Anda di halaman 1dari 24

“EFEK DAN FEEDBACK DALAM KOMUNIKASI”

Makalah diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Komunikasi
Dasar
Dosen Pengampu:Hanan Sudiana, S.Kep.,M.Mkes.

Disusun Oleh :
1. Aryandini Ayunin (18193091004)
2. Dedeh Sumarni (18193091005)
3. Della Chaerunnisa (18193091006)
4. Nur Nurhayati (17183092020)
5. Reiza Oktaviana (18193091016)
6. Ressa Siti Nurhasanah (18193091017)
7. Rizka Adzani Lestari (18193091020)
8. Vidiya Ayuningtyas (18193091023)

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-IHYA KUNINGAN
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, karena-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah komunikasi dasar mengenai “Efek dan Feedback
Dalam Komunikasi”, sehingga terlaksana dengan baik. Penyusunan makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik karena berkat bantuan dari beberapa pihak. Untuk
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Hanan selaku Dosen Mata Kuliah Komunikasi Dasar yang
mengizinkan kami untuk menyusun makalah ini.
2. Serta semua pihak yang turut membantu dalam pelakasanaan tugas makalah,
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritikan, masukan dan
saran demi perbaikan di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat memberi
manfaat khususnya bagi mahasiswa/i atau masyarakat umum dalam mempelajari
mata kuliah komunikasi dasar.

Kuningan, 24 Desember 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................


Daftar Isi................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang .........................................................................................
1.2.Rumusan Masalah ....................................................................................
1.3.Tujuan dan Manfaat .................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Komunikasi .............................................................................
2.2.Efek Dalam Komunikasi ...........................................................................
2.3.Jenis Efek Dalam Komunikasi ..................................................................
2.4.Feedback Dalam Komunikasi ...................................................................
2.5.Jenis Feedback Dalam Komunikasi ..........................................................
2.6.Perbedaan Efek Dan Feedback Komunikasi .............................................
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan ...............................................................................................
3.2.Saran .........................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Komunikasi melibatkan dua atau lebih manusia, sebab ketika berkomunikasi
terjadi proses pengiriman dan penerimaan pesan dari komunikator kepada
komunikan. Komunikator dapat menyampaikan pesan kepada komunikan melalui
berbagai media, bergantung tujuan serta target yang ditentukan. Setelah pesan
tersampaikan, feedback dari komunikan yang menerima pesan diperlukan. Sebab
melalui feedback yang diberikan komunikan, komunikator dapat mengetahui
apakah komunikasi berjalan dengan efektif atau tidak atau apakah pesan berhasil
tersampaikan dengan baik atau tidak.
Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai apa itu efek dalam
komunikasi dan apa saja jenis-jenisnya. Dalam makalah ini pula akan dibahas
mengenai feedback dalam komunikasi serta jenisnya. Kemudian, dalam makalah
ini pun akan dibahas mengenai perbedaan keduanya yaitu antara efek dan
feedback dalam komunikasi.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, adalah:
 Apa pengertian komunikasi?
 Apa itu efek dalam komunikasi?
 Apa saja jenis-jenis efek dalam komunikasi?
 Apa itu feedback dalam komunikasi?
 Apa saja jenis-jenis feedback dalam komunikasi?
 Bagaimana perbedaan antara efek dan feedback dalam komunikasi?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, adalah:
 Untuk mengetahui dan memahami apa pengertian komunikasi.
 Untuk mengetahui dan memahami apa itu efek dalam komunikasi.
 Untuk mengetahui dan memahami apa saja jenis-jenis efek dalam
komunikasi.
 Untuk mengetahui dan memahami apa itu feedback dalam komunikasi.
 Untuk mengetahui dan memahami apa saja jenis-jenis feedback dalam
komunikasi.
 Untuk mengetahui dan memahami bagaimana perbedaan antara efek dan
feedback dalam komunikasi.
 Untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen pada mata kuliah
komunikasi dasar.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi


Komunikasi melibatkan dua atau lebih manusia, sebab ketika
berkomunikasi terjadi proses pengiriman dan penerimaan pesan dari komunikator
kepada komunikan. Komunikator dapat menyampaikan pesan kepada komunikan
melalui berbagai media, bergantung tujuan serta target yang ditentukan. Setelah
pesan tersampaikan, feedback dari komunikan yang menerima pesan diperlukan.
Sebab melalui feedback yang diberikan komunikan, komunikator dapat
mengetahui apakan komunikasi berjalan dengan efektif apa tidak atau apakah
pesan berhasil tersampaikan dengan baik atau tidak.
Secara harafiah komunikasi yang berasal dari bahasa latin yaitu
‘communis’ berarti ‘sama’; ‘communicatio’ yang berarti ‘membuat sama’. Dapat
dikatakan bahwa komunikasi merupakan suatu proses upaya membangun
pengertian antara yang satu dengan yang lainnya, agar terjadi kesamaan
pemahaman mengenai suatu hal. Cukup banyak para ahli yang mendefinikan
secara lebih jelas dan detail mengenai pengertian komunikasi. Berikut ini
rangkuman pengertian komunikasi menurut para ahli.
 Achmad S. Ruky
Menurut Achmad S. Ruky, komunikasi merupakan proses pemindahan dan
pertukaran pesan, dimana pesan ini dapat berbentuk fakta, gagasan, perasaan, data
atau informasi dari seseorang kepada orang lain. Proses ini dilakukan dengan
tujuan untuk mempengaruhi atau mengubah informasi yang dimiliki dan tingkah
laku seseorang yang menerima pesan tersebut.
 Anderson
Mernurut Anderson, komunikasi merupakan proses yang dinamis. Proses
ini secara konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku.
 Anwar Arifin
Komunikasi menurut Anwar Arifin merupakan sebuah konsep multi
makna. Dalam makna sosial, komunikasi merupakan proses sosial yang berkaitan
dengan kegiatan manusia dan kaitannya dengan pesan dan prilaku.
(sumber : pakarkomunikasi.com – pengertian komunikasi menurut para ahli)

