Kelompok 4 :
2. KELOMPOK SOSIAL
A. Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok sosial adalah kumpulan individu yang saling
berinteraksi dan memiliki hubungan timbal balik. Sementara menurut
Horton dan Chester L. Hunt Istilah kelompok sosial diartikan sebagai
kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan
saling berinteraksi. Ronald L. Warent berpendapat bahwa satu
kelompok sosial meliputi sejumlah manusia yang berinteraksi dan
memiliki pola interaksi yang dapat dipahami oleh para anggotanya
secara keseluruhan.
3. KELOMPOK REFERENSI
A. Pengertian Kelompok Referensi
Menurut Sumarwan (2003), kelompok referensi (preference group)
adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata
mempengaruhi seseorang. Sedangkan menurut Kotler dan Keller
(2000), kelompok referensi sebagai kelompok yang mempunyai
pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap dan perilaku
seseorang. Dan menurut Herbet H. Hyman, kelompok referensi
didefinisikan sebagai orang atau kelompok orang yang mempengaruhi
secara bermakna suatu perilaku individu.
Kelompok referensi merupakan hal yang sangat penting dan ide
yang berpengaruh besar dalam Perilaku konsumen. Sebab, kelompok
referensi adalah setiap orang atau kelompok yang dianggap sebagi
perbandingan (referensi) bagi seseorang dalam membentuk nilai-nilai
umum atau khusus, atau dalam berperilaku. Dari perspektif pemasaran,
kelompok referensi merupakan kelompok yang dianggap sebagai dasar
referensi bagi seseorang dalam menentukan keputusan pembelian atau
konsumsi mereka.
B. Jenis Kelompok Referensi
Sumarwan (2003) menggolongkan kelompok referensi berdasarkan
posisi dan fungsinya:
1. Kelompok Formal, yaitu kelompok yang memiliki struktur
organisasi secara tertulis dan keanggotaannya terdaftar secara
resmi. Contohnya, Serikat Pekerja Indonesia, Universitas dan lain-
lain.
2. Kelompok Informal, yaitu kelompok yang tidak memiliki struktur
organisasi secara tertulis dan keanggotaannya tidak terdaftar secara
resmi. Contohnya, kelompok bermain futsal, kelompok arisan dan
lain-lain.
3. Kelompok Aspirasi, yaitu kelompok yang memperlihatkan
keinginan untuk mengikuti norma, nilai, maupun perilaku dari
orang lain yang dijadikan kelompok acuan. Anggota kelompok
aspirasi tidak harus menjadi anggota dalam kelompok referensinya,
atau antar anggota aspirasi tidak harus menjadi anggota kelompok
referensinya dan saling berkomunikasi. Contoh, anak-anak muda
yang mengikuti gaya berpakaian para selebriti Korea atau Amerika.
4. Kelompok Disosiasi, yaitu seseorang atau kelompok yang berusaha
menghindari asosiasi dengan kelompok referensi.
2. Pengaruh Nilai-ekspresif
Kelompok rujukan juga dapat melaksanakan fungsi nilai-ekspresif,
di mana suatu kebutuhan akan hubungan psikologis dengan suatu
kelompok tampak jelas dengan penerimaan norma, nilai, atau
perilaku kelompok tersebut dan respons penyesuaian diri dibuat,
walaupun tidak ada motivasi untuk menjadi seorang anggota.
Sederhananya adalahketika seorang individu kelompok
menggunakan norma dan nilai-nilai dianggap sebagai panduan bagi
sikap mereka sendiri atau nilai-nilai.
3. Pengaruh Informasi
Konsumen kerap menerima opini orang lain sewaktu memberikan
bukti yang dapat dipercaya dan dibutuhkan mengenai realitas.
Perilaku dan pendapat kelompok referensi digunakan sebagai
berguna potongan informasi yang berpotensi.
D. Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Pengaruh Kelompok Acuan
Referensi
Besar kecilnya pengaruh yang dibrikan oleh kelompok acuan
terhadap perilaku individu biasanya tergantung dari sifat-sifat dasar
individu, produk yang ditawarkan, juga pada faktor-faktor social yang
spesifik.
1. Informasi tentang produk dan pengalaman menggunakan produk
tersebut Seseorang yang telah pengalaman langsung dengan
produk atau jasa, memperoleh informasi lengkap tentang hal itu,
mungkin dipengaruhi oleh saran atau contoh orang lain. Dalam
iklan hampir selalu ditampilkan bahwa si sumber komunikasi, yang
adalah kelompok acuan, memang sudah pernah
menggunakan/mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan
dan mereka puas.