Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Strategi Memotivasi Siswa Untuk Belajar

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Stategi dan Model Pembelajaran

Dosen Pengampu: Humaedi , M.Pd.I

Reguler 3 Semester 7
Disusun Oleh :
1. Anisa Indah Permatasari
2. Tiara Oktaviani
3. Roihan Siroj

FAKULTAS AGAMA ISLAM


AL-KHAIRIYAH CITANGKIL
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah
Poligami , dengan baik dan lancar, penulisan makalah ini bertujuan untuk
melengkapi tugas mata kuliah strategi dan model pembelajaran

Dalam penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak,
Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Humaedi, M.Pd.I selaku dosen mata kuliah dalam pembuatan makalah ini.
2. Orang tua yang telah membimbing pembuatan makalah ini
3. Teman – teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini merasa masih
banyak kekurangan – kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat kemampuan yang kami miliki. untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak sang penulis harapkan demi kesempurnaan
pembuatan makalah ini.

Demikian kata pengantar ini kami buat, mudah-mudahan makalah ini


bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan.

Cilegon, 8 Desember 2022

i
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang Masalah................................................................................4

B.  Rumusan Masalah...........................................................................................4

C.  Tujuan Pembahasan........................................................................................4

BAB II.....................................................................................................................5

PEMBAHASAN.....................................................................................................5

Pengertian Motivasi………………………………………………………………...
fungsi-fungsi Motivasi……………………………………………………………..
 strategi menumbuhkan Motivasi………………………………………………….
konsep Motivasi……………………………………………………………………
BAB III..................................................................................................................10

PENUTUP.............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat di katakan sebagai keseluruhan


daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan
dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga di harapkan tujuan dapat
tercapai. Motivasi sangat di perlukan di dalam kegiatan belajar, sebab seseorang
yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan
aktivitas belajar. Motivasi merupakan kekuatan dahsyat yang dapat menuntun
anda menggapai sukses. Orang yang tidak memiliki motivasi belajar dalam
dirinya, maka hadirnya guru profesional (sebagai motivator dari luar) sangat
diperlukan
Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan,
bukanlah masalah bagi guru karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi,yaitu
motivasi instrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri
memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi
pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat
mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya. Lain halnya bagi siswa yang
tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan
dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas guru adalah
membangkitkan motivasi peserta didik sehingga mau melakukan belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation), daya
pendorong (driving force), atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang
kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif,
dan menyenangkan dalam perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif,
maupun psikomotor. Agar motivasi belajar tesebut dimiliki oleh peserta didik
maka dituntut kepiawaian guru dalam menentukan strategi yang tepat dalam
pembelajaran sehingga mampu menumbuhkan motivasi belajar peserta didik.

1
B.  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini :
1.      Apa yang dimaksudkan dengan Motivasi?
2.      Apa saja fungsi-fungsi Motivasi?
3.      Bagaimana strategi menumbuhkan Motivasi?
4.      Bagaimana konsep Motivasi?
C.  Tujuan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut: Secara
umum, untuk memenuhi tugas strateri pembelajara. penulis berharap agar makalah
ini berguna untuk membantu pemahaman kita, memperluas wawasan kita baik
penulis maupun teman-teman. Secara khusus:         
1.        Mendeskripsikan pengertian Motivasi?
2.        Mendeskripsikan fungsi Motivasi?
3.        Mendeskripsikan strategi menumbuhkan Motivasi?
4.        Mendeskripsikan konsep Motivasi?

BAB II

2
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Motivasi
   1.      Secara Etimologi (Bahasa)
Motivasi berpangkal dari kata “ motif”  yang dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat di artikan sebagai
kondisi intern (kesiap siagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi
dapat di artikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi
aktif  pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan
sangat dirasakan/mendesak.
   2.      Adapun menurut para ahli, diantaranya sebagai berikut :
a. menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseeorang
yang di tandai dengan munculnya  feeling dan di dahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang di kemukakan oleh Mc
Donald  ini mengandung tiga elemen penting, yaitu:
Motivasi ini mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu
manusia.
- Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/ “feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal
ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang
dapat menentukan tingkah laku manusia.
- Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi, motivasi dalam hal ini
sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan.
b.  Menurut Hilgard mengatakan bahwa motivasi adalah suatu keadaan yang terdapat
dalam diri seorang yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan tertentu
untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi dengan demikian, mutivasi muncul dari diri
seseorang.
Motivasi merupakan modal yang sangat penting untuk belajar. Tanpa ada
motivasi, proses belajar akan kurang berhasil.meskipun seorang peserta didik
mempunyai kecakapan belajar yang tinggi, ia akan kurang berhasil dalam
belajarnya jika mutivasinya lemah.disekolah,mutivasi belajar peserta didik dapat
di amati dari beberapa indikator. Pertama,ketekunan dalam belajar.peserta didik