Jadi, penyusun makalah ini menyimpulkan bahwa komunikasi adalah proses


pertukaran pesan antara komunikator dan komunikan secara dinamis yang
berkaitan dengan pesan dan prilaku.

2.2 Efek Dalam Komunikasi


Semua pengaruh komunikasi yang dilakukan secara terencana mempunyai
tujuan, yakni memengaruhi khalayak atau penerima. Pengaruh atau efek ialah
perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima
sebelum dan sesudah menerima pesan.
Dalam pernyataan tersebut terlihat bahwa efek mempunyai tujuan yang
mempengaruhi komunikan setelah atau sebelum menerima pesan. Pengaruh
tersebut bisa mencangkup banyak hal, tergantung dari komunikator
menyampaikan pesan kepada komunikan. Komunikasi bersifat efektif apabila
pesan tersebut menimbulkan efek, efek tersebut berupa perhatian yang selanjutnya
menjadi berupa tata kelakuan atau tingkah laku sesuai dengan pesan yang
disampaikan.
Pengaruh dapat dikatakan mengena jika ada perubahan (P), yang terjadi
pada penerima sama dengan tujuan (T), yang di inginkan oleh komunkator (P=T),
seperti rumus yang dibuat oleh jamias (1989), yakni pengaruh (P) sangat
ditentukan oleh sumber, pesan, media, dan penerima (P=S/P/M/P).
Efek komunikasi adalah pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator
dalam diri komunikannya. Efek komunikasi dapat kita bedakan atas efek kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap), dan konatif (tingkah laku).
Efek kognitif yaitu efek yang pertama timbul yang bertujuan memberikan
pesan sehingga para komunikan menjadi tahu tentang pesan yang disampaikan
kepadanya bisa berupa perubahan persepsi atau perubahan pendapat. Misalnya
disalah satu stasiun televisi ditayangkan sebuah berita tentang adanya kenaikan
harga BBM, dari berita tersebut komunikan menjadi tahu akan adanya kenaikan
harga BBM beserta alasan-alasan pemerintah akan menaikan harga BBM. Efek
afektif yaitu efek yang timbul pada tingkat perasaan.
Setelah terjadi efek kognitif, efek ini memberikan perasaan pada suatu isi
pesan misalnya rasa suka atau tidak suka stelah khalayak menerima pesan.
Contoh, setelah kita mendengan artis lawakan Tessy dijerat kasus karena
kepemilikan dan penggunaan narkoba di rumahnya, maka dalam diri kita muncul
perasaan kecewa, iba, kasihan, dan bisa jadi merasa senang. perasaan kecewa, iba,
kasihan diartikan menjadi perasaan kesal terhadap public figure yang suka hidup
hura-hura, dan perasaan senangnya merasa leganya para pembenci artis karena
terbukanya sifat hura-hura para public figure.
Selanjutnya efek konatif, setelah khalayak mengetahui dan merasakan akan
suatu pesan, tahapan selanjutnya yaitu mereka akan melakukan tindakan tertentu
pada suatu pesan baik berupa fisik maupun nonfisik. Misalnya setelah adanya
sosialisasi tentang pentingnya imunisasi terhadap balita, sehingga memungkinkan
para orang tua untuk membawa anaknya untuk diberi imunisasi folio. Bagi
kalangan awan imunisasi folio merupakan hanya sebatan pencegakan agar tidak
terkena penyakin folio, namun pada kalangan yang lebih luas pemberian imunisasi
folio merupakan selain dari pencegahan penyakit folio, tetapi juga mencegahnya
penurunan kecerdasan otak anak, dan dapat menghindari terjadinya generasi yang
invalid.
Perubahan persepsi yakni perubahan yang terjadi pada suatu pendapat,
perubahan persesi dapat terjadi jika komunikan dapat merespon apa yang
disampaikan oleh komunikator. Misalnya pada suatu hari Ahmad memakan
makanan seafood esok harinya ia mengidap gatal-gatal dibagian tubuhnya, setelah
ia pergi ke dokter dan berkonsultasi ternyata ia mengidap alergi terhadap
makanan-makanan yang berasal dari laut, setelah ia mengetahui hal tersebut
Ahmad mengubah persepsinya dari sering makanan seafood menjadi tidak
memakan makanan seafood.
Dari kasus tersebut terlihat bahwa dokter tersebut berperan sebagai
komunikator dan Ahmad berperan sebagai komunikan. Selain perubahan persepsi
adapula perubahan pendapat, yaitu perubahan pada suatu nilai objek setelah
komunikan mengetahui adanya informasi yang lebih baru.
(Sumber: hashinarh.blogspot.com - Efek dan feedback komunikasi)

