Anda di halaman 1dari 14

“Motivasi Belajar”

Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Fahrur Rozi, S.Pd,. M.Pd

DISUSUN OLEH :

Nama Kelompok 5 :

1. Agus Syahputra Hamid Ritonga (3211122008)


2. Nizwa Putri Salsabila Gulo (3213122042)
3. Rohima Sebayang (3213322035)
Kelas : C- Reg 2021

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga
penyusunan makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu. Tujuan makalah ini ialah untuk
dapat membantu pembaca dalam memahami materi makalah ini tentang “Motivasi Belajar”.
Dengan adanya makalah ini memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi
penulis maupun bagi para pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Fahrur Rozi, S.Pd,. M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan, yang telah memberikan arahan dan
bimbingan dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu penulis meminta saran dan kritik yang membangun agar menjadi
perbaikan bagi penulis jika lain waktu mendapatkan tugas pembuatan makalah lagi. Akhir
kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, 01 April 2022

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2

1.3 Tujuan................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4

1.1 Pengertian Motivasi Belajar..............................................................................4

1.2 Jenis-jenis Motivasi Belajar...............................................................................5

1.3 Prinsip Motivasi Belajar....................................................................................6

1.4 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar...................................................7

1.5 Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa..................................................8

BAB III PENUTUP...........................................................................................................9

3.1 Kesimpulan........................................................................................................10

3.2 Saran..................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Tujuan dapat diartikan
sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan peserta didik setelah
melaksanakan pengalaman belajar. Tercapai tidaknya tujuan pengajaran salah satunya adalah
terlihat dari prestasi belajar yang diraih peserta didik. Dengan prestasi yang tinggi, para
peserta didik mempunyai indikasi berpengetahuan yang baik. Salah satu faktor yang
mempengaruhi prestasi peserta didik adalah motivasi. Dengan adanya motivasi, peserta didik
akan belajar lebih keras, ulet, tekun dan memiliki dan memiliki konsentrasi penuh dalam
proses belajar pembelajaran. Dorongan motivasi dalam belajar merupakan salah satu hal yang
perlu dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di sekolah.
Penelitian Wasty Soemanto (2003) menyebutkan, pengenalan seseorang terhadap prestasi
belajarnya adalah penting karena dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai maka
peserta didik akan lebih berusaha meningkatkan prestasi belajarnya. Dengan demikian
peningkatan prestasi belajar dapat lebih optimal karena peserta didik tersebut merasa
termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar yang telah diraih sebelumnya. Biggs dan
Tefler mengungkapkan motivasi belajar peserta didik dapat menjadi lemah. Lemahnya
motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu prestasi
belajar akan rendah. Oleh karena itu, mutu prestasi belajar pada peserta didik perlu diperkuat
terus-menerus. Dengan tujuan agar peserta didik memiliki motivasi belajar yang kuat,
sehingga prestasi belajar yang diraihnya dapat optimal.
Motivasi belajar yang dimiliki peserta didik dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat
berperan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran tertentu.
Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan akan memperoleh hasil belajar
yang tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya, semakin intensitas usaha dan upaya
yang dilakukan, maka semakin tinggi prestasi belajar yang diperolehnya. Oleh karena itu,
dalam proses pengajaran sangat diperlukan adanya motivasi. Hal inilah yang
melatarbelakangi disusunnya makalah mengenai “Motivasi Belajar” ini.

1.2 Rumusan Masalah


2. Apa yang dimaksud dengan motivasi?
3. Apa saja jenis-jenis motivasi?
4. Apa saja prinsip motivasi belajar?
5. Bagaimana upaya meningkatkan motivasi belajar siswa?