3
yang tekun dan meluangkan waktu yang lama untuk belajar menandakan bahwa ia
mempunyai mutivasi yang tinggi dan begitu pula sebaliknya. kedua,keseringan
belajar. Peserta didik yang sering belajar dan terus menerus menandakan mutivasi
nya kuat. Ketiga, komitmennya dalam memenuhi tugas-tugas sekolah peserta
didik yang mutivasinya kuat akan selalu mengerjakan apapun yang diberikan
kepadanya. Keempat prekuensi kehadirannya disekolah.peserta didik yang karna
mutivasinya besar akan tetap datang kesekolah meskipun agak sakit. Di pihak
lain, ada peserta didik yang mutivasinya kurang,ia bolos dari sekolah hanya karna
pensilnya hilang,bajunya kotor atau kepelanya agak pusing. Beberapa indikator
tersebut menunjukkan keberagaman mutivasi peserta didik yang dapat ditemukan
disemua jenjang pendidikan.indikator-indikator itu seringklai menjadi rujukan
pengajar dalam mengambil langkah-langkah tertentu atau bahkan dalam
menentukan penilaian
B. Fungsi Motivasi
Oemar Hamalik (2002) menyebutkan bahwa ada tiga fungsi motivasi :
1. Mendorong manusia berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan langkah penggerak dari
setiap kegiatan yang akan di kerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai, dengan
demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus di
kerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3.  Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan- perbuatan yang harus di
kerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Dari beberapa uraian di atas, nampak jelas bahwa motivassi berfungsi
sebagai pendorong, pengarah dan sekaligus sebagai penggerak perilaku seseorang
untuk mencapai suatu tujuan. Guru merupakan faktor yang pentimg untuk
mengusahakan terlaksananya fungsi- fungsi tersebut dengan cara dan terutama
memenuhi kebutuhan siswa. Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi
dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang
melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik

4
dalam belajar akan menunujukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan
adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang
yang belajar itu akan melahirkan prestasi yang baik. Intesitas motivasi seorang
siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian presstasi belajarnya.
C. Analisis dan Tinjauan terhadap Motivasi.
 Antara kebutuhan, motivasi, perbuatan atau kelakuan, tujuan dan
kepuasan terdapat hubungan dan kaitan yang kuat. Setiap perbuatan senantiasa
berkat adanya dorongan motivasi. Timbulnya motivasi oleh karena seseorang
merasakan sesuatu kebutuhan tertentu dan karenanya perbuatan tadi terarah
kepada pencapaian tujuantertentu pula. Apabila tujuan telah tercapai maka ia akan
merasa puas. Kelakuan yang telah memberikan kepuasan terhadap sesuatu
kebutuhan akan cenderung untuk diulang  kembali, sehingga ia akan menjadi
lebih kuat dan lebih mantap
D.  Strategi Menumbuhkan Motivasi
Pembelajaran tidak akan bermakna jika para siswa tidak termotivasi untuk
belajar. Dengan demikian, guru wajib berupaya sekeras mungkin untuk
meningkatkan motivasi belajar siswanya.
Ada beberapa strategi untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa , yakni :
a.     Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru
menjelaskan mengenai tujuan yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas
tujuan maka makin besar pula motivasi dalam melaksanakan kegiatan
belajar.tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham kearah mana ia ingin
dibawa. pemahaman siswa tentang tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan
minat siswa untuk belajar. Oleh sebab itu sebelum peroses pembelajaran dimulai
hendaknya guru menjelaskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai.

b.     Hadiah Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu
semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang
belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang beprestasi.
c.       Saingan/kompetisi

