Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS KELAS SOSIAL, NILAI SOSIAL, dan GAYA HIDUP

TERHADAP PERILAKU KONSUMEN

Rofi’atus Sholihah, Salimatul Ghaniyah, Siti Rokhaniyah

Abstrak

Menganalisis perilaku konsumen sangat penting mengingat kondisi


masyarakat yang dinamis (mudah berubah) sehingga dapat mempengaruhi
seseorang dalam melakukan keputusan pembelian. Selain itu kelas sosial juga
sangat mempengaruhi perilaku konsumen baik ditinjau dari segi personal/individu
maupun kelompok. Gaya hidup juga menjadi salah satu indikasi yang dapat
mempengaruhi keputusan konsumen. Tujuan dari makalah ini adalah untuk
nengetahui kelas sosial, nilai sosial dan gaya hidup terhadap perilaku konsumen.
Ada 9 (Sembilan) variabel dalam makalah ini yang akan dibahas
diantaranya: (1. Jenjang sosial, (2. Pengertian jenjang sosial, (3. Faktor penentu
kelas sosial, (4. Pengukuran kelas sosial, (5. Perubahan kelas sosial, (6.
Pemasaran pada segmen pasar berdasakan kelas sosial, (7. Nilai-nilai individu, (8.
Konsep gaya hidup dan pengukurannya, (9. Pengukuran ganda perilaku individu.
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kelas
sosial, nilai sosial serta gaya hidup sangat mempengaruhi keputusan atau perilaku
konsumen terhadap pasar. Oleh karena itu, segmentasi pasar harus terukur.
Kata Kunci: Kelas Sosial, Nilai Sosial, Gaya Hidup
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen
membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota
kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen
mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk
tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”. Pendekatan yang
sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang
luas, seperti: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas
sosial.
Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial,
ada faktor-faktor gaya hidup tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku
bersama) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas
sosial lainnya. Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam
kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua
mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik
karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang untuk
mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup
dan barang-barang yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi
maka para pemasar sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang
lebih tinggi, baik sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang
ditargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih rendah.
Kelas sosial merupakan bentuk segmentasi yang hierarkis dan alamiah,
dikarenakan aspek hierarkis kelas sosial begitu penting bagi pemasar dan
produsen untuk menentukan konsumen mana yang akan dituju dari produk yang
telah diciptakan, apa untuk status yang lebih tinggi atau status yang lebih rendah.
Memang disini begitu terlihat begitu ada ketidakadilan dan jarak terhadap
konsumen, namun itu semua merupakan segmentasi yang alamiah karena semua
sudah terjadi dan tercipta dengan sendirinya.
Adapun yang merupakan ukuran kelas sosial dari konsumen yang dapat
diterima secara luas dan mungkin merupakan ukuran kelas sosial terbaik terlihat
dari pekerjaan, pendidikan dan penghasilan. Gaya hidup dari lapisan atas akan
berbeda dengan gaya hidup lapisan menengah dan bawah. Demikian juga halnya
dengan perilaku masing-masing anggotanya dapat dibedakan sehingga kita
mengetahui dari kalangan kelas social mana seseorang berasal.

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jenjang Sosial
Jenjang sosial atau kelas sosial lebih banyak mengacu terhadap lapisan
yang berdasarkan pada unsur ekonomis. Pada zaman sekarang, kelas sosial bagi
sebagian orang sangat di junjung tinggi dan sifatnya tegas. Masyarakat
mempunyai konsepsi dan kesadaran tehadap adanya jenjang sosial. Tidak jarang
bagi mereka yang mempunyai kelas sosial tinggi mereka mendapatkan fasilitas
hidup tertentu yang mungkin tidak sama dengan yang lainnya. Seperti standar
hidup yang tinggi, harta benda serta kebebasan, dan lain-lain.1 Jenjang sosial
terdapat tujuh macam yaitu kelas atas-atas, atas-bawah, menengah atas,
menengah, pekerja, bawah-atas, bawah-bawah.

