Anda di halaman 1dari 5

Sultan, Penggunaan Kalimat dalamArtikel 1

dan komunikasi penulis kepada khayak pembaca.


Artikel ilmiah sebagai sarana komunikasi
keilmuan membutuhkan pengungkapan gagasan
PENGGU dengan bahasa yang tepat dan komunikatif.
NAAN Dengan penggunaan bahasa yang tepat dan
komunikatif, pembaca akan memahami gagasan
KALIMA artikel dengan mudah dan memungkinkannya
memanfaatkan artikel tersebut. Sebaliknya,
T penggunaan bahasa yang buruk akan menyulitkan
DALAM pembaca memahami isi artikel sehingga publikasi
ilmiah yang bertujuan menyosialisasikan temuan
ARTIKEL dalam bidang ilmu, teknologi, dan seni tidak
ILMIAH tercapai.
Dalam artikel yang ditulis untuk
HASIL dipublikasikan pada jurnal ilmiah masih sering
PENELIT ditemukan kesalahan penggunaan bahasa Indonesia.
Bahkan, pada terbitan berkala ilmiah yang telah
IAN menyandang status terakreditasi nasional pun masih
KAJIAN TEORI ditemukan adanya kesalahan penggunaan bahasa In-
Artikel ilmiah hasil penelitian merupakan donesia. Berdasarkan kajian yang dilakukan Sas-
produk akademis yang dihasilkan melalui proses tromiharjo (2012), ditemukan kesalahan penggu-
penelitian. Dibandingkan dengan laporan peneli- naan bahasa Indonesia pada artikel ilmiah dari
tian, artikel hasil penelitian memuat isi penelitian empat berkala ilmiah. Kesalahan yang penggu-
yang lebih padat. Artikel penelitian memuat ba- naan bahasa Indonesia yang ditemukan dikelom-
gian-bagian utama yang terdapat dalam laporan pokkan ke dalam empat jenis; (a) kesalahan tata-
penelitian sehingga dari tampilan fisiknya, artikel ejaan, (b) kesalahan tata istilah, (c) ketidakruntutan
penelitian lebih singkat. gagasan, dan (d) kehilangan kesatuan gagasan.
Artikel ilmiah hasil penelitian disiapkan Kesalahan-kesalahan tersebut dapat disimpulkan
oleh peneliti untuk publikasi hasil penelitian. bersumber dari penulis artikel.
Agar tersosialisasi secara luas, pemublikasian Pengungkapan gagasan penulis dalam
artikel umumnya dilakukan pada jurnal penulisan artikel ilmiah salah satunya ditentukan
ilmiah/terbitan berkala ilmiah. Dengan oleh penggunaan kalimat efektif. Artikel yang baik
terpublikasikannya arti- kel pada jurnal ilmiah, adalah artikel yang ditulis dengan menggunakan
temuan dan inonasi ilmu pengetahuan yang kalimat yang logis, lugas, jelas, objektif, dan
dihasilkan peneliti dapat dibaca dan bertolak dari gagasan. Penggunaan kalimat yang
dimanfaatkan secara luas. Hasil penelitian yang baik akan membantu penulis artikel menyosiali-
terpublikasi dapat dimanfaatkan oleh akademisi, sasikan gagasan dengankomunikatif.
pengambil kebijakan, dan dunia industri. Perkembangan kegiatan penelitian dewasa ini
Artikel hasil penelitian yang ditujukan menunjukkan bahwa pemberi dana penelitian
untuk publikasi ilmiah seyogyanya merupakan senantiasa menuntut peneliti menghasilkan luaran
arti- kel ilmiah yang berkualitas. Tuntutan penelitian yang berbentuk produk. Salah satu
kualitas itu dibutuhkan dengan dua alasan utama, produk dari penelitian yang disyaratkan adalah
yakni 1) artikel hasil penelitian merupakan publikasi ilmiah, baik di jurnal nasional maupun di
produk akademik yang akan disebarkan secara jurnal international (Depdikbud, 2012). Hanya hasil
luas dan menjadi rujukan umum dan 2) pengelola penelitian yang dipublikasikan di berkala
jurnal/ ber kala ilmiah menetapkan kualitas tinggi terkakreditasi nasional yang dapat didanai
untuk me- mublikasikan suatu artikel, bahkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Persyaratan
secara umum pengelola jurnal/berkala ilmiah publikasi ilmiah di jurnal bergensi tersebut menuntu
melakukan seleksi untuk menentukan artikel penulis untuk menghasilkan luaran penelitian
yang dipublikasikan. Dengan demikian, hanya berupa artikel penelitian yang berkualitas tinggi.
artikel yang berkualifi- kasi baik yang Salah satu yang ukuran yang digunakan untuk
dipublikasikan melalui berkala ilmiah. menentukan kualitas artikel adalah penggu- naan
Basuki (2006:80) mengemukakan bahwa bahasa.
kualitas artikel ilmiah ditentukan oleh tiga hal, Salah satu indikator keefektifan pengguna- an
yakni: isi, sistematika, dan bahasa. Isi bahasa dalam karya ilmiah adalah tingkat ke-
berkaitan dengan gagasan yang dihasilkan oleh terbacaan. Utorodewo dalam Setiorini (2012),
penulis. Sistematika berkaitan dengan penataan mengemukakan hubungan antara jumlah kata dalam
gagasan dan pemenuhan struktur penulisan satu kalimat dengan tingkat keterbacaan kalimat.
karya ilmiah. Bahasa berkaitan pengungkapan Hubungan tersebut digambarkan dalam tabel 1
2 Jurnal Penelitian Pendidikan INSANI, Volume 14, Nomor 1, Juni 2013, hlm.33—38

