Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MOTIVASI BELAJAR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah


Mata Kuliah: Psikologi pendidikan

Dosen Pengampu: FUADATUL HURONIYAH, M.Si

Disusun Oleh: Kelompok 5

Muhammad Faris (222103030048)


Melisa Khumairoh (222103030061)
Syarif Hidayatullah (222103030069)
Firdiana MarthaDani (222103030071)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
MARET 2024
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang


telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah berjudul "Motivasi belajar." Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas
mata kuliah Psikologi pendidikan dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati.
Kami ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala atas segala nikmat dan
petunjuk-Nya. Tak lupa pula, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Fuadatul huroniyah, M,Si, dosen pengampu mata kuliah ini, yang dengan sabar
dan penuh ilmu telah membimbing dan memberikan wawasan yang mendalam
kepada kami.
Kami juga ingin menyampaikan permohonan maaf apabila terdapat
kekurangan atau kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Kami menerima
dengan tangan terbuka setiap saran dan kritik yang membangun guna perbaikan di
masa mendatang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat menjadi sarana yang bermanfaat
dalam memperdalam pemahaman tentang Motivasi belajar. Kami berharap dengan
tulus bahwa tulisan ini dapat menjadi ladang ilmu yang bermanfaat bagi diri kami,
dosen pengampu.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jember, 08 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1.Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................2
1.3.Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.1. DEFINISI MOTIVASI BELAJAR.........................................................................3
2.2. ASPEK-ASPEK MOTIVASI.................................................................................3
2.3. FUNGSI MOTIVASI..............................................................................................5
2.4. JENIS-JENIS MOTIVASI......................................................................................9
2.5. BENTUK-BENTUK MOTIVASI DI SEKOLAH................................................10
BAB III PENUTUP.........................................................................................................14
A.KESIMPULAN........................................................................................................14
B.SARAN....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan merupakan suatu proses kompleks yang melibatkan interaksi
antara guru, siswa, dan lingkungan pembelajaran. Dalam mengatasi tantangan-
tantangan pembelajaran, motivasi memainkan peran krusial sebagai pendorong
siswa untuk aktif berpartisipasi, mengatasi hambatan, dan mencapai hasil optimal.
Konsep motivasi belajar yang luas dan kompleks memerlukan pemahaman
mendalam tentang faktor-faktor internal dan eksternal yang memengaruhi tingkat
keinginan, minat, dan keterlibatan siswa dalam mencapai tujuan belajar. Motivasi
dapat bersumber dari dalam diri individu (intrinsik) atau dipengaruhi oleh faktor-
faktor eksternal seperti pujian, hadiah, atau tekanan sosial (ekstrinsik). Tingkat
motivasi memainkan peran kunci dalam meningkatkan keterlibatan siswa, upaya
belajar, pemahaman materi, dan hasil belajar secara keseluruhan. Sebaliknya,
kurangnya motivasi dapat mengakibatkan ketidakaktifan siswa, kekurangan minat,
dan pencapaian akademik yang rendah. Oleh karena itu, pemahaman yang
mendalam tentang fungsi motivasi dalam konteks pembelajaran menjadi landasan
penting untuk merancang strategi pembelajaran yang efektif.

Dalam konteks pendidikan, ada berbagai jenis motivasi yang relevan.


Misalnya, motivasi prestasi merupakan dorongan untuk mencapai prestasi yang
tinggi dan memenuhi standar yang ditetapkan. Motivasi sosial, di sisi lain,
melibatkan dorongan untuk memenuhi kebutuhan sosial dan mendapatkan
persetujuan dari orang lain. Memahami jenis-jenis motivasi ini membantu dalam
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi siswa dan merancang
intervensi yang tepat.

