Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Motivasi Belajar” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari bapak Moh. Rifki Gafur S.Pd, selain itu juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang motivasi belajar bagi para pembaca dan juga penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Moh. Fikri Gafur S.Pd yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
kami.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini, saya menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karna itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Sidoan, Oktober 2022

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 4
BAB II ISI 5
A. Pengertian Motivasi 5
B. Jenis-JenisMotivasi 7
C. Prinsip-Prinsip Motivasi 8
D. Cara Guru Meningkatkan Motivasi Belajar 9
BAB III PENUTUP 13
A. Kesimpulan 13
B. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dan pengajaran adalah suatuproses yang sadar tujuan. Tujuan
dapat diartikansebagai suatu usaha untuk memberikan rumusanhasil yang
diharapkan peserta didik setelah melaksanakanpengalaman belajar.
Tercapaitidaknya tujuan pengajaran salah satunya adalahterlihat dari prestasi
belajar yang diraih peserta didik.Dengan prestasi yang tinggi, para peserta didik
mempunyaiindikasi berpengetahuan yang baik.Salah satu faktor yang
mempengaruhiprestasi peserta didik adalah motivasi. Dengan adanyamotivasi,
peserta didik akan belajar lebih keras, ulet, tekundan memiliki dan memiliki
konsentrasi penuh dalamproses belajar pembelajaran. Dorongan motivasidalam
belajar merupakan salah satu hal yang perludibangkitkan dalam upaya
pembelajaran di sekolah.
Penelitian Wasty Soemanto (2003)menyebutkan, pengenalan seseorang
terhadapprestasi belajarnya adalah penting, karena denganmengetahui hasil-
hasil yang sudah dicapai makapeserta didik akan lebih berusaha meningkatkan
prestasibelajarnya. Dengan demikian peningkatan prestasibelajar dapat lebih
optimal karena peserta didik tersebutmerasa termotivasi untuk meningkatkan
prestasibelajar yang telah diraih sebelumnya.Biggs dan Tefler mengungkapkan
motivasi belajarpeserta didik dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi
atautiadanya motivasi belajar akan melemahkankegiatan, sehingga mutu
prestasi belajar akanrendah. Oleh karena itu, mutu prestasi belajar padapeserta
didik perlu diperkuat terus-menerus. Dengan tujuanagar peserta didik memiliki
motivasi belajar yang kuat,sehingga prestasi belajar yang diraihnya
dapatoptimal.
Motivasi belajar yang dimiliki peserta didik dalamsetiap kegiatan
pembelajaran sangat berperan untukmeningkatkan prestasi belajar peserta
didik dalam matapelajaran tertentu. Siswa yangbermotivasi tinggi dalam belajar
memungkinkanakan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula,artinya semakin
tinggi motivasinya, semakinintensitas usaha dan upaya yang dilakukan,
makasemakin tinggi prestasi belajar yang diperolehnya. Oleh karena itu, dalam
proses pengajaran sangat diperlukan adanya motivasi. Hal inilah yang
melatarbelakangi disusunya makalah mengenai “Motivasi Belajar” ini.

B. Rumusan Masalah

3
Berdasarkan latar belakan diatas, maka lahirlah rumusan masalah untuk
makalah ini, sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan motivasi?
2. Apa saja jenis-jenis motivasi?
3. Apa saja prinsip motivasi belajar?
4. Bagaimana cara seorang guru meningkatkan motivasi belajar peserta didik?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah terbentuk maka tujuan
penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahuiapa yang dimaksud dengan motivasi.
2. Untuk mengetahuiapa saja jenis-jenis motivasi.
3. Untuk mengetahuiapa sajaprinsip motivasi belajar.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara seorang guru meningkatkan motivasi
belajar peserta didik.