berikut. instrumen dan cara pengumpulan data yang


akurat, dan (4) analisis data secara benar
Tabel 1. Hubungan Jumlah Kata dalam (Iskandar, 2008:22 229). Pengecekan keabsahan
Kalimat dengan Tingkat data melalui (1) ketekunan pengamatan, (2) per-
Keterbacaan panjangan pengamatan, (3) telaah sejawat (Al-
wasilah, 2003:151; Moleong, 1990: 175 183;
JumlahKata Tingkat Keterbacaan
dan Iskandar, 2008:229232).
8 kata atau kurang Sangat Mudah Dipahami Analisis data penelitian ini dilakukan me-
9--11 kata Mudah Dipahami lalui model alir Miles dan Huberman yang terdiri
12--14 kata Agak Mudah Dipahami atas: (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3) pe-
narikan kesimpulan dan verifikasi (Miles &
15—17 kata Standar Huberman, 1992). Tahap reduksi data dilakukan
18—21 kata Agak Sulit Dipahami dengan menghilangkan data yang tidak relevan dan
memilih data yang dibutuhkan. Hasil data lapangan
22—25 kata Sulit Dipahami
diseleksi dan dikelompokkan sesuai dengan fokus
Lebih 26kata Sangat SulitDipahami masalah penelitian. Tahap penyaji- an dilakukan
dalam matrik kategori yang diwu- judkan dalam
Berdasarkan studi pendahuluan yang di- bentuk tabel, persentase, dan deskripsi. Tahap
lakukan pengusul terhadap artikel penelitian penarikan kesimpulan dan veri- fikasi dilakukan
yang dihasilkan dosen Universitas Negeri melalui generalisasi data awal yang memiliki
Makassar, ditemukan kekurangan dalam keteraturan. Kesimpulan sementa- ra tersebut
penggunaan kali- mat yang meliputi; diverifikasi kembali dengan data yang ada untuk
pemborosan kalimat, ketidak- logisan, dan menghasilkan kesimpulan yang akurat. Dalam tahap
ketidakjelasan. Permasalahan terse- but akan verifikasi, jika data kurang sesuai dengan
berdampak kepada pembaca. Artikel yang generalisasi, maka akan dilakukan penye- suaian.
ditulis akan sulit dipahami oleh penulis. O- leh Sebaliknya, jika data mendukung gene- ralisasi,
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk maka generalisasi tersebut ditetapkan se- bagai
mendeskripsikan tingkat keterbacaan kesimpulan akhir.
kontruksi, dan keefektifan kalimat bahasa
Indonesia dalam artkel ilmiah yang ditulis oleh HASIL PENELITIAN
dosen Universi- tas Negeri Makassar.
Keterbacaan Kalimat Bahasa Indonesia
METODE dalam Artikel Ilmiah