5
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk
meningkatkan prestasi belajarnya, dan berusaha memperbaiki hasil prestasi yang
telah dicapai sebelumnya. persaingan yang sehat dapat memberikan pengaruh
yang baik untuk keberhasilan proses belajar siswa. melalui persaingan siswa di
mungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang
terbaik. oleh sebab itu,guru harus mendisain pembelajaran yang memungkinkan
siswa untuk bersaing baik antara kelompok maupun antar individu.namu demikian
diakui persaingan tidak selama menguntungkan,terutama untuk siswa yang
memang dirasakan tidak mampu untuk bersaing.
d.      Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan
atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun. Motivasi akan tumbuh
manakala siswa merasa dihargai. Memberikan pujian yang wajar merupakan salah
satu cara yang dapat dilakukan untuk memberikan penghargaan. Pujian tidak
selamanya harus dengan kata-kata, justru ada anak yang merasa tidak senang
dengan kata-kata. Pujian sebagai penghargaan dapat di lakukan dengan
isyarat,misalnya senyuman dan anggukan yang wajar,atau mungkin dengan
tatapan mata yang memungkinkan.
e.       Hukuman
Hukuman di berikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses
belajar mengajar. Hukuman ini diberikan denga harapan agar siswa tersebut mau
merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. Hukuman sebagai
reinfercement yang negatif  tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa
menjadi alat motivasi.
f.       Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar
siswa akan terdorong untuk belajar mana kala mereka memiliki minat
untuk belajar. Beberapa cara dapat dilakukan untuk membangkitkan minat belajar
siswa.diantaranya yaitu
-          Hubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan
siswa.minat siswa akan tumbuh manakala ia dapat menangkap bahwa materi

6
pelajaran itu berguna untuk kehidupannya. dengan demikian guru perlu
menjelaskan keterkaitan materi pelajran dengan kebutuhan siswa.
-          Sesuakan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan siswa.
Materi pelajaran yang terlalu sulit untuk dipelajari atau materi pelajaran yang jauh
dari pengalaman siswa, akan tidak diminati oleh siswa materi pelajaran yang
terlalu suli tidak akan dapat diikuti dengan baik, yang dapat menimbulkan siswa
akan gagal mencapai hasil yang optimal; dan kegagalan itu dapat membunuh
minat siswa untuk belajar. Biasanya minat siswa akan tumbuh kalau ia
mendapatkan kesuksessan dalam belajar. Untuk membangkitkan dorongan kepada
peserta didik untuk belajar strateginya adalah dengan memberikan perhatian
maksimal pada peserta didik.
g.      Membentuk kebiasaan belajar yang baik
h.      Membantu kesulitan belajar peserta  didik, baik secara individual maupun
komunal (kelompok).
Guru harus berusaha untuk terus-menerus membantu siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar. dalam hal ini guru harus bisa berperan layaknya dokter
yang siap mendeteksi dan berusaha menyembuhkan.
i.        Menggunakan metode yang bervariasi
Variasi dalam proses pembelajaran merupakan keanekaragaman dalam
penyajian kegiatan pembelajaran. Guru yang mampu menghadirkan proses
pembelajaran yang berfariasi kemungkinan besar kejenuhan tidak akan terjadi.
Variasi yang bisa di lakukan oleh guru dalam proses pembelajaran antara lain
adalah variasi metode. Guru sebaiknya tidak hanya menggunakan satu metode
akan tetapi gunakanlah lebih dari satu metode. Contoh: untuk menjelaskan topik
sholat, guru bisa menerapkan metode ceramah.
j.        Gunakan media yang baik serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian
siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat. Peranan media tidak
akan terlihat apabila penggunaanya tidak sejalan dengan esensi tujuan pengajaran
yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai
pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala, diabaikan, maka media

7
bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran, tetapi sebagai penghambat dalam
pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
k. Memberikan umpan balik kepada peserta didik atas hasil pekerjaanya.
caranaya antara lain dengan memeriksa hasil pekerjaan rumah dan diberi nilai
(lebih baik disertai dengan komentar yang dapat membangkitkan
motivasi,mengembalikan lembaran hasil ulangan, dan menilai serta memberikan
komentar terhadap tugas-tugas lain, misalnya hasil pekerjaan tangan menggambar
dan lain-lain )
I. Humor atau dengan cerita- cerita
Pada saat menyampaikan materi pelajaran, upayakan untuk menyelipkan
dengan humor dan atau cerita-cerita lucu.
m. Memvariasikan gaya dalam pembelajaran siswa
Guru sebaiknya melakukan variasi gaya didalam membelajarkan. Jika variasi
gaya guru dalam membelajarkan dilakukan dengan baik, akan sangat berguna
dalam usaha menarik dan mempertahankan minat serta semangat siswa dalam
belajar. termasuk variasi gaya guru dalam membelajarkan, diantaranya adalah:
(1) variasi suara (termasuk pengubahan nada suara yang keras menjadi lemah,
dari cepat berubah menjadi lambat, dari suara gembira menjadi sedih, atau pada
saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu);
(2) variasi gerakan anggota badan dan mimik (seperti ekspresi wajah guru,
gerakan kepala dan badan);
(3) pidah posisi (berarti guru tidak berada dalam satu posisi saja, melainkan ia
berpindah-pindah. Perpindahan posisi guru hendaklah karena maksud-maksud
tertentu dan dilakukan secara wajar dan tidak berlebihan)
Reigeluth dan Meril (1979) mengklasifikasikan strategi pengelolaan
motivasional menjadi tiga, yaitu
·         Penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran, yaitu berkaitan dengan kapan
dan berapa kali suatu strategi pembelajaran atau komponen suatu strategi
pembelajaran di gunakan dalam suatu pembelajaran
·         Pembuatan catatan kemajuan belajar yaitu, berkaitan dengan kapan dan berapa
kali penilaian hasil belajar dilakukan serta bagaimana prosedur penilaiannya