4
BAB II
ISI
A. Pengertian Motivasi
Pada dasarnya motivasi adalah suatu usahayang disadari untuk
menggerakkan, menggarahkandan menjaga tingkah laku seseorang agar
iaterdorong untuk bertindak melakukan sesuatusehingga mencapai hasil atau
tujuan tertentu.Menurut Clayton Alderfer (dalam Nashar, 2004:42) Motivasi
belajar adalah kecenderunganpeserta didik dalam melakukan kegiatan belajar
yangdidorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atauhasil belajar sebaik
mungkin.
Motivasi dipandang sebagai dorongan mentalyang menggerakkan dan
mengarahkan perilakumanusia, termasuk perilaku belajar. Dalam
motivasiterkandung adanya keinginan yang mengaktifkan,menggerakkan,
menyalurkan dan mengarahkansikap serta perilaku pada individu
belajar(Koeswara, 1989 ; Siagia, 1989 ; Sehein, 1991 ; Biggs dan Tefler, 1987
dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006).
Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yangdapat
memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubahtingkah laku
manusia atau individu untuk menuju pada hal yang lebihbaik untuk dirinya
sendiri. Sardiman (2008: 75) mendefinisikanmotivasi sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri peserta didikyang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan darikegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar,sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu
dapattercapai.
Motivasi adalah perubahan dalam diri atau pribadi seseorangyang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapaitujuan. Motivasi dapat
ditinjau dari dua sifat, yaitu motivasi intrinsikdan motivasi ekstrinsik. Motivasi
intrinsik adalah keinginan bertindakyang disebabkan pendorong dari dalam
individu, sedangkan motivasiekstrinsik adalah motivasi yang keberadaannya
karena pengaruh dariluar individu. Tingkah laku yang terjadi dipengaruhi oleh
lingkungan.
Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar,arah, dan
kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalahperilaku yang penuh
energi, terarah dan bertahan lama (Agus Suprijono, 2009: 163). Winkel (1983:
270) mendefinisikan bahwa“Motivasi belajar adalah keseluruhan daya
penggerak di dalam diripeserta didik yang menimbulkan kegiatan serta memberi
arah pada kegiatanbelajar”.

5
Dari berbagai pengertian di atas dapat diambil pengertian bahwa motivasi
belajar adalah suatu dorongan atau daya penggerakdari dalam diri individu yang
memberikan arah dan semangat padakegiatan belajar, sehingga dapat mencapai
tujuan yang dikehendaki.Jadi peran motivasi bagi peserta didik dalam belajar
sangat penting. Denganadanya motivasi akan meningkatkan, memperkuat dan
mengarahkanproses belajarnya, sehingga akan diperoleh keefektifan dalam
belajar.
Terdapat enam konsep penting motivasi belajar yaitu:
1. Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu
danmempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Individu termotivasi
karena berbagaialasan yang berbeda, dengan intensitas yang berbeda.
Sebagai misal, seorang mahapeserta didikdapat tinggi motivasinya untuk
menghadapi tes ilmu sosial dengantujuan mendapatkannilai tinggi (motivasi
ekstrinsik) dan tinggi motivasinya menghadapi tes matematika karena
tertarik dengan mata pelajaran tersebut (motivasi intrinsik).
2. Motivasi belajar bergantung pada teori yang menjelaskannya, dapat
merupakan suatukonsekuensi dari penguatan (reinforcement), suatu
ukuran kebutuhan manusia, suatuhasil dari disonan atau ketidakcocokan,
suatu atribusi dari keberhasilan atau kegagalan,atau suatu harapan dari
peluang keberhasilan.
3. Motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan penekanan tujuan-tujuan
belajar danpemberdayaan atribusi.
4. Motivasi belajar dapat meningkat apabila dosen membangkitkan minat
mahasiswa,memelihara rasa ingin tahu mereka, menggunakan berbagai
macam strategi pengajaran,menyatakan harapan dengan jelas, dan
memberikan umpan balik (feed back) dengansering dan segera.
5. Motivasi belajar dapat meningkat pada diri mahasiswa apabila dosen
memberikanganjaran yang memiliki kontingen, spesifik, dan dapat
dipercaya.
6. Motivasi berprestasi dapat didefinisikan sebagai kecendrungan umum
untukmengupayakankeberhasilan dan memilih kegiatan-kegiatan yang
berorientasi padakeberhasilan/kegagalan.
Menurut Utami Munandar (1992: 34-35), ciri-ciri peserta didik yang
bermotivasi antara lain : 1) tekun dalam menghadapi tugas; 2) ulet dalam
menghadapi kesulitan; 3) tidak memerlukan dorongan dari luar untuk
berprestasi; 4) ingin mendalami lebih jauh materi yang dipelajari; 5) selalu
berusaha berprestasi sebaik mungkin; 6) menunjukkan minat terhadap
bermacam-macam masalah; 7) senang dan rajin belajar, penuh semangat, dan

6
tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin; 8) dapat
mempertanggungjawabkan pendapat-pendapatnya; 9) mengejar tujuan jangka
panjang; 10) senang mencari soal dan memecahkan soal.