B. Pengertian Jenjang Sosial


Penjumlahan kelas-kelas dalam masyarakat disebut jenjang sosial, artinya
semua orang dan keluarga yang sadar akan kedudukan mereka diketahui dan
diakui oleh masyarakat umum.2 Jenjang sosial mengacu terhadap pengelompokan
orang yang sama dalam perilaku mereka berdasarkan posisi ekonomi mereka.3

C. Faktor Penentu Kelas Sosial


Adapun faktor penentu kelas sosial yaitu sebagai berikut:
1. Pekerjaan
Salah satu indikator terbaik dalam mengetahui cara hidup seseorang
ialah melalui pekerjaan. Jenjang sosial akan dengan mudah diketahui dengan
melihat pekerjaan seseorang. Bagi mereka yang tidak mempunyai pekerjaan
yang dianggap terhormat maka sebagian persepsi masyarakat akan
menganggap jenjang sosial orang berada di kelas bawah.

1
Nugroho, Perilku Konsumen Perspektif pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen. (Jakarta:
Prenadamedia Grub, 2019),
2
Nugroho, Perilku Konsumen Perspektif pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen…………
3
Ilham, hermawati
2. Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
serta mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaam, kepribadian, keterampilan, pengendalian diri, serta akhlak mulia.
Hal tersebut berguna bagi bangsa, negara dan masyrakat. Transmisi
pengetahuan , kepercayaan, sikap bertalian erat dengan pendidikan.
Masyarakat beranggapan terhadap seseorang yang mempunyai jenis dan
tingginya pendidikan akan mempunyai jenjang dalam kelas sosial.
3. Kekayaan dan Penghasilan
Peran kekayaan dan penghasilan dapat memberikan gambaran tentang
latar belakang keluarga dan cara hidup seseorang dan hal ini
menengahmerupakan determinan kelas sosial yang penting.4
Menurut pendapat Gilbert dan Kahl , ada sembilan variabel yang
menjadi penentu kelas sosial seseorang yaitu variabel ekonomi, variabel
interaksi, dan variabel politik. Adapun variabel ekonomi meliputi status
pekerjaan, harta benda, dan pendapatan. Variabel interaksi terdiri dari
asosiasi, prestise individu, dan sosialisasi. Sedangkan variabel politik terdiri
dari mobilitas, kesadaran kelas serta kekuasaan.

D. Pengukuran Kelas Sosial


Kelas sosial dapat diukur dengan metode penelitian pemasaran, metode
pengukuran dan pendeskripsian kelas sosial, pekerjaan, indeks variabel tunggal,
dan indeks item ganda. Pertama, metode penelitian pemasaran didalamnya
terdapat metode yang menggunakan survei terhadap orang yang diminta untuk
meningkatkan prestise orang- orang dalam berbagai pekerjaan. Selain itu, terdapat
metode ukuran objektif seperti pendapatan kelompok pekerjaan. Kedua, metode
pengukuran dan pendeskripsian kelas sosial ialah dengan cara dilakukan
pendekatan subjektif jika melibatkan laporan oleh individu mengenai persepsi
mereka terhada orang lain. Hal ini, berangkali ditafsirkan secara tambahan oleh
wawasan subjektif atau dari para peneliti. Pendekatan objektif yang didasarkan
pada metode penelitian ialah melibatkan variabel kuantitatif dari ukuran status
4
Binti maunah
sosioekonomi seperti respek, kehormatan serta pekerjaan. Ketiga, pekerjaan
merupakan indikator tunggal terbaik dan terdapat metode reputasi didalamnya
ditentukan orang lain dari luar lingkungannya. Metode reputasi melibatkan
pengajuan pertanyaan pada orang-orang untuk menentukan prestise orang lain
atau peringkat posisi sosial. Contoh, Andi bertanya kepada nita “ apa pekerjaanmu
nita?”, secara tidak langsung pertanyaan andi kepada nita menunjukkan kelas
sosial nita. Keempat, indeks variabel tunggal. Kelima, indeks ganda
mengabungkan beberapa indikator kelas sosial kedalam satu indeks yang
memberikan ukuran status sosial yang lebih kaya.suatu skor tambahan
ditambahkan baik untuk kategori pendidikan maupun tingkat pendapatan
responden. Skor tersebut didasarkan pada data sensus dan daat diperbarui untuk
merefleksikan kenaikan inflasi terhadap pendapatan. Ketiga skor (pekerjaan,
pendapatan, pendidikan) kemudian diringkas dan dibagi dengan angka 3 untuk
memberikan skor SES item ganda. Hal tersebut memberikan skor kelas sosial
numeris yang mudah digunakan yang kemudian dapat dihubungkan dengan
pembelian produk dan variabel lain yang menarik untuk para peneliti pemasaran.5