1.3 Tujuan
2. Untuk mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan motivasi.
3. Untuk mendeskripsikan apa saja jenis-jenis motivasi.
4. Untuk mendeskripsikan apa saja prinsip motivasi belajar.
5. Untuk mendeskripsikan bagaimana upaya meningkatkan motivasi belajar siswa.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Motivasi


Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan,
menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak
melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Menurut Clayton Alderfer
motivasi belajar adalah kecenderungan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar yang
didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan
perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan
yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap serta perilaku pada
individu belajar.
Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat memicu timbulnya
rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku manusia atau individu untuk menuju
pada hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri. Sardiman (2008: 75) mendefinisikan motivasi
sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Motivasi adalah perubahan dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi dapat ditinjau dari dua sifat,
yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak
yang disebabkan pendorong dari dalam individu, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang keberadaannya karena pengaruh dari luar individu. Tingkah laku yang terjadi
dipengaruhi oleh lingkungan.
Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan
perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan
bertahan. Winkel (1983: 270) mendefinisikan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan
daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan serta memberi arah
pada kegiatan belajar.
Dari berbagai pengertian di atas dapat diambil pengertian bahwa motivasi belajar adalah
suatu dorongan atau daya penggerak dari dalam diri individu yang memberikan arah dan
semangat pada kegiatan belajar, sehingga dapat mencapai tujuan yang dikehendaki. Jadi
peran motivasi bagi peserta didik dalam belajar sangat penting. Dengan adanya motivasi akan
meningkatkan, memperkuat dan mengarahkan proses belajarnya, sehingga akan diperoleh
keefektifan dalam belajar.
Ciri-ciri peserta didik yang bermotivasi antara lain : 1) tekun dalam menghadapi tugas; 2)
ulet dalam menghadapi kesulitan; 3) tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi;
4) ingin mendalami lebih jauh materi yang dipelajari; 5) selalu berusaha berprestasi sebaik
mungkin; 6) menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah; 7) senang dan rajin
belajar, penuh semangat, dan tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin; 8) dapat
mempertanggungjawabkan pendapat-pendapatnya; 9) mengejar tujuan jangka panjang; 10)
senang mencari soal dan memecahkan soal.

2.2 Jenis-Jenis Motivasi


Sebagai kekuatan mental, motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu motivasi
primer dan motivasi sekunder.
1. Motivasi primer adalah motivasi didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar
tersebut umumnya berasal dari segi biologis dan jasmania seseorang. Jenis motivasi ini
termasuk memelihara kesehatan, minum, istirahat, mempertahankan diri, keamanan,
membangun dan kawin.
2. Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Jenis motivasi ini dapat berupa:
kebutuhan organisme seperti ingin tahu, memperoleh kecakapan, berprestasi, dan motof-
motif sosial seperti kasih sayang, kekuasaan dan kebebasan.
Motivasi dilihat dari sifatnya, dibedakan menjadi dua, yaitu: motivasi instrinsik dan motivasi
ekstrinsik.
1. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang. Motivasi
instrinsik merupakan dorongan agar peserta didik melakukan kegiatan belajar dengan
maksud mencapai tujuan yang terkandung dalam perbuatan itu sendiri. Motivasi ini
terjadi pada saat peserta didik menyadari pentingnya belajar dan ia belajar sungguh-
sungguh tanpa disuruh orang lain, atau dengan kata lain motivasi ini berkenaan dengan
kebutuhan belajar peserta didik sendiri.
2. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang bersumber dari luar diri seseorang. Motivasi ini
adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar perbuatan yang
dilakukannya. Orang berbuat sesuatu karena dorongan dari luar, misalnya; guru
memberikan hadiah, pujian, hukuman, memberikan angka tinggi terhadap prestasi yang
dicapainya, tidak menyalahkan pekerjaan atau jawaban peserta didik secara terbuka
sekalipun pekerjaan atau jawaban tersebut belum memuaskan, menciptakan suasana
belajar yang memberi kepuasan dan kesenangan pada peserta didik, dsb.
Biggs dan Telfer (dalam Amri. 2013: 26-27) menyatakan bahwa ada empat golongan
motivasi belajar peserta didik, antara lain:
1. Motivasi instrumental: peserta didik belajar karena didorong oleh adanya hadiah atau
menghindari hukuman.
2. Motivasi sosial: peserta didik belajar untuk penyelenggaraan tugas, dalam hal ini
keterlibatan peserta didik pada tugas menonjol.
3. Motivasi berprestasi: peserta didik belajar untuk meraih prestasi atau keberhasilan
yang telah ditetapkan.
4. Motivasi instrinsik: peserta didik belajar karena keinginanya sendiri.

