Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MOTIVASI BELAJAR

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah yang diampu oleh:

Dr. Afi Parnawi., M.Pd

Disusun Oleh:
1. Elsa Aprian Deny 1207.19.2162
2. Maryam 1207.19.2185
3. Tri Ardiansyah Putra 1207.19. 2251
4. Wahyu Ningsih 1207.19.2256

SEMESTER 2

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH


TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
IBNU SINA BATAM
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena


Rahmat dan HidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan Baik yang berjudul “MOTIVASI BELAJAR”.

Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita


Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membimbing umat dari jalan kegelapan
menuju jalan yang terang benderang yang diridhoi oleh Allah SWT, yaitu agama
Islam.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata kuliah “Psikologi


Belajar”. Dalam makalah ini mengulas tentang pengertian motivasi dan motivasi
belajar, macam-macam motivasi belajar, fungsi motivasi dalam belajar, bentuk-
bentuk motivasi dalam belajar, unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar,
upaya meningkatkan motivasi belajar, beberapa cara agar siswa mempunyai
motivasi belajar.

Walaupun penulis sudah berupaya semaksimal mungkin, demi


terselesainya karya ilmiah ini, penulis tetap menyadari bahwa kemampuan penulis
jauh dari kesempurnaan, dan sudah pasti masih banyak kekurangannya. Sehingga
kritik dan saran yang sifatnya membangun semangat penulis yang sangat penulis
harapkan.

ii
Dan atas terselesaikannya penyusunan makalah ini, tak lupa penulis
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Muhammad Juni Beddu, Lc., M.A selaku Ketua Sekolah
Tinggi Agama Islam IbnuSina Batam.
2. Bapak Dr. Afi Parnawi, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Psikologi
Perkembangan yang telah membimbing dan mendidik penulis sehingga
penulis menjadi mahasiswa yang berilmu.
3. Teman-teman seperjuangan yang telah membantu penulis dalam penulisan
makalah ini.

Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang diberikan mendapat


balasan dari Allah SWT. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Akhirnya,Semoga makalah sederhana ini dapat di fahami oleh semua


orang khususnya bagi para pembaca, Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya
jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

Batam, 04 Maret 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1. Latar Belakang.......................................................................................................1
2. Rumusan masalah...................................................................................................2
3. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
1. Pengertian Motivasi dan Motivasi Belajar..............................................................3
2. Macam- Macam Motivasi Belajar..........................................................................4
3. Ciri-Ciri Motivasi Belajar......................................................................................6
4. Fungsi Motivasi dalam Belajar...............................................................................7
5. Bentuk- bentuk Motivasi dalam Belajar.................................................................8
6. Unsur- unsur yang mempengaruhi Motivasi Belajar............................................13
7. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar................................................................14
8. Beberapa Cara Agar Siswa Mempunyai Motivasi Belajar....................................16
BAB III PENUTUP........................................................................................................18
1. Kesimpulan..........................................................................................................18
2. Saran....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................20

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Proses pembelajaran dapat dijelaskan dengan menggunakan berbagai teori
belajar. Di samping itu proses tersebut dapat pula dijelaskan dengan
memperhatikan satu aspek yang penting, yaitu motivasi siswa. Guru sering
dirisaukan dengan adanya siswa yang dinilai cerdas tetapi mempunyai prestasi
yang sedang-sedang saja. Dalam pembelajaran siswa tersebut kelihatan bosan dan
lesu, sedikit sekali menggunakan pikiran untuk memecahkan persoalan yang
dikemukakan di kelas, apalagi secara aktif melibatkan diri dalam proses
pembelajaran. Bahwa kinerja yang rendah dapat disebabkan oleh berbagai faktor
yang berasal dari dalam dan dari luar diri siswa.

Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang berasal dari


dalam dan luar diri siswa. Faktor luar misalnya fasilitas belajar, cara mengajar
guru, sistem pemberian umpan balik, dan sebaginya. Faktor-faktor dari dalam diri
siswa mencakup kecerdasan, strategi belajar, motivasi dan sebagainya. Namun
pada kenyataannya dalam suatu kelas, keadaan siswa bermacam-macam untuk
belajar maupun menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu
guru perlu memperhatikan kondisi ekstern belajar, dan kondisi intern siswa yang
belajar. Sehingga pentingnya motivasi, jenis dan sifat motivasi, dan upaya
peningkatan motivasi belajar benar-benar perlu dipahami.
2. Rumusan masalah
a. Apa Pengertian Motivasi dan Motivasi Belajar?
b. Apa saja Macam-Macam Motivasi Belajar?
c. Apa Ciri-ciri Motivasi Belajar?
d. Bagaimana Fungsi Motivasi Belajar?
e. Bagaimana Bentuk-bentuk Motivasi dalam Belajar?
f. Apa saja Unsur-unsur yang mempengaruhi Motivasi Belajar?
g. Bagaimana Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar?
h. Bagaimana Cara Agar Siswa dapat Mempunyai Motivasi Belajar?

3. Tujuan Penulisan
a. Agar Mengetahui pengertian Motivasi dan Motivasi Belajar
b. Agar Pembaca dapat Mengetahui Macam-macam Motivasi Belajar
c. Agar dapat Mengetahui Ciri-ciri Motivasi belajar
d. Agar dapat Megetahui Fungsi Motivasi Belajar
e. Agar dapat Mengetahui Bentuk-bentuk Motivasi dalam Belajar
f. Agar Pembaca dapat Mengetahui Unsur-unsur yang Mempengaruhi
Motivasi Belajar
g. Agar dapat Mengetahui Upaya Meningkatkan Motivas Belajar
h. Agar dapat Mengetahui Cara Siswa Untuk dapat Mempunyai Motivasi
Belajar.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Motivasi dan Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata Latin, movore yang berarti bergerak atau Bahasa
Inggrisnya to move. Motiv diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri
organisme yang mendorong untuk berbuat (driving vorce). Motif tidak berdiri
sendiri, tetapi saling berkaitan dengan faktor lain, baik faktor eksternal maupun
faktor internal. Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut Motivasi. Istilah
Motivasi menunjuk kepada semua gejala yang terkandung dalam stimulasi
tindakan ke arah tujuan tersebut. Motivasi dapat berupa dorongan-dorongan dasar
atau internal dan insentif di luar diri individu atau hadiah. Sebagai suatu masalah
dalam kelas, Motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan, dan
mengontrol minat-minat1.

Motivasi adalah usaha yang didasari untuk mengerahkan dan mejaga


tingkah seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga
mencapai hasil atau tujuan tertentu. Menurut Walgito (2004) motivasi adalah
keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku ke arah
tujuan. Sedangkan Menurut Plotnik (2005), Motivasi mengacu pada berbagai
factor fisiologi dan psikologi yang menyebabkan seseorang melakukan aktifitas
dengan cara yang spesifik pada waktu tertentu.

1
Afi Parnawi, Psikologi Belajar (Deepublish: 2019), hal. 64.
Sedangkan menurut Frederick J. Mc. Donald (2004) Motivasi Belajar
adalah suatu perubahan tenaga didalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurut Clayton
Aldelfer (2004) Motivasi Belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan
kegiatan belajar yang di dorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi hasil belajar
sebaik mungkin.2

Motivasi Belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan


kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik,
berprestasi dan kreatif. Menurut Abraham Maslow (2005) Motivasi belajar adalah
suatu dorongan internal dan eksternal yang menyebabkan seseorang atau individu
untuk bertindak atau mencapai tujuan, sehingga perubahan tingkah laku pada diri
siswa diharapkan terjadi.3

Jadi Motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa


untuk belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara
belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-
kegiatannya.