2.3 Jenis Efek Dalam Komunikasi


Berikut ini adalah efek-efek koomunikasi sebagai berikut:
2.3.1. Efek Kognitif
komunikasi massa memberikan efek kognitif, sebab pesan yang
disampaikan melalui komunikasi tersebut memberikan informasi baru bagi
penerimanya. Informasi tersebut bisa berupa data atau gambaran mengenai suatu
benda, seseorang, media, ataupun tempat yang sebelumnya belum pernah
dikunjungi secara langsung oleh komunikan.
Melalui pesan yang terkandung didalamnya, komunikasi massa
memberikan manfaat yang diinginkan oleh masyarakat, membuat masyarakat
mempelajari hal baru dan memperoleh pengetahuan baru mengenai sesuatu yang
awalnya tidak diketahuinya. Contoh efek kognitif komunikasi massa adalah
penonton televisi menjadi tahu bagaimana kondisi di antartika meski belum
pernah berkunjung kesana, setelah melihat tayangan dokumenter mengenai benua
antartika di televisi.
2.3.2. Efek Afektif
Efek afektif berkaitan dengan perasaan atau emosi. Komunikasi massa
menimbulkan efek efektif, ketika pesan yang disampaikan komunikator
menimbulkan perasaan tertentu, atau merubah perasaan komunikan. Misalnya
publik menjadi merasa iba dan tergerak untuk menolong korban, ketika melihat
liputan mengenai korban bencana alam yang terjadi di suatu daerah. Contoh lain
misalnya, seorang pemuda yang terinspirasi setelah melihat tayang program
televisi mengenai pengusaha muda dari sebuah statsiun televisi.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi efek afektif
dalam komunikasi massa, yaitu suasana emosional, skema kognitif, situasi
terpaan, predisposisi individual, serta faktor identifikasi. Suasana emosional disini
berkaitan dengan suasana emosional penerima pesan (komunikan). Misalnya saat
menonton sebuah adegan lucu di televisi, seseorang yang sedang merasa bahagia
bisa jadi akan tertawa terbahak-bahak. Namun jika orang tersebut merasa sedih,
mungkin dia tidak dapat tertawa atau hanya tertawa tipis.
Skema kognitif disini berkaitan dengan naskah alur peristiwa yang tertanam
dalam pikiran kita. Misalnya ketika menonton film aksi, dalam pikiran telah
tertanam alur bahwa yang benar akan menang. Sehingga ketika sang pahlawan
sedang dalam keadaan terjepit sekalipun, penonton akan merasa yakin bahwa
situasi akan berbalik, karna pahlawan pada akhirya pasti akan menang.
Situasi terpaan berkaitan dengan kondisi kekitar komunikan, misalnya
menonton film hantu sendirian akan lebih menakutkan jika dibanding dengan
menontonnya beramai-ramai. Predisposisi individual berkaitan dengan
karakteristik pribadi komunikan. Misalnya orang yang melankolis akan lebih
mudah merasa iba ketika melihat adegan sedih, dibandingkan dengan orang yang
periang. Faktor identifikasi berkaitan dengan seberapa jauh penonton (komunikan)
merasa terlibat dengan tokoh yang ditonjolkan dalam tayangan tersebut.
2.3.3. Efek konatif
Efek konatif berkaitan dengan prilaku atau tindakan. Efek konatif
merupakan efek yang timbul dari perpaduan efek kognitif dan afektif. Misalnya
ketika seseorang menontong berita mengenai korban bencana alam di suatu
daerah, maka timbul rasa iba dan keinginan untuk menolong, maka kemudian dia
mewujudkannya dengan tindakan, yaitu turut memberikan sumbangan terhadap
korban bencana alam tersebut.
2.3.4. Efek behavioral
Sama sepertu efek konatif, efek behavioral berkaitan dengan prilaku atau
tindakan komunikan yang terlibat dalam komunikasi massa. Efek behavioral yang
terjadi pada tiap individu akan berbeda dengan individu lainnya. Contohnya,
seorang anak yang menonton berita tawuran yang dilakukan oleh anak sekolahan
sehingga menimbulkan kerusakan serta korban yang mengalami luka parah. Anak
tersebut mungkin akan mengambil tindakan untuk tidak melakukan tawuran,
karna hal tersebut berakibat buruk. Namun bisa jadi ada anak lain, yang
memandang aksi tawuran tersebut merupakan aksi yang keren dalam membela
kelompoknya, sehingga malah termotivasi untuk tawuran.
Perbedaan efek yang ditimbulkan pada khalayak yang menonton tayangan
berita di televisi ini dapat terjadi karena seseorang belajr bukan hanya dari
pengalaman langsung, tapi juga hasil meniru prilaku yang diamatinya. Seseorang
akan melakukan suatu tindakan yang memiliki jalinan positif antara kejadian yang
diamati dengan karakteristik dirinya.
2.3.5. Efek terhadap individu
Menurut Steven A. Chafee komunikasi massa akan menimbulkan efek
terhadap individu, masyarakat, dan kebudayaan. Efek ekonomis berkaitan dengan
pengaruh komunikassi massa terhadap bidang pekerjaan, kebiasaan sehari-hari,