Jenis penelitian ini adalah penelitian Jumlah kata dalam satu kalimat memiliki
des- kriptif. Data dideskripsikan secara hubungan dengan tingkat keterbacaan kalimat.
kuantitatif. Data dalam penelitian ini berupa Semakin banyak jumlah kata, semakin sulit untuk
kalimat bahasa Indonesia yang digunakan memahami pesan dari kalimat tersebut. Tingkat
peneliti dalam menulis artikel hasil penelitian. keterbacaan kalimat dalam artikel hasil penelitian
Sumber data utama pene- litian ini adalah dosen ditunjukkan pada Tabel 2 berikut.
artikel hasil penelitian tahun 2011 yang Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa kali- mat
didokumentasikan oleh Lembaga Pe- nelitian dalam artikel ilmiah hasil penelitian dosen dominan
Universitas Negeri Makassar. Artikel ha- sil berkategori sangat sulit dipahami. Hal tersebut
penelitian yang dijadikan sampel berjumlah 6 ditunjukkan dengan persentase kalimat yang
artikel. berkategori Sangat Sulit Dipahami se- banyak 38,63
Peneliti menjadi instrumen utama % yang merupakan persentase ter- tinggi dari
dalam penelitian ini (Moleong, 1990:4 dan keseluruhan kategori. Persentase te- rendah dengan
Iskandar, 2008:191). Peneliti bertindak sebagai jumlah 5,74 % adalah kalimat yang paling mudah
pengumpul dan pengolah data. Pengumpulan dipahami.
data dalam penelitian ini dilakukan melalui
metode doku- mentasi dengan teknik baca-
kutip.
Pengecekan keabsahan data dilakukan
melalui objektivitas (confirmability) dan
kesahihan internal (credibility). Untuk
mencapai kondisi objektif, peneliti (1)
mengkaji literatur yang relevan, (2)
menetapkan fokus penelitian yang tepat, (3)
Sultan, Penggunaan Kalimat dalamArtikel 3

Tabel 2 Tingkat Keterbacaan Kalimat Kalimat Sederhana-Kompleks


No Tingkat Persentase Berdasarkan jumlah klausa, konstruksi ka-
Frekuensi
Keterbacaan limat dalam artikel ilmiah hasil penelitian dosen
1 Sangat Mudah 16 5,74 dikategorikan menjadi kalimat sederhana dan ka-
Dipahami
limat kompleks. Berdasarkan Tabel 3, konstruksi
2 Mudah Dipahami 24 8,66
kalimat sederhana dan kalimat kompleks diguna-
3 Agak Mudah 33 11,91
Dipahami
kan secara berimbang. Perbandingan dua kategori
4 Standar 23 8,30 konstruksi kalimat tersebut ditunjukkan pada Tabel
5 Agak Sulit 33 11,91
4.
Dipahami
Tabel 4. Perbandingan Konstruksi
6 Sulit Dipahami 41 14,80
Kalimat Sederhana-Kompleks
7 Sangat Sulit 107 38,63
Dipahami Konstruksi Persentase
Frekuensi
Jumlah 277 100 No Kalimat
1 Sederhana 139 50,18