2. Macam- Macam Motivasi Belajar


Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang. Dengan demikian motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat
bervariasi. Dengan demikian bentuk-bentuk motivasi adalah sebagai berikut:

a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya:


1. Motif-motif bawaan, yaiktu motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi
ini tanpa dipelajari.
2. Motif-motif yang dipelajari, maksudnya motif-motif yang timbul karena
dipelajari.4

2
Amna Emda, Lantanida Journal, Vol. 5 No.2, 2007, hal. 175.
3
Amni Fauziah, Hubungan motivasi belajar dan minat belajar, Jurnal JPSD, Vol. 4 No. 1,
2017, hal. 50.
4
Amna Emda, Lantanida Journal…, hal. 177.
b. Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti refelks, instink, otomatis,
nafsu. Sedangkan yang termasuk motif rohaniah, yaitu kemauan
c. Motivasi intrinsik dan ekstrinik
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Karena diri setiap individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Perlu diketahui bahwa siswa
yang memiliki tujuan orang yang terididik, yang berpengetahuan, yang ahli
dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju yang ingin
dicapai adalah belajar. Tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan.
Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan.
Kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik
dan berpengathuan. Jadi, memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri
sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar symbol dan seremonial.

2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsic. Motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi Karena adanya
perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakn ekstrinsik bila anak didik
menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Anak
didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang
dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar,
kehormatan, dan sebagainya. Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang
tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan, motivasi ekstrinsik
diperlukan agar anak didik mau belajar.5

5
Afi Parnawi, Psikologi Belajar (Deepublish: 2019), hal. 67.
Berbagai macam cara bisa dilakukan agar anak didik termotivasi untuk
maju. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan
minat anak didik untuk belajar. Kesalahan penggunaan bentuk-bentuk
motivasi ekstrinsik akan merugikan anak didik. Akibatnya, motivasi
ekstrinsik bukan berfungsi sebagai pendorong, tetapi menjadikan anak didik
malas dalam belajarr. Karena itu, guru harus bisa dan pandai mempergunakan
motivasi ekstrinsik ini dengan akurat dan benar dalam rangka menunjang
proses interaksi edukatif di kelas.
Motivasi ekstrinsik tidak selalu buruk akibatnya. Motivasi ekstrinsik
sering digunakan karena bahan pelajaran kurang menarik perhatian anak didik
atau karena sikap tertentu pada guru atau orang tua. Baik motivasi ekstrinsik
yang positif maupun motivasi ekstrinsik yang negative, sama-sama
mempengaruhi sikap dan perilaku anak didik.

3. Ciri-Ciri Motivasi Belajar


Untuk melengkapi uraian mengenai makna dan teori tentang motivasi, perlu
dikemukakan adanya beberapa ciri-ciri motivasi. Motivasi yang ada pada diri
setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut6 :

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang


lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas
dengan prestasi yang telah dicapainya).
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang
dewasa.
d. Lebih senang bekerja mandiri.
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja sehingga kurang aktif).
f. Dapat mempertahankan pendapatnya. (kalau sudah yakni akan sesuatu)
g. Senang mencari dan memecahkan maasalah soal-soal.

6
Muslimah Z.Romas, Jurnal Psikologi-ISSN, Vol.2 No.3, 2006, hal. 185.
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti seseorang itu
memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat
penting dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan
berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan
berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Siswa yang belajar dengan baik
tidak terjebak pada sesuatu yang rutinitas dan mekanis 7. Siswa yang harus
mempertahankan pendapatnya, kalau ia sudah yakin dan dipandangnya cukup
rasional. Bahkan lebih lanjut siswa harus juga peka dan responsive terhadap
berbagai masalah umum, dan bagaimana memikirkan pemecahannya. Hal-hal itu
semua harus dipahami benar oleh guru, agar dalam berinteraksi dengan siswanya
dapat memberikan motivasi yang tepat dan optimal.

4. Fungsi Motivasi dalam Belajar


Baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik sama berfungsi sebagai
pendorong, penggerak, dan penyeleksi perbuatan ketiganya menyatu dalam sikap
terimplikasi dalam perbuatan.8 Dorongan adalah fenomena psikologis dari dalam
yang dapat melahirkan hasrat untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan yang
akan dilakukan. Karena itulah, baik dorongan atau penggerak maupun penyeleksi
merupakan kata kunci dari motivasi dalam setiap perbuatan dalam belajar.