Di sekolah, penting bagi pendidik untuk menerapkan berbagai bentuk


motivasi yang relevan. Pemberian pujian dan penghargaan kepada siswa yang
berhasil, penggunaan metode pengajaran yang menarik dan relevan, pembentukan
tujuan yang jelas, serta memberikan umpan balik yang konstruktif adalah contoh-
contoh bentuk motivasi yang dapat diaplikasikan. Dengan memahami beragam

1
bentuk motivasi di sekolah, pendidik dapat merancang lingkungan belajar yang
kondusif dan memotivasi siswa untuk mencapai potensi penuh mereka.1

Dalam makalah ini, akan dilakukan penyelidikan mendalam tentang konsep


motivasi belajar, termasuk definisi motivasi, aspek-aspek motivasi, fungsi
motivasi, jenis-jenis motivasi, serta bentuk-bentuk motivasi di sekolah. Dengan
merujuk pada penelitian dan teori terkini, makalah ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman yang komprehensif tentang motivasi belajar dan
dampaknya terhadap pembelajaran siswa. Melalui pemahaman yang lebih baik
tentang motivasi belajar, diharapkan dapat dikembangkan strategi dan pendekatan
yang lebih efektif dalam meningkatkan motivasi siswa dan meningkatkan kualitas
pendidikan secara menyeluruh.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Motivasi Belajar?
2. Apa Aspek-aspek Motivasi Belajar?
3. Apa Fungsi Motivasi Belajar?
4. Bagaimana Bentuk-bentuk motivasi Belajar?
1.3.Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menganalisis konsep dan definisi
motivasi belajar, menjelaskan aspek-aspek motivasi dalam pembelajaran, serta
memahami peran motivasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

1
Sofan. Amri. Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum. (Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher, 2013). 28.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DEFINISI MOTIVASI BELAJAR
a) Definisi Motivasi

Menurut A. Miller, motivasi merupakan suatu proses kompleks


yang melibatkan faktor kognitif, emosional, dan perilaku, dengan faktor-
faktor seperti keyakinan, harapan, nilai-nilai, serta perasaan senang, sedih,
marah, dan takut. Sementara menurut Fred Luthans, motivasi adalah suatu
proses yang mengarahkan dan memelihara perilaku untuk mencapai tujuan,
dipengaruhi oleh kebutuhan, tujuan, nilai-nilai, dan keyakinan individu.

b) Definisi Belajar

Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung


dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.

Drs. Slameto, Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan


individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi
dengan lingkungannya.2

Dengan demikian, dari beberapa definisi di atas Motivasi belajar


adalah proses kompleks yang melibatkan faktor-faktor kognitif, emosional,
dan perilaku. Motivasi belajar juga merupakan kekuatan intrinsik dan
ekstrinsik yang mendorong seseorang untuk menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan, perilaku, pemahaman, ketrampilan, dan value
secara keseluruhan.

2.2. ASPEK-ASPEK MOTIVASI


Untuk motivasi belajar pada pelajar, ada beberapa aspek yang harus
diperhatikan untuk mendapatkan manfaat dari pelajaran yang telah dipelajari.
Worrel dan Stillwel mengemukakan beberapa aspek yang membedakan motivasi
belajar tinggi dan motivasi belajar rendah, yaitu:
2
Juitaning Mustika, Psikologi Pendidikan (Lampung: STKIP Kumala Lampung, 2016), 51.

3
1) Tanggung Jawab
Pelajar yang memiliki tingkat motivasi belajar yang tinggi merasa
tanggung jawab terhadap tugasnya dan tidak akan meninggalkan tugas
tersebut sebelum berhasil menyelesaikannya. Di sisi lain, mereka yang
memiliki motivasi belajar rendah cenderung kurang bertanggung jawab
terhadap tugas, lebih suka menyalahkan faktor-faktor eksternal seperti
jumlah tugas atau tingkat kesulitan sebagai alasan kegagalan mereka.
2) Tekun terhadap tugas
Dalam hal ketekunan terhadap tugas, mereka yang termotivasi tinggi
mampu berkonsentrasi dan tidak mudah menyerah. Mereka dapat belajar
dalam waktu yang relatif lama dengan tingkat konsentrasi yang baik.
Sebaliknya, individu dengan motivasi belajar rendah cenderung memiliki
konsentrasi yang rendah, mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya,
dan menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan tugas tepat waktu.
3) Waktu penyelesaian tugas
Mereka dengan motivasi belajar tinggi, dalam konteks waktu penyelesaian
tugas, individu dengan motivasi belajar tinggi berusaha menyelesaikan
setiap tugas dengan cepat dan efisien. Di sisi lain, mereka yang memiliki
motivasi belajar rendah cenderung kurang termotivasi untuk
menyelesaikan tugas dengan cepat, cenderung menunda-nunda, dan
kurang efisien.
4) Menetapkan tujuan yang realistis
Menetapkan tujuan yang realistis juga menjadi ciri orang dengan motivasi
belajar tinggi, karena mereka mampu menetapkan tujuan sesuai dengan
kemampuan mereka, berkonsentrasi pada langkah-langkah menuju tujuan,
dan mengevaluasi kemajuan yang telah dicapai. Sebaliknya, individu
dengan motivasi belajar rendah cenderung tidak mampu menetapkan
tujuan yang realistis, kurang berkonsentrasi, dan tidak melakukan evaluasi
kemajuan dengan baik.
Selain Aspek-aspek motivasi di atas, menurut sumbernya aspek motivasi
belajar dibagi menjadi dua bagian diantaranya:
1) Motivasi Intrinsik