serta hiburan dalam masyrarakat. Hadirnya komunikasi massa menyediakan
lowongan pekerjaan dibidang penyiaran, jurnalis, dsb. Dalam keseharian
masyarakat, komunikasi massa mempengaruhi kebiasaan sehari-hari mereka.
misalnya menjadikan membaca berita sebagai kegiatan rutin yang dilakukan
setiap pagi. Dalam hal hiburan, media massa menyajikan berbagai jenis hiburan
yang dapat diperoleh dengan mudah, dan mudah seperti misalnya menonton film
atau bermain game.
2.3.6. Efek terhaap masyaakat
Efek komunikasi massa terhadap masyarakat berkaitan dengan penilaian
masyarakat terhadap karakter yang ditunjukkan oleh media massa mengenai
seseorang. Bagaimana pembawaannya, interaksi yang dilakukannya, serta cara
berpikir orang tersebut dikomunikasikan kepada publik, kemudian publik
memberikan penilaian, dan penilaian tersebut akan sama seperti penilaian yang
ditunjukkan oleh media massa itu sendiri.
2.3.7. Efek terhadap kebudayaan
Efek terhadap kebudayaan akan ditimbulkan oleh komunikasi massa ketika
media massa menampilkan kebudayaan lain yang berbeda dengan kebudayaan
lokal. Contohnya seperti cara berbusana, cara makan, atau semacamnya.
Kebudayaan yang berbeda tersebut akan mempengaruhi budaya lokal, misalnya
dalam cara makan lokal yang memakai tangan kini memakai garpu dan sendok.
2.3.8. Efek ekonomi
Efek ekonomi timbul sebab komunikasi massa memunculkan lowongan
pekerjaan baik dalam lingkup produksi, distribusi maupun jasa media massa.
Seseorang yang ingin mengiklankan hasil produksi usahanya melalui televisi
misalnya, dapat membuat iklan menggunakan jasa pembuat iklan, kemudian
memasang iklan tersebut di media massa dengan membayar jumlah tertentu.
Iklan ini memberikan ladang pekerjaan bagi orang lain, sekaligus juga
meningkatkan omset penjualan produk bagi pemilik usaha tersebut.
Efek ekonomi lebih besar misalnya pada pembuatan tayangan berita di
televisi. Diperlukan jurnalis yang menulis berita, pembaca berita, repoter yang
melaporkan berita langsung dari tempat kejadian, juru kamera, fotografer,
wartawan, kemudian penata rias yang merias wajah pembaca berita, penyedia
konsumsi, dan sebagainya.
2.3.9. Efek sosial
Efek sosial berkaitan dengan perubahan struktur atau status sosial
seseorang. Media massa dapat mempengaruhi pengetahuan, cara berfikir, interaksi
ataupun prilaku seseorang. Misalkan seorang pegawai cleaning service yang
hanya lulus SMA, namun rajin mencari tahu dan mempelajari mengenai cara
memasak serta seluk beluk usaha katering, lalu kemudian membuka usaha
katering. Dengan bantuan media massa orang tersebut dapat merubah status
sosialnya yang awalnya hanya pegawai rendah mejadi seorang pemilik usaha.
2.3.10. Efek hilangnya perasaan tertentu
Komunikasi massa dapat menimbulkan perubahan perasaan individu-
individu yang menjadi targetnya. Misalnya ketika seseorang merasa kesepian atau
merasa sedih dengan menonton tayangan televisi yang berupa adegan lucu atau
tayangan komedi, penonton tersebut dapat tertawa dan menghilangkan rasa sedih
dan sepinya.
Hal sebaliknya juga dapat terjadi, misalnya seorang penonton yang awalnya
merasa bahagia, bisa berubah menjadi sedih atau takut ketika melihat adegan
pembunuhan yang mengerikan.Selain kesepuluh efek yang telah disebutkan diatas
terdapat beberapa efek komunikasi massa lainnya, yaitu:
 Efek tumbuhnya perasaan tertentu: berkaitan dengan perasaan positif atau
negatif terhadap pelaku komunikasi massa tertentu. Misalnya terhadap
media massa tertentu, berdasarkan apa yang disiarkannya.
 Efek penjadwalan kegiatan sehari-hari: berkaitan dengan pengalihan
jadwal, misalnya jadwal untuk belajar menjadi berkurang digantikan
dengan jadwal menonton televisi.
 Efek gaya hidup: berkaitan dengan gaya hidup seseorang dalam
kesehariannya, seperti cara berbusana seseorang yang telah dipengaruhi
tayangan televisi, cara berkomunikasi (menggunakan bahasa gaul yang
dipelajari dari televisi), dsb.
 Efek pembangunan citra: komunikasi massa sangat efektif dilakukan untuk
membangun citra seseorang.
 Efek di bidang pendidikan: melalui media massa dapat dilakukan edukasi
kepada masyarakat mengenai suatu hal, misalnya mengedukasi mengenai
program KB dari pemerintah.
 Efek di bidang politik: komunikasi massa mempermudah kegiatan
kampanye dan sosialisasi program-progam partai politik, termasuk juga
program-program pemerintah.
 Efek di bidang hiburan: melalui media massa, masyarakat bisa menikmati
hiburan yang bisa didapatkan dengan mudah dan murah, misalnya dengan
menonton film dari televisi.
(Sumber: pakarkomunikasi.com - efek komunikasi massa secara umum)