Untuk itu ketiga fungsi motivasi dalam belajar dijelaskan sebagai berikut:

a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan


Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena
ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang
belum diketahui itu akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam
rangka mencari tahu. Anak didik pun mengambil sikap seiring dengan minat
terhadap suatu objek. Disini, anak didik mempunyai keyakinan dan
pendirina tentang apa yang seharusnya dilakukan untuk mencari tahu
tentang sesuatu. Sikap itulah yang mendorong dan mendasari ke sejumlah

7
Fikri Ardiansyah, Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Fisika. GRAVITY Vol. 3
No. 1 (2017), hal. 50.
8
Afi Parnawi, Psikologi Belajar (Deepublish: 2019), hal. 68.
arah dalam belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong
ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam
rangka belajar.9
b. Motivasi sebagai pergerak perbuatan
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap siswa merupakan suatu
kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma dalam bentuk
gerakan psikofisik. Sikap berada dalam kepastian perbuatan dan akal pikiran
mencoba membedah nilai yang terpatri dalam wacana, prinsip, dan hukum.
Disini anak didik sudah melakukan aktifitas belajar dengan segenap
jiwa dan raga. Akal pikiran berproses dengan sikap raga yang cenderung
tunduk dengan kehendak perbuatan belajar. Sehingga mengerti betul isi
yang dikandungnya10.
c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan
Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana
perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang harus diabaikan.11
Sesuatu yang akan dicari anak didik merupakan tujuan belajar yang akan
dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan
motivasi kepada anak didik dalam belajar.
Seorang anak didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata
pelajaran tertentu, tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata
pelajaran yang lain.

5. Bentuk- bentuk Motivasi dalam Belajar


Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan
mengarahkan perilaku manusia, termasuk siswa. Dalam motivasi terkandung
adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan
mengarahkan sikap dan perilakusiswa. Ada tiga komponen dalam motivasi yaitu
kebutuhan, dorongan dan tujuan.

9
Syarifuddin, Muhammad, Jurnal pendidikan vokasi. 2 No. 2 (2012), hal, 84–94.
10
Syarifuddin, M Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 2 No. 2 (2012), hal. 98.
11
Afi Parnawi, Psikologi Belajar (Deepublish: 2019), hal. 69.
Dalam proses interaksi belajar mengajar, baik motivasi intrinsik maupun
motivasi ekstrinsik, diperlukan untuk mendorong anak didik agar tekun belajar.
Motivasi ekstrinsik sangta diperlukan bila ada diantara anak didik yang kurang
berminat mengikuti pelajaran dalam jangka waktu tertentu. Peranan motivasi
ekstrinsik cukup besar untuk membimbing anak didik dalam belajar. Hal ini perlu
di dasari oleh guru. Untuk itu, seorang guru biasanya memanfaatkan motivasi
ekstrinsik untuk meningkatkan minat anak didik agar lebih bergairah belajar
meski terkadang tidak tepat.

Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka


mengarahkan belajar anak didik di kelas, sebagai berikut.

a. Memberi Angka
Angka adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak
didik. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan
kepada anak didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan
prestasi belajar mereka di masa mendatang. Angka biasanya terdapat dalam
buku rapot sesuai jumlah mata pelajaran yang diprogramkan dalam
kurikulum.
Angka atau nilai yang baik mempunyai potensi yang besar untuk
memberikan motivasi kepada anak didik lebih giat belajar. Apalagi bila angka
yang diperoleh oleh anak lebih tinggi dari anak didik lainnya. Namun, guru
harus menyadari bahwa angka/nilai bukanlah merupakan hasil belajar yang
sejati, hasil belajar yang bermakna, karena hasil belajar seperti itu lebih
menyentuh aspek kognitif.
b. Hadiah
Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai
penghargaan atau kenang-kenangan. Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa
dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah dapat diberikan kepada anak didik
yang berprestasi tinggi, ranking satu, dua, atau tiga dari anak didik lainnya.
Pemberian hadiah bisa juga diberikan dalam bentuk beasiswa atau dalam
bentuk lain seperti alat tulis. Dengan cara itu anak didik akan termotivasi
untuk belajar guna mempertahankan prestasi belajar yang telah mereka capai.
Hadiah yang diberikan kepada orang lain bisa berupa apa saja, tergantung
dari keinginan pemberi. Atau bisa juga disesuaikan dengan prestasi yang
dicapai oleh seseoarang. Penerima hadiah tidak tergantung dari jabatan,
profesi dan usia seseorang. Semua orang berhak menerima hadiah dari
seseorang dengan motif-motif tertentu.