Secara umum, kalimat yang digunakan 2 Kompleks 138 49,82


do- sen dalam artikel ilmiah hasil penelitiannya Jumlah 277 100
dapat disimpulkan sulit dipahami. Hal tersebut
didasar- kan pada hasil penelitian yang
ditunjukkan pada Tabel 1. Jika kalimat yang Jenis kalimat kompleks tersebut dianalisis
berkategori agak sulit, sulit, dan sangat sulit lebih lanjut berdasarkan jumlah klausa. Tabel 5
diakumulasikan, maka se- banyak 65,34 % menunjukkan perbandingan jumlah klausa dalam
kalimat berada pada tiga kate- gori tersebut. kalimat kompleks yang digunakan dosen pada
Akumulasi kalimat denga kategori sangat artikel hasil penelitian.
mudah, mudah, dan agak mudah hanya 26,35
Tabel 5. Jumlah Klausa pada Kalimat Kompleks
%.
No Konstruksi Persentase
Frekuensi
Kalimat
Kontruksi Kalimat Bahasa87 Berdasarkan Tabel 4, terlihat bahwa kali- mat
1 Dua Klausa 63,04
Indonesia dalam Artikel Ilmiah kompleks dalam artikel hasil penelitian do- sen
2 Tiga Klausa 29 21,01 dominan disusun dengan dua klausa(63,4
Kalimat Aktif-Pasif %). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosen
3 Empat Klausa 17 12,32
menghindari menggunakan jumlah klausa yang
4 Lima 5 kerja yang
atau Lebihbentuk kata
Berdasarkan 3,62 banyak dalam kalimat yang ditulis.
dari LimaKlausa
digu- nakan, konstruksi kalimat dalam artikel
Jumlah 138 100
ilmiah hasil penelitian dosen dikategorikan Ketidakefektifan Kalimat dalam Artikel
menjadi kali- mat aktif dan kalimat pasif. Ilmiah Hasil Penelitian
Perbandingan dua kategori konstruksi kalimat Ketidakefektifan kalimat adalah kekeliruan
tersebut ditunjukkan pada Tabel 3. makna dan bentuk dalam konstruksi kalimat yang
digunakan. Ketidakefekifan menyebabkan kesu-
Tabel 3. Perbandingan Konstruksi
litan memahami isi kalimat atau kesalahmengerti-
Kalimat Aktif-Pasif
an pembaca terhadap maksud yang ingin disam-
No Konstruksi
Frekuensi
Persentase paikan oleh penulis. Ketidakefektifan kalimat di-
Kalimat sebabkan ketidaklogisan/kesalahan nalar, keran-
1 Aktif 181 65,34 cuan, pemborosan, ketidaklengkapan unsur, kesa-
2 Pasif 96 34,66 lahan pasif, penonjolan persona, ketidaksatuan
gagasan, dan ketidakparalelan bentuk. Perban-
Jumlah 277 100 dingan penyebab ketidakefektifan kalimat dalam
artikel ilmiah hasil penelitian dosen ditunjukkan
Berdasarkan Tabel 3, konstruksi pada Tabel 6.
kalimat yang dominan digunakan dosen
dalam menulis artikel hasil penelitian Tabel 5. Penyebab Ketidakefektifan Kalimat
adalah kalimat aktif. No Konstruksi Persentase
Frekuensi
Perbandingan antara kalimat aktif dengan kalimat Kalimat
pasif berkisar 2:1. 1 Ketidaklogisan 8 13,79
2 Kerancuan 13 22,41
4 Jurnal Penelitian Pendidikan INSANI, Volume 14, Nomor 1, Juni 2013, hlm.33—38