2.4. Feedback Dalam Komunikasi


Feedback adalah dua kata jadian atau bentukan dalam bahasa inggris yang
terdiri dari kata feed (artinya: memberi makan) dan back (artinya: kembali). Arti
harfiah kata ini adalah “memberi makan kembali”, tapi makna yang sebenarnya
adalah “memberi masukan kembali”.
Komunikasi merupakan aspek yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
manusia. Komunikasi yang baik tentunya akan menciptakan hubungan yang
harmonis antarsesama. Keberhasilan komunikasi ini bila ditinjau dari segi
keilmuan, maka dapat ditelaah berdasarkan unrsur-unsur yang ada di dalamnya,
yaitu komunikator, pesan, media, komunikan, dan umpan balik. Kelima unsur
yang merupakan hasil kajian Harold Laswell ini saling berkaitan dan saling
mempengaruhi. Di antara kelima unsur ini, umpan balik merupakan unsur yang
paling penting dalam menentukan keberhasilan komunikasi.
Umpan balik yang ditimbulkan dalam proses komunikasi memberikan
gambaran kepada komunikator tentang seberapa berhasil komunikasi yang
dilakukannya. Jadi, umpan balik (feedback) merupakan satu-satunya elemen yang
dapat ’menjudge’ apakah komunikasi yang telah berlangsung berhasil atau gagal.
Keberlangsungan komunikasi yang dibangun sebelumnya ditentukan oleh umpan
balik sebagai bentuk penilaian, dan bila dianalogikan lagi dengan seorang siswa-
dia naik kelas atau tidak-maka, umpan balik adalah sebagai nilai raportnya.
Dengan mengetahui umpan balik yang dikirimkan oleh komunikan, maka
sebagai komunikator, kita akan dapat langsung mengetahui apakah tujuan dari
pesan kita tersampaikan atau tidak. Apakah umpan balik itu berupa respon negatif
ataupun respon positif. Contoh kecil ketika kita berceramah atau berpidato di
depan khalayak umum. Maka kita akan dapat melihat reaksi apa saja yang
dilakukan oleh pendengar di depan kita. Mungkin ada yang tekun memperhatikan,
ada yang mengobrol dengan teman di sampingnya, ada yang menguap karena
bosan, atau melakukan interupsi atas apa yang kita sampaikan. Semua perilaku
atau reaksi yang dilakukan oleh penonton di depan kita merupakan umpan balik
yang langsung diberikan kepada kita sebagai komunikator.
Orang yang mendengarkan dengan tekun mungkin memberikan respon
positif sedangkan yang mengobrol dengan teman di sampingnya memberikan
respon negatif. Namun, kesimpulan ini tidak kaku. Artinya, mungkin tubuh orang
yang ‘kelihatan’ tekun mendengarkan, berada di depan kita, sedangkan pikirannya
jauh berada di luar sana. Namun sebaliknya, orang yang mengobrol dengan
temannya, mungkin sedang asyik berdiskusi tentang apa yang kita sampaikan.
Bahkan, diam pun bisa disebut sebagai umpan balik yang menandakan dua hal,
apakah ia mengerti atau tidak sama sekali.
Bila komunikasi memungkinkan para partisipannya untuk saling berhadapan
wajah (face to face) maka feedback yang paling mendasar adalah tatapan mata
(eyes contact). Mata yang menatap komunikator menunjukkan bahwa (para)
komunikan benar-benar memperhatikannya. Ini tentu saja berlangsung secara dua
arah. Artinya agar seorang komunikan menatap mata seorang komunikator, ia
harus terlebih dahulu menatap matanya. Selain itu, ini harus dilakukan dengan
sewajar atau senatural mungkin. Secara naluriah, bila kita berbicara secara tatap
muka dengan seseorang, kita akan melakukan itu. Dalam konteks komunikasi
dengan sekelompok orang atau komunikasi kelompok. komunikator sebaiknya
menjadi pihak yang mengambil inisiatif melakukan ini. Ia hendaknya membagi
tatapan matanya kepada semua pihak yang hadir, tidak pada seseorang atau
sekelompok orang saja. Ini sangat penting untuk membantu menciptakan suasana
yang efektif bagi pencapaian tujuan komunikasi.
Dengan penjelasan di atas maka dapat dikatakan bahwa fungsi feedback
adalah sebagai mekanisme kendali untuk mengetahui apakah perilaku komunikasi
seorang komunikator telah efektif untuk mencapai sasarannya.
Dalam ilmu komunikasi dikenal beberapa jenis feedback. Tidak semuanya
persis merupakan variasi dari prinsip di atas. Ada di antaranya yang merupakan
analogi pada konteks komunikasi yang lain atau merupakan sifatnya.
(Sumber: dasarilmukomunikasi.wordpress.com macam-macam umpan balik
feedback)