c. Kompetisi
Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi
untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah dalam belajar.
Persaingan, baik dalam bentuk individu maupun kelompok diperlukan dalam
pendidikan. Kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk menjadikan proses interaksi
belajar mengajar yang kondusif. Bila iklim belajar yang kondusif terbentuk,
maka setiap anak didik telah terlihat dalam kompetisi untuk menguasai bahan
pelajaran yang diberikan. Selanjutnya, setiap anak didik sebagai individu
melibatkan diri mereka mesing-masing ke dalam aktivitas belajar.12

12
Amna Emda, Lantanida Journal, Vol. 5 No. 2 (2017), hal. 175.
d. Pujian
Pujian diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai alat
motivasi. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus
merupakan motivasi yang baik13. Guru bisa memanfaatkan pujian untuk
memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan pekerjaan sekolah.
Pujian diberikan sesuai dengan hasil kerja, bukan dibuat-buat atau
bertentangan sama sekali dengan hasil kerja anak didik.

e. Minat
Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu
aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa
senang. Dengan kata lain, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.
Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Anak didik yang
berminat terhadap suatu mata pelajaran atau baginya. Anak didik mudah
mengenal menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Minat merupakan alat
motivasi yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan belajar anak
didik dalam rentangan waktu tertentu.

f. Hukuman
Meski hukuman sebagai reinforcement yang negatif, tetapi bila dilakukan
dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik dan efektif.
Hukuman merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan pendekatan
edukatif, bukan karena dendam. Pendekatan edukatif dimaksud di sini sebagai
hukuman yang mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap dan perbuatan
anak didik yang dianggap salah. Sehingga dengan hukuman yang diberikan
itu anak didik tidak mengulangi kesalahan atau pelanggaran. Minimal
mengurangi frekuensi pelanggaran14.

13
Afi Parnawi, Psikologi Belajar (Deepublish: 2019), hal. 71.
14
Rafardhan, Jurnal Empati, Vol 7 No.1 (2018), hal 36.
Akan lebih baik bila anak didik berhenti melakukannya di hari
mendatang. Oleh karena itu, hukuman hanya diberikan oleh guru dalam
konteks mendidik seperti memberikan hukuman berupa membersihkan kelas,
menyiangi rumput di halaman sekolah, membuat resume atau ringkasan, atau
apa saja dengan tujuan mendidik.

g. Hasrat untuk Belajar


Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk
belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan dengan segala kegiatan
tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang
ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah pasti hasilnya akan lebih baik
daripada anak didik yang tidak berhasrat untuk belajar 15. Diakui, hasrat untuk
belajar adalah gejala psikologis yang tidak berdiri sendiri, tetapi berhubungan
dengan kebutuhan anak didik untuk mengetahui sesuatu dari objek yang akan
dipelajarinya. Kebutuhan itulah yang menjadi dasar aktivitas anak didik
dalam belajar. Tidak ada kebutuhan berarti tidak ada hasrat untuk belajar. Itu
sama saja tidak ada minat untuk belajar.

h. Sikap
Sikap merupakan kesiapan atau keadaan siap untuk timbulnya suatu
perbuatan atau tingkah laku. Sikap juga merupakan organisasi keyakinan-
keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relative, yang
memberikan dasar kepada orang untuk membuat respons dalam cara
tertentu.16 Sikap merupakan penentu dalam tingkash laku manusia sebagai
reaksi sikap selalu berhubungan dangan dua hal yaitu, suka dan tidak suka.

