditempuh untuk belajar efektif. Beberapa
bentuk teknik belajar yang diterapkan adalah:

1. Sikap Mental

Yang terpenting dalam belajar adalah sikap mental. Ketika seseorang merasa dirinya
mampu maka hal ini akan menjadi komputer mental yang mendorong seseorang untuk meraih
impiannya. Oleh karena itu dalam belajar seorang siswa perlu memiliki kata-kata afirmasi yang
dapat membangkitkan semangat untuk berhasil. Misalnya, "saya harus bisa", "saya pasti bisa",
dan sebagainya. Jadikanlah belajar itu sebagai tantangan, selalu siaga dan siap untuk

7
mendapatkan secara maksimal pada setiap kesempatan baik di kelas, praktikum ataupun di
rumah.

2. Rencana Belajar

Membuat rencana belajar secara tertulis baik rencana harian mingguan. Selalu memulai
pekerjaan sedini mungkin, Jangan menunggu sampai hari terakhir.

3. Berkonsentrasi

Konsentrasi dapat dilakukam dengan senam otak, relaksasi, meditasi dan sebagainya.

4. Mengikuti Pelajaran

Kemampuan untuk mengikuti pelajaran di dalam kelas seperti mendengar, menyimak dan
memberi respon. Orang yang bersemangat belajar biasanya berada dalam keadaan keadaan
tubuh condong ke depan sedikit, menganggukkan kepala tanda persetujuan, mengacungkan jari
ketika bertanya, mendengar sambil membuat catatan singkat.

5. Tujuan Belajar

Belajar pada hakikatnya adalah untuk mendapatkan pengertian karena belajar merupakan
jalan untuk mencapai tujuan hidup. Makin banyak yang diketahui maka makin banyak yang
dapat diperbuat.

f. Teknik Mengingat

Kemampuan mengingat dapat dilatih dengan teknik menumpuk dan teknik asosiasi. Teknik
menumpuk yaitu mempelajari materi secara bertahap, dimulai dari yang paling sederhana atau
dasar dan kemudian meningkat secara bertahap ke materi yang lebih kompleks. Sedangkan
Teknik asosiasi yaitu Dalam arti mengkaitkan dua hal, antara yang ingin kita ingat dengan
sesuatu terjadi sehari-hari, dan dari situ merangkai cerita. Setiap orang dapat melatih tekniknya,
dan untuk itu tidak diperlukan otak jenius.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Belajar adalah proses yang kompleks dan individual, dipengaruhi oleh potensi individu,
karakteristik unik, pendekatan yang diambil, dan teknik yang digunakan. Potensi dalam belajar
merujuk pada kapasitas setiap individu untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru.
Perbedaan karakteristik dalam belajar menyoroti bahwa setiap orang memiliki preferensi dan
gaya belajar yang berbeda, seperti visual, auditori, atau kinestetik. Pendekatan dalam belajar
mencakup berbagai strategi dan metode yang digunakan individu untuk memproses dan
mengingat informasi, termasuk pendekatan yang aktif, reflektif, atau kolaboratif. Terakhir,
teknik dalam belajar mengacu pada berbagai alat dan teknik yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pemahaman dan retensi informasi, seperti peta konsep, mnemonik, atau latihan
berulang.

Dengan memahami potensi individu, mempertimbangkan perbedaan karakteristik dalam


belajar, mengadopsi pendekatan yang sesuai, dan menerapkan teknik belajar yang efektif,
seseorang dapat meningkatkan kemampuan belajar mereka dan mencapai hasil yang lebih baik
dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru.

9
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanti., Hartini., Azwar, Beni. (2023). Peran Guru BK dalam Mengembangkan Bakat
Minat dan Potensi Belajar Siswa Kelas X. Jurnal Ilmu Pendidikan, 5(6), 2509 - 2518.

Arifuddin. (2018). Pengaruh Profesionalitas Guru Terhadap Perkembangan Potensi


Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak Di Madrasah Aliyah Al-Ikhlas
Ujung. Jurnal Al-Qayyimah, 1(1), 31-51.

Keefe, J. W. (1979). Learning style: An overview. In J. W. Keefe (Ed.), Student learning


styles: Diagnosing and prescribing programs (pp. 1-17). Reston, VA: National
Association of Secondary School Principals.

Nurani, Charomah Setia. (2014). Pengaruh Kemampuan Diri, Potensi Belajar, Dan
Kebiasaan Kerja Terhadap Kompetensi Siswa Pada Kelompok Mata Pelajaran
Produktif Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik Kelas Xii Di Smk 1 Sedayu
Bantul. Universitas Negeri Yogyakarta.

Pintrich, P. R. (2004). A conceptual framework for assessing motivation and self-


regulated learning in college students. Educational Psychology Review, 16(4), 385-407.

Sri Milfayetty, Dkk, (2023). Psikologi Pendidikan. Medan: PPs Unimed.

10

Anda mungkin juga menyukai