2.5. Jenis Feedback Dalam Komunikasi


Berikut ini adalah jenis feedback dalam komunikasi, yaitu:
2.5.1. Feedback positif – feedback negatif
Feedback positif adalah isyarat (gejala) yang ditunjukkan oleh komunikan
yang menandakan bahwa ia atau mereka memahami, membantu dan mau bekerja
sama dengan komunikator untuk mencapai sasaran komunikasi tertentu, dan tidak
menunjukkan perlawanan atau pertentangan.
Contohnya : komunikan mengangguk-angguk, memperhatikan dengan serius,
mencatat, responsif ketika ditanya.
Feedback negatif adalah isyarat (gejala) yang ditunjukkan oleh
komunikan yang menandakan bahwa ia atau mereka memiliki sikap serta perilaku
yang dapat berkisar dari mulai tidak setuju hingga tidak menyukai pesan, cara
penyampaian, atau bahkan diri sang komunikator. Segalanya sesuatu yang
merupakan lawan dari feedback positif adalah feedback negatif.
Contohnya : sikap acuh tak acuh, melakukan hal lain yang tidak ada hubungannya
dengan yang sedang dibahas, mengobrol, mengganggu orang lain, nyeletuk,
memotong pembicaraan atau interupsi secara tidak sopan, atau keluar ruangan
(walk-out) tanpa izin dari komunikator, dan sebagainya.
2.5.2. Feedback netral – feedback zero
Feedback netral adalah jenis feedback yang sulit untuk dinilai sebagai
isyarat (gejala) yang menunjukkan respon positif atau negatif. Dengan kata lain
feedback netral adalah feedback yang tidak jelas wujudnya; apakah itu positif atau
negatif.
Contohnya : perilaku diam ketika ditanya mengerti atau tidak.
Feedback zero adalah feedback yang sulit dimengerti oleh komunikator.
Komunikator tidak tahu harus menafsirkan isyarat (gejala) yang muncul dari
komunikan.
Contohnya : ada yang tertawa ketika komunikator tidak sedang menyampaikan
hal yang lucu, tiba-tiba ada yang menangis, dan sebagainya.
2.5.3. Feedback internal – feedback eksternal
Feedback internal adalah yang menunjukkan sumber dari isyarat (gejala)
yang menjadi feedback. Bila itu muncul dari dalam diri komunikator, maka itu
disebut feedback internal. Maksudnya, misalnya ketika komunikator telah
mengatakan sesuatu, tapi kemudian ia ingat sesuatu dan meralat apa yang telah ia
katakan, maka yang kita lihat itu dapat kita katakan sebagai hal yang terjadi
karena ada feedback internal pada diri komunikator.
Feedback eksternal adalah feedback yang munculnya berasal dari
komunikan. Dalam hal ini komunikan dapat menunjukkannya dengan
memberikan ekspresi wajah tertentu, gerak-gerik, perilaku atau bahkan suara-
suara yang muncul ketika komunikasi tengah berlangsung.
2.5.4. Feedback verbal – feedback non-verbal
Feedback verbal menunjuk pada bentuk atau wujud dari apa yang
disampaikan komunikan sebagai reaksinya pada suatu perilaku komunikasi
tertentu yang sedang berlangsung. Contoh dari feedback verbal misalnya adalah
interupsi (memotong pembicaraan), nyeletuk (menyampaikan komentar secara
spontan ketika komunikator sedang menyampaikan pesannya), atau dapat pula
berupa secara kertas yang ditulisi yang mengatakan sesuatu kepada yang sedang
berbicara agar ia segera berhenti karena waktu untuknya sudah habis. Harap
diingat pengertian verbal di sini. Pesan komunikasi yang verbal adalah yang
bentuknya merupakan wujud dari penggunaan bahasa. Artinya, bisa berupa lisan
atau tulisan.
Feedback non-verbal adalah yang wujudnya bukan berupa lisan atau
tulisan, seperti ekspresi wajah, gerak-gerik, cara duduk, cara berdiri, cara
menatap, bentuk senyuman, isyarat tangan, dan sebagainya.
2.5.5. Feedback langsung – feedback tidak langsung
Beberapa ahli komunikasi tidak sepakat dengan adanya dua jenis feedback
ini. Alasannya adalah, feedback seharusnya adalah sesuatu yang tampak atau
dapat diidentifikasi keberadaannya ketika sebuah proses komunikasi tengah
berlangsung, bukan sesudahnya. Bila sesudahnya, maka itu berarti merupakan
respon atau tanggapan. Mereka menyatakan ini karena pengertian feedback
langsung (immediate feedback) adalah feedback yang ditunjukkan ketika
komunikasi sedang berlangsung, dan feedback tidak langsung (delayed feedback)
adalah feedback yang disampaikan ketika komunikasi telah selesai.
Konteks dua jenis feedback ini adalah pada perbandingan antara
komunikasi interpersona dan komunikasi massa. Pada komunikasi interpersona,
jelas untuk sebagian besar feedbacknya akan bersifat langsung atau segera.
Artinya, orang yang berbicara atau komunikator akan dapat segera mengetahui
bagaimana reaksi si komunikan ketika ia sedang menyampaikan pesan tertentu
(karena situasinya tatap muka). Ini berbeda dengan komunikasi massa. Surat
kabar, misanya. Para pembaca tidak dapat memberikan feedback yang segera.
Feedback mereka dapat disampaikan melalui surat pembaca yang biasanya
waktunya adalah cukup lama sejak apa yang ditanggapi terbit atau dibaca oleh
komunikan, sehingga surat pembaca dapat dijadikan contoh sebagai feedback
tidak langsung.
Bila kita berpegang pada pengertian yang sebenarnya dari feedback, kedua
jenis feedback terakhir ini dapat dikatakan sebagai sekedar sebuah kiasan.
Feedback sifatnya harus segera dan disampaikan pada saat komunikasi sedang
berlangsung. Oleh karena itu feedback dapat pula kita katakan sebagai sebuah
reaksi komunikan. Akan tetapi bila penyampaiannya adalah pada saat sebuah
proses komunikasi telah berlangsung, maka itu dapat kita katakan sebagai sebuah
respon atau tanggapan.
Feedback sangat penting dalam komunikasi sehari-hari. Nilai pentingnya
bukan saja pada kemampuan komunikator bagaimana ia bisa menafsirkan isyarat /
gejala yang ditunjukkan kemudian mengambil tindakan yang memperbaiki
keadaan, namun juga dari sisi komunikan, di mana seringkali muncul kebutuhan
untuk menyampaikan feedback secara sengaja.
Bila x berbicara dengan begitu percaya diri namun pada saat yang sama ia
tidak menyadari bahwa ia sebenarnya sedang menyinggung perasaan seseorang
yang ada di sekitarnya, bagaimana kita sebagai salah satu komunikannya
memberitahu x secara tidak langsung agar ia dapat mengubah perilaku
komunikasinya? Di sinilah pengertian menyampaikan feedback (secara sengaja).
Untuk sebagian besar kemampuan menyampaikan feedback secara sengaja kita
perlukan pada saat kita menghadapi situasi di mana yang seharusnya dikatakan
tidak bisa dikatakan begitu saja.
(Sumber: dasarilmukomunikasi.wordpress.com - Jenis macam-macam umpan
balik feedback)
2.6. Perbedaan Efek Dan Feedback Dalam Komunikasi
Dalam proses komunikasi yang berlangsung antara komunikator dan
komunikan atau antara pemberi pesan dan penerima pesan, maka akan
menimbulkan suatu proses efek dan juga feedback.
Efek dan feedback dalam komunikasi juga menjadi suatu penentu bagi
proses komunikasi yang berlangsung berhasil atau tidak, hal ini juga berkaitan
dengan manfaat komunikasi dua arah.
Salah satu persamaan dari efek dan feedback dalam komunikasi adalah