15
Rafardhan, Jurnal Empati, Vol 7 No.1 (2018), hal 37.
16
Afi Parnawi, Psikologi Belajar (Deepublish: 2019), hal. 72.
6. Unsur- unsur yang mempengaruhi Motivasi Belajar
a. Cita-cita atau aspirasi siswa
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil.
Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan
bergiat, bahkan dikemudian hari cita-cita dalam kehidupan. Dari segi
emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar
kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan dengan
hadiah atau juga hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi
kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita.
b. Kemampuan siswa.
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau
kecakapan mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi anak
untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
c. Kondisi siswa.
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani sangat
mempengaruhi motivasi belajar. Siswa yang sedang sakit, lapar atau
marah-marah akan mengganggu perhatian nelajar. Sebaliknya siswa yang
sehat, kenyang dan gembira akan mudah memusatkan perhatian.
d. Kondisi lingkungan siswa.
Lingkungan siswa berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal,
pergaulan sebaya, kehidupan kemasyarakatan17. Dengan kondisi
lingkungan tersebut yang aman, tentram, tertib dan indah maka semangat
dan motivasi belajar mudah diperkua.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, pikiran yang
mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan
teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar.

17
Fikri Ardiansyah, Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Fisika. GRAVITY Vol. 3
No. 1 (2017), hal. 56.
f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.
Guru adalah seorang pendidik profesional. Ia bergaul setiap hari
dengan puluhan atau ratusan siswa. Sebagai pendidik, guru dapat memilil
dan memilah yang baik. Partisipasi dan teladan memilih perilaku yang
baik tersebut sudah merupakan upaya membelajarkan dan memotivasi
siswa.18

7. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar


Ada beberapa anak didik yang tidak termotivasi untuk belajar atau tidak
terlibat secara aktif dalam kegiatan pengajaran di kelas. Sebagian besar anak didik
aktif belajar bersama dan sebagian kecil anak didik dengan berbagai sikap dan
perilaku yang terlepas dari kegiatan belajar di kelas. Kedua kegiatan anak yang
bertentangan ini sebagai gambaran suasana kelas yang kurang kondusif. Guru
tidak harus tinggal diam bila ada anak didik yang tidak terlibat langsung dalam
belajar bersama. Perhatian harus lebih diarahkan kepada mereka.

Menurut De Decce dan Grawford (1974) ada empat fungsi guru sebagai
pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi
belajar anak didik, memberikan harapan yang realistis, memberikan intensif, dan
mengarahkan perilaku anak didik kearah yang menunjang tercapainya tujuan
pengajaran.19

a. Menggairahkan Anak Didik


Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari guru harus berusaha
menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan. Ia berusaha
memberikan kepada anak didikk cukup banyak hal-hal yang perlu dipikirkan
dan dilakukan. Guru harus memelihara minat anak didik dalam belajar, yaitu
dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke
aspek lain aspek pelajaran dalam situasi belajar.

Amni Fauziah, Hubungan motivasi belajar dan minat belajar (JURNAL JPSD Vol. 4
18

No. 1 Tahun 2017), hal. 58.


19
Afi Parnawi, Psikologi Belajar (Deepublish: 2019), hal. 72.
b. Memberikan Harapan Realistis
Guru harus memelihara harapan-harapan anak didik yang realistis dan
memodifikasikan harapan-harapan yang kurang atau tidak realistis. Untuk itu
guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keberhasilan atau
kegagalan akademis setiap anak didik di masa lalu. Dengan demikian, guru
dapat membedakan antara harapan-harapan yang realistis, pesimistis, atau
terlalu optimis. Bila anak didik telah banyak mengalami kegagalan, maka
guru harus memberikan sebanyak mungkin keberhasilan kepada anak didik.
c. Memberikan Insentif
Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan memberikan
hadiah kepada anak didik (dapat berupa pujian, angka yang baik dan
sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga anak didik terdorong untuk
melakukan usaha lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Bentuk-
bentuk motivasi belajar sebagaimana diuraikan di depan merupakan motivasi
ekstrinsik, di mana masalah hadiah dan pujian, dan memberi angka telah
dibahas lebih mendalam.

