Anda di halaman 1dari 13

ESENSI DAN URGENSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI

NEGARA

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok

Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

Dosen : Retno Japanis Permatasari SH, MM.

Disusun oleh kelompok 4 :

1. Andri Kurniawan (221010501069)


2. Andri Kusumo (221010501042)
3. Juniawati (221010501067)
4. Rafil Abdul Aziz (221010501089)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PAMULANG

2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk matakuliah
Pendidikan Pancasila dengan judul “Esensi Dan Urgensi Pancasila Sebagai Ideologi
Negara”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberika doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dan pendidikan.

Tangerang Selatan, 31 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 2


2.1 Esensi Pancasila Sebagai Ideologi Negara ...................................... 2
2.2 Urgensi Pancasila Sebagai Ideologi Negara .................................... 5

BAB III PENUTUP ................................................................................... 8


3.1 Kesimpulan .................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 9

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila adalah sebuah ideologi negara dan bangsa Indonesia yang
bersifat terbuka. Dalam arti, isi dari pancasila tidak bisa berubah-ubah sesuai
kondisi perkembangan tertentu. Pancasila adalah hasil dari kontrak sosial.
Pancasila akan teruss berlaku jika bangsa Indonesia masih menyepakati secara
bersama-sama.
Ideologi merupakan prinsip dasar yang menjadi acuan negara yang
bersumber dari nilai dasar yang berkembang dalam suatu barang yang diyakini
setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Mengetahui bahwa setiap sistem keyakinan itu terbentuk melalui proses yang
panjang karena ideologi melibatkan sumber seperti kebudayaan, agama, dan
pemikiran para tokoh.
Sebagai ideologi negara, pancasila menjadi sangat penting bagi bangsa
Indonesia karen pancasila memiliki beberapa kedudukan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia. Kedudukan itu seperti pancasila sebagai
jiwa bangsa Indonesia, pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia,
Pancasila menjadi dasar negara, pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum yang ada di Indonesia, dan pancisal sebagai cita-cita bangsa. Kedudukan
inilah yang menjadikann pancasila menjadi sangat penting. Kedudukan ini juga
dapat diartikan bahwa pancasila merupakan suatu landasan bagi bangsa
Indonesia dalam melaksanakan segala aspek yang menyangkut kehidupan
berbangsa dan bernegara.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud esensi pancasila sebagai ideologi negara?
b. Apa yang dimaksud urgensi pancasila sebagai idelogi negara?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui esensi pancasila sebagai ideologi negara
b. Mengetahui urgensi pancasila sebagai ideologi negara

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Esensi Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Esensi yang berasal dari kata essence yang menurut kamus Longman
berarti the most basic important quality of something, sedangkan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) esensi adalah kata benda yang artinya hakikat,
inti, hal yang pokokk. Segala sesuatu yang merupakan hakikat, dasar, inti, sari,
hal yang pokok, penting, ekstrak dan konsentrat dari segala sesuatu disebut
esensi tergantung dalam konteks dan penggunaanya.
Dalam sila-sila pancasila terdapat patologi budaya pancasila yang bisa
menghancurkan nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila pancasila.
Fenomena yang terjadi pada masa Indonesia saat ini seperti korupsi, kerusuhan,
dan moral yang bertentangan dengan nilai pancasila. Jika dasar pancasila ini
tidak tertanam kuat pada diri rakyat Indonesia maka negara ini akan
berantakan. Dengan berkembangnya dunia dan segala masukan berbagai
macam dari luar negeri ke dalam negara, pancasila sebagai konsep dasar
kehidupan rakyat Indonesia harus diperkuat serta ditanamkan nagar kita tidak
dijajah oleh bangsa lain. Memang tidak dijajah dalam hal fisik tetapi dijajah
dalam hal pemikiran yang perlahan-lahan membuat berubah rakyat Indonesia
dari sila-sila pancasila tersebut.

