MOTIVASI BELAJAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1.Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................2
1.3.Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.1. DEFINISI MOTIVASI BELAJAR.........................................................................3
2.2. ASPEK-ASPEK MOTIVASI.................................................................................3
2.3. FUNGSI MOTIVASI..............................................................................................5
2.4. JENIS-JENIS MOTIVASI......................................................................................9
2.5. BENTUK-BENTUK MOTIVASI DI SEKOLAH................................................10
BAB III PENUTUP.........................................................................................................14
A.KESIMPULAN........................................................................................................14
B.SARAN....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
bentuk motivasi di sekolah, pendidik dapat merancang lingkungan belajar yang
kondusif dan memotivasi siswa untuk mencapai potensi penuh mereka.1
1
Sofan. Amri. Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum. (Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher, 2013). 28.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DEFINISI MOTIVASI BELAJAR
a) Definisi Motivasi
b) Definisi Belajar
3
1) Tanggung Jawab
Pelajar yang memiliki tingkat motivasi belajar yang tinggi merasa
tanggung jawab terhadap tugasnya dan tidak akan meninggalkan tugas
tersebut sebelum berhasil menyelesaikannya. Di sisi lain, mereka yang
memiliki motivasi belajar rendah cenderung kurang bertanggung jawab
terhadap tugas, lebih suka menyalahkan faktor-faktor eksternal seperti
jumlah tugas atau tingkat kesulitan sebagai alasan kegagalan mereka.
2) Tekun terhadap tugas
Dalam hal ketekunan terhadap tugas, mereka yang termotivasi tinggi
mampu berkonsentrasi dan tidak mudah menyerah. Mereka dapat belajar
dalam waktu yang relatif lama dengan tingkat konsentrasi yang baik.
Sebaliknya, individu dengan motivasi belajar rendah cenderung memiliki
konsentrasi yang rendah, mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya,
dan menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan tugas tepat waktu.
3) Waktu penyelesaian tugas
Mereka dengan motivasi belajar tinggi, dalam konteks waktu penyelesaian
tugas, individu dengan motivasi belajar tinggi berusaha menyelesaikan
setiap tugas dengan cepat dan efisien. Di sisi lain, mereka yang memiliki
motivasi belajar rendah cenderung kurang termotivasi untuk
menyelesaikan tugas dengan cepat, cenderung menunda-nunda, dan
kurang efisien.
4) Menetapkan tujuan yang realistis
Menetapkan tujuan yang realistis juga menjadi ciri orang dengan motivasi
belajar tinggi, karena mereka mampu menetapkan tujuan sesuai dengan
kemampuan mereka, berkonsentrasi pada langkah-langkah menuju tujuan,
dan mengevaluasi kemajuan yang telah dicapai. Sebaliknya, individu
dengan motivasi belajar rendah cenderung tidak mampu menetapkan
tujuan yang realistis, kurang berkonsentrasi, dan tidak melakukan evaluasi
kemajuan dengan baik.
Selain Aspek-aspek motivasi di atas, menurut sumbernya aspek motivasi
belajar dibagi menjadi dua bagian diantaranya:
1) Motivasi Intrinsik
4
Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti
seorang siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk
membaca, karena membaca tidak hanya menjadi aktivitas kesenangannya,
tapi bisa jadi juga telah menjadi kebutuhannya. Dalam proses belajar,
motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang lebih efektif, karena motivasi
intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar
(ekstrinsik). Menurut Arden yang termasuk dalam motivasi intrinsik untuk
belajar antara lain adalah:
a. Dorongan ingin tahu dan ingin menyelediki dunia yang lebih luas,
b. Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan
untuk maju,
c. Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat
dukungan dari orang-orang penting, misalkan orangtua, saudara, guru,
atau teman-teman, dan lain sebagainya,
d. Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan yang
berguna bagi dirinya, dan lain-lain,
e. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan
usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun kompetisi,
f. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai
pelajaran, dan
g. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar.
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri
individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Seperti
pujian, peraturan, tata tertib, reladan guru orangtua, dan lain sebagainya.
Kurangnya respons dari lingkungan secara positif akan memengaruhi
semangat belajar seseorang menjadi lemah.
5
mengarahkan dan mempengaruhi perilaku manusia. Berikut adalah beberapa
fungsi motivasi:
1. Mengarahkan Perilaku
Motivasi memegang peran vital dalam mengorientasikan perilaku
manusia. Individu yang termotivasi kuat memiliki tujuan yang terdefinisi
dengan jelas dan berupaya dengan sungguh-sungguh untuk mencapainya.