d. Mengarahkan Perilaku Anak Didik


Mengarahkan perilaku anak didik adalah tugas guru. Disini kepada guru
dituntut untuk memberikan respons terhadap anak didik yang tak terlihat
langsung dalam kegiatan belajar dikelas. Anak didik yang diam, yang
membuat keributan, yang berbicara semuanya, dan sebagainya harus
diberikan teguran secara arif dan bijaksana.20

20
Afi Parnawi, Psikologi Belajar (Deepublish: 2019), hal. 74.
8. Beberapa Cara Agar Siswa Mempunyai Motivasi Belajar
Menerima siswa apa adanya. Siswa adalah seorang manusia yang masih
muda dan perlu dibimbing guna menjadi manusia dewasa. Tiap siswa mempunyai
karakter dan bakat yang berbeda. Oleh karena itu, tiap siswa merupakan pribadi
yang unik, yang membuatnya berbeda dengan lainnya. Guru harus menerima
setiap siswa sebagaimana adanya, dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
Hal ini akan membentuk rasa harga diri yang tinggi dalam diri siswa. Guru juga
perlu menemukan sesuatu (bakat atau kelebihan) dalam diri siswa yang bisa
membuatnya merasa penting.

Menciptakan rasa aman dan menyenangkan bagi siswa untuk


mengeksplorasi serta mengekspresikan seluruh potensinya. Siswa adalah makhluk
yang memiliki rasa ingin tahu. Untuk memenuhi rasa ingin tahunya, ia akan
mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya. Proses belajar berjalan lancar manakala
siswa dapat menguji kemampuannya dan mencoba pengalaman baru, atau bahkan
membuat kesalahan-kesalahan tanpa mendapat kecaman yang dapat menyinggung
perasaan mereka. Rasa aman juga datang dari sikap yang disiplin dan konsisten.
Dengan keteraturan, siswa akan merasa pasti mengenai apa yang boleh dan tidak
boleh dilakukannya. Ketidakpastian akan menimbulkan keraguan dan ketakutan
berbuat salah, yang menyebabkan hilangnya motivasi.

Disiplin yang baik dan tidak kaku harus diterapkan oleh guru dan orang
tua, karena tujuan disiplin adalah menolong siswa guna menjadi individu yang
independen, mandiri, dan dapat menentukan peran mereka sendiri. Disiplin harus
ditegakkan berdasarkan aturan yang masuk akal, kooperatif dan tidak otoriter21.

Kenali seluruh potensi yang dimiliki siswa. Sejak awal, ajari siswa untuk
menentukan pilihan dan mengambil keputusan bagi dirinya sendiri. Tujuan yang
dipilih dan ditetapkan sendiri mengandung motivasi yang lebih kuat daripada
tujuan yang ditetapkan oleh orang lain.

21
Rafardhan, Jurnal Empati, Vol 5 No.1, (2018), hal. 40.
Apalagi tujuan atau potensi tertentu terlalu banyak ditentukan orang lain,
bisa jadi tujuan itu tidak sesuai dengan kemampuan siswa.