4
Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti
seorang siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk
membaca, karena membaca tidak hanya menjadi aktivitas kesenangannya,
tapi bisa jadi juga telah menjadi kebutuhannya. Dalam proses belajar,
motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang lebih efektif, karena motivasi
intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar
(ekstrinsik). Menurut Arden yang termasuk dalam motivasi intrinsik untuk
belajar antara lain adalah:

a. Dorongan ingin tahu dan ingin menyelediki dunia yang lebih luas,
b. Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan
untuk maju,
c. Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat
dukungan dari orang-orang penting, misalkan orangtua, saudara, guru,
atau teman-teman, dan lain sebagainya,
d. Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan yang
berguna bagi dirinya, dan lain-lain,
e. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan
usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun kompetisi,
f. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai
pelajaran, dan
g. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar.
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri
individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Seperti
pujian, peraturan, tata tertib, reladan guru orangtua, dan lain sebagainya.
Kurangnya respons dari lingkungan secara positif akan memengaruhi
semangat belajar seseorang menjadi lemah.

2.3. FUNGSI MOTIVASI


Motivasi adalah rangsangan internal atau eksternal yang mendorong
individu untuk bertindak atau berperilaku dalam mencapai tujuan yang
diinginkan. Fungsi motivasi melibatkan beberapa aspek yang penting dalam

5
mengarahkan dan mempengaruhi perilaku manusia. Berikut adalah beberapa
fungsi motivasi:

1. Mengarahkan Perilaku
Motivasi memegang peran vital dalam mengorientasikan perilaku
manusia. Individu yang termotivasi kuat memiliki tujuan yang terdefinisi
dengan jelas dan berupaya dengan sungguh-sungguh untuk mencapainya.
Motivasi memberikan arahan dan fokus pada tindakan individu,
membantu mereka mengalokasikan waktu, tenaga, dan sumber daya
secara efektif. Sebagai contoh, seseorang yang sangat termotivasi untuk
meningkatkan keterampilan komunikasinya mungkin akan mencari
pelatihan atau kursus yang relevan, mengikuti sesi praktek berbicara di
depan umum, atau mendalami literatur tentang komunikasi efektif.
2. Memelihara Perseveransi
Motivasi berperan krusial dalam mempertahankan tekad dan
ketekunan saat menghadapi hambatan dan tantangan. Dengan motivasi
yang tinggi, seseorang mampu mengatasi rintangan dan tidak mudah
menyerah. Motivasi memberikan dorongan mental yang diperlukan untuk
terus bertahan dan berusaha meskipun dihadapkan pada kesulitan.
Sebagai ilustrasi, dalam konteks pendidikan, seorang siswa dengan
motivasi tinggi akan tetap tekun belajar meskipun menghadapi materi
yang kompleks atau ujian yang menantang.
3. Meningkatkan Kinerja
Motivasi yang tepat dapat meningkatkan kinerja individu. Individu
yang merasa termotivasi cenderung bekerja lebih keras, lebih fokus, dan
lebih bersemangat dalam mencapai tujuan mereka. Motivasi yang tinggi
juga dapat meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan efisiensi dalam
menyelesaikan tugas dan pekerjaan. Sebagai contoh, dalam lingkungan
kerja, seorang karyawan yang sangat termotivasi mungkin akan
memberikan kontribusi yang lebih unggul, memiliki inisiatif proaktif,
dan mencari cara inovatif untuk meningkatkan proses kerja.
4. Meningkatkan Kepuasan dan Kesejahteraan