Penerapan esensi pancasila sebagai ideologi negara meliputi sebagai hal-


hal berikut:

1. Sila pertama, ketuhanan yang maha esa artinya sesuai dengan agama dan
keyakinan yang sejalan dengan asas kemanusiaan yang adil dan beradab.
Contohnya rakyat indonesia memiliki hak untuk memilih agama yang akan
ia anut dan jalani tanpa ada unsur paksaan, bebas melaksanakan kegiatan
agama dengan syarat tidak melanggar norma-norma di Indonesia dan saling
menghormati dengan agama lain.
2. Sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab artinya setiap warga negara
telah mengakui persamaan derajat, kewajiban antara sesama manusia asas

2
kebersamaan bangsa Indonesia, dan hak. Contoh penerapannya, majikan
tidak sewenang-wenangnya bertindak kepada pembantunya yang tidak
berkemanusiaan.
3. Sila ketiga, persatuann indonesia artinya setiap warga negara
mengutamakan kesatuan, kepentingan, kesatuan dan juga keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi golongan yang selalu harus
diwujudkan, diperjuangkan, dipertahankan, dan diupayakan secara terus
menerus. Contoh penerapannya, tidak terlalu menonjolkan kebudayaan
masing-masing daerah untuk melihat siapa yang terbaik tetapi dipelajari dan
ikut melestarikan dengan serta meyakinkan bahwa perbedaann itu baik.
4. Sila keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan artinya bermusyawarah untuk
menyelesaikan persoalan yang terjadi dengan bijaksana, memikirkan
ketentraman rakyat dan mengambil keputusan juga untuk rakyat dengan
mengikut sertakan perwakilan-perwakilan setiap masyarakat. Contohnya
segala persoalan yang ada untuk mendapatkan solusi dengan cara
bermusyawarah untuk mencapai tujuan yang diinginkan seperti rapat warga
setiap RT untuk membahas masalah dalam lingkungan tersebut.
5. Sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia menggambarkan
dalma bertindak supaya bersikap adil kepada setiap warga negara Indonesia,
tanpa membedakan status sosial, suku, ras dan bahasa sehingga tujuan
bangsa Indonesia akan tercapai dengan keikutsertaan semua rakyat
Indonesia. Contohnya pemerintah mengadakan program wajiib bersekolah
selama 9 tahun tanpa membeda-bedakan guna mengatasi masalah
pendidikan yang begitu rendah.

Selain itu juga, demokrasi diakui di Indonesia. Demokrasi penting


bagi kehidupan masyarakat di Indonesia karena dengan adanya demokrasi
yang benar tindakan semena-mena penguasa dapat dihindari. Penyebabnya
adalah karena rakyat memegang kekuasaan tertinggi dalam demokrasi
sehingga pemimpin harus melayani rakyat. Inilah makna dari pengamalan
sila ke empat dalam kehidupan bersama yaitu Kerakyatan yang Dipimpin
oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Setelah

3
itu, masalah akan bisa terselesaikan dengan solusi yang terbaik, solusi yang
tidak merugikan siapapun, dan juga tidak ada kekerasan fisik. Setiap rakyat
Indonesia diperlakukan sama di mata hukum. Hukum tidak pandang bulu
dan menghukum siapapun sesuai dengan peraturan. Hal ini penting bagi
kehidupan masyarakat supaya pelaku kriminal dapat ditangkap dan
diperlakukan sama tanpa mampu melakukan suap. Jika tidak dilakukan, hal
ini bisa menimbulkan ketidakpuasan masyarakat yang berujung perpecahan.
Inilah makna dari pengamalan sila ke lima Pancasila dalam kehidupan
bersama yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia penting untuk
diamalkan.

Dari contoh diatas tampak bahwa Pancasila berperan penting sebagai


dasar kehidupan bersama di Indonesia. Pancasila menghargai seluruh umat
beragama di Indonesia, tanpa mengutamakan atau membeda-bedakan salah
satu golongan agama. Pancasila ini menjadi lebih sesuai bagi Indonesia
yang terdiri atas beraneka ragam agama. Dengan mengamalkan Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari kita senantiasa tidak akan lupa akan Tuhan
Yang Maha Esa, yang akan membuat sikap kita menjadi lebih bermartabat
dan memiliki nilai moral yang baik, selalu menjunjung tinggi nilai
persatuan, selalu berusaha untuk bersikap adil dimanapun, kapanpun,
kepada siapapun, memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi, gotong royong
dan sikap tidak egois serta akan tercipta kehidupan yang aman, damai dan
tentram, perpecahan pun tak akan terjadi jika terjadi salah paham.