Motivasi memberikan arahan dan fokus pada tindakan individu,
membantu mereka mengalokasikan waktu, tenaga, dan sumber daya
secara efektif. Sebagai contoh, seseorang yang sangat termotivasi untuk
meningkatkan keterampilan komunikasinya mungkin akan mencari
pelatihan atau kursus yang relevan, mengikuti sesi praktek berbicara di
depan umum, atau mendalami literatur tentang komunikasi efektif.
2. Memelihara Perseveransi
Motivasi berperan krusial dalam mempertahankan tekad dan
ketekunan saat menghadapi hambatan dan tantangan. Dengan motivasi
yang tinggi, seseorang mampu mengatasi rintangan dan tidak mudah
menyerah. Motivasi memberikan dorongan mental yang diperlukan untuk
terus bertahan dan berusaha meskipun dihadapkan pada kesulitan.
Sebagai ilustrasi, dalam konteks pendidikan, seorang siswa dengan
motivasi tinggi akan tetap tekun belajar meskipun menghadapi materi
yang kompleks atau ujian yang menantang.
3. Meningkatkan Kinerja
Motivasi yang tepat dapat meningkatkan kinerja individu. Individu
yang merasa termotivasi cenderung bekerja lebih keras, lebih fokus, dan
lebih bersemangat dalam mencapai tujuan mereka. Motivasi yang tinggi
juga dapat meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan efisiensi dalam
menyelesaikan tugas dan pekerjaan. Sebagai contoh, dalam lingkungan
kerja, seorang karyawan yang sangat termotivasi mungkin akan
memberikan kontribusi yang lebih unggul, memiliki inisiatif proaktif,
dan mencari cara inovatif untuk meningkatkan proses kerja.
4. Meningkatkan Kepuasan dan Kesejahteraan
6
Motivasi yang kuat juga dapat berpengaruh pada kepuasan dan
kesejahteraan individu. Ketika seseorang mencapai tujuan yang
diinginkan, mereka merasakan kepuasan dan kebahagiaan. Motivasi yang
memadai juga membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan
kepuasan hidup secara keseluruhan. Sebagai contoh, jika seseorang
memiliki motivasi untuk mencapai keseimbangan hidup yang sehat,
mereka mungkin akan mengatur jadwal dengan baik antara pekerjaan dan
waktu luang, menjaga pola makan yang seimbang, dan aktif dalam
kegiatan fisik yang menyenangkan.
5. Membantu Pencapaian Tujuan
Motivasi adalah faktor kunci dalam mencapai tujuan. Tanpa
motivasi yang cukup, seseorang mungkin tidak memiliki dorongan atau
semangat untuk bekerja menuju tujuan mereka. Motivasi memberikan
energi dan dorongan yang diperlukan untuk mengatasi rintangan,
menghadapi hambatan, dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sebagai contoh, seseorang yang termotivasi untuk memulai bisnis
mereka sendiri mungkin akan terlibat dalam riset pasar, menyusun
rencana bisnis yang komprehensif, dan mengambil langkah-langkah yang
diperlukan untuk memulai usaha.
6. Mendorong Perkembangan Pribadi
Motivasi yang tepat dapat mendorong perkembangan pribadi dan
pertumbuhan individu. Individu yang sangat termotivasi cenderung
mencari peluang untuk belajar, berkembang, dan meningkatkan
keterampilan mereka. Motivasi yang tinggi mendorong orang untuk
melampaui batasan mereka sendiri dan mencapai potensi penuh mereka.
Sebagai contoh, seseorang yang sangat termotivasi untuk menjadi ahli di
bidang tertentu mungkin akan terus belajar, mengikuti seminar, dan
berpartisipasi dalam program pengembangan diri untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mereka.
Fungsi motivasi dalam pembelajaran sangat penting karena dapat
memengaruhi tingkat keterlibatan dan keberhasilan siswa dalam belajar.
Motivasi merupakan dorongan internal atau eksternal yang mendorong
7
individu untuk bertindak atau berusaha mencapai tujuan tertentu. Dalam
konteks pembelajaran, motivasi berperan sebagai pendorong untuk
memulai, melanjutkan, dan menyelesaikan tugas belajar.3
3
Prawira Atmaja P, Psikologi Belajar (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2017), 431-435.
8
ekstra untuk memahami konsep yang sulit dan mencari keterkaitan
informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki.