6
Motivasi yang kuat juga dapat berpengaruh pada kepuasan dan
kesejahteraan individu. Ketika seseorang mencapai tujuan yang
diinginkan, mereka merasakan kepuasan dan kebahagiaan. Motivasi yang
memadai juga membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan
kepuasan hidup secara keseluruhan. Sebagai contoh, jika seseorang
memiliki motivasi untuk mencapai keseimbangan hidup yang sehat,
mereka mungkin akan mengatur jadwal dengan baik antara pekerjaan dan
waktu luang, menjaga pola makan yang seimbang, dan aktif dalam
kegiatan fisik yang menyenangkan.
5. Membantu Pencapaian Tujuan
Motivasi adalah faktor kunci dalam mencapai tujuan. Tanpa
motivasi yang cukup, seseorang mungkin tidak memiliki dorongan atau
semangat untuk bekerja menuju tujuan mereka. Motivasi memberikan
energi dan dorongan yang diperlukan untuk mengatasi rintangan,
menghadapi hambatan, dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sebagai contoh, seseorang yang termotivasi untuk memulai bisnis
mereka sendiri mungkin akan terlibat dalam riset pasar, menyusun
rencana bisnis yang komprehensif, dan mengambil langkah-langkah yang
diperlukan untuk memulai usaha.
6. Mendorong Perkembangan Pribadi
Motivasi yang tepat dapat mendorong perkembangan pribadi dan
pertumbuhan individu. Individu yang sangat termotivasi cenderung
mencari peluang untuk belajar, berkembang, dan meningkatkan
keterampilan mereka. Motivasi yang tinggi mendorong orang untuk
melampaui batasan mereka sendiri dan mencapai potensi penuh mereka.
Sebagai contoh, seseorang yang sangat termotivasi untuk menjadi ahli di
bidang tertentu mungkin akan terus belajar, mengikuti seminar, dan
berpartisipasi dalam program pengembangan diri untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mereka.
Fungsi motivasi dalam pembelajaran sangat penting karena dapat
memengaruhi tingkat keterlibatan dan keberhasilan siswa dalam belajar.
Motivasi merupakan dorongan internal atau eksternal yang mendorong

7
individu untuk bertindak atau berusaha mencapai tujuan tertentu. Dalam
konteks pembelajaran, motivasi berperan sebagai pendorong untuk
memulai, melanjutkan, dan menyelesaikan tugas belajar.3

Berikut adalah beberapa fungsi motivasi dalam pembelajaran:

1) Memicu Ketertarikan dan Minat Belajar


Motivasi yang kuat dapat merangsang minat siswa terhadap
materi pelajaran. Saat siswa merasa tertarik dan termotivasi terhadap
topik pembelajaran, mereka lebih mungkin untuk berpartisipasi aktif,
bertanya, dan mencari pemahaman yang lebih mendalam.
2) Meningkatkan Dedikasi Belajar
Motivasi tinggi mendorong siswa untuk menginvestasikan
upaya lebih dalam proses pembelajaran. Mereka cenderung bekerja
keras, menghadapi tantangan dengan keyakinan, dan tetap gigih
ketika menghadapi hambatan atau kegagalan.
3) Meningkatkan Fokus dan Perhatian
Saat siswa termotivasi, mereka lebih fokus dan lebih mudah
terlibat dalam pembelajaran. Mereka mampu mengabaikan
gangguan, meningkatkan konsentrasi, dan memusatkan perhatian
pada tugas-tugas yang diberikan.
4) Meningkatkan Pengembangan Keterampilan
Motivasi yang baik mendorong siswa untuk terlibat dalam
latihan berulang dan pengembangan keterampilan yang diperlukan
dalam proses pembelajaran. Dengan motivasi yang tepat, siswa akan
lebih termotivasi untuk berlatih, mengulang, dan mengasah
keterampilan yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajar.
5) Meningkatkan Daya Ingat dan Pemahaman
Motivasi yang kuat dapat membantu siswa memperoleh
pemahaman yang lebih baik dan meningkatkan daya ingat terhadap
materi pelajaran. Siswa yang termotivasi akan melakukan usaha