3 Pemborosan 5 8,62 derung melingkar (in a spiral way). Dalam penu-


4 Ketidaklengkapan 15 25,86 lisan artikel ilmiah, gaya melingkar tercermin pada
Unsur penggunaan kalimat majemuk bertingkat dengan
5 Kesalahan Pasif 2 3,44 jumlah kata yang banyak. Salah satu con- toh gaya
6 Ketidaksatuan 7 12,07 melingkar terlihat pada kalimat, “Berbi- cara
Gagasan tentang berbagai subsistem pendidikan da- lam
7 Ketidakparalelan 8 13,79 sistem pendidikan yang ada, khususnya di
Jumlah 58 100 perguruan tinggi selama ini terkesan tidak ada- nya
penanganan yang terpadu dan komprehensif
Berdasarkan Tabel 5, terdapat 55 sehingga satu sama lain kadang-kadang ditanga- ni
kalimat yang berkategori tidak efektif dari total secara parsial dan terpisah-pisah, tanpa mem-
277 ka- limat atau 20,94 %. Persentase jumlah perhitungkan aspek lain”. Kalimat tersebut me-
kalimat yang tidak efektif tersebut cukup besar. nunjukkan pengungkapan argumen yang kurang
Ketidak- lengkapan unsur kalimat, yakni efektif. Padahal, untuk membuat menjadi efektif
subjek atau pre- dikat menjadi penyebab paling dan langsung ke persoalan cukup dituliskan
banyak ketidak- efektifan kalimat. Faktor “Selama ini, subsistem pendidikan tinggi menunjuk-
penyebab lainnya yang cukup dominan adalah kan penangan masalah yang tidak terpadu dan
kerancuan. komprehensif”.
Faktor lain yang menyebabkan rendah- nya
tingkat keterbacaan kalimat artikel ilmiah yang
PEMBAHASAN ditulis oleh dosen adalah gagasan yang ber tumpuk
pada satu kalimat. Bertumpuknya gagasan dalam
Tingkat keterbacaan kalimat dalam satu kalimat disebabkan kurangnya penataan
artikel ilmiah yang ditulis dosen UNM tahun gagasan. Dalam mengungkapkan gagasan, penulis
2011 me- nunjukkan umumnya sulit dipahami. artikel cenderung memaksakan mengungkapkan
Terdapat 11,91 % kalimat berkategori agak beberapa ide dalam satu kalimat. Kalimat yang
sulit 14, 80 % berkategori sulit, dan 38,63 % dapat disusun dalam beberapa kalimat, dirangkai
sangat sulit. Se- baliknya, hanya 7,74 % yang menjadi satu kalimat saja dengan beberapa ide.
berkategori sangat mudah; 8,66 berkategori Akibatnya, kalimat menjadi panjang dan idenya
mudah, dan 11,91 agak mudah. Rendahnya sulit dipahami.
tingkat keterbacaan kalimat bahasa Indonesia Dari konstruksi kalimat, penulis artikel
ini disebabkan panjangnya ka- limat yang dominan menggunakan kalimat aktif dibanding
digunakan dalam menyusun gagasan. Penulis kalimat pasif. Jumlah kalimat aktif yang diguna-
artikel menyusun argumen dengan kan digunakan sebanyak 65,34 %, sedangkan ka-
menggunakan jumlah kata yang cukup banyak. limat kalimat pasif hanya 34,66 %. Menurut pan-
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah dangan penulis, penggunaan kalimat aktif yang
kata terbanyak pada satu kalimat yang adalah dominan tersebut disebabkan kontruksi kalimat
76. tersebut yang lebih mudah dibuat dibanding ka-
Penulisan artikel dengan kalimat yang pan- limat pasif.
jang dan kurang komunikatif bertentangan de- Hasil penelitian yang menunjukkan domi-
ngan prinsip penulisan karya ilmiah yang men- nannya penggunaan kalimat aktif dalam artikel
syaratkan penggunaan bahasa yang efektif. Ke- ilmiah mengindikasikan bahwa konstruksi kali-
cenderungan penulis artikel menggunakan kali- mat yang digunakan penulis artikel kurang sesuai
mat dengan jumlah kata yang banyak, salah sa- dengan kaidah penulisan artikel ilmiah. Menurut
tunya disebabkan oleh faktor latar belakang bu- Basuki (2006:83—84), kalimat yang lebih tepat
daya. Budaya Indonesia sebagai bagian dari adat digunakan dalam penulisan artikel adalah kalimat
timur mengembangkan cara berbahasa yang cen- pasif. Sebaliknya, kalimat aktif sebaiknya dihin-
derung berputar-putar (Nurkamto, 2001). Gaya dari. Penggunaan kalimat pasif dalam penulisan
mengungkapkan ide kurang menukik ke persoal- ilmiah bertujuan menjadikan isi tulisan berorien-
an. Dalam mengungkapkan pikiran atau gagasan, tasi gagasan. Sebaliknya, penggunaan kalimat ak-
masyarakat Indonesia cenderung memberikan tif menjadikan isi artikel ilmiah berorientasi pe-
pengantar sebelum menyampaikan inti persoalan. nulis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bah-
Hal tersebut menjadi kebiasaan dan diwujudkan wa pemilihan konstruksi kalimat yang digunakan
dalam penulisan karya ilmiah. penulis artikel bertentangan dengan konstruksi
Hasil penelitian ini memperkuat pan- penulisan artikel ilmiah.
dangan Smith (lihat Nurkamto, 2001) yang me- Hasil penelitian menunjukkan bahwa ter-
ngemukakan bahwa budaya barat cenderung dapat 58 kalimat (20,94 %) yang berkategori
menggunakan cara berbahasa yang lebih lang- tidak efektif. Ketidakefektifan kalimat disebakan
sung (to the point), sedangkan budaya timur cen- delapan hal, yakni: ketidaklogisan, kerancuan,
Sultan, Penggunaan Kalimat dalamArtikel 5