 Berkomunikasilah dengan siswa tentang apa yang ingin mereka wujudkan


dan apa saja hambatannya. Hal ini bisa dilakukan secara terbuka antara guru,
orang tua dan siswa.22

Sementara itu Nasution (1986) mengemukakan beberapa petunjuk singkat


dalam rangka upaya guru membangkitkan motivasi belajar siswa di sekolah,
antara lain:

a. Usahakan agar tujuan pelajaran jelas dan menarik, motif mempunyai


tujuan, makin jelas tujuan, makin kuat motivasi.
b. Guru sendiri harus antusias mengenai pelajaran yang diberikan.
c. Ciptakan suasana yang menyenangkan, senyuman yang menggembirakan
suasana.
d. Usahakan agar anak-anak turut serta dalam pelajaran. Anak-anak ingin
aktif.
e. Hubungkan pelajaran dengan kebutuhan anak.
f. Pujian dan hadiah lebih berhasil dari hukuman dan celaan. Sebaiknya
biarlah hasil baik dalam pekerjaan merupakan hadiah bagi anak.
g. Pekerjaan dan tugas harus sesuai dengan kematangan dan kesanggupan
anak.
h. Hasil buruk apalagi kalau terjadi berulang-ulang akan mematahkan
semangat.
i. Hargailah pekerjaan murid.
j. Berilah kritik dengan senyuman. Janganlah anak mendapatkan kesan
bahwa guru marah kepadanya, tetapi hanya kecewa atas hasil
pekerjaannya atau perbuatannya.

22
Syarifuddin,M Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 2 No. 2 (2012), hal. 101.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Motivasi memegang peranan yang penting dalam proses belajar. Apabila
guru dan orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada siswa atau
anaknya, maka dalam diri siswa atau anak akan timbul dorongan dan hasrat untuk
belajar lebih baik. Memberikan motivasi yang baik dan sesuai, maka anak dapat
menyadari akan manfaat belajar dan tujuan yang hendak dicapai dengan belajar
tersebut. Motivasi belajar juga diharapkan mampu menggugah semangat belajar,
terutama bagi para siswa yang malas belajar sebagai akibat pengaruh negative dari
luar diri siswa.Berdasarkan definisi-definisi para ahli, maka motivasi belajar
adalah dorongan atau hasrat kemauan untuk melaksanakan kegiatan belajar dalam
rangka mencapai tujuan.

Seorang Guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan inspirator dari


proses kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga semua kualitas dari dalam diri
anak-anak didiknya, akan terbuka. Semua kreativitas terletak di dalam diri anak-
anak didik, karena anak-anak didik kita memiliki jiwa di mana terletak sumber
dari segala potensi-potensinya. Karena ketidaktahuannyalah maka kita sebagai
seorang guru adalah pemandu spiritual untuk membantu memberikan pengetahuan
kepada jiwa anak-anak didik kita. Keterlibatan jiwa seorang murid dalam suatu
kegiatan belajar mengajar, akan memberikan motivasi kuat kepada mereka. Anak-
anak didik kita akan merasa dirinya berharga untuk melakukan sesuatu yang tidak
mungkin menjadi mungkin.

18
2. Saran
a. Dengan adanya fasilitas yang terbatas dan pentingnya hal tersebut
maka diharapakan penambahan fasilitas.
b. Siswa hendaknya meningkatkan kesadaran dan usahanya dalam rangka
memperoleh informasi non formal sehingga pengetahuan mereka dapat
lebih bertambah wawasannya, seperti mencari informasi lewat internet,
membaca koran/buku selain buku referensi.
c. Diharapkan siswa untuk melatih dirinya untuk berani tampil dalam
rangka mengungkapkan pendapatnya dimuka umum.

19
DAFTAR PUSTAKA

Afi Parnawi,Psikologi belajar, Deepublish: Yogyakarta, 2019.


Amna Emda, Lantanida Journal, Vol. 5 No.2, 2007.
Amni Fauziah, hubungan motivasi belajar dan minat belajar, jurnal JPSD Vol 4
No 1, 2017.
Fardiansyah,. jurnal ilmiah peneliatan dan pembelajaran fisika, 2017.
Muslimah Z.Romas, Jurnal Psikologi –ISSN, Vol 2 No 3, 2006.

Fikri Ardiansyah, Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Fisika, GRAVITY


Vol. 3 No. 1, 2017.
Syarifudin, Muhammad, Jurnal Pendidikan Vokasi, 2 No. 2, 2012.

Rafardhan, jurnal empati, Vol 5 No 1, 2018.

20

Anda mungkin juga menyukai