B. Jenis-Jenis Motivasi
Sebagai kekuatan mental, motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder.
1. Motivasi primer adalah motivasi didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-
motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis dan jasmania
seseorang. Jenis motivasi ini termasuk memelihara kesehatan, minum,
istirahat, mempertahankan diri, keamanan, membangun dan kawin.
2. Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Jenis motivasi ini dapat
berupa: kebutuhan organisme seperti ingin tahu, memperoleh kecakapan,
berprestasi, dan motof-motif sosial seperti kasih sayang, kekuasaan dan
kebebasan.

Motivasi dilihat dari sifatnya, dibedakan menjadi dua, yaitu: motivasi


instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
1. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri
seseorang. Motivasi instrinsik merupakan dorongan agar peserta didik
melakukan kegiatan belajar dengan maksud mencapai tujuan yang
terkandung dalam perbuatan itu sendiri. Motivasi ini terjadi pada saat
peserta didik menyadari pentingnya belajar dan ia belajar sungguh-sungguh
tanpa disuruh orang lain, atau dengan kata lain motivasi ini berkenaan
dengan kebutuhan belajar peserta didik sendiri.
2. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang bersumber dari luar diri seseorang.
Motivasi ini adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar
perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu karena dorongan dari
luar, misalnya; guru memberikan hadiah, pujian, hukuman, memberikan
angka tinggi terhadap prestasi yang dicapainya, tidak menyalahkan
pekerjaan atau jawaban peserta didik secara terbuka sekalipun pekerjaan
atau jawaban tersebut belum memuaskan, menciptakan suasana belajar
yang memberi kepuasan dan kesenangan pada peserta didik, dsb.
Biggs dan Telfer (dalam Amri. 2013: 26-27) menyatakan bahwa ada empat
golongan motivasi belajar peserta didik, antara lain:
1. Motivasi instrumental: peserta didik belajar karena didorong oleh adanya
hadiah atau menghindari hukuman.

7
2. Motivasi sosial: peserta didik belajar untuk penyelenggaraan tugas, dalam
hal ini keterlibatan peserta didik pada tugas menonjol.
3. Motivasi berprestasi: peserta didik belajar untuk meraih prestasi atau
keberhasilan yang telah ditetapkan.
4. Motivasi instrinsik: peserta didik belajar karena keinginanya sendiri.

C. Prinsip Motivasi Belajar


Motivasi memiliki beberapa prinsip dasar dalam kegiatan pembelajaran.
Prinsip-prinsip dasar tersebut yaitu:
1. Pujian lebih efektif dari pada hukuman.
2. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan akan merangsang motivasi.
3. Semua peserta didik mempunyai kebutuhan psikologis tertentu yang harus
mendapat kepuasan.
4. Motivasi yang berasal dari dalam individe lebih efektif dari pada motivasi
yang dipaksakan dari luar.
5. Motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreativitas peserta didik.

D. Cara Guru Meningkatkan Motivasi Belajar


Dalam pelaksanaan pembelajaran, terdapat beberapa cara untuk
menumbuhkan motivasi belajar, yaitu: mamberi angka, hadiah,
saingan/kompetisi, ego-involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil,
pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan.
1. Memberi angka
Memberi angka dalam pembelajaran mempunyai arti penting bagi
peserta didik. Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajar
peserta didik. Banyak peserta didik, hanya termotivasi belajar karena
mengejar nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport supaya angkanya baik.
Angka-angka yang baik itu bagi para peserta didik merupakan motivasi yang
sangat kuat. Tetapi ada juga peserta didik, belajar hanya ingin mengejar
pokoknya naik kelas saja. Ini menunjukkan motivasi yang dimilikinya kurang
berbobot bila dibandingkan dengan teman-temanya yang menginginkan
angka baik. Namun demikian, semua itu harus diingat oleh guru bahwa
pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang
sejati, hasil belajar yang bermakna. Oleh karena itu, langkah selanjutnya
yang ditempuh oleh guru adalah bagaimana cara memberikan angka-angka
dapat dikaitkan dengan values yang terkandung didalam setiap
pengetahuan yang diajarkan kepada para peserta didik, sehingga tidak
sekedar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan afektifnya.