6) Mendorong Pencapaian Tujuan
Motivasi yang tepat membantu siswa menetapkan tujuan
yang jelas dan bekerja menuju pencapaian tujuan tersebut. Motivasi
merupakan sumber energi yang mendorong siswa untuk mengatasi
rintangan, tetap gigih, dan mencapai keberhasilan dalam proses
pembelajaran.4
Dalam konteks pembelajaran, guru memiliki peran penting dalam
menciptakan lingkungan yang mendukung dan memotivasi siswa. Beberapa
strategi yang dapat diterapkan melibatkan memberikan umpan balik positif,
menyajikan tantangan sesuai tingkat kemampuan siswa, merumuskan tujuan yang
realistis dan terukur, menggunakan variasi metode pengajaran, serta menciptakan
iklim kelas yang inklusif dan memberi dukungan.
4
Prawira, Psikologi, 435-440.
5
Abdul, Haling. Belajar dan Pembelajaran. (Makassar: Badan Penerbit UNM,2007). 46.
9
sebaya atau guru mereka. Kolaborasi dalam kelompok atau proyek tim
juga dapat meningkatkan motivasi siswa karena adanya rasa tanggung
jawab terhadap kelompoknya.
4) Motivasi pencapaian
Bentuk motivasi ini berfokus pada tujuan atau pencapaian
individu. Siswa yang memiliki motivasi pencapaian cenderung
memiliki ambisi tinggi, merumuskan tujuan yang jelas, dan berusaha
keras untuk mencapainya. Guru dapat membantu siswa
mengembangkan motivasi pencapaian dengan membantu mereka
menetapkan tujuan yang realistis dan memberikan umpan balik yang
konstruktif ketika mereka mencapai atau mendekati tujuan tersebut. 6
5) Motivasi otonom
Motivasi ini terkait dengan memberikan siswa otonomi dan
kebebasan untuk mengontrol proses belajar mereka sendiri. Siswa merasa
termotivasi ketika mereka memiliki peran aktif dalam pengambilan
keputusan terkait pembelajaran, seperti memilih topik penelitian, metode
belajar, atau cara menyelesaikan tugas. Mereka merasa memiliki tanggung
jawab pribadi terhadap hasil belajar mereka.7
6
Nyanyu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2014), 152
7
Nyanyu, Psikologi, 153.
10
bervariasi sesuai dengan prestasi yang mereka peroleh dari penilaian guru,
bukan karena kebijaksanaan guru. Angka ini berfungsi sebagai pendorong
motivasi bagi anak didik untuk mempertahankan atau meningkatkan
prestasi belajar di masa depan, tercatat dalam buku raport sesuai dengan
mata pelajaran dalam kurikulum.
2) Penghargaan
Hadiah diberikan sebagai bentuk penghargaan atau kenang-
kenangan dalam dunia pendidikan, yang dapat menjadi alat motivasi. Anak
didik yang mencapai prestasi tinggi atau peringkat teratas dapat menerima
hadiah. Penting diingat bahwa meraih hadiah memerlukan usaha, yaitu
belajar dengan baik untuk mencapai prestasi terbaik dan memperoleh
hadiah sebagai imbalan.
3) Kompetisi
Persaingan dapat dijadikan alat motivasi dalam dunia pendidikan
untuk mendorong semangat belajar anak didik. Baik dalam bentuk
individu maupun kelompok, kompetisi diperlukan untuk menciptakan
suasana belajar yang kondusif. Metode mengajar juga berperan dalam
menciptakan kondisi ini.
4) Keterlibatan Ego
Menanamkan kesadaran kepada anak didik untuk menganggap
tugas sebagai tantangan, dengan bekerja keras demi harga diri, merupakan
bentuk motivasi yang penting. Seseorang akan berusaha maksimal untuk
mencapai prestasi yang baik dan menjaga harga diri, dan hal ini juga
berlaku untuk anak didik sebagai subjek belajar.
5) Ulangan sebagai Motivasi
Ulangan dapat menjadi alat motivasi, di mana anak didik
mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapinya.
Berbagai usaha dan teknik dilakukan untuk menguasai dan menjawab
semua soal ujian. Oleh karena itu, ulangan dapat menjadi pendorong
motivasi jika dilakukan dengan cara yang sistematis dan terencana.
6) Pemahaman Hasil Belajar
11
Mengetahui hasil belajar dapat menjadi alat motivasi, mendorong
anak didik untuk belajar lebih tekun. Jika hasil belajar mengalami
kemajuan, anak didik akan berusaha mempertahankannya atau bahkan
meningkatkan intensitas belajarnya demi prestasi belajar yang lebih baik.