Pancasila sangatlah penting untuk diakui, dihormati, dihargai


keberadaannya dan di amalkan nilai-nilainya karena Pancasila tidaklah lahir
begitu saja dengan mudah. Pancasila lahir dari ide pikiran pemimpin bangsa
ditengah kondisi Indonesia yang penuh tekanan, perbedaan, dan himpitan
dari para penjajah yang semena mena mengeksploitasi dan memperbudak
negara Indonesia seenaknya saja. Pancasila adalah alat pemersatu yang
dibuat oleh para pejuang kemerdekaan untuk dijadikan sebagai pijakan,
dasar dan pondasi yang biasa dikenal dengan pilar-pilar kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pancasila dibuat berdasarkan nilai-nilai yang ada
di Indonesia sehingga sangatlah cocok bagi kehidupan sehari-hari

4
masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang berbangsa dan bernegara.
Bukan hanya semata untuk provokasi atau penyemangat saja dalam
pengusiran penjajah, melainkan juga untuk tujuan seumur hidup bangsa
Indoenesialah , Pancasila itu dirumuskan.

Esensi Pancasila sebagai ideologi negara juga memiliki tiga dimensi


sebagai berikut:
a. Dimensi realitas, mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar yang
terkandung dalam dirinya bersumber dari nilai-nilai real yang hidup
dalam masyarakatnya. Hal ini mengandung arti bahwa nilai-nilai
Pancasila bersumber dari nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia
sekaligus juga berarti bahwa nilai-nilai Pancasila harus dijabarkan
dalam kehidupan nyata sehari-hari baik dalam kaitannya dengan
kehidupan bermasyarakat maupun dalam segala aspek
penyelenggaraan negara.
b. Dimensi idealitas, mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam
berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Hal ini berarti bahwa nilai-nilai dasar Pancasila
mengandung adanya tujuan yang dicapai sehingga menimbulkan
harapan dan optimisme serta mampu menggugah motivasi untuk
mewujudkan cita-cita.
c. Dimensi fleksibilitas, mengandung relevansi atau kekuatan yang
merangsang masyarakat untuk mengembangkan pemikiran-
pemikiran baru tentang nilai-nilai dasar yang terkandung di
dalamnya. Dengan demikian, Pancasila sebagai ideologi bersifat
terbuka karena bersifat demokratis dan mengandung dinamika
internal yang mengundang dan merangsang warga negara yang
meyakininya untuk mengembangkan pemikiran baru, tanpa
khawatir kehilangan hakikat dirinya (Alfian,1991: 192 – 195

2.2 Urgensi Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Ir. Soekarno menggambarkan urgensi pancasila secara ringkas tetapi


meyakinkan. Pancasila adalah Weltanschauung, satu dasar falsafah dan juga

5
satu alat pemersatu bangsa yang juga pada hakikatnya satu alat mempersatukan
dalam perjuangan melenyapkan segala macam penjajahan terutama
imperialisme.
Memahami urgensi pancasila sebagai dasar negara, bisa menggunakan
dua pendekatan yaitu, Pendekatan institusional dan pendekatan sumber daya
manusia, Pendekatan institusional adalah membentuk dan menyelenggarakan
negara yang berdasarkan pada nilai-nilai pancasila sehingga negara Indonesia
dapat mewujudkan tujuan negara atau terpenuhinya kepentingan nasional.
Sementara itu pendekatan sumber daya manusia terdapat pada dua aspek, yaitu
orang-orang yang menjalankan pemerintahan dengan cara melaksanakan nilai-
nilai Pancasila secara murni dan konsekuen di dalam mengemban tugas dan
brtanggung jawab. Sehingga kebijakan negara akan menghasilkan kebijakan
yang mengedepankan kepentingan rakyat.
Tetapi melihat kejadian yang jauh dari sikap penerapan nilai-nilai
pancasila pada Indonesia seperti, masyarakat yang hanya memeluk agama
tertentu karena faktor mayoritas sehingga ia tidak bisa menjalani ajaran
agamanya dengan baik, sikap tidak adil terhadap sesama hanya karena
perbedaan suatu hal, aksi bentrok antar suku karena rendahnya kesadaran dan
rasa persatuan, dan perlakuan tidak adil di beberapa tempat sosial karena faktor
perbedaan RAS.
Untuk mengatasi beberapa masalah yang ada perlu pemahaman yang
mendalam terhadap urgensi pancasila sebagai dasar negara. Dalam pemahaman
tersebut ada tahap implementasi juga yaitu tahap yang selalu memperhatikan
prinsip-prinsip good governance, antara lain transparan, akuntabel, danfairness
sehingga akan terhindar dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) dan warga
negara yang berkiprah dalam bidang bisnis, harus menjadikan Pancasila
sebagai sumber nilai-nilai etika bisnis yang menghindarkan warga negara
melakukan free fight liberalism, tidak terjadi monopoli dan monopsoni, serta
warga negara yang bergerak dalam bidang organisasi kemasyarakatan dan
bidang politik. Maka Indonesia akan mencapai tujuan yang di cita-citakan
seperti yang diharapan pejuang-pejuang pada masa dulu jika rakyat Indonesia
menerapkan nila-nilai yang terkandung dalam pancasila.