8
·         Pengelolaan motivasional yaitu berkaitan dengan cara-cara yang di pakai
meningkatkan motivasi belajar siswa
   Tiap peserta didik memiliki kemampuan indera yang tidak sama, baik
pendengaran maupun pengelihatannya, demikian juga kemampuan berbicara. Ada
yang lebih senang membaca dan sebaliknya. Dengan variasi penggunaan media ,
kelemahan indera yang di miliki tiap peserta didik dapat di kurangi . untuk
menarik perhatian anak misalnya, guru dapat memulai dengan berbicara terlebih
dahulu, kemudian menulis di papan tulis, dilanjutkan dengan melihat contoh
konkret. Dengan variasi seperti itu maka di harapkan dapat memberi stimulus
terhadap indera peserta didik.
D.    Konsep Motivasi
Pengajaran tradisional menitikberatkan pada metode imposisi, yakni
pengajaran dengan cara menuangkan hal-hal yang di anggap penting oleh guru
bagi murid. Cara ini tidak mempertimbangkan apakah bahan pelajaran yang di
berikan itu sesuai atau tidak dengan kesanggupan, kebutuhan, minat dan tingkat
kesanggupan/ perkembangan serta pemahaman murid. Tidak pula diperhatikan
apakah bahan-bahan yang diberikan itu didasarkan atas motif-motif dan tujuan
yang ada pada murid.
Sejak adanya penemuan-penemuan baru dalam bidang psikologi tentang
kepribadian dan tingkah laku manusia, serta perkembangan dalam bidang ilmu
pendidikan maka pandangan tersebut kemudian berubah. Faktor siswa didik 
justru menjadi unsur yang menentukan berhasil atau tidaknya pengajaran yang
disampaikan oleh guru. Tokoh pendidikan yang memulai pandangan baru ini,
antara lain : Dr. Ovide Dicroly, yang terkenal dengan pengajaran berdasarkan
“pusat minat”  anak makan, pakaian, permainan/ bekerja. Kemudian menyusul
tokoh pendidikan lainnya seperti Dr. John Dewey, yang terkenal dengan
“pengajaran proyeknya” , yang berdasarkan pada masalah yang menarik minat
siswa, sistem persekolahan lainnya. Sehingga sejak itu pula para ahli berpendapat,
bahwa tingkah laku manusia didorong oleh motif-motif tertentu dan perbuatan
belajar akan berhasil apabila didasarkan pada motivasi yang ada pada murid.
Murid dapat di paksa untuk mengikuti sesuatu perbuatan, tetapi ia tidak dapat

9
dipaksa untuk menghayati perbuatan itu sebagaimana mestinya. Seekor kuda
dapat di giring ke sungai tetapi tak dapat dipaksa untuk minum. Demikian juga
halnya dengan murid, guru dapat memaksakan bahan pelajaran kepada mereka,
akan tetapi guru tidak mungkin dapat memaksakannya untuk belajar dalam arti
sesungguhnya. Inilah yang menjadi tugas guru yang paling berat, yakni
bagaimana caranya berusaha agar murid mau belajar dan memiliki keinginan
untuk belajar secara kontinu.
Adapun unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu:
-        Cita-cita atau aspirasi siswa
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan belajar
berjalan, makan makanan lezat, berebut permaianan, dapat membaca, menyanyi
dan lain-lain. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan
bergiat, bahkan dikemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan.
Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembanangan akal, moral,kemauan,bahasa
dan nilai-nilai kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan
kepribadian.