8
2. Hadiah
Hadiah dapat juga sikatakan sebagi motivasi, tetapi tidaklah selalu
demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak aakan
menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu
pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar
yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi peserta didik yang tidak
memiliki bakat menggambar.
3. Saingan/kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong balajar peserta didik. Persaingan, baik persaingan individual
maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar peserta
didik. Memang unsur persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia
industri atau perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk
meningkatkan kegiatan belajar peserta didik.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagi tantangan sehingga bekerja
keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah salah satu bentuk
motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap
tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan harga dirinya.
Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebangganan dan harga diri,
begitu juga untuk peserta didik sebagai subjek belajar. Para peserta didik
akan belajar dengan keras, bisa jadi karena harga dirinya.
5. Memberi ulangan
Peserta didik akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan
adanya ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan
sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu
sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat
rutinitas. Dalam hal ini guru juga harus terbuka, maksudnya kalu akan
diadakan ulangan, harus diberitahukan kepada peserta didik.
6. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan,
akan mendorong peserta didik untuk lebih giat belajar. Semakin
mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada
diri peserta didik untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus
meningkat.
7. Pujian

9
Apabila ada peserta didik yang seukses dan berhasil menyelesaikan
tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk
reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.
Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus
tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang
menyenagkan dan mempertinggi
8. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan
secara tepat dan bijak, bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru
harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
9. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud
untu belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan segala sesuatu
kegiatan tanpa ,aksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri peserta didik,
memang ada motivasi untuk belajar sehingga tentu hasilnya akan lebih baik.
10. Minat
Motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat. Motivasi
muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau
minat merupakan alat motiivasi yang pokok. Proses belajar ini akan berjalan
lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat itu antara lain dapat
dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut: 1) membangkitkan adanya
suatu kebutuhan, 2) menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang
lampau, 3) memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik, dan
4) menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
11. Tujuan untuk diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh peserta didik,
akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan
memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan
menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah diatas adalah:
1. motivasi belajar adalah suatu dorongan atau daya penggerakdari dalam diri
individu yang memberikan arah dan semangat padakegiatan belajar,
sehingga dapat mencapai tujuan yang dikehendaki.
2. Sebagai kekuatan mental, motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder. Motivasi dilihat dari sifatnya,
dibedakan menjadi dua, yaitu: motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
3. Motivasi memiliki beberapa prinsip dasar dalam kegiatan pembelajaran.
Prinsip-prinsip dasar tersebut yaitu:Pujian lebih efektif dari pada hukuman;
Pemahaman yang jelas terhadap tujuan akan merangsang motivasi; Semua
peserta didik mempunyai kebutuhan psikologis tertentu yang harus
mendapat kepuasan; Motivasi yang berasal dari dalam individe lebih efektif
dari pada motivasi yang dipaksakan dari luar; Motivasi yang besar erat
hubungannya dengan kreativitas peserta didik.
4. Dalam pelaksanaan pembelajaran, terdapat beberapa cara untuk
menumbuhkan motivasi belajar, yaitu: mamberi angka, hadiah,
saingan/kompetisi, ego-involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil,
pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan.

B. Saran
Siswa yang merupakan peserta didik, kiranya lebih memahami lagi
pentingnya motivasi dan bagaimana cara memotivasi peserta didik kita
nantinya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Haling, Abdul. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit UNM.

Hamdu, Ghullam dan Agustina, Lisa. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa
Terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian
Pendidikan. Vol.12. No.1. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nugraheni, Fitri. 2009. Hubungan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar


Mahasiswa (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi UMK).
http://www.eprints.umk.ac.id. Diakses pada tanggal 23 November 2015.

Wahyu, Fitri. 2012. Motivasi Belajar. http://www.eprints.uny.ac.id. Diakses pada


tanggal 23 November 2015.

Wijayanti, Wahyu. 2010. Usaha Guru Dalam Membangkitkan Motivasi Belajar


Matematika Siswa SMA Negeri 1 Godean. http://www.core.ac.uk. Diakses
pada tanggal 23 November 2013.

12

Anda mungkin juga menyukai