7) Apresiasi
Pujian yang disampaikan pada waktu yang tepat dapat menjadi alat
motivasi yang positif. Pujian merupakan bentuk reinforcement positif dan
motivasi yang efektif. Guru dapat menggunakan pujian untuk mengakui
keberhasilan anak didik sesuai dengan hasil kerjanya, tanpa rekayasa atau
bertentangan dengan kinerja sebenarnya.
8) Pendekatan Hukuman
Meskipun hukuman bersifat negatif, jika diterapkan dengan bijak
dan pendekatan edukatif, dapat menjadi alat motivasi yang efektif.
Hukuman harus dilakukan untuk mendidik, bukan sebagai tindakan balas
dendam. Oleh karena itu, hukuman yang diberikan oleh guru harus
terencana dan bersifat mendidik.
9) Keinginan untuk Belajar
Hasrat untuk belajar menunjukkan kesengajaan dan maksud untuk
belajar, yang lebih baik daripada kegiatan tanpa tujuan. Keinginan untuk
belajar menandakan motivasi untuk belajar, yang dapat menghasilkan
prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan anak didik yang kurang
berkeinginan untuk belajar.
10) Minat
Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan
dan menyukai aktivitas tertentu. Minat pada suatu aktivitas dapat
menciptakan konsistensi dalam pemahaman dan pengenangan. Minat
adalah rasa suka dan keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa adanya
desakan. Semakin kuat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
11) Tujuan yang Diterima
Rumusan tujuan yang diterima dan diakui oleh anak didik merupakan alat
motivasi yang penting. Memahami tujuan yang harus dicapai memberikan
perasaan berguna dan menguntungkan, mendorong anak didik untuk terus
12
belajar. Guru sebaiknya menyampaikan tujuan pengajaran agar anak didik
dapat memberikan alternatif pilihan tingkah laku guna mencapai tujuan
tersebut.8
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa bentuk- bentuk
motivasi belajar antara lain adalah memberi angka, hadiah, kompetisi, ego-
involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk
belajar, minat, dan tujuan yang diakui. Selain bentuk-bentuk motivasi di atas,
penting juga untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan memperkuat
motivasi siswa. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk menciptakan
lingkungan yang memotivasi antara lain:
a) Menjaga komunikasi yang terbuka antara siswa dan guru, sehingga
siswa merasa didengar, dihargai, dan diberikan perhatian.
b) Menciptakan tugas yang menantang dan bervariasi agar siswa merasa
tertantang dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
c) Memberikan umpan balik yang konstruktif dan positif kepada siswa
agar mereka dapat memahami kekuatan dan area yang perlu diperbaiki
dalam belajar mereka.
d) Mendorong kolaborasi dan kerja tim antara siswa, sehingga mereka
dapat saling mendukung dan belajar satu sama lain.
e) Menciptakan suasana belajar yang aman, inklusif, dan bebas dari
tekanan yang berlebihan, sehingga siswa merasa nyaman untuk
mengambil risiko dalam pembelajaran.
Penting untuk diingat bahwa motivasi siswa adalah hal yang kompleks dan
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Setiap siswa memiliki kebutuhan dan
minat yang berbeda, oleh karena itu pendidik perlu memahami siswa secara
individu dan menggunakan pendekatan yang sesuai untuk memotivasi mereka.
Dengan menggunakan kombinasi berbagai bentuk motivasi dan menciptakan
lingkungan yang mendukung, guru dapat membantu siswa mencapai potensi
mereka yang penuh dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam proses belajar.
8
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, ( Jakarta. Rineka Cipta. 2002) hal. 158 – 166.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Motivasi belajar memiliki peran yang signifikan dalam proses
pembelajaran siswa. Motivasi yang tinggi dapat meningkatkan keterlibatan siswa,
upaya belajar, pemahaman materi, dan hasil belajar secara keseluruhan. Motivasi
dapat berasal dari faktor internal dan eksternal, dan mempengaruhi tingkat
keinginan, minat, dan keaktifan siswa dalam mencapai tujuan belajar.
14
4.1 SARAN
Dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa, penting untuk menjaga
suasana kelas yang positif, memberikan umpan balik yang konstruktif,
menerapkan metode pengajaran yang menarik, pembentukan tujuan yang jelas,
dan melibatkan orang tua dalam mendukung motivasi belajar siswa.
15
DAFTAR PUSTAKA
16