kehadirannya berasal dari penerima pesan atau komunikan, selain itu keduanya
juga merupakan cara mempengaruhi orang lain dalam sebuah komunikasi. Lantas
apa perbedaan efek dan feedback dalam komunikasi? Berikut beberapa penjelasan
diantaranya:
2.6.1. Pengertian
Perbedaan yang pertama dapat dilihat dari pengertian antara efek dan
feedback itu sendiri. Efek dalam komunikasi diartikan sebagai pengaruh yang
ditimbulkan pada komunikan setelah pesan disampaikan oleh komunikator, atau
secara, atau secara mudahnya dapat dipahami sebagai suatu pengaruh yang
ditimbulkan sehingga adanya perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan,
dan juga dilakukan oleh komunikan atau penerima pesan setelah mendapat pesan
yang disampaikan.
Berbeda dengan efek, feedback dalam komunikasi justru dipahami sebagai
suatu jawaban atau umpan balik yang dikemukakan atau disampaikan oleh
komunikan terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator pada proses
komunikasi yang berlangsung. Secara mudahnya feedback dalam komunikasi
dapat dipahami sebagai tanggapan akan suatu pesan yang disampaikan.
2.6.2. Pengaruh
Memang dalam proses komunikasi adanya efek dan feedback juga menjadi
penentu keberhasilan dari penyampaian pesan yang berlangsung, namun keduanya
memberikan pengaruh yang berbeda.
Dalam efek sendiri memberikan pengaruh terhadap komunikan atau
penerima pesan, pengaruh tersebut bisa berubah perubahan pengetahuan, tata
kelakuan atau tingkah laku, dan lain sebagainya sesuai dengan pesan yang
disampaikan. Jadi bisa dikatakan bahwa efek dalam komunikasi lebih
berpengaruh terhadap komunikan atau penerima pesan.
Sedangkan feedback akan memberikan manfaat atau pengaruh terhadap
pemberi pesan atau komunikator, pengaruh atau manfaat tersebut bisa berupa
informasi dan juga saran dari komunikan setelah pesan tersampaikan. Jadi di
dalam feedback, pengaruh lebih mengarah kepada pemberi pesan atau
komunikator.
2.6.3. Jenis
Perbedaan efek dan feedback dalam komunikasi selanjutnya dapat dilihat
dari jenis efek dan feedback dalam komunikasi itu sendiri. Dimana keduanya
memiliki beberapa macam jenis didalamnya. Jenis efek dalam komunikasi sendiri
juga berhubungan dengan proses komunikasi dalam diri manusia, diantaranya
adalah :
 Efek kognitif
Jenis efek dalam komunikasi yang pertama adalah efek kognitif, dimana
jenis ini mengarah pada penambahan pengetahuan bagi komunikan atau penerima
pesan.Artinya bahwa proses komunikasi yang berlangsung dapat menimbulkan
pengaruh atau efek bagi penerima pesan berupa perubahan persepsi atau pendapat
setelah pesan tersampaikan oleh komunikator. Hal ini juga hampir sama dengan
teori kognitif dalam komunikasi visual didalam ilmu komuniasi yang
berhubungan dengan pengetahuan.
 Efek afektif
Adapula jenis efek afektif dalam efek komunikasi, dimana efek afektif ini
memberikan pengaruh kepada tingkat perasaan penerima pesan. Perasaan yang
ditimbulkan bisa berupa perasaan positif maupun negatif terhadap pesan yang
tersampaikan oleh komunikator terhadap komunikan.
 Efek konatif
Jenis efek dalam komunikasi yang terakhir adalah efek konatif, dimana efek
ini memberikan efek atau pengaruh terhadap pola tingkah laku dari penerima
pesan.
Setelah pesan disampaikan oleh komunikator terhadap komunikan, maka setelah
timbul efek kognitif dan efek afektif maka komunikan akan menentukan sikapnya
terhadap pesan yang ditimbulkan. Perubahan sikap yang terjadi bisa berupa
perubahan secara fisik maupun non-fisik, dan bisa juga bersifat positif maupun
negatif.
Berbeda dengan efek dalam komunikasi, feedback secara umum hanya akan
menimbulkan dua jenis saja dalam proses komunikasi yang berlangsung. Kedua
jenis feedback tersebut diantaranya adalah:
 Feedback positif
Jenis yang pertama adalah feedback positif, dimana artinya bahwa penerima
pesan memberikan respon atau tanggapan baik terhadap pesan yang disampaikan.
Hal ini tentunya akan berpengaruh juga bagi komunikator yang menerima
tanggapan baik tersebut, seperti dapat mendorong komunikator untuk lebih maju
dan lebih baik lagi.
 Feedback negatif
Berbeda dengan feedback positif, feedback negatif justru dapat
menyebabkan menurunnya semangat maupun mematahkan kreativitas
komunikator.Hal ini disebabkan karena feedback negatif berarti bahwa penerima
pesan memberikan tanggapan atau respon yang tidak baik atau bahkan tidak suka
terhadap pesan yang disampaikan. Oleh sebab itu, komunikan juga harus berhati-
hati saat memberikan feedback dalam proses komunikasi.
(Sumber: pakarkomunikasi.com - poin perbedaan efek dan feedback dalam
komunikasi)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi adalah proses pertukaran pesan antara komunikator dan
komunikan secara dinamis yang berkaitan dengan pesan dan prilaku.
Semua pengaruh komunikasi yang dilakukan secara terencana mempunyai
tujuan, yakni memengaruhi khalayak atau penerima. Pengaruh atau efek ialah
perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima
sebelum dan sesudah menerima pesan.
Efek komunikasi adalah pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator
dalam diri komunikannya. Efek komunikasi dapat kita bedakan atas efek kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap), dan konatif (tingkah laku).
Umpan balik dapat kita maknai sebagai jawaban komunikan atas pesan
komunikator yang disampaikan kepadanya.dalam komunikasi yang dinamis,
sebagai mana diutarakan, komunikator dan komunikan terus-menerus saling
bertukar peran. Karenanya, umpan balik pada dasarnya adalan pesan juga, yakni
ketika komunikan berperan sebagai komunikator 2. Namun perlu diketauhi bahwa
umpan balik memiliki konsekuensi yang dapat mematahkan kreativitas
komunikator jika hal itu bertendensi negatif, sebaliknya bisa juga mendorong
komunikator untuk lebih maju dan lebih baik, jika umpan balik bersifat positif.
Oleh karena itu dalam memberi umpan balik kepada komunkator, penerima
perlu mawas diri dengan penuh kebijakan sehingga bisa tetap menjadi mitra yang
baik dalam hubungan antar manusia.
Dari uraian di atas diperoleh bahwa umpan balik adalah jawaban yang
dikemukakan oleh komunikan terhadap pesan yang disampaikan oleh
komunikator, baik secara verbal maupun nonverbal. Umpan balik juga
mempunyai konsekuensi baik negative maupun positif. Oleh karna itu, seorang
komunikan harus mawas dalam berucap dan berperilaku.
Tanpa adanya feedback, seorang komunikator tidak akan mengetahui
tanggapan dari komunikannya, feedback mengandung pemahaman seorang
komunikan terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator itu dilaksanakan
atau tidak. Feedback dapat memberi manfaat pada seorang pemberi pesan berupa
informasi, saran yang didapat dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga
dapat memperjelas suatu persepsi.

3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini, masih banyak terdapat kesalahan.
Mengetahui sumber referensi makalah ini bersumber dari
internetdanhanyasebagiankecil yang bersumberdaribuku ajar, penulis
menyarankan kepada pembaca untuk mencari ilmu lebih dalam lagi mengenai
efek dan feedback dalam komunikasi di buku-buku ajar tentang komunikasi yang
di dalamnya membahas mengenai efek dan feedback komunikasi.
Penulis juga berharap adanya kritik, saran dan masukan dari para pembaca
demi perbaikan makalah yang akan di buat mendatang. Semoga makalah ini
bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Shintya. 2018. 8 Poin Perbedaan Efek dan Feedback dalam Komunikasi.
Yang dapat di akses di: https://pakarkomunikasi.com/perbedaan-efek-dan-
feedback-dalam-komunikasi
Hashina, Raisa. 2014. Efek dan Feedback Komunikasi. Yang dapat di akses di:
http://hashinarh.blogspot.com/2014/11/efek-dan-feedback-komunikasi.html?m=1
Ivony. 2017. 17 Efek Komunikasi Massa Secara Umum. Yang dapat di akses di:
https://pakarkomunikasi.com/efek-komunikasi-massa
Ivony. 2017. 35 Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli. Yang dapat di akses
di: https://pakarkomunikasi-
com.cdn.ampproject.org/v/s/pakarkomunikasi.com/pengertian-komunikasi-
menurut-para-ahli/
Santoso. 2012. Jenis Macam-Macam Umpan Balik FeedBack. Yang dapat di
akses di: http://dasarilmukomunikasi.wordpress.com/2012/08/03/jenis-macam-
macam-umpan-balik-feedback-4/

Anda mungkin juga menyukai