3
Prawira Atmaja P, Psikologi Belajar (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2017), 431-435.

8
ekstra untuk memahami konsep yang sulit dan mencari keterkaitan
informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki.
6) Mendorong Pencapaian Tujuan
Motivasi yang tepat membantu siswa menetapkan tujuan
yang jelas dan bekerja menuju pencapaian tujuan tersebut. Motivasi
merupakan sumber energi yang mendorong siswa untuk mengatasi
rintangan, tetap gigih, dan mencapai keberhasilan dalam proses
pembelajaran.4
Dalam konteks pembelajaran, guru memiliki peran penting dalam
menciptakan lingkungan yang mendukung dan memotivasi siswa. Beberapa
strategi yang dapat diterapkan melibatkan memberikan umpan balik positif,
menyajikan tantangan sesuai tingkat kemampuan siswa, merumuskan tujuan yang
realistis dan terukur, menggunakan variasi metode pengajaran, serta menciptakan
iklim kelas yang inklusif dan memberi dukungan.

2.4. JENIS-JENIS MOTIVASI


Sebagai kekuatan mental, motivasi dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis diantaranya:
1) Motivasi primer adalah dorongan yang berasal dari motif-motif dasar,
biasanya terkait dengan aspek biologis dan fisik individu. Jenis motivasi
ini mencakup pemeliharaan kesehatan, konsumsi makanan dan minuman,
istirahat, pertahanan diri, keamanan, serta dorongan untuk berkembang
dan berkembang biak.
2) Motivasi sekunder adalah dorongan yang dipelajari, melibatkan
kebutuhan organisme seperti rasa ingin tahu, pengembangan
keterampilan, pencapaian, serta motif-motif sosial seperti kasih sayang,
kekuasaan, dan kebebasan.5
3) Motivasi sosial
Bentuk motivasi ini melibatkan interaksi sosial antara siswa dan
teman sekelas atau guru. Siswa dapat merasa termotivasi ketika mereka
mendapatkan dukungan, dorongan, atau persaingan sehat dari teman

4
Prawira, Psikologi, 435-440.
5
Abdul, Haling. Belajar dan Pembelajaran. (Makassar: Badan Penerbit UNM,2007). 46.

9
sebaya atau guru mereka. Kolaborasi dalam kelompok atau proyek tim
juga dapat meningkatkan motivasi siswa karena adanya rasa tanggung
jawab terhadap kelompoknya.

4) Motivasi pencapaian
Bentuk motivasi ini berfokus pada tujuan atau pencapaian
individu. Siswa yang memiliki motivasi pencapaian cenderung
memiliki ambisi tinggi, merumuskan tujuan yang jelas, dan berusaha
keras untuk mencapainya. Guru dapat membantu siswa
mengembangkan motivasi pencapaian dengan membantu mereka
menetapkan tujuan yang realistis dan memberikan umpan balik yang
konstruktif ketika mereka mencapai atau mendekati tujuan tersebut. 6

5) Motivasi otonom
Motivasi ini terkait dengan memberikan siswa otonomi dan
kebebasan untuk mengontrol proses belajar mereka sendiri. Siswa merasa
termotivasi ketika mereka memiliki peran aktif dalam pengambilan
keputusan terkait pembelajaran, seperti memilih topik penelitian, metode
belajar, atau cara menyelesaikan tugas. Mereka merasa memiliki tanggung
jawab pribadi terhadap hasil belajar mereka.7

Penting untuk dicatat bahwa setiap siswa dapat merespon motivasi


dengan cara yang berbeda. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk
memahami kebutuhan dan minat individu siswa sehingga mereka dapat
menggunakan berbagai bentuk motivasi yang sesuai untuk setiap siswa.