2.3 Prinsip Motivasi Belajar


Motivasi memiliki beberapa prinsip dasar dalam kegiatan pembelajaran. Prinsip-
prinsip dasar tersebut yaitu:
1. Pujian lebih efektif dari pada hukuman.
2. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan akan merangsang motivasi.
3. Semua peserta didik mempunyai kebutuhan psikologis tertentu yang harus mendapat
kepuasan.
4. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif dari pada motivasi yang
dipaksakan dari luar.
5. Motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreativitas peserta didik.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Menurut pendapat Malcom Brownlee, faktor-faktor mempengaruhi motivasi belajar
adalah:
a) Faktor Guru
Seseorang dikatakan sebagai guru tidak cukup “tahu” sesuatu materi yang akan diajarkan,
tetapi pertama kali ia harus merupakan seseorang yang memang memiliki “kepribadian guru”
denga segala ciri tingkat kedewasaannya dan memiliki kepribadian. Untuk itu perlu
dikemukakan dalam pembahasan ini sepuluh kompetensi guru yang berkaitan erat dengan
tugasnya membentuk motivasi belajar siswa di sekolah antara lain : (1) menguasai bahan atau
materi pengajaran, (2) mengelola program belajar mengajar, (3) Pengelolaan kelas (4)
menggunakan Media dan sumber belajar (5) menguasai landasan-landasan kependidikan (6)
mengelola interaksi belajar-mengajar (7) menilai prestasi siswa untuk kepentingan
pengajaran (8) mengenal fungsi dan program bimbingan & penyuluhan (9) mengenal dan
menyelenggarakan administrasi sekolah (10) mengenal prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil
penelitian pendidikan guna kepentingan pengajaran
b) Faktor Orangtua
Faktor orangtua dalam keluarga sangat menentukan juga karena mereka adalah mitra para
guru dalam bekerja bersama-sama untuk tujuan tersebut. Orangtua tidak cukup puas hanya
menyerahkan urusan dan tanggung jawab ini pada guru.
c) Faktor Lingkungan Masyarakat
Faktor lingkungan masyarakat tempat berdomisili siswa menajadi unsur yang turut
dipetimbangkan dalam proses pembentukan motivasi siswa, karena siswa juga adalah bagian
ataupun warga dari suatu masyarakat. Malcom Brownlee mengemukakan konsep yang
memperlihatkan ketergantungan ini dengan mengemukakan “Manusia dalam masyarakat dan
masyarakat dalam manusia.” Lebih lanjut dijelaskan bahwa konsep manusia dalam
masyarakat mengisyaratkan ketergantungan bahwa individu sebagai bagian dalam komunitas
yang mmiliki sistim nilai sosial yang saling mengikat dan mempengaruhi setiap individu
yang hidup bersama dalam sebuah komunitas, baik komunitas masyarakat kota ataupun
masyarakat desa dan atau kelompok belajar seperti siswa pada suatu sekolah.