1. Kemampuan siswa
Keinginan seorang siswa anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau
kecakapan mencapainya. Keinginan membaca perlu dibarengi dengan
kemampuan mengenal dan mengucapkan bunyi huruf-huruf. Kesukaran
mengucapkan huruf  “r” misaalnya, dapat diatasi dengan drill/melatih ucapan “r”
yang benar. Latihan berulang kali menyebabakan terbentuknya kemampuan
mengucapkan “r” dengan didukung kemampuan mengucapkan “r” atau
kemampuan mengucapkan huruf-huruf yang lain, maka keinginan anak untuk
membaca akan terpenuhi.
        2. Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi
belajar. seorang siswa yang sedang sakit, lapar atau marah-marah akan
mengganggu perhatian belajar. sebaliknya, seseorang yang sehat, kenyang dan
gembira akan mudah memusatkan perhatian.

10
              3. Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal,
pergaualan sebaya dan kehidupan masyarakat. Sebagai anggota masyarakat mak
siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencana alam, tempat tinggal
kumuh, ancaman rekan yang nakal, perkelahian antarsiswa, akan mengganggu
kesungguhan belajar. sebaliknya, kampus sekolah yang indah, pergaulan siswa
yang rukun akan memperkuat motivasi belajar.
             4. Unsur –unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal dan
pergaulan juga mengalami perubahan. Lingkungan budaya siswa yang berup surat
kabar, majalah, radio, televisi dan film semakin menjangkau siswa. Kesemua
lingkungan tersebu tmendinamiskan motivasi belajar. pebelajar yang masih
berkembang jiwa raganya, lingkungan yang semakin bertambah baik berkat
dibangun, merupakan kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran.
             5. Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Upaya pembelajaran guru disekolah tidak  terlepas dari kegiatan luar sekolah.
Pusat pendidikan luar sekolah yang penting adalah keluarg, lembaga agama,
pramuka dan pusat pendidikan pemuda yang lain. Siswa sekolah pada umumnya
tergabung dalam pusat-pusat pendidikan tersebut. Guru profesional dituntut untuk
menjalin kerja sama pedagogis dengan pusat-pusat pendidikan tersebut. Upaya
pendidikan belajar “tertib merupakan kerja sama sekolah dan luar sekolah.
Motivasi memiliki dua komponen, yakni: Pertama Komponen dalam (inner
component) Yaitu perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas,
dan ketegangan psikologis. Kedua Komponen luar (outer component) Yaitu apa
yang di inginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah kelakuannya. Jadi
kesimpulannya, komponen dalam ialah kebutuhan- kebutuhan yang ingin di
puaskan, sedangkan komponen luar ialah tujuan yang hendak dicapai.

11
BAB III
PENUTUP
   A.    Kesimpulan
1.  Pengertian Motivasi
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseeorang yang di tandai
dengan munculnya  feeling dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan. Atau Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu.
  2.   Fungsi Motivasi
a.    Mendorong manusia berbuat
b.    Menentukan arah perubahan
c.    Menyeleksi perbuatan
  3. Strategi Menumbuhkan Motivasi, diantaranya:
a.    Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik
b.    Hadiah
c.    Saingan/ kompetisi
d.   Pujian
e.    Hukuman
f.     Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar
g.    Membentuk kebiasaan belajar yang baik
h.    Membantu kesulitan belajar peserta didik Memberikan umpan balik kepada
peserta didik atas hasil pekerjaanya
i.      Menggunakan metode yang bervariasi
j.      Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan
k.    Memberikan umpan balik kepada peserta didik atas hasil pekerjaanya, dll.
   B.     Saran
     Sebagai guru yang profesional sebaiknya dalam proses pembelajaran harus
memperhatikan metode dan strategi dalam menumbuhkan motivasi siswa/siswi
dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran bisa maksimal.
                                            

12
   DAFTAR PUSTAKA

Sutikno, M. Sobry. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum


dan Konsep Islami. Refika Aditama. Bandung. 2014.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. 2004.
Sutikno, M. Sobry. Belajar dan Pembelajaran. Holistica. Lombok. 2015.
 Sanjaya , Wina. strategi pembelajaran. Jakarta: Kencana. 2006
Wena,  Made. strategi pembelajaran inovatif
kontemporer. Jakarta: PT Bumi  Aksara. 2014

13

Anda mungkin juga menyukai