2.5. BENTUK-BENTUK MOTIVASI DI SEKOLAH


Menurut Sardiman, ada beberapa bentuk motivasi yang dapat
dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak didik di kelas, sebagai
berikut:
1) Memberikan Penilaian
Penilaian ini merujuk pada simbol atau nilai yang mencerminkan
hasil aktivitas belajar anak didik. Angka yang diberikan biasanya

6
Nyanyu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2014), 152
7
Nyanyu, Psikologi, 153.

10
bervariasi sesuai dengan prestasi yang mereka peroleh dari penilaian guru,
bukan karena kebijaksanaan guru. Angka ini berfungsi sebagai pendorong
motivasi bagi anak didik untuk mempertahankan atau meningkatkan
prestasi belajar di masa depan, tercatat dalam buku raport sesuai dengan
mata pelajaran dalam kurikulum.
2) Penghargaan
Hadiah diberikan sebagai bentuk penghargaan atau kenang-
kenangan dalam dunia pendidikan, yang dapat menjadi alat motivasi. Anak
didik yang mencapai prestasi tinggi atau peringkat teratas dapat menerima
hadiah. Penting diingat bahwa meraih hadiah memerlukan usaha, yaitu
belajar dengan baik untuk mencapai prestasi terbaik dan memperoleh
hadiah sebagai imbalan.
3) Kompetisi
Persaingan dapat dijadikan alat motivasi dalam dunia pendidikan
untuk mendorong semangat belajar anak didik. Baik dalam bentuk
individu maupun kelompok, kompetisi diperlukan untuk menciptakan
suasana belajar yang kondusif. Metode mengajar juga berperan dalam
menciptakan kondisi ini.
4) Keterlibatan Ego
Menanamkan kesadaran kepada anak didik untuk menganggap
tugas sebagai tantangan, dengan bekerja keras demi harga diri, merupakan
bentuk motivasi yang penting. Seseorang akan berusaha maksimal untuk
mencapai prestasi yang baik dan menjaga harga diri, dan hal ini juga
berlaku untuk anak didik sebagai subjek belajar.
5) Ulangan sebagai Motivasi
Ulangan dapat menjadi alat motivasi, di mana anak didik
mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapinya.
Berbagai usaha dan teknik dilakukan untuk menguasai dan menjawab
semua soal ujian. Oleh karena itu, ulangan dapat menjadi pendorong
motivasi jika dilakukan dengan cara yang sistematis dan terencana.
6) Pemahaman Hasil Belajar

11
Mengetahui hasil belajar dapat menjadi alat motivasi, mendorong
anak didik untuk belajar lebih tekun. Jika hasil belajar mengalami
kemajuan, anak didik akan berusaha mempertahankannya atau bahkan
meningkatkan intensitas belajarnya demi prestasi belajar yang lebih baik.
7) Apresiasi
Pujian yang disampaikan pada waktu yang tepat dapat menjadi alat
motivasi yang positif. Pujian merupakan bentuk reinforcement positif dan
motivasi yang efektif. Guru dapat menggunakan pujian untuk mengakui
keberhasilan anak didik sesuai dengan hasil kerjanya, tanpa rekayasa atau
bertentangan dengan kinerja sebenarnya.
8) Pendekatan Hukuman
Meskipun hukuman bersifat negatif, jika diterapkan dengan bijak
dan pendekatan edukatif, dapat menjadi alat motivasi yang efektif.
Hukuman harus dilakukan untuk mendidik, bukan sebagai tindakan balas
dendam. Oleh karena itu, hukuman yang diberikan oleh guru harus
terencana dan bersifat mendidik.
9) Keinginan untuk Belajar
Hasrat untuk belajar menunjukkan kesengajaan dan maksud untuk
belajar, yang lebih baik daripada kegiatan tanpa tujuan. Keinginan untuk
belajar menandakan motivasi untuk belajar, yang dapat menghasilkan
prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan anak didik yang kurang
berkeinginan untuk belajar.
10) Minat
Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan
dan menyukai aktivitas tertentu. Minat pada suatu aktivitas dapat
menciptakan konsistensi dalam pemahaman dan pengenangan. Minat
adalah rasa suka dan keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa adanya
desakan. Semakin kuat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
11) Tujuan yang Diterima
Rumusan tujuan yang diterima dan diakui oleh anak didik merupakan alat
motivasi yang penting. Memahami tujuan yang harus dicapai memberikan
perasaan berguna dan menguntungkan, mendorong anak didik untuk terus