pemborosan, ketidaklengkapan unsur, Iskandar. 2008. Metodelogi Penelitian Pendidika dan


kesalahan pasif, penonjolan persona, Sosial. Jakarta: GP Press.
ketidaksatuan gagasan, dan ketidakparalelan. Miles, Matthew B dan A. Michael Huberman. Tanpa
Hasil penelitian yang menunjukkan tingkat Tahun. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh
Tjejep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Press.
persentase ketidakefektifan ka- limat yang
tinggi dalam penulisan karya ilmiah Moleong, Lexy J. 1990. Metodologi Penelitian
merupakan masalah yang perlu mendapat Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda-karya.
perha- tian penulis. Penulisan karya ilmiah Nurkamto, Joko. 2001. “Berbahasa dalam Budaya
Konteks Rendah dan Budaya Konteks Tinggi”,
bertujuan untuk menyosialisasikan gagasan
Linguistik Indonesia, XIX (2): 205-217.
dan penyebar- luasan ilmu pengetahuan. Sastromiharjo, Andoyo. “Bahasa IndonesiaArtikel
Namun demikian, tuju- an tersebut tidak dapat ilmiah”.Online:
tercapai tanpa penggunaan bahasa yangbaik. http://file.upi.edu/direktori/fpbs/jur._pend._bhs
Hasil penelitian ini memperkuat temuan ._dan_sastra indonesia/ 196109101986031-
Sastromiharjo (2012) yang menemukan andoyo sastromiharjo/bahasa indonesia
kesalah- an penggunaan bahasa dalam artikelilmiah.pdf. Diakses: 5 Mei 2012
publikasi ilmiah. Munculnya kekeliruan dalam Setiorini, Retno Asihanti.2012. Analisis Penggunaan
penggunaan kali- mat dapat disebabkan dua Tata Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya
hal, yakni: kekurang cermatan penulis atau Tulis Ilmiah: Studi Kasus Artikel Ilmiah
Online.
kurangnya pengetahuan kebahasaan. Oleh
www.pnri.go.id/iFileDownload.aspx.Diakses:
karena itu, penulis artikel hendaknya 5 Mei 2012
memberikan perhatian dalam penggunaan
bahasa. Dalam penulisan artikel dibutuhkan
kepedulian terhadap keakuratan penggunaan
bahasa dan kepedulian terhadap peningkatan
kom- petensi berbahasa. Hasil penelitian yang
baik, na- mun diungkapkan melalui
penggunaan bahasa yang kurang efektif
menyebabkan makna desi- minasi hasil
penelitian berkurang.
PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian, disimpul-


kan hal-hal sebagai berikut. 1) Tingkat keterba-
caan kalimat dalam artikel ilmiah yang ditulis do-
sen berkategori rendah. Umumnya, kalimat do-
minan ditulis dengan gaya melingkar, jumlah
kata yang banyak dan ide bertumpuk. Rendahnya
tingkat keterbacaan tersebut disebabkan faktor
budaya “berbahasa melinkar” dan cara pengung-
kapan ide. 2) Konstruksi kalimat yang digunakan
umumnya berbentuk aktif. Gaya penulisan terse-
but tertentangan dengan konstruksi kalimat karya
ilmiah yang diorientasikan terhadap gagasan me-
lalui kalimat pasif. 3) Masih terdapat sejumlah
ketidakefektifan kalimat. Ketidakefektifan me-
nyebabkan ketidakkomunikatifan gagasan yang
hendak disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar. 2003. Pokoknya Kualitatif:


Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Pe-
nelitian Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.
Basuki, Iman Agus. “Bahasa Indonesia Artikel Il-
miah” dalam Ali Saukah dan M. Guntur
Waseso (Eds.), Menulis Artikel untuk Jurnal
Ilmiah (hlm. 80--101). Malang: UMPress.
Depdikbud. 2012. Panduan Pelaksanaan Penelitian di
Perguruan Tinggi Edisi VIII. Jakarta: Direkto-
rat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud.

Anda mungkin juga menyukai