6
Urgensi Pancasila sebagai ideologi negara, yaitu:
1) Agar para pejabat publik dalam menyelenggarakan negara tidak kehilangan
arah,
2) Agar partisipasi aktif seluruh warga negara dalam proses pembangunan
dalam berbagai bidang kehidupan bangsa dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila.
Dengan demikian, pada gilirannya nanti cita-cita dan tujuan negara dapat
diwujudkan sehingga secara bertahap dapat diwujudkan masyarakat yang
makmur dalam keadilan dan masyarakat yang adil dalam kemakmuran.

Peran Ideologi negara itu bukan hanya terletak pada aspek legal formal,
melainkan juga harus hadir dalam kehidupan konkret masyarakat itu sendiri.
Beberapa peran konkret pancasila sebagai ideologi negara meliputi hal-hal
berikut:
a. Ideologi negara sebagai penuntun warga negara, artinya setiap perilaku
warga negara harus didasarkan pada preskripsi moral. Contohnya, kasus
narkoba yang merebak di kalangan generasi muda menunjukan bahwa
preskripsi moral ideologis belum didasari kehadirannya. Oleh karena itu,
diperlukan norma-norma penuntun yang lebih jelas, baik dalam bentuk
persuasif, imbauan maupun penjabaran nilai-nilai Pancasila kedalam
produk hukum yang memberikan rambu yang jelas dan hukuman yang
setimpal bagi pelanggarnya.
b. Ideologi negara sebagai penolakan terhadap nilai-nilai yang tidak sesuai
dengan sila-sila Pancasila. Contohnya kasus terorisme yang terjadi dalam
bentuk pemaksaan kehendak melalui kekerasan. Hal ini bertentangan nilai
toleransi berkeyakinan, hak-hak asasi manusia, dan semangat persatuan.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Esensi Pancasila Sebagai Ideologi Pancasila


Pancasila sebagai sistem etika mendasarkan penilaian baik dan buruk
pada nilai-nilai pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku
manusia indonesia dalam semua aspek kehidupannya.

2. Urgensi Pancasila Sebagai Ideologi Pancasila


Urgensi pancasila sebagai dasar negara, bisa menggunakan dua
pendekatan yaitu, Pendekatan institusional dan pendekatan sumber daya
manusia, Pendekatan institusional adalah membentuk dan
menyelenggarakan negara yang berdasarkan pada nilai-nilai pancasila
sehingga negara Indonesia dapat mewujudkan tujuan negara atau
terpenuhinya kepentingan nasional. Sementara itu pendekatan sumber daya
manusia terdapat pada dua aspek, yaitu orang-orang yang menjalankan
pemerintahan dengan cara melaksanakan nilai-nilai Pancasila secara murni
dan konsekuen di dalam mengemban tugas dan brtanggung jawab. Sehingga
kebijakan negara akan menghasilkan kebijakan yang mengedepankan
kepentingan rakyat.

8
8
DAFTAR PUSTAKA

Prameswari, A.A.T. Gusti. 2019. Esensi Dan Urgensi Pancasila Sebagai Ideologi
Negara. Diakses pada 1 April 2023 melalui
https://www.academia.edu/40996319/ESENSI_DAN_URGENSI_PANC
ASILA_SEBAGAI_IDEOLOGI_NEGARA20191120_53158_1hqbbnn.

Rahardiansyah, Risal Fadhil. 2021. Dinamika, Tantangan, Esensi Dan Urgensi


Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Diunduh 31 Maret 2023 melalui
Makalah Dinamika, Tantangan, Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai
Ideologi Negara - MAKALAH - Studocu.

Saputra, Riski Digo. 2021. Esensi Dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Negara.
Diunduh 25 Maret 2023 melalui https://osf.io/pt2mr/download.

Anda mungkin juga menyukai