12
belajar. Guru sebaiknya menyampaikan tujuan pengajaran agar anak didik
dapat memberikan alternatif pilihan tingkah laku guna mencapai tujuan
tersebut.8
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa bentuk- bentuk
motivasi belajar antara lain adalah memberi angka, hadiah, kompetisi, ego-
involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk
belajar, minat, dan tujuan yang diakui. Selain bentuk-bentuk motivasi di atas,
penting juga untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan memperkuat
motivasi siswa. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk menciptakan
lingkungan yang memotivasi antara lain:
a) Menjaga komunikasi yang terbuka antara siswa dan guru, sehingga
siswa merasa didengar, dihargai, dan diberikan perhatian.
b) Menciptakan tugas yang menantang dan bervariasi agar siswa merasa
tertantang dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
c) Memberikan umpan balik yang konstruktif dan positif kepada siswa
agar mereka dapat memahami kekuatan dan area yang perlu diperbaiki
dalam belajar mereka.
d) Mendorong kolaborasi dan kerja tim antara siswa, sehingga mereka
dapat saling mendukung dan belajar satu sama lain.
e) Menciptakan suasana belajar yang aman, inklusif, dan bebas dari
tekanan yang berlebihan, sehingga siswa merasa nyaman untuk
mengambil risiko dalam pembelajaran.
Penting untuk diingat bahwa motivasi siswa adalah hal yang kompleks dan
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Setiap siswa memiliki kebutuhan dan
minat yang berbeda, oleh karena itu pendidik perlu memahami siswa secara
individu dan menggunakan pendekatan yang sesuai untuk memotivasi mereka.
Dengan menggunakan kombinasi berbagai bentuk motivasi dan menciptakan
lingkungan yang mendukung, guru dapat membantu siswa mencapai potensi
mereka yang penuh dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam proses belajar.

8
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, ( Jakarta. Rineka Cipta. 2002) hal. 158 – 166.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Motivasi belajar memiliki peran yang signifikan dalam proses
pembelajaran siswa. Motivasi yang tinggi dapat meningkatkan keterlibatan siswa,
upaya belajar, pemahaman materi, dan hasil belajar secara keseluruhan. Motivasi
dapat berasal dari faktor internal dan eksternal, dan mempengaruhi tingkat
keinginan, minat, dan keaktifan siswa dalam mencapai tujuan belajar.

Dalam konteks pendidikan, penting bagi pendidik untuk memahami


konsep motivasi belajar dan menerapkan strategi motivasi yang tepat. Bentuk
motivasi yang relevan meliputi pemberian pujian, penggunaan metode pengajaran
yang menarik, pembentukan tujuan yang jelas, serta umpan balik yang
konstruktif. Dengan memahami jenis-jenis motivasi yang relevan dan menerapkan
strategi motivasi yang efektif, pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif dan memotivasi siswa untuk mencapai potensi penuh mereka.

Dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa, penting untuk terus


mengkaji penelitian dan teori terbaru tentang motivasi belajar. Dengan
pemahaman yang lebih baik tentang motivasi belajar, pendidik dapat
meningkatkan praktik pembelajaran mereka dan memberikan pengalaman belajar
yang lebih bermakna bagi siswa. Selain itu, kolaborasi antara pendidik, siswa, dan
orang tua juga penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang
memelihara dan mendorong motivasi belajar yang positif.

Secara keseluruhan, motivasi belajar merupakan faktor kunci dalam


mencapai hasil belajar yang optimal. Dengan memahami dan
mengimplementasikan strategi motivasi yang tepat, pendidik dapat mempengaruhi
motivasi siswa secara positif dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang
memadai. Melalui penelitian dan pengembangan yang terus-menerus, diharapkan
dapat tercipta pendekatan pembelajaran yang inovatif dan efektif dalam
mendukung motivasi belajar siswa dan meningkatkan kualitas pendidikan secara
menyeluruh.

14
4.1 SARAN
Dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa, penting untuk menjaga
suasana kelas yang positif, memberikan umpan balik yang konstruktif,
menerapkan metode pengajaran yang menarik, pembentukan tujuan yang jelas,
dan melibatkan orang tua dalam mendukung motivasi belajar siswa.

15
DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum.


Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Djamarah Syaiful Bahri, 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Haling, Abdul. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit


UNM.

Mustika Juitaning, 2016. Psikologi Pendidikan. Lampung: STKIP Kumala


Lampung

Prawira Atmaja P, 2017. Psikologi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Nyanyu Khodijah, Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

16

Anda mungkin juga menyukai