2.5 Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa


Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar.
Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil
belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasibelajar siswa. Berikut ini
dikemukakan beberapa petunjuk untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
a) Memperjelas tujuan yang ingin dicapai
Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham kearah mana ia ingin
dibawa. Pemahaman siswa terhadap tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat
siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar
mereka. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi belajar.
Oleh sebab itu, sebelum proses pembelajaran dimulai hendaknya guru menjelaskan terlebih
dahulu tujuan yang ingin dicapai.
b) Membangkitkan minat siswa
Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh
karena itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam
mengembangkan motivasi belajar. Salah satu cara yang logis untuk memotivasi siswa dalam
pembelajaran adalah mengaitkan pengalaman belajar dengan minat siswa. Pengaitan
pembelajaran dengan minat siswa adalah sangat penting, dan karena itu tunjukkanlah
bahwa pengetahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka. Demikian pula
tujuan pembelajaran yang penting adalah membangkitkan hasrat ingin tahu siswa mengenai
pelajaran yang akan datang, dan karena itu pembelajaran akan mampu
meningkatkan motivasi instrinsik siswa untuk mempelajari materi pembelajaran yang
disajikan oleh guru (Anni, dkk., 2006:186).
c) Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar
Siswa hanya mungkin dapat belajar baik manakala ada dalam suasana yang menyenangkan,
merasa aman, bebas dari takut. Usahakan agar kelas selamanya dalam suasana hidup dan
segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk itu guru sekali-kali dapat melakukan hal-hal yang
lucu.
d) Menggunakan Variasi Metode Penyajian yang Menarik
Guru harus mampu menyajikan informasi dengan menarik, dan asing bagi siswa- siswa.
Sesuatu informasi yang disampaikan dengan teknik yang baru, dengan kemasan yang bagus
didukung oleh alat-alat berupa sarana atau media yang belum pernah dikenal oleh siswa
sebelumnya sehingga menarik perhatian bagi mereka untuk belajar. Dengan pembelajaran
yang menarik, maka akan membangitkan rasa ingin tahu siswa di dalam kegiatan
pembelajaran yang selanjutnya siswa akan termotivasi dalam pembelajaran. Motivasi
instrinsik untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran
yang menarik, dan juga penggunaan variasi metode pembelajaran. Misalnya, untuk
membangkitkan minat belajar siswa dapat dilakukan dengan cara pemutaran film,
mengundang pembicara tamu, demonstrasi, komputer, simulasi, permaianan peran, belajar
melalui radio, karya wisata, dan lainnya (Anni, dkk., 2006:186-187 : Hamalik, 2009:168).
e) Berilah pujian yang wajar setiap keberhasilan siswa
Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Dalam pembelajaran,
pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Karena anak didik juga manusia, maka
dia juga senang dipuji. Karena pujian menimbulkan rasa puas dan senang (Hamalik,
2009:167). Namun pujian harus sesuai dengan hasil kerja siswa. Jangan memuji
secara berlebihan karena akan terkesan dibuat-buat. Pujian yang baik adalah pujian
yang keluar dari hati seoarang guru secara wajar dengan maksud untuk
memberikan penghargaan kepada siswa atas jerih payahnya dalam belajar (Djamarah dan
Zain, 2006:152).
f) Berikan penilaian
Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai bagus. Untuk itu
mereka belajar dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi yang kuat
untuk belajar. Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan segera agar siswa
secepat mungkin mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan secara objektif
sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing.
Penilaian secara terus menerus akan mendorong siswa belajar, oleh karena setiap
anak memiliki kecenderungan untuk memmperoleh hasil yang baik. Disamping itu,
para siswa selalu mendapat tantangan dan masalah yang harus dihadapi dan
dipecahkan, sehingga mendorongnya belajar lebih teliti dan seksama (Hamalik, 2009:168).
g) Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa
Siswa butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan memberikan
komentar yang positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya
berikan komentar secepatnya, misalnya dengan memberikan tulisan “bagus” atau
“teruskan pekerjaanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang positif dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa. Penghargaan sangat efektif untuk memotivasi siswa
dalam mengerjakan tugas-tugas, baik tugas-tugas yang harus dikerjakan segera, maupun
tugas-tugas yang berlangsung terus menerus . Sebaliknya pemberian celaan kurang
menumbuhkan motivasi dalam belajar. Bahkan menimbulkan efek psikologis yang lebih
jelek.
h) Ciptakan persaingan dan kerjasama
Persaingan yang sehat dapat menumbuhkan pengaruh yang baik untuk
keberhasilan proses pembelajaran siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha
dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik. Oleh sebab itu, guru harus
mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antar kelompok
maupun antar individu. Namun demikian, persaingan tidak selamanya menguntungkan,
terutama untuk siswa yeng memang dirasakan tidak mampu untuk bersaing, oleh sebab itu
pendekatan cooperative learning dapat dipertimbangkan untuk menciptakan persaingan antar
kelompok. Selain persaingan antar siswa lebih banyak pengaruh buruknya daripada baiknya
terhadap perkembangan kepribadian siswa. Persaingan antara diri sendiri dapat
dilakukan dengan cara memberi kesempatan kepada siswa untuk mengenal kemajuan-
kemajuan yang telah diucapai sebelumnya dan apa yang dapat dicapai pada pada
waktuberikutnya. Misalnya guru membuat dan memberi tahu grafik kemajuan belajar siswa.
Untuk mengembangkan motivasi belajar, guru harus berusaha membentuk kebiasaan
siswanya agar secara berangsur-angsur dapat memusatkan perhatian lebih lama dan bekerja
keras. Oleh karena itu,usaha dan perhatian guru yang besar lebih diperlukan untuk
membimbing siswa-siswa yang memiliki pencapaian rendah agar mereka memiliki motivasi
belajar yang baik.
Disamping beberapa petunjuk cara membangkitkan motivasi belajar diatas, adakalanya
motivasi itu juga dapat dibangkitkan dengan cara-cara lain yang sifatnya negatif seperti
memberikan hukuman, teguran dan kecaman, memberikan tugas yang sedikit berat dan
menantang. Namun, teknik-teknik semacam itu hanya bisa digunakan dalam kasus tertentu.
Beberapa ahli mengatakan dengan membangkitkan motivasi dengan cara-cara negatif lebih
banyak merugikan siswa. Untuk itulah seandainya masih bisa dengan cara-cara yang positif,
sebaiknya membangkitkan motivasi dengan cara negatif dihindari.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah diatas adalah:
1. motivasi belajar adalah suatu dorongan atau daya penggerak dari dalam diri individu
yang memberikan arah dan semangat pada kegiatan belajar, sehingga dapat mencapai
tujuan yang dikehendaki.
2. Sebagai kekuatan mental, motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu motivasi
primer dan motivasi sekunder. Motivasi dilihat dari sifatnya, dibedakan menjadi dua,
yaitu: motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
3. Motivasi memiliki beberapa prinsip dasar dalam kegiatan pembelajaran. Prinsip-prinsip
dasar tersebut yaitu: Pujian lebih efektif dari pada hukuman; Pemahaman yang jelas
terhadap tujuan akan merangsang motivasi; Semua peserta didik mempunyai kebutuhan
psikologis tertentu yang harus mendapat kepuasan; Motivasi yang berasal dari dalam
individe lebih efektif dari pada motivasi yang dipaksakan dari luar; Motivasi yang besar
erat hubungannya dengan kreativitas peserta didik.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, terdapat beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi
belajar, yaitu: memperjelas tujuan yang ingin dicapai membangkitkan minat siswa, ciptakan
suasana yang menyenangkan, dalam belajar menggunakan variasi metode penyajian yang
menarik, berilah pujian yang wajar setiap keberhasilan siswa berikan penilaian,
ciptakan persaingan dan kerjasama dan berilah komentar terhadap hasil pekerjaan.

3.2 Saran

Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat
jauh dari Kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

Setelah membaca makalah ini, pembaca diharapkan mampu mengetahui Konsep dan
teori antropologi serta Pendekatan nya.
DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Anni, Catharina T., dkk..2006. Psikologi Belajar. Semarang: Unnes Press.

Djiwandono, S.E.W. 2006.Psikologi Pendidikan.Jakarta: Grasindo.

Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai