Anda di halaman 1dari 15

KOMUNIKASI BISNIS

“MENGORGANISASIKAN PESAN-PESAN BISNIS”

DOSEN PENGAMPU : Irwansyah M.Pd

Disusun Oleh :

ANDRI RIZALDI 7183143020


FEBRINA GIRSANG 7183143016
SELLY PUTRI PURBA 7183143001

PENDIDIKAN BISNIS
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat serta
Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan.
Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesikan dengan baik dan
mudah.

Makalah ini yang berjudul “Mengorganisasikan Pesan-Pesan Bisnis” guna untuk


memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Komunikasi Bisnis. Terima kasih Kami sampaikan
kepada Bapak Irwansyah M.Pd selaku dosen pengampu Mata Kuliah komunikasi Bisnis.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Apabila dalam penyusunan banyak terjadi kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran kami
harapkan demi perbaikan. Dengan demikian kami ucapkan terima kasih.

Medan, April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah............................................................................................................1

1. 3 Tujuan..............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2

2.1 MENCARI DATA DAN MENGHASILKAN IDE.........................................................2

2.2 MENGORGANISASIKAN DATA.................................................................................5

2.3 MENGORGANISASIKAN IDE KE DALAM POLA....................................................5

2.4 MENYUSUN DRAF PERTAMA....................................................................................6

BAB III PENUTUP..................................................................................................................11

3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................11

3.2 SARAN...........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia bisnis, komunikasi sangatlah diperlukan dan penting. Sebab seorang
pemimpin harus berlomunikasi dengan bawahan, pelanggan atau pihak manapun yang
berhubungan dengan lembaganya seperti pemerintah dan dinas pajak. Kemampuan
berkomunikasi jalas merupakan suatu hal yang harus dipunya oleh pelaku bisnis

Sebagai seorang komunikator harus menguasai komunikasi secara efektif terutama


memiliki kemampuan untuk menyampaikan, menerima serta menulis suatu pesan. Mereka
harus tahu bagaimana menempatkan kata yang memberi suatu arti, menyampaikan ide-ide
dengan tegas dan jelas, membuat sebuah komunikasi yang baik melalui pesan tertulis seperti
surat-surat atau memo, penggunaan kalimat yang efektif dan pemilhan kata yang tepat.
Sehubung dengan penggunaan kalimat tersebut, dalam makalah ini akan membahas beberapa
hal mengenai Mengorganisasikan pesan-pesan Bisnis.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana mengasilkan ide dalam pesan bisnis?
2. Mengaplikasikan dan mengorganisasikan data
3. Mengorganisasikan ide ke dalam pola
4. Menyusun draft di dalam pesan komunikasi

1. 3 Tujuan
1. untuk memenuhi tugas yang telah di berikan.

2. Agar dapat mengetahui pentingnya menorganisasikan pesan-pesan bisnis.

3. Dapat memahami lebih detail tentang me norganisasikan pesan-pesan bisnis

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 MENCARI DATA DAN MENGHASILKAN IDE


Komunikator di Tim Hortons menghadapi tantangan-tantangan harian yang
membutuhkan pengumpulan data, penciptaan ide, dan pengorganisasian konsep. Aktivitas-
aktivitas ini merupakan bagian dari tahap kedua proses penulisan, yang meliputi pencarian,
pengorganisasian, dan penyusuan.

Tidak ada pebisnis cerdik yang mulai menulis pesan sebelum mengumpulkan semua
informasi yang dibutuhkan. Kita menyebut proses pengumpulan ini sebagai riset (research),
sebuah istilah yang terdengar formal. Riset perlu dilakukan sebelum mulai menulis karena
informasi yang dikumpulkan membantu membentuk informasi.

1. Metode Riset Formal


Laporan panjang dan masalah bisnis yang rumit biasanya memerlukan metode riset
formal. Untuk melakukan riset formal, Anda bisa:
 Mencari secara manual. Anda bisa menemukan latar belakang dan informasi
pendukung melalui pencarian manual terhadap sumber-sumber di
perpustakaan umum dan perhuruan tinggi. Sumber tradisional ini termasuk
indeks periodik untuk daftar surat kabar, majalah, artikel jurnal, dan juga
katalog kartu untuk buku. Suumber manual lain adalah indeks buku,
ensiklopedia, buku referensi, buku pegangan, kamus, direktori, dan referensi
tahunan.
 Mengakses secara elektronik. Seperti sisi-sisi kehidupan lainnya, proses riset
telah berubah karena komputer. Sebagian besar materi cetakan yang baru saja
dijelaskan sekarang tersedia di Internet, database, atau compact disc yang
dapat diakses oleh komputer.
 Menyelidiki sumber-sumber primer. Untuk memeperoleh informasi primer
dari tangan pertama atas sebuah proyek, carilah langsung ke sumbernya.
Untuk laporan Coca-Cola, misalnya, Anda dapat mencari apa yan sebenarnya
dipikirkan konsumen dengan melakukan wawancara atau survei, dengan

2
memberikan daftar pertanyaan untuk diisi, atau dengan mengadakan kelompok
fokus.
 Bereksperimen secara ilmiah. Sumber data primer lainnya adalah eksperimen.
Bukannya menanyakan pendapat audiens target, peneliti ilmiah memberikan
variabel terkontrol. Anggap, misalnya bahwa Coca-cola ingin mennetukan
pada harga berapa dan pada keadaan apa komsumen akan berpindah dari
Coca-cola ke sebuah merek generik.

Riset Informal
Untuk beberapa penugasan, Anda akan lebih banyak mengandalkan ide Anda sendiri
daripada atau sebagai tambahan untuk meneliti fakta yang ada. Berikut ini beberapa
teknik untuk mengumpulkan data informal dan menghasilkan ide:
 Memeriksa arsip. Untuk banyak pesan rutin Anda sering dapat menemukan
dokumen sebelumnya untuk membentu Anda dalam hal isi dan formatnya.
 Berbicara dengan atasan. Dapatkan informasi dari orang yang memberi
penugasan.
 Wawancara dengan audiensi target. Pertimbangkan untuk berbicara dengan
orang-orang yang akan Anda kirimi pesan
 Lakukan survei informal. Kumpulkan informasi yang tidak ilmiah tetap
membentu dengan kuesioner atau survei telepon

2. Menghasilkan Ide dengan Brainstorming


Ada salah satu metode populer untuk menhasilkan ide adalah sumbangan sarana
(barainstorming) . Berikut ini sasaran-sasaran untuk melakukan barainstorming yag
produktif.
 Defenisiskan dan buat agenda garis besar topik yang akan dicakup.
 Tetapkan batasan waktu, ingat bahwa sesi-sesi pendek adalah yang terbaik.
 Tetapkan kuota, misalnya minimum 100 ide. Tujuan adalah kuantitas bukan kualitas.
 Mintalah setiap peserta untuk menyumbangkan ide, menerima ide orang lain, atau
mempertahankan idenya.
 Doronglah pemikiran liar, “keluar dari kotak”. Jangan biarkan peserta mengkritik atau
mengevaluasi ide peserta lain.
 Tulislah ide di papan tulis atau selembar kertas yang diserahkan di seluruh ruangan.

3
 Organisasi dan kelompok ide-ide tersebut, ambil yang terbaik.

3. Mengumpulkan Informasi dan Menghasilkan ide yang tempat kerja.


Mari kita lihat bagaimana Susanne Tully mengumpulkan data dan mengahasilkan ide
untuk dua proyek di Liz Claiborne, pabrik pembuatan pakaian wanita. Salah satu tugas
Susanne sederhana dan satu lagi rumit.
Menulis Memo-Email Informasional. Tugas pertama Susanne adalah menulis surat
memo informasional, dimana isinya menjelaskan sebuah kontes foto yang di sponsori oleh
Liz Claiborne. Untuk memo ini Susanne mulai dengan barainstorming dengan stafnya,
karyawan lain, dengan atasan untuk memutuskan tema kontes foto. Setelah menentukan tema,
“Together We Win” yang terinspirasi oleh Special Olympics, dia memerikasa arsip untuk
melihat siapa yang telas memenangkan hadiah pada kontes tahun lalu. Dia juga mengecek
dengan pihak manajemen untuk memastikan bahwa hadiah uang tetap sama. Kemudian dia
membuat coretan-coretan cepat berikut ini yang mendaftar garis bear poin yang ingin dia
ampaikan dalam memonya.
Memo E-mail Kontes Foto
 Mengumpulkan tema; memberi contoh-cntoh
 Mendorong semua karyawan berpartisipasi
 Meninjau ulang hadiah; nama pemenang pertama kontes tahun lalu
 Batas; satu foto satu peserta
 Rincian pada bulan November; hubungu Rosmemary untuk informasi lebih lanjut
Banyak pesan bisnis, seperti memo akhir Susanne, hanya memerlukan pengumpulan
data dan teknik-teknik penciptaan ide yang sederhana.
Menyusun Brosur Rekrutmen. Proyek kedua Susanne membutuhkan riset formal
dan juga informal, serta kreativitas yang memadai. Dia harus membuat brosur rekrutmen
yang menjelaskan kesempatan karier bagi lulusan perguruan tinggi Liz Claiborne. Dia
memiliki tujuan defenitif untuk brosur tersebut. Harus penuh warna, menarik, ringkas, ringan,
dan mudah diperbaharui. Selain itu, dia ingin brosur itu mempromosikan Liz Claiborne,
menjelaskan manfaat progresifnya, keterlibatan masyarakat, potensi karier, dan program nilai
perusahaan disebut (Prioritas).
Untuk mengumpulkan data dari proyek ini, Susanne menggunakan baik metode riset
formal maupun informal. Dia mempelajari brosur rekrutmen dari perusahaan lain. Dia
berbincang-bincang dengan mahasiswa untuk menanyakan informasi apa yang mereka cari

4
dalam brosur. Dai melakukan riset yang lebih formal diantara beberapa manajer divisi dan
eksekutif dalam perusahaannya untuk mempelajari apa yang sebenarnya terjadi dalam semua
departemen.

2.2 MENGORGANISASIKAN DATA


Proses organisasi data bisa dimulai sebelum Anda mengumpulkan data, sebagaimana
yang dilakukan Susanne, atau bterjadi bersamaan dengan pengumpulan data. Untuk proyek
yang rumit, organisasi data mungkin dilaksanakan bersamaan. Kapan pun data
diorganisasikan, tujuan primernya adalah mengelompokkan dan membuat pola. Pesan yang
diorganisasikan dengan baik mengelompokkan poin-poin yang mirip, ide-ide mengikuti
ututan yang membantu para pembaca memahami hubungan dan menerima pandangan
penulis.
1. Membuat Darta dan Bagan
Dalam pembuatan pesan sederhana beberapa penulis membuat daftar coretan sepat
dari topik yang ingin mereka bahas. Penulis sering mencatat daftar coretan ini dipinggir surat
atau memo yang ingin mereka jawab dan mayoritas pesan bisnis ditulis untuk menjawab
dokumen lain. Meskipun begitu kebanyaan penulis perlu mengorganisasikan ide-ide mereka
terutama jika proyeknya rumit kedalam suatu hierarki, seperti sebuah bagan.
Keuntungan menyususn sebuah bagan adalah memberi Anda kesempatan untuk
mengorganisasikan pemikiran anada sebelum Anda macet dalam memilih kata struktur
kalimat. Format alfanumerik yang lazim menggunakan angka romawi, huruf dan nomor
untuk menunjukkan ide utama dan pemdukung. Format desimal, yang lebih sederhana,
mempeunyai keuntungan dalam hal menunjukkan keterkaitan setiap poin pada setiap
tingkatan.
Bagian terselut dalam membuat bagan adalah mengelompokkan ide kedalam
komponen-komponen atau kategori-kategori ideal nya sampai tiga sampai lima dalam setiap
topik.

2.3 MENGORGANISASIKAN IDE KE DALAM POLA


Dua pola organisasional memberikan rencana tindakan untuk pesan bisnis umum;
pola langsung dan pola tidak langsung. Dalam pola langsung ide utama muncul terlebih
dahulu, diikuti rincian, penjelasan, atau bukti. Dalam pola tidak langsung terlebih dahulu
mengikuti rincian, penjelasan, atau bukti. Pola yang Anda pilih ditentukan oleh bagaimana
Anda mengaharapkan audiens bereaksi terhadap pesan.

5
1. Pola Langsung untuk Audiens Reseptif
Jika Anda berharap jika pembaca senang, tertarik ataupu paling buruk, netral gunakan
pola langsung. Yaitu tempatkan point utama Anda, tujuan pesan Anda pada kalimat pertama
atau kedua.
Penjelasan dan rincian sebaiknya mengikuti pembukaan. Yang penting adalah gerakan
ide utama secepat mungkin. Metode langsung ini juga disebut frontloading (penempatan di),
mempunyai tiga kelebihan:
 Menghemat waktu baca
 Menetapkan bingkai berpikir yang tepat
 Mencegah frustasi
Pesan bisnis khusus yang mengikuti pola langsung antara lain permintaan dan
jawaban rutin, pesanan dan pemberitahuan, memo yang tidak rahasia, e-mail, laporan
informasional, dan presentasi lisan informasi. Semua tugas ini mempunyai satu unsur ynag
tidak sama : tidak satu pun yang mempunyai subjek sensitif yang akan mengganggu
pembaca.

2. Pola Tidak angsung untuk Audiensi yang Tidak Reperesif


Bila Anda memperkirakan audiensi tidak tertarik, tidak ingin, tidak suka, atau bahkan
bersifat bermusuhan, pola tidak langsung lebih tepat digunakan. Dalam pola ini Anda tidak
mengemukakan ide utama sampai Anda memberi penjelasan dan bukti. Pendekatan ini paling
baik digunakan untuk tiga jenis pesan berikut : 1. kabar buruk, 2. ide yang bersifat
membujuk, dan 3. berita sensitif, terutama yang dikirimkepada atasan. Pola tidak langsung
mempunyai kelebihan :
 Menghargai perasaan audiensi
 Mendorong penerimaan yang baik
 Meminimalkan reaksi negatif
Pesan bisnis yang bisa dibuat dengan pola tidak langsung meliputi sutar dan memo
yang menolak permintaan, menyangkal klaim, dan menolak kredit. Permintaan persuasif,
surat penjualan, pesan sensitif, dan beberapa laporan serta presentasi juga menggunakan
strategi tidak langsung.

2.4 MENYUSUN DRAF PERTAMA


Setelah Anda meneliti topik, mengorganisasikan data, dan memilih pola organisasi
pesan, Anda siap memulai menulis. Saat menulis, ingatlah bahwa Anda sedang menulis draf

6
pertama, bukan salinan final. Para pakar menyarankan agar Anda menulis dengan cepat.
Tumpahkan semua pemikiran yang muncul sekarang dan perbaiki dalam versi selanjutnya.

1. Membuat Kalimat Efektif


Ketika Anda menulis draf pertama, Anda akan bekerja pada tingkat komposisi
kalimat. Kalimat yang lengkap mempunyai subjek, dan predikat serta masuk akal.
Anak kalimat dan frase, unsur utama kalimat, merupakan kelompok kata yang saling
berkaitan. Anak kalimat mempunyai subjek dan predikat frase tidak.
Anak kalimat dapat dibagi menjadi dua kelompok: independen dan dependen. Anak
kalimat dependen tergantung pada makna kata anak kalimat independen.
Dengan belajar mengenai frase, anak kalimat independen, dan anak kalimat dependen. Anda
akan mampu untuk memberi tanda baca dengan benar dan mengindari tiga kesalahan kalimat
dasar: fragmen, kalimat panjang, dan sambungan koma.
Gunakan kalimat pendek. Karena tujuan Anda adalah berkomunikasi dengan jelas,
Anda lebih baik membetasi kalimat hingga sekitas 20 kata atau kurang. Pendekatan kalimat
ini adalah untuk mengakomodasi pemendekan rentang perhatian pembaca. The American
Press Institute melaporkan bahwa pemahaman pembaca turun darastis ketika kalimat menjadi
lebih panjang. Jadi, dalam menyususn kalimat, pikirkan mengenai hubungan antara panjang
kalimat dan pemahaman. Pembaca bisnis ingin menangkap ide dengan kalimat pemahaman.
Mereka bisa melakukannya sebaik mungkin jika pikiran dibagi-bagi kedalam kalimat-kalimat
pendek.
Menekankan Ide Penting. Anda dapat menekankan ide-ide penting secara
mekanisme dengan menggarisbawahi, mencetak miring, atau mencetak tebal. Anda juga bisa
menekankan ide-ide penting dengan lima gaya bahasa.
 Gunakan kata-kata yang gamblang (vivid)
Umum, suatu perusahaan menggunakan teknik penjualan personal.
Gambalang, avon menggunakan teknik penjualan tatap muka
 Tandai ide utama
Tidak Ditandai, selidiki kemungkinan menyewa sebuah tempat, tetapi juga sewa
konsultan
Ditandai, selidiki kemungkinan menyewa sebuah tempat, tetapi, yang tepenting, sewa
seorang konsultan
 Tempatkan ide penting pada awal dan akhir kalimat

7
Tidak Tegas, semua karyawan produksi dan administrasi akan rapat tanggal 23 Mei,
saat iru kami mengumumkan sebuah program insentif gaji baru.
Tegas, pada tanggal 23 Mei semua karyawan akan rapat untuk mengetahui mengenai
insentif gaji.
 Tempatkan ide penting dalam sebuah kalimat sderhana atau anak kalimat idependen
Tidak tegas, meskipun Anda merupakan staff magang pertama yang kami pekerjakan
untuk program ini, kami telah mewawancarai banyak kandidat dan mengharapkan
perluasan program ini dimasa depan (ide utama hilang dalam dalam pendahuluan
anak kalimat independen)
Tegas, Anda adalah staf magang pertama yang kami pekerjakan untuk program ini
(kalimat sederhana yang membuat ide utama)
 Pastikan ide penting merupakan subjek kalimat
Tidak tegas, laporan lingkungan ditulis oleh Michelle (tidak menekankan Michelle,
menekankan laporan).
Tegas, Michelle menulis laporan lingkungan (menekankan Michelle)
Menggunakan kalimat aktif dan pasif. Dalamkalimat ini dengan kerja aktif, subjek
adalah pelaku tindakan. Dalam kalimat pasif, sebjek merupakan pihak yang terkena
tindakan.
Kalimat pasif, formulir pajak diselesakan sebelum tenggat waktu tanggal 30 April
(subjek, formulir pajak, adalah pihak yang terkena tindakan)
Kalimat aktif, Brandon menyelesaikan formulir pajaknya sebelum tenggat waktu 30
April (subjeknya brandon, adalah pelaku tindakan)
Kalimat aktif akan lebih langsung karena mengemukakan pelaku dengan segera.
Kalimat tersebut lebih mudah dipahami dan lebih pendek. Penulisan bisnis sebaiknya
menggunakan kalimat efektif.
Dalam penulisan bisnis, sebagaimana juga interaksi personal beberapa situasi
memerlukan kebijaksanaan dan kepekaan. Pada saat tertentu mungkin kita tidak
menggunakan pendekatan langsung dengan kalimat aktif, melainkan lebih menyukai
pendekatan tidak langsung dengan kalimat pasif. Dari pada membuat pengumuman
terus-terang dengan kalimat aktif (Tyler membuat sebuah kesalahan besar dan
estimasi), kita bisa memperluas kalimatnya dalam bentuk pasif. Berikut ini beberapa
ringkasan pengggunaan terbaik kalimat aktif dan pasif.
 Gunakan kalimat aktif pada kebanyakan penulisan bisnis.

8
 Gunakan kalimat pasif untuk menekankan sebuah tindakan atau penerima tindakan.
 Guankan kalimat pasif untuk memperluas berita negatif.
 Gunakan kalimat pasif untuk menyembunyikan pelaku tindakan
Menghindari Kata Keterangan yang Menmbingungkan dan Salah Tempat. Kta
keterangan yang teruntai menjelaskan atau membatasi sebuah kata atau kata-kata yang
hilang dari kalimat. Kata keterangan yang salah tempat terjadi ketika kata atau frase
yang diterangkan tidak cukup jelas.
Kata Keterangan yang membingungkan. Berbicara di tempat umum, lutu saya
gemetar. (apakah lutut Anda yang berbicara?)
Diperbaiki. Berbicara di depan umum, saya merasa lutut saya gemetar.
Kata keterangan salah tempat. Sebuah jerawat muncul di pipi kiri saya yang ingi
saya hilangkan (apakah pipi kiri yang ingin dihilangkan?)
Diperbaiki. Sebuah jerawat yang ingin saya hilangkan muncul di pipi kiri saya.

2. Membuat Paragraf yang Bermakna


Dari menyusun kalimat, kita meningkatk ke paragraf. Paragraf adalah satu atau lebih
kalimat yang dirancang sebagai kelompok pikiran yang terpisah. Untuk menghindari paragraf
yang kacau-balau, penulis harus mengenali unsur-unsur dasar paragraf, pola kalimat
konvensional, dan cara mengorganisasikan kalimat ke dalam salah satu dari tiga pola paragraf
klasik. Mereka juga harus mampu memperluas paragraf dengan menghubungkan kalimat-
kalimat dan menggunakan kalimat trsnsisi. Membahas satu topik. Paragraf yang disusun baik
hanya membahas satu topik
Mengatur kalimat dalam paragraf. Paragraf biasanya disusun dari tiga jenis
kalimat:
 kalimat utama, menyampaikan ide utama paragraf
 kalimat pendukung, menjelaskan atau memperkuat ide utama
 kalimat yang membatasi, menentangkan ide utama dengan menyarankan pemikiran
negatif atau pembanding, mungkin mendahului atau mengikuti kalimat utama.
Menggunakan pola paragraf langsung. Paragraf yang diatur dalam pola langsung
dimulai dengan kalimat utama, di ikuti dengan kalimat pendukung. Pola ini berguna ketika
Anda harus mendefenisikan, mengkalifikasikan, menjelaskan atau menggambarkan. Mulailah
dengan kalimat utama, kemjudian perkuat dan jelaskan ide-ide pendukung sebagaimana
ditunjukkan disini.

9
Menggunakan pola paragraf berputar. Paragraf yang disusun dengan pola ini
dimulai dengan kalimat pembatasan yang menawarkan ide pembanding atau negatif sebelum
menyampaikan kalimat utama. Pola berputar burguna untuk membandingkan dan
mengontraskan ide.
Menggunakan pola paragraf tidak langsung. Dimulai dengan kalimat pendukung
dan dapat disimpulkan dengankalimat utama. Pola ini berguna untuk memungkinkan Anda
membangun alasan-alasan dasar yang rasional, sebelum mengenai audiensi dengan sebuah
ide besar mungkin satu ide yang merupakan ide buruk.
Mengaitkan ide untuk membengun hubungan.
 Meneruskan ide kunci. Hal ini dilakukan dengan mengulang-ulang subuah kalmat
kunci atau menggunakan yang mirip.
 Menggunakan kata ganti. Kata ganti lazim seperti kami, mereka, dia, dan ia.
 Menyambungkan kalimat. Kalimat tersambung jika suatu ide pada akhir satu kalimat
berhubungan dengan ide pada awal kalimat berikutnya.
Menggunakan kalimat transisi untuk membangun hubungan. Dapat menambah
atau memperkuat sebuah pokok pikiran, menunjukkan waktu atau urutan, memperjelas ide,
menunjukkan sebab akibat, mengotradiksi pemikiran, dan memperbandingkan ide.
Menyusun paragraf pendek. Paragraf dengan delapan baris atau kurang akann
terlihat menarik dan mudah dibaca, sedangkan kalimat paragraf yang panjang dan penuh
tampak berat.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pesan-pesan bisnis erupakan salah satu hal yang sangat vital dalam proses
pelaksanaan bisnis, karena didalamnya terkandung informasi-informasi yang dapat dijadikan
sumber referensi perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Penulisan pesan-pesan
bisnis yang paling efektif akan mencakup keseimbangan pemilihan terhadap ketiga jnis
kalimat yaitu kalimat seerhana, majemuk, komleks. Kalimat-kalimat yang singkat dan
menggunakan kalimat aktif akan mempermudah audiens Anda dalam memahami maksud
dantujuan suatu pesan bisnis.

Dalam mengembangkan suatu paragraf dapat dilakukan dengan berbagai macam cara
antara lain dengan menggunakan ilustrasi, perbandingan, pembahasan mengenai sebab akibat,
melakukan klasifikasi, dan pembahasan mengenai pemecahan masalah. Maka dengan adanya
pengorganisasian pesaan-pesan bisnis tersebut maka perusahaan dapat menjalankan aktifitas
bisnisnya.

3.2 SARAN
Apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini kami membutuhkan
kritik dan saran dari teman-teman semua yang bersifat membangun, agar makalah ini lebih
baik dan menjadi lebih sempurna. Dan juga dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya
dalam memahami pesan-pesan bisnis.

11
DAFTAR PUSTAKA

Irwansyah, SE, M.Si. (2017). Komunikasi Bisnis. Jakarta: Mitra Wacana Media.
http://wijayahery.blogspot.com/2011/03/pengorganisasian-pesan-pesan-bisnis.html?m=1
http://stiebanten.blogspot.com

12

Anda mungkin juga menyukai