E. Perubahan Kelas Sosial


Seiring dengan berjalannya waktu, akan ada perubahan yang terjadi.
Bahkan perubahan bisa terjadi dalam berbagai hal, salah satunya adalah dalam
tatanan atau struktur masyarakat. Struktur adalah pola hubungan yang terjalin
antarelemen di masyarakat yang akan berdampak pada perubahan pola pikir yang
menjadi lebih inovatif, sikap yang berkembang, dan juga perubahan kehidupan
sosial sehingga memperoleh yang lebih baik dari sebelumnya. Inilah yang disebut
dengan perubahan sosial.
Perubahan yang ada di dalam masyarakat bisa dikenali dengan melakukan
perbandingan dan menilai kondisi masyarakat di suatu waktu terhadap waktu
lainnya. Ada perubahan yang berlangsung cepat dan ada pula yang berlangsung
lambat.
Selama ada interaksi antar masyarakat, perubahan akan terus terjadi, ada
banyak unsur yang akan dipengaruhi mulai dari unsur ekonomi, kebudayaan,
5
Nugroho, Perilku Konsumen Perspektif pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen…………
geografis, dan juga biologis. Perubahan diperlukan agar dapat menyesuaikan
dengan perkembangan zaman yang semakin dinamis.
Dalam buku Sociological Writings, perubahan sosial budaya menurut Max
Weber adalah perubahan situasi dalam masyarakat sebagai akibat dari adanya
ketidaksesuaian unsur-unsur di dalamnya. Menurut Selo Soemardjan, perubahan
sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu
masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosial, seperti nilai-nilai, sikap, dan pola
perilaku di antara kelompok dalam masyarakat. Sedangkan menurut William
Kornblum Perubahan sosial budaya adalah perubahan suatu budaya secara
bertahap dalam jangka waktu yang lama.6

F. Pemasaran Pada Segmen Pasar Berdasakan Kelas Sosial


Masalah Market segmentation (pemangsaan pasar) sering kali
penerapannya pada kelas sosial, proses mendefinisikan kelompok pelanggan yang
membuat tawaran yang kuat secara khusus untuk mereka serta pelanggan yang
homogen. Pemangsaan pasar merasakan bahwa kelas sosial termasuk konsep yang
berguna. Pemangsaan pasar mempunyai prosedur untuk menentukan kelas sosial
yaitu identifikasi pemakaian kelas sosial dari produk. Kemudian dilakukan
perbandingan variabel kelas sosial untuk pemangsaan degan variabel lain seperti
pendapatan dan siklus hidup. Setelah itu, dideskripsikan karakteristk kelas sosial
yang diidentifikasi didalam target pasar. Kemudian yang terakhir melakukan
perkembangan program pemasaran untuk memaksimumkan keefektifan bauran
pemasaran yang didasarkan pada konsistensi dengan sifat sosial.
Informasi spesifik produk dan profil umum merupakan 2 jenis varian yang
dapat mendeskripsikan pangsa pasar kelas sosial. Seorang pemasar dapat
mengembangkan program pemasaran yang komprehensif dengan menganalisa
pangsa pasar berdasarkan profil sosioekonomi supaya cocok dengan karakteristik
sosiokonomi dari target pasar. Hal tersebut akan mencakup strategi kreatif,
penetapan harga, strategi media, sifat produk, dan saluran distribusi.

6
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/ciri-ciri-perubahan-sosial-dan-contohnya-di-sekitar-
kita-5295/
Kelas sosial lebih unggul dalam pemangsaan pasar dari pada pendapatan.
Namun, kombinasi pendapatan dan kelas sosial akan sangat bagus sekali untuk
menentukan pasar khususnya busana dan Make-up. Sebaiknya, kita tidak boleh
mengharapkan perbedaan kelas-kelas sosial sebagaimana sebanyak perbedaan
subtil dalam konsumsi produk.7

G. Nilai-Nilai Individu
Pola yang dapat dilihat dari nilai individu adalah perubahan perilaku dan
alasan seseorang dalam membelanjakan uang atau sumber daya yang mereka
kelola dan mereka miliki. Semakin tinggi mereka menilai dari suatu barang dan
jasa terhadap kehidupan, maka akan semakin tinggi pula apresiasi mereka dalam
memandang barang dan jasa tersebut dari segi konsumsi.
Orientasi nilai yang tercermin dalam sikap mempunyai peranan penting
dalam setiap tindakan manusia. Sikap merupakan disposisi atau kesiapan yang ada
pada diri manusia untuk bertindak atau berbuat. Nilai merupakan pola perhatian
dalam hidup baik secara individu maupun secara kelompok. Setiap individu atau
kelompok biasanya memiliki nilai tertentu yang mungkin berbeda dengan
individu atau kelompok lainnya. Nilai merupakan pendukung dasar dari sikap dan
merupakan disposisi yang dapat mengarahkan perbuatan. Nilai merupakan sikap
yang sifatnya masih sangat general dan berkaitan erat dengan apa yang diinginkan
seseorang.8
Nilai merupakan suatu konsepsi, berarti nilai itu menunjukkan suatu
susunan yang sesuai dengan adat dan struktur masyarakat. Bukan berarti nilai itu
dapat dilihat melalui adat, tetapi adat seakan-akan merupakan sebagian
manifestasi dari nilai yang dianut oleh masyarakat. Tindakan atau perbuatan
manusia mempunyai hubungan yang konsisten dengan nilai yang dianutnya. Nilai
banyak didasarkan pada kegunaan sesuatu dengan pertimbangan kognitif dan
bukan melalui pertimbangan emosi atau afeksi. Nilai merupakan bentuk dasar
bagi sebagian besar sikap situasional yang spesifik dan konsekuensinya nilai

7
Nugroho, Perilku Konsumen Perspektif pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen…………
8
Abdul Hadi Hari, Peran Nilai-Nilai Personal (Personal Values) Terhadap Sikap Konsumen,
Magistra No. 92 Th. XXVII Juni 2015
mempengaruhi perilaku. Nilai sebagai suatu pertimbangan yang konkrit atau
eksistensial, juga merupakan suatu kecenderungan yang mendorong perbuatan
individu. Nilai bukan merupakan referensi mutlak bagi individu, tetapi merupakan
suatu kecenderungan atau pertimbangan yang dirasakan dan dianggap sebagai
sesuatu yang dapat ditentukan secara moral, dengan melihat alasan atau ketentuan
estetika.

H. Konsep Gaya Hidup dan Pengukurannya


Menurut Plummer berpendapat bahwa gaya hidup merupakan sebagai cara
hidup individu yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu
mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya
(ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya (opini).9
Menurut kotler gaya hidup merupakan jati diri seseorang yang berinteraksi dengan
lingkungannya. Gaya hidup relatif permanen sebab gaya hidup tidak cepat
berubah, namun gaya hidup masyarakat yang satu dengan yang lainnya berbeda
sesuai dengan kebiasaan mereka.10
Gaya hidup berawal dari apa yang ada didalam alam pikir yang cenderung
berbaur dengan psikologis dan emosi konsumen, sehingga menimbulkan suatu
perilaku konsumen. Faktor demografis dan psikografis merupakan faktor utama
pembentuk gaya hidup. Hal itu melalui konsep dan teori gaya hidup. adapun
contoh faktor demografis yaitu pekerjaan, jenis kelamin, dan melalui usia.
Sedangkan untuk faktor psikografis lebih kompleks karena indikator penyusunnya
dari karakteristik konsumen langsung. 11
Gaya hidup konsumen sehari-hari bisa di evaluasi melalui cara sebagai
berikut:
1. Apa yang mereka rasakan
2. Bagaimana opini mereka terhadap berbagai fakta kehidupan
3. Bagaimana sikap mereka terhadap berbagai fakta kehidupan

9
Joseph Plummer, Konsep dan Penerapan Gaya Hidup, Segmentasi. Jurnal Pemasaran, 1974, hal
38
10
K. Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2009), hal 65
11
marthin
Suatu kelompok mempunyai identitas yaitu gaya hidup. gaya hidup
masing-masing kelompok mempunyai ciri-ciri tersendiri. Usaha-usaha pemasar
dalam menjual produkya sangat relevan dengan gaya hidup mereka. Gaya hidup
dapat berubah melalui perubahan selera, perilaku pembelian dan kebiasaan. Para
pemasar dapat memamfaatkan perubahan gaya hidup konsumen. Seperti, gaya
hidup pada masa pandemi Covid-19 sekarang orang indonesia lebih banyak
mementingkan kesehatan dan ketahanan tubuh dari serangan virus, maka pemasar
memasang iklan produk-produk yang bervitamin khusunya vitamin-C, didalam
iklan tersebut modelnya menggunakan masker yang merupakan protokol
kesehatan. Hal ini, dilakukan sebab gaya hidup konsumen mengalami perubahan.
Adapun pengukuran gaya hidup ditinjau dari aspek nilai kultural yaitu
sebagai berikut:
1. Outer directed
Gaya hidup konsumen jika membeli product harus sesuai dengan norma dan
nilai-nilai tradisional yag telah terbentuk
2. Inner directed
Gaya hidup konsumen jika membeli product untuk memenui keinginan dari
dalam dirinya untuk memiliki sesuatu serta tidak memikirkan norma budaya
yang terjadi saat itu
3. Need driven
Gaya hidup konsumen yang membeli sesuatu berdasarkan kebutuhan bukan
keinginan berbagai pilihan yang tersedia
Gaya hidup konsumen dapat digunakan pemasar untuk melakukan
segmentasi pasar sasaran. kelompok konsumen yang mengonsumsi kesehatan dan
kebutuhan gizinya terpenuhi menjadi segmentasi pasar bagi produsen produk
jamu. Gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam memposisikan produk di
pasar dengan menggunakan iklan. Seperti contoh iklan jamu kiranti diposisikan
yang bisa dikonsumsi untuk perempuan remaja dan dewasa.
Selain itu, jika pemasar telah mengetahui gaya hidup, maka pemasar dapat
menempatkan iklan produknya pada media- media yang paling cocok. Media yang
paling cocok adalah media mana yang paling banyak dibaca oleh kelompok
konsumen. Seperti produk jamu kiranti . kriteria yang paling cocok untuk iklan
ialah media yang sering dibaca oleh perempuan yang suka kesehatan dan dari
kalangan mana, dan berasal dari kelas sosial mana. Kemudian pemasar
mengetahui gaya hidup konsumen. Biasanya pemasar bisa mengembangkan
produk sesuai dengan gaya hidup mereka. Seperti di era mellineal sekarang para
wanita muda banyak menginginkan wajah bersih dan glowing, maka pemasar
dapat mengembangkan produk jamu yang dapat menyehatkan sekaligus dengan
kandungan jamu yang bisa membuat kulit bersih dan glowing seperti yang
dilakukan oleh produk NASA.
Perilku konsumen dapat diamati dan diukur dengan sistem AIO (Activities,
Interest, and opinion) sebagai berikut:
1. Bagaimanakah mereka menggunakan waktu dalam kehidupan sehari-hari
2. Apa saja yang menjadi minat atau apa saja yang ada di sekeliling mereka
yang dianggap penting dalam kehidupan dan berinteraksi sosial
3. Bagaimana pendapat konsumen dan opininya yang memandang diri sendiri
dan terhadap dunia disekitar mereka
4. Karakteristik dasar kelompok konsumen tersebut umumnya didasarkan pada
wilayah geografi

I. Pengukuran Ganda Perilaku Individu


Perilaku individu dapat diartikan sebagai suatu sikap atau tindakan serta
segala sesuatu yang dilakukan manusia baik yang dilakukan dalam bekerja
maupun diluar pekerjaan seperti berbicara, bertukar pendapat, berjalan dan
sebagainya. Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda, sehingga
setiap manusia mempunyai keunikan-keunikan tersendiri. Oleh sebab itu antara
individu yang satu dengan yang lain pasti mempunyai perbedaan-perbedaan.
Jemes F. Engel menyatakan bahwa perilaku konsumen di definisikan
sebagai tindakan tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha
memperoleh dan mengunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses
pengambilan keputusan ysng mendahului dan menentukan tindakan-tindakan
tersebut.12 Menurut David L. Loundon dan Albert J. Della Betta, mengemukakan
12
James, Perilaku Konsumen, (Illinois: The Dryden Press, 1968), hal 8
bahwa perilaku konsumen dapat di definisikan sebagai proses pengambilan
keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang di libatkan dalam proses
mengevaluasi, memperoleh, mengunakan atau dapat mengunakan barang-barang
dan jasa.13
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkaan bahwa perilaku
konsumen adalah tindakan-tindakan yang di lakukan oleh individu, kelompok atau
organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam
mendapatkan, mengunakan barang-baarang atau jasa-jasa ekonomis yang dapat di
pengaruhi lingkungan.
Sedangkan Pengukuran ganda perilaku individu digunakan di dalam
analisis perilaku konsumen. Kepribadian mempunyai efek atas pembelian, namun
gaya hidup memliki efek yang lebih besar. Tentu saja sumber daya seperti
pendapatan dan waktu juga memberikan efek yang penting. Ancaman elektrik
terhadap gaya hidup adalah yang paling praktis untuk mengembangkan strategi
pemasaran. Tujuannya adalah mengerti konsumen sebaik mungkin.

13
David dan Albert, Perilaku Konsumen, (New York: Perusahaan Buku, 1984), hal 23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

J. Setiadi, Nugroho. Perilku Konsumen Perspektif pada Motif, Tujuan, dan


Keinginan Konsumen. Jakarta: Prenadamedia Grub, 2019.
Hari Hadi Abdul, 2015, Peran Nilai-Nilai Personal (Personal Values) Terhadap
Sikap Konsumen, Magistra No. 92 Th. XXVII Juni
Plummer Joseph, 1974, Konsep dan Penerapan Gaya Hidup, Segmentasi. Jurnal
Pemasaran
Kotler K., 2009, Manajemen Pemasaran, Jakarta: Erlangga
James, 1968, Perilaku Konsumen, Illinois: The Dryden Press
Albert dan David, 1984, Perilaku Konsumen, New York: Perusahaan Buku
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/ciri-ciri-perubahan-sosial-dan-
contohnya-di-sekitar-kita-5295/

Anda